Anda di halaman 1dari 28

SISTEM KOLOID

KELOMPOK 2
1.ARIF MAULANA (190140009)
2.IKA PRATIWI BERLIANA SITORUS
(190140014)
3. SEKAR AULIYA (190140018)
4, NUR AZURA LUBIS (190140028)
SISTEM KOLOID
Tercampurnya zat secara merata disebut dispersi. Ada tiga
jenis sistem dispersi :
A. Larutan
Zat terdispersi secara homogen dalam medium pendispersi
atau sistem dispersi yang ukuran partikelnya sangat kecil,
sehingga tidak dapat dibedakan antara partikel dispersi dan
pendispersi. Diameter partikel zat terdispersi lebih kecil dari
10Å(10^9 m).
Contohnya: larutan gula, larutan garam dapur, dll.
Sifat-sifat :
• Satu fasa(homogen)
• Jernih
• Tidak dapat disaring
• Stabil (tidak memisah bila didiamkan).
B.Koloid C. Suspensi
Merupakan keadaan di Sistem dispersi dengan
antara suatu larutan dan ukuran partikel relatif besar
suspensi atau suatu campuran tersebar merata dalam medium
homogen antara 2 zat atau pendispersinya. Suspensi
lebih dimana partikel-partikel bersifat heterogen dan tidak
zat yang berukuran koloid (fase kontinu, sehingga merupakan
terdispersi) tersebar merata sistem 2 fase. Diameter partikel
dalam zat lain (medium zat terdispersi lebih besar dari
pendispersi). Diameter partikel 1000Å.
zat terdispersi anatara 10- Contohnya : air kapur, air kopi,
1000Å. dan campuran minyak dengar
air.
Contohnya: Susu, asap, cat, dll.
Sifat-sifat :
Sifat-sifat :
• Dua fasa heterogen
• Dua fasa (heterogen)
• Tidak jernih
• Tidak jernih
• Dapat disaring
• Tidak dapat disaring
• Tidak stabil (memisah bila
• Stabil didiamkan)
MACAM-MACAM KOLOID
1. SOL
Sistem koloid dari paertikel padat yang terdispersi
dalam zat cair disebut sol. Koloid jenis sol banyak kita
temukan dalam kehidupan sehari hari maupun dalam
industri. Contoh sol yaitu air sungai (sol dari lempung
dalam air), sol sabun, sol detergen, sol kanji, tinta tulis
dan cat.
2. AEROSOL
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang
terdispersi dalam gas disebut aerosol. Jika zat yang
terdispersi berupa zat padat, disebut Aerosol Padat. Jika
zat yang terdispersi berupa zat cair, disebut Aerosol Cair.
Contoh Aerosol Padat : Asap dan debu dalam
udara.Contoh Aerosol Cair : Kabut dan awan.
3. EMULSI
Emulsi merupakan jenis koloid dengan fase terdispersi
berupa zat cair. Berdasarkan medium pendispersinya,
emulsi dapat dibagi menjadi: emulsi gas, emulsi cair, dan
emulsi padat.
4. BUIH
Buih adalah koloid dengan fase terdisperasi gas dan
medium pendisperasi zat cair atau zat padat. Berdasarkan
medium pendisperasinya, buih dikelompokkan menjadi
dua, yaitu: buih cair dan buih padat.
5. GEL
Gel merupakan jenis koloid yang terbentuk dari campuran
zat padat dan zat cair. Gel terbentuk karena fase
terdispersi mampu mengadsorbsi medium pendipersinya.
Contoh gel adalah agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel
sabun, dan gel silika. Berdasarkan sifat elastisitasnya. Gel
dibagi menjadi dua, yaitu gel elastis dan non-elastis.
Berdasarkan fase zat
terdispersi, maka sistem koloid
terbagi 3
Padat cair gas
Padat Sol padat Sol cair Sol gas
(logam (cat, (asap dan
paduan,kaca tinta,kanji debu)
berwarna,baja
)
Cair Emulsi padat Emulsi cair Emulsi gas
(mentega,keju (susu,minyak (kabut,hairspr
,jelly) ikan, ay)
gas Buih padat Buih cair -
(busa jok,batu (buih
apung) sabun,buih
soda)
Tabel : Jenis Jenis Sistem Koloid
SIFAT-SIFAT KOLOID
Efek Tyndal
Efek penghamburan cahaya oleh
partikel koloid. Ketika berkas cahaya
diarahkan ke larutan, cahaya tersebut
akan diteruskan sehingga kita tidak bisa
melihatnya.
DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
EFEK TYNDAL DAPAT KITA AMATI
1. Di bioskop, jika ada
asap mengepul, maka
dari cahaya proyektor
akan terlihat lebih
terang.
2. Di daerah
berkabut,sorot lampu
mobil terlihat lebih jelas
3. Sinar matahari,yang
masuk melewati celah ,
kedalam ruangan yang
berdebu, maka partikel
debu akan kelihatan
dengan jelas
GERAK BROWN
Partikel koloid senantiasa bergerak terus-
menerus dengan patah-patah (zig-zag) yang
kemudian dikenal dengan Gerak Brown.
Gerak brown terjadi sebagai akibat
tumbukan yang tidak seimbang dari molekul-
molekul medium terhadap partikel koloid.
Gerak ini dapat dilihat dengan mikroskop
ultra.
Gerak Brown ini pertama kali ditemukan oleh
Robert Brown, ketika mempelajari gerak
serbuk tepung sari di atas air.
ADSORPSI
Adsorpsi adalah proses melekatnya suatu zat
pada permukaan padatan atau cairan. Partikel
koloid mudah mengadsorpsi warna.
Ukuran partikel koloid kecil sehingga
permukaannya luas dan menyebabkan
kemampuan adsorpsinya besar
Partikel koloid akan bermuatan listrik, apabila
partikel koloid menyerap ion yang bermuatan,
dan ion tersebut menempel pada permukaan
koloid, sehingga partikel koloid itu akan
bermuatan.
Sol Fe(OH)3 mampu mengadsorpsi ion-ion H, sehingga
sol Fe(OH)3 bermuatan positif.
ELEKTROFORESIS
Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik
Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid di
bawah pengaruh medan listrik. Partikel-partikel koloid
dapat bermuatan listrik karena terjadi penyerapan
ion pada permukaan koloid.
 Pada peristiwa elektroforesis, partikel koloid akan
dinetralkan muatannya dan digumpalkan pada
elektroda. Kegunaan dari sifat ini adalah untuk
menentukan muatan yang dimiliki oleh suatu partikel
koloid.
Contohnya : penentuan muatan suatu partikel koloid,
pengurangan zat-zat pencemaran udara yang
dikeluarkan dari cerobong asap pabrik.
KOAGULASI
Koagulasi atau penggumpalan adalah peristiwa
pengendapan partikel-partikel koloid sehingga fase
terdispersi terpisah dari medium pendispersinya. Koagulasi
disebabkan hilangnya kestabilan untuk mempertahankan
partikel-partikel agar tetap tersebar di dalam medium
pendispersinya.
Penyebab koagulasi pada system koloid, antara lain karena
pengaruh :
Pemanasan
Pendinginan
Pencampuran elektrolit
Elektroforesis yang berlangsung lama
Contohnya : penggumpalan darah,pengolahan karet,proses
penjernihan air
Contoh proses koagulasi
DIALISIS
proses perpindahan molekul terlarut dari
suatu campuran larutan yang terjadi
akibat difusi pada membran semi-
permeabel. Molekul terlarut yang oke
berukuran lebih kecil dari pori-pori
membran tersebut dapat keluar,
sedangkan molekul lainnya yang lebih
besar akan tertahan di dalam kantung
membran.
Contohnya: proses kerja ginjal
membersihkan darah, proses pencucian
darah oleh alat hemodializer.
KOLOID LIOFIL DAN LIOFOB
KOLOID LIOFIL KOLOID LIOFOB
(lio:cairan, fil:senang) (lio:cairan, fob:takut)
Partikel-partikel koloid Parikel-partikel koloid
dapat mengabsorpsi tidak mengabsorpsi
cairan mediumnya, cairan mediumnya.
sehimgga terbentuk
selubung cairan
Jika cairannya berupa
disekeliling partikel air maka istilahnya
koloid. Jika cairan berupa adalah hidrofob.
air maka istilahnya Contoh: sol sulfida,
adalah hidrofil. Contoh ; sol-sol logam, dll.
kanji,protein,agar-
agar,gelatin,dll.
Perbedaan Koloid Liofil dengan Liofob
KOLOID LIOFIL KOLOID LIOFOB
•Stabil •Kurang stabil

•Mudah dibuat, cukup dengan •Sukar di buat


pengadukan atau pemanasan
•Digumpalkan dengan •Mudah digumpalkan dengan
penambahan elektrolit yang hanya penambahan sedikit
banyak elektrolit
•Koloid bersifat reversible •Bersifat Irrevesible
•Efek Tyndal terlihat samar,sebab •Efek tyndal terlihat jelas
partikel lebih halus sebab, partikel lebih jelas
•Gerak Brown cepat •Gerak brown lambat
•Fasa terdispersi pada •Fasa terdipresi pada
umumnya zat organik umumnya zat anorganik
•Beberapa sol liofil dapat •Tidak ada sol liofob yang
diubah menjadi gel dapat diubah menjadi gel
HIDROFIL DAN HIDROFOB
HIDROFIL HIDROFOB
Sistem koloid yang fase Sistem koloid yang
terdispersinya suka
fase terdispersinya
menarik medium
pendispersinya. tidak suka menarik
Peristiwa ini disebabkan medium
gaya tarik antar partikel- pendisprsinya. Jika
partikel terdispersi medium
dengan medium pendispersinya
pendispersinya kuat. Jika adalah air disebut
medium pendispersinya
air disebut liofil.
liofob
Perbedaan Antara Koloid Hidrofil
dengan Hidrofob

Hidrofil Hidrofob
•Mengadsorpsi mediumnya •Tidak mengadsorpsi
mediumnya
•Dapat dibuat dengan •Hanya stabil pada
konsentrasi yang relative konsentrasi kecil
besar
•Tidak mudah digumpal •Mudah menggumpal pada
dengan penambahan penambahan elektrolit
elektrolit
•Viskositas lebih besar dari •Viskositas hamper sama
pada mediumnya dengan medium nya
•Bersifat reversible •Tidak reversible
•Efek tyndal lemah •Efek tyndal lebih jelas
PEMBUATAN SISTEM
KOLOID
Dispersi
Cara dispersi yaitu dengan mengubah partikel kasar menjadi
partikel koloid.
Cara Mekanik
Butir-butir kasar digerus (dihaluskan) dengan koloid
penggiling sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu,
kemudian dicampurkan kedalam medium pendispersinya.
Contohnya pembuatan sol belerang, pembuatan lotion, dan
pembuatan cat.
Cara Busur Bredig
Logam yang akan dibuat koloid digunakan sebagai electrode
yang dicelupkan kedalam medium pendispersinya, kemudian
diberi loncatan listrik diantara kedua ujungnya. Cara ini
sebenarnya gabungan antara dispersi dan kondensasi.
Cara Peptisasi
Yaitu dengan menambahkan ion sejenis
pada suatu endapan dengan maksud untuk
memecahkan endapan menjadi partikel
koloid. Contohnya agar-agar di peptisasi
oleh air, karet oleh bensin, endapan NiS
dipeptisasi oleh H2S, AgI di peptisasi oleh
KI atau AgNO3, dan sol Ge(OH)3 di
peptisasi dengan FeCI3.
Kondensasi
Merupakan metode bergabungnya partikel-
partikel kecil larutan sejati yang membentuk
partikel-partikel berukuran koloid.Pembuatan
koloid sol dengan metode ini pada umumnya
dilakukan dengan cara kimia (dekomposisi
rangkap, hidrolisis, dan redoks), cara fisika, atau
dengan penggantian pelarut.
Cara kondensasi dibedakan menjadi 2 yaitu sebagai
berikut :
1.Cara Kimia
Reaksi Hidrolisis
Contoh : pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCI3.
Reaksi : FeCI3 + 3H2O → Fe(OH)3 (koloid) + 3HCI.
Reaksi Redoks
Contoh: pembuatan sol emas dan belerang.
Reaksi:
2H2S + SO2 → 3S (koloid) + H2O
2AuCI3 + 3SnCI2 → 3SnCI4 + 2Au (koloid)
Reaksi Pengenceran
Contoh: pembuatan sol As2S3 dan sol AgCI.
Reaksi:
2H3AsO3 + 3H2S → As2S3 (koloid) + 6H2O
AgNO3 + HCI → AgCI (koloid) + HNO3
2.Cara Fisika
 Pengembunan uap
Cara pengembunan uap diterapkan pada
pembuatan sol raksa (Hg). Sol raksa dibuat
dengan menguapkan raksa. Uap raksa
selanjutnya dialirkan melalui air dingin
sehingga mengembun dan diperoleh
partikel raksa berukuran koloid
 Pendinginan
Suatu koloid dapat dibuat melalui proses
pendinginan, tujuannya untuk
menggumpalkan suatu larutan sehingga
menjadi koloid karena kelarutan suatu zat
sebanding dengan suhu.
 Penggantian pelarut
Penggantian pelarut digunakan untuk
mempermudah pembuatan koloid yang tidak
dapat larut dalam suatu pelarut tertentu,
misalnya pada pembuatan sol belerang.
Belerang sukar larut dalam medium air. Oleh
karena itu, air diganti dengan alkohol.
PEMURNIAN KOLOID
Dialisis
Dialisis adalah proses pemurnian partikel koloid dari
muatan-muatan yang menempel pada permukaannya.
Pada proses dialisis ini digunakan selaput
semipermeabel. Pergerakan ion-ion dan molekul –
molekul kecil melalui selaput semipermiabel disebut
dialisi.
Elektrodialisis
Pada dasarnya proses ini adalah proses dialysis di bawah
pengaruh medan listrik. Cara kerjanya; listrik tegangan
tinggi dialirkan melalui dua layer logam yang menyokong
selaput semipermiabel.
Elektrodialisis hanya dapat digunakan untuk memisahkan
partikel-partikel zat terlarut elektrolit karena
elektrodialisis melibatkan arus listrik
Penyaring Ultra
Partikel-partikel kolid tidak dapat disaring
biasa seperti kertas saring, karena pori-pori
kertas saring terlalu besar dibandingkan
ukuran partikel-partikel tersebut. Tetapi,
bila kertas saring tersebut diresapi dengan
selulosa seperti selofan, maka ukuran pori-
pori kertas akan sering berkurang. Kertas
saring yang dimodifikasi tersebut disebut
penyaring ultra.
THANKS YOUR
ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai