PENDAHULUAN
Proses pemotongan pada bahan material di dalam bengkel pertanian menjadi salah
satu proses serta tahap awal yang perlu dan harus dilakukan untuk mengolah serta
untuk memodifikasi bahan kayu dan bahan logam menjadi alat ataupun mesin
pertanian. Pemotongan kayu dan logam pada awalnya dilakukan secara manual
saja, yang dimana dengan menggunakan tenaga manusia saja, contohnya pada
penggunaan gergaji manual dan juga alat pemotong pertanian. Namun, seiring
dengan berjalannya waktu kini di era sekarang perkembangan akan alat potong
sudah semakin maju serta berkembang dengan sangat pesat.
Alat pemotongan kini telah dimodifikasi jauh lebih baik lagi, dimana alat-alat
potong tersebut dibuat dengan tujuan agar bisa lebih mempermudah pekerjaan
para teknisi maupun pekerjaan di dalam bengkel. Mesin gergaji yang pada
umumnya hanyalah mempunyai satu mata potong saja. Tetapi kini, jumlah dari
mata potong pada mesin gergaji sudah ditingkatkan lagi guna untuk meningkatkan
kapasitas dalam produksi alat dan mesin pertanian. Dunia perindustrian mebel,
tentu saja hal ini juga dapat memotong jumlah dari kapasitas produksi
pemotongan kayu dan juga bisa menurunkan efisiensi untuk para pekerja lainnya.
Tak hanya dalam pemotongan, pengujian metal (metal forming) juga
diperlukan di dalam bengkel pertanian. Pengujian metal tersebut juga termasuk
salah satu proses pembentukan pada logam, dengan cara menggunakan gaya tekan
pada benda kerja untuk bisa mendapatkan hasil yang maksimal serta bisa
mengubah bentuk ataupun ukuran awal dari logam yang akan dibuat. Alat metal
forming ini dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan sesuai dengan
bentuknya. Proses yang terjadi pada alat ini terbagi atas dua, yaitu proses bending
dan juga pembentukan embossing.
Berdasarkan pada uraian di atas, maka dilakukannya praktikum Pemotongan
Kayu dan Pengujian Metal ini agar dapat diketahui setiap karakteristik dari alat
potong, baik itu alat pemotongan yang manual ataupun alat pemotongan yang
telah canggih dengan menggunkan energi listrik sebagai sumber energinya.
60
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dari praktikum Pemotongan Kayu dan Pengujian Metal yaitu agar
mahasiswa dapat mengetahui macam-macam alat potong kayu dan logam serta
cara penggunaannya, juga untuk membedakan jenis-jenis logam berdasarkan
unsure pembentuknya serta mengetahui jenis, bentuk dan warna bunga api.
Kegunaan daripraktikum Pemotongan dan Pengujian Metal yaitu agar
mahasisiwa dapat menggunakan alat potong yang ada pada bengkel.
61
2. TINJAUAN PUSTAKA
62
bending dan juga pembentukan embossing. Bending ini merupakan proses
pembentukan pada logam dan embossing merupakan proses pembentukan untuk
membuat lekukan pada lembaran logam yang akan digunakan (Suyuti, 2019).
Logam merupakan salah satu material yang dimana dalam penggunaannya itu
sering dipakai dalam pembuatan alat serta mesin pertanian, tidak hanya itu logam
juga banyak digunakan di dalam kontruksi bangunan. Logam memiliki sifat-sifat
penggunaan dalam teknis tertentu dan dapat diperoleh dalam jumlah yang cukup
seperti halnya besi, tembaga, seng, timah, timbel, nikel, alumunium, dan juga
magnesuim. Demi mengetahui material logam yang memenuhi spesifikasi,
63
haruslah dilakukan karakterisasi material terlebih dahulu agar nantinya material
logam memiliki sifat yang dibutuhkan dalam proses produksi (Nurdin, 2019).
Kata logam ini berasal dari bahasa Yunani yaitu “Metallon”.Metallon ini
merupakan unsur kimia yang siap untuk membentuk ion kation yang memiliki
sebuah ikatan logam. Logam ini juga seringkali digunakan untuk menyebut semua
unsur yang sifatnya berat dari pada helium. Logam, unsur kimia yang mempunyai
sifat liat, keras, kuat, penghantar listrik dan panas yang baik, mengkilap dan
umumnya mempunyai titik cair yang tinggi. Logam mempunyai kemampuan
dalam menghantarkan panas serta kemampuan mengalirkan arus litrik yang
dibedakan menjadi konduktor, semikonduktor dan isolator (Putra, 2018).
Secara umum logam dibedakan menjadi dua jenis, yaitu logam ferro atau
biasa disebut dengan besi karbon merupakan logam paduan yang terdiri dari
campuran unsur karbon dengan besi. Sedangkan logam non-ferro atau logam
bukan besi merupakan logam yang tidak mengandung unsur besi di dalamnya,
dimana logam ini kebanyakan digunakan begitu saja tanpa adanya paduan dengan
logam lainnya karena logam ini memiliki sifat yang baik. Contoh dari logam ferro
ini yaitu pesawat sedangkan contoh dari logam non-ferro yang murni, seperti
emas, platina dan juga perak (Samlawi dan Siswanto, 2016).
MenurutSamlawi dan Siswanto (2016), logam jenis non-ferro ini dapat
dikelompokkan menjadi 5 diantaranya, yaitu:
a. Logam berat, berat jenisnya lebih besar dari 5 kg/dm3, contohnya pada nikel,
kromium, tembaga, timah hitam, timah putih, seng.
b. Logam ringan, berat jenisnya lebih kecil dari 5 kg/dm3, contohnya
aluminium, magnesium, titanium, kalsium, kalium, natrium, barium.
c. Logam mulia, mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, biasanya digunakan
untuk keperluan khusus, perhiasan dan asesoris lainnya, contohnya emas,
perak dan platina.
d. Logam refraktoriatau logam tahan api ini biasanya digunakan sebagai unsur
paduan pada alat-alat listrik, silinder line pada motor bakar torak dan alat-alat
lainnya yang memerlukan ketahanan panas.
e. Logam radioaktif, logam yang bisa memancarkan sinar radioaktif yaitu sinar
alpha, sinar betha dan sinar gama, contohnya uranium, plutonium dan radium.
64
2.4 Alat Pemotongan
Proses pemotongan kayu dan logam diperlukan alat-alat pemotongan yang sesuai
dengan bahan yang akan dipotong. Awalnya pemotongan kayu dan logam masih
dilakukan dengan cara yang manual, akan tetapi dengan perkembangan teknologi
alat-alat pemotongan telah dibuat dengan lebih canggih. Alat ini dibuat dengan
tujuan agar mempermudah pekerjaan para teknisi. Alat pemotongan kayu sendiri
terdapat banyak jenis sesuai dengan kebutuhan, seperti untuk mengambil material
kayu pada pohon atau menebang pohon diperlukan alat pemotongan berupa
chainsaw. Kemudian untuk memotongnya dalam beberapa bagian yang lebih kecil
dapat menggunakan gergaji kayu (Hendrayana dkk., 2020).
Gergaji rantai (chainsaw) merupakan gergaji yang menggunakan mesin untuk
menggerakkan rantai gergajinya. Awalnya orang-orang menebang ataupun
memotong kayu dengan gergaji manual. Namun, setelah mesin ditemukan maka
mesin tersebutlangsung diaplikasikan pada gergaji guna untuk bisa mendapatkan
produktivitas yang lebih tinggi nantinya. Saat ini, mesin chainsaw sudah
mengalami banyak serta puluhan modifikasi bentuk dan aplikasi teknologi baru,
sehingga lahirlah chainsaw dengan teknologi yang mutakhir ataupun dalam
bentuk lain berupa chainsaw yang jauh lebih kecil dan lebih ringan lagi, serta
pada putaran mesinnya pun jadi sangat cepat (Hendrayana dkk., 2020).
Beberapa merk terbaru dari mesin chainsaw tidaklah menggunakan mesin
dengan berbahan bakar minyak, tetapi menggunakan tenaga yang sumber
utamanya itu berasal dari energi listrik. Mesin chainsaw yang terbaru kini telah
dilengkapi dengan alat pengaman atau penangkap rantai, rem rantai, serta
pelumasan otomatis pada mesin. Semua hal ini dilakukan dan dimaksudkan untuk
bisa memberikan kenyamanan serta keselamatan kerja yang paling utama bagi
para operator mesin chainsaw itu sendiri, sekaligus bisa untuk lebih meningkatkan
lagi produktivitas di dalam proses kerjanya (Hendrayana dkk., 2020).
65
2.5 Bunga Api
Bunga api atau percikan api yang tercipta saat pengujian metal tersebut, dimana
kerena adanya gaya gesekan pada bahan logam. Bunga apa termasuk salah satu
metodepengujian yang dilakukan untuk bisa menentukan jenis pada logam.
Pengujian ini juga sering dikatakan sebagai percobaan spark test. Pengujian ini
sendiri dilakukan untuk bisa menentukan kualitas pada produk bahan
logam.Dunia industri,permasalahan yang sering timbul ialah adanya klaim atau
protes dari para konsumen terhadap kualitasproduk yang telah dibuat, hal ini
sering timbul jika bahan material yang digunakan bukanlah dari baja.Hal itu dapat
terjadi karena dalam proses pembuatan peralatan dan perkakas material yang
cocok adalah baja karbon sedangdengan kandungan karbonnya sampai 0.2 persen
saja. Hal ini tidakdapat dilakukan jika tidak dilakukan uji laboratorium terlebih
dahulu.Uji laboratorium yang sederhana dan mudah dipahami olehpara pengrajin
yang berpendidikan rendah adalah dengan ujispark test (Saifuddin dkk., 2017).
Menurut Saifuddin dkk (2017), dalam pengujian logam menggunakan gurinda
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya, yaitu:
a. Warna percikan
b. Jangkauan percikan
c. Kembang api
d. Jenis percikan
Semakin keras material baja maka semakin ringan geram yang dihasilkan dan
semakin keras material maka panjang spark semakin pendek dan sudutnya
semakin lebar. Komposisi yang terkandung pada baja mempengaruhi karakteristik
spark pada gerinda, semakin tinggi kadar karbon bentuk spark stars bursts dan
fork bursts lebih jelas. Semakin tinggi komposisi paduan Cr menghasilkan spark
flowers bursts lebih jelas dan berwarna kuning tua. alloy steel dengan nikel
menghasilkan spark flower dan starsts bursts. Intensitas warna dan pola spark test
sangat berpengaruh terhadap unsur yang terkandung didalam material tersebut
setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan alat rapid-scanning
spectrometer system (Sukis dkk., 2021).
66
3. METODOLOGI
Praktikum Pengenalan Kayu dan Logam dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Maret
2022 pukul 07.30 WITA sampai selesai di Laboratorium Teknik Bengkel
Pertanian, Program Studi Teknik Pertanian, Departemen Teknologi Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Alat yang digunakan pada praktikum Pemotongan dan Pengujian Metal yaitu
gergaji kayu, gergaji besi, gerinda, cut saw, circular saw dan chainsaw.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu kayu dan logam.
Adapun prosedur kerja dari praktikum Pengenalan Kayu dan Logam yaitu:
3.3.1. Gergaji kayu
1. Letakkan kayu diatas media alas yang kokoh dan stabil.
2. Pegang garis potong sesuai ukuran yang diinginkan memakai ujung kuku ibu
jari tangan tepat pada titik yang berbatasan langsung dengan gergaji.
3. Tancapkan mata gergaji tepat pada garis potong secara tegak lurus.
Kemudian gerakkan gergaji kebelakang sedikit saja untuk membuat alur awal
gergaji.
4. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, gergaji digerakkan menggunakan
dorongan kedepan sampai serat kayu terpotong sedikit demi sedikit.
3.3.2. Gergaji besi
1. Siapkan material yang akan dipotong.
2. Letakkan gergaji pada material yang ingin dipotong.
3. Tandai material yang hendak dipotong.
4. Lakukan pemotongan dengan menggunakan tangan yang terkuat kemudian
tangan satunya untuk menahan atau mengunci benda yang akan dipotong.
67
3.3.3. Gerinda
1. Sebelum memasang steker pada stop kontak, pastikan switch gerinda pada
posisi off.
2. Dorong switch atau saklar untuk menyalakan mesin dan tekan untuk
mengunci switch atau saklar.
3. Pada bagian belakang gerinda terdapat switch untuk mengatur kecepatan
putaran gerinda.
3.3.4. Circular saw
1. Letakkan alat diatas logam atau besi yang akan dipotong.
2. Kemudian nyalakan alat.
3. Lakukan pemotongan.
3.3.5. Chain Saw
1. Siapkan kayu yang akan dipotong.
2. Nyalakan Chain Saw
3. Lakukan pemotongan pada kayu sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
4. Setelah selesai matikan alat.
3.3.6. Cut saw
1. Letakkan alat pada kayu yang akan dipotong.
2. Kemudian nyalakan alat.
3. Lakukan pemotongan.
68
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
5. Gergaji Besi Mata gergaji yang halus Membutuhkan waktu lama dan
dan rapat. mata pisau cepat patah
69
6. Gerinda Dapat mengerjakan Skala pengikisan harus kecil,
benda kerja tuntutan memerlukan waktu yang lama
ukuran presisi pada dalam melakukan pekerjaan serta
benda kerja. Dapat membutuhkan biaya yang mahal
bekerja pada benda kerja
yang telah dikeraskan.
Mudah menghaluskan
permukaan benda.
70
pemotongan.
2. Mata circular saw
4
berfungsi untuk memotong
material.
3. Plat baja sebagai landasan
alat pada saat pemotongan
logam atau kayu.
2 3 4. Kabel berfungsi untuk
menyambungkan alat
dengan listrik.
3. Cut Saw 1. Pegangan alat berfungsi
1 2
sebagi pegangan alat pada
saat digunakan.
2. Tombol power untuk
meyalakan dan mematikan
alat.
3. Mata cut saw untuk
memotong material
3 4
4. Kabel berfungsi untuk
menyambungkan alat
dengan listrik.
4. Gergaji 2 1. Mata gergaji untuk
Kayu
memotong kayu
2. Pegangan alat berfungsi
sebagai pegangan alat
1 ketika digunakan.
71
sebagai pegangan alat saat
2 digunakan.
72
2. Aluminium a. Tidak ada bunga api
yang muncul.
4.2 Pembahasan
73
menyatakan bahwa pada proses pemotongan segmen mengggunakan alat chain
saw terlebih dahulu harus siapkan landasan kerja yang rata agar rel dan mesin
penggerak chain saw dapat bergerak dengan baik.
Proses pengujian metal itu sendiri dapat dilakukan dengan cara menggunakan
metode spark test atau biasa juga disebut dengan pengujian percikan. Bunga api
atau percikan logam dapat menjadi salah satu cara yang dilakukan untuk
membedakan jenis-jenis dari logam.Hasil dari pengujian yang dilakukan pada saat
praktikum yang dimana dengan menggunakan besi plat, aluminium dan besi,
didapatkan percikan atau bunga api yang berbeda-beda. Besi plat bunga api yang
muncul pada saat dipotong yaitu panjang dan besar atau menyebar, sedangkan
pada aluminium tidak muncul bunga api. Selanjutnya pada besi memiliki bunga
api yang lebih kecil dibandingkan dengan besi plat. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Syaifuddin dkk., (2017), yang menyatakan bahwa pada pengujian ini
sering dikatakan sebagai percobaan spark test, pengujian ini dilakukan untuk
menentukan kualitas produk logam.
74
5. PENUTUP
75
DAFTAR PUSTAKA
Saifuddin, Zulkifli dan Arkadius, M. 2017. Pelatihan Pengujuan Spark Test untuk
Pengrajin Pandai Besi Tradisional. Proceeding Seminar Nasional
Politeknik Negri Lhokseumawe. Vol 1 (1): 450-452
Suyuti, M, A. 2019. Rancang Bangun Prototipe Alat Metal Forming Sirip Roda
Besi Traktor Tangan.Jurnal Agritechno Teknik Mesin. Vol. 13(1), 62-
74.
76