PROGRAM MAGISTER
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Material teknik dapat dikategorikan menjadi logam dan non logam. Dalam
dunia konstruksi logam (terutama logam besi atau baja) merupakan material yang
paling banyak dipakai, tetapi material-material lain juga tidak dapat diabaikan.
Material non logam sering digunakan karena meterial tersebut mempunyai sifat
yang khas yang tidak dimiliki oleh material logam. Material-material dalam
kelompok logam disusun oleh satu atau lebih unsur logam (misalnya besi,
alumunium, tembaga, titanium, emas, dan nikel), dan juga seringkali mengandung
unsur non logam (misalnya karbon, nitrogen dan oksigen) dalam jumlah yang
relatif kecil. Logam merupakan material yang sering dipakai dalam berbagai
aplikasi bidang. Dalam pengembangan menuju industrial estate, penggunaan
logam sangat diperlukan.
Berbagai jenis bahan telah kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari maupun
dalam industri. Penggunaannya pun sangat bergantung pada sifat-sifat dari bahan
tersebut. Didalam industri manufaktur tidak akan lepas dari dengan satu bidang
ilmu teknik yang berhubungan dengan material. Secara umum meterial teknik
diklasifikasikan menjadi dua golongan yakni logam (metal) dan non logam (non
metal). Jika ditinjau dari sudut pandang susunan unsur dasar, logam (metal) dibagi
menjadi 2 (dua), yaitu logam murni dan logam alloy (logam paduan). Sedangkan
non logam dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu keramik, komposit, dan polimer.
Logam adalah bahan atau material teknik yang sangat banyak di gunakan
dalam berbagai bidang. Logam dibagi menjadi dua yaitu logam murni yang hanya
terdiri dari satu jenis atom, seperti besi (Fe) murni, tembaga (Cu) murni dan
logam paduan (metal alloy) yang terdiri dari dua atau lebih jenis atom dan
merupakan campuran dari dua macam logam atau lebih yang dicampur satu sama
lain dalam keadaan cair. Logam paduan merupakan salah satu material yang sering
digunakan dalam industri, khususnya dalam industri di bidang konstruksi.
Terdapat banyak jenis logam paduan yang sering digunakan. Dikarenakan cukup
pentingnya peranan logam paduan dalam bidang konstruksi, maka kami tertarik
untuk membuat makalah tentang logam paduan.
Dalam pengertiannya, logam yang merupakan besi atau bukan besi dapat kita
jumpai dimana-mana seperti pembangunan gedung-gedung yang sekarang bahan-
bahannya sebagian dari besi, pembuatan gudang yang memakai kerangka baja dan
juga ditempat penampungan besi-besi bekas, yang nantinya besi-besi bekas
tersebut akan didaur ulang lagi.
Pada makalah ini, penulis akan memaparkan tentang Logam selain Baja
sebagai bahan Konstruksi. Sifat intinsik dari logam itu sendiri, meliputi sifat, jenis,
proses pembuatan serta aplikasinya dalam kehidupan. Penulis akan memberikan
penjelasan-penjelasan mengenai logam logam selain baja sebagai bahan
konstruksi dalam makalah ini dan semoga penjelasan tersebut dapat menambah
wawasan pembaca. Maka dari itu kami mencoba mengumpulkan informasi-
informasi mengenai logam selain baja, jenis-jenisnya, sifat serta penggunaannya
dalam dunia industri dan menyusunnya dalam makalah ini.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, liat, keras,
penghantar listrik dan panas, serta mempunyai titik cair tinggi. Logam juga
merupakan bahan yang dapat ditempa, mengkilat, magnetis, dan dapat dicampur
secara homogen dalam berbagai kadar.
Logam adalah suatu paduan yang terdiri dari campuran unsur karbon
dengan besi. Untuk menghasilkan suatu logam paduan yang mempunyai 2 sifat
yang berbeda dengan besi dan karbon maka dicampur dengan bermacam logam
lainnya. Logam adalah elemen mineral yang terbentuk secara alami. Jumlah
logam diperkirakan 4% dari mineral bumi. Logam alam bidang keteknisian
adalah besi biasanya dipakai untuk konstruksi bangunan-bangunan, pipa-pipa,
alat-alat pabrik dan sebagainya.
Kelebihan logam sebagai bahan konstuksi adalah memiliki sifat yang di suatu
pihak lebih baik karena :
- memiliki kuat tarik tinggi, dapat di rubah – rubah bentuknya
- mudah di sambung / di las.
Pada umumnya, logam dapat di bagi menjadi 2(dua) kelompok besar yaitu :
logam besi (ferrous metal).
logam bukan besi (non ferrous metal).
Logam besi : suatu logam yang elemen pembentuk utamanya adalah besi (fe).
Misalnya : besi tuang, besi tempa, baja.
Logam bukan besi : logam yang elemen utamanya bukan besi . Misalnya :
alumunium, tembaga, timah putih, emas, dll.
Pada industri angkasa luar dan profesi kedokteran dibutuhkan bahan yang
kuat, tahan karat, dan bersifat noniritin, seperti aloi titanium. Sebagian jenis
logam merupakan unsur penting karena dibutuhkan dalam berbagai fungsi
biokimiawi. Pada zaman dahulu, logam tertentu, seperti tembaga, besi, dan timah
digunakan untuk membuat peralatan, perlengkapan mesin, dan senjata.
Secara umum logam mulia berarti logam-logam termasuk paduannya yang
biasa dijadikan perhiasan, antara lain emas, perak, perunggu dan platina.
Logam-logam tersebut memiliki warna yang bagus, tahan karat, lunak dan
terdapat dalam jumlah yang sedikit di alam, sehingga harganya mahal. Emas dan
perak memiliki sifat penghantar listrik yang sangat baik sehingga banyak
dipakai untuk melapisi konektor-konektor pada perangkat elektronik.
Sebagai konduktor panas yang baik, logam juga digunakan untuk membuat
panci. Logam bersifat kuat sehingga dapat digunakan untuk membangun rangka
bangunan dan jembatan. Logam juga dapat menimbulkan suara dering yang
nyaring jika dipukul, maka logam juga dapat digunakan dalam pembuatan bel.
Logam berat adalah logam dengan massa jenis lima atau lebih, dengan nomor
atom 22 sampai dengan 92. Namun logam berat dianggap berbahaya bagi
kesehatan apabila terakumulasi secara berlebihan di dalam tubuh manusia.
Beberapa logam tersebut di antaranya bersifat membangkitkan kanker
(karsinogen). Demikian pula dengan bahan pangan dengan kandungan logam
berat tinggi dianggap tidak layak konsumsi.
a. Kekuatan. Sifat penting pada baja adalah kuat tarik. Pada saat baja
diberi beban, maka baja akan cenderung mengalami
deformasi/perubahan bentuk. Perubahan bentuk ini akan
menimbulkan regangan/strain, yaitu sebesar terjadinya deformasi tiap
satuan panjangnya akibat regangan.
Logam Paduan
Logam paduan (metal alloy) adalah logam yang terdiri dari dua atau lebih
jenis atom dan merupakan campuran dari dua macam logam atau lebih yang
dicampur satu sama lain dalam keadaan cair.
Contoh-contoh logam paduan adalah baja, besi cor, amalgam, kuningan, dan
perunggu.
Logam paduan (metal alloy) sering digunakan sebagai pengganti logam murni
karena pada logam paduan memiliki sifat yang dapat memberikan keuntungan
dan kemudahan sebagai material pabrikasi, seperti kekerasan pada logam paduan
dapat ditingkatkan dari kekerasan logam asalnya, kekuatan tarik dapat
diperbesar, daya pemuaian dapat dikurangkan, titik lebur dapat diturunkan atau
dinaikkan dibanding logam-logam asalnya. Adapun macam-macam logam paduan
selain baja, yaitu :
Jenis dari ketiga besi cor tersebut sangat tergantung dari kandungan dan
komposisi antara C dan Si serta laju pendinginannya, dimana laju pendinginan
yang tinggi akan menghasilkan struktur besi cor putih sedangkan laju
pendinginan yang lambat akan menghasilkan pembekuan kelabu.
Didaerah ujung kiri sampel, karena pada bagian tersebut merupakan media
cetakan logam akan membeku secara cepat dan menghasilkan struktur ledeburit
yang keras, sedangkan didaerah ujung kanan yang menggunakan media cetak
pasir yang menghasilkan laju pembekuan lambat menghasilkan struktur kelabu.
Didaerah tengah yang merupakan daerah transisi keduanya terdapat struktur
meliert.
Dalam hal ini C merupakan unsur elementer yang berkoloni membentuk grafit
(penggrafitan tak langsung), serta tidak menutup kemungkinan bahwa grafit
telah pula terbentuk langsung dari cairan (penggrafitan langsung). Dengan
demikian paduan tidak lagi menganut sistem Besi-Besikarbida, melainkan Besi-
Grafit.
Pada kenyataannya, dikarenakan oleh berbagai hal, kristalisasi dari besi cor
kelabu berlangsung tidak demikian, dan bagian-bagian dari struktur tidak dapat
dengan mudah dibatasi sebagaimana pada besi cor putih.
Akibat dari terjadinya undercooling, terdapat sebagian kecil dari karbon yang
tertransformasi menjadi besikarbid setelah sebagian besar dari cairan
tertransformasi menjadi besi dan grafit. Pembentukan grafit sangat tergantung
dari jumlah inti-inti grafit. Sementara itu grafit memiliki kecenderungan kuat
untuk saling mengelompok serta menjadi bentuk lembaran-lembaran grafit.
Gambar 2.2 Grafit eutektik pada besi cor kaya Si dan Grafit batas butiran.
Non-etsa.
Grafit yang halus dapat dicapai pada besi cor dengan kandungan Si sangat tinggi
(lebih kurang 4%) dan melalui proses pendinginan yang cepat. Selain dari itu,
perlakuan-perlakuan peleburan maupun karena pengaruh dari terdapatnya
unsur-unsur lainnya dapat pula mempengaruhi pertumbuhan dari grafit. Suatu
penahanan yang lama pada temperatur diatas Tliq akan menyebabkan terjadinya
pengahalusan grafit sebagai akibat dari penghancuran kumpulan grafit.
Kandungan P yang tinggi didalam besi cor (sekitar 1.5%) akan menyebabkan
terbentuknya grafit Nester, sebagai akibat dari segregasi unsur P, sedangkan
pembubuhan unsur Mg akan mengakibatkan grafit tumbuh dalam bentuk bulat.
Gambar 2.4 Standar bentuk grafit menurut VDG-Merkblatt P441. Commented [d1]:
Gambar 2.5 Standar bentuk grafit menurut ASTM-Spezifikation A 247.
Grafit A : Grafit eutektik lamelar (grafit lamelar yang tersebar secara merata dan
seragam).
Grafit B : Grafit mawar (Rosette).
Grafit C : Grafit kasar (grafit primer) yang tersebar diantara grafit-grafit eutektik.
Umumnya terdapat pada komposisi besi cor hipereutektik.
Grafit D : Grafit interdenditrik (grafit undercooling). Umumnya terjadi pada komposisi
besi cor hipoeutektik.
Grafit E : Grafit interdendritik yang terurai. Umumnya terjadi pada komposisi besi cor
hipoeutektik.Gambar 2.6 Standar sebaran grafit menurut VDG-Merkblatt
P441.
Secara umum proses pembekuan dari besi cor dengan kandungan C antara 2%
sampai 4% adalah sebagai berikut: Dari cairan (kemungkinan pada saat ini telah
terdapat inti-inti grafit) akan terbentuk kristal g-primer yang dengan demikian
konsntrasi C didalam sisa cairan akan meningkat menuju kekomposisi eutektik.
Sisa cairan kemudian akan tertransformasi secara eutektik menjadi ledeburit
dan sejumlah grafit.
Hal yang sangat penting sehubungan dengan struktur dasar (matriks) besi cor
adalah pengaruh unsur Si terhadap besikarbida (Fe 3C), dimana Si akan
mengakibatkan besikarbida terurai menjadi besisilikat dan karbon (grafit)
sebagaimana reaksi berikut:
Apabila kandungan Si lebih tinggi lagi, maka akan diperoleh struktur besi cor
ferit-perlit dan grafit (gambar 2.9 a). Sedangkan pada kandungan C tinggi dengan
Si rendah akan terjadi struktur meliert yang terdiri dari ledeburit, perlit dan
sedikit grafit (gambar 2.9 b).
Kandungan unsur S (belerang) dalam besi cor diijinkan hingga 1.2%. Tidak
seperti halnya pada baja, unsur ini tidak berpengaruh terlalu penting, mengingat
kandungan Mn yang cukup tinggi dapat mengingat unsur S ini menjadi MnS
(mangansulfid) yang tidak berpengaruh buruk.
Kandungan P pada besi cor normal diijinkan sebesar 0.1% – 0.6%. Unsur ini
memiliki efek meningkatkan fluiditas besi cor cair sehingga mampu mengisi
rongga-rongga cetakan yang tipis, serta meningkatkan ketahanan geseknya. Besi
g (austenit), Fe3C dan Fe3P pada temperatur 950 oC akan membentuk
eutektikum yang disebut Pospideutektikum (steadit) yang mengandung 2.4% C
dan 6.89% P. stedit inilah yang menyebabkan besi cor menjadi tahan terhadap
beban gesek.
(a) (b)
Gambar 2.10. a. Steadit didalam struktur besi cor perlitik.
b. Stedit kasar didalam struktur besi cor perlitik.
2.2.2 Tembaga dan Paduannya
Tembaga (copper) adalah suatu logam berwarna kemerahan, mempunyai
temperatur didih (boiling point) 2600° C dengan berat jenis 8,96 gr/cm3 (sedikit
lebih tinggi dari baja (ferro) berat jenis 7,87 gr/cm3). Bersifat lunak, dapat
dibengkokkan (bending) dan dapat dirol (rolling, canai).
Beberapa contoh logam paduan tembaga yaitu Kuningan (Brass) yang
merupakan paduan tembaga dengan unsur utama seng (Zn) lalu Perunggu
(bronze), merupakan paduan tembaga dengan unsur utama timah putih,
sedangkan (Sn) sebagai unsure paduan.
2.2.5 Hg
Pada dasarnya proses pembuatan logam besi alloy dan logam non-besi alloy
sama dengan proses pembuatan logam pada umumnya. Berikut adalah proses-
proses pembuatannya:
Pengerjaan panas:
Proses forging, rolling, exrusion dan drawing bisa dilihat pada gambar 2.3.
Forging:
Forging sebagai salah satu bagian dari proses metal forming dibagi dalam
tiga kategori berdasarkan temperatur pengerjaannya yaitu proses cold, warm dan
hot forging dimana parameter dasarnya adalah temperatur rekristalisasi.
Pada proses tempa warm forming dimana temperatur pengerjaan di atas suhu
ruangan dan di bawah temperatur rekristalisasi (di atas 0,3 x temperatur 10
rekristalisasi hingga di bawah suhu rekristalisasi material), memiliki
keunggulan adalah beban tempa yang rendah , keuletan dan ketangguhan
(toughness) lebih besar dibanding proses dingin, ketelitian (accuracy)
meningkat dibandingkan tempa panas. Sedangkan kelemahannya adalah
memerlukan determinasi temperatur tempa yang optimum serta pemilihan
pelumas yang sulit.
Rolling:
Proses dilakukan degan melewatkan logam pada 2 buah logam yang akan
mengkompresi logam sehngga tebalnya berkurang. Produk yang di hasilkan bisa
berupa bulat, tiang 1 dan rel kereta api, plat dll. Rolling dibagi menjadi 2 macam
yaitu, hot rolling dan cold rolling. Hot rolling adalah operasi pencanaian
yang dilakukan pada temperatur yang lebih tinggi daripada temperatur
rekristalisasi. Pada proses hot rolling, deformasi tidak menyebabkan terjadinya
penguatan logam. Tegangan alir bahan akan semakin kecil dengan semakin
tingginya temperatur operasi.
Energy deformasi yang dibutuhkan menjadi lebih kecil daripada temperatur
yang lebih tinggi. Dengan demikian, deformasi dapat dilakukan pada benda yang
berukuran relatif besar. Sedangkan cold rolling adalah operasi pencanaian yang
dilakukan pada temperatur kamar atau di bawah temperatur rekristalisasi. Cold
rolling umumnya dilakukan setelah proses rollliing panas. Rolling diingin
menyebabkan terjadinya mekanisme penguatan pada benda kerja yang di ikuti
dengan turunnya keuletan. Benda kerja menjadi lebih kuat, lebih keras dan lebih
rapuh.
Pada proses pencanaian dingin, tegangan alir benda kerja menjadi semkain
meningkat. Sebagian besar dari produk hasil canai dingin melibatkan proses
lanjutan yaitu proses perlakuan panas agar dapat diaplikasikan sesuai ke
spesifikasinya. Proses perlakuan panas yang diterapkan pada produk hasil canai
dingin adalah proses anil. Proses dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
sifat-sifat produk yang lebih sesuai dengan aplikasinya.
Extrusion:
Batangan logam didorong melalui cetakan dan produk akan berbentuk sesuai
yang dikehandaiki dan penampang yang lebih kecil. Produk extrusion adalah
batangan logam/ kawat, tube, dll.
Drawing:
Dilakukan dengan cara menarik potongan logam pada sisi keluar cetakan.
Batangan logam, kawat, tube adalah produk produk yang bisa di hasilkan dengan
drawing.
Casting:
https://galihfebriansyah56.wordpress.com
1. Die Casting
Die casting adalah proses pencetakan yang menggunakan berulang-ulang.
Logam coran biasanya dipakai yang mempunyai tiik leleh rendah seperti: seng,
almunium, dan magnesium. Pada die casting, logam didorong masuk cetak
pada tekanan tertentu dan kecepatan tinggi dan kemudian logam membeku
dengan menjaga tekanan. Cetakannya biasanya dari baja.
2. Sand Casting
Sand casting atau cetakan pasir adalah metoda yang paling umum. Pasir
digunakan sebagai bahan cetakan, potongan cetakan pasir di buat
dengan memadatkan pasir ke pola yang berbentuk dimensi yang
diinginkan. Proses pencetakan dilakukan dengan mengalirkan logam cair
kedalam cetakan. Contoh produk: silinder blok mobil, fire hydrant, fitting pipa
yang besar-besar.
Proses Bayern
Melalui proses elektrolisa, alumina akan berubah menjadi oksigen dan logam
aluminium. Jalan nya proses elektrolisa adalah: alumina murni dilarutkan pada
cairan criolit (natrium aluminium fluorida) di dalam dapur elektrolit yang
besar atau disebut sel reduksi. Arus listrik kemudian dialirkan pada campuran
melalui elektroda karbon, logam aluminium di endapkan pada katoda karbon
yang berada di dasar sel.
Panas akibat aliran listrik digunakan untuk memanaskan isi sel, sehingga akan
selalu cair, dengan demikian alumina dapat ditambahkan secara terus
menerus (disebut: proses kontinu). Pada saat-saat tertentu, aluminium cair di
keluarkan dari seldan dipindah kan ke dalam dapur penampung untuk
kemudian di murnikan atau bisa juga digunakan untuk keperluan paduan,
setelah itu baru di tuangkan ke dalam cetakan ingot, untuk kemudian diolah
lebih lanjut.
Elektroda grafit akan berfungsi sebagai anoda dan pot nya sendiri berfungsi
sebagai katoda. Akibat di aplikasikan nya arus listrik sebesar 60.000 Amp,
maka MgCl 2 akan terurai, dan logam magnesium terapung diatas larutan. Setiap
pot akan dapat menghasilkan sekitar 550 kg logam Mg dalam satu hari yang
kemudian dituang kedalam cetakan ingot, dimana setiap ingot mempunyai berat 8
kg. Hasil sampingan dari proses ini adalah: gas klorida yang kemudian dapat
digunakan untuk mengubah Mg(OH) 2 menjadi MgCl 2. Adapun contoh proses
pembuatan logam paduan ferrous yaitu sebagai berikut:
Pembuatan Tembaga
Alur proses yang ditunjukkan pada gambar diatas adalah dimulai dari bijih
chalcopirit, digiling dan dicampur dengan batu kapur serta bahan fluks silika.
Setelah tepung bijih dipekatkan, lalu dipanggang, sehingga terbentuk
campuran FeS, FeO, SiO2 , dan CuS. Campuran inilah yang disebut: “Kalsin”. Kalsin
kemudian di lebur dengan batu kapur sebagai fluks nya di dalam Dapur
Reverberatory, tujuan nya untuk melarutkan besi (Fe) di dalam terak, sisanya
adalah Tembaga-Besi yang disebut “matte” di tuangkan kedalam konverter.
Karena panas oksidasi cukup tinggi, maka muatan akan tetap cair yang akhir
nya dapat merubah sulfida-tembaga menjadi oksida-tembaga atau yang
dikenal dengan nama: sulfat. Bila kemudian aliran udara dihentikan, maka oksida
kupro akan bereaksi dengan sulfida kupro yang akan membentuk tembaga
blisterdan dioksida belerang.
PENGAPLIKASIAN
Saito, Shinroku, Tata Surdia. 2000. Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta : Pradya
Paramita.
Widyawanto, Dimas. 2017. Makalah Material Teknik Tentang Metal Alloys Atau
Logam Paduan. Universitas Widyatama Bandung.
https://edoc.site/makalah-material-teknik-metal-alloys-pdf-free.html
https://hapli.wordpress.com/forum-ferro/besi-cor/
https://matrudian.files.wordpress.com/2013/10/material-teknik-08th.pdf
http://sera27.blogspot.com/2014/05/makalah-logam.html