Anda di halaman 1dari 5

Sistem Konstitusi

A. Pengertian Konstitusi

Konstitusi (bahasa Latin: constituante) atau Undang-undang Dasar atau disingkat UUD dalam negara
adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara—biasanya
dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci, melainkan
hanya menjabarkan prinsip-prinsip yang menjadi dasar bagi peraturan-peraturan lainnya. Dalam kasus
bentukan negara, konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas politik dan hukum. Istilah ini
merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi nasional sebagai prinsip-prinsip dasar politik,
prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam bentukan struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban
pemerintahan negara pada umumnya. Konstitusi umumnya merujuk pada penjaminan hak kepada
warga masyarakatnya. Istilah konstitusi dapat diterapkan kepada seluruh hukum yang mendefinisikan
fungsi pemerintahan negara.

Konstitusi merupakan dokumen sosial dan politik bangsa Indonesia yang memuatkonstitusi dasar
tatanan bernegara. Di samping itu, konstitusi juga merupakan dokumenhukum yang kemudian dipelajari
secara khusus menjadi hukum konstitusi (hukum tatanegara) yang merupakan hukum yang mendasari
seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pendapat lain mengatakan bahwa arti konstitusi adalah adalah dokumen yang di dalamnya terdapat
aturan-aturan untuk menjalankan suatu organisasi pemerintahan. Dalam hal ini, konstitusi tidak selalu
berupa dokumen tertulis, tapi dapat juga berupa kesepakatan politik, negara, kekuasaan, pengambilan
keputusan, kebijakan dan distribusi maupun alokasi.

Dalam ketatanegaraan Republik Indonesia, konstitusi dapat diartikan sebagai Undang-Undang Dasar
(UUD). Dalam hal ini, UUD dianggap sebagai peraturan dasar dimana di dalamnya terdapat ketentuan-
ketentuan pokok yang menjadi sumber perundang-undangan di Indonesia.

Pengertian Konstitusi Menurut Para Ahli

1. K. C. Wheare

Menurut K. C. Wheare, pengertian konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraaan suatu negara
yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur/ memerintah dalam pemerintahan suatu
negara.

2. Richard S. Kay

Menurut Richard S. Kay, pengertian konstitusi adalah pelaksanaan dari aturan-aturan hukum atau rule of
law dalam hubungan masa masyarakat dengan pemerintahan. Konstitualisme menciptakan situasi yang
dapat memupuk rasa aman sebab adanya batasan pada wewenang pemerintah yang sudah diharuskan
lebih awal.

3. Herman Heller
Menurut Herman Heller, arti konstitusi lebih luas daripada Undang-Undang Dasar (UUD). Konstitusi itu
tidak hanya bersifat yuridis tetapi juga sosiologis dan politis, kedudukan dan ikatannya.

 Berdasarkan fungsi politik dan sosiologi, konstitusi adalah sebuah aturan yang mengatur semua
aspek kehidupna politik dan sosiologi dalam masyarakat. Konstitusi ini mengatur bagaimana
cara kekuasaan menjalankan pemerintahannya dan masyarakat dalam bernegara.
 Berdasarkan fungsi yuridis, konstitusi adalah sebuah aturan yang mengatur masyarakat suatu
negara untuk bersatu dalam satu negara. Masyarakat yang mungkin saja berbeda, dapat bersatu
secara hukum dan satu wilayah untuk mencapai tujuan bersama. Konstitusi adalah wilayah
hukum yang harus dipatuhi oleh semua warga negara.
 Berdasarkan kedudukannya, konstitusi adalah undang-undang yang secara resmi diakui oleh
sebuah negara. Konstitusi ini berarti juga konstitusi tertulis seperti kebanyakan pemahaman
orang. Konstitusi merupakan sumber hukum dan undang-undang tertinggi dalam satu negara.
 Berdasarkan ikatannya, konstitusi adalah aturan yang mengikat setiap kekuasaan pemerintahan
dan warga negara yang ada di dalamnya, serta orang atau negara lain yang tidak termasuk
negara tersebut untuk mengakui kedaulatan suatu negara. Di sini konstitusi berlaku sebagai
pernyataan terbentuknya sebuah negara baru yang harus diakui.

4. E. C. Wade

Menurut E.C. Wade, pengertian konstitusi adalah suatu naskah yang memaparkan rangka dan tugas
pokok dari badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan tersebut.

5. Miriam Budiarjo

Menurut Miriam Budiarjo, pengertian konstitusi adalah keseluruhan peraturan, baik yang tertulis
maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara-cara bagaimana suatu pemerintah
diselenggarakan dalam suatu masyarakat.

6. Chairul Anwar

Menurut Choirul Anwar, arti konstitusi adalah fundamental law tentang pemerintahan suatu negara dan
nilai-nilai fundamentalnya.

Tujuan Konstitusi

Tujuan dibuatnya konstitusi adalah untuk mengatur jalannya kekuasaan dengan jalan membatasinya
melalui aturan untuk menghindari terjadinya kesewenangan yang dilakukan penguasa terhadap
rakyatnya serta memberikan arahan kepada penguasa untuk mewujudkan tujuan Negara.

Secara umum, terdapat tiga tujuan konstitusi dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pemerintahan.
Adapun tujuan konstitusi adalah sebagai berikut:
1. Membuat batasan kekuasaan bagi penyelenggara negara agar tidak bertindak sewenang-
wenang. Dalam hal ini, konstitusi membatasi kekuasaan penguasa sehingga tidak melakukan
tindakan yang merugikan masyarakat banyak.
2. Konstitusi juga bertujuan untuk memberikan perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM).
Dengan adanya konstitusi maka setiap penguasa dan masyarakat wajib menghormati HAM dan
berhak mendapatkan perlindungan dalam melakukan haknya.
3. Konstitusi juga bertujuan untuk memberikan pedoman bagi penyelenggara negara agar negara
dapat berdiri dengan kokoh.

C.F Strong menyatakan bahwa pada prinsipnya tujuan konstitusi adalah untuk membatasi kewenangan
tindakan pemerintah, untuk menjamin hak-hak yang diperintah dan merumuskan pelaksanaan
kekuasaan yang berdaulat. Oleh karena itu setiap konstitusi senantiasa memiliki dua tujuan, yaitu
(Utomo, 2007:12):

1. Untuk memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap kekuasaan politik.


2. Untuk membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak para penguasa serta menetapkan batas-
batas kekuasaan bagi penguasa.

3. Tujuan dibuatnya konstitusi adalah untuk mengatur jalannya kekuasaan dengan jalan
membatasinya melalui aturan untuk menghindari terjadinya kesewenangan yang dilakukan
penguasa terhadap rakyatnya serta memberikan arahan kepada penguasa untuk mewujudkan
tujuan Negara.

Fungsi Konstitusi

Setelah mengetahui tujuannya, tentunya kita juga perlu mengetahui fungsi dan peranan konstitusi pada
suatu negara. Adapun fungsi konstitusi adalah sebagai berikut:

1. Sebagai sumber hukum tertinggi.


2. Sebagai alat untuk membatasi kekuasaan penyelenggaran negara.
3. Sebagai pelindung hak asasi manusia dan kebebasan rakyat di dalam suatu negara.
4. Sebagai piagam lahirnya suatu negara.
5. Sebagai sarana untuk mengendalikan masyarakat.
6. Sebagai simbol persatuan rakyat suatu negara.
7. Sebagai rujukan identitas dan lambang negara.

Menurut Henc Van Maarseven (Harahap, 2008:179) bahwa konstitusi berfungsi menjawab berbagai
persoalan pokok negara dan masyarakat, yaitu:

1. Konstitusi menjadi hukum dasar suatu negara.


2. Konstitusi harus merupakan sekumpulan aturan-aturan dasar yang menetapkan lembaga-
lembaga penting negara.
3. Konstitusi melakukan pengaturan kekuasaan dan hubungan keterkaitannya.
4. Konstitusi mengatur hak-hak dasar dan kewajiban-kewajiban warga negara dan pemerintah,
baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama.
5. Konstitusi harus mengatur dan membatasi kekuasaan negara dan lembaga-lembaga-nya.
6. Konstitusi merupakan ideologi elit penguasa.
7. Konstitusi menentukan hubungan materiil antara negara dan masyarakat.

Keberadaan konstitusi tidak dapat dilepaskan dengan keberadaan negara. Konstitusi ditempatkan pada
posisi ter-atas yang menjadi pedoman untuk jalanya sebuah negara dan mencapai tujuan bersama
warga negara. Adapun Fungsi konstitusi, baik tertulis maupun tidak tertulis adalah sebagai berikut
(Asshiddiqie, 2006:122):

1) Fungsi penentu dan pembatas kekuasaan organ negara.


2) Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara.
3) Fungsi pengatur hubungan antar organ negara dengan warga negara.
4) Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara atau pun kegiatan
penyelenggaraan kekuasaan negara.
5) Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli (yang dalam sistem
demokrasi adalah rakyat) kepada organ negara.
6) Fungsi simbolik sebagai pemersatu.
7) Fungsi simbolik sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan.
8) Fungsi simbolik sebagai pusat upacara.
9) Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat, baik dalam arti sempit hanya dibidang politik
maupun dalam arti luas yang mencakup sosial dan ekonomi.
10) Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat (social engineering dan social
reform), baik dalam arti sempit atau pun luas.

Jenis-jenis Konstitusi

K.C. Wheare (1975) membagi konstitusi menjadi empat jenis, yaitu sebagai berikut:

a. Konstitusi tertulis dan konstitusi tidak dalam bentuk tertulis. Konstitusi tertulis adalah suatu
konstitusi (UUD) yang dituangkan dalam dokumen formal. Sedangkan konstitusi yang bukan
dalam bentuk tertulis adalah suatu konstitusi yang tidak dituangkan dalam dokumen formal,
contohnya konstitusi yang berlaku di Inggris, Israel, New Zaeland.
b. Konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid. Konstitusi fleksibel bersifat elastis, diumumkan dan
diubah dengan cara yang sama seperti undang-undang. Sedangkan konstitusi rigid mempunyai
kedudukan dan derajat yang jauh lebih tinggi dari peraturan perundang-undangan yang lain,
hanya dapat diubah dengan cara yang khusus atau istimewa atau dengan persyaratan yang
berat.
c. Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajat tidak derajat tinggi. Konstitusi derajat tinggi
adalah suatu konstitusi yang mempunyai kedudukan tertinggi dalam negara. Sedangkan
konstitusi derajat tidak derajat tinggi adalah suatu konstitusi yang tidak mempunyai kedudukan
seperti derajat tinggi, sehingga persyaratan mengubah konstitusi ini tidak sesulit mengubah
konstitusi derajat tinggi, melainkan sama dengan pengubahan undang-undang.
d. Konstitusi Negara Serikat dan Negara Kesatuan. Negara serikat didapatkan sistem pembagian
kekuasaan antara pemerintah negara serikat dengan pemerintah negara bagian. Pembagian
tersebut diatur dalam konstitusinya atau undang-undang dasar. Dalam negara kesatuan
pembagian kekuasaan tersebut tidak dijumpai, karena seluruh kekuasaannya tersentralkan di
pemerintah pusat, walaupun dikenal juga dalam desentralisasi.
e. Konstitusi Pemerintahan Presidensial dan pemerintahan Parlementer.

Kesimpulan

Konstitusi dalam arti sempit adalah norma hukum yang membatasi kekuasaan satu negara. Norma
hukum yang harus ditaati semua lembaga negara yang ada agar tidak terjadi penyalahgunaan
kekuasaan. Konstitusi dalam arti luas adalah norma hukum yang membatasi kekuasaan negara sekaligus
membatasi kehidupan masyarakat yang berada dalam masyarakat tersebut. Selain aparatur negara yang
dibatasi kekuasaannya, masyarakat juga mempunyai batasan agar negara tetap berdiri tegak,
kedaulatan negara terjamin, serta keamanan dan ketertiban tercipta.

Anda mungkin juga menyukai