Oleh :
Muhammmd Mifqaulan T
173030056
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................................... - 1 -
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................... - 1 -
1.2 Tujuan ................................................................................................................................. - 1 -
1.3 Sistematika Penulisan ......................................................................................................... - 2 -
BAB II DASAR TEORI ............................................................................................................................ - 3 -
2.1 Definisi Paku Keling (Rivets) ...................................................................................................... - 3 -
2.2 FUNGSI DAN PENGAPLIKASIAN PAKU KELING .......................................................................... - 4 -
2.3 JENIS KEPALA PAKU KELING DAN DIMENSINYA ........................................................................ - 4 -
2.4 Cara Pemasangan Paku Keling .................................................................................................. - 6 -
2.5 Sifat Material yang Dibutuhkan ................................................................................................ - 7 -
2.6 Kondisi Pembebanan dan Perhitungan yang Terjadi Pada Paku Keling .................................... - 7 -
BAB III PROSES MANUFAKTUR .......................................................................................................... - 10 -
3.1 Standarisasi Pembuatan.......................................................................................................... - 10 -
3.2 Material yang Biasa Digunakan ............................................................................................... - 10 -
3.3 Alur Proses Manufaktur Paku Keling....................................................................................... - 11 -
BAB IV KESIMPULAN ......................................................................................................................... - 13 -
4.1 Kesimpulan.............................................................................................................................. - 13 -
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. - 14 -
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, maka semakin kompleks pula kebutuhan manusia
di segala bidang. Dengan kompleknya ini mendorong manusia untuk terus mengembangkan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologinya. Sejumlah catatan sejarah mengenai para Ilmuwan yang
telah berhasil menciptakan penemuan-penemuan yang sangat bermanfaat bagi manusia.
Penemuanpenemuan inilah yang kemudian dikembangkan teknologinya agar dapat memenuhi
kebutuhan pasar dunia modern. Sejumlah penemuan telah diwujudkan dalam karya nyata,
khususnya bidang permesinan baik mesin konvensional maupun non konvesional, bidang
konstruksi mesin / bangunan seperti penggunaan sambungan baut dan mur; pengelingan;
maupun sambungan las yang digunakan dalam penyambungan konstruksi-konstruksi tersebut.
Khususnya dalam bab ini penulis hanya membahas mengenai penggunaan sambungan tetap
dalam suatu konstruksi, yakni sambungan paku keling.
Tugas utama mata kuliah PEMILIHAN MATERIAL DAN PROSES, yang bertujuan
agar mahasiswa Teknik Mesin dapat melakukan suatu perancangan konstruksi secara
sederhana yang nantinya bermanfaat di lapangan kerja kelak. Pengetahuan awal tambahan
mengenai sambungan paku keling kiranya dapat menambah dasar pengetahuan mengenai
perancangan suatu konstruksi mesin ataupun bangunan, sehingga diharapkan para lulusan
Teknik Mesin dapat menjadi teknisi atau konsultan handal di dalam masyarakat guna
memenuhi pasar dunia yang semakin canggih akan teknologinya, dalam memenuhi kebutuhan
manusia yang semakin modern dan kompleks.
1.2 Tujuan
Tugas dari mata kuliah Pemilihan Material dan Proses ini diantara lain :
-1-
1.3 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan tentang, Paku keling, fungsi Paku keling, sifat sifat yang dibutuhkan, proses
pembuatan Paku Keling.
-2-
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Definisi Paku Keling (Rivets)
Paku keling / rivet adalah salah satu metode penyambungan yang sederhana.
Sambungan keling umumnya diterapkan pada jembatan, bangunan, ketel, tangki, kapal dan
pesawat terbang. Penggunaan metode penyambungan dengan paku keling ini juga sangat baik
digunakan untuk penyambungan pelat-pelat alumnium. Pengembangan Penggunaan rivet
dewasa ini umumnya digunakan untuk pelat-pelat yang sukar dilas dan dipatri dengan ukuran
yang relatif kecil Setiap bentuk kepala rivet ini mempunyai kegunaan tersendiri, masing masing
jenis mempunyai kekhususan dalam penggunaannya.
Sambungan dengan paku keling ini umumnya bersifat permanent dan sulit untuk
melepaskannya karena pada bagian ujung pangkalnya lebih besar daripada batang paku
kelingnya. Paku Keling mempunya 3 bagian yaitu :
• Kepala
• Badan
• Ekor
-3-
2.2 FUNGSI DAN PENGAPLIKASIAN PAKU KELING
Paku Keling memiliki beberapa fungsi bagi para penggunanya. masing-masing paku
dibedakan berdasarkan ukuran, bentuk dan jenis masing-masing paku keling. Untuk paku
keling yang memiliki kepala bulat, lebih sering digunakan pada konstruksi jembatan, ketel uap
dan konstruksi lain yang berhubungan dengan kerapatan. Sedangkan paku keling dengan
bentuk trapesium lebih banyak digunakan pada bangunan kapal, atau pada konstruksi yang
membutuhkan minyak. Selain itu, ada pula paku keling dengan kepala datar yang lebih sering
digunakan pada bangunan yang membutuhkan kerapatan serta permukaan yang rata. Kemudian
jenis paku keling yang terakhir yaitu paku keling khusus yang digunakan untuk sambungan
yang mampu dikerjakan hanya dengan satu sisi saja. Pada fungsi ini lebih banyak digunakan
pada pen penarik serta bahan peledak
-4-
Dimensi yang ada umumnya berdimensi sebagai berikut :
-5-
• Tipe Kepala Keling untuk Ketel
Pemasangan Paku keling pada suatu plat dapat diurutkan prosesnya sebagai berikut :
-6-
• Plat yang akan disambung dibuat lubang, sesuai diameter paku keling yang akan
digunakan. Biasanya diameter lubang dibuat 1.5 mm lebih besar dari diameter paku
keling.
• Paku keling dimasukkan ke dalam lubang plat yang akan disambung.
• Bagian kepala lepas dimasukkan ke dalam lubang plat yang akan disambung.
• Dengan menggunakan alat atau mesin penekan (palu), tekan bagian kepala lepas
masuk ke bagian ekor paku keling dengan suaian paksa.
• Setelah rapat/kuat, bagian ekor sisa kemudian dipotong dan dirapikan/ratakan.
• Mesin/alat pemasang paku keling dapat digerakkan dengan udara, hidrolik atau
tekanan uap tergantung jenis dan besar paku keling yang akan dipasang.
Untuk membuat Paku keling yang cukup sempurna untuk penyambungan sebuah
material paku keling harus mempunyai sifat - sifat material sebagai berikut :
2.6 Kondisi Pembebanan dan Perhitungan yang Terjadi Pada Paku Keling
Bila dilihat dari bentuk pembebanannya, sambungan paku keling ini dibedakan menjadi
2 yaitu pembebanan tangensial dan pembebanan eksentrik.
• PEMBEBANAN TANGENSIAL
Pada jenis pembebanan tangensial ini, gaya yang bekerja terletak pada garis kerja
resultannya, sehingga pembebanannya terdistribusi secara merata kesetiap paku keling yang
digunakan.
• PEMBEBANAN EKSENTRIS
-7-
BEBAN EKSENTRIS : Beban pada sambungan paku keling melalui titik berat
kelompok paku keling, dimana distribusi beban tidak merata disemua beban (gbr.12-13a).
Agar stabil dipasang 2 paku keling dengan arah berlawanan yaitu gaya kolinier.
-8-
Untuk menentukan ukuran plat yang sesuai yaitu :
Bila tebal plat (t) dan lebar plat (b), maka plat tersebut akan putus tertarik, bila tidak
mampu menahan gaya luar yang diberikan. Sehingga tegangan yang terjadi pada penampang
plat yaitu tegangan tarik.
-9-
BAB III
PROSES MANUFAKTUR
3.1 Standarisasi Pembuatan
Parameter desainnya :
• Diameter
Material keling harus tangguh dan ulet. Keling biasa dibuat dari beberapa material
diantaranya :
Pada keling kekuatan dan ketahanan terhadap kebocoran adalah pertimbangan yang utama,
maka keling baja yang digunakan. Keling secara umum diproduksi dari baja yang memenuhi
Indian Standard (Standar India) berikut:
Keling untuk ketel diproduksi dari material menurut IS : 1990-1973 (ditetapkan 1992) –
Spesifikasi untuk keling baja untuk ketel. Catatan: Baja untuk konstruksi ketel yang sesuai
adalah IS:2100-1970 (ditetapkan 1992)- Spesifikasi untuk batang dan billet baja untuk ketel.
- 10 -
Menurut Indian Standard, IS : 2998-1982 (ditetapkan 1992), material sebuah keling harus
mempunyai kriteria sebagai berikut :
Keling ketika panas harus lurus tanpa retak untuk diameter 2,5 kali diameter shank.
Keling dibuat dengan cold heading atau hot forging.
1. Sebuah logam dilelehkan dan dipadukan (alloyed) dalam tungku pembakaran yang
telah dibakar dengan gas (sebagai contoh aluminium dengan titik lebur 660oC, maka
suhu tungku harus di atas 660oC) .
2. Logam yang telah dilelehkan lalu dialirkan ke dalam tungku lain sebelum proses
pengecoran (casting) yang di mana ketika dialirkan ke dalam tungku , metal ini
mengalami proses filterisasi dan degassed (pemisahan dari gas).
3. Setelah itu maka didapat batangan paduan logam yang konsentrasinya telah ditentukan
dengan panjang sekitar 120 inch per batang. Batangan tersebut kemudian dicor dan
diberi “immediate stress relieve” dengan pemanasan 6500F lalu dimasukkan langsung
ke dalam air. Batangan ini lalu dipotong kecil lagi menjadi 10 inch dan dicek
menggunakan gelombang ultrasonik untuk mengetahui apakah terdapat patahan dan
kebocoran.
4. Lalu batangan batangan ini dibubut untuk mendapatkan ukuran diameter yang
dibutuhkan. Untuk membuat rivet bertipe “hollow” (berongga) yang memiliki lubang
di tengahnya, digunakan proses ekstrusi.
5. Dalam proses ekstrusi panas (hot extrusion process) metal dipanaskan terebih dahulu
hingga 450-5000C (untuk aluminum alloy) dan 700-800oC (untuk alloy tembaga)
Pembuatan bisa juga dilakukan dengan cara “Techniques Of Extrusion” pada ekstrusi ini
cairan dipaksa (didorong) keluar dari sebuah celah menuju sebuah cetakan yang membentuk
- 11 -
sebuah produk nantinya. Sehingga teknik ekstrusi ini digunakan untuk pembuatan Hollow
Rivet.
- 12 -
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
- 13 -
DAFTAR PUSTAKA
http://anamesin.lecture.ub.ac.id/files/2015/06/5-Sambungan-Paku-Keling-I.pdf ( Diakses pada
20 Maret 2020 )
https://kupdf.net/download/makalah-paku-keling_5a730bcee2b6f51d25f8a0d0_pdf (Diakses
pada 20 Maret 2020 )
Nur Rusdi dan Suyuti Arsyad Muhammad. 2018. Perancangan Mesin - Mesin Industri.
JAKARTA : Deepublish. ( diakses pada www.google.com pada 8 April 2020 )
- 14 -