Anda di halaman 1dari 15

1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan teknologi di industri di berbagai bidang termasuk bidang teknologi


pengolahan bahan pangan semakin pesat. Industri pengolahan pangan semakin
berkembang seiring zaman. Semakin banyak teknologi canggih yang digunakan
untuk mengolah bahan hasil pertanian setelah panen. Semakin banyak industri
pengolahan pangan yang tersebar luas. Industri seperti pembuatan jus buah,
penepungan dan lain-lain. Bahan pangan pertanian sangat melimpah dan
bermacam macam. Perlu diketahui karakteristik dari bahan-bahan pangan baik
karakteristik fisiologis, dan sifat kimia bahan. Karakteristik fisiologis seperti sifat
alerometrik, tekstur bahan, kekenyalan, koefisien gesek, konduktivitas panas,
kekentalan dan lain-lain.
Bahan pangan mempunyai peran besar dalam kehidupan. Adapula Bahan
pangan pertanian sangan bermacam-macam baik itu dalam bentuk cair maupun
padat. Bahan pangan yang awalnya berbentuk padat kemudian ketika diolah akan
berubah menjadi bentuk cair. Fungsi dari industri pengolahan pangan diperlukan
dalam konsep ini. Karakteristik bahan pangan harus diperhatikan dalam
pengolahan bahan pangan. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan kualitas
bahan sehingga kualitasnya tidak turun.
Pengolahan bahan pangan pertanian perlu dilakukan untuk menjaga kualitas
bahan. Hal ini karena adanya faktor penurunan mutu bahan karena terdapat bahan
yang klimaterik dan non klimaterik. Bahan pertanian dimanfaatkan untuk industri
pangan maupun non pangan. Produk hortikultura seperti buah-buahan harus
segera di olah untuk mempertahankan kualitasnya. Salah satu contoh hasil
pengolahannya yaitu buahvita dan jus pisang. Produk buahvita terbuat dari jambu
biji merah yang dihaluskan atau dibuat jus. Pengolahan bahan dapat dilakukan
dengan metode seperti pengeringan, pendinginan, pembekuan, atau di buat jus.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas perlu dilakukan praktikum
Karakteristik Reologi Bahan Cair untuk mengetahui cara menentukan parameter
reologi bahan berdasarkan model power law dan mengetahui sifat reologi bahan
berdasarkan parameter reologi sehingga diketahui karakteristiknya.

1
1.2 Tujuan Dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum Karakteristik Reologi Bahan Cair untuk mengetahui cara
menentukan parameter reologi bahan berdasarkan model power law dan
mengetahui sifat reologi bahan berdasarkan parameter reologi yang diperoleh.
Kegunaan dari praktikum Karakteristik Reologi Bahan Cair untuk memahami
sifat cair dari bahan pangan sehingga dapat diterapkan dalam pengolahan pangan
hasil produksi pertanian seperti pada industri pembuatan jus buah.

2
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fluida

Fluida didefinisikan sebagai zat yang dapat berubah bentuk secara terus–menerus
jika terkena tegangan geser meskipun tegangan geser itu kecil. Fluida adalah zat
atau subsistem yang akan mengalami deformasi secara berkesinambungan jika
terkena gaya geser (gaya tangensial), walaupun gaya tersebut kecil. Sifat ini tentu
sangat berbeda dengan sifat zat padat, yang mana jika terkena gaya geser akan
menyebabkan terjadinya perubahan bentuk tetapi tidak berkesinambungan.
Apabila benda-benda padat biasa seperti baja atau logam-logam lainnya dikenai
oleh suatu tegangan geser, mula-mula benda ini akan berdeformasi (biasanya
sangat kecil), tetapi tidak akan terus-menerus berdeformasi (mengalir). Namun,
cairan yang biasa seperti air, minyak, dan udara memenuhi definisi dari sebuah
fluida. Dengan kata lain, zat-zat tersebut akan mengalir apabila padanya bekerja
sebuah tegangan geser (Martanegara & Yulianti, 2020).

2.2 Fluida Newtonian dan Non Newtonian.

Fluida yang diketahui dapat berupa zat cair dan zat gas. Fluida merupakan zat
yang dapat mengalir dan berubah bentuk sesuai tempat yang ditempati. Fluida
dibedakan atas dua yaitu fluida berupa gas dan fluida berupa cairan. Fluida
Newtonian dan non-Newtonian memiliki tegangan geser yang berkaitan dengan
besar regangan akibat tegangan geser yang diberikan. Karakteristik fluida tidak
akan berubah bila diberikan gaya atau tegangan. Contoh fluida Newtonian yaitu
udara dan air. Fluida newtonian viskositasnya tidak berubah ketika terdapat
gayang yang mengenai. Fluida non-Newtonian memiliki tegangan geser yang
tidak berbanding lurus terhadap besar regangan geser. Fluida ini dapat berubah
dipengaruhi oleh besar tegangan dan gaya yang diberikan. Apabila tegangan dan
gaya yang diberikan dihentikan, maka karakteristik fluida ini akan kembali ke
posisi awal yang bisa juga disebut viskoelastik. Karakteristik fluida yang
dimaksud yaitu viskositas, massa jenis, laju aliran. Non-Newtonian memiliki dua
jenis fluida, yang pertama adalah shear thinning fluids dan yang kedua adalah
shear thickening fluids (Martanegara & Yulianti, 2020).

3
Menurut Koponen (2020), fluida non Newtonian yang dipengaruhi waktu
terbagi atas:
a. Plastis: cairan non newton yang dapat mengalir setelah melampaui nilai yield
value, dan setelah melampaui yield value viskositasnya akan sama dengan
cairan newton.

Gambar 1-1. Rheogram viskositas plastis.


(Sumber: Koponene,2020)

b. Pseudoplastis: Cairan non newton yang kekentalannya menurun seiring


dengan meningkatnya kecepatan geser.
c. Dilatan: Cairan non newton yang kekentalannya meningkat dengan
meningkatnya kecepatan geser.
Menurut Ghurri (2014), ada 2 istilah dalam ilmu reologi yaitu:
a. Shear stress atau tegangan geser adalah tegangan yang berarah paralel atau
tangensial (menyinggung) sisi atau permukaan material atau kebalikan dari
tegangan normal yang tegak lurus permukaan. Tegangan geser dinyatakan
dalam gaya geser per satuan luas, dengan satuan N/m2. Tegangan geser adalah
gaya geser yang dibagi dengan luas permukaan tempat adanya gaya geser
tersebut. Gaya geser ini juga komponen gaya yang menyinggung permukaan.
(τ atau F ) F’/A yang dinyatakan dalam gaya per satuan luas yang diperlukan
untuk menyebabkan aliran
b. Rate of shear (D) dv/dr untuk menyatakan kecepatan berbeda (dv) antara dua
fluida yang berjarak yang sangat kecil (dr).
Shearing stress atau tegangan geser dan shear rate saling berkaitan. Shear
rate dan shear stress nilainya akan berbanding lurus. Dengan kata lain semakin
besar nilai shear stress maka akan semakin besar pula nilai shear stress.

4
Shear thinning fluids memiliki karakteristik jika fluida diberikan gaya atau
tegangan maka nilai viskositas akan menurun, yang bisa diartikan fluida menjadi
lebih encer atau mudah mengalir. Contoh dari jenis ini yaitu cat. Shear thickening
fluids memiliki karakteristik dimana fluida diberikan gaya atau tegangan maka
nilai viskositas akan menaik, yang bisa diartikan fluida menjadi lebih kental atau
sulit mengalir (Martanegara & Yulianti, 2020).

2.3 Pengertian Reologi

Reologi menurut Eugene C. Bingham diartikan sebagai segala sesuatu yang


mengalir. Reologi lebih dikenal sebagai ilmu yang mempelajari tentang perubahan
bentuk dan aliran dari suatu fluida serta bagaimana respon dari fluida tersebut
terhadap penerimaan tekanan dan tegangan. Aliran yang dimaksud adalah
kekentalan dari bahan tersebut sehingga mempengaruhi laju alirannya. Reologi
merupakan ilmu yang mempelajari suatu deformasi dan aliran materi. Data
reologi sangat penting untuk diperhatikan pada industri pangan. Reologi
dimanfaatkan untuk pengembangan suatu produk. Dengan mempelajari sifat
reologi, struktur dari masing-masing produk dapat diketahui dan hal tersebut
dapat dikaitkan dengan proses teknik yang biasanya menyangkut perpindahan
massa, panas dan perpindahan momentum. Pada akhirnya, dengan mengetahui
sifat reologi dari suatu produk atau benda, maka akan memungkinkan untuk
memproses produk tersebut (Hartanto, 2015).

2.4 Kekentalan (Viscosity)

Viskositas merupakan besaran yang menggambarkan resistensi suatu cairan untuk


mengalir oleh adanya gaya dari luar atau tingkat kekentalan suatu bahan cair.
Viskositas dipengaruhi oleh massa jenis zat cair, suhu zat, berat zat terlarut dan
tekanan terhadap zat. Viskositas digunakan dalam perhitungan parameter
momentum dan energi serta digunakan juga di dalam industri sebagai kontrol
kualitas dari beberapa produk. Besar kecilnya viskositas akan mempengaruhi laju
aliran suatu fluida. Viskositas dapat diukur dengan menggunakan alat yang
disebut viskometer. Viskositas setiap fluida sangat penting kaitannya dengan
industri makanan. Dalam perumusannya diumpamakan lapisan tipis cairan berada
diantara dua bidang parallel dengan jarak dy. Pada keadaan steady state, gaya

5
geser yang mengenai cairan diimbangi oleh gaya gesek internal yang berlawanan
arah. Adapun untuk cairan Newtonian, yang mana besarnya viskositas tidak
tergantung pada gaya geser, tegangan geser (shear stress), berbanding lurus
dengan laju geser (shear rate) dengan viskositas, (Restasari et al., 2019)
Menurut Hartanto (2015), ilmu reologi dibutuhkan untuk beberapa keperluan
sebagai berikut:
a. Menghitung proses permesinan (perpipaan, pompa, pencampuran, pertukaran
panas, pelapisan).
b. Mengontrol kualitas produk baik kualitas akhir maupun intermediet.
c. Mengevaluasi tekstur makanan dengan menhubungkan sensor data.
d. Menetapkan fungsi bahan pada pengembangan produk.
Menurut Ghurri (2014), viskositas dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu:
a) Viskositas Dinamik atau Viskositas Absolut
Viskositas absolut atau kekentalan absolut (koefisien viskositas mutlak) termasuk
ukuran hambatan internal. Viskositas dinamik atau viskositas absolut terjadi ketika
suatu fluida menunjukan ketahanannya terhadap aliran ketika dikenakan kecepatan
yang berbeda. Viskositas dinamik merupakan parameter kekentalan yang umumnya
dipakai untuk pengukuran. Dapat diilustrasikan pada suatu fluida yang berada di
antara dua pelat dikenakan gaya sehingga bagian paling atas dari fluida tersebut
bergerak dan diikuti oleh bagian bawah fluida yang bergerak secara perlahan.

Gambar 1-2. Pergerakan viskositas dinamik.


(Sumber: Hartanto, 2015).
b. Viskositas Kinematik
Viskositas kinematik merupakan rasio dari viskositas dinamik dibagi dengan
densitas dan dilambangkan dengan v yang memiliki satuan m2/s atau Stokes
dengan 1 Stokes = 10-4 m2/s. Viskositas kinematik digunakan untuk mengukur

6
ketahanan dari suatu fluida yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Semakin besar
viskositas kinematik, semakin mudah suatu fluida mengalir sesuai arah gravitasi.
c. Viskositas Nyata (apparent viscosity)
Perlu ditegaskan apabila viskositas dipengaruhi oleh shear rate bahwa nilai
viskositas yang diperoleh berbeda dari viskositas fluida ideal, nilai yg didapatkan
tersebut merupakan viskositas nyata (apparent viscosity). Nilai dari viskositas
nyata termasuk salah satu dari faktor yg mempengaruhi viskositas. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa viskositas yang dipengaruhi oleh shear rate atau laju geser
adalah viskositas nyata.

2.5 Viskometer

Viskometer adalah alat atau instrumen laboratorium yang digunakan untuk


mengukur kekentalan dari suatu bahan atau fluida. Alat viskometer sangat
berperan penting terhadap viskositas suatu zat yang mampu mengukur ketebalan
atau jumlah gesekan internal pada suatu material. Viskometer merupakan
peralatan yang dapat digunakan untuk mengukur viskositas suatu fluida, untuk
cairan dengan viskositas yang berbeda kondisi alirannya (Hartanto, 2015).
Model viskometer pada umum digunakan berupa viskometer bola jatuh,
tabung (pipa kapiler) dan sistem rotasi. Viskometer rotasi silinder sesumbu
(concentric cylinder) dibuat berdasarkan 2 standard yaitu pertama, sistem Searle
dimana silinder bagian dalam berputar sedangkan silinder bagian luar diam, yang
kedua sistem Couette dimana bagian luar silinder yang diputar sedangkan bagian
dalam silinder diam. Viskometer rotasi menggunakan spindle sebagai alat
pengukur kecepatan dengan mengukur rpmnya. Spindle pada viskometer di
tentukan berdasarkan ukuran spindle. Semakin besar ukuran spindle semakin kecil
ukuran kekentalan zat cair tersebut begitupun sebaliknya semakin kecil ukuran
spindle semakin besar ukuran kekentalan zat (Hartanto, 2015).

Gambar 1-3. Viskometer rotasi.


(sumber: Hartanto, 2015).

7
3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Karakteristik Reologi Bahan Cair dilaksanakan pada hari Rabu, 27


April 2022 pukul 13.00 sampai dengan 14.40 WITA, di Laboratorium Processing,
Program Studi Teknik Pertanian, Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum Karakteristik Reologi Bahan Cair adalah
viskometer, spindle, gelas beaker, alat tulis dan kamera handphone.
Bahan yang digunakan dalam praktikum Karakteristik Reologi Bahan Cair
adalah tissue, jus pisang dan jus alpukat.

3.3 Prosedur Praktikum

Adapun prosedur praktikum praktikum Karakteristik Reologi Bahan Cair yaitu:


1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Memasukkan sampel ke dalam gelas beaker sebanyak 250 mL.
3. Melakukan kalibrasi pada alat dan menyalakan viskometer.
4. Menentukan spindle yang akan digunakan yaitu ukuran 5.
5. Meletakkan sampel jus alpukat tepat di tengah bagian bawah spindle dan
memasukkan spindle hingga mencapai garis batas dari spindle.
6. Menyalakan motor untuk memutar spindle.
7. Menentukan putaran dengan memutar sekrup pengatur rpm yang akan
digunakan dan dengan kecepatan putaran 0, 0,5, 2, 2,5, 4, 5, 10, 20, 50 dan
100 rpm.
8. Mencatat nilai viskositas (cP) dan % torsi pada setiap tingkat kecepatan
hingga mencapai kecepatan minimum.
9. Mengulangi prosedur 4-8 pada sampel jus pisang dengan menggunakan
spindle ukuran 4.
10. Membersihkan dan mengeringkan spindle kemudian simpan pada kotak
sesuai urutan.
11. Mendokumentasikan praktikum.

8
3.4 Rumus yang Digunakan

Adapun rumus yang digunakan pada praktikum Karakteristik Rheologi Bahan


Cair yaitu:
τ = Kγn
Keterangan:
τ = tegangan geser (dynes/cm2),
K = koefisien konsistensi (dynes/cm2),
γ = shear rate (rpm) dan
n = indeks sifat alir.
σa = kασ (C*dial reading)
Keterangan:
σa = average shear stress (Pa)
kασ = faktor konversi shear stress (Pa) (Tabel)
C = dimensionless number (RV model=1), dieal reading = %torque
γ̇ a = 𝑘𝑁γ (N)
Keterangan:
γ̇ a = average shear rate (S-1)
𝑘𝑁γ = faktor konversi shear rate (S-1) (Tabel)
N = kecepatan putar (rpm)

9
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Alpukat

3
y = 4,4564x - 5,0957
Shear Stress 2
R² = 0,9534
1
0
0 0,5 1 1,5 2
-1
Shear Rate

Gambar 1-4. Grafik hubungan antara shear stress dan shear rate alpukat.

Viskositas dari sampel jus alpukat di ukur dengan menggunakan alat


viskometer. Berdasarkan grafik hubungan yang diperoleh antara log shear stress
dan log shear rate sampel jus alpukat diatas, didapatkan hasil logaritma seperti
pada grafik yaitu y = 4,4564x - 5,0957 dan R² = 0,9534 yang menandakan bahwa
besar kecilnya nilai shear stress dan shear rate maka akan mempengaruhi hasil y
dan R2. Nilai diperoleh setelah melakukan pengolahan data pada excel dengan
melogaritmakan shear stress dan shear rate.. diperoleh hasil shear stress dan
shear rate berbanding lurus dimana semakin besar nilai tegangan geser maka akan
semakin besar pula laju gesernya. Hal ini dapat dilihat pada grafik yang terus
meningkat seiring besarnya nilai shear rate dan shear stress. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Koponen (2020), bahwa shearing stress atau tegangan geser
dan shear rate saling berkaitan. Shear rate dan shear stress nilainya akan
berbanding lurus. Dengan kata lain semakin besar nilai shear stress maka akan
semakin besar pula nilai shear stress.

4.2 Pisang

200
Shear Stress

y = 4,0355x - 90,347
100 R² = 0,8969
0
0 10 20 30 40 50 60
-100
Shear Rate

Gambar 1-5. Grafik hubungan antara shear stress dan shear rate pisang.

10
Berdasarkan grafik hubungan yang diperoleh antara log shear stress dan log
shear rate sampel jus alpukat diatas, didapatkan hasil logaritma seperti pada
grafik yaitu y = 4,0355x - 90,347 dan R² = 0,8969 yang menandakan bahwa besar
kecilnya nilai shear stress dan shear rate maka akan mempengaruhi hasil y dan
R2. Nilai diperoleh setelah melakukan pengolahan data pada excel dengan
melogaritmakan shear stress dan shear rate diperoleh hasil shear stress dan shear
rate berbanding lurus dimana semakin besar nilai tegangan geser maka akan
semakin besar pula laju gesernya. Hal ini dapat dilihat pada grafik yang terus
meningkat seiring besarnya nilai shear rate dan shear stress. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Koponen (2020), bahwa shearing stress atau tegangan geser
dan shear rate saling berkaitan. Shear rate dan shear stress nilainya akan
berbanding lurus. Dengan kata lain semakin besar nilai shear stress maka akan
semakin besar pula nilai shear stress

4.3 Tabel Reologi

Tabel 1-1. Reologi alpukat dan pisang.


Sampel N K
Alpukat 0.0709 0.9425
Pisang 4.4564 5.0957

Berdasarkan tabel reologi alpukat dan pisang yang didapatkan maka dapat
diketahui bahwa kedua sampel termasuk jenis aliran non Newtonian dilihat dari
nilai viskositas yang semakin berkurang seiring dengan bertambahnya kecepatan
geser. Diperoleh perbandingan antara nilai reologi yaitu viskositas dari kedua
sampel jus alpukat. dan jus pisang. Kekentalan jus pisang lebih besar dengan nilai
N sebesar 4,4564 dan K sebesar 5,0957 dilihat dari tabel. Nilai viskositas alpukat
lebih rendah dibanding pisang dengan nilai N sebesar 0,0709 dan K sebesar
0,9425. Hal ini menandakan bahwa viskositas pada jus pisang lebih besar
dibanding pada jus alpukat yang akan berpengaruh pada aliran jus. Viskositas
yang tinggi akan membuat aliran fluida lambat begitupun sebaliknya jika
viskositas rendah akan membuat laju aliran tinggi. Hal ini sesuai dengan
pernyataan dari Restasari (2019) bahwa besar kecilnya viskositas akan
mempengaruhi laju aliran fluida. Reologi bahan merupakan karkateristik dari
suatu bahan baik itu cair, padat maupun gas. Pada praktikum ini karakteristik yang

11
akan diamati yaitu karakteristik bahan cair berupa jus alpukat dan jus pisang.
Kedua sampel mempunyai fisik yang berbeda mulai dari warna, kekentalan,
kandungan bahan dan sebagainya. Jus alpukat berwarna hijau sedikit kekuningan
karena warna buahnya sendiri yang demikian. Kemudian warna pada jus pisang
sedikit kecoklatan karena terlalu lama dibiarkan diudara terbuka sehingga
menyebabkan terjadinya oksidasi dan mengubah warna pada pisang. Reologi
bahan jus alpukat dan jus pisang salah satunya dapat dilihat dari kekentalan
bahanya. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Hartanto (2015) bahwa reologi
lebih dikenal sebagai ilmu yang mempelajari perubahan bentuk dan aliran dari
fluida atau viskositas serta bagaimana respon fluida tersebut terhadap penerimaan
tekanan dan tegangan.

12
5. PENUTUP

5. 1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum Karakteristik Reologi Bahan Cair diperoleh kesimpulan


bahwa parameter reologi bahan cair dapat diukur melalui viskositas atau
kekentalannya berdasarkan model power law dengan membandingkan kecepatan
putar spindle dan tegangan gesernya menggunakan alat yang disebut viskometer.
Diperoleh bahwa kedua sampel termasuk jenis aliran fluida non Newtonian
dilihat dari nilai viskositas yang semakin berkurang seiring dengan bertambahnya
kecepatan geser. jenis aliran Sifat reologi kedua sampel yaitu tingkat
viskositasnya yang berbeda dan termasuk fluida aliran non Newtonian. Sampel jus
pisang lebih besar viskositasnya dibanding sampel jus alpukat.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ghurri, A. (2014). Dasar-Dasar Mekanika Fluida. Elsevier, Denpasar Bali.

Hartanto, Y. (2015). Karakteristik Reologi Petis Berbasis Kepala dan Kulit Udang
Disusun Oleh: Yansen Hartanto S. T., M. T. Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan.Y.
(2015).

Koponen, A. I. (2020). The effect of consistency on the shear rheology of aqueous


suspensions of cellulose micro- and nanofibrils: a review. Cellulose, 27(4),
1879–1897.

Martanegara, H. A., & Yulianti, K. (2020). Model Matematika Fluida Lapisan


Tipis Pada Bidang Miring. Jurnal Eureka Matika, 8(1), 29–41.

Restasari, A., Abdillah, L. H., Budi, R. S., Hartaya, K., (2019). Pengaruh Dioctyl
Adipate Terhadap Sifat Reologi Htpb Terplastisasi (Effect of Dioctyl
Adipate On The Reological Properties Of Plasticized Htpb). 139–148.

14
LAMPIRAN

Lampiran 1-1 Tabel perhitungan reologi jus alpuk at dan pisang.

Tabel 1-2. Perhitungan reologi alpukat


RPM
Viskositas Viskositas Average Average
%T Shear Log N Log a Shear Log Ya
(N) (Cp) (Pa)
stress rate
0,5 13 106400 106,4 13,65 -0,301 1,13513 0,772 -0,1124
2 17,7 35400 35,4 18,585 0,301 1,26916 3,088 0,48968
2,5 20,7 30900 30,9 21,735 0,3979 1,33716 3,86 0,58659
4 19,3 19300 19,3 20,265 0,6021 1,30675 6,176 0,79071
5 19,4 15520 15,52 20,37 0,699 1,30899 7,72 0,88762
10 21,2 8560 8,56 22,26 1 1,34753 15,44 1,18865
20 28,7 5670 5,67 30,135 1,301 1,47907 30,88 1,48968
50 36,2 2904 2,904 38,01 1,699 1,5799 77,2 1,88762
100 41,2 1624 1,624 43,26 2 1,63609 154,4 2,18865

Tabel 1-3. Perhitungan reologi pisang.


Average Average
RPM Viskosi Viskosita
%T Shear Log N Log a shear Log Ya
(N) tas (cp) s (Pa)
stess rate
0,5 28,6 113600 113,6 15,4154 -0,301 1,18795 0,746 -0,1273
2 41,6 41600 41,6 22,4224 0,30103 1,35068 2,984 0,4748
2,5 43,1 34320 34,32 23,2309 0,39794 1,36607 3,73 0,5717
4 47,4 23700 23,7 25,5486 0,60206 1,40737 5,968 0,7758
5 49,7 19880 19,88 26,7883 0,69897 1,42795 7,46 0,8727
10 55,9 11200 11,2 30,1301 1 1,479 14,92 1,1738
20 60,8 6070 6,07 32,7712 1,30103 1,51549 29,84 1,4748
50 80,3 3200 3,2 43,2817 1,69897 1,6363 74,6 1,8727
100 99,5 1988 1,988 53,6305 2 1,72941 149,2 2,1738

Lampiran 1-2 Dokumentasi Praktikum Karakteristik Reologi.

Gambar 1-6. Dokumentasi Praktikum Karakteristik Reologi Bahan Cair.

15

Anda mungkin juga menyukai