Anda di halaman 1dari 27

ABSTRAK

Telah dilaksanakan praktikum kimia fisik 1 dengan judul percobaan

“Viskositas”. Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menentukan viskositas suatu

cairan dengan metode Oswald, serta mengetahui hubungan viskositas terhadap

konsentrasi. Metode yang digunakan pada percobaan ini yaitu metode eksperimen

dengan memvariasikan konsentrasi larutan gliserol, sirup x dan

marjan.Konsentrasi yang digunakan untuk larutan gliserol, sirupx dan marjan

masing-masing diambil 15 % - 30 %. Dari hasil percobaan diketahui bahwa nilai

viskositas larutan gliserol dari konsetrasi 15 % - 30 % berturut-turut yaitu 1,031 ×

10-3 Ns/m3, 1,031 × 10-3 Ns/m3, 1,142 × 10-3 Ns/m3, dan 1,255 × 10-3 Ns/m3. Untuk

nilai viskositas sirup x dari konsentrasi 15 % - 30 % secara berturut-turut yaitu

1,02 × 10-3 Ns/m3, 1,038 × 10-3 Ns/m3, 1,076 × 10-3 Ns/m3, dan 1,142 × 10-3

Ns/m3. Untuk nilai viskositas marjan dari konsentrasi 15% - 30% secara berturut–

turut yaitu 1,13 × 10-3 Ns/m3, 1,22 × 10-3 Ns/m3, 1,29 × 10-3 Ns/m3, dan 1,507 ×

10-3 Ns/m3. Dari hasil percobaan diketahui bahwa larutan gliserol, siruop x dan

marjan dengan konsentrasi 30 % memiliki nilai viskositas tertinggi sehingga dapat

disimpulkan bahwa semakin tinggi kosentrasi suatu larutan, maka semakin besar

nilai viskositasnya, begitu pun sebaliknya semakin rendah konsentrasi suatu

larutan, maka semakin kecil pula nilai viskositasnya.

Kata kunci :Viskositas, Metode Oswald, Kosentrasi, Fluida, Gliserol, Sirup x,

sirup marjan
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fluida adalah zat yang dapat mengalir.Kata fluida mencakup zat cair dan

gas karena kedua zat ini dapat mengalir, sebaliknya batu dan benda-benda keras

atau seluruh zat padat tidak digolongkan kedalam fluida karena tidak bisa

mengalir.Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir

dari satu tempat ke tempat lain. Hembusan angina merupakan contoh udara yang

berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

Setiap fluida, gas, dan cairan memiliki suatu sifat yang dikenal sebagai

viskositas, yang dapat didefinisikan sebagai tahanan yang dilakukan suatu lapisan

fluida terhadap lapisan lainnya. Sifat lain yang berhubungan atau kurang lebih

mempunyai hubungan engan gaya tarik antarmolekul ialah viskositas, yaitu

keresistenan cairan untuk mengalir. Salah satu cara termudah untuk mengukur

viskositas ialah dengan menentukan waktu yang diperlukan bagi suatu cairan

untuk mengalir melalui suattu tabung kapiler dengan panjang tertentu. Kita harus

dapat membedakan istilah kental dan pekat. Kental artinya viskos, jika dituangkan

dari dalam botol nampak sukar jatuh. Akan tetapi pekat menunjukan harga

konsentrasi zat. Maka percobaan kali ini kita akan menentukan viskositas suatu

cairan gliserol dengan berbagai konsentrasi, dan aquades sebagai cairan

pembanding.
Viskositas merupakan ukuran fluida yang menyatakan besar kecilnya

gesekan di dalam fluida. Makin besar suatu fluida, maka makin sulit suatu fluida

mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut. Di dalam

zat cair, dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat cair. Sedangkan dalam

gas, timbul sebagai akibat tumbukan antara molekul gas. Viskositas dalam

pengukuran suatiu flida yang menunjukan besar kecilnya gesekan internal antar

lapisan fluida, ketika satu lapisan bergerak melewati lapisan yang lainnya.

Data viskositas yang diperoleh merupakan fungsi berat molekul relatif ,

sehingga berat molekul relatif dapat ditentukan. Viskositas larutan polimer

biasanya lebih tinggi dari viskositas pelarut murninya. Kenaikan relatif viskositas

larutan terhadap viskositas pelarut murninya disebut viskositas spesifik larutan.

Suatu cairan dengan konsentrasi tertentu berperangruh terhadap viskositas cairan

tersebut. Oleh karena itu percobaan kali ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

konsentrasi terhadap viksositas suatu cairan.

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka percobaan ini dilakukan dengan

menggunakan metode Ostwald. Metode Ostwald digunakan karena memiliki

beberapa kelebihan diantaranya, yaitu sedikit kemungkinan terjadinya aliran

turbulen dalam pipa kapiler, tanpa batas pada viskosimeter, dan dapat digunakan

pada semu jenis cairan. Selain itu, karena perbandingan viskositas larutan dan

pelarut murni, sebanding dengan waktu pengaliran. Percobaan ini, untuk

mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap viksositas suatu cairan.

1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan viskositas suatu cairan dengan

metode Ostwad dan mempelajari hubungan viskositas terhadap konsentrasi.

1.3 Prinsip Percobaan

Prinsip percobaan ini adalah menentukan massa jenis dan nilai viskositas

suatu zat cair berdasarkan metode Ostwald dimana waktu yang diperlukan untuk

semua volume cairan yang mengalir melalui kapiler berada dibawah pengaruh

tekanan yang tetap.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Viskositas

Viskositas merupakan sifat fisik yang penting pada fluida. Visokositas

fluida memiliki peranan yang penting pada aliran fluida dalam pipa atau media

berpori. Selain itu, viskositas fluida juga penting dalam pelumasan mesin,

keadaan optimum pelumas logam dapat dicapai jika permukaan logam yang

bersentuhan dilapisi secara sempurna (Aryanto, 2012).

2.2 Fluida

Fluida merupakan zat yang dapat mengalir yang mempunyai partikel yang

mudah bergerak dan berubah bentuk tanpa pemisahan massa. Ketahanan fluida

terhadap perubahan bentuk sangat kecil sehingga fluida dapat dengan mudah

mengikuti bentuk ruang. Berdasarkan wujudnya, fluida dapat dibedakan menjadi

dua yaitu fluida cair dan fluida gas (Arijanto, 2015).

2.3 Metode Ostwald

Massa jenis atau densitas adalah suatu besaran kerapatan massa benda

yang dinyatakan dalam berat benda per satuan volume benda tersebut. Besaran

massa jenis dapat membantu menerangkan mengapa benda yang berukuran sama

memiliki berat yang berbeda. Benda yang lebih besar belum tentu lebih berat

daripada benda yang lebih kecil. Persamaan densitas yaitu :


ρ = m/V
Dengan : ρ = densitas (kg/m3)
m=massa(kg)
v = volume (m3)

Metode Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah

cairan tertentu untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan

oleh berat cairan itu sendiri, jadi waktu yang dibutuhkan oleh cairan untuk melalui

batas a dan b dapat diukur menggunakanstopwatch (Hermawati, 2013).

2.4 Alat Viskometer

Viskometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur viskositas

suatu fluida. Model viskometer yang umum digunakan berupa viskometer peluru

jatuh, tabung (pipa kapiler) dan sistem rotasi. Viskometer rotasi silinder sesumbu

(concentric cylinder) dibuat berdasarkan 2 standar, yaitu sistem Searle dimana

silinder bagian dalam berputar dengan silinder bagian luar diam dan sistem

Couette dimana silinder bagian luar yang diputar sedangkan bagian dalam silinder

diam (Samdara, 2008)

2.5 Gliserol

Gliserol adalah produk samping produksi biodisel dari reaksi

transesterifikasi dan merupakan senyawa alkohol dengan gugus hidroksil

berjumlah tiga buah. Gliserol merupakan cairan yang tidak berwarna,tidak

berbauh dan merupakan cairan kental yang memiliki rasa manis. Gliserol dapat

dimurnikan dengan proses destilasi agar dapat digunakan pada industri makanan,

farmasi atau juga dapat digunakan untuk pengolahan air (Prasetyo, 2012).
2.6 Sifat Viskositas

Sifat yang disebut viskositas fluida ini merupakan ukuran sebuah fluida

terhadap deformasi atau perubahan bentuk.Viskositas suatu gas bertambah dengan

naiknya temperatur, karena makin besarnya aktivitas molekuler ketika temperatur

meningkat.Sedangkan pada zat cair, jarak antar molekul jauh lebih kecil

dibanding pada gas, sehingga kohesi molekuler disitu kuat sekali.Peningkatan

temperatur mengurangi kohesi molekuler dan ini diwujudkan berupa

berkurangnya viskositas fluida (Maulida, 2010).


BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum Kimia Fisik 1 percobaan IV “Viskositas” ini dilaksanakan pada

hari Jum’at, 8 November 2019 pukul 13.30 WITA sampai selesai. Bertempat di

Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Halu Oleo, Kendari.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu viskosimeter, stopwach,

pipet ukur 25 mL, gelas kimia 50 mL, botol semprot, filler, labu takar 100 mL,

picnometer, dan pipet tetes

Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu aquades, gliserol, sampel

sirup x, dan marjan dengan konsentrasi masing- masing 15%, 20%, 25% dan 30%.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Pembuatan Larutan

3.3.1.1 Pembuatan Larutan Sirup ABC

Larutan sirup ABC pertama dipipet 20 mL sampel sirup ABC dan

dimasukkan ke labu takar 50 mL. Selanjutnya ditambahkan air sampai batas tera

sehingga diperoleh larutan sirup ABC dengan konsentrasi 40%. Kemudian

dilanjutkandengan membuat 25 mL larutan sirup ABC 30% melalui pengenceran

dengan memipet 18,7 mL sirup ABC 40%. Perlakuan ini diulang untuk membuat
larutan dengan konsentrasi 25% dari 15,6 mL sirup ABC 40%, konsentrasi 20%

dari 12,5 mL sirup ABC 40%, dan konsentrasi 15% dari 12,5 mL sirup ABC 30%.

3.3.1.2 Pembuatan Larutan Marjan

Larutan marjan pertama dipipet 20 mL sampel marjan dan dimasukkan ke

labu takar 50 mL. Selanjutnya ditambahkan air sampai batas tera sehingga

diperoleh larutan marjan dengan konsentrasi 40%. Kemudian dilanjutkan dengan

membuat 25 mL larutan marjan 30% melalui pengenceran dengan memipet 18,7

mL marjan 40%. Perlakuan ini diulang untuk membuat larutan dengan konsentrasi

25% dari 15,6 mL marjan 40%, konsentrasi 20% dari 12,5 mL marjan 40%, dan

konsentrasi 15% dari 12,5 mL marjan 30%.

3.3.2 Penentuan Massa Jenis Cairan

Massa jenis cairan ditentukan menggunakan picnometer 10 mL. Pertama-

tama picnometer ditimbang dalam keadaan kosong pada neraca analitik. Setelah

didapatkan massa picnometer maka dimasukkan larutan (gliserol, sirup ABC dan

marjan) ke picnometer 10 mL sampai batas tera lalu ditimbang kembali. Setelah

dilakukan penimbangan picnometer yang berisi sampel maka dilakukan

perhitungan untuk mendapatkan massa jenis masing-masing cairan dengan cara

mengurangkan massa picnometer yang berisi sampel dengan massa picnometer

kosong lalu dibagi dengan volume cairan yaitu 10 mL.

3.3.3 Penentuan Viskositas Cairan

Viskositas cairan ditentukan menggunakan alat viskosimeter. Diawali

dengan meletakkan viskometer pada bidang datar dengan posisi vertikal.


Masukkan cairan sampel lewat A viskometer. Setelah itu membawah cairan ke B

sampai sedikit di atas garis m dengan cara ditiup, kemudian dibiarkan mengalir

secara bebas. Setelah itu dihitung waktu yang diperlukan oleh cairan untuk

mengalir dari m ke n. Lakukan pekerjaan sampai tiga kali.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 4.1.1 Penentuan massa gliserol


Massa picno Massa Picno + Massa jenis
No Sampel (%)
kosong (g) sampel (g) (g)
1. Gliserol 30 26 1
2. Gliserol 25 25,88 0,981
3. Gliserol 20 15,99 25,77 0,978
4. Gliserol 15 25,64 0,965

Tabel 4.1.2 Penentuan waktu rata-rata gliserol


No Sampel (%) t1 t2 t3 𝒕̅
1. Gliserol 30 7,25 7,29 7,01 7,18
2. Gliserol 25 6,51 6,69 6,63 6,61
3. Gliserol 20 6,37 6,35 6,35 6,36
4. Gliserol 15 6,13 6,11 6,12 6,12

Tabel 4.1.3 Penentuan massa sirup x


Massa picno Massa Picno + Massa jenis
No Sampel (%)
kosong (g) sampel (g) (g)
1. Sirup x 30 26 1
2. Sirup x 25 15,99 25,99 1
3. Sirup x 20 25,96 0,997
4. Sirup x 15 25,87 0,988
Tabel 4.1.4 Penentuan waktu rata-rata sirup x
No Sampel (%) t1 t2 t3 𝒕̅
1. Sirup x 30 6,52 6,67 6,4 6,53
2. Sirup x 25 6,2 6,14 6,14 6,16
3. Sirup x 20 6,0 5,9 5,98 5,96
4. Sirup x 15 5,86 5,87 5,81 5,85

Tabel 4.1.5 Penentuan massa sirup marjan


Massa picno Massa Picno + Massa jenis
No Sampel (%)
kosong (g) sampel (g) (g)
1. Sirup x 30 26,57 1,058
2. Sirup x 25 26,40 1,041
3. Sirup x 20 15,99 26,31 1,032
4. Sirup x 15 26,14 1,015

Tabel 4.1.6 Penentuan waktu rata-rata sirup marjan


No Sampel (%) t1 t2 t3 𝒕̅
1. Sirup x 30% 8,09 8,28 8,10 8,156
2. Sirup x 25% 7,05 7,08 7,15 7,093
3. Sirup x 20% 6,85 6,81 6,72 6,793
4. Sirup x 15% 6,40 6,37 6,36 6,376

4.2 Analisis Data

4.2.1 Perhitungan berat sampel

Berat aquades = (berat piknometer + aquades) – berat piknometer kosong

= 25,53 gram – 15,99 gram

= 9,5347 gram
Massa gliserol 30% = (berat piknometer + gliserol 30%) – berat piknometer

kosong

= 26 gram – 15,99 gram

= 10,01 gram

Massa gliserol 25% = (berat piknometer + gliserol 25%) – berat piknometer

kosong

= 25,88 gram – 15,99 gram

= 9,98 gram

Massa gliserol 20% = (berat piknometer + gliserol 20%) – berat piknometer

kosong

= 25,77 gram – 15,99 gram

= 9,78 gram

Massa gliserol 15% = (berat piknometer + gliserol 15%) – berat piknometer

kosong

= 25,64 gram – 15,99 gram

= 9,65 gram

Massa sirip x 30% = (berat piknometer + sirup x 30%) – berat piknometer kosong

= 26 gram – 15,99 gram

= 10,01 gram

Massa sirup x 25% = (berat piknometer + sirup x 25%) – berat piknometer kosong

= 25 gram – 15,99 gram

= 10 gram

Massa sirup x 20% = (berat piknometer + sirup x 20%) – berat piknometer kosong
= 25,96 gram – 15,99 gram

= 9.97 gram

Massa sirup x 15% = (berat piknometer + sirup x 15%) – berat piknometer kosong

= 25,87 gram – 15,99 gram

= 9,88 gram

Massa marjan 30% = (berat piknometer + marjan 30%) – berat piknometer kosong

= 26,57 gram – 15,99 gram

= 10,58 gram

Massa marjan 25% = (berat piknometer + marjan 25%) – berat piknometer kosong

= 26,40 gram – 15,99 gram

= 10,41 gram

Massa marjan 20% = (berat piknometer + marjan 20%) – berat piknometer kosong

= 26,31 gram – 15,99 gram

= 10,32 gram

Massa marjan 15% = (berat piknometer + marjan 15%) – berat piknometer kosong

= 26,14 gram – 15,99 gram

= 10,15 gram

4.2.2 Perhitungan rapat massa cairan (ρ)

4.2.2.1 Perhitungan massa jenis gliserol

berat Aquades
ρ Aquades =
Volume

9,5347 gram
=
25 mL
= 0,3813g/mL

𝑏𝑒rat gliserol 15%


ρ gliserol 15% =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑔𝑙𝑖𝑠𝑒𝑟𝑜𝑙 15%

9,65 gram
=
10 mL

= 0,965 g/mL

𝑏𝑒rat gliserol 20%


ρ gliserol 20% =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑔𝑙𝑖𝑠𝑒𝑟𝑜𝑙 20%

9,78 gram
= = 0,978 g/mL
10 mL

𝑏𝑒rat gliserol 25%


ρ gliserol 25% =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑔𝑙𝑖𝑠𝑒𝑟𝑜𝑙 25%

9,89 gram
=
10 mL

= 0,989 g/mL

𝑏𝑒rat gliserol 30%


ρ gliserol 30% =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑔𝑙𝑖𝑠𝑒𝑟𝑜𝑙 30%

10,01 gram
=
10 mL

= 1,001 g/mL

4.2.2.2 Perhitungan massa jenis sirup ABC

𝑏𝑒rat sirup ABC 15%


ρ sirup x 15%=
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 sirup ABC 15%

9,87 gram
=
10 mL

= 0,987g/mL

𝑏𝑒rat sirup ABC 20%


ρ sirup x 20%=
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 sirup ABC 20%
9,97 gram
=
10 mL

= 0,997 g/mL

𝑏𝑒rat sirup ABC 25%


ρ sirup x 25%=
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 sirup ABC 25%

10,00 gram
=
10 mL

= 1,00g/mL

𝑏𝑒rat sirup ABC 30%


ρ sirup x 30%=
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 sirup ABC 30%

10,01 gram
=
10 mL

= 1,001g/mL

4.2.2.3Perhitungan massa jenis marjan

𝑏𝑒rat marjan 15%


ρ marjan 15% =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 marjan 15%

10,15 gram
=
10 mL

= 1,015 g/mL

𝑏𝑒rat marjan 20%


ρ marjan 20% =
marjan 20%

10,32 gram
=
10 mL

= 1,032 g/mL

berat marjan 25%


ρ marjan 25% =
marjan 25%

10,41 gram
=
10 mL
= 1,041 g/mL

berat marjan 30%


ρ marjan30% =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 marjan 30%

10,58 gram
=
10 mL

= 1,058 g/mL

4.2.3 Menentukan viskositas cairan (ɳ)

ρ Aquades . t Aquades
ɳ Aquades = 𝑥 ɳ air
ρ air . t air

(0,381) (2,39)
= 𝑥 1,0 × 10-3 Ns/m3
(0,970) . (5,9)

= 5,539 × 10-3 Ns/m3

ρ gliserol 30 % . t gliserol 30 %
ɳ gliserol 30 % = ɳ air
ρ air . t air

(1,001). (7,18)
= 1,0 × 10-3 Ns/m3
(0,970) . (5,9)

= 1,255 × 10-3 Ns/m3

ρ gliserol 25 % . t gliserol 25 %
ɳ gliserol 25 % = ɳ air
ρ air . t air

(0,989). (6,61)
= 1,0 × 10-3 Ns/m3
(0,970) . (5,9)

= 1,142 × 10-3 Ns/m3

ρ gliserol 20 % . t gliserol 20 %
ɳ gliserol 20 % = ɳ air
ρ air . t air

(0,928). (6,36)
= 1,0 × 10-3 Ns/m3
(0,970) . (5,9)

= 1,031 × 10-3 Ns/m3


ρ gliserol 15 % . t gliserol 15 %
ɳ gliserol 15 % = ɳ air
ρ air . t air

(0,965). (6,12)
= 1,0 × 10-3 Ns/m3
(0,970) . (5,9)

= 1,031 × 10-3 Ns/m3

ρ sirup x 30% . t sirup x 30%


ɳ sirup x 30% = ɳ air
ρ air . t air

(1,001). (6,53)
= 1,0 × 10-3 Ns/m3
(0,970) . (5,9)

= 1,142 × 10-3 Ns/m3

ρ sirup x 25 % . t sirup x 25%


ɳ sirup x 25% = ɳ air
ρ air . t air

(1,0). (6,16)
= 1,0 × 10-3 Ns/m3
(0,970) . (5,9)

= 1,076 × 10-3 Ns/m3

ρ sirup x 20% . t sirup x 20%


ɳ sirup x 20% = ɳ air
ρ air . t air

(0,997). (5,96)
= 1,0 × 10-3 Ns/m3
(0,970) . (5,9)

= 1,038 × 10-3 Ns/m3

ρ sirup x 15% . t sirup x 15%


ɳ sirup x 15% = ɳ air
ρ air . t air

(0,998). (5,85)
= 1,0 × 10-3 Ns/m3
(0,970) . (5,9)

= 1,02 × 10-3 Ns/m3

ρ marjan 30% . t marjan 30%


ɳ marjan 30% = ɳ air
ρ air . t air
(1,058). (8,156)
= 1,0 × 10-3 Ns/m3
(0,970) . (5,9)

= 1,507 × 10-3 Ns/m3

ρ marjan 25% . t marjan 25%


ɳ marjan 25% = ɳ air
ρ air . t air

(1,041). (7,093)
= 1,0 × 10-3 Ns/m3
(0,970) . (5,9)

= 1,29 × 10-3 Ns/m3

ρ marjan 20% . t marjan 20%


ɳ marjan 20% = ɳ air
ρ air . t air

(1,032). (6,793)
= 1,0 × 10-3 Ns/m3
(0,970) . (5,9)

= 1,22 × 10-3 Ns/m3

ρ marjan 15% . t marjan 15%


ɳ marjan 15% = ɳ air
ρ air . t air

(1,015). (6,376)
= 1,0 × 10-3 Ns/m3
(0,970) . (5,9)

= 1,13 × 10-3 Ns/m3

4.4 Pembahasan

Viskositas merupakan ukuran fluida yang menyatakan besar kecilnya

gesekan di dalam fluida. Makin besar suatu fluida, maka makin sulit suatu fluida

mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut. Di dalam

zat cair, dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat cair. Sedangkan dalam

gas, timbul sebagai akibat tumbukan antara molekul gas. Viskositas dalam
pengukuran suatu fluida yang menunjukan besar kecilnya gesekan internal antar

lapisan fluida, ketika satu lapisan bergerak melewati lapisan yang lainnya.

Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliaran fluida yang

merupakan gesekan antara molekul – molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu

jenis cairan yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang

rendah, dan sebaliknya bahan – bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki

viskositas yang tinggi.

Percobaan kali ini adalah menentukan viskositas cairan gliserol dengan

metode ostwald dan mempelajari hubungan antara konsnetrasi dan viskositas itu

sendiri. Cairan yang akan digunakan untuk ditentukan viskositasnya dalam

percobaan kali ini yaitu gliserol dengan konsentrasi yang berbeda-beda yaitu

15%, 20%, 25% dan 30%, lalu sirup x dengan konsentrasi 15%, 20%, 25% dan

30%, serta air (aquades) sebagai pembanding.

Pengamatan pertama menggunakan larutan gliserol dengan konsentrasi

yang berbeda-beda yaitu 30%, 25%, 20%, dan 15%. Prosedur kerja yang

dilakukan sama dengan aquades yaitu Piknometer terlebih dahulu ditimbang agar

dapat diketahui volume piknometer pada berbagai suhu yang digunakan dalam

percobaan karena volume piknometer adalah fungsi temperatur, volume

piknometer akan berubah dengan adanya perubahan temperatur, pada temperatur

yang tinggi, volume piknometer akan meningkat. Viskositas dari masing-masing

konsentrasi larutan gliserol dari rendah ke tinggi berturut-turut 1,031 × 10-3 Ns/m3,

1,031 × 10-3 Ns/m3, 1,142 × 10-3 Ns/m3, dan 1,255 × 10-3 Ns/m3.
Dari hasil yang diperoleh, dapat dilihat bahwa pada konsentrasi gliserol

berbanding luurus dengan dengan waktu yan dibutuhkan untuk mengalirkan air.

Hal ini disebabkan oleh, adanya konsentrasi larutan, dimana menyatakan

banyaknya pertikel zat terlarut tiap satuan volume, semakin banyak pertikel zat

pelarut, maka terjadi gesekan antar partikel yang semakin tinggi dan nilai

viskositas semakin tinggi

Pengaruh Konsentrasi Gliserol


terhadap Viskositas
1.4
1.2 1.255
1.142
1 1.031 1.031
Viskositas

y = 0.0783x + 0.919
0.8
R² = 0.8901
0.6
0.4
0.2
0
0 1 2 3 4 5
Konsentrasi

Grafik 1.Hubungan antara konsentrasi larutan gliserol terhadap nilai viskositas.

Jika dibandingkan dengan rapat jenis aquades, rapat jenis gliserol sangat

kecil karena memiliki kekentalan yang lebih dari aquades sehingga untuk

menentukan rapat jenis suatu cairan harus memperhatikan tingkat kekentalan

cairan.
Pengaruh Konsentrasi Sirup X terhadap
Viskositas
1.15
1.142
y = 0.0404x + 0.968
R² = 0.9337
1.1
Viskositas

1.076
1.05
1.038
1.02
1
0 1 2 3 4 5
Konsentrasi

Grafik 2.Hubungan antara konsentrasi larutan sirup x terhadap nilai viskositas.

Pengamatan berikutnya yaitu menentukan waktu yang dibutuhkan larutan

sirup X untuk melewati jarak dari m ke n. Perlakuan ini dilakukan tiga kali

(triplo) untuk mendapatkan keakuratan data jika dibandingkan dengan perlakuan

sekitar satu kali. Dari hasil yang diperoleh, dapat dilihat bahwa konsentrasi

berbanding lurus dengan waktu yang dibutuhkan larutan untuk mengalir. Bahwa

semakin besar konsentrasi dari larutan sirup X maka semakin lama pula waktu

yang dibutuhkan untuk mengalir. Hal ini disebabkan konsentrasi larutan

menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin

banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi dan

viskositasnya semakin tinggi pula.


Pengaruh Konsentrasi Marjan terhadap
Viskositas
1.6
1.507
1.4
1.29
1.2 1.22
1.13
1 y = 0.1201x + 0.9865
Viskositas

R² = 0.93
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Konsentrasi

Grafik 3. Hubungan antara konsentrasi larutan sirup marjan terhadap nilai

viskositas.

Berdasarkan grafik diatas, yaitu menentukan waktu yang dibutuhkan larutan

sirup marjan untuk melewati jarak dari m ke n dengan konsentrasi yang berbeda-

beda yaitu 30%, 25%, 20%, dan 15%. Dari ketiga sampel yang digunakan yaitu

glyserol, sirup x, sirup marjan, serta aquades (sebagai pembanding) dapat kita

ketahui sirup marjan yang paling lama mengalir. Hal terjadi karena apabila waktu

yang diperlukan fluida untuk mengalir sangat besar maka viskositas yang

dihasilkan itu sangat rendah, sebaliknya apabila waktu yang diperlukan itu sangat

kecil maka viskositas yang dihasilkan sangat besar.

Ketiga grafik menunjukan bahwa ada hubungan antara viskositas dan

konsentrasi larutan. Dari data tersebut dan grafik menunjukan bahwa semakin

tinggi konsentrasi sirup X maka semakin besar pula nilai viskositasnya sehingga
antara konsentrasi dan viskositas memiliki hubungan berbanding lurus dan tidak

berbanding terbalik.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum kimia fisik I percobaan IV dengan judul

percobaan “Viskositas” adalah sebagai berikut:

1. Penentuan viskositas cairan dengan metode ostwal pada sampel gliserol

diperoleh nilai pada konsentrasi 30%, 25%, 20%, dan 15% memiliki viskositas

berturut-turut 0,001267 Ns/m3, 0,00113 Ns/m3, 0,00108 Ns/m3, dan 0,00103

Ns/dengan demikian, diperoleh hubungan semakin besar konsentrasisampel,

semakin besar pula viskositasnya.

2. Penentuan viskositas cairan dengan metode ostwal pada sampel Sirup ABC

diperoleh nilai pada konsentrasi 30%, 25%, 20%, dan 15% memiliki viskositas

berturut-turut 0,0013 Ns/m3, 0,00107 Ns/m3, 0,00104 Ns/m3, dan 0,001008

Ns/m3 dengan demikian, diperoleh hubungan semakin besar konsentrasisampel,

semakin besar pula viskositasnya.

3. Penentuan viskositas cairan dengan metode ostwal pada sampel Sirup Marjan

diperoleh nilai pada konsentrasi 30%, 25%, 20%, dan 15% memiliki viskositas

berturut-turut 0,0015Ns/m3, 0,001289 Ns/m3, 0,001224 Ns/m3 dan 0,001129

Ns/m3. Dengan demikian, diperoleh hubungan semakin besar

konsentrasisampel, semakin besar pula viskositasnya.


5.2 Saran

Dalam melakukan percobaan viskositas ini sebaiknya digunakan bahan

lain lagi selain sirup A dan gliserol, seperti susu kental manis atau larutan gula

sehingga kita bisa membandingkan antara viskositas dengan banyak varian bahan.
DAFTAR PUSTAKA

Arijanto, Eflita., Yohana, dan Sinaga., Frankim T.H. 2015. Analisis Pengaruh
Kekentalan Fluida Air dan Minyak Kelapa pada Performansi Pompa
Sentrifugal. Junal Teknik Mesin. Vol 3(2).

Aryanto., Didik, Saptaningrum., Ernawati, dan wijayanto. 2012. Rancang Bangun


Viskometer Fluida Metode Bola Jatuh Bebas Berbasisis Mikrokontroler
ATMEGA16. Jurnal Fisiska dan Apliasinya. Vol 8(2).

Hermawati, Maria Yeni., Suciyati, Sri Wahyu dan Warsito. 2013. Uji Viskositas
Fluida Menggunakan Transduser Ultrasonik Sebagai Fungsi Temperatur
Dan Akuisisinya Pada KomputerMenggunakan Universal Serial Bus(Usb)
Jurnal Teori Dan Aplikasi Fisika. Vol 1(1).

Maulida, Rizky Hardiyatul., Rani dan Erika. 2010. Analisis Karakteristik


Pengaruh Suhu dan Kontaminan terhadap Viskositas Oli menggunakan
Rotary Viscometer.Jurnal Neutrino.Vol 3(1).

Prasetyo, Eko, Ari., Widhi, Anggr., dkk. 2012. Potensi Gliserol Dalam Pembuatan
Turunan Gliserol Melalui Proses Esterifikasi. Junal Ilmu Lingkungan. Vol.
10 (1).

Samdara., Rida, Bahri., Syamsul, dan Muqorobin., Ahmad.2008. Rancang Bangun


Viskometer Dengan Metode Rotasi Berbasis Komputer. Jurnal Gradien.
Vol 4(2).

Anda mungkin juga menyukai