Anda di halaman 1dari 19

1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perbengkelan pertanian diera sekarang ini,dimana alat-alat pengukuran sangatlah


dibutuhkan dalam prosespembuatan alat dan mesin pertanian. Alat pengukuran
dimensi yang dibutuhkan seperti halnya penggaris
ataupunmeteran,digunakanuntuk mengukur setiap material ataupun bahan yang
akan digunakan agar nantinya bisa sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan. Alat
ukur diameter diperlukan, agar diameter dari material ataubahan yang akan
digunakan nantinya sesuai dengan yang dibutuuhkan untuk membuat suatu alat
dan mesin pertanian.
Pengukuran lain juga dibutuhkan tidak hanya pada pengukuran dimensi,seperti
dalam mengukur kecapatan rotasi, mengukur intensitas cahaya atau mengukur
frekuensi suara dari mesin yang akan dibuat agar aman dan sesuai dengan kriteria
yang diinginkan.Mengukur kecepatan rotasi pada suatu objek dapat menggunakan
tachometer, seperti pada alat pengukur dalam sebuahmobil yang mengukur
putaran per menit (RPM) dari poros engkol mesin.Alat-alat instrumentasi yang
digunakan di dalam bengkel pertanian sangat beragam, ada alat yang digunakan
untuk mengukur kecepatan rotasi atau perputaran, ada juga alat yang digunakan
untuk mengukur kebisingan, serta ada alat yang digunakan untuk mengukur
intensitas dari cahaya.
Secara umum instrumentasi ini merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara
mengaplikasikan pengukuran serta pengendalian (kontrol) variabel. Semua alat-
alat pengukuran yang telah tertera diatastermasuk hasil dari pengembangan
teknologi, dari zaman dulu hingga zaman moderen seperti sekarang ini. Pada
praktikum kali ini kita membahas mengenai beberapa alat yang digunakan
pengukuran seperti tachometer,sound level meter, lux meter, alat pengukur
dimensi seperti penggaris, meteran dan lain sebagainya.
Berdasarkan pada uraian diatas, maka dilakukanlah praktikum Instrumentasi
Bengkel Pertanian ini agar kita mampu mengetahui alat dan macam-macam
instrumentasi dalam perbengkelan pertanian, serta mampu mengoperasikan
instrumentasi dalam perbengkelan pertanian.

26
1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum Instrumentasi Bengkel Pertanian ini agar mahasiswa


mampu mengetahui alat dan macam-macam instrumentasi dalam perbengkelan
serta mampu mengoperasikan instrumentasi perbengkelan.
Kegunaan dari praktikum ini kita dapat mengetahui alat dan macam-macam
instrumentasi dalam perbengkelan dan mampu mengoperasikan perbengkelan
pertanian.

27
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Instrumentasi Bengkel Pertanian

Instrumentasi merupakan alat-alat yang digunakan dalam melakukan proses


pengukuran serta pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar. Secara umum
instrumentasi ini merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara mengaplikasikan
pengukuran dan cara pengendalian (kontrol) variabel, proses untuk mencapai
tujuan yang sesuai dengan kebutuhan dalam cakupan dan bidangnya. Secaraumum
instrumentasi juga memiliki fungsi utama sebagai alat pengukuran, alat analisis,
alat kendali, serta sebagai alat perekam suara terhadap suatu peralatan. Alat-alat
pengukuran sangatlah dibutuhkan di dalam bengkel pertanian seperti dalam
pengukuran dimensi yaitu panjang, lebar, kedalaman, diameter dalam serta
diameter luar (Auliansyah dkk., 2021).
Alat-alat instrumentasi yang digunakan di dalam bengkel pertanian jenisnya
sangatlah beragam, terdapat alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan rotasi
atau perputaran. Terdapat alat yang digunakan untuk mengukur kebisingan, ada
pula alat yang digunakan untuk mengukur intensitas dari cahaya. Alat-alat ini
termasuk hasil dari pengembangan teknologi,mulai dari zaman dulu hingga zaman
moderen seperti sekarang ini (Auliansyah dkk., 2021).
Pengukuran merupakan salah satu proses pengumpulan informasi ataupun data
dari kegiatan yang telah dilakukan, dengan cara membandingkan sesuatu dengan
ukuran tertentu yang sifatnya kuantitatif.Pengukuran ini juga dapat berupa
pemberian angka-angka ataupun label kepada unit yang akan di analisis untuk
merepresentasikan atribut-atribut yang dimiliki. Proses pengukuran ini dilakukan
dengan cara pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan
informasi yang lebih relevan lagi yang dimana dengan tujuan yang telah
ditentukan di awal pengukuran (Sardjono dkk., 2020).

2.2 Kesalahan Pengukuran

Tujuan dari dilakukannya suatu pengukuran fisik ialah untukmemperoleh suatu


nilaiyang dimana itu terdiri dari satuan yang telah dipilih beserta besarannya, yang
akan menyatakan besarkuantitas fisik yang akan diukur. Sebagai contoh, dalam

28
pengukuran tekanan, satuan yang dipilih merupakan bar dan besarnya adalah 100,
jadi, 100 bar. Tingkat dari kegagalan dalammenspesifikasi suatu besaran ini
dilakukan secara pasti dan ini berarti variasi kuantitas nilaiyang dinyatakan dari
nilai sebenarnya, merupakan kesalahan dari pengukuran.Meskipun hasil
pengukuran itu merupakan hasil yang dianggap benar, masih juga terjadi
penyimpangan dari hasil pengukuran (Nugraha dan Ramadhan, 2018).
Menurut Nugraha dan Ramadhan (2018), terdapat beberapa faktor kesalahan
dalam pengukuran diantaranya yaitu:
a. Kesalahan pengukuran karena alat ukur
Alat ukur yang akan dipakai harus di kalibrasi terlebih dahulu, guna untuk
mengurangi terjadinya penyimpangan pengukuran sampai seminimal mungkin.
Disamping untuk mengecek kebenaran skala ukurnya, kalibrasi juga diperlukan
untuk menghindari sifat-sifat yang dapat merugikan alat tukur, seperti kestabilan
nol, kepasifan, pengambangan dan lain sebagainya.
b. Kesalahan pengukuran karena benda ukur
Benda ukur seperti ini mempunyai sifat elastis, artinya bila ada beban atau
tekanan dikenakan padabenda tersebut, maka akan terjadi suatu perubahan bentuk.
Bila tidak hati-hati dalam mengukur benda-benda ukur yang sifatnyaelastic, maka
penyimpangan hasil pengukuran pun pasti bisa saja terjadi.Oleh karena itu,
tekanan kontak dari sensor alat ukur haruslah diperkirakan besarnya.Benda ukur
yang tidak elastis pun tidak menimbulkan penyimpangan pengukuran misalnya
pada batang besi yang mempunyai penampang memanjang dalam ukuran yang
sama, seperti pelat besi, poros-poros yang relatif panjang dan lain sebagainya.
c. Kesalahan karena faktor operator
Kurang terampilnya seseorang dalam membaca skala ukur dari alat ukur yang
sedang digunakan akan mengakibatkan banyak terjadi penyimpangan hasil
pengukuran. Kebanyakan yang terjadi karena kesalahan posisi waktu membaca
skala ukur.Kesalahan ini sering disebut, dengan istilah paralaks.Bagaimanapun
presisi dari alat ukur yang digunakan,namun masih saja didapatkan adanya suatu
penyimpangan padasaat proses pengukuran, walaupun perubahan bentuk dari
benda ukur sudah dihindari.Manusia memangmempunyai sifat-sifat tersendiri
serta mempunyai keterbatasannya masing-masing. Sulit untuk bisa

29
memperolehhasil yang sama dari dua orang yang melakukan pengukuran
walaupun kondisi dari alat ukur, benda ukur, tempatpengukuran serta situasi dari
pengukurannya itu dianggap sama. Kesalahan dalam melakukan pengukuran yang
berasal dari faktor manusia ini dapat dibedakan antara lain sebagai berikut:
kesalahan karena kondisi manusia, kesalahan karena metode yang digunakan,
kesalahan karena pembacaan skala ukur yang digunakan, sedikit mengalami
perubahan. Akibatnya, kalau tidak terkontrol dengan baik tentu hasil dari
pengukurannya juga akan terdapat penyimpangan atau mungkin dari penglihatan
yang sudah kurang jelas atau rabun walaupunmenggunakan kaca mata, sehingga
hasil pembacaan pada skala ukur menjadi tidak tepat.
d. Kesalahan pengukuran karena pembacaan skala ukur
Hal ini tentu disebabkan metode pengukuran yang kurang tepat.Pemilihan alat
ukur sudah tepat, alat ukur dalam keadaan baik, badan si pengukur dalam keadaan
sehat, tetapi masih juga terjadi penyimpangan saat pengukuran.Kekurang
tepatannya metode yang digunakan saat pengukuran, ini berkaitan dengan posisi
sudut pandang saat membaca skala ukur, cara memegang dan meletakkan alat
ukur pada benda kerja juga akan mempengaruhi ketepatan untuk hasil
pengukuran. Bila posisi atau letakpada suatu alat ukur ini kurang diperhatikan
dengan baik oleh si pengukur, maka tidak bisa untuk dihindari akanterjadinya
suatu penyimpangan saat dalam proses pengukuran.
e. Kesalahan karena faktor lingkungan
Ruang laboratorium pengukuran ataupun ruang-ruang lainnya yang
akandigunakan untuk proses pengukuran haruslah bersih, terang dan teratur,serta
letak dari peralatan ukurnya pun harus rapi. Ruang pengukuran yang banyak debu
atau kotoran lainnya sudah tentu dapat menganggu jalannya proses pengukuran.
Ruang pengukuran juga harus terang, karena ruang yang kurang terang atau
remang-remang dapat mengganggu dalam proses pembacaan skala ukur yang hal
ini juga bisa menimbulkan penyimpangan akanhasil dari pengukuran. Akan tetapi,
suhu atau temperatur dari ruangan untuk proses pengukurantersebut juga harus
senantiasa terjaga, pada suhu 20°C.

30
f. Kesalahan karena kalibrasi alat ukur
Kalibrasi pada alat ukur merupakan salah satu proses untuk mengetahui kebenaran
konvensional nilai penunjukkan dari suatu alat ukur. Kalibrasi alat ukur dilakukan
dengan cara membandingkan alat ukur yang akan diperiksa terhadap standar ukur
yang relevan dan diketahui lebih tinggi nilai ukurnya.

2.2 Tachometer

Tachometer merupakan salah satu alat pengujian yang dibuat untuk mengukur
suatukecepatan rotasiatau perputaran dari sebuah objek yang diukur, seperti alat
pengukur dalam sebuahmobil yang mengukur putaran per menit (RPM) dari poros
engkol mesin.Tachometermodelnya sangat beragam, ada tachometerrotoe bergigi,
touch tachometer (tachometer tempel), tachometer laser, serta tachometer optik.
Alat tachometerini dapat menunjukanRPM mesin dengan caramengukur rotasi
poros mesinperangkat yang menyerupai generator listrik yangbervariasi dan
sesuai dengan kecepatan dari putaran mesin. Aruslistrik yang dihasilkan itupun
kemudian akan di konversikan ke dalam RPM(Harsoyo dkk., 2019).
Umumnya tachometer digitalseperti ini biasanyadapat digunakan dalam
melakukan suatu proses kalibrasi Centrifuge denganmemakai tachometer digital
yang menggunakan laser, karena penggunaan laser ini juga memiliki keunggulan
dengan jaungkauan jarak dan tingkat keakurasian yang cukup tinggi. Cara kerja
dari tachometer ini sendiri, yaitu engan menembakkan cahaya infra merah pada
bidang reflektif yang kemudian akan memantulkan cahaya infra merah dan akan
diterima oleh detektor. Cahaya yang diterima oleh detektor tersebut lalu akan
diproses dan ditampilkan pada display LCD tachometer(Harsoyo dkk., 2019).

2.3 Lux Meter

Lux meter(alat ukur cahaya) ini merupakan salah satu alat yang digunakan dalam
proses mengukur besarnya intensitas dari cahaya yang di ukur. Alat ini
menggunakan sensor cahaya yang dimana cukuppeka terhadap cahaya, guna
untuk mengetahui intensitas dari cahaya yang di ukur. Semakin jauh jarak sumber
maka akan semakin kecil pula nilai yang ditunjukkan,sehingga besar intensitas
dari cahaya pun akan berkurang, jika semakin jauh jarak sensor terhadap suatu
cahaya dan begitu sebaliknya, maka intensitas cahaya yang di tunjukkan oleh

31
luxmeterakan semakin tinggi jika sensor semakin dekat dengan sumber cahaya.
Alat ukur lux meter disimbolkan dengan “lx”.Simbol tersebut sesuai dengan
aturan SSI (Sistem Satuan Internasional). Alat ukur cahaya ini dapat dibagi dalam
dua jenis, yang dimana keduanya mempunyai fungsi yang sama, yaitu analog dan
digital.Lux Meter analogmengukur besarnya intensitas cahaya berdasarkan dua
skala yang dibawanya, yaitu skala atas dan bawah. Pada lux meter jenis digitalini
jauh lebih populer di kalangan masyarakat, dimana penggunaannya yang jauh
lebih praktis, tepatserta cepat(Wijaya dan Sutrimo, 2021).

2.4 Sound Level Meter

Sound level meterini merupakan salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk
mengukurtingkat kebisingan atau suara yang ditimbulkan dari suatu benda. Selain
itu,sound level meterjuga dapat digunakan untuk memverifikasipersis berapa
banyak tingkat suara yang telah berubah. Soundlevel meter ini biasanya
digunakan dilingkungan kerja seperti, industripenerbangan, lingkungan pabrik
danmasih banyak lagi. Frekuensi bunyi dan intensitas bunyi merupakan dua hal
yang dapat menentukan kualitas dari bunyi(Herrmann dkk., 2018).
Frekuensi merupakan jumlah pada satuangetaran yang dihasilkan dalam
satuanwaktu (detik).Rentang frekuensidari suara yang dapat didengar oleh
telingamanusia berkisar 20 Hz–20.000 Hz.Intensitas bunyi merupakan energi
gelombang bunyi yang dapat menembuspermukaan pada bidang tiap satu
satuanluas tiap detiknya.Soundlevel meter memilikifitur pengukuran yang
berbeda, dimana terdapatmetode pengukuran dengan pembobotanfrekuensi A
(dBA), C (dBC). Pembobotan frekuensi A (dBA) ini untuk meresponfrekuensi
yang biasa didengar olehmanusia (20 Hz – 20 kHz), pada pembobotanfrekuensi C
(dBC) ini untuk meresponfrekuensi yang dihasilkan oleh mesinpabrik (lingkungan
industri), pembobotanfrekuensi Z (dBZ) ini untuk pengukuran yangtidak
melibatkan filter atausifatnya linear. Selain itu, terdapat pulapengaturan respon
detektor Fast danSlow, serta terdapat pengaturanjangkauan intensitas suara (dB)
yangberbeda di setiap Sound Level Meter (Herrmann dkk., 2018).

32
3. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Instrumentasi Bengkel Pertanian Pendahuluan dilaksanakan pada hari


Selasa, 01Maret 2022 pukul 15.00 WITA sampai selesai di Laboratorium
Perbengkelan Pertanian, Program Studi Teknik Pertanian, Departemen Teknologi
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.

3.2.Alatdan Bahan

Alat yang digunakan yaitu mistar ukur, jangka sorong, mikrometer sekrup,
tachometer, RH meter, sound level meter, luxmeter, vibrationmeter.
Bahan yang digunakan pada praktikum Instrumentasi Bengkel Pertanian yaitu
ATK.

3.3.ProsedurKerja

AdapunprosedurkerjadaripraktikumPengenalandanInventarisasi
Alat-AlatBengkelyaitu :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Mengukur kecepatan rotasi dengan menggunakan tachometer.
3. Mengukur besar pecahan lampu menggunakan luxmeter.
4. Mengukur tingkat keseimbangan motor listrik menggunakan sound levelmeter.
5. Mengukur tingkat kelembaban ruangan menggunakan RH meter.
6. Mengukur besarnya getaran yang dihasilkan oleh motor listrik menggunakan
vibrator motor.

33
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 2-1. Spesifikasi Alat Ukur Perbengkelan Pertanian


No Nama dan Gambar Alat Keterangan dan Fungsinya
.
1. Jangka Sorong 1. Rahang luar digunakan untuk mengukur
7 1 dimensi dalam dari benda kerja
2. Sekrup pengunci berfungsi untuk menahan
6
2 rahang geser jangka sorong saat proses
5
pengukuran berlangsung agar tetap berada pada
3
posisinya
4
3. Skala utama digunakan untuk menyatakan
ukuran utama suatu benda dalam bentuk satuan
milimeter (mm)

4. Rahang dalam digunakan untuk mengukur


dimensi luar dari benda kerja atau objek yang
dilakukan pengukuran

5. Ekor digunakan untuk mengukur kedalaman


sebuah step pada benda kerja
6. Pengunci berfungsiuntuk mengunci atau
menahan agar skala atau benda tidak bergerak
pada saat pengukuran
7. Skala nonius berfungsi untuk menyatakan
ukuran tambahan suatu benda

2. Tachometer 1. Memory button berfungsi untuk menampilkan


hasil pengukuran pada LCD

2. Testbutton berfungsi untuk mengaktifkan


1
pengukuran
2
3. LCD berfungsi menampilkan hasil pengukuran
3
4. Laser berfungsi untuk mengukur kecepatan
4
rotasi

34
3. Mistar ukur 1. Skala utama satuan cm berfungsi untuk
mengukur panjang dalam satuan cm
1
2. Skala utama satuan inch berfungsi untuk
mengukur panjang dalam satuan inch.
2

4. Mistar siku 1. Skala berfungsi untuk menyatakan panjang

1dalam bentuk mm dan cm


2. Gagang mistar berfungsi untuk menentukan
atau mengukur sudut (45̊ dan 90̊) . Selain itu
2juga berfungsi juga sebagai gagang

5. Meteran tangan 1. Pengunci berfungsi untuk mengunci atau


menahan agar skala meteran tidak bergerak
pada saat pengukuran

2. Skala berfungsi untuk menampilkan panjang


1
dalam bentuk cm dan m

6. Roll meter 1. Skala berfungsi untuk menampilkan ukuran

2. Pemutar pemegang berfungsi untuk


1mempermudah penggulungan

3. 2Pemegang meteran berfungsi untuk


mempermudah penggunaan meteran
3

7. Waterpass 1. Gagang waterpass berfungsi sebagai pegangan


2. Nivo berfungsi untuk indikator penyeimbang
bendang yang diukur

35
1

8. Lux meter 1. Tombolrangedigunakan untuk


menentukanjangkauan ukuran
2. Tombolondan
1offberfungsiuntukmenghidupkandanmematikan

4 3. 2LCberfungsiuntukmenampilkanhasilpengukura
n
3
4. Sensorcahayadigunakanuntuk
menangkapcahaya

9. Sound level meter 1. Mikrofon berfungsi untuk menangkap suara

1 2. Display berfungsi untukmenampilkan nilai


pengukuran
3. Tombol on dan off berfungsi untuk menyalakan
2 dan mematikan alat

3
10. Vibration meter 1. Sensor Vibration untuk mengubah signal
1 getaran fisik menjadi signal analog. Pada
bagian ini akan dapat terlihat seberapa besar

2 tegangan listrik yang dimiliki dari getaran


mesin tersebut

2. Display berfungsi untukmenampilkan nilai


pengukuran

36
11. RH meter 1. Sensor RH meter untuk menangkap keadaan
suhu.
1
2. Display berfungsi untuk menampilkan
2
pengukuran

12. Mikrometer Sekrup 1. Rangka berfungsi untuk dapat melakukan


peregangan
2. Poros tetap berfungsi untuk menahan benda
1yang akan diukur
3. Pengunci berfungsi unttuk mengunci poros
2
geser agar tidak bergerak saat mengukur objek
5 4.3 Skala nonius berfungsi sebagai skala tambahan

4 yang menunjukkan ketelitian hasil perhitungan


5. Skala utama berfungsi untuk menunjukkan
ketebalan utama benda yang diukur

Tabel 2-2. Hasil Pengukuran Alat

Alat yang Objek yang Hasil


Gambar
No Digunakan Diukur Pengukuran
1 Tachometer Motor 149,0 RPM
Listrik

37
2 Tachometer Gerinda 298,0 RPM
Statis

3 Jangka Sorong Pipa 2,62 cm


(Diameter
Dalam)

4 Jangka Sorong Pipa 3,13 cm


(Diameter Luar)

5 Jangka Sorong Pipa 6,815 cm


(Kedalaman)

6 Waterpass Box 28,5 cm


(Datar)

38
7. Waterpass Box 38,5 cm
(Kemiringan)

8 Meteran Gulung Meja 189 cm


(Panjang)

9 Meteran Gulung Meja 123 cm


(Lebar)

10 Meteran Gulung Meja 80 cm


(Tinggi)

39
11 Meteran Lapangan 18,4 m
Lapangan
(Panjang)

12 Meteran Lapangan 9,2 m


Lapangan
(Lebar)

4.1 Pembahasan
Berdasarkan dari hasil yang telah didapatkan pada saat praktikum, dapat diketahui
dalam bengkel pertanian terdapat instrumentasi pertanian atau alat-alat
pengukuranyang digunakan dalam bengkel pertanian. Beberapa contoh alat alat
yang ditemui dalam bengkel pertanian adalah tachometer, meteran, jangka sorong,
penggaris siku, mikrometer sekrup, dan masih banyak lagi. Tachometer sendiri
berfungsi untuk menghitung kecepatan rotasi atau perputaran, tachometer yang
digunakan pada praktikum ini adalah tachometer laser yang dimana penggunaan
tachometer ini bekerja dengan menggunakan laser yang kemudian akan
menangkap warna putih yang ditempelkan pada benda berputar yang ingin diukur
kecepatan perputarannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Harsoyo dkk (2019),
yang menyatakan bahwacara kerja dari tachometer ini sendiri, yaitu engan
menembakkan cahaya infra merah pada bidang reflektif yang kemudian akan
memantulkan cahaya infra merah dan akan diterima oleh detektor.
Alat-alat instrumentasi yang digunakan dalam bengkel pertanian, jenisnya
sangatlah beragam.Pengukuranmencakup tiga aspek yakni ukuran, bentuk dan
kekasaranpermukaan. Jenispengukuran ini dapatdibedakanmenjadi linear, sudut,

40
kedataran, kelurusan, kesikuan dan kekasaran permukaan.Pengukuran ini
merupakan salah satu proses pengumpulan informasi ataupun data dari kegiatan
yang telah dilakukan, dengan cara membandingkan sesuatu dengan ukuran
tertentu yang sifatnya kuantitatif.Pengukuran juga dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan yang dilakukan untuk melihattingkat dari suatu material atau objek.Hal
ini sesuai dengan pernyataan Sardjono dkk (2020), yang menyatakan bahwa
dalam proses pengukuran ini dilakukan dengan cara pengumpulan data melalui
pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang lebih relevan lagi.

41
5. PENUTUP

Berdasarkan dari hasil yang telah didapatkan dalam praktikum ini, dapat
disimpulkan bahwa instumentasi bengkel pertanian merupakan alat-alat yang
digunakan untuk mengukur dalam bengkel pertanian. Pada praktikum ini juga
terdapat beberapa alat-alat pengukuran yang bisa digunakan dalam bengkel
pertanian diantaranya yaitu, tachometeruntuk mengukur kecepatan rotasi,lux
meter untuk mengukur intensitas cahaya, mikrometer sekrup untuk mengukur
benda kecil, jangka sorong untuk mengukur diameter dalam, diameter luar, serta
kedalaman pada suatu benda.

42
DAFTAR PUSTAKA

Auliansyah, M.G., Akbar, A. dan Pramesti, Y.S. 2021. Sistem Instrumentasi Alat
Uji Konduktivitas Thermal Logam. SemNas Inovasi Teknologi:
200-205.
Harsoyo. I. M, Nugroho. A. K dan Nuriman. 2019. Rancang BangunTachometer
Digital Berbasis ArduinoDilengkapi Charging dan Mode
Penyimpanan Data. Jurnal Elektrikal. Vol 11(2) : 6-11.
Herrmann, B., Maess, B. dan Johnsrude, I.S. 2018.Aging Affects Adaptation to
Sound Level Statistics in Human Auditory Cortex.The Journal of
Neuroscience. Vol. 38 (8): 1989-1999.
Nugraha, A dan Ramadhan, M.N. 2018. Pengukuran Teknik dan Instrumentasi.
Universitas Lambung Mangkurat. Banjarmasin.
Sardjono, H., Syahadi, M. dan Amalia, H. 2020. Pengembangan Sistem
Pengukuran Otomatis untuk Thermal Voltage Converter Berbasis
Visual Basic pada Ketelitian Dibawah 2uv.Jurnal Instrumentasi.
Vol. 44 (1): 13-32.
Wijaya. N. H dan Sutrimo. 2021. Lux Meter Sebagai Alat Ukur Intensitas Cahaya
Lampu Operasi Berbasis Arduino Uno R3. Jurnal ECOTIPE. Vol.
8(1) : 1-8.

43
LAMPIRAN

Lampiran 2-1 Dokumentasi Praktikum Instrumentasi Bengkel

Pertanian

Gambar 2-1 Dokumentasi Praktikum Instrumentasi Bengkel Pertanian.

44

Anda mungkin juga menyukai