Anda di halaman 1dari 27

EVALUASI PLAT LANTAI SALURAN DRAINASE MENGGUNAKAN

GORONG-GORONG U-DITCH PADA PEDESTRIAN


JALAN SURYA KENCANA

TUGAS AKHIR

Oleh,
Moch Aldi Maulana
NIM:112019005

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK SUKABUMI
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

EVALUASI PLAT LANTAI SALURAN DRAINASE MENGGUNAKAN


GORONG-GORONG U-DITCH PADA PEDESTRIAN JALAN SURYA
KENCANA

Oleh,
Moch Aldi Maulana
NIM:112019005

Telah disetujui dan layak dikerjakan sebagai Tugas Akhir

Sukabumi, Mei 2023

Menyetujui,
Ketua Program Studi Teknik Sipil

Haki Yusdinar, ST., M.Si


NIDN. 0401027101

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................. i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii

DAFTAR TABEL................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1


1.2 Rumusan masalah ..................................................................................... 1
1.3 Batasan masalah ....................................................................................... 2
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................................. 2
1.4.1 Tujuan penelitian ............................................................................... 2
1.4.2 Manfaat penelitian ............................................................................. 2
1.5 Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data .................................. 3
1.6 Sistematika penulisan ............................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 5

2.1 Drainase .................................................................................................... 5


2.2 Pelat Lantai ............................................................................................... 5
2.3 Penulangan Pelat Lantai Metode Lentur Murni ....................................... 5
2.4 Sistem Pelat Satu Arah ............................................................................. 6
2.5 Beton....................................................................................................... 11
BAB III PENJELASAN OBJEK KAJIAN....................................................... 13

3.1 Lokasi Kajian.......................................................................................... 13


3.2 Pengumpulan Data.................................................................................. 14
3.3 Langkah Perhitungan .............................................................................. 15
3.4 Diagram Alir ........................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 21

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Sistem pelat satu arah ................................................................... 6
Gambar 2. 2 Gambar minimum balok dan pelat satu arah ............................. 7
Gambar 3. 1 Lokasi kajian ................................................................................. 13
Gambar 3. 2 Denah Lokasi ................................................................................. 14
Gambar 3. 3 Diagram Air .................................................................................. 20

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Diameter batang dalam mm² per meter lebar pelat ......................... 8
Tabel 2. 2 Luas penampang batang total dalam mm²........................................ 8
Tabel 2. 3 Syarat-syarat untuk tulangan dan pelat ......................................... 10

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jalan Surya Kencana merupakan merupakan salah satu jalan utama di Kota
sukabumi yang dimana sering mengadakan rehabilitasi dan perbaikan di ruas jalan
itu. Dari hasil survei dan observasi dilapangan ketika hujan sering terjadi genangan
di lokasi perencanaan terutama di sepanjang ruas jalan surya kencana yang
disebabkan karena tidak berfungsinya saluran drainase dengan optimal karena
adanya sampah dan lumpur.
Drainase ialah salah satu komponen penanggulangan masalah banjir dan
genangan air pada infrastruktur perkotaan termasuk pada pedestrian sebuah jalan
agar nyaman saat digunakan oleh pejalan kaki. Terganggunya aktivitas masyarakat
salah satunya dikarenakan adanya genangan yang dapat berdampak pada kesehatan,
Salah satu komponen struktur dalam menahan beban antara pedestrian dengan
drainase adalah gorong-gorong menggunakan plat lantai.
Pelat lantai adalah suatu konstruksi yang terletak di atas saluran air merupakan
penghubung antara batas saluran air sebelah dengan batas saluran air selanjutnya,
pelat lantai ini bisa juga digunakan sebagai akses jalan atau bisa dikatakan juga
sebagai jembatan kecil. Pelat lantai didukung oleh balok dan ada yang tidak di
dukung sama sekali. Pelat lantai adalah struktur yang pertama kali menerima beban,
baik itu beban mati maupun beban hidup yang kemudian menyalurkannya ke
pondasi atau ke tanah, pelat lantai ini juga harus mampu dilalui oleh kendaraan dan
pelat lantai ini sebagai penghubung antara daerah yang satu dengan daerah yang
lainnya.
Oleh karena itu, plat lantai ini sudah terencana dibuat kuat, kokoh dan detail
dalam perencanaan plat lantai saluran drainase menggunakan gorong-gorong u-
ditch supaya mampu menahan beban-beban dengan tepat.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang yang ada, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh terhadap beban kendaraan dan pengguna jalan?

1
2. Berapa besi tulangan yang efesien untuk digunakan berdasarkan SK SNI T-
15-1991-03?
3. Beban apa saja yang bekerja pada gorong-gorong plat lantai ?

1.3 Batasan masalah


Agar penelitian tidak Menyimpang dari tujuannya, maka diberi batasan
antara lain:
1. Lokasi yang akan ditinjau adalah Kawasan kota sukabumi yang berada di
jalan Surya Kencana STA 0 + 200 s/d STA 0 + 400
2. Tutup plat u-ditch menggunakan ukuran 400mm x 600mm x 90mm dengan
ukuran gorong-gorong u-ditch 40cm x 60cm x 120cm
3. Penelitian ini mencakup plat lantai penutup pada gorong-gorong

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian


1.4.1 Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui kondisi eksiting saluran drainase di jalan Surya
Kenacana kota sukabumi.
2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan pelat beton bertulang pada saluran
drainase di jalan Surya Kencana kota sukabumi.
1.4.2 Manfaat penelitian
1. Akademik
a. Mengembangkan keahlian dari mata kuliah Hidrologi khususnya pada
drainase air.
b. Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi para civitas akademik yang
berkepentingan pada bidang serupa.
2. Instansi
Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi para pelaku kepentingan terkhusus
pada bidang yang menangani proyek agar senantiasa memperhatikan
sistem drainase.

3. Masyarakat

2
Sebagai pengenalan penambahan pengetahuan ilmu dalam bidang
konstruksi terutama perencanaan drainase.

1.5 Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data


1.5.1 Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan sistem drainase yang mampu
memecahkan masalah drainase di jalan Surya Kencana STA 0 + 200 s/d STA 0 +
400 Penelitian ini dilakukan survei lapangan dengan menggunakan metode Analisa
kerusakan pada drainase.
1.5.2 Teknik Pengumpulan data
Dalam penulisan Tugas Akhir ini dilakukan beberapa cara untuk dapat
mengumpulkan data yang mendukung Tugas Akhri ini dapat dilakukan dengan
baik. Beberapa cara dilakukan antara lain sebagai berikut:
1. Studi Literatur
Penulis melakukan studi pustaka terhadap semua sumber informasi dalam
media cetak mauoun media elektronik, baik itu buku-buku atau modul dari
mata kuliah yang telah didapatkan, dan pemanfaat media internet
2. Observasi Lapangan
Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan
analisa yang dibahas
3. Metode Bimbingan
Dilakukan dengan dosen yang konsentrasinya sesuai dengan masalah yang
dibahas untuk mendapatkan petunjuk dalam pembuatan Tugas Akhir.

1.6 Sistematika penulisan


BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang yang disertai dengan rumusan masalah, batasan
masalah yang dengan topik yang dibahas, tujuan dan manfaat yang diperoleh,
metode penelitian yang digunakan, serta sistematika penulisan dari awal sampai
akhir.

3
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi teori – teori yang menjadi dasar studi yang dilakukan. Kajian teoritis
yang dilakukan adalah penjelasan mengenai aspal dengan campuran limbah besi.
Selain itu juga dibahas teori – teori yang berkaitan dengan metode marshall test.
BAB III PENJELASAN OBJEK KAJIAN
Bab ini berisi tentang metode yang digunakan dalam penelitian beserta tahapan
penelitian dari awal sampai akhir.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang pembahasan objek penelitian yakni evaluasi plat lantai
saluran drainase menggunakan gorong-gorong u-ditch pada pedestrian jalan surya
kencana kota sukabumi.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan yang diambil dari hasil penelitian dan saran-
saran penulis sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Drainase
Drainase secara umum didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air dalam
satu konteks pemanfaatan tertentu, baik yang berasal dari hujan, rembesan maupun
yang lainnya di suatu kawasan, sehingga fungsi kawasan tidak terganggu (Hasmar,
2012). Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang atau
mengalirkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian
bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi atau membuang kelebihan air dari
suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.
2.2 Pelat Lantai
Pelat merupakan salah satu komponen struktur yang memiliki peran penting
dalam meningkatkan fungsi kegunaan bangunan. Plat adalah elemen struktur datar
yang memiliki ketebalan yang lebih kecil dari dimensi lainnya yang berfungsi
sebagai diafragma pengaku horizontal yang sangat bermanfaat untuk mendukung
kekakuan. Berdasarkan posisi peletakan tumpuan, plat lantai dapat diklasifikasikan
sebagai plat dengan 1 arah tumpuan. Pada posisi 1 arah, plat ditumpukan pada dua
ujung plat dengan posisi sejajar [7].

2.3 Penulangan Pelat Lantai Metode Lentur Murni


Bila suatu penampang beton bertulang yang dibebani lentur murni dianalisis,
pertama-tama perlu dipakai sejumlah kriteria agar penampang itu mempunyai
probabilitas keruntuhan yang layak pada keadaan batas hancur. Dasar- dasar
anggapan dan persyaratan dalam menganalisis beton bertulang yang diberi beban
lentur murni adalah:

1) Beton tidak dapat menerima gaya tarik karena beton tidak mempunyai
kekuatan tarik;
2) Hubungan antara tegangan dan regangan baja dapat dinyatakan secara
skematis;

5
3) Hubungan antara tegangan dan regangan beton dapat dinyatakan secara
skematis [2].

2.4 Sistem Pelat Satu Arah


Pelat satu arah adalah pelat yang didukung oleh balok pada dua sisi yang
berlawanan untuk memikul beban sepanjang satu arah. Pelat satu arah juga
merupakan sistema pelat dimana gaya yang bekerja pada pelat tersebut satu
arah. Jikalau bukan arah x, maka arah y.

Gambar 2. 1 Sistem pelat satu arah

Ciri-ciri pelat satu arah :

1) Lempengan satu arah didukung oleh balok hanya di 2 sisi;


2) Rasio panel bentang (Iy) lebih panjang dari panel bentang (Ix) atau
lebih besar dari 2. Dengan demikian
3) Tanpa tumpuan;
4) Penguat utama disediakan hanya dalam satu arah untuk pelat satu
arah;
5) Contoh penerapan pelat satu arah, yaitu: cantilever, balkon dan teras.
[11].

Metode lentur murni sendiri digunakan apabila distribusi gaya yang


dominan bekerja pada suatu penampang beton berupa momen lentur saja. Hal
pertama yang harus dilakukan dalam perhitungan metode lentur murni yaitu
menentukan syarat batas.

Syarat batas bentang pelat yang dapat dihitung dengan metode lentur murni
sendiri untuk pelat satu arah adalah apabila perbandingan sisi panjang terhadap

6
sisi pendek yang saling tegak lurus lebih besar dari 2, pelat dapat dianggap
hanya bekerja sebagai pelat satu dengan lenturan utama pada arah sisi yang
lebih pendek. Sehingga struktur pelat satu arah dapat didefinisikan sebagai pelat
yang didukung pada dua tepi yang berhadapan sedemikian sehingga lenturan
timbul hanya dalam satu arah saja, yaitu pada arah yang tegak lurus terhadap
arah dukungan tepi [1].

Gambar 2. 2 Gambar minimum balok dan pelat satu arah


2. 2 diatas hanya diperuntukan bagi balok dan pelat beton bertulang satu
arah, non-prategang, berat beton normal (WC = 23 Kn/m3) dan baja tulangan BJTP
mutu 40.

Beban yang bekerja pada pelat lantai terdiri dari beban hidup dan beban mati. Untuk
mati dan hidup SK SNI T-15-1991-03 merupakan persamaan sebagai berikut:

U = 1,2 D + 1,6 L

Dimana U adalah kuat rencana (kuat perlu), D adalah beban mati dan L adalah
beban hidup. Selanjutnya yaitu memilih tulangan untuk pelat, yang disesuaikan
dengan momen yang telah dihitung dan direncanakan. Semakin besar momen, maka
semakin besar pula tulangan yang digunakan atau bisa juga menggunkaan tulangan
berdiameter kecil hanya saja jaraknya yang diperkecil, yang mana untuk
menentukan tulangan diperlukan tabel yang memberi hubungan antara jarak antar
batang luas penampang baja yang sesuai dalam mm² per meter lebar pelat.

7
Tabel 2. 1 Diameter batang dalam mm² per meter lebar pelat

Jarak pusat Diameter dalam mm


ke pusat
dalam mm
6 8 10 12 14 16 19 20
50 565 1005 1571 2262 3079 4022 5671 6284
75 377 670 1047 1508 2053 2681 3780 4189
100 283 503 785 1131 1539 2011 2835 3142
125 226 402 628 905 1232 1608 2268 2513
150 188 335 524 754 1026 1340 1890 2094
175 162 287 449 646 880 1149 1620 1795
200 141 251 393 565 770 1005 1418 1571
225 126 223 349 503 684 894 1260 1396
250 113 201 315 452 616 804 1134 1257

Tabel 2. 2 Luas penampang batang total dalam mm²

Jumlah Batang
𝜙
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
6 28 57 85 113 141 170 198 226 254 283
8 50 101 151 201 251 302 352 402 435 503
10 79 157 236 314 393 471 550 628 707 784
12 133 226 339 452 565 679 792 905 1018 1131
14 154 308 462 616 770 924 1078 1232 1385 1539
16 201 402 603 804 1005 1206 1407 1608 1810 2011
19 284 567 851 1134 1418 1701 1985 2268 2552 2835
20 314 628 942 1257 1571 1885 2199 2513 2827 3142
22 380 760 1140 1521 1901 2281 2661 3041 3421 3801
25 491 982 1473 1963 2454 2945 3436 3927 4418 4909
28 616 1232 1847 2463 3079 3695 4310 4926 5542 6158
32 804 1608 2413 3217 4021 4825 5630 6434 7238 8042

8
Dengan menggunakan table dan rumus diatas dapat diketahui tulangan yang sesuai
untuk perencanaan sebuah pelat dengan sistem satu arah.

Alur peritungan pelat satu arah dengan menggunakan metode lentur murni sebagai
berikut:

1) Menetukan Syarat Batas

Langkah pertama yang harus dilakukan untuk menganalisis suatu pelat yaitu
dengan menentukan syarat batas pelat. Dalam sistem pelat satu arah, syarat
batas yang diharuskan adalah lebih besar dari 2. Maka dari itu perbandingan
anatara bentang terpanjang (Iy) dengan bentang terpendek (Ix) harus lebih besar
dari 2. Sehingga dapat disimpulkan pelat tersebut menggunakan sistem satu
arah. Rumus yang digunakan adalah:

𝐼𝑦
>2
𝐼𝑥
2) Menentukan Tebal Pelat

Setelah didapat syarat batas yang menyimpulkan bahwa pelat tersebut


menggunakan sistem satu arah, maka Langkah selanjutnya adalah menentukan
tebal pelat. Yang mana tebal pelat sendiri didapat dari table tebal minimum pelat
satu arah (tabel 2.1) atau dapat pula dihitung dengan rumus:
𝐿 ƒ𝑦
𝐻= (0,4 + )
20 700
3) Menghitung Beban

Setelah tebal pelat didapat, Langkah selanjutnya adalah menghitung beban


yang bekerja pada pelat. Beban sendiri dapat dibagi menjadi 2, yaitu beban mati
dan beban hidup. Beban hidup adalah beban yang bersifat sementara yang
terjadi akibat penghuni atau pengguna suatu gedung, termasuk beban-beban
pada lantai yang bearasal dari barang-barang yang dapat berpindah seperti
mesin dan peralatan yang dapat diganti selama masa hidup dari gedung tersebut.
Sedangkan beban mati sendiri adalah beban yang bersifat tetap dari semua
bagian pada bangunan, termasuk segala unsur tambahan serta peralatan tetap
yang merupakan bagian tak terpisahkan dari gedung tersebut. Contoh beban
mati seperti berat sendiri pelat, berat spesi lantai, berat keramik, berat plafond

9
beserta penggantungnya dan lain-lain. Dalam menghitung beban menggunakan
rumus:

𝑊𝑢 = 1,2 𝑊𝐷 + 1,6 𝑊𝐿
4) Menghitung Momen

Setelah menghitung beban yang direncanakan, langkah selanjutnya yaitu


menghitung momen. Momen yang dihitung pada analisis pelat lantai antara lain
sebagai berikut:
1
𝑀𝑢 = . 𝑊𝑢 . 𝐿²
8

5) Penulangan Pelat Lantai

Pembatasan tulangan tersebut berkaitan dengan rasio penulangan (𝜌), yaitu


perbandingan antara jumlah luasan penampang tulangan baja tarik (As)
terhadap luasan efektif penampang.

𝐴𝑠
𝜌=
𝑏𝑑

Rasio penulangan maksimum:


0,85.ƒ ʼ𝑐.𝛽 600
𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,75 ( . )
ƒ𝑦 600+ƒ𝑦

Rasio penulangan minimum:


1,4
𝜌𝑚𝑖𝑛 =
ƒ𝑦

Syarat rasio penulangan dalam beton bertulang:

𝜌𝑚𝑖𝑛 < 𝜌 < 𝑝𝑚𝑎𝑘𝑠

Tabel 2. 3 Syarat-syarat untuk tulangan dan pelat

Diamerter mínimum
yang disarankan BJTP 240 BJTP 400
Tulangan utama +
tulangan pembagi Øp8 ØD6
jaringan atas

10
Tulangan pembagi
jaringan bawah Øp6 ØD6

2.5 Beton
Beton didefinisikan “sebagai campuran antara semen portland atau semen
hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan atau tanpa bahan
tambahan membentuk massa padat” (SK SNI T-15-1991-03). Sifat-sifat dan
karakteristik material penyusun beton akan mempengaruhi kinerja dari beton yang
dibuat. Pemilihan material yang memenuhi persyaratan sangat penting dalam
perencanaan beton, sehingga diperoleh kekuatan yang optimum. Selain itu
kemudahan pengerjaan (workabilitas) juga sangat dibutuhkan pada perancangan
beton. Meskipun suatu struktur beton dirancang agar mempunyai kuat tekan yang
tinggi, tetapi jika rancangan tersebut tidak dapat diimplementasikan di lapangan
karena sulit untuk dikerjakan, maka rancangan tersebut menjadi percumaBeton
bertulang

Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah, atau
agregat-agregat lain yang dicampur menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat
dari semen dan air membentuk suatu massa mirip-batuan. Terkadang, satu atau
lebih bahan aditif ditambahkan untuk menghasilkan beton dengan karakteristik
tertentu, seperti kemudahan pengerjaan (workability), durabilitas, dan waktu
pengerasan. Seperti substansi-substansi mirip batuan lainnya, beton memiliki kuat
tekan yang tinggi dan kuat tarik yang sangat rendah. Beton bertulang adalah suatu
kombinasi antara beton dan baja dimana tulangan baja berfungsi menyediakan kuat
tarik yang tidak dimiliki beton. Beton bertulang. merupakan gabungan dua jenis
bahan yaitu beton dan tulangan, baik berupa tulangan ulir maupun tulangan polos
[6].

Metode pelaksanaan pelat lantai bisa di bagi menjadi 3

1. Metode konvensional Seluruh struktur plat lantai dikerjakan ditempat,


bekisting menggunakan plywood dengan perancah scaffolding. Ini
merupakan cara lama yang paling banyak digunkana namun membutuhkan

11
waktu lama serta biaya tinggi. Kondisi ini kemudian menyebabkan banyak
pekerja proyek berlomba-lomba melakukan inovasi untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik sekaligus biaya termurah.
2. Metode half slab disebut half slab karena separuh struktur palt lantai
dikerjakan dengan sistem precast, bagian tersebut bisa dibuat di pabrik lalu
dikirim ke lokasi proyek untuk dipasang, selanjutnya dilakukan
pemasangan besi tulangan bagian atas lalu dilakukan pengecoran separuh
plat ditempat. Kelebihannya yaitu adanya pengurangan waktu serta biaya
pekerjaan bekisting. Namun, tidak semua bagian plat gedung bisa dibuat
dengan sistem half slab, contohnya area plat kantilever baguan pinggir
biasanya tetap dipasangan dengan sistem konvensional, area toilet juga
sebaiknya dibuat secara konvensional untuk menghindari kebocoran.
3. Metode Pelat precast bisa dibilang bahwa ini merupakan sistem paling
cepat, namun yang perlu diperhatikan jika menggunkan metode ini adalah
segi kekuatan alat angkat. Misalnya kuat angkat ujung tower crane harus
lebih besar dan total berat beton precast dapat dilakukan dipabrik sejak dini
lalu tinggal dikirim ke lokasi proyek untuk dipasang.
4. Metode pelat bondek tulangan bawah dihilangkan dan fungsinya digantikan
oleh plat bondek dengan begini diharapkan ada penghematan besi tulangan
dan bekisting dibawahnya.Tulangan atas bisa dibuat dalam bentuk batangan
atau diganti dengan besi wiremesh agar lebih cepat saat pemasangan.

12
BAB III
PENJELASAN OBJEK KAJIAN
3.1 Lokasi Kajian
Lokasi tempat pengambilan obyek untuk studi tugas akhir ini terletak
di jalan surya kencana kota sukabumi.

Gambar 3. 1 Lokasi kajian

13
Gambar 3. 2 Denah Lokasi

3.2 Pengumpulan Data


Dalam melakukan penelitian, terdapat 2 cara dalam pengumpulan data.
yaitu data primer serta sekunder. Data primer adalah data yang didapat dari
hasil melakukan penelitian secara langsung dilokasi yang akan dijadikan
obyek penelitian. Dan data sekunder merupakan data mentah yang didapat dari
hasil meminta data mentah kepada instansi, perusahaan, atau dari literatur
terkait yang seduai dengan materi yang akan dibahas.
Data yang akan digunakan dalam pembuatan tugas akhir ini merupakan data
primer dan data sekunder. Data-data yang dibutuhkan sebagai dasar dari
pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
• Data primer:
1. Jumlah pekerja peraktivitas pekerjaan plat lantai bondek
2. Durasi pekerjaan peraktivitas pekerjaan plat lantai bondek
3. Satuan upah dan bahan
• Data sekunder:
1. Gambar denah
2. RAB
3. SNI

14
4. Analisa harga satuan pekerjaan
5. Time schedule

3.3 Langkah Perhitungan

1. Menentukan syarat batas penulangan


Berdasarkan SK SNI T-15-1991-03, Bahwa syarat batas penulangan
pelat dua arah menggunakan rumus:
𝑙𝑥
>2
𝑙𝑦
Dimana: lx = Bentang terpanjang = mm
ly = Bentang terpendek = mm
2. Menentukan Tebal Pelat Lantai
Tebal plat lantai mempunyai peranan penting dalam perencanaan
karena tebal pelat sebagai pelindung baja tulangan dari bahaya korosi
dan kebakaran. Dalam tugas akhir ini tebal pelat lantai dan tulangan
utama dianggap belum diketahui maka digunakan perhitungan dengan
rumus seperti berikut: nx
𝑙𝑛𝑥 = 𝑙𝑥
𝑙𝑛𝑦 = 𝑙𝑦
Dimana: lnx = Bentang bersih terpendek = mm
lny = Bentang bersih terpanjang = mm
a. Nilai banding panjang terhadap lebar bentang bersih
𝑙𝑛𝑦
𝛽=
𝑙𝑛𝑥
Dimana: 𝛽 = Nilai banding panjang terhadap lebar bentang bersih
b. Syarat Ketebalan Pelat
ℎ𝑚𝑖𝑛 ≤ ℎ ≤ ℎ𝑚𝑎𝑘𝑠1
ℎ𝑚𝑖𝑛 = (2. 𝑙𝑛𝑦 + 2. 𝑙𝑛𝑥)
180
𝑓𝑦
𝑙𝑛𝑥 (0,8 + )
1500
ℎ𝑚𝑎𝑘𝑠 =
36
Dimana: h = Tebal pelat = mm

15
hmin = Tebal minimum pelat = mm
hmaks = Tebal maksimum pelat = mm
fy = Tegangan leleh baja = mm
3. Pembebanan Pelat Lantai
Pembebanan pada pelat lantai mengacu pada pedoman perencanaan
pembebanan untuk rumah dan gedung (PPURG 1987), secara terperinci
beban yang akan digunakan pada analisis pelat lantai ini adalah:
a. Beban Mati (WD)
1) Beban sendiri pelat = h pelat x b x BJ beton = kg/m2
2) Beban spesi 3 cm = t spesi x b x BJ spesi = kg/m2
3) beban keramik = t keramik x b x BJ keramik = kg/m2
4) Total (WD) = kg/m2
= kN/m2
b. Beban Hidup (WL)
Beban Hidup yang bekerja pada pelat lantai trotoar adalah:
(Terdapat pada tabel PPPURG, 1989) = kg
= kN/m2
c. Beban Rencana (WU)

𝑊𝑈 = 1,2 𝑊𝐷 + 16 𝑊𝐿 = 𝑘𝑁/𝑚2

Dimana WU = Beban rencana = kN/m2


WD = Beban mati = kN/m2
WL = Beban hidup = kN/m2
4. Penulangan Pelat Lantai
Dalam penulangan pelat lantai, untuk menghitung momen yang di
rencanakan yaitu menggunakan metode amplop. Metode amplop dapat
di lihat pada Tabel 2.8.
a. Interpolasi
𝑙𝑛𝑦
Apabila hasil tidak terdapat pada Tabel 2.8, maka dapat di cari
𝑙𝑛𝑥

dengan sistem interpolasi menggunakan rumus berikut:


𝑎 − 𝑏 𝑏′ − 𝑏
=
𝑥 − 𝑦 𝑦′ − 𝑦

16
𝑙𝑛𝑦
Dimana: a = nilai hasil dari
𝑙𝑛𝑥
𝑙𝑛𝑦
b = Nilai yang lebih kecil dari nilai a pada tabel
𝑙𝑛𝑥
𝑙𝑛𝑦
𝑏′ = Nilai yang lebih besar dari nilai a pada tabel
𝑙𝑛𝑥

x = Nilai yang di cari


y = nilai yang ada pada kolom untuk b
𝑦′ = nilai yang ada pada kolom untuk b’
b. Menghitung Momen Penulangan

𝑀𝑙𝑥 = 0,001 . 𝑊𝑈 . 𝑙𝑥2 . 𝑥


𝑀𝑙𝑦 = 0,001 . 𝑊𝑈 . 𝑙𝑦2 . 𝑥

𝑀𝑡𝑥 = −0,001 . 𝑊𝑈 . 𝑙𝑥2 . 𝑥

𝑀𝑡𝑦 = −0,001 . 𝑊𝑈 . 𝑙𝑦2 . 𝑥

Dimana: Mlx = momen lapangan arah x = kNm


Mly = momen lapangan arah y = kNm
Mtx = momen tumpuan arah x = kNm
Mty = momen tumpuan arah y = kNm

c. Menghitung Penulangan
Dalam analisis perencanaan, rasio tulangan tidak boleh melebihi
rasio tulangan maksimal dan tidak boleh kurang dari rasio tulangan
minimal. Ada beberapa rumus dalam menghitung tulangan antara
lain sebagai berikut:
1) Menentukan rasio tulangan maksimal

0,85 . 𝑓𝑐′ . 𝛽 600


𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,75 ( . )
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦

2) Menentukan rasio tulangan minimal

1,4
𝜌𝑚𝑖𝑛 =
𝑓𝑦
3) Syarat rasio penulangan

𝜌𝑚𝑖𝑛 < 𝜌 < 𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠

17
Dimana: 𝜌𝑚𝑖𝑛 = Rasio tulangan minimal
𝜌𝑚𝑖𝑛 = Rasio tulangan minimal
𝜌 = Rasio tulangan
𝑓𝑐′ = Mutu Beton = Mpa
4) Mencari tinggi efektif
1
𝑑 = ℎ−𝑝− ∅𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
2
Dimana: d = Tinggi efektif pelat
h = Tebal pelat
p = Selimut beton
∅ = Diameter tulangan yang di rencanakan
5) Faktor momen yang di gunakan
𝑀𝑈
𝑘=
ϕ . b . d2
Dimana: k = Faktor panjang efektif komponen struktur tekan
MU = Momen ultimate
ϕ = Koefisien susut beton
b = Lebar efektif
6) Menghitung rasio tulangan
𝑓𝑦2
𝑓𝑦 − √𝑓𝑦2 − 2,36 . .𝑘
𝑓𝑐′
𝜌= 𝑓𝑦2
1,18 .
𝑓𝑐 ′
Dimana: 𝜌 = Rasio tulangan
𝑓𝑐′ = Mutu Beton
fy = Tegangan leleh baja
jika hasil nya 𝜌 < 𝜌𝑚𝑖𝑛 maka di gunakan 𝜌𝑚𝑖𝑛
jika hasil nya 𝜌 > 𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 maka di gunakan 𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠
7) Menghitung luas tulangan
𝐴𝑠 = 𝜌 . 𝑏 . 𝑑
Dimana: 𝐴𝑠 = Luas tulangan
𝜌 = Rasio tulangan
b = Lebar efektif

d = Tinggi efektif pelat

18
3.4 Diagram Alir

Gambar 3. 3 Diagram Air

19
DAFTAR PUSTAKA

[1] Gabriela lelli laoh L, Tanudjaja, E. M. Wuisan, H. Tangkudung (2013)


“PERENCANAAN SISTEM DRAINASE DIKAWASAN PUSAT
KOTA AMURANG,” jurnal sipil static Vol.1 No.5 (341-349) ISSN:
2337-6732.

[2] Heri Giovan Pania H. Tangkudung, L. Kawet, E.M. Wuisan (2013)


“PERENCANAAN SISTEM DRAINASE KAWASAN KAMPUS
UNIVERSUTAS SAM RATULANGI,” jurnal sipil static Vol.1 No.3,
(164-170)

[3] Agung aris prasetia (2008) “STUDI PERENCANAAN SISTEM


DRAINASE KOTA SUMENEP BAGIAN BARAT DI KABUPATEN
SUMENEP PROVINSI JAWA TIMUR,” (01520066)

[4] Harybudhy rachmadi (2020) “PERENCANAAN SISTEM DRAINASE


DIKAWASAN MADEGONDO SOLO BARU KABUPATEN
SUKOHARJO MENGGUNAKAN PEMETAAN DEMNAS DAN
ANALISIS HEC-RAS,” (14513195)

[5] N.S.,A.P.,& IDG,J.N. (2018) “PERENCANAAN DRAINASE


DENGAN KONSEP EKODRAINASE DI PERUMAHAN GRAHA
KARTIKA PERDANA KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN
LOMBOK BARAT,” universitas mataram,4-7

[6] I Gede Putu Joni, Anak Agung Diah Parami Dewi, dan I Gede Abdi Candra
Sasmita “ANALISIS PERBANDINGAN WAKTU DAN BIAYA
PELAKSANAAN PEKERJAAN ANTARA PLAT LANTAI BONDEK
DENGAN KONVENSIONAL (STUDI KASUS : PROYEK
PEMBANGUNAN RSU GARBAMED-KEROBOKAN),” jurnal ilmiah
teknuik sipil A stiencific journal of civil enggineering, Vol. 24 No.1 januari
2020.

20
[7] Mubarak , Abdullah , Medyan Riza dan Yulia Hayati “PERUBAHAN
PENGGUNAAN MATERIAL PLAT LANTAI BETON BERTULANG
DISEBABKAN PERBEDAAN ZONASI GEMPA,” konferensi teknik
nasional 12, Batam,18-19 september 2018.

[8] Pratikto , Jessica Sagita dan Nanda Mustaqim “PLAT LANTAI


PRACETAK DENGAN BETON RINGAN,” politeknologi Vol.15 No.1
januari 2016.

[9] Rizky Iqbal Rahmatullah Saepudin Putra , Cece Suhendi2, Paikun


“PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH MENENGAH ATAS
DENGAN SISTEM PELAT SATU ARAH DAN DUA ARAH,” Jurnal
Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Nusa Putra (J-TESLINK) Vol. 1
(2) | Maret 2020 ISSN 2715-4831 cetak; ISSN 2715-6141 online.

[10] Muhammad Rizki Nurul Hakiki, Yayat Hendrayana “ANALISA


PERENCANAAN TEKNIS PERHITUNGAN STRUKTUR BALOK DAN
PLAT LANTAI MENGGUNAKAN SAP 2000,”
jurnal.unma.ac.id/index.php/ST

[11] RESKI APRILIA “PELAT BETON BERTULANG,” POLITEKNIK


NEGERI BALIKPAPAN JURUSAN TEKNIK SIPIL BALIKPAPAN.

21
22

Anda mungkin juga menyukai