Anda di halaman 1dari 19

PENGEMBANGAN SHAPE MEMORY ALLOY BERBASIS Cu-Zn-Al

Atik Setyani

Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. Ir. Bondan Tiara Sofyan, M.Si

Departemen Metalurgi dan Material


Universitas Indonesia
Outline
3 minutes 1 minutes 2 minutes

Problem Riset Studi literatur State of the art

2 minute 6 minute

Metodologi Scope
Latar Belakang

Aktuator Aerospace

sensor Kesehatan

Shape Memory Alloy memiliki aplikasi yang sangat luas

Sampai saat ini, terdapat 20 paduan


SMA yang dikembangkan
Latar Belakang
Tantangan & perkembangan SMA
Terdapat 20 Paduan
SMA Meningkatkan properties material SMA
Cu-Zn-Al
Ag-Cd Proses Fabrikasi (mudah dan murah) Dengan kandungan
Au-Cd Zn : 15-30 wt %
Cu-Al-Ni Al : 0-15 wt.%
Cu-Al-Mn
Cu-Au-Zn Meningkatkan recovery efect
Cu-Sn
Cu-Au-Sn
Cu-Zn Optimalisasi komposisi alloy dan heat
Cu-Zn-Al treatment
Cu-Zn-Sn Ni base (HP-Ni)
Zu-Zn-Ga
Cu-Zn-Si
5000 Cycles
In-Ti
Ni-Al
Ni-Ti
Cu-Al Cu base Fe-base
Fe-Mn
Memiliki prospek
Fe-Si besar di
Indonesia
± 30% dan ±60%
Latar Belakang

Sangat sensitif dengan komposisi dan suhu


heatreatment

Fasa yang keras saat


penambahaan Al tinggi

Pembentukan fasa martensit stabil saat


pencelupan langsung

Permasalahan
Bagaimana SME paduan
meningkat??
Recovery rate belum
maksimal

Fasa yang keras saat


penambahaan Al tinggi
STUDI LITERATUR
Studi Literatur
Paduan Ingat Bentuk
Transformasi Transformasi dari
nondifusi fasa induk
austenit ke fasa
martensit

Fenomena mengingat bentuk


SMA dikenal sebagai SME
Shape Memory alloy

Material yang mampu mengingat kembali bentuk awalnya setelah


diberikan deformasi dan dipanaskan diatas suhu transformasi
V-type Needle like

Temperatur Transisi
Ms As
Mf Af
Studi Literatur
Perlakuan Panas dan Pendinginan

Laku Pelarutan (Betatizing) Pendinginan Cepat

• Lai et al, betatizing 800 ⁰C, 850 ⁰C dan 900 ⁰C pada


paduanCu-18.6Zn-2.99Al
• Asanovic et al, pemenasan paduan Cu-20.8Zn-5.8Al
dan Cu-22.3Zn-5.1Al pada temperatur 800-850 ⁰C
• Dasgupta et al, melakukan pemanasan pada
temperatur 920 ⁰C

- Membentuk fasa austenit yang bertransformasi Membentuk fasa martensit yang mampu untuk
menjadi martensit pada saat pendinginan bertransformasi menjadi austenit saat
- Melarutkan fasa kedua yang ada pada paduan pemanasan dan kembali menjadi martensit saat
pendinginan
Pengaruh pencelupan terhadap
pembentukan martensit

Spielfield,
1999
“ Pencelupan paduan
langsung ke dalam media
celup nitogen menghasil
martensit stabil, dan harus
Scarsbrook,


1984
Asanovic ditempering
Pengaruh pencelupan terhadap
pembentukan martensit

Spielfield,
1999
“Pencelupan langsung menyebabkan
terbentuknya fasa martensit stabil yang
sulit untuk bertransformasi menjadi
martensit ditandai dengan tidak adanya
puncak transformasi fasa martensit 
austenit pada pengujian DSC terhadap
Cu-23.2Zn-9Al (at. %).Solusi yang
ditawarkan adalah dengan metode
pencelupan alternatif dengan jenis
Scarsbrook,


Asanovic pencelupan naik (UQ)
1984
-- Bruce Henderson, BCG’s founder
Source: The Boston Consulting Group, “The Experience Curve – Reviewed”, from www.bcg.com/
10 accessed at http://www.bcg.com/documents/file13904.pdf
Pengaruh pencelupan terhadap
pembentukan martensit

Asanovic
“Paduan dengan metode pencelupan
bertahap menyebabkan terbentuknya
presipitat α. Sedangkan dengan metode
pencelupan naik dan langsung
menyebabkan terbentuk fasa full
martensit. Keberadaan presipitat α
menyebabkan turunnya sifat ingat
bentuk paduan


Asanovic

-- Bruce Henderson, BCG’s founder


Source: The Boston Consulting Group, “The Experience Curve – Reviewed”, from www.bcg.com/
11 accessed at http://www.bcg.com/documents/file13904.pdf
ZORICA, 2006
Direct Step Up
Quenching Quenching Quenching
Alloy Cu Zn Al Fasa

A 71 25 4 α+β
B 66 30 4 β

Paduan A dan B, menunjukan struktur fasa yang


berbeda
-- Bruce Henderson, BCG’s founder ”
Source: The Boston Consulting Group, “The Experience Curve – Reviewed”, from www.bcg.com/
accessed at http://www.bcg.com/documents/file13904.pdf
Jenis Material yang Komposisi paduan State of the art
dikembangkan

Komposisi paduan dengan Al rendah


Ricardo, et al 2014; Ni-base Kaarakteri
Asanovic et al Cu-Zn-Al
Pauly et al 2010 Terdiri dari 2 fasa sasi Media pendinginan menggunakna
material dry ice
Kenneth et al, 2014 Fe-base lebih
Antoni et al 2014 Zorica et al mendalam Modifikasi waktu quenching
Dua fasa dan satu
Asanovic et al fasa
Cu base
Zorica et al Variasi suhu
Spielfield Satu fasa homogenisasi
Penambahan unssur ke 4
Pengembangan shape
memory alloy berbasis Cu SME memiliki recovery
tinggi
Eskil et Saat ini hasil
Asanovic et al DQal terbaik yaitu
Oli dan air es dengan
penambahan
Scarbook et al Cuniberiti et al Gd 0.08-0.12
Air biasa %

Spielfield et al Lai et alI, water,


glycol Penambahan
Nitrogen cair
Zr 0.4-1.2
wt%
Zorica et al, SQ, DQ,
Co= 0.4-0.8
UQ menggunakan air
wt%
Temperatur pemanasan
Ti = 0.5-1.0 Penambahan unsu ke 4
dan Quenching tretment
wt%
B= 0.2-0.4
wt. %
RUMUSAN MASALAH DAN HIPOTESA

Peningkatan kemampuan ingat bentuk

DESAIN MATERIAL “Variasi Komposisi” Modifikasi temperatur pemanasan dan


metode quenching

Menghindari paduan yang getas dengan mengurangi


komposisI Al. Menjadi acuan pada penentuan • Suhu pemanasan (laku pelarutan akan
komposisi pada penelitian kali ini. Dan menggunakan ditingkatkan dengan range 850-870 C untuk
o

komposisi yang memiliki 2 fasa yaitu α+β. Akan ada 3 mendaptkan laju pendinginan yang sesuai.
komposisi paduan pada penelitian ini • Mengurangi waktu pencelupan dimana pada
penelitian sebelumnya menggunakan rentang
waktu 30 menit
• Terdapat 3 metode pencelupan dalam penelitian
ini (DQ, UQ dan SQ) dengan modifikasi waktu dan
Didapatkan paduan yang ulet dan tidak getas, media pendinginan
Hipotesa

memiliki kemampuan ingat bentuk dan dengan


paduan yang memiliki 2 fasa α+β akan menaikan suhu
Ms, sehingga fasa martensit lebih mudah didapat dan Menghindari pembentukan fasa martensit
biaya menjadi lebih murah stabil pada saat pencelupan langsung yang

Hipotesa
sulit bertransformasi (Martensit  Austenit)

Retained alfa yang terbentuk akan berkurang


sehingga martensit lebih berorientasi sehingga
SME meningkat
RUANG LINGKUP PENELITIAN

PADUAN Cu-28Zn PENGECORAN BETATIZING & PENCELUPAN

Betatizing dilakukan pada T 850-870 oC


• Pengecoran dilakukan dengan
selama 30 menit.
metode pengecoran gravitasi
dengan cetakan AISI H13 • DQ : Air dan es kering pada
berukuran 110 x 100 x 6 mm3 temperatur 5-10 oC
• SQ : Air mendidih selama 10 menit,
• Homogenisasi dilakukan pada
temperature 850 oC selama 2 jam dilanjutkan pencelupan pada campuran
untuk menghilangkan segregasi air dan es kering dengan temperature 5-
kimia 10 OC
• UQ: Air dan es kering pada
temperatur 5-10 oC, kemudian
dilanjutkan pencelupan pada air
mendidih selama 10 menit
Metodologi Penelitian
Diagram Alir Penelitian
Proses Pengecoran

Al Pemotongan Sampel as-cast


3 3.5,
Cu 3.75
wt. %

Proses Karakterisasi
Homogenisasi Sampel as-homogenized
Krusibel
850 oC, 2 jam
Zn
28 Laku pelarutan
Perlakuan Panas 850 oC, 865 oC , 875 oC,30 menit
dilanjutkan dengan pencelupan
Tungku induksi
Pengadukan
1150 oC Sampel pencelupan langsung (DQ),
Pengambilan Terak T = 4 oC, t= 15 menit
Sampel pencelupan bertahap (SQ)
T = 100 oC, t= 15 menit dan T = 4 oC,
Penuangan Cetakan 800 oC t= 15 menit
Sampel pencelupan naik (UQ)
KARAKTERISASI PENELITIAN

SETELAH PENCELUPAN(SHAPE
AS CAST DAN AS HOMOGENIZED SETELAH ROLLING 5%
MEMORY ALLOY)

Instrumen : OES, OM, SEM-EDAX +


OES, OM, SEM-EDAX + mapping
mapping ,XRD, DSC Microvickers, Instrumen : OM, XRD,
,XRD Microvickers
bending test
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai