PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum Karakteristik Reologi Bahan Cair untuk mengetahui cara
menentukan parameter reologi bahan berdasarkan model power law dan
mengetahui sifat reologi bahan berdasarkan parameter reologi yang diperoleh.
Kegunaan dari praktikum Karakteristik Reologi Bahan Cair untuk memahami
sifat cair dari bahan pangan sehingga dapat diterapkan dalam pengolahan pangan
hasil produksi pertanian seperti pada industri pembuatan jus buah.
2
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fluida
Fluida didefinisikan sebagai zat yang dapat berubah bentuk secara terus–menerus
jika terkena tegangan geser meskipun tegangan geser itu kecil. Fluida adalah zat
atau subsistem yang akan mengalami deformasi secara berkesinambungan jika
terkena gaya geser (gaya tangensial), walaupun gaya tersebut kecil. Sifat ini tentu
sangat berbeda dengan sifat zat padat, yang mana jika terkena gaya geser akan
menyebabkan terjadinya perubahan bentuk tetapi tidak berkesinambungan.
Apabila benda-benda padat biasa seperti baja atau logam-logam lainnya dikenai
oleh suatu tegangan geser, mula-mula benda ini akan berdeformasi (biasanya
sangat kecil), tetapi tidak akan terus-menerus berdeformasi (mengalir). Namun,
cairan yang biasa seperti air, minyak, dan udara memenuhi definisi dari sebuah
fluida. Dengan kata lain, zat-zat tersebut akan mengalir apabila padanya bekerja
sebuah tegangan geser (Martanegara & Yulianti, 2020).
Fluida yang diketahui dapat berupa zat cair dan zat gas. Fluida merupakan zat
yang dapat mengalir dan berubah bentuk sesuai tempat yang ditempati. Fluida
dibedakan atas dua yaitu fluida berupa gas dan fluida berupa cairan. Fluida
Newtonian dan non-Newtonian memiliki tegangan geser yang berkaitan dengan
besar regangan akibat tegangan geser yang diberikan. Karakteristik fluida tidak
akan berubah bila diberikan gaya atau tegangan. Contoh fluida Newtonian yaitu
udara dan air. Fluida newtonian viskositasnya tidak berubah ketika terdapat
gayang yang mengenai. Fluida non-Newtonian memiliki tegangan geser yang
tidak berbanding lurus terhadap besar regangan geser. Fluida ini dapat berubah
dipengaruhi oleh besar tegangan dan gaya yang diberikan. Apabila tegangan dan
gaya yang diberikan dihentikan, maka karakteristik fluida ini akan kembali ke
posisi awal yang bisa juga disebut viskoelastik. Karakteristik fluida yang
dimaksud yaitu viskositas, massa jenis, laju aliran. Non-Newtonian memiliki dua
jenis fluida, yang pertama adalah shear thinning fluids dan yang kedua adalah
shear thickening fluids (Martanegara & Yulianti, 2020).
3
Menurut Koponen (2020), fluida non Newtonian yang dipengaruhi waktu
terbagi atas:
a. Plastis: cairan non newton yang dapat mengalir setelah melampaui nilai yield
value, dan setelah melampaui yield value viskositasnya akan sama dengan
cairan newton.
4
Shear thinning fluids memiliki karakteristik jika fluida diberikan gaya atau
tegangan maka nilai viskositas akan menurun, yang bisa diartikan fluida menjadi
lebih encer atau mudah mengalir. Contoh dari jenis ini yaitu cat. Shear thickening
fluids memiliki karakteristik dimana fluida diberikan gaya atau tegangan maka
nilai viskositas akan menaik, yang bisa diartikan fluida menjadi lebih kental atau
sulit mengalir (Martanegara & Yulianti, 2020).
5
geser yang mengenai cairan diimbangi oleh gaya gesek internal yang berlawanan
arah. Adapun untuk cairan Newtonian, yang mana besarnya viskositas tidak
tergantung pada gaya geser, tegangan geser (shear stress), berbanding lurus
dengan laju geser (shear rate) dengan viskositas, (Restasari et al., 2019)
Menurut Hartanto (2015), ilmu reologi dibutuhkan untuk beberapa keperluan
sebagai berikut:
a. Menghitung proses permesinan (perpipaan, pompa, pencampuran, pertukaran
panas, pelapisan).
b. Mengontrol kualitas produk baik kualitas akhir maupun intermediet.
c. Mengevaluasi tekstur makanan dengan menhubungkan sensor data.
d. Menetapkan fungsi bahan pada pengembangan produk.
Menurut Ghurri (2014), viskositas dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu:
a) Viskositas Dinamik atau Viskositas Absolut
Viskositas absolut atau kekentalan absolut (koefisien viskositas mutlak) termasuk
ukuran hambatan internal. Viskositas dinamik atau viskositas absolut terjadi ketika
suatu fluida menunjukan ketahanannya terhadap aliran ketika dikenakan kecepatan
yang berbeda. Viskositas dinamik merupakan parameter kekentalan yang umumnya
dipakai untuk pengukuran. Dapat diilustrasikan pada suatu fluida yang berada di
antara dua pelat dikenakan gaya sehingga bagian paling atas dari fluida tersebut
bergerak dan diikuti oleh bagian bawah fluida yang bergerak secara perlahan.
6
ketahanan dari suatu fluida yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Semakin besar
viskositas kinematik, semakin mudah suatu fluida mengalir sesuai arah gravitasi.
c. Viskositas Nyata (apparent viscosity)
Perlu ditegaskan apabila viskositas dipengaruhi oleh shear rate bahwa nilai
viskositas yang diperoleh berbeda dari viskositas fluida ideal, nilai yg didapatkan
tersebut merupakan viskositas nyata (apparent viscosity). Nilai dari viskositas
nyata termasuk salah satu dari faktor yg mempengaruhi viskositas. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa viskositas yang dipengaruhi oleh shear rate atau laju geser
adalah viskositas nyata.
2.5 Viskometer
7
3. METODOLOGI
Alat yang digunakan dalam praktikum Karakteristik Reologi Bahan Cair adalah
viskometer, spindle, gelas beaker, alat tulis dan kamera handphone.
Bahan yang digunakan dalam praktikum Karakteristik Reologi Bahan Cair
adalah tissue, jus pisang dan jus alpukat.
8
3.4 Rumus yang Digunakan
9
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Alpukat
3
y = 4,4564x - 5,0957
Shear Stress 2
R² = 0,9534
1
0
0 0,5 1 1,5 2
-1
Shear Rate
Gambar 1-4. Grafik hubungan antara shear stress dan shear rate alpukat.
4.2 Pisang
200
Shear Stress
y = 4,0355x - 90,347
100 R² = 0,8969
0
0 10 20 30 40 50 60
-100
Shear Rate
Gambar 1-5. Grafik hubungan antara shear stress dan shear rate pisang.
10
Berdasarkan grafik hubungan yang diperoleh antara log shear stress dan log
shear rate sampel jus alpukat diatas, didapatkan hasil logaritma seperti pada
grafik yaitu y = 4,0355x - 90,347 dan R² = 0,8969 yang menandakan bahwa besar
kecilnya nilai shear stress dan shear rate maka akan mempengaruhi hasil y dan
R2. Nilai diperoleh setelah melakukan pengolahan data pada excel dengan
melogaritmakan shear stress dan shear rate diperoleh hasil shear stress dan shear
rate berbanding lurus dimana semakin besar nilai tegangan geser maka akan
semakin besar pula laju gesernya. Hal ini dapat dilihat pada grafik yang terus
meningkat seiring besarnya nilai shear rate dan shear stress. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Koponen (2020), bahwa shearing stress atau tegangan geser
dan shear rate saling berkaitan. Shear rate dan shear stress nilainya akan
berbanding lurus. Dengan kata lain semakin besar nilai shear stress maka akan
semakin besar pula nilai shear stress
Berdasarkan tabel reologi alpukat dan pisang yang didapatkan maka dapat
diketahui bahwa kedua sampel termasuk jenis aliran non Newtonian dilihat dari
nilai viskositas yang semakin berkurang seiring dengan bertambahnya kecepatan
geser. Diperoleh perbandingan antara nilai reologi yaitu viskositas dari kedua
sampel jus alpukat. dan jus pisang. Kekentalan jus pisang lebih besar dengan nilai
N sebesar 4,4564 dan K sebesar 5,0957 dilihat dari tabel. Nilai viskositas alpukat
lebih rendah dibanding pisang dengan nilai N sebesar 0,0709 dan K sebesar
0,9425. Hal ini menandakan bahwa viskositas pada jus pisang lebih besar
dibanding pada jus alpukat yang akan berpengaruh pada aliran jus. Viskositas
yang tinggi akan membuat aliran fluida lambat begitupun sebaliknya jika
viskositas rendah akan membuat laju aliran tinggi. Hal ini sesuai dengan
pernyataan dari Restasari (2019) bahwa besar kecilnya viskositas akan
mempengaruhi laju aliran fluida. Reologi bahan merupakan karkateristik dari
suatu bahan baik itu cair, padat maupun gas. Pada praktikum ini karakteristik yang
11
akan diamati yaitu karakteristik bahan cair berupa jus alpukat dan jus pisang.
Kedua sampel mempunyai fisik yang berbeda mulai dari warna, kekentalan,
kandungan bahan dan sebagainya. Jus alpukat berwarna hijau sedikit kekuningan
karena warna buahnya sendiri yang demikian. Kemudian warna pada jus pisang
sedikit kecoklatan karena terlalu lama dibiarkan diudara terbuka sehingga
menyebabkan terjadinya oksidasi dan mengubah warna pada pisang. Reologi
bahan jus alpukat dan jus pisang salah satunya dapat dilihat dari kekentalan
bahanya. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Hartanto (2015) bahwa reologi
lebih dikenal sebagai ilmu yang mempelajari perubahan bentuk dan aliran dari
fluida atau viskositas serta bagaimana respon fluida tersebut terhadap penerimaan
tekanan dan tegangan.
12
5. PENUTUP
5. 1 Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
Hartanto, Y. (2015). Karakteristik Reologi Petis Berbasis Kepala dan Kulit Udang
Disusun Oleh: Yansen Hartanto S. T., M. T. Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan.Y.
(2015).
Restasari, A., Abdillah, L. H., Budi, R. S., Hartaya, K., (2019). Pengaruh Dioctyl
Adipate Terhadap Sifat Reologi Htpb Terplastisasi (Effect of Dioctyl
Adipate On The Reological Properties Of Plasticized Htpb). 139–148.
14
LAMPIRAN
15