PENDAHULUAN
26
1.2 Tujuan dan Kegunaan
27
2. TINJAUAN PUSTAKA
28
pengukuran tekanan, satuan yang dipilih merupakan bar dan besarnya adalah 100,
jadi, 100 bar. Tingkat dari kegagalan dalammenspesifikasi suatu besaran ini
dilakukan secara pasti dan ini berarti variasi kuantitas nilaiyang dinyatakan dari
nilai sebenarnya, merupakan kesalahan dari pengukuran.Meskipun hasil
pengukuran itu merupakan hasil yang dianggap benar, masih juga terjadi
penyimpangan dari hasil pengukuran (Nugraha dan Ramadhan, 2018).
Menurut Nugraha dan Ramadhan (2018), terdapat beberapa faktor kesalahan
dalam pengukuran diantaranya yaitu:
a. Kesalahan pengukuran karena alat ukur
Alat ukur yang akan dipakai harus di kalibrasi terlebih dahulu, guna untuk
mengurangi terjadinya penyimpangan pengukuran sampai seminimal mungkin.
Disamping untuk mengecek kebenaran skala ukurnya, kalibrasi juga diperlukan
untuk menghindari sifat-sifat yang dapat merugikan alat tukur, seperti kestabilan
nol, kepasifan, pengambangan dan lain sebagainya.
b. Kesalahan pengukuran karena benda ukur
Benda ukur seperti ini mempunyai sifat elastis, artinya bila ada beban atau
tekanan dikenakan padabenda tersebut, maka akan terjadi suatu perubahan bentuk.
Bila tidak hati-hati dalam mengukur benda-benda ukur yang sifatnyaelastic, maka
penyimpangan hasil pengukuran pun pasti bisa saja terjadi.Oleh karena itu,
tekanan kontak dari sensor alat ukur haruslah diperkirakan besarnya.Benda ukur
yang tidak elastis pun tidak menimbulkan penyimpangan pengukuran misalnya
pada batang besi yang mempunyai penampang memanjang dalam ukuran yang
sama, seperti pelat besi, poros-poros yang relatif panjang dan lain sebagainya.
c. Kesalahan karena faktor operator
Kurang terampilnya seseorang dalam membaca skala ukur dari alat ukur yang
sedang digunakan akan mengakibatkan banyak terjadi penyimpangan hasil
pengukuran. Kebanyakan yang terjadi karena kesalahan posisi waktu membaca
skala ukur.Kesalahan ini sering disebut, dengan istilah paralaks.Bagaimanapun
presisi dari alat ukur yang digunakan,namun masih saja didapatkan adanya suatu
penyimpangan padasaat proses pengukuran, walaupun perubahan bentuk dari
benda ukur sudah dihindari.Manusia memangmempunyai sifat-sifat tersendiri
serta mempunyai keterbatasannya masing-masing. Sulit untuk bisa
29
memperolehhasil yang sama dari dua orang yang melakukan pengukuran
walaupun kondisi dari alat ukur, benda ukur, tempatpengukuran serta situasi dari
pengukurannya itu dianggap sama. Kesalahan dalam melakukan pengukuran yang
berasal dari faktor manusia ini dapat dibedakan antara lain sebagai berikut:
kesalahan karena kondisi manusia, kesalahan karena metode yang digunakan,
kesalahan karena pembacaan skala ukur yang digunakan, sedikit mengalami
perubahan. Akibatnya, kalau tidak terkontrol dengan baik tentu hasil dari
pengukurannya juga akan terdapat penyimpangan atau mungkin dari penglihatan
yang sudah kurang jelas atau rabun walaupunmenggunakan kaca mata, sehingga
hasil pembacaan pada skala ukur menjadi tidak tepat.
d. Kesalahan pengukuran karena pembacaan skala ukur
Hal ini tentu disebabkan metode pengukuran yang kurang tepat.Pemilihan alat
ukur sudah tepat, alat ukur dalam keadaan baik, badan si pengukur dalam keadaan
sehat, tetapi masih juga terjadi penyimpangan saat pengukuran.Kekurang
tepatannya metode yang digunakan saat pengukuran, ini berkaitan dengan posisi
sudut pandang saat membaca skala ukur, cara memegang dan meletakkan alat
ukur pada benda kerja juga akan mempengaruhi ketepatan untuk hasil
pengukuran. Bila posisi atau letakpada suatu alat ukur ini kurang diperhatikan
dengan baik oleh si pengukur, maka tidak bisa untuk dihindari akanterjadinya
suatu penyimpangan saat dalam proses pengukuran.
e. Kesalahan karena faktor lingkungan
Ruang laboratorium pengukuran ataupun ruang-ruang lainnya yang
akandigunakan untuk proses pengukuran haruslah bersih, terang dan teratur,serta
letak dari peralatan ukurnya pun harus rapi. Ruang pengukuran yang banyak debu
atau kotoran lainnya sudah tentu dapat menganggu jalannya proses pengukuran.
Ruang pengukuran juga harus terang, karena ruang yang kurang terang atau
remang-remang dapat mengganggu dalam proses pembacaan skala ukur yang hal
ini juga bisa menimbulkan penyimpangan akanhasil dari pengukuran. Akan tetapi,
suhu atau temperatur dari ruangan untuk proses pengukurantersebut juga harus
senantiasa terjaga, pada suhu 20°C.
30
f. Kesalahan karena kalibrasi alat ukur
Kalibrasi pada alat ukur merupakan salah satu proses untuk mengetahui kebenaran
konvensional nilai penunjukkan dari suatu alat ukur. Kalibrasi alat ukur dilakukan
dengan cara membandingkan alat ukur yang akan diperiksa terhadap standar ukur
yang relevan dan diketahui lebih tinggi nilai ukurnya.
2.2 Tachometer
Tachometer merupakan salah satu alat pengujian yang dibuat untuk mengukur
suatukecepatan rotasiatau perputaran dari sebuah objek yang diukur, seperti alat
pengukur dalam sebuahmobil yang mengukur putaran per menit (RPM) dari poros
engkol mesin.Tachometermodelnya sangat beragam, ada tachometerrotoe bergigi,
touch tachometer (tachometer tempel), tachometer laser, serta tachometer optik.
Alat tachometerini dapat menunjukanRPM mesin dengan caramengukur rotasi
poros mesinperangkat yang menyerupai generator listrik yangbervariasi dan
sesuai dengan kecepatan dari putaran mesin. Aruslistrik yang dihasilkan itupun
kemudian akan di konversikan ke dalam RPM(Harsoyo dkk., 2019).
Umumnya tachometer digitalseperti ini biasanyadapat digunakan dalam
melakukan suatu proses kalibrasi Centrifuge denganmemakai tachometer digital
yang menggunakan laser, karena penggunaan laser ini juga memiliki keunggulan
dengan jaungkauan jarak dan tingkat keakurasian yang cukup tinggi. Cara kerja
dari tachometer ini sendiri, yaitu engan menembakkan cahaya infra merah pada
bidang reflektif yang kemudian akan memantulkan cahaya infra merah dan akan
diterima oleh detektor. Cahaya yang diterima oleh detektor tersebut lalu akan
diproses dan ditampilkan pada display LCD tachometer(Harsoyo dkk., 2019).
Lux meter(alat ukur cahaya) ini merupakan salah satu alat yang digunakan dalam
proses mengukur besarnya intensitas dari cahaya yang di ukur. Alat ini
menggunakan sensor cahaya yang dimana cukuppeka terhadap cahaya, guna
untuk mengetahui intensitas dari cahaya yang di ukur. Semakin jauh jarak sumber
maka akan semakin kecil pula nilai yang ditunjukkan,sehingga besar intensitas
dari cahaya pun akan berkurang, jika semakin jauh jarak sensor terhadap suatu
cahaya dan begitu sebaliknya, maka intensitas cahaya yang di tunjukkan oleh
31
luxmeterakan semakin tinggi jika sensor semakin dekat dengan sumber cahaya.
Alat ukur lux meter disimbolkan dengan “lx”.Simbol tersebut sesuai dengan
aturan SSI (Sistem Satuan Internasional). Alat ukur cahaya ini dapat dibagi dalam
dua jenis, yang dimana keduanya mempunyai fungsi yang sama, yaitu analog dan
digital.Lux Meter analogmengukur besarnya intensitas cahaya berdasarkan dua
skala yang dibawanya, yaitu skala atas dan bawah. Pada lux meter jenis digitalini
jauh lebih populer di kalangan masyarakat, dimana penggunaannya yang jauh
lebih praktis, tepatserta cepat(Wijaya dan Sutrimo, 2021).
Sound level meterini merupakan salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk
mengukurtingkat kebisingan atau suara yang ditimbulkan dari suatu benda. Selain
itu,sound level meterjuga dapat digunakan untuk memverifikasipersis berapa
banyak tingkat suara yang telah berubah. Soundlevel meter ini biasanya
digunakan dilingkungan kerja seperti, industripenerbangan, lingkungan pabrik
danmasih banyak lagi. Frekuensi bunyi dan intensitas bunyi merupakan dua hal
yang dapat menentukan kualitas dari bunyi(Herrmann dkk., 2018).
Frekuensi merupakan jumlah pada satuangetaran yang dihasilkan dalam
satuanwaktu (detik).Rentang frekuensidari suara yang dapat didengar oleh
telingamanusia berkisar 20 Hz–20.000 Hz.Intensitas bunyi merupakan energi
gelombang bunyi yang dapat menembuspermukaan pada bidang tiap satu
satuanluas tiap detiknya.Soundlevel meter memilikifitur pengukuran yang
berbeda, dimana terdapatmetode pengukuran dengan pembobotanfrekuensi A
(dBA), C (dBC). Pembobotan frekuensi A (dBA) ini untuk meresponfrekuensi
yang biasa didengar olehmanusia (20 Hz – 20 kHz), pada pembobotanfrekuensi C
(dBC) ini untuk meresponfrekuensi yang dihasilkan oleh mesinpabrik (lingkungan
industri), pembobotanfrekuensi Z (dBZ) ini untuk pengukuran yangtidak
melibatkan filter atausifatnya linear. Selain itu, terdapat pulapengaturan respon
detektor Fast danSlow, serta terdapat pengaturanjangkauan intensitas suara (dB)
yangberbeda di setiap Sound Level Meter (Herrmann dkk., 2018).
32
3. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
3.2.Alatdan Bahan
Alat yang digunakan yaitu mistar ukur, jangka sorong, mikrometer sekrup,
tachometer, RH meter, sound level meter, luxmeter, vibrationmeter.
Bahan yang digunakan pada praktikum Instrumentasi Bengkel Pertanian yaitu
ATK.
3.3.ProsedurKerja
AdapunprosedurkerjadaripraktikumPengenalandanInventarisasi
Alat-AlatBengkelyaitu :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Mengukur kecepatan rotasi dengan menggunakan tachometer.
3. Mengukur besar pecahan lampu menggunakan luxmeter.
4. Mengukur tingkat keseimbangan motor listrik menggunakan sound levelmeter.
5. Mengukur tingkat kelembaban ruangan menggunakan RH meter.
6. Mengukur besarnya getaran yang dihasilkan oleh motor listrik menggunakan
vibrator motor.
33
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
34
3. Mistar ukur 1. Skala utama satuan cm berfungsi untuk
mengukur panjang dalam satuan cm
1
2. Skala utama satuan inch berfungsi untuk
mengukur panjang dalam satuan inch.
2
35
1
4 3. 2LCberfungsiuntukmenampilkanhasilpengukura
n
3
4. Sensorcahayadigunakanuntuk
menangkapcahaya
3
10. Vibration meter 1. Sensor Vibration untuk mengubah signal
1 getaran fisik menjadi signal analog. Pada
bagian ini akan dapat terlihat seberapa besar
36
11. RH meter 1. Sensor RH meter untuk menangkap keadaan
suhu.
1
2. Display berfungsi untuk menampilkan
2
pengukuran
37
2 Tachometer Gerinda 298,0 RPM
Statis
38
7. Waterpass Box 38,5 cm
(Kemiringan)
39
11 Meteran Lapangan 18,4 m
Lapangan
(Panjang)
4.1 Pembahasan
Berdasarkan dari hasil yang telah didapatkan pada saat praktikum, dapat diketahui
dalam bengkel pertanian terdapat instrumentasi pertanian atau alat-alat
pengukuranyang digunakan dalam bengkel pertanian. Beberapa contoh alat alat
yang ditemui dalam bengkel pertanian adalah tachometer, meteran, jangka sorong,
penggaris siku, mikrometer sekrup, dan masih banyak lagi. Tachometer sendiri
berfungsi untuk menghitung kecepatan rotasi atau perputaran, tachometer yang
digunakan pada praktikum ini adalah tachometer laser yang dimana penggunaan
tachometer ini bekerja dengan menggunakan laser yang kemudian akan
menangkap warna putih yang ditempelkan pada benda berputar yang ingin diukur
kecepatan perputarannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Harsoyo dkk (2019),
yang menyatakan bahwacara kerja dari tachometer ini sendiri, yaitu engan
menembakkan cahaya infra merah pada bidang reflektif yang kemudian akan
memantulkan cahaya infra merah dan akan diterima oleh detektor.
Alat-alat instrumentasi yang digunakan dalam bengkel pertanian, jenisnya
sangatlah beragam.Pengukuranmencakup tiga aspek yakni ukuran, bentuk dan
kekasaranpermukaan. Jenispengukuran ini dapatdibedakanmenjadi linear, sudut,
40
kedataran, kelurusan, kesikuan dan kekasaran permukaan.Pengukuran ini
merupakan salah satu proses pengumpulan informasi ataupun data dari kegiatan
yang telah dilakukan, dengan cara membandingkan sesuatu dengan ukuran
tertentu yang sifatnya kuantitatif.Pengukuran juga dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan yang dilakukan untuk melihattingkat dari suatu material atau objek.Hal
ini sesuai dengan pernyataan Sardjono dkk (2020), yang menyatakan bahwa
dalam proses pengukuran ini dilakukan dengan cara pengumpulan data melalui
pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang lebih relevan lagi.
41
5. PENUTUP
Berdasarkan dari hasil yang telah didapatkan dalam praktikum ini, dapat
disimpulkan bahwa instumentasi bengkel pertanian merupakan alat-alat yang
digunakan untuk mengukur dalam bengkel pertanian. Pada praktikum ini juga
terdapat beberapa alat-alat pengukuran yang bisa digunakan dalam bengkel
pertanian diantaranya yaitu, tachometeruntuk mengukur kecepatan rotasi,lux
meter untuk mengukur intensitas cahaya, mikrometer sekrup untuk mengukur
benda kecil, jangka sorong untuk mengukur diameter dalam, diameter luar, serta
kedalaman pada suatu benda.
42
DAFTAR PUSTAKA
Auliansyah, M.G., Akbar, A. dan Pramesti, Y.S. 2021. Sistem Instrumentasi Alat
Uji Konduktivitas Thermal Logam. SemNas Inovasi Teknologi:
200-205.
Harsoyo. I. M, Nugroho. A. K dan Nuriman. 2019. Rancang BangunTachometer
Digital Berbasis ArduinoDilengkapi Charging dan Mode
Penyimpanan Data. Jurnal Elektrikal. Vol 11(2) : 6-11.
Herrmann, B., Maess, B. dan Johnsrude, I.S. 2018.Aging Affects Adaptation to
Sound Level Statistics in Human Auditory Cortex.The Journal of
Neuroscience. Vol. 38 (8): 1989-1999.
Nugraha, A dan Ramadhan, M.N. 2018. Pengukuran Teknik dan Instrumentasi.
Universitas Lambung Mangkurat. Banjarmasin.
Sardjono, H., Syahadi, M. dan Amalia, H. 2020. Pengembangan Sistem
Pengukuran Otomatis untuk Thermal Voltage Converter Berbasis
Visual Basic pada Ketelitian Dibawah 2uv.Jurnal Instrumentasi.
Vol. 44 (1): 13-32.
Wijaya. N. H dan Sutrimo. 2021. Lux Meter Sebagai Alat Ukur Intensitas Cahaya
Lampu Operasi Berbasis Arduino Uno R3. Jurnal ECOTIPE. Vol.
8(1) : 1-8.
43
LAMPIRAN
Pertanian
44