Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan
mengenai mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, dengan judu “ NEGARA DAN KONSTITUSI”.

Dengan materi kuliah ini kami diharapkan mahasiswa mampu untuk memahami makna
dari Negara dan konstitusi di Indonesia. Dengan demikian, kami sadar materi ini terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun dari berbagai pihak, agar bisa menjadi lebih baik lagi.

Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna bagi
pembacanya, terutama mahasiswa, supaya bisa memahami pengertian negara dan konstitusi,
karena kita adalah penerus Bangsa Indonesia.

Penulis

Kelompok 2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang...................................................................................................

1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................

1.3. Tujuan................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Negara..............................................................................................

2.2 Pengertian Konstitusi........................................................................................

2.3 Tujuan Konstitusi.......................................................................................

2.4 Fungsi Konstitusi.......................................................................................

2.5 Jenis-jenis Konstitusi.......................................................................................

2.6 Unsur-unsur Konstitusi.......................................................................................

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1.Simpulan..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberadaan UUD 1945 yang selama ini disakralkan, dan tidak boleh diubah kini telah mengalami
beberapa perubahan. Tuntutan perubahan terhadap UUD 1945 itu pada hakekatnya merupakan
tuntutan bagi adanya penataan ulang terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Atau dengan kata
lain sebagai upaya memulai “kontrak sosial” baru antara warga negara dengan negara menuju apa yang
dicita-citakan bersama yang dituangkan dalam sebuah peraturan dasar (konstitusi). Perubahan
konstitusi ini menginginkan pula adanya perubahan sistem dan kondisi negara yang otoritarian menuju
kearah sistem yang demokratis dengan relasi lembaga negara yang seimbang. Dengan demikian
perubahan konstititusi menjadi suatu agenda yang tidak bisa diabaikan. Hal ini menjadi suatu keharusan
dan amat menentukan bagi jalannya demokratisasi suatu bangsa. Realitas yang berkembang kemudian
memang telah menunjukkan adanya komitmen bersama dalam setiap elemen masyarakat untuk
mengamandemen UUD 1945.

Bagaimana cara mewujudkan komitmen itu dan siapa yang berwenang melakukannya serta dalam
situasi seperti apa perubahan itu terjadi, menjadikan suatu bagian yang menarik dan terpenting dari
proses perubahan konstitusi itu. Karena dari sini akan dapat terlihat apakah hasil dicapai telah
merepresentasikan kehendak warga masyarakat, dan apakah telah menentukan bagi pembentukan
wajah Indonesia kedepan. Wajah Indonesia yang demokratis dan pluralistis, sesuai dengan nilai keadilan
sosial, kesejahteraan rakyat dan kemanusiaan. Dengan melihat kembali dari hasil-hasil perubahan itu,
kita akan dapat dinilai apakah rumusan-rumusan perubahan yang dihasilkan memang dapat dikatakan
lebih baik dan sempurna.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah pengertian negara itu?

1.2.2 Apakah pengertian konstitusi itu?

1.2.3 Apa saja tujuan konstitusi?

1.2.4 Apa saja fungsi konstitusi?

1.2.5 Apa saja jenis-jenis yang ada dalam konstitusi?

1.2.6 Apa saja unsur-unsur konstitusi?

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui pentingnya konstitusi dalam negara

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Negara

Negara merupakaan salah satu bentuk organisasi yang ada dalam kehidupan masyarakat. Pada
prinsipnya setiaap warga mayaraka menjadi anggota dari suatu negara dan harus tunduk pada
kekuasaan negara. Melalui kehidupan bernegara dengan pemerintah yang ada di dalamnya, masarakat
ingin mewujutkan tujuan tujuan tertentu sepertti teerwujudnya kertentaraman, ketertiban, dan
kesejahteraan masyrakat. Agar pemerintah suatu negara memiliki kekuasaan untuk mengatur
kehidupan masayakat tidak bertindak seenaknya, maka ada system aturan tersebut menggambarakan
suatu hierakhi atau pertindakan dalam aturan yang paliing tinggi tingkatanya sampai pada aturan yang
paling rendah.

Negara Dan Konstitusi

Negara dan konstitusi adalah dwitunggal. Jika diibaratkan bangunan, negara sebagai pilar-pilar atau
tembok tidak bisa berdiri kokoh tanpa pondasi yang kuat, yaitu konstitusi Indonesia. Hampir setiap
negara mempunyai konstitusi, terlepas dari apakah konstitusi tersebut telah dilaksanakan dengan
optimal atau belum.

Hubungan antara dasar negara dan konstitusi nampak pada gagasan dasar, cita-cita dan tujuan negara
yang terdapat dalam pembukaan UUD suatu negara. Keterkaitan dasar negara dengan konstitusi bahwa
konstitusi mengandung pokok-pokok pikiran dasar negara yang diwujudkan dalam bentuk pasal-pasal.

Keterkaitanya dapat dilihat dari dasar negara yang berkedudukan sebagai norma hukum tertinggi negara
dan menjadi sumber bagi pembentukan norma-norma hukum di bawahnya, salah satunya adalah
konstitusi.

2.1.1 Pengertian Bangsa dan Negara

Suatu kelompok manusia yang dianggap memiliki identitas bersama, dan mempunyai kesamaan bahasa,
agama, budaya, dan sejarah. Dalam pengertian lainnya, bangsa adalah sekelompok manusia yang
dipersatukan karena memiliki persamaan sejarah dan cita-cita yang mana mereka terikat di dalam satu
tanah air. Sedangkan, pengertian bangsa dalam arti sosiologis/antropologis adalah perkumpulan orang
yang saling membutuhkan dan berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama dalam suatu wilayah
Sedangkan, dalam arti politis Pengertian Bangsa adalah suatu masyarakat dalam suatu daerah yang
sama dan tunduk pada kedaulatan negara sebagai satu kekuasaan tertinggi ke luar dan ke dalam. Dalam
Insiklopedia Indonesia, dasar Negara berarti pedoman dalam mengatur kehidupan penyelenggaraan
ketatanegaraan Negara yang mencakup berbagai kehidupan. Dasar Negara yang di gunakan di Indonesia
adalah Pancasila, nilai-nilai luhur yang terkandung. Pancasila telah ada dalam kalbu bangsa jauh sebelum
Indonesia merdeka. Secara historis pengertian Negara senantiasa berkembang sesuai dengan kondisi
masyarakat pada saat ini. Pengertian tentang Negara telah banyak di definisikan oleh para ahli filsuf
Yunani Kuno, para ahli abad pertengahan, sampai abad modern. Beberapa pendapat tersebut antara
lain:

a. Pendapat Aristoteles (Schmandt, 2002), negara adalah komunitas keluarga dan kumpulan keluarga
yang sejahtera demi kehidupan yang sempurna dan berkecukupan.

b. Jean Bodin (Schmandt, 2002), negara sebagai pemerintahan yang tertata dengan baik dari beberapa
keluarga serta kepentingan bersama mereka oleh kekuasaan berdaulat.

c. Riger Soltau, (Budiardjo, 2007; Agustino, 2007; Kaelan dan Achmad Zubaidi, 2007), negara adalah alat
atau wewenang yang mengatur atau mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat.

d. Robert M. Mac Iver (Soehino,1998;Agustino,2007), negara adalah asosiasa yang menyelenggarakan


penertiban dalam suatu wilayah berdasarkan sistem hukum diselenggarakan oleh pemerintah diberi
kekuasaan memeksa.

e. Miriam Budiardjo (2007), negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah oleh
sejumlah pejabat dan berhasil menuntut dari warganya untuk ketaatan melalui kekuasaan yang sah.

2.1.2 Teori Terjadinya Negara

a. Teori Teokrasi

Menurut teori ini, negara berdasarkan kehendak Tuhan. Paham ini muncul bahwa keyakinan keagamaan
bahwa Tuanlah maha pencipta di langit dan bumi, pemegang kekuasaan tertinggi, tiada kekuasaan di
dunia ini yang tidak berasal dari tuhan, termasuk negara. Penganut teori ini Thomas Aquinas, Agustinus,
FJ. Sthal, maupun Hegel.

b. Teori Organik

Teori ini pertama kali diperkenalakan oleh tinggal di wilayah geografis saja, tapi negara harus ada ikatan
yang muncul yaitu keadilan. Negara muncul karena ada kebutuhan yang sangat banyak dan beragam.

c. Teori Perjanjian

Teori perjanjian masyarakat memandang terjadinya suatu Negara karena adanya perjanjian masyarakt.

d. Teori Kekuasaan

Menurut teori kekuasan, siapa yang berkemampuan untuk memiliki kekuasaan atau berhasil mencapai
kekuasaan, selayaknya memegangg pucuk pemerintahan.

e. Teori Kedaulatan
Teori kedaulatan rakyat memandang keberadaan Negara karena adanya kekuasaan tertinggi yang
mampu mengatur kehidupan bersama masyarakat (negara).

2.1.3 Bentuk Negara

1. Negara Kesatuan (unitaris)

Negara kesatuan adalah Negara yang tersusun tunggal, Negara yang hanya berdiri satu Negara saja,
tidak terdapat Negara dalam suatu Negara.Dalam pelaksanaan pemerintah derah di nrgara kesatuan
dapat di laksanakan dengan dua alternative system, yaitu:Sistem desantralisasi, dimana daerah-daerah
diberikan keleluasaan dan kekuasaan untuk mengurus rumah tangganya sendiri (otonomi) Sistem
sentralisasi: dimana segala sesuatu urusan dalam Negara tersebut langsung diatur an di urus oleh
pemerintah pusat, termasuk segala hal yang menyangkut pemerintahan dan kekuasaan di daerah.

2. Negara Serikat (federasi)

Negara serikat adalah Negara yang merupakan gabungan dari beberapa, kemudian menjadi negara-
negara bagian dari pada suatu Negara serkat.

2.2 Pengertian Konstitusi

Konstitusi (bahasa Latin: constituante) atau Undang-undang Dasar atau disingkat UUD dalam negara
adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara—biasanya
dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci, melainkan
hanya menjabarkan prinsip-prinsip yang menjadi dasar bagi peraturan-peraturan lainnya. Dalam kasus
bentukan negara, konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas politik dan hukum. Istilah ini
merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi nasional sebagai prinsip-prinsip dasar politik,
prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam bentukan struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban
pemerintahan negara pada umumnya. Konstitusi umumnya merujuk pada penjaminan hak kepada
warga masyarakatnya. Istilah konstitusi dapat diterapkan kepada seluruh hukum yang mendefinisikan
fungsi pemerintahan negara.

Konstitusi merupakan dokumen sosial dan politik bangsa Indonesia yang memuatkonstitusi dasar
tatanan bernegara. Di samping itu, konstitusi juga merupakan dokumenhukum yang kemudian dipelajari
secara khusus menjadi hukum konstitusi (hukum tatanegara) yang merupakan hukum yang mendasari
seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pendapat lain mengatakan bahwa arti konstitusi adalah adalah dokumen yang di dalamnya terdapat
aturan-aturan untuk menjalankan suatu organisasi pemerintahan. Dalam hal ini, konstitusi tidak selalu
berupa dokumen tertulis, tapi dapat juga berupa kesepakatan politik, negara, kekuasaan, pengambilan
keputusan, kebijakan dan distribusi maupun alokasi.

Dalam ketatanegaraan Republik Indonesia, konstitusi dapat diartikan sebagai Undang-Undang Dasar
(UUD). Dalam hal ini, UUD dianggap sebagai peraturan dasar dimana di dalamnya terdapat ketentuan-
ketentuan pokok yang menjadi sumber perundang-undangan di Indonesia.

Pengertian Konstitusi Menurut Para Ahli

1. K. C. Wheare

Menurut K. C. Wheare, pengertian konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraaan suatu negara
yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur/ memerintah dalam pemerintahan suatu
negara.

2. Richard S. Kay

Menurut Richard S. Kay, pengertian konstitusi adalah pelaksanaan dari aturan-aturan hukum atau rule of
law dalam hubungan masa masyarakat dengan pemerintahan. Konstitualisme menciptakan situasi yang
dapat memupuk rasa aman sebab adanya batasan pada wewenang pemerintah yang sudah diharuskan
lebih awal.

3. Herman Heller

Menurut Herman Heller, arti konstitusi lebih luas daripada Undang-Undang Dasar (UUD). Konstitusi itu
tidak hanya bersifat yuridis tetapi juga sosiologis dan politis, kedudukan dan ikatannya.

 Berdasarkan fungsi politik dan sosiologi, konstitusi adalah sebuah aturan yang mengatur semua
aspek kehidupna politik dan sosiologi dalam masyarakat. Konstitusi ini mengatur bagaimana
cara kekuasaan menjalankan pemerintahannya dan masyarakat dalam bernegara.

 Berdasarkan fungsi yuridis, konstitusi adalah sebuah aturan yang mengatur masyarakat suatu
negara untuk bersatu dalam satu negara. Masyarakat yang mungkin saja berbeda, dapat bersatu
secara hukum dan satu wilayah untuk mencapai tujuan bersama. Konstitusi adalah wilayah
hukum yang harus dipatuhi oleh semua warga negara.

 Berdasarkan kedudukannya, konstitusi adalah undang-undang yang secara resmi diakui oleh
sebuah negara. Konstitusi ini berarti juga konstitusi tertulis seperti kebanyakan pemahaman
orang. Konstitusi merupakan sumber hukum dan undang-undang tertinggi dalam satu negara.

 Berdasarkan ikatannya, konstitusi adalah aturan yang mengikat setiap kekuasaan pemerintahan
dan warga negara yang ada di dalamnya, serta orang atau negara lain yang tidak termasuk
negara tersebut untuk mengakui kedaulatan suatu negara. Di sini konstitusi berlaku sebagai
pernyataan terbentuknya sebuah negara baru yang harus diakui.
4. E. C. Wade

Menurut E.C. Wade, pengertian konstitusi adalah suatu naskah yang memaparkan rangka dan tugas
pokok dari badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan tersebut.

5. Miriam Budiarjo

Menurut Miriam Budiarjo, pengertian konstitusi adalah keseluruhan peraturan, baik yang tertulis
maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara-cara bagaimana suatu pemerintah
diselenggarakan dalam suatu masyarakat.

6. Chairul Anwar

Menurut Choirul Anwar, arti konstitusi adalah fundamental law tentang pemerintahan suatu negara dan
nilai-nilai fundamentalnya.

2.3 Tujuan Konstitusi

Tujuan dibuatnya konstitusi adalah untuk mengatur jalannya kekuasaan dengan jalan membatasinya
melalui aturan untuk menghindari terjadinya kesewenangan yang dilakukan penguasa terhadap
rakyatnya serta memberikan arahan kepada penguasa untuk mewujudkan tujuan Negara.

Secara umum, terdapat tiga tujuan konstitusi dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pemerintahan.
Adapun tujuan konstitusi adalah sebagai berikut:

1. Membuat batasan kekuasaan bagi penyelenggara negara agar tidak bertindak sewenang-
wenang. Dalam hal ini, konstitusi membatasi kekuasaan penguasa sehingga tidak melakukan
tindakan yang merugikan masyarakat banyak.

2. Konstitusi juga bertujuan untuk memberikan perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM).
Dengan adanya konstitusi maka setiap penguasa dan masyarakat wajib menghormati HAM dan
berhak mendapatkan perlindungan dalam melakukan haknya.

3. Konstitusi juga bertujuan untuk memberikan pedoman bagi penyelenggara negara agar negara
dapat berdiri dengan kokoh.

C.F Strong menyatakan bahwa pada prinsipnya tujuan konstitusi adalah untuk membatasi kewenangan
tindakan pemerintah, untuk menjamin hak-hak yang diperintah dan merumuskan pelaksanaan
kekuasaan yang berdaulat. Oleh karena itu setiap konstitusi senantiasa memiliki dua tujuan, yaitu
(Utomo, 2007:12):

1. Untuk memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap kekuasaan politik.

2. Untuk membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak para penguasa serta menetapkan batas-
batas kekuasaan bagi penguasa.
3. Tujuan dibuatnya konstitusi adalah untuk mengatur jalannya kekuasaan dengan jalan
membatasinya melalui aturan untuk menghindari terjadinya kesewenangan yang dilakukan
penguasa terhadap rakyatnya serta memberikan arahan kepada penguasa untuk mewujudkan
tujuan Negara.

2.4 Fungsi Konstitusi

Setelah mengetahui tujuannya, tentunya kita juga perlu mengetahui fungsi dan peranan konstitusi pada
suatu negara. Adapun fungsi konstitusi adalah sebagai berikut:

1. Sebagai sumber hukum tertinggi.

2. Sebagai alat untuk membatasi kekuasaan penyelenggaran negara.

3. Sebagai pelindung hak asasi manusia dan kebebasan rakyat di dalam suatu negara.

4. Sebagai piagam lahirnya suatu negara.

5. Sebagai sarana untuk mengendalikan masyarakat.

6. Sebagai simbol persatuan rakyat suatu negara.

7. Sebagai rujukan identitas dan lambang negara.

Menurut Henc Van Maarseven (Harahap, 2008:179) bahwa konstitusi berfungsi menjawab berbagai
persoalan pokok negara dan masyarakat, yaitu:

1. Konstitusi menjadi hukum dasar suatu negara.

2. Konstitusi harus merupakan sekumpulan aturan-aturan dasar yang menetapkan lembaga-


lembaga penting negara.

3. Konstitusi melakukan pengaturan kekuasaan dan hubungan keterkaitannya.

4. Konstitusi mengatur hak-hak dasar dan kewajiban-kewajiban warga negara dan pemerintah,
baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama.

5. Konstitusi harus mengatur dan membatasi kekuasaan negara dan lembaga-lembaga-nya.

6. Konstitusi merupakan ideologi elit penguasa.

7. Konstitusi menentukan hubungan materiil antara negara dan masyarakat.

Keberadaan konstitusi tidak dapat dilepaskan dengan keberadaan negara. Konstitusi ditempatkan pada
posisi ter-atas yang menjadi pedoman untuk jalanya sebuah negara dan mencapai tujuan bersama
warga negara. Adapun Fungsi konstitusi, baik tertulis maupun tidak tertulis adalah sebagai berikut
(Asshiddiqie, 2006:122):
1) Fungsi penentu dan pembatas kekuasaan organ negara.

2) Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara.

3) Fungsi pengatur hubungan antar organ negara dengan warga negara.

4) Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara atau pun kegiatan
penyelenggaraan kekuasaan negara.

5) Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli (yang dalam sistem
demokrasi adalah rakyat) kepada organ negara.

6) Fungsi simbolik sebagai pemersatu.

7) Fungsi simbolik sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan.

8) Fungsi simbolik sebagai pusat upacara.

9) Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat, baik dalam arti sempit hanya dibidang politik
maupun dalam arti luas yang mencakup sosial dan ekonomi.

10) Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat (social engineering dan social
reform), baik dalam arti sempit atau pun luas.

2.5 Jenis-jenis Konstitusi

K.C. Wheare (1975) membagi konstitusi menjadi empat jenis, yaitu sebagai berikut:

a. Konstitusi tertulis dan konstitusi tidak dalam bentuk tertulis. Konstitusi tertulis adalah suatu
konstitusi (UUD) yang dituangkan dalam dokumen formal. Sedangkan konstitusi yang bukan
dalam bentuk tertulis adalah suatu konstitusi yang tidak dituangkan dalam dokumen formal,
contohnya konstitusi yang berlaku di Inggris, Israel, New Zaeland.

b. Konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid. Konstitusi fleksibel bersifat elastis, diumumkan dan
diubah dengan cara yang sama seperti undang-undang. Sedangkan konstitusi rigid mempunyai
kedudukan dan derajat yang jauh lebih tinggi dari peraturan perundang-undangan yang lain,
hanya dapat diubah dengan cara yang khusus atau istimewa atau dengan persyaratan yang
berat.

c. Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajat tidak derajat tinggi. Konstitusi derajat tinggi
adalah suatu konstitusi yang mempunyai kedudukan tertinggi dalam negara. Sedangkan
konstitusi derajat tidak derajat tinggi adalah suatu konstitusi yang tidak mempunyai kedudukan
seperti derajat tinggi, sehingga persyaratan mengubah konstitusi ini tidak sesulit mengubah
konstitusi derajat tinggi, melainkan sama dengan pengubahan undang-undang.

d. Konstitusi Negara Serikat dan Negara Kesatuan. Negara serikat didapatkan sistem pembagian
kekuasaan antara pemerintah negara serikat dengan pemerintah negara bagian. Pembagian
tersebut diatur dalam konstitusinya atau undang-undang dasar. Dalam negara kesatuan
pembagian kekuasaan tersebut tidak dijumpai, karena seluruh kekuasaannya tersentralkan di
pemerintah pusat, walaupun dikenal juga dalam desentralisasi.

e. Konstitusi Pemerintahan Presidensial dan pemerintahan Parlementer.

2.6 Unsur-unsur Konstitusi

Di dalam sebuah negara, pastilah terdapat konstitusi karena konstitusi adalah hal paling fundamental
yang mengatur jalan nya sebuah pemerintahan. Selain itu konstitusi juga mengatur tugas atau
pembagian wewenang/kekuasaan diantara legislatif, eksekutif dan yudikatif. Indonesia memiliki
konstitusi yaitu Undang Undang Dasar tahun 1945, maka undang undang 1945 inilah yang menjadi
landasan atau acuan dalam menjalankan kegiatan pemerintahan. Selain itu undang undang 1945 ini
adalah sumber hukum tertinggi dari negara Indonesia. Undang-undang dasar atau konstitusi negara
tidak hanya berfungsi membatasi kekuasaan pemerintah, akan tetapi juga menggambarkan struktur
pemerintahan suatu negara.

Savornin Lohman ada 3 (tiga) unsur yang terdapat dalam konstitusi yaitu:

a. Konstitusi sebagai perwujudan perjanjian masyarakat (kontrak sosial), sehingga menurut pengertian
ini, konstitusikonstitusi yang ada merupakan hasil atau konklusi dari persepakatan masyarakat untuk
membina negara dan pemerintahan yang akan mengatur mereka.

b. Konstitusi sebagai piagam yang menjamin hak-hak asasi manusia, berarti perlindungan dan jaminan
atas hak-hak manusia dan warga negara yang sekaligus penentuan batas-batas hak dan kewajiban baik
warganya maupun alat-alat pemerintahannya.

c. Konstitusi sebagai forma regimenis, yaitu kerangka bangunan pemerintahan. (Lubis, 1982:48)
Pendapat lain dikemukakan oleh Sri Sumantri, yang menyatakan bahwa materi muatan konstitusi dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

1. Pengaturan tentang perlindungan hak asasi manusia dan warga negara,

2. Pengaturan tentang susunan ketatanegaraan suatu negara yang mendasar,

3. Pembatasan dan pembagian tugas-tugas ketatanegaraan yang juga mendasar. (Chaidir, 2007:38).

Negara yang berdasarkan konstitusi adalah negara yang kekuasaan pemerintahannya, hak-hak
rakyatnya, dan hubungan antara kekuasaan pemerintah serta hak-hak warga negaranya diatur oleh
hukum.

Substansi konstitusi suatu negara secara umum meliputi:

a) Bentuk negara,

b) Bentuk pemerintahan,
c) Alat-alat kelengkapan negara,

d) Tugas alat kelengkapan negara,

e) Hubungan tata kerja alat perlengkapan negara,

f) Hak dan kewajiban warga negara,

g) Pembagian kekuasaan negara,

h) Sistem pemerintahan negara.

Pembentukan konstitusi atau undang-undang dasar pada setiap negara berbeda-beda. Ada yang sengaja
dibentuk, ada yang secara revolusi, pemberian dari penguasa, maupun dengan cara evolusi.

1. Konstitusi yang pembentukannya sengaja dibentuk berarti pembuatan UUD dilakukan setelah negara
tersebut berdiri.

2. Konstitusi yang pembentukannya secara revolusi berarti pemerintahan yang baru terbentuk dari hasil
revolusi membuat UUD setelah mendapat persetujuan rakyat atau dengan cara permusyawaratan.

3. Konstitusi yang pembentukannya secara pemberian dari penguasa, dalam misalnya, seorang raja
memberikan UUD kepada rakyatnya atau jika seorang raja mendapat tekanan dan khawatir akan timbul
revolusi sehingga dibuatlah UUD yang dapat membatasi kekuasaan raja.

4. Konstitusi yang pembentukannya secara evolusi berarti pembuatan UUD didasarkan pada adanya
perubahan-perubahan secara perlahan-lahan sehingga UUD yang lama menjadi tidak berlaku lagi.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Negara merupakan suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa kelompok manusia
yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah (territorial) tertentu dengan mengakui
adanaya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok atau
beberapa kelompok manusia yang ada di wilayahnya.

 Konstitusi diartikan sebagai peraturan yang mengatur suatu negara, baik yang tertulis maupun
tidak tertulis. Konstitusi memuat aturan-aturan pokok (fundamental) yang menopang berdirinya
suatu negara.
 Antara negara dan konstitusi mempunyai hubungan yang sangat erat. Karena melaksanakan
konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan dasar negara.

 Konstitusi dalam arti sempit adalah norma hukum yang membatasi kekuasaan satu negara.
Norma hukum yang harus ditaati semua lembaga negara yang ada agar tidak terjadi
penyalahgunaan kekuasaan. Konstitusi dalam arti luas adalah norma hukum yang membatasi
kekuasaan negara sekaligus membatasi kehidupan masyarakat yang berada dalam masyarakat
tersebut. Selain aparatur negara yang dibatasi kekuasaannya, masyarakat juga mempunyai
batasan agar negara tetap berdiri tegak, kedaulatan negara terjamin, serta keamanan dan
ketertiban tercipta.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Konstitusi

https://medium.com/@indotesis/jenis-fungsi-dan-tujuan-konstitusi-af0c684392b5

https://rumahradhen.wordpress.com/materi-kuliahku/semester-i/kewarganegaraan/negara-dan-
konstitusi/

https://belajargiat.id/unsur-unsur-konstitusi/

Anda mungkin juga menyukai