Disusun oleh :
TRISHA RANITA BARUS (0516101062)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.…………………………………………………………1
1.2 Tujuan ………………………………………….1
1.3 Manfaat
1.4 Rumusan Masalah………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
2.2 Jenis
2.3 Sifat Metal Alloy
2.4 Proses-proses Pembuatan Metal Alloy dan Non-ferrous Alloy
2.5 Contoh Metal Alloy
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..........................................................................................13
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui jenis, sifat dan
proses pembuatan besi alloy dan non-besi alloy.
1.3 Manfaat
1. Dapat menegetahui pengertian metal alloy
2. Mengetahui berbagai macam paduan pada logam
3. Mengetahui proses pembuatan besi alloy dan non-alloy
Alloy dapat terbentuk apabila dalam padatan yang diperoleh atom-atom yang
ada tidak saling bereaksi serta tidak sekedar bercampur satu dengan yang lain dan
masih menunjukkan sifat-sifat sebagai logam. Aloi disebut juga dengan lakur atau
paduan. Aloi dapat merupakan larutan zat padat (solid solution) dengan komposisi
yang bervariasi atau suatu senyawa antarlogam (intermetallic compound) dengan
komposisi dan struktur internal tertentu. Aloi yang merupakan larutan zat padat ada
dua macam, yaitu aloi selitan (interstitial alloy) dan aloi substitusi (substitution
alloy).
Fase (phase) adalah bagian dari material, yang homogen komposisi kimia dan
strukturnya, dapat dibedakan secara fisik, dapat dipisahkan secara mekanik dari
bagian lain material itu. Suatu fase dapat dibedakan dari fase lain dengan melihat
keadaan fisiknya, ada fase gas, cair dan padat.
1. Logam Murni
2. Senyawa (Compound)
Senyawa adalah gabungan dari beberapa unsur dengan perbandingan tertentu
dan tetap. Senyawa mempunyai sifat dan struktur yang sama sekali berbeda dari
unsur unsur pembentuknya. Senyawa juga mempunyai titik lebur dan titik beku yang
tetap, seperti pada logam murni.
Ada tiga macam senyawa yang sering dijumpai, yaitu :
Senyawa Intermetalik, biasanya terbentuk dari logam logam yang sifat kimianya
sangat berbeda dan kombinasinya mengikuti aturan valensi kimia. Ikatan atom-
atomnya sangat kuat (ionik atau kovalen), sehingga sifatnya seperti non-metal,
keuletan rendah, konduktifitas listrik juga rendah dan struktur kristalnya kompleks.
Contohnya: CaSe, Mg2Pb, Mg2Sn, Cu2Se.
Senyawa Interstisi, terbentuk dari logam logam transisi seperti Scandium (Sc),
Titanium (Ti), Tantalum (Ta), Wolfram (W), dan besi (Fe) dengan H, O, C, Bo dan
N. Kelima unsur ini diameter atomnya sangat kecil sehingga dapat masuk ke dalam
kisi kristal logam di atas secara interstisi. Senyawa interstisi bersifat metalik,
komposisi kimia mungkin dapat bervariasi dalam daerah yang sempit, titik leburnya
tinggi dan sangat keras. Contohnya: Fe3C, TiC, TaC, W2C, Fe4N, CrN, TiH.
Senyawa elektron, terbentuk diantara logam logam Cu, Au, Ag, Fe, dan Ni dengan
Cd, Mg, Sn, Zn, dan Al. Senyawa ini terjadi dengan komposisi kimia sedemikian
rupa sehingga mendekati perbandingan jumlah elektron valensi dengan jumlah atom
yang tertentu. Senyawa ini sifatnya sudah mendekati larutan padat, seperti komposisi
yang bervariasi, keuletan tinggi, kekerasan rendah. AgCd, AgZn, AuMg, FeAl,
Cu2Sn, Ag2Cd.
Suatu larutan terdiri dari dua bagian, yaitu solute (terlarut) dan solvent (pelarut).
Solute merupakan bagian yang lebih sedikit, sedangkan solvent adalah bagian yang
lebih banyak.
1. Unsaturated (tidak jenuh), bila jumlah solute yang terlarut masih dibawah jumlah
yang mampu dilarutkan oleh solvent pada tekanan dan temperatur tertentu.
2. Saturated (jenuh), bila jumlah solute yang terlarut tepat mencapai batas kelarutannya
dalam solvent.
3. Supersaturated (super jenuh), bila jumlah solute yang larut telah melewati batas
kelarutannya pada temperatur dan tekanan tertentu.
Aloi selitan ada dua macam yaitu aloi selitan acak (random) dan aloi selitan
teratur. Pada aloi selitan acak atom-atom dari unsur yang dipadukan mengisi tempat-
tempat selitan pada logam induk secara acak, sedangkan pada aloi selitan teratur
atom-atom dari unsur yang dipadukan mengisi tempat-tempat selitan pada logam
induk secara teratur dan berulang (periodik). Salah satu model susunan atom-atom
pada aloi selitan acak dan aloi selitan teratur diberikan pada gambar berikut:
Aloi selitan acak diperoleh apabila leburan aloi didinginkan secara cepat.
Untuk memperoleh aloi selitan teratur perlu pendinginan leburan aloi secara lambat.
Hubungan antara keteraturan susunan atom-atom dalam aloi dengan waktu
pendinginan leburan aloi dapat dianalogikan dengan pembentukan susunan
mahasiswa yang akan mengikuti tes. Biasanya pada waktu tes mahasiswa tidak boleh
duduk berdampingan. Sering kali pengisian tempat duduk dengan pola kosong-isi-
kosong-isi. Seandainya ada 50 mahasiswa yang mengikuti tes dan mereka hanya
diberi waktu satu menit untuk membentuk susunan kosong-isi-kosong-isi, maka
susunan tersebut cenderung sulit untuk dibentuk. Berbeda halnya bila mereka diberi
waktu 5 menit untuk mengatur diri, maka susunan yang diharapkan cenderung lebih
mudah terbentuk.
Komposisi dari aloi selitan yang diperoleh tergantung pada banyaknya tempat
selitan yang ditempati oleh atom-atom dari unsur yang dipadukan, sehingga sifat fisik
dari aloi selitan yang diperoleh adalah bervariasi. Secara umum sifat fisik dari aloi
selitan adalah sebagai berikut:
1. Struktur kristal dari logam induk pada aloi sama seperti struktur logam dalam
kristal murinya seperti ditunjukkan pada gambar diatas
2. Dapat menghantarkan panas dan listrik.
3. Lebih keras tetapi lebih rapuh dibandingkan logam murniya.
4. Lebih sulit ditempa atau diregangkan dibandingkan logam murniya.
5. Massa jenisnya lebih tinggi dibandingkan massa jenis logam murniya.
6. Titik leburnya relatif lebih tinggi dibandingkan titik lebur logam murninya.
Aloi besi dan karbon adalah penting untuk membuat baja karbon. Pada aloi ini
atom-atom besi membentuk susunan kubus berpusat badan (bcc). Atom-atom karbon
yang dipadukan menempati sebagian tempat selitan oktahedral yang terdapat pada
susunan tersebut. Baja karbon mengandung 0,2 sampai 1.6% atom C. Baja karbon
ada tiga kategori yaitu baja karbon rendah, sedang dan tinggi. Baja karbon rendah
mengandung atom karbon sampai 0,25%; baja karbon sedang mengandung 0,25
sampai 0,45% atom karbon, baja karbon tinggi mengandung 0,45 sampai 1,6% atom
karbon. Baja karbon semakin keras dan semakin kuat dengan bertambahnya
persentase atom C, akan tetapi semakin sulit ditempa atau diregangkan.
Massa jenis aloi selitan selalu lebih besar dibandingkan massa jenis logam
murninya karena beberapa tempat selitan yang semula kosong terisi oleh atom dari
unsur yang dipadukan. Massa jenis aloi selitan semakin besar dengan bertambahnya
persentase tempat selitan yang terisi oleh atom dari unsur yang dipadukan.
2. Aloi Substitusi
Pada aloi substitusi atom-atom dari unsur yang dipadukan menggantikan
sebagian atom-atom dari logam murni. Aloi substitusi terjadi apabila ukuran dari
atom-atom unsur yang dipadukan lebih besar dari ukuran tempat selitan tetrahedral
dan tempat selitan oktahedral yang ada di dalam kristal logam murninya. Ada dua
macam aloi substitusi yaitu aloi substitusi acak (random substitutional alloy) dan aloi
substitusi teratur (ordered substitusi alloy) atau kisi super (superlattice). Pada aloi
substitusi acak atom-atom dari unsur yang dipadukan menggantikan posisi dari
sebagian atom-atom logam murninya secara tidak teratur, sedangkan pada aloi
substitusi teratur atom- atom dari unsur yang dipadukan menggantikan posisi dari
sebagian atom- atom logam murninya secara teratur dan periodik. Salah satu model
susunan atom-atom pada aloi substitusi acak dan aloi substitusi teratur diberikan pada
gambar:
Seperti halnya pada pembuatan aloi selitan, aloi substitusi acak diperoleh
apabila leburan aloi didinginkan secara cepat. Untuk memperoleh aloi substitusi
teratur perlu pendinginan leburan aloi secara lambat.
Aloi substitusi dari dua macam logam atau lebih dapat terbentuk dengan
rentangan komposisi tertentu atau dengan segala komposisi. Aloi dengan segala
komposisi terbentuk apabila logam-logam yang dipadukan dapat membentuk larutan
zat padat (solid solution) dengan sembarang komposisi.
Menurut Hume dan Rothery aloi substitusi dengan segala komposisi dapat
terjadi antara dua macam logam apabila tiga syarat di bawah terpenuhi yaitu:
(1) Perbedaan jari-jari atom logam yang dipadukan tidak lebih dari 15%.
(2) Dua logam yang dipadukan memiliki struktur kristal yang sama.
(3) Dua logam yang dipadukan memiliki sifat kimia, khususnya elek- tronvalensi
yang sama.
Aloi substitusi dengan segala komposisi dapat terbentuk antara logam emas
dan tembaga karena dua logam tersebut memiliki struktur kristal yang sama (ccp),
elektron valensi yang sama (keduanya golongan 11 atau IB) dan perbedaan jari-jari
atomnya adalah kurang dari 12,5% Tembaga dan nikel juga dapat membentuk aloi
substitusi dengan segala komposisi karena dua logam tersebut memiliki struktur
kristal yang sama (ccp), keelektropositifan yang hampir sama (perbedaan
keelektronegatifannya kecil, χCu ~ 2,00; χNi = 1,91) dan perbedaan jari-jari atomnya
hanya 2,4%
Apabila satu, dua, atau tiga persyaratan di atas tidak terpenuhi maka dua
logam yang dipadukan hanya dapat membentuk aloi substitusi dengan rentangan
komposisi tertentu. Dalam hal ini ada kecenderungan bahwa rentangan komposisi
yang diperoleh semakin kecil dengan semakin banyaknya persyaratan yang tidak
terpenuhi.
Zink (Zn) dan tembaga (Cu) hanya dapat membentuk aloi yang disebut a-
kuningan (a-brass) dengan komposisi maksimal atom zink 38%. Hal ini terjadi karena
keduanya memiliki struktur kristal yang berbeda (Zn mengadopsi susunan hcp, Cu
mengadopsi susunan ccp) meskipun perbedaan jari-jari atomnya hanya 7,03%.
Rumus dari a- kuningan adalah Cu1-x, Znx (0<x< 38%) dan struktur kristalnya sama
dengan struktur kristal tembaga.
Timah (Sn) dan timbel (Pb) membentuk aloi substitusi dengan rumus Pb 1-x
vSnx ( 2 < x < 63%). Sn dan Pb hanya membentuk aloi substitusi dengan rentangan
komposisi tertentu karena struktur kristal keduanya berbeda (Sn mengadopsi struktur
intan, Pb mengadopsi susunan ccp) meskipun keduanya memiliki elektron valensi
yang sama dan perbedaan jari-jari atom hanya 8,02%. Aloi dari Sn dan Pb dengan
komposisi atom Sn sekitar 30% disebut solder.
Nikel (Ni) dan titanium (Ti) membentuk aloi yang disebut nitinol. Nitinol
memiliki sifat yang istimewa karena dapat mengingat bentuknya semula sehingga
seringkali disebut aloi yang memiliki ingatan. Bentuk asli yang dapat diingat oleh
nitinol diperoleh dengan memanaskan aloi nikel dan titanium pada temperatur 500
sampai 550°C selama sekitar satu jam dan setelah itu aloi tersebut dibiarkan
mengalami pendinginan. Pada temperatur rendah aloi tersebut adalah cukup lunak
sehingga mudah dibengkokkan atau ditekuk sehingga bentuknya berubah dari bentuk
aslinya. Pada waktu dihangatkan aloi tersebut kembali ke bentuk aslinya. Nitinol
ditemukan pada tahun 1960 oleh William J. Buchler, seorang insinyur metalurgi pada
Naval Ordnance Laboratory di White Oak, Maryland USA. Nama nitinol diambil dari
nikel, titanium dan Naval Ordnance Laboratory. Nitinol memiliki banyak kegunaan,
seperti untuk bingkai (frame) kacamata. Dalam bidang kedokteran nitinol dapat
digunakan untuk membuat kawat perapi gigi (brace), dan untuk mengganti persendian
tulang paha yang rusak.
Aloi substitusi yang mengandung lebih dari dua macam logam juga dapat
terbentuk. Alnico misalnya, merupakan aloi yang digunakan untuk membuat magnet
pada pengeras suara karena memiliki sifat magnetik yang permanen. Alnico
merupakan aloi dari lima macam logam yaitu Al (8%), Ni (14%), Co (24%), Cu
(3%), dan Fe (51%).
Di samping aloi selitan dan aloi substitusi, ada juga aloi yang merupakan
gabungan dari aloi selitan dan aloi substitusi. Salah satu contohnya adalah baja tahan
karat (stainless Steel). Aloi ini terdiri atas besi, karbon, kromium (18-20%) dan nikel
(8-12%). Pada baja tahan karat atom karbon menempati sebagian tempat selitan
oktahedral yang ada, sedangkan atom kromium dan nikel menggantikan sebagian
posisi dari atom-atom besi. Salah satu model susunan atom-atom pada baja tahan
karat diberikan pada gambar berikut:
Baja tahan karat mungkin juga mengandung unsur lain selain kromium dan
nikel. Beberapa unsur yang terdapat pada baja tahan karat beserta fungsinya diberikan
pada Tabel berikut:
Salah satu aloi yang banyak digunakan untuk perhiasan adalah emas putih
(white gold). Emas putih bukan platina, emas putih merupakan aloi dari emas dengan
nikel atau aloi dari emas dengan paladium. Emas putih kadang-kadang mengandung
unsur logam ylngj lain seperti perak, tembaga, atau zink dalam jumlah yang kecil.
Emas putih memiliki kilau seperti kilau platina. Sekarang nikel jarang digunakan
untuk membuat emas putih karena nikel dapat memberikan reaksi tertentu pada
seseorang yang menggunakan perhiasan dari emas putih. Emas putih yang banyak
digunakan sebagai perhiasan sekarang kebanyakan merupakan alaoi dari emas dengan
perak dan paladiun. Perhiasan yang terbuat dari emas putih sering kali dilapisi dengan
rodium (Rh) untuk menghasilkan kilau putih yang lebih bagus. Sebagai pada emas
kuning (yellow gold), kandungan emas pada emas putih juga dinyatakan dengan
karat. Kandungan emas pada emas putih 18 karat adalah sama dengan kandungan
pada emas kuning 18 karat.
Forming operation : adalah dimana bentuk potongan logam dirubah dengan proses
defomasi plastis.
Jika proses deformasi plastis dilakukan diatas temperatur reskristalisasi
makaproses disebut pengerjaan panas (hot working), sedangkan jika dilakukan
dibawahtemperatur reskristalisasi disebut pengerjaan dingin (cold working).
pengerjaan panas :
dimungkinkan untuk terjadinya deformasi yang lebih besar
energi untuk melakukan deformasi lebih kecil dari cold working
permukaan logam mengalami oksidasi
pengerjaan dingin :
kualitas permukaan logam yang lebih baik
kontrol dimensi lebih mudah
Proses forging, rolling, exrusion dan drawing bisa dilihat pada gambar 2.3.
Forging :
Dilakukan dengan cara memukul potongan logam. Gaya diberikan pada cetak
yang membentuk produk logam. Contoh produk forging adalah pada roda kereta
api ,kunci kunci, crank shift mobil dll.
Forging sebagai salah satu bagian dari proses metal forming dibagi dalam tiga
kategori berdasarkan temperatur pengerjaannya yaitu proses cold, warm dan hot
forging dimana parameter dasarnya adalah temperatur rekristalisasi.
Rolling :
Proses dilakukan degan melewatkan logam pada 2 buah logam yang akan
mengkompresi logam sehngga tebalnya berkurang. Produk yang di hasilkan bisa
berupa bulat, tiang 1 dan rel kereta api, plat dll.
Rolling dibagi menjadi 2 macam yaitu, hot rolling dan cold rolling
Hot rolling adalah operasi pencanaian yang dilakukan pada temperatur
yang lebih tinggi daripada temperatur rekristalisasi. Pada proses hot rolling,
deformasi tidak menyebabkan terjadinya penguatan logam. Tegangan alir bahan akan
semakin kecil dengan semakin tingginya temperatur operasi. Energy deformasi yang
dibutuhkan menjadi lebih kecil daripada temperatur yang lebih tinggi. Dengan
demikian, deformasi dapat dilakukan pada benda yang berukuran relatif besar.
Sedangkan cold rolling adalah operasi pencanaian yang dilakukan pada temperatur
kamar atau di bawah temperatur rekristalisasi. Cold rolling umumnya dilakukan
setelah proses rollliing panas. Rolling diingin menyebabkan terjadinya mekanisme
penguatan pada benda kerja yang di ikuti dengan turunnya keuletan. Benda kerja
menjadi lebih kuat, lebih keras dan lebih rapuh. Pada proses pencanaian dingin,
tegangan alir benda kerja menjadi semkain meningkat. Sebagian besar dari produk
hasil canai dingin melibatkan proses lanjutan yaitu proses perlakuan panas agar dapat
diaplikasikan sesuai ke spesifikasinya. Proses perlakuan panas yang diterapkan pada
produk hasil canai dingin adalah proses anil. Proses dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan sifat-sifat produk yang lebih sesuai dengan aplikasinya.
Extrusion :
Batangan logam didorong melalui cetakan dan produk akan berbentuk sesuai yang
dikehandaiki dan penampang yang lebih kecil. Produk extrusion adalah batangan
logam/ kawat, tube, dll.
Drawing :
Dilakukan dengan cara menarik potongan logam pada sisi keluar cetakan.
Batangan logam,kawat, tube adalah produk produk yang bisa di hasilkan
dengan drawing.
Casting:
Pengocoran (Casting) adalah suatu proses penuangan materi cair seperti
logam atau plastik yang dimasukkan ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan
membeku di dalam cetakan tersebut, dan kemudian dikeluarkan atau di pecah-
pecah untuk dijadikan komponen mesin. Pengecoran digunakan untuk membuat
bagian mesin dengan bentuk yang kompleks. Pengecoran digunakan untuk
membentuk logam dalam kondisi panas sesuai dengan bentuk cetakan yang telah
dibuat. Pengecoran dapat berupa material logam cair atau plastik yang bisa
meleleh (termoplastik), juga material yang terlarut air misalnya beton atau gips, dan
materi lain yang dapat menjadi cair atau pasta ketika dalam kondisi basah
seperti tanah liat, dan lain-lain yang jika dalam kondisi kering akan berubah
menjadi keras dalam cetakan, dan terbakar dalam perapian. Proses pengecoran
dibagi menjadi dua: expandable (dapat diperluas) dan non expandable (tidak dapat
diperluas) mold casting.
1. Die Casting
Die casting adalah proses pencetakan yang menggunakan berulang-
ulang.Logam coran biasanya dipakai yang mempunyai tiik leleh rendah seperti: seng,
almunium, dan magnesium. Pada die casting, logam didorong masuk cetak pada
tekanan tertentu dan kecepatan tinggi dan kemudian logam membeku dengan
menjaga tekanan. Cetakannya biasanya dari baja
3. Invesment Casting
Invesment casting adalah Pola untuk membuat cetakan biasanya dipakai lilin
atau palstik. Disekililing poladituang lumpur cair biasanya dari bahan gips. Setelah
mengeras cetakandipanaskan sehingga lilin didalamnya menguap. Cetakan siap
digunakan .Teknik ini biasanya digunakan untuk cetakan dengan dengan kualitas
tinggi. Dan produk akhir yang tinggi. Contohnya : perhiasan, gigi palsu dll.
Melalui proses elektrolisa, alumina akan berubah menjadi oksigen dan logam
aluminium. Jalan nya proses elektrolisa adalah: alumina murni dilarutkan pada cairan
criolit (natrium aluminium fluorida) di dalam dapur elektrolit yang besar atau disebut
sel reduksi. Arus listrik kemudian dialirkan pada campuran melalui elektroda karbon,
logam aluminium di endapkan pada katoda karbon yang berada di dasar sel.
Panas akibat aliran listrik digunakan untuk memanaskan isi sel, sehingga akan
selalu cair, dengan demikian alumina dapat ditambahkan secara terus menerus
(disebut: proses kontinu). Pada saat-saat tertentu, aluminium cair di keluarkan dari sel
dan dipindah kan ke dalam dapur penampung untuk kemudian di murnikan atau bisa
juga digunakan untuk keperluan paduan, setelah itu baru di tuangkan ke dalam
cetakan ingot, untuk kemudian diolah lebih lanjut.
Biasanya, untuk menghasilkan 1 kg aluminium, dibutuhkan 2 kg alumina,
sedangkan untuk mendapat kan 2 kg alumina, diperlukan 4 kg bauksit, 0,6 kg karbon,
criolit dan bahan-bahan lain nya serta sekitar 8 kWh energi listrik (berlaku secara
linier).
Pembuatan Tembaga
Chalcopiri”t adalah bijih tembaga, merupakan campuran
antara Cu2S dan CuFeS2 yang di peroleh dari hasil tambang di bawah permukaan
tanah. Gambar berikut adalah proses mebuat nya:
Alur proses yang ditunjukkan pada gambar diatas adalah dimulai dari bijih
chalcopirit, digiling dan dicampur dengan batu kapur serta bahan fluks silika. Setelah
tepung bijih dipekatkan, lalu dipanggang, sehingga terbentuk
campuran FeS, FeO, SiO2, dan CuS. Campuran inilah yang disebut: “Kalsin”. Kalsin
kemudian di lebur dengan batu kapur sebagai fluks nya di dalam Dapur
Reverberatory, tujuan nya untuk melarutkan besi (Fe) di dalam terak, sisanya adalah
Tembaga-Besi yang disebut “matte” di tuangkan kedalam konverter.
Dengan menghembuskan udara kedalam konverter untuk selama 4 s/d 5 jam,
maka kotoran-kotoran teroksida dan besi akan membetuk terak yang pada saat-saat
tertentu, dikeluarkan dari konverter.
Karena panas oksidasi cukup tinggi, maka muatan akan tetap cair yang akhir
nya dapat merubah sulfida-tembaga menjadi oksida-tembaga atau yang dikenal
dengan nama: sulfat. Bila kemudian aliran udara dihentikan, maka oksida kupro akan
bereaksi dengan sulfida kupro yang akan membentuk tembaga blisterdan dioksida
belerang. Tembaga blister dengan tingkat kemurnian antara 98 % s/d 99 % ini
kemudian dicor menjadi slab untuk kemudian di olah secara elektolitik
menjadi tembaga murni.
Paduan Tembaga
Kuningan ialah adalah paduan tembaga-seng dengan lebih dari 50% tembaga
dan seng sebagai logam pemadu utama. Seng mempertinggi kekuatan, memperendah
titik lebur, dan mempertinggi kesudian tuang , seng menurunkan daya hantar untuk
arus listrik dan panas. Kuningan mudah dituang, disolder, dan dilas, serta tahan
terhadap karat (udara dan air)
Kuningan tuang memiliki kekuatan dan keuletan yang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan tuangan kelabu biasa dan dapat digarap pada kecepatan sayat
yang jauh lebih tinggi. Pada peleburan terjadi penyusutan bakar sekitar 5-10% akibat
penguapan seng.
§ Pipa kuningan (seamless brass tube) kadar tembaga antara 60-90% (Sumber: Dep.PU,
1985)
§ Plat k
Klasifikasi :
3. Baja Kromium tinggi, 17%Cr, 2,5% Ni. Memiliki ketahanan korosi yang sangat
tinggi. Dipergunakan untuk poros pompa, katup dan fitting yang bekerja pada
tekanan dan temperatur tinggi tetapi tidak cocok untuk kondisi asam.
Perunggu banyak dipakai untuk bahan bantalan, pitting pipa, mur poros, dan
roda gigi cacing. Juga baling-baling kapal biasanya dibuat dari perunggu khusus.
Kebalikan dari tembaga murni, biasanya perunggu mudah sekali disayat dan
mudah sekali dituang.
Sejarah
Perunggu dari timah yang tertua diperkirakan berasal dari sejak milenium ke-4
sebelum masehi di Susa (Iran) dan beberapa situs kuno lainnya di
China, Luristan (Iran) dan Mesopotamia (Iraq).
Paduan Seng
Paduan remas seng dengan 4-12% aluminium dan sedikit kandungan tembaga
serta kandungan magnesium seringkali merupakan pengganti yang murah untuk
kuningan. Paduan tuangan tekan seng digunakan benda tuang ketepatan ukuran tinggi
dan permukaan yang bersih. Paduan timah-seng untuk tuangan tekan memiliki
kekuatan rendah tetapi memiliki ketepatan ukuran yang tinggi. Paduan tuang tekan
seng aluminium memiliki kekuatan tinggi dengan ketepatan ukuran rendah.
Paduan Timah
Solder lunak mengandung 12 – 90% timah, sisanya berupa timbel, antimon, bismut,
atau kadmium. Paduan tuangan tekan timah digunakan untuk benda tuang berdinding
tipis. Logam dudukan timah (logam-putih) untuk tuntutan tinggi mengandung Sn
hingga 90%.
Paduan Timbel
Sedikit imbuhan antimony, timah, tembaga, nikel, menghasilkan paduan yang
kekuatannya lebih besar dari pada timbel murni tanpa mengurangi daya tahan korosi.
Timbel keras dan logam aksara mengandung 5 – 25% antimon. Timah solder terdiri
atas timbel dan timah. Timah solder LSn 30, vOR1Vl M 3461, mengandung 30%
timah; timah solder LSn 98 menganng 98% timah.
Logam Bantalan.
Logam bantalan membentuk bidang luncur dudukan gelincir. Untuk ini dapat
dipertimbangkan sejumlah besar paduan yang bergantung pada kondisis
pengoperasian. Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh logam bantalan adalah;
Sifat luncur darurat yang baik, artinya, daya tolak yang besar untuk melawan
kemacetan dalam keadaan tiada pelumasan (peluncuran awal dan akhir peluncuran);
Keluwesan yang baik serta kemampuan yang tinggi untuk mendekatkan diri dengan
bahan duikan yang lunak.
Logam-logam Putih
Logam putih ialah suatu paduan dari timbel, timah, tembaga, dan antimon.
Strukturnya terdiri atas kristal keras pengokoh yang berada di dalam lingkungan
masa dasar yang lunak. Massa dasar ini mula-mula cepat aus (penyusutan) dan
meninggalkan permukaan berpori yang mudah dilengketi selaput lumas. Logam
putih merupakan bahan dudukan terbaik untuk beban tinggi dan biasanya dituang
(disolderkan) dalam bentuk lapisan tipis ke dalam cangkang penopang yang terbuat
dari baja atau perunggu dan digarap dengan hanya sedikit membuang serpih. Logam
ini memiliki sifat luncur darurat yang baik, sedikit gesekan, keta hanan korosi yang
tinggi, mudah dilengketi bahan pelumas dan kurang peka terhadap tekanan pada
pinggiran. Keburukannya ialah pemuaian panasnya yang lebih kuat bila
dibandingkan dengan baja; jika berlangsung pemanasan lewat batas, maka logam
putih dapat meleleh ke luar.
Paduan Nikel
Paduan nikel-besi memiliki kekuatan tarik tinggi dan daya hantar panas yang
rendah. Baja invar dengan kandungan Ni sebanyak 36% memilik tahanan listrik
tinggi dan pemuaian panas yang sangat kecil. Paduan Fe dengan kandungan Ni
sebanyak 25% bersifat tidak magnetis. Penggunaannya ialah untuk alat listrik,
batang penera ukuran, timbangan, bandul.
Paduan krom-nikel, dengan atau tanpa kandungan besi, tahan panas asam,
dan larutan alkali, bergantung pada susunan campuran. Dengan kardungan krom
sampai 35%, maka bahan ini dibentuk dalam keadaan panas dan dingin. Baja krom-
nikel memiliki kandungan besi yang lebih besaPaduan Cr-Ni dan Cr-Ni-Fe
digunakan untuk bagian konstruksi yang harus tahan karat dan alat pemanas listrik.
Paduan Aluminium
Paduan aluminium, ialah paduan dari aluminium dengan satu atau lebih unsur
yang lain. Unsur paduan yang terpenting ialah silisium, magnesium dan tembaga.
Silisium dengan aluminium membentuk campuran dari hablur-campuran. Suatu
paduan dengan kira-kira 12% silisium mempunyai susunan eutektis. Dengan
meningkatkan kadar silisium itu sampai 12%, trayek-pembekuan menjadi lebih kecil
dan diperoleh lebih banyak campuran eutektis dengan hablur halus, sehingga sifat
dapat dituangnya menjadi lebih sempurna dan kekuatan-tarik meningkat.
Kekuatan tarik aluminium kira-kira sama dengan 100 N/mm2. Kekuatan tarik
itu meningkat sampai kira-kira 150 N/mm2 dengan jalan pemaduan; dengan
pemaduan dan disertai perubahan bentuk dalam keadaan dingin kekuatan-tarik itu
naik sampai kira-kira 200 N/mmZ dan selanjutnya karena pemaduan dan sepuh-keras
dispersi, kekuatan tarik meningkat sampai kira-kira 400 N/mm2.
Dengan sepuh keras dispersi dimaksud pemanasan bahan sampai suhu ter-
tentu, lalu didinginkan dengan cepat. Sesudah itu bahan dipanaskan untuk kedua
kalinya sampai suhu yang sedikit lebih rendah, lalu bahan ditahan beberapa waktu
pada suhu yang sama dan kemudian didinginkan dengan perlahan-lahan. Jikalau pada
sepuh-keras dispersi itu bahan tidak dipanaskan untuk kedua kalinya, paduan tersebut
dikatakan telah dimurnikan (disepuh keras secara "wajar" pada suhu kamar) dan bila
pada sepuh-keras dispersi bahan dipanaskan untuk kedua kalinya, maka paduan
dikatakan telah dimurnikan sepenuhnya (disepuh keras secara tiruan).
Paduan aluminium dapat disepuh keras, jikalau ada terdapat magnesium dan
silisium (MgzSi) atau aluminium dan tembaga (AIZCu).
Paduan aluminium itu dapat dianodisasikan 1). Paduan yang tidak mengan-
dung tembaga dan hanya sedikit mengandung silisium dapat dianodisasikan dengan
baik.
Dengan menggunakan perkakas khusus, paduan aluminium itu dapat di-
kerjakan dengan sempurna; selain dari itu paduan aluminium dapat dilas menurut
sistim argonark dan dapat juga dipateri dengan menggunakan jenis pateri khusus.
Kelompok pertama terdiri dari jenis GAlSi5Mg, GAlSi7Mg dan GAlSi 10Mg.
Kelompok kedua terdiri dari jenis GAlSi12.
Sifat dapat dituang dan kekuatan-tarik dari jenis ini akan meningkat, bila
kadar silisium diperbesar. Jadi GAlSi12 dapat dituang paling sempurna dan memiliki
kekuatan-tarik terbesar. Paduan ini mempunyai susunan eutektis. Jadi pembekuannya
berlangsung pada suhu tetap dan dengan membentuk hanya campuran eutektis dari
hablur halus; dengan demikian jelaslah mengapa jenis ini yang paling baik dapat
dituang dan mempunyai kekuatan-tarik yang paling tinggi (lihat gambar 12.01).
Oleh karena sifat dapat dituangnya baik, paduan dari kedua kelompok itu
digunakan untuk benda-tuang yang rumit berdinding tipis dan yang tak dapat dilalui
air; selain dari itu karena regangannya agak besar pada beban sentakan, digunakan
umpamanya untuk karter motor. Paduan tuangan aluminium yang terkenal dan yang
paling banyakdigunakan ialah GAISi12, yang dinamakan silumin.
Kelompok pertama terdiri dari jenis AlMg1, AlMg2, AlMg3, AlMg3,5, AlMg4,5 dan
AlMg5.
Paduan Magnesium
Paduan titan menunjukkan kekuatan yang sangat tinggi (hingga 100 dah
MM' ), berat jenis yang rendah (4,5 kg/dm' ); menunjukkan ketahanan karat tinggi
dan hanya boleh digarap menyerpih dengan kecepatan sayat rendah disertai
pendinginan yang sangat baik. Digunakan di dalam konstruks pesawat terbang dan
industri kimia.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Metal Alloy adalah campuran dari dua atau lebih logam, logam dan non-
logam yang membentuk material dengan sifat baru. Alloy ini telah ditemukan dan
dikembangkan sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu dari berbagai kebudayaan.
Pada masa lalu penggunaan alloy hannya terbatas pada pembuatan senjata tajam dan
peralatan rumah tangga. Namun saat ini penggunaan alloy menjadi sangat luas dan
spesifik.
Alloy memiliki manfaat yang sangat penting dalam mengembangkan
teknologi dan ilmu pengetahuan. Dengan digunakannya bahan-bahan alloy pada
mesin pendorong jet, maka proses aviation dalam mesin jet berjalan dengan lancar
dan lebih aman. Contoh Metal Aloy adalah : Kuningan, perunggu, dll.
Metal Alloy sangat penting bagi kebutuhan sehari-hari manusia karena pada
percampuran logam tersebut akan menghasilkan bahan yang dapat menjadi bahan
baku perabotan rumah tangga sampai perhiasan pada wanita. Penulis mengaharpkan
dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi pembaca
dan penulis.
3.2 Saran
Dalam proses pembuatan Metal Alloy diperlukan ketelitian yang baik agar
mengasilkan produk yang berkualitas tanpa cacat sedikitpun dan bernilai harga tinggi.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyaknya
kekurangan. Maka dari itu penulis meminta kritik dan saran kepada pembaca demi
perbaikan dan peningkatan mutu makalah Metal Alloy ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Logam_paduan
http://nenysherliani31.blogspot.co.id/2015/06/logam-paduan-aloi_0.html
https://www.mystupidtheory.com/2016/04/pengertian-alloy-atau-metal-alloy.html