Disusun oleh :
M. Nur Khalim 21801052074
Wildan Chalis Alfatoni 21801052091
Ahmad Fafrur Rohman 21801052097
M. Nafis Yazdad 21801052102
Dimas Fahnul Jordan 21801052114
Disusun oleh:
KATA PENGANTAR
1
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat
menyusun Laporan Tugas Kinematika dan Dinamika ini tepat pada waktunya.
Laporan ini membahas tentang Mekanisme Pemasang Paku Keling.
Dalam penyusunan laporan ini, kami banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Olehnya itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan Tugas Besar Kinematika dan Dinamika
ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun
materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan laporan selanjutnya.
Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian
Malang, 2020
2
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ 1
KATA PENGANTAR.................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................…. 5
1.2 Rumusan Masalah................................................................... 7
1.3 Batasan Masalah..................................................................... 7
1.4 Tujuan Penulisan.................................................................... 7
1.5 Manfaat Penulisan.................................................................. 7
BAB II DASAR TEORI
2.1 Pengertian............................................................................... 8
2.2 Kecepatan dan Percepatan...................................................... 10
2.3 Gaya Inersia............................................................................ 12
2.4 Gerak....................................................................................... 12
BAB III METODE ANALISIS
3.1 Metode Analisis...................................................................... 15
BAB IV ANALISIS & PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan Analisis Kecepatan.............................................. 16
4.2 Pembahasan Analisis Percepatan............................................. 16
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan............................................................................. 21
5.2 Saran....................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 22
3
DAFTAR GAMBAR
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
melepaskannya adalah dengan cara merusaknya, seperti pada mur atau baut.
Melalui analisis yang kami lakukan, guna mengetahui mekanisme pemasangan
pada paku keling melalui perhitungan kecepatan dan percepatan yang
dilakukan. Sehingga ilmu tersebut benar benar dapat diterapkan.
6
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian
Paku keling/rivet merupakan salah satu jenis paku yang bentuknya
berbeda dengan berbagai bentuk paku lainnya dan salah satu metode
penyambungan yang sederhana, sambung keling umumnya diterapkan pada
jembatan, bangunan, ketel, tangki, kapal dan pesawat terbang. Penggunaan
metode penyambungan paku keling ini sangat baik digunakan untuk
penyambungan pelat-pelat alumunium. Pengembangan penggunaan rivet ini
umumnya digunakan untuk pelat-pelat yang sukar dilas dan dipatri dengan
ukuran yang relatife kecil. Setiap bentuk kepala rivet ini mempunyai kegunaan
tersendiri, masing-masing jenis mempunyai kekhususan dalam penggunaannya.
Sambungan dengan paku keling ini umumnya bersifat permanent dan
sulit untuk melepaskannya karena pada bagian ujung pangkalnya lebih besar
dari pada batang paku kelingnya.
(gambar 2.1)
1. Kepala
Bagian terluar dari paku keling yang berfungsi untuk mengunci
bagian yang akan dikeling.
2. Badan / Body
7
Bagian yang masuk ke dalam lubang benda yang akan
dikeling.
3. Ekor
(gambar 2.2)
8
(gambar 2.3)
9
Pada gambar diatas satu gaya diketahui P, dijaga dalam
keseimbangan oleh gaya Q.
(gambar 2.5)
10
pemotongan, gunakan alat pemotong khusus. Penggunaan alat tersebut
ditujukan agar permukaan sambungan bisa sama dengan permukaan
plat yang disambung. Oleh karena itu, diperlukan pemotong yang bisa
memastikan hasil pemotongan benar-benar rapi. Itulah kenapa,
menggunakan mesin pemotong khusus lebih disarankan ketimbang
menggunakan gergaji manual.
11
Untuk sebuah titik yang bergerak dengan suatu laju atau kecepatan yang
konstan, maka laju perubahan perpindahannya konstan. Gambar 2-7
mengilustrasi sebuah kurva yang mungkin untuk kasus semacam ini. Perubahan
perpindahan (∆s) per satuan waktu adalah sama untuk suatu elemen waktu, atau
atau ∆s/∆t adalah sebuah besaran konstanta. ∆s∆t, secara definisi, adalah
kecepatan; tetapi juga kemiringan kurva dalam Gambar 2-7.
∆ t ds
yang dinyatakan dengan lim = , yakni persaman matematik untuk
∆ t →o ∆ t dt
kemiringan kurva perpindahan waktu.
12
percepatan : dv
a= =
d ( dsdt ) = d s
2
2
dt dt dt
(Gambar 2.9)
13
d
d(
)
d = dt = d 2
dt dt dt 2
Marilah kita definisikan kecepatan relatif antara dua buah titik yang
bergerak, A dan B, sebagai kecepatan yang harus dipunyai salah satu titik jika
geraknya dipandang terhadap titik kedua, dimana titik kedua dipandang diam.
Gambar 3-1a memperlihatkan dua buah titik A dan B yang bergerak dalam
sebuah bidang dimana A mempunyai suatu kecepatan absolut, VA, dan B
mempunyai kecepatan absolut VB.
Jika masing-masing titik melakukan gerak yang tetap secara terpisah, maka
tidak akan ada perubahan kecepatan relatif. Jadi ambil kecepatan V A yang
diberikan masing-masing titik, seperti ditunjukan pada gambar 3-1b. Titik A
akan mempunyai kecepatan nol, sedangkan titik B akan mempunyai gerak yang
sama dengan jumlah vector VA dan VB, yang didefinisikan sebagai kecepatan
relatif dari B terhadap A, dituliskan VBA. Jumlah vector VB dan VA ditunjukan
14
dalam gambar 3-1c, dan ditandai dengan VBA . Pengamatan lebih jauh, akan
terbentuk segitiga vektor yang menyatakan bahwa VB = VA i VBA, yakni
persamaan kecepatan relatif.
2.4.2 Kecepatan Relatif Dua Buah Titik pada satu Penghubung Kaku
(Gambar 3.0)
x= R cos
y= R sin
15
Diferensasi masing-masing persamaan terhadap waktu akan memberikan
hasil seperti berikut, dengan R dijaga konstan :
dx
=R ¿
dt
dx d
=R cos
dt dt
Karena dx/dt = VBX , yakni kecepatan titik B dalam arah x, dy/dt = VBY
yakni kecepatan titik B dalam arah y, dan d/dt = , yakni kecepatan sudut
garis O-B, maka
VBY = R cos
VB = R sin i R cos
= [(R sin )2 + ( R cos )2 ]1/2
= R
Karena (sin2 + cos 2 ) ½ = 1
(gambar 3.1)
16
Bertolak dari gambar 3.1b, seorang dapat menunjukkan bahwa kecepatan
titik B adalah tegak lurus ke garis O-B dengan menujukkan bahwa ø = dari
persamaan di bawah ini :
R sin
Tan ø = =tan
R cos
(gambar.3.2)
Perhatikan sebuah garis A-B, seperti pada gambar 3.3a mempunyai gerak
kombinasi translasi dan rotasi dalam bidang kertas. Untuk menempatkan titik A
sebagai XA dan YA, ambil R sebagai jarak antara A dan B dan yang
merupakan sudut yang dibuat garis dengan sudut yang dibuat dengan sumbu x.
Sehingga kordinat titik B adalah
xB = XA + R cos
yB = XA + R sin
17
dxB dxA d
= −R sin
dt dt dt
dxB d
=+ R cos
dt dt
dxB
adalah kecepatan titik B dalam arah x, dinyatakan dengan VBx
dt
dxA
adalah kecepatan titik A dalam arah x, dinyatakan dengan VAx
dt
dyB
adalah kecepatan titik B dalam arah y, dinyatakan dengan VBy
dt
dyA
adalah kecepatan titik A dalam arah y, dinyatakan dengan VAy
dt
d
adalah kecepatan sudut garis A-B,
dt
18
Karena (VAx i VAy ) adalah kecepatan total titik A, VA ; dan (R sin i R
cos ) = R maka persamaan diatas dapat dinyatakan dengan :
VB = VA i R
Dimana R adalah vektor kecepatan yang tegak lurus ke garis A-B dan
dalam arah yang sama dengan keceptan sudut.
(gambar 3.3)
Sehingga umtuk duah buah titik pada satu penghubung kaku dapat
dipakai salah satu dari kedua persamaan dibawah ini :
VB = VA - R
VB= VA + R VB A
(gambar 3.4)
19
Perhatikan sebuah garis A-B dalam gambar 3-5, yang bergerak ke suatu
posisi baru A’-B’. Gerak tersebut terediri dari dua bagian, translasi ke A’-B’’
dan rotasi ke A’-B’. Persamaan Vektor untuk perpindahan titik B adalah :
'
BB' lim A A
Karena lim adalah ecepatan dititkB, VB, dan lim t=0 adalah
t =0 t t
❑
keceptan dititik A,VA dan B”B; =2AB sin 2
Bagi seluruhnya dengan tdan ambil interval waktu mendekati nol :
t❑
BB ' lim 2 ABSin
lim = t=0 2
t =0 t
t
❑ ❑
sin 2 = 2
Sehingga ,
20
t❑ t❑
lim 2 ABSin lim 2 ABSin ❑ d
t=0 2 = t=0 2 =lim AB t = AB = AB
t =0 dt
t t
Jadi, dimana AB atau VBA membuat sudut siku dengan garis A-B karena
sudut A’-B”-B’ menekati 90 derajat pada saat t mendekati nol, dan dalam limit
90 derajat.
2.5 Daya
P=W/t
P = (F.s) / t
21
P = F.v
Keterangan
P : Daya (Watt)
W : Usaha (Joule)
t : Waktu (sekon)
F : Gaya (Newton)
S : Jarak (Meter)
V : Kecepatan (Meter)
2.6 Gerak
Pada kesempatan ini hanya akan kita bahas tentang gerak lurus saja. Gerak
lurus sendiri dibagi menjadi 2 :
adalah gerak lurus yang memiliki kecepatan yang tetap karena tidak
adanya percepatan pada objek. Jadi, nilai percepatan pada objek yang
mengalami GLB adalah nol (a = 0).
Cara mencari nilai kecepatan pada objek yang mengalami GLB memakai
persamaan berikut dalam bentuk rumus,
22
s
V=
t
Persamaan yang digunakan pada GLB adalah sebagai berikut :
s = v.t
Keterangan :
s adalah jarak atau perpindahan (m)
v adalah kelajuan atau kecepatan (m/s)
t adalah waktu yang dibutuhkan (s)
2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
23
kata percepatan digunakan ketika arah kecepatan = arah percepatan, sedangkan
kata perlambatan digunakan ketika arah kecepatan dan percepatan berlawanan.
24
Sedangkan Grafik hubungan antara s terhadap t pada GLBB dipercepat
b. GLBB diperlambat
Adalah GLBB yang kecepatannya makin lama makin kecil (lambat). Contoh
GLBB diperlambat adalah gerak benda dilempar keatas.
Grafik hubungan antara v terhadap t pada GLBB diperlambat
25
Rumus GLBB ada 3 yaitu
Vt = V0 + a t
1 2
S = V0 t + at
2
2 2
V =V +2as
t 0
Keterangan
a = percepatan (m/s2)
BAB III
METODE ANALISIS
26
3.1 Metode Analisis
Pada analisis ini metode yang digunakan adalah metode analisa kuntitatif
dimana analisa dilakukan dengan menyelesaikan masalah menggunakan rumus-
rumus.
Mulai
Studi Literatur
Penyimpanan
data
Pengujian
27
Tarik
Perhitungan
Analisa
Pembahasan
Kesimpulan
dan Saran
Selesai
BAB IV
ANALISIS
28
Diasumsikan sebagai berikut :
VA = VB
VA = O2A x W2
= 12 rad/s x 15 cm
= 180 cm/s2
29
Diasumsikan sebagai berikut :
a2 = 0
AA = AnA + At
VA ² 1 x 80²
AnA = = = 2700 cm/s²
O₂ A 12
At = 0
AA = 2700 + 0
= 2700 Cm/S2
05C = 4 cm
06D = 1,5 cm
CD = 3 cm
CB = 2,5 cm
DE = 1,5 cm
EB = 3,5 cm
BA = 3,5 cm
EF = 3 cm
2π
WS = x 1000 rad/s
60
= 104,7 rad/s
VC = 104,7 x 0,04
= 4,19 m/s
30
VC = VD + VD/C
a.b a.b
VE
VF = VE +
E
VA
VA = VB +
B
= 2,7 m/s
VB = 4,15 m/s
VD = 2,25 m/s
VE = 3,5 m/s
VF = 0,65 m/s
VB / A 2,6
W3 = = =74,29 rad /s
AB 0,035
VD /C 3.75
W4 = = =125 rad /s
VCD 0,03
31
VD 2,25
W6 = = =150 rad /s
O6 D 0,015
VE /F 3.25
W7 = = =108,3 rad /s
FE 0.03
VC A 4,192
A”C = = =439,9 m/s2
O5 C 0,04
VD A 2,252
A”D = = =337,5m/s2
O6 D 0,015
VB/ A 2 2.6 2
A”B/A = = =193,143m/s2
BA 0,035
VD2 /C 3,752
A”D/C = = =468,75m/s2
CD 0,03
VE /F 2 3,252
A”E/F = = =325,08m/s2
FE 0,03
Skala 1cm
32
AA = 3cm x 58m/s = 174 m/s
AB = 6cm x 58m/s = 348 m/s
AC = 6,4cm x 58m/s = 371 m/s
AF = 2cm x 58m/s = 116 m/s
At A/B = 2 cm x 58 m/s = 116 m/s
At B / A 116
aa3 = = =3314,29 rad/s
AB 0,0 35
At D 1 45
aa6 = = =9666,67 rad/s
O6 D 0,0 15
A t F /E 290
aa7 = = =9666,67 rad/s
FE 0 , 03
33
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Dengan adanya pembuatan laporan tugas besar kinematika ini bisa membantu
refiensi dalam ilmu kinematika. Bagi para pembaca, kami selalu penyusun
berharap agar jangan begitu saja menerima dan percaya dari apa anda baca ini,
karena kami sadar sebagai penulis mempunyai banyak keterbatasan. Penulis
banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang akan
membangun kepada penulis demi sempurnanya laporan tugas besar kinematika
ini dalam penulisan laporan selanjutnya semoga laporan ini berguna bagi penulis
pada khususnya juga pada para pembaca pada umumnya.
34