Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH

ANALISIS DAN PERMODELAN TEROWONGAN

PENYANGGA KAYU

Oleh:

MINAR J. HUTAGALUNG

20160611044010

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

JAYAPURA

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan dengan judul “Analisis Dan
Permodelan Terowongan Penyangga Kayu” yang merupakan salah satu tugas dalam mata
kuliah teknik terowongan.

Dengan segenap kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-
banyaknya kepada orang tua terkasih yang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan
kasih sayang dan juga tak henti-hentinya memberikan dukungan doa dan perhatian. Dalam
penyusunan makalah ini, penulis juga banyak mendapatkan bimbingan, dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak secara moril maupun materil, oleh karena itu pada kesempatan
ini dengan ketulusan dan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Patrick M. Fandy ST,. MT yang telah membimbing dan selalu memberikan
penilaian yang cermat sehingga judul yang penulis bawakan ini layak di
pertimbangkan.
2. Teman-teman angkatan 2016 dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
per satu yang telah memberikan semangat, dukungan, bantuan dan doa selama ini.

Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan makalah ini, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka
penyempurnaan makalah ini.

Jayapura, Oktober 2019

Minar J Hutagalung

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3

DAFTAR TABEL ...................................................................................................................... 4

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................. 5

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 6

1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 6

1.2. Maksud dan Tujuan ..................................................................................................... 6

1.2.1. Maksud ................................................................................................................. 6

1.2.2. Tujuan .................................................................................................................. 6

1.3. Permasalahan ............................................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 9

2.1. Klasifikasi Terowongan .............................................................................................. 9

2.2. Penyangga Kayu ........................................................................................................ 10

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................................ 14

BAB IV PENUTUP ................................................................................................................. 17

4.1. Kesimpulan................................................................................................................ 17

3
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Kekuatan Kayu ....................................................................................................... 10


Tabel 2. 2 Buckling Factor....................................................................................................... 13

4
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Desain Terowongan ............................................................................................ 16

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Terowongan merupakan bentuk galian bawah tanah yang dirancang untuk
transportasi, yang berguna untuk mendukung kelancaran produksi tambang bawah tanah.
Terowongan umumnya tertutup diseluruh sisi kecuali di kedua ujungnya yang terbuka pada
lingkungan luar. Tujuan utama dibuatnya sebuah terowongan adalah untuk menjamin
transportasi langsung dari barang atau penumpang atau material lainnya menembus rintangan
alam dan aktifitas manusia. Berguna juga untuk sarana tenaga hidro, jaringan listrik, gas,
saluran pembuangan, dan lain-lain.
Dalam pelaksanaan penggalian terowongan, pertama kali yang dilakukan adalah
membuat terowongan uji dibagian hulu dan hilir terowongan tersebut untuk selanjutnya
terowongan uji ini dapat dibuat untuk pembuatan portal terowongan (tunnel portal). Metode
yang digunakan dalam pembuatan terowongan terbagi dalam beberapa macam yang memiliki
kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Dalam kenyataannnya dilapangan, masih banyak terjadi kegagalan pada terowongan
yang menyebabkan kerugian yang cukup besar, yang menimpa perusahaan. Sehingga
pemahaman tentang kondisi geologi dan aspek perpindahan gaya yang terjadi pada
batuan/tanah sangat diperlukan dalam mendesain terowongan. Metode untuk mendesain
terowongan yang sering digunakan adalah metode empirik. Hal ini berfungsi untuk
meminimalisir kerugian dalam faktor keselamatan.

1.2. Maksud dan Tujuan

1.2.1. Maksud
Adapun maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk memodelkan terowongan
serta membuat perhitungan perkuatan terowongan untuk mencapai terowongan yang aman
dalam tambang bawah tanah.

1.2.2. Tujuan
Tujuan dari permodelan terowongan ini adalah :

6
1. Menganalisa model terowongan yang sesuai dengan kondisi geologi batuan serta
tegangan yang terjadi pada batuan

7
1.3. Permasalahan
Adapun permasalahan dalam permodelan terowongan ini :

1. Permasalahan dalam pembuatan terowongan tambang bawah tanah


2. Akibat yang akan terjadi (dari hasil perhitungan)

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi Terowongan


Berdasarkan material yang dipakai, Paulus P Raharjo (2004) menjelaskan terdapat 3
jenis terowongan, yaitu:

- Terowongan Batuan (Rock Tunnels)


Terowongan batuan dibuat langsung pada batuan massif dengan cara pemboran atau
peledakan. Terowongan batuan umumnya lebih mudah dikonstruksikan daripada terowongan
melalui tanah lunak karena pada umumnya batuan dapat berdiri sendiri kecuali pada batuan
yang mengalami fracture.

- Terowongan melalui tanah lunak (Soft Ground Tunnels)


Terowongan melalui tanah lunak dibuat melalui tanah lempung atau pasir atau batuan lunak
(soft rock) . Karena jenis material ini runtuh bila digali, maka dibutuhkan suatu dinding atau
atap yang kuat sebagai penahan bersamaan dengan proses penggalian. Umumnya digunakan
shield (pelindung) untk memproteksi galian tersebut agar tidak runtuh. Teknik yang umum
digunakan pada saat ini adalah shield tunneling Pada terowongan melalui tanah lunak ini,
lining langsung dipasang dibelakang shield bersamaan dengan pergerakan maju dari mesin
pembor terowongan (Tunnel Boring Machine).

- Terowongan gali – timbun (Cut and Cover Tunnel)


Terowongan ini dibuat dengan cara menggali sebuar trench pada tanah, kenudian dinding dan
atap terowongan dikonstruksikan di dalam galian. Sesudah itu galian ditimbun kembali dan
seluruh struktur berada dibawah timbunan tanah. (Sumber : Rai Made Astawa Rai : Teknik
Terowongan: 1988)

9
2.2. Penyangga Kayu
A. Material Kayu

Kayu sudah sejak lama dikenal sebagai bahan penyangga diberbagai operasi
penambangan bawah tanah. Keuntungan yang dimiliki material kayu adalah :

1. Ringan, mudah dibawa, dibentuk dan dipasang


2. Akan retak sepanjang seratnya, sehingga mudah dideteksi
3. Sisa potongan atau patahan dapat digunakan sebagai pasak, material isian dan
sebagainya

Adapun kerugiannya :

1. Kekuatan mekaniknya tergantung pada struktur serat dan cacat alami


2. Kelembaban dapat mempengaruhi kekuatannya
3. Jamur dan hewan yang tinggal didaerah lembab berpengaruh dalam penurunan
kekuatannya
4. Mudah terbakar

Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan kayu :

a. Kandungan air
b. Struktur serat
c. Cacat alami seperti “knot” dan “crack”

Tabel 2. 1 Kekuatan Kayu

Kekuatan Lengkung Kekuatan Tekan


Kelas Kuat Berat Jenis
(Kg/Cm2) (Kg/Cm2)
I ≥ 0,90 ≥ 1.100 ≥ 650
II 0,90 – 0,60 1.100 – 725 650 – 425
III 0,60 – 0,40 725 – 500 425 – 300
IV 0,40 – 0,30 500 – 360 300 – 215
V < 0,30 < 360 < 215

10
Sesuai dengan bentuk susunan dalam pemasangannya, penyangga kayu mempunyai nama
yang berbeda antara lain :

1. Three piece set


2. Square set
3. Cribbing
B. Perancangan Penyangga Kayu

Perancangan penyanggaan kayu terdiri dari penentuan ukuran yang cocok untuk
“cap”, “post” dan perlengkapan lainnya. Susunan dari penyangga kayu yang sering
digunakan adalah Three piece set. Dengan mengetahui tegangan yang tertjadi, maka ukuran
“cap” dan “side post” dapat ditentukan.

1. Tegangan Pada Cap


Kayu yang diunakan sebagai cap harus mempunyai kuat pelengkungan yang lebih
besar dar tegangan pelengkungan yang dialami. Tegangan pelengkungan dihitung sebagai
berikut :
qt : σt . a
Mmax : 0,125 . qt l2
σb : Mmax/W . ≤ σsf
W : bh2/6 (penampang persegi)
Πd3/32 (penampang lingkaran)

Dengan :
qt : beban persatuan panjang (t/m)
σt : tekanan pada penyangga (t/m2)
a : jarak antar penyangga (m)
Mmax : momen pelengkungan maksimum
L : panjang cap
σb : tegangan pelengkungan
σsf : tegangan pelengkungan dari kayu yan diijinkan
w : modulus tampang (m3)
b : lebar penampang kayu (m)
h : tinggi penampang kayu (m)
d : diameter penampang kayu (m)

11
2. Tegangan Pada Side Post
Side post menerima tekanan dari samping dan reaksi panjang ujung cap. Karenanya
dalam perancangan tegangan tekan dan tegangan pelengkungan harus dihitung.
Biasanya diameter side post yang digunakan relatif sama dengan cap. Tegangan pada
side post dihitung sebagai berikut :
σsf ≥ σn ± σb
σsf ≥ -w . R/F ± 0,85 Mmax/w
F = ¼ πdy2 = 0,785 dy2
Mmax = 0,125 qy ly2
w = 0,098 dy3
λ = 4 lk/dy = 4 ly/dy
ω = f (λ)
R ͌ 0,5 qt l
σsf ≥ 0,637 ω qt l/ dy2 ± 1,084 qy ly2 / dy3

dengan :
σn : tegangan normal (t/m2)
ω : buckling factor (lihat tabel 2.2)
λ : angka kerampingan (slenderness)
R : beban reaksi (ton)
qy : beban samping (t/m)
ly : panjang side post (m)
dy : diameter (m)
lk = ly : panjang untuk penekukan (m)

12
Tabel 2. 2 Buckling Factor

13
BAB III

PEMBAHASAN

Jenis kayu : Kayu Pinus kelas 1

La = 1,75 m = 175 cm

α = 0,5

γ = 2,5 ton/m³

a = 50 cm

σsf = 130 kg/cm²

τsf = 27 kg/cm²

Lk = 2 m = 200 cm

 Roof pressure
σt = α γ La
= (0.5)(2,5 ton/m³)(1,75 m)
= 2,1875 ton/m³ = 0,21875 kg/cm²

 Side pressure
σy = K σt
= 1 (0,21875 kg/cm²)
= 0,21875 kg/cm²

 Diameter
𝑎 ⅓
𝑑𝑏 = 0,117 𝐿𝑏( )
σsf
50 𝑐𝑚 ⅓
𝑑𝑏 = 0,117 (175 𝑐𝑚)( )
𝑘𝑔
130
𝑐𝑚2
𝑑𝑏 = 14,89 cm atau 15 𝑐𝑚

14
Dari perhitungan diatas didapati bahwa, tekanan yang dihasilkan dengan diameter sebesar 15
cm, lebih besar dari tekanan yang diizinkan atau tekanan yang disarankan terhadap jenis kayu
yang digunakan.

Diasumsikan cut fitting = 12,5 cm, maka

0,849 × σsf × Lb × a
𝜏 𝑚𝑎𝑥 = × 𝑑𝑏
(𝑐𝑢𝑡 𝑓𝑖𝑡𝑡𝑖𝑛𝑔)³
𝑘𝑔
0,849 × 0,21875 × 175 cm × 50 cm
𝜏 𝑚𝑎𝑥 = 𝑐𝑚2 × 15 𝑐𝑚
(12,5 𝑐𝑚)3
𝑘𝑔 𝑘𝑔
𝜏 𝑚𝑎𝑥 = 12,4803 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 (< 27 𝑐𝑚2 ) – aman (tidak lebih dari 30 𝑐𝑚2 )

Jika kita mengasumsikan 15 cm adalah db, maka kita harus menentukan buckling
factor sebagai berikut :
𝐿𝑘 200 𝑐𝑚
𝜆=4 =4 = 53,33
𝑑𝑦 15 𝑐𝑚

 Pada tabel 1.13, kita memilih angka 50 pada kolom vertikal dan angka 4 pada baris
horizontal, maka ω = 1,56.
0,21875 ×50×175 0,21875×50×(200)²
σ = - 0,637 (1,56) ± 1,084
(15)² (15)³

= - 8,45 ± 140,52 kg/cm²


σt = -8,45 – 140,52 kg/cm² = - 148,97 kg/cm² (tarikan)
σn = - 8,45 + 140,52 kg/cm² = + 132,07 kg/cm² (tekanan)

 Tegangan pada post


Tegangan pada post dihitung dengan :
𝑘𝑔
𝑙𝑜𝑎𝑑 0,5 × 𝜎𝑡 × 𝑎 × 𝐿𝑏 0,5 × 0,21875 𝑐𝑚2 × 50 𝑐𝑚 × 175 𝑐𝑚
𝜎= = 𝜋 =
𝑎𝑟𝑒𝑎 ( 4 ) 𝑑²𝑦 0,785 × (15)²

= 5,42 𝑘𝑔/𝑐𝑚²

Ukuran wedges, diasumsikan interval = 40 cm, maka :

15
𝜎𝑡×𝑐×𝑎² ⅓
r = 0,868 × ( )
𝜎𝑠𝑓

0,21875×40 𝑐𝑚 ×(50 𝑐𝑚)2 ⅓


r = 0,868 × ( 𝑘𝑔 ) = 4,8 𝑐𝑚
130 2
𝑐𝑚

 Kita akan memperkirakan 10 cm post dalam 2 bagian vertikal (r = 5 cm) dan


menggunakannya sebagai wedges.
Total pemakaian kayu Oak per 1 m adalah :
 1 cap (π/4) (0,15 m)² (1,75 m) = 0,0309 m³
 2 posts 2(π/4) (0,15 m)² (2 m) = 0,07065 m³
 15 wedges 15(½) (0,1 m)² (0,5 m) = 0,0375 m³
 Total per set = 0,13905 m³

0,13905 m³
Penggunaan kayu oak per 1 m gallery = = 0,1854 m³/m
0,75

Berikut adalah model terowongan yang didapat dari perhitungan diatas

Gambar 3. 1 Desain Terowongan

16
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
1. Dengan diameter 15 cm kayu pine kelas 1 mampu menahan tekanan sebesar 130,367
kg/cm². Sehingga hasil perhitungan,
σt = -8,45 – 140,52 kg/cm² = - 148,97 kg/cm² (tarikan)
σn = - 8,45 + 140,52 kg/cm² = + 132,07 kg/cm² (tekanan)
sedikit lebih besar dari besar tekanan yang mampu ditahan oleh jenis kayu pine kelas 1. Pada
kasus ini, diameter atau jarak antar set adalah nilai yang dapat diganti.
2. Model terowongan dengan kriteria kayu pine kelas 1, tinggi 20 cm, jarak antar set 50
cm, dan panjang terowongan 175 cm.

17

Anda mungkin juga menyukai