Diagram TTT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Pengujian
Setelah melakukan pengujian metalografi praktikan dapat
:
1. Menjelaskan tujuan dari proses
metalografi.
2. menjelaskan langkah-langkah
pengujian Metalografi.
3. Mengetahui bahan dan alat yang
digunakan pada pengujian metalografi.
4. Mengetahui bentuk-bentuk fasa dari
logam.
5. menganalisa ukuran butir dan
membbandingkan dengan grain size ASTM.
6. Menjelaskan hubungan antara
struktur mikro dan karakteristik butir terhadap
bahan.
7. Mampu melakukan pengujian
metalografi.
B. Manfaat Pengujian
1. Bagi Praktikan
Dapat mengetahui dampak
perlakuan panas dan media pendingin terhadap
karakteristik logam.
Metalografi
BAB II
LANDASAN TEORI
α + sementit + ladeburit
γ (kps) didinginkan menjadi C + ladeburit
Sistem Kristalografi
1. Bentuk Kubus
a=b=c
α = β = γ = 90o
b
a
Kristal kubus mempunayai 3 jenis sel satuan bagian
yang terkecil dari suatu bahan yang bentuknya tetap
dan beruang
a. Kubus sederhana (SC)
2. Tetragonal
Tetragonal terbagi atas 2 :
a. ST (Simple Tetragonal)
b. BCT (Body Central tetragonal)
a=b≠c
α = β = γ = 90o
3. Orthorombik
a. SO (Simple Orthorombik)
b. FCO (Face Centered Orthorombik)
c. BCO (Body Centered Ortorombik)
a≠b≠c
α = β = γ = 90o
c
a
Metalografi
b.c.o
4. Rhombohedral
a=b≠c
α = β = γ ≠ 90o
5. Heksagonal
a=b≠c
α = 120o
b
a
Heksagonal Sederhana
6. Monoclinik
a≠b≠c
β = γ ≠ 90o
7. Tridimik
a≠b≠c
Metalografi
α ≠β ≠γ ≠ 90o
BAB IV
PERHITUNGAN
4.1 Penentuan Persen Fasa (Spesimen Dengan Media Pendingin Air Garam)
Ctt : titik yang mengenai fasa tertentu dihitung satu dan yang mengenai tepi fasa
dihitung 1/2. Jumlah titik total yang digunakan untuk penentuan yang cukup
akurat setidaknya 100 titik.
JumlahTiti kPadaFasaFerit
% FasaFerit 100%
JumlahTiti kTotal
28
% FasaFerit 100% 28%
100
JumlahTiti kPadaFasaPerlit
% FasaFerit 100%
JumlahTitikTotal
72
% FasaFerit 100% 72%
100
Metalografi
Ukuran butir dinyatakan dengan besaran tertentu, misalnya standar dari ASTM, yaitu
ASTM Grain Size Number (n) yang dinyatakan sebagai berikut :
N 2 n 1
LT
G 10 6,64 Log
PM
LT = x d
= 3,14 x 3,6 = 11,304 Cm
Metalografi
P = 17 Butiran
M = 100 X
Jadi :
11,304
G 10 6,64 Log N 2 n 1
17 100
N 2 4 1
10 ( 14,456)
N 8
G 4,45 4
BAB IV
PERHITUNGAN
Ctt : titik yang mengenai fasa tertentu dihitung satu dan yang mengenai tepi fasa
dihitung 1/2. Jumlah titik total yang digunakan untuk penentuan yang cukup
akurat setidaknya 100 titik.
JumlahTiti kPadaFasaFerit
% FasaFerit 100%
JumlahTiti kTotal
15
% FasaFerit 100% 15%
100
JumlahTiti kPadaFasaPerlit
% FasaFerit 100%
JumlahTitikTotal
85
% FasaFerit 100% 85%
100
Metalografi
Ukuran butir dinyatakan dengan besaran tertentu, misalnya standar dari ASTM, yaitu
ASTM Grain Size Number (n) yang dinyatakan sebagai berikut :
N 2 n 1
LT
G 10 6,64 Log
PM
LT = x d
= 3,14 x 3,6 = 11,304 Cm
Metalografi
P = 4 Butiran
M = 100 X
Jadi :
11,304
G 10 6,64 Log
4 100
G 0,28 1
BAB V
HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
- Kurva IV ( oli )
Pendinginan ini menggunakan media pendingin oli dan
struktur yang dihasilkan adalah stuktur perit dengan waktu
pendinginan lebih lama dari pendinginan dengan solar.
- Kurva V ( udara )
Yaitu pendinginan dengan udara sebagai media pendingin
struktur yang dihasilkan adalah ferit dan perlit dengan
waktu pendinginan yang lebih lama daripoada media pendingin
yan lain.
Metalografi
Keterangan :
1) Besi dasar (kadar karbon 0,25 %), pada :
t1 = cairan dengan pembekuan dari besi delta menjadi padat dengan 50 % padat
dan 50 % cair.
t2 = besi delta menjadi butiran kasar.
t3 = cairan besi dan eutektoid mulai membeku ampai menjadi butiran kasar.
t4 = cairan membeku seutuhnya.
t5 = Pertumbuhan butir selesai dan besi masih tinggal mempunyai komposisi 0,83
% karbon.
Garis A
Menyatakan transformasi pada baja hipo dimana permukaan specimen pada
proses pendinginan yaitu temperature ti terjadi pengintian dan kemudian menjadi
butir maksimum. Pada temperature t2 terjadi perubahan dimana cairan yang
tertinggal mulai membeku dan setelah mencapai t3 akan membeku seluruhnya.
Antara temperature t1 dan t4 terjadi pengintian atau perlit sepanjang butir austenit,
kemudian akan dilanjutkan dengan pertumbuhan ferit menjadi butr max. Pada
temperature t5 austenit berangsur-angsur menjadi perlit dan pendinginan
selanjutnya tidak terjadi perubahan sel satuan.
Garis B
Merupakan proses pendinginan untukbaja eutectoid. Pada pendinginan eutectoid
(austenit pada temperature ti) antara temperature t 1 dan t2 . butir-butir tumbuh dan
berakhir pada temperature t2. Struktur pada temperatu t1 dan t2 butir-butir tumbuh
dan berakhir pada temperature ti dan t 3 tidak terjadi apapun. Setelah mencapai
temperature t5 berangsur-angsur menjadi perlit.
Garis C
Merupakan proses transformasi pendinginan pada baja hyper. Pendinginan
dimulai pada temperatur t1 dan t2 terjadi pendinginan austenit. Sehingga selesai
pembekuan prose situ menjadi struktureutektoid kemudian berubah menjadi perlit
dan sementit.
Garis D
Merupakan transformasi baja hyper eutectoid memiliki kandungan karbon 1,7 –
4,3 % pada pendinginan lambat. Pada pendinginan eutectoid ini sampai
Metalografi
1. Ferit (besi ά )
Pada foto specimen, warna yang lebih terang adalah ferit, dan butirannya
besar dan fasa yang ada merupakan larutan padat intrerself (sel antara)
dengan atom karbon yang sangat liat dengan kata lain karbon dalam ferit
sangat rendah yaitu 0,05 %, sampai pada suhu 7230C dan pada suhu
kamar 0,08 % memioliki se satuan kubus (BCC) dan berada di bawah
temperature 9,2oC. Pada diagram besi karbida sifatnya lunak dan tahan
korosi.
Metalografi
2. Perlit
Perlit yang terbentuk terdiri dari :
Perlit yang terbentuk strukturnya besar dengan sifat keras, getas,
butirannya besardan kasar. Biasanya terbentuk di bawah suhu 723o C.
Ferit : bentuk strukturnya kesil dengan sifat keras, getas, butirannya
kecil, dan halus, terbentukakibat pendinginan yang cepat.
Metalografi
Martensit merupakan salah satu fasa yang dapat terbentuk pada struktur logam.
Sifat dari sturktur pada fasa martensit adalah keras dan getas, jadi logam yang berada
pada fasa ini cepat mengalami perpatahan.
Untuk mendapatkan struktur dengan fasa martensit, maka logam haurs melalui
proses perlakuan panas dengan laju pendinginan yang cepat. Untuk laju pendinginan
yang cepat, biasanya digunakan air garam yang memiliki densitas yang sangat tinggi.
Untuk lebih jelasnya, mari kita simak secara lebih terperinsi proses transformasi
fasa dari bahan yang memiliki struktur normal hingga terbentuknya struktur
martensit.
Setelah itu bahan ini dpanaskan hingga kira-kira mencapai suhu 800o C. Setalah
itu struktur butirnya telah mengalami perubahan, dimana ato-atom karbon akan keluar
dari ikatan aotm penyusun logam, sehingga ikatannya berkurang. Atom-atom
merenggang dan menjadi besar. Struktur ini berada pada fase austenit + cairan.
Maksudnya adalah ada yang berada pada fasa austenit dan ada pula yang telah berupa
cairan, dengan sifat yang lunak tapi ulet.
Setelah dipanaskan hingga suhu 800o C, dan mencapai fasa austenit stabi, maka
bahan didinginkan dengan cepat, yaitu dengan menggunakan media pendingin air
garam. Digunakan air garam, karena memiliki densitas yang tinggi, dimana kerapatan
antara molekul air garam amat tinggi, sehingga proses transfer panas berlangsung
dengan waktu yang sangat cepat. Laju pendinginanpun berlangsung dengan cepat.
Peristiwa ini mengakibatkan atom-atom karbon yang tadinya terlepas dari ikatan tidak
mampu/sempat terredistrribusi ke dalam ikatan untuk mengikat atom-atom penyusun
logam, dan atom-atom yang membesar tak sempat untuk mengecil. Jadi disini terjadi
Metalografi
proses rekristalisasi yang sangat cepat. Dengan struktur yang seperti ini akan
mengakibatkan ikatan yang tidak kuat antar satu atom dan atom lainnya sehingga
sifatnya getas, dan keras, karena butiran yang membesar memenuhi ruang material.
Sruktur semacam inilah yang disebut struktur martensit, yang terbentuk pada fasa
martensit.
Pembahsaan Khusus :
Secara garis besar ada dua jenis media pendingin yang digunakan , yaitu media
pendingin dengan tingkat kerapatan yang rendah dan media pendingin dengan tingkat
kerapatan yang tinggi. Apabila disusun dengan urutan yang terperinci dari media
pendingin yang memiliki densitas yang tinggi sampai yang paling rendah, maka
diperoleh, sbb : air garam, air, solar, oli dan udara. Untuk lebih jelasnya maka dalam
pembahasan ini hanya akan dijelaskan pengaruh media pendingin secara garis
besarnya saja, yaitu antara 2 tingkat kerapatan.
Untuk media pendingin dengan kerapatan yang tinggi, laju pendinginan akan
berlangsung secara cepat, karena proses transfer kalor lebih mudah terjadi apabila
jarak molekul lebih kecil. Dengan percepatan proses pendinginan ini, maka akan
terbentuk struktur martensit yang kasar, dimana memiliki sifat yang keras dan getas.
Sifat ini terjadi karena proses rekristalisasi yang cepat, sehingga aotm karbon tidak
sempat terredistribusi dalam mengikat atom penyusun logam, dan atom-tom lain
membesar, sehingga memenuhi ruang.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Karakteristik struktur logam atau paduan logam memiliki sifat fisis dan
mekanis yang berbeda tergantung dari jenis perlakuan panas dan proses
pendinginannya.
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Pengetahuan Bahan Teknik, Prof. Ir. Tata Surdia MS. Met., E dan
Prof. Dr. Shiroku Saito. Pradya Pratama.
Ilmu Teknologi Bahan, Lawrence H. Van Vlack, dan Sriati Djaprie
Erlangga, Jakarta.
Metalografi
Pengampelasan
Pengempelasan adalah suatu proses pengerjaan pada
logam dengan tujuan mengurangi kerusakan permukaan
yang terjadi akibat dari proses pemotongan
gergaji.
Pemolesan
Pemolesan adalah suatu proses pengerjaan pada
logam yang bertujuan menghilangkan bagian – bagian
terdeformasi yang timbul sebagai hasil dari
langkah – langkah sebelumnya.
Metalografi