“Viskositas”. Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menentukan viskositas suatu
konsentrasi. Metode yang digunakan pada percobaan ini yaitu metode eksperimen
10-3 Ns/m3, 1,031 × 10-3 Ns/m3, 1,142 × 10-3 Ns/m3, dan 1,255 × 10-3 Ns/m3. Untuk
1,02 × 10-3 Ns/m3, 1,038 × 10-3 Ns/m3, 1,076 × 10-3 Ns/m3, dan 1,142 × 10-3
Ns/m3. Untuk nilai viskositas marjan dari konsentrasi 15% - 30% secara berturut–
turut yaitu 1,13 × 10-3 Ns/m3, 1,22 × 10-3 Ns/m3, 1,29 × 10-3 Ns/m3, dan 1,507 ×
10-3 Ns/m3. Dari hasil percobaan diketahui bahwa larutan gliserol, siruop x dan
disimpulkan bahwa semakin tinggi kosentrasi suatu larutan, maka semakin besar
sirup marjan
BAB I
PENDAHULUAN
Fluida adalah zat yang dapat mengalir.Kata fluida mencakup zat cair dan
gas karena kedua zat ini dapat mengalir, sebaliknya batu dan benda-benda keras
atau seluruh zat padat tidak digolongkan kedalam fluida karena tidak bisa
mengalir.Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir
dari satu tempat ke tempat lain. Hembusan angina merupakan contoh udara yang
Setiap fluida, gas, dan cairan memiliki suatu sifat yang dikenal sebagai
viskositas, yang dapat didefinisikan sebagai tahanan yang dilakukan suatu lapisan
fluida terhadap lapisan lainnya. Sifat lain yang berhubungan atau kurang lebih
keresistenan cairan untuk mengalir. Salah satu cara termudah untuk mengukur
viskositas ialah dengan menentukan waktu yang diperlukan bagi suatu cairan
untuk mengalir melalui suattu tabung kapiler dengan panjang tertentu. Kita harus
dapat membedakan istilah kental dan pekat. Kental artinya viskos, jika dituangkan
dari dalam botol nampak sukar jatuh. Akan tetapi pekat menunjukan harga
konsentrasi zat. Maka percobaan kali ini kita akan menentukan viskositas suatu
pembanding.
Viskositas merupakan ukuran fluida yang menyatakan besar kecilnya
gesekan di dalam fluida. Makin besar suatu fluida, maka makin sulit suatu fluida
mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut. Di dalam
zat cair, dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat cair. Sedangkan dalam
gas, timbul sebagai akibat tumbukan antara molekul gas. Viskositas dalam
pengukuran suatiu flida yang menunjukan besar kecilnya gesekan internal antar
lapisan fluida, ketika satu lapisan bergerak melewati lapisan yang lainnya.
biasanya lebih tinggi dari viskositas pelarut murninya. Kenaikan relatif viskositas
tersebut. Oleh karena itu percobaan kali ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh
turbulen dalam pipa kapiler, tanpa batas pada viskosimeter, dan dapat digunakan
pada semu jenis cairan. Selain itu, karena perbandingan viskositas larutan dan
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan viskositas suatu cairan dengan
Prinsip percobaan ini adalah menentukan massa jenis dan nilai viskositas
suatu zat cair berdasarkan metode Ostwald dimana waktu yang diperlukan untuk
semua volume cairan yang mengalir melalui kapiler berada dibawah pengaruh
2.1 Viskositas
fluida memiliki peranan yang penting pada aliran fluida dalam pipa atau media
berpori. Selain itu, viskositas fluida juga penting dalam pelumasan mesin,
keadaan optimum pelumas logam dapat dicapai jika permukaan logam yang
2.2 Fluida
Fluida merupakan zat yang dapat mengalir yang mempunyai partikel yang
mudah bergerak dan berubah bentuk tanpa pemisahan massa. Ketahanan fluida
terhadap perubahan bentuk sangat kecil sehingga fluida dapat dengan mudah
Massa jenis atau densitas adalah suatu besaran kerapatan massa benda
yang dinyatakan dalam berat benda per satuan volume benda tersebut. Besaran
massa jenis dapat membantu menerangkan mengapa benda yang berukuran sama
memiliki berat yang berbeda. Benda yang lebih besar belum tentu lebih berat
Metode Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah
cairan tertentu untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan
oleh berat cairan itu sendiri, jadi waktu yang dibutuhkan oleh cairan untuk melalui
suatu fluida. Model viskometer yang umum digunakan berupa viskometer peluru
jatuh, tabung (pipa kapiler) dan sistem rotasi. Viskometer rotasi silinder sesumbu
silinder bagian dalam berputar dengan silinder bagian luar diam dan sistem
Couette dimana silinder bagian luar yang diputar sedangkan bagian dalam silinder
2.5 Gliserol
berbauh dan merupakan cairan kental yang memiliki rasa manis. Gliserol dapat
dimurnikan dengan proses destilasi agar dapat digunakan pada industri makanan,
farmasi atau juga dapat digunakan untuk pengolahan air (Prasetyo, 2012).
2.6 Sifat Viskositas
Sifat yang disebut viskositas fluida ini merupakan ukuran sebuah fluida
meningkat.Sedangkan pada zat cair, jarak antar molekul jauh lebih kecil
hari Jum’at, 8 November 2019 pukul 13.30 WITA sampai selesai. Bertempat di
pipet ukur 25 mL, gelas kimia 50 mL, botol semprot, filler, labu takar 100 mL,
Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu aquades, gliserol, sampel
sirup x, dan marjan dengan konsentrasi masing- masing 15%, 20%, 25% dan 30%.
dimasukkan ke labu takar 50 mL. Selanjutnya ditambahkan air sampai batas tera
dengan memipet 18,7 mL sirup ABC 40%. Perlakuan ini diulang untuk membuat
larutan dengan konsentrasi 25% dari 15,6 mL sirup ABC 40%, konsentrasi 20%
dari 12,5 mL sirup ABC 40%, dan konsentrasi 15% dari 12,5 mL sirup ABC 30%.
labu takar 50 mL. Selanjutnya ditambahkan air sampai batas tera sehingga
mL marjan 40%. Perlakuan ini diulang untuk membuat larutan dengan konsentrasi
25% dari 15,6 mL marjan 40%, konsentrasi 20% dari 12,5 mL marjan 40%, dan
tama picnometer ditimbang dalam keadaan kosong pada neraca analitik. Setelah
didapatkan massa picnometer maka dimasukkan larutan (gliserol, sirup ABC dan
sampai sedikit di atas garis m dengan cara ditiup, kemudian dibiarkan mengalir
secara bebas. Setelah itu dihitung waktu yang diperlukan oleh cairan untuk
= 9,5347 gram
Massa gliserol 30% = (berat piknometer + gliserol 30%) – berat piknometer
kosong
= 10,01 gram
kosong
= 9,98 gram
kosong
= 9,78 gram
kosong
= 9,65 gram
Massa sirip x 30% = (berat piknometer + sirup x 30%) – berat piknometer kosong
= 10,01 gram
Massa sirup x 25% = (berat piknometer + sirup x 25%) – berat piknometer kosong
= 10 gram
Massa sirup x 20% = (berat piknometer + sirup x 20%) – berat piknometer kosong
= 25,96 gram – 15,99 gram
= 9.97 gram
Massa sirup x 15% = (berat piknometer + sirup x 15%) – berat piknometer kosong
= 9,88 gram
Massa marjan 30% = (berat piknometer + marjan 30%) – berat piknometer kosong
= 10,58 gram
Massa marjan 25% = (berat piknometer + marjan 25%) – berat piknometer kosong
= 10,41 gram
Massa marjan 20% = (berat piknometer + marjan 20%) – berat piknometer kosong
= 10,32 gram
Massa marjan 15% = (berat piknometer + marjan 15%) – berat piknometer kosong
= 10,15 gram
berat Aquades
ρ Aquades =
Volume
9,5347 gram
=
25 mL
= 0,3813g/mL
9,65 gram
=
10 mL
= 0,965 g/mL
9,78 gram
= = 0,978 g/mL
10 mL
9,89 gram
=
10 mL
= 0,989 g/mL
10,01 gram
=
10 mL
= 1,001 g/mL
9,87 gram
=
10 mL
= 0,987g/mL
= 0,997 g/mL
10,00 gram
=
10 mL
= 1,00g/mL
10,01 gram
=
10 mL
= 1,001g/mL
10,15 gram
=
10 mL
= 1,015 g/mL
10,32 gram
=
10 mL
= 1,032 g/mL
10,41 gram
=
10 mL
= 1,041 g/mL
10,58 gram
=
10 mL
= 1,058 g/mL
ρ Aquades . t Aquades
ɳ Aquades = 𝑥 ɳ air
ρ air . t air
(0,381) (2,39)
= 𝑥 1,0 × 10-3 Ns/m3
(0,970) . (5,9)
ρ gliserol 30 % . t gliserol 30 %
ɳ gliserol 30 % = ɳ air
ρ air . t air
(1,001). (7,18)
= 1,0 × 10-3 Ns/m3
(0,970) . (5,9)
ρ gliserol 25 % . t gliserol 25 %
ɳ gliserol 25 % = ɳ air
ρ air . t air
(0,989). (6,61)
= 1,0 × 10-3 Ns/m3
(0,970) . (5,9)
ρ gliserol 20 % . t gliserol 20 %
ɳ gliserol 20 % = ɳ air
ρ air . t air
(0,928). (6,36)
= 1,0 × 10-3 Ns/m3
(0,970) . (5,9)
(0,965). (6,12)
= 1,0 × 10-3 Ns/m3
(0,970) . (5,9)
(1,001). (6,53)
= 1,0 × 10-3 Ns/m3
(0,970) . (5,9)
(1,0). (6,16)
= 1,0 × 10-3 Ns/m3
(0,970) . (5,9)
(0,997). (5,96)
= 1,0 × 10-3 Ns/m3
(0,970) . (5,9)
(0,998). (5,85)
= 1,0 × 10-3 Ns/m3
(0,970) . (5,9)
(1,041). (7,093)
= 1,0 × 10-3 Ns/m3
(0,970) . (5,9)
(1,032). (6,793)
= 1,0 × 10-3 Ns/m3
(0,970) . (5,9)
(1,015). (6,376)
= 1,0 × 10-3 Ns/m3
(0,970) . (5,9)
4.4 Pembahasan
gesekan di dalam fluida. Makin besar suatu fluida, maka makin sulit suatu fluida
mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut. Di dalam
zat cair, dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat cair. Sedangkan dalam
gas, timbul sebagai akibat tumbukan antara molekul gas. Viskositas dalam
pengukuran suatu fluida yang menunjukan besar kecilnya gesekan internal antar
lapisan fluida, ketika satu lapisan bergerak melewati lapisan yang lainnya.
merupakan gesekan antara molekul – molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu
jenis cairan yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang
rendah, dan sebaliknya bahan – bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki
metode ostwald dan mempelajari hubungan antara konsnetrasi dan viskositas itu
percobaan kali ini yaitu gliserol dengan konsentrasi yang berbeda-beda yaitu
15%, 20%, 25% dan 30%, lalu sirup x dengan konsentrasi 15%, 20%, 25% dan
yang berbeda-beda yaitu 30%, 25%, 20%, dan 15%. Prosedur kerja yang
dilakukan sama dengan aquades yaitu Piknometer terlebih dahulu ditimbang agar
dapat diketahui volume piknometer pada berbagai suhu yang digunakan dalam
konsentrasi larutan gliserol dari rendah ke tinggi berturut-turut 1,031 × 10-3 Ns/m3,
1,031 × 10-3 Ns/m3, 1,142 × 10-3 Ns/m3, dan 1,255 × 10-3 Ns/m3.
Dari hasil yang diperoleh, dapat dilihat bahwa pada konsentrasi gliserol
berbanding luurus dengan dengan waktu yan dibutuhkan untuk mengalirkan air.
banyaknya pertikel zat terlarut tiap satuan volume, semakin banyak pertikel zat
pelarut, maka terjadi gesekan antar partikel yang semakin tinggi dan nilai
y = 0.0783x + 0.919
0.8
R² = 0.8901
0.6
0.4
0.2
0
0 1 2 3 4 5
Konsentrasi
Jika dibandingkan dengan rapat jenis aquades, rapat jenis gliserol sangat
kecil karena memiliki kekentalan yang lebih dari aquades sehingga untuk
cairan.
Pengaruh Konsentrasi Sirup X terhadap
Viskositas
1.15
1.142
y = 0.0404x + 0.968
R² = 0.9337
1.1
Viskositas
1.076
1.05
1.038
1.02
1
0 1 2 3 4 5
Konsentrasi
sirup X untuk melewati jarak dari m ke n. Perlakuan ini dilakukan tiga kali
sekitar satu kali. Dari hasil yang diperoleh, dapat dilihat bahwa konsentrasi
berbanding lurus dengan waktu yang dibutuhkan larutan untuk mengalir. Bahwa
semakin besar konsentrasi dari larutan sirup X maka semakin lama pula waktu
menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin
banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi dan
R² = 0.93
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Konsentrasi
viskositas.
sirup marjan untuk melewati jarak dari m ke n dengan konsentrasi yang berbeda-
beda yaitu 30%, 25%, 20%, dan 15%. Dari ketiga sampel yang digunakan yaitu
glyserol, sirup x, sirup marjan, serta aquades (sebagai pembanding) dapat kita
ketahui sirup marjan yang paling lama mengalir. Hal terjadi karena apabila waktu
yang diperlukan fluida untuk mengalir sangat besar maka viskositas yang
dihasilkan itu sangat rendah, sebaliknya apabila waktu yang diperlukan itu sangat
konsentrasi larutan. Dari data tersebut dan grafik menunjukan bahwa semakin
tinggi konsentrasi sirup X maka semakin besar pula nilai viskositasnya sehingga
antara konsentrasi dan viskositas memiliki hubungan berbanding lurus dan tidak
berbanding terbalik.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
diperoleh nilai pada konsentrasi 30%, 25%, 20%, dan 15% memiliki viskositas
2. Penentuan viskositas cairan dengan metode ostwal pada sampel Sirup ABC
diperoleh nilai pada konsentrasi 30%, 25%, 20%, dan 15% memiliki viskositas
3. Penentuan viskositas cairan dengan metode ostwal pada sampel Sirup Marjan
diperoleh nilai pada konsentrasi 30%, 25%, 20%, dan 15% memiliki viskositas
lain lagi selain sirup A dan gliserol, seperti susu kental manis atau larutan gula
sehingga kita bisa membandingkan antara viskositas dengan banyak varian bahan.
DAFTAR PUSTAKA
Arijanto, Eflita., Yohana, dan Sinaga., Frankim T.H. 2015. Analisis Pengaruh
Kekentalan Fluida Air dan Minyak Kelapa pada Performansi Pompa
Sentrifugal. Junal Teknik Mesin. Vol 3(2).
Hermawati, Maria Yeni., Suciyati, Sri Wahyu dan Warsito. 2013. Uji Viskositas
Fluida Menggunakan Transduser Ultrasonik Sebagai Fungsi Temperatur
Dan Akuisisinya Pada KomputerMenggunakan Universal Serial Bus(Usb)
Jurnal Teori Dan Aplikasi Fisika. Vol 1(1).
Prasetyo, Eko, Ari., Widhi, Anggr., dkk. 2012. Potensi Gliserol Dalam Pembuatan
Turunan Gliserol Melalui Proses Esterifikasi. Junal Ilmu Lingkungan. Vol.
10 (1).