Anda di halaman 1dari 28

UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

PROPOSAL TUGAS AKHIR


PERENCANAAN FONDASI SLAB ON PILE PADA JALAN TOL DI
BEKASI JAWA BARAT

Oleh:
Nama : Muhammad Irvan Haqiqi
NPM : 14317096
Jurusan : Teknik Sipil
Dosen Pembimbing: Ellysa, ST., MT.

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat


Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

JAKARTA
2021
PERSETUJUAN

Proposal Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S1)


dengan Topik

P PERENCANAAN FONDASI SLAB ON PILE PADA JALAN TOL DI


BEKASI JAWA BARAT

Oleh:
Nama : Muhammad Irvan Haqiqi
NPM : 14317096
Telah Diperiksa dan Disetujui untuk Disidangkan dalam Sidang Preview 1

Depok, April 2021

Menyetujui,
Dosen Pembimbing Tugas Akhir

(Ellysa, ST., MT.)

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Sipil Koordinator Tugas Akhir

(Dr. Heri Suprapto, ST., MT.) (Ellysa, ST., MT.)

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vi

1. LATAR BELAKANG .................................................................................... 1


2. TUJUAN TUGAS AKHIR ............................................................................ 2
3. RUANG LINGKUP TUGAS AKHIR ........................................................... 3
4. LOKASI STUDI KASUS .............................................................................. 3
5. LANDASAN TEORI ..................................................................................... 4
5.1 Tanah..................................................................................................... 4
5.1.1 Identfikasi Tanah ......................................................................... 5
5.1.2 Sifat-Sifat Teknis Tanah .............................................................. 6
5.1.3 Klasfikasi Tanah .......................................................................... 8
5.2 Jalan Tol ................................................................................................ 10
5.2.1 Geometri Jalan Bebas Hambatan untuk Jalan Tol ....................... 10
5.2.2 Standar Menurut Fungsi Jalan ..................................................... 11
5.2.3 Standar Pelayanan Karakteristik Operasi .................................... 11
5.3 Fondasi .................................................................................................. 12
5.4 Analisis Fondasi .................................................................................... 13
5.4.1 Daya Dukung Aksial Tunggal ..................................................... 13
5.4.2 Daya Dukung Selimut ................................................................. 13
5.4.3 Daya Dukung Ujung .................................................................... 14
5.4.4 Daya Dukung Izin (Qall) .............................................................. 15
5.4.5 Kapasitas Lateral Fondasi Pancang Tunggal ............................... 16

iii
5.5 Parameter Perecpatan Gempa ............................................................... 16
5.6 Kriteria Desain Geoteknik .................................................................... 17
6. METODE PENELITIAN ............................................................................... 17
6.1 Metode Penelitian ................................................................................. 17
6.2 Flowchart Perencanaan Struktur Fondasi Tiang Pancang .................... 18
7. SISTEMATIKA PENULISAN ...................................................................... 20
8. JADWAL PELAKSANAAN TUGAS AKHIR ............................................. 21
9. KEBUTUHAN DATA TUGAS AKHIR ....................................................... 21
10.DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 22

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Korelasi Empiris Parameter Tanah berdasarkan Kepadatan Tanah.......... 9


Tabel 5.2 Korelasi Empiris Parameter Tanah ....................................................... 9
Tabel 5.3 Klasfikasi Jalan Bebas untuk Jalan Tol ................................................. 11
Tabel 5.4 Tingkat Pelayanan Minimum ............................................................... 11
Tabel 8.1 Jadwal Pelaksanaan Tugas Akhir ......................................................... 21
Tabel 9.1 Kebutuhan Data Perencanaan Fondasi Tiang Pancang di Bekasi
Jawa Barat.......................................................................................... 21

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Layout Perencanaan Slab on Pile ................................................ 3


Gambar 6.1 Flowchart Perencanaan Struktur Atas Fondasi
Tiang Pancang ............................................................................. 18
Gambar 6.2 Flowchart Perencanaan Struktur Fondasi Tiang Pancang................. 19
17

xi
PERENCANAAN FONDASI SLAB ON PILE PADA JALAN

TOL DI BEKASI JAWA BARAT

1. LATAR BELAKANG

Jalan tol sebagai salah satu infrastruktur untuk transportasi adalah jalan

umum yang merupakan jalan nasional yang mewajibkan penggunanya membayar

tarif untuk melewatinya (PP No. 15 Tahun 2005). Macet adalah salah satu dari

sekian banyak problematika ibukota. Pembangunan infrastruktur jalan tol di

Jakarta sangat dibutuhkan karena dapat mengurangi ketidak efektifan pengguna

jalan akibat kemacetan ruas jalan tol utama di ibukota, serta untuk meningkatkan

konektivitas kabupaten Bekasi sebagai kota yang memiliki banyak bidang

perindustrian ke Pelabuhan tanjong priok Jakarta Utara.

Bekasi merupakan kota yang memiliki banyak perindustrian,

perindustrian adalah tatanan dan segala kegiatan yang bertalian dengan kegiatan

industri, industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan

baku dan/atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang

yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri

(UU No. 3 Tahun 2014).

Salah satu cara mengurai kemacetan di Jakarta yang semakin tahun

semakin padat adalah membuat jalan tol baru yang langsung menghubungkan

antara kabupaten Bekasi dengan Pelabuhan Tanjug priok. Jalan tol juga berfungsi

1
meningkatkan proses distribusi barang dan jasa terutama di wilayah yang sudah

tinggi tingkat perkembangan ekonominya.

Ruas jalan tol yang akan dibangun memiliki kondisi tanah yang sangat

lunak, dimana tanah tersebut memiliki daya dukung rendah, kuat geser rendah,

komprebilitas tinggi dan muka air tanah yang tinggi. Solusi agar bisa dibangun

sebuah jembatan jalan tol pada tanah tersebut adalah menggunakan struktur

fondasi tiang pancang. Fondasi tiang pancang adalah sebuah bagian struktural dari

sebuah bangunan yang membagi tekanan gravitasi secara merata pada tanah dan

berfungsi agar bangunan yang dibangun bisa menjadi kuat dan berdiri dengan

kokoh. Fondasi tiang pancang memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan

jenis fondasi lain seperti memiliki beberapa macam bentuk (silinder atau persegi

panjang), dapat langsung digunakan karena sebelumnya sudah diproduksi terlebih

dahulu oleh pabrik dan mutu beton yang digunakan terjamin. Berdasarkan

pertimbangan di atas, penulis memutuskan membuat pembahasan tugas akhir

yang berjudul “Perencanaan Fondasi Slab On Pile Pada Jalan Tol di Bekasi Jawa

Barat”.

2. TUJUAN TUGAS AKHIR

Penulisan tugas akhir penulis yang berjudul “Perencanaan Fondasi Slab

On Pile Pada Jalan Tol di Bekasi Jawa Barat” memiliki tujuan sebagai berikut:

a. Merencanakan Fondasi Slab On Pile pada Jalan Tol di Bekasi Jawa Barat.

b. Menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB) pondasi pada Perencanaan

Fondasi Slab On Pile Jalan Tol di Bekasi Jawa Barat.

2
3. RUANG LINGKUP TUGAS AKHIR

Ruang lingkup penulisan tugas akhir perencanaan fondasi tiang pancang

untuk jalan tol di Bekasi Jawa Barat yaitu sebagai berikut:

a. Fondasi tiang pancang untuk Jalan Tol yang berlokasi di Bekasi Jawa Barat

Seksi II STA 8+325 – STA 18+800.

b. Standar acuan yang digunakan:

1. SNI 1725-2016 Tentang Standar Pembebanan Untuk Jembatan.

2. SNI 2847-2013 Tentang Persayaratan Beton Struktural Untuk

Bangunan Gedung.

3. Indonesian Bridge Management Sistem (IBMS, 1992).

4. Peraturan Menteri PUPR No. 28/PRT/M/2016 Tentang Analisis Harga

Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum.

4. LOKASI STUDI KASUS

Gambaran umum atau layout tiang pancang yang akan dibangun dapat

dilihat pada gambar di bawa ini.

Gambar 4.1 Layout Perencanaan Slab on Pile

3
5. LANDASAN TEORI

Landasan teori penulis terdiri dari pembahasan singkat tentang parameter

yang akan digunakan pada Perencanaan Fondasi Tiang Pancang.

5.1 Tanah

Tanah merupakan material yang tersusun dari agregat (butiran) mineral –

mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan

dari bahan bahan organik yang telah melapuk disertai dengan zat cair dan gas

yang megisi ruang ruang kosong diantara partikel padat tersebut. Tanah berguna

sebagai bahan bangunan dan juga sebagai pendukung pondasi bangunan. Sifat –

sifat dasar dari tanah yaitu: Sifat pemampatan bila dibebani (Compresssibility),

Kekuatan geser, kapasitas daya dukung terhadap beban, dan lain – lain ( Braja M.

Das, 1995).

Manusia telah menggunakan tanah sebagai bahan bangunan sejak

berabad abad yang lalu, dengan bertumbuhnya ilmu pengetahuan dan teknologi,

tanah menjadi memiliki cabang cabang ilmu salah satu nya adalah mekanika tanah

(Soil Mechanics). Mekanika Tanah adalah cabang ilmu pengetahuan yang

mempelajari sifat fisik dari tanah dan kelakuan massa tanah tersebut bila

menerima macam-macam gaya. Dengan diterbitkannya erdbaumechanik oleh Karl

Terzaghi pada tahun 1925, lahirlah mekanika tanah modern. Tanah memiliki

klarifikasi yang dibagi beberapa jenis. Istilah pasir, lempung, lanau atau lumpur

digunakan untuk menggambarkan partikel pada batas ukuran butiran yang telah

ditentukan. Sebagian besar jenis tanah terdiri dari banyak campuran, atau lebih

4
dari satu macam ukuran partikel, Tanah lempung belum tentu terdiri dari partikel

lempung saja, akan tetapi dapat bercampur dengan butiran- butiran ukuran lanau

maupun pasir dan mungkin terdapat campuran organik (Harry Christady, 2012)

5.1.1 Identifikasi Tanah

Tanah berbutir kasar dapat diidentifikasi berdasarkan ukuran butiran.

Identifikasi danberdasarkan ASTM D2487 yaitu sebagai berikut:

1. Cobble adalah partikel-partikel batuan yang lolos saringan 12,000 inchi

(300,000 mm) bergantung terhadap klasifikasi yang digunakan. Pembagian

klasifikasi butiran tanah.tinggal dalam saringan 3,000 inchi (75,000 mm)

(untuk saringan dengan lubang bujur sangkar standar Amerika)

2. Boulder adalah partikel-partikel batuan yang tidak lolos dalam saringan

12,000 inchi (300,000 mm) (untuk saringan dengan lubang bujur sangkar).

3. Kerikil adalah partikel-partikel batuan yang lolos saringan 3,000 inchi

(75,000 mm)

4. Pasir adalah adalah partikel-partikel batuan yang lolos saringan No.4 (4,750

mm) tertahan dalam saringan No.4 (4,750 mm) dan tinggal dalam saringan

No.200 (0,075 mm)

5. Lanau adalah tanah yang butirannya lolos saringan No.200 (0,075 mm).

untuk klasifikasi, lanau adalah tanah berbutir halus, atau fraksi halus dari

tanah dengan indeks plastisitas kurang dari 4, atau jika di-plot dalam grafik

plastisitas letaknya di bawah garis miring yang memisahkan antara lanau

dan lempung (garis-A).

5
6. Lempung adalah tanah berbutir halus yang lolos saringan No.200 (0,075

mm). lempung mempunyai sifat plastis dalam kisaran kadar air tertentu dan

kekuatannya tinggi apabila tanahnya pada kondisi kering udara. untuk

klasifikasi, lempung adalah tanah berbutir halus dengan indeks plastisitas

lebih dari 4, atau jika di-plot dalam grafik plastisitas letaknya di atas garis

miring yang memisahkan antara lanau dan lempung (garis-A). Butiran

lempung lebih halus dari lanau, merupakan kumpulan butiran mineral

kristalin yang bersifat mikroskopis dan berbentuk serpih-serpih atau pelat-

pelat. Material ini bersifat plastis, kohesif dan mempunyaikemampuan

menyerap ion-ion. Sifat-sifat tersebut sangat dipengaruhi oleh kandungan air

dalam tanah.

5.1.2 Sifat-Sifat Teknis Tanah

Tanah berdasarkan sifat teknisnya dikelompokan menjadi empat, yaitu

sebagai berikut:

1. Tanah Granuler

Tanah granuler seperti pasir, kerikil, batuan, dan campurannya. Tanah

granuler memiliki sifat- sifat teknis yang sangat baik. Sifat tanah tersebut

antara lain:

a. Merupakan material yang baik untuk mendukung fondasi bangunan dan

perkerasan jalan karena mempunyai kapasitas dukung tinggi dan

penurunan kecil, dengan syarat tanahnya padat.

6
b. Tanah yang baik untuk urugan, karena mudah dipadatkan dan

mempunyai kuat geser tinggi.

2. Tanah Kohesif

Tanah kohesif memiliki kuat geser yang ditentukan oleh kohesinya Contoh

tanah kohesif adalah tanah lempung, tanah lempung berlanau, tanah

lempung berpasir atau lempung berkerikil. Sifat- sifat tnah kohesif antara

lain sebagai berikut:

a. Kuat geser rendah, terutama bila kadar air tinggi atau jenuh.

b. Berkurang kuat gesernya saat kadar air bertambah.

c. Menyusut saat kering dan mengembang saat basah.

3. Tanah Lanau

Peck et al membagi tanah lanau menjadi dua kategori, yaitu lanau yang di

kalsifikasikan sebagai tepung batu atau bubuk batu yang tidak bisa

berkohesi dan tidak plastis, dan lanau bersifat plastis. Sifat teknis lanau

tepung batu lebih cenderung mendekati pasir halus dikarenakan butiran

yang halus jenis tanah ini memiliki sifat yang tidak menguntungkan, seperti:

a. Kuat geser rendah.

b. Pemeabilitas rendah.

c. Kerapatan relatif rendah.

4. Tanah Organik

Tanah organik adalah tanah yang mengandung bahan organik. Bahan

organik dapat terdiri dari sisa tumbuhan dan binatang. Tanah dengan

7
kandungan organik tinggi memiliki kuat geser yang rendah, mudah mampat,

bersifat asam, dan sifat sifat lain yang dapat merusak material bangunan.

5.1.3 Klasifikasi Tanah

Tanah merupakan sesuatu yang bersifat umum, tanah diklasifikasikan

guna mempermudah pemilihan karakteristik bangunan yang bisa dibangun pada

tanah tersebut. Klasifikasi tanah merupakan pemilihan tanah ke dalam kelompok

ataupun sub kelompok yang menunjukan karakteristik yang sama. Umumnya

klasifikasi tanah didasarkan atas ukuran partikel yang diperoleh dari analysis

saringan, uji sedimentasi, dan plastisitas.

Terdapat dua sistem yang sering digunakan untuk mengklasifikasikan

tanah, yaitu USCS (Unfied Soil Classification Sistem) dan AASTHO (American

Assosiation of State Highway an Transportation Officials). Sistem ini

menggunakan sifat indeks tanah yang sederhana seperti distribsusi ukuran butiran,

batas cair indeks plastisitas (Hary Chirstady, 1996).

Perencanaan fondasi membutuhkan sampel tanah yang sudah diuji.

Pengujian sampel tanah dibagi menjadi dua yaitu: Uji lapangan dan Uji

Laboratorium. Tujuannya pengujian tersebut antara lain :

1. Menentukan sifat-sifat yang terkait dengan perencanaan struktur yang akan

dibangun diatasnya.

2. Menentukaan kapasitas dukung tanah.

3. Menentukan jenis fondasi dan kedalamannya.

4. Mengetahui posisi muka air.

8
5. Memprediksi besarnya penurunan

Pengujian tanah di lapangan yang digunakan untuk menentukan site class

salah satunya adalah SPT ( Standard Penetration Test) dan Uji sondir. SPT

dilakukan karena sulitanya memperoleh contoh tanah tak terganggu pada tanah

granuler, pada pengukuran SPT sifat sifat tanah ditentukan dari pengukuran

kerapatan relatif secara langsung dilapangan. Tahanan penetrasi (N-SPT) adalah

banyaknya pukulan yang diperlukan untuk memasukan split tube sampler dengan

menggunakan hammer seberat 63,5 kg yang dijatuhkan dari ketinggian 75 cm.

Kolerasi empiris parameter tanah menggunkan tabel dibawah.

Tabel 5.1 Korelasi Empiris Parameter Tanah berdasarkan Kepadatan Tanah

Tabel 5.2 Korelasi Empiris Parameter Tanah

9
5.2 Jalan Tol

Prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk

bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas,

yang berada pada pemukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan

tanah dan/ atau air, serta di atas pemukaan air, kecuali jalan lori, dan jalam kabel

adalah definisi dari jalan. Jalan Tol adalah jalan umum yang merupakan bagian

sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan

untuk membayar (AASHTO, 2001).

Merencanakan sebuah jalan tol diperlukan beberapa syarat yaitu:

merupakan lintas alternatif dari ruas jalan umum yang ada dan mempunyai fungsi

arteri primer atau kolektor primer.

5.2.1 Geometri Jalan Bebas Hambatan untuk Jalan Tol

Syarat yang harus dipenuhi dalam perancanaan geometri untuk jalan tol

harus meliputi aspek sebagai berikut:

1. Memenuhi aspek- aspek keselamatan, keamanan, kenyamanan, dan

kelancaran lalu lintas yang diperlukan.

2. Mempertimbangkan aspek-aspek lalu lintas yang akan digunakan sebagai

jalan tol, tingkat pengembangan jalan, standar desain, pemeliharaan, kelas,

fungsi jalan, dan simpang susun.

3. Memenuhi ketentuan standar geometri yang khusus dirancang untuk jalan

bebas hambatan dengan sistem pengumpul tol.

4. Mempertimbangkan faktor teknis, ekonomis, finansial, dan lingkungan.

10
5. Memenuhi kelas dan spesifikasi yang lebih tinggi dan harus harus terkendali

penuh dari jalan umum yang ada.

5.2.2 Standar Menurut Fungsi Jalan

Standar jalan menurut fungsi jalan berdasarkan sifat dan pola pergerakan

pada lalu lintas dan angkutan jalan. Klasifikasi jalan bebas untuk jalan tol menurut

fungsi jalan dapat dilihat pada tabel dibawah.

Tabel 5.3 Klasfikasi Jalan Bebas untuk Jalan Tol

5.2.3 Standar Pelayanan Karakteristik Operasi

Tingkat pelayanan jalan bebas hambatan untuk jalan tol didefinisikan

sebagai kemampuan ruas jalan bebas hambatan untuk menampung lalu lintas pada

keadaan tertentu. Tingkat pelayanan minimum jalan bebas hambatan untuk jalan

tol antarkota adalah B dan tingkat pelayanan minimum jalan bebas hambatan

untuk jalan tol perkotaan adalah C yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.4 Tingkat Pelayanan Minimum

11
5.3 Fondasi

Fondasi merupakan struktur bagian bawah sebuah bangunan tanpa

fondasi yang kokoh tidak akan tercipta bangunan megah. Fondasi adalah elemen

struktur bawah di mana semua konstruksi yang di rekayasa untuk bertumpu pada

tanah harus didukung oleh suatu fondasi (Bowless, 1988). Terdapat dua klasifikasi

jenis fondasi, yaitu fondasi dangkal dan fondasi dalam. Fondasi dangkal

didefinisikan sebagai fondasi yang mendukung bebannya secara langsung.

Fondasi dalam didefinisikan sebagai fondasi yang meneruskan beban bangunan ke

tanah keras atau batuan yang relatif jauh dari permukaan, contohnya fondasi

sumuran dan fondassi tiang.

Fondasi tiang, digunakan bila tanah fondasi pada kedalaman yang normal

tidak mampu mendukung bebannya, sedangkan tanah keras terletak pada

kedalaman yang sangat dalam. Demikian pula, bila fondasi bangunan terletak

pada tanah timbunan yang cukup tinggi, sehingga jika bangunan terletak pada

tanah timbunan yang cukup tinggi akan mengalami penurunan yang besar.

Perbedaan fondasi sumuran dan tiang adalah umumnya fondasi tiang berdiameter

lebih kecil dan lebih panjang sedangkan fondasi dalam adalah fondasi yang

memiliki prinsip utama mendukung beban bangunan mengandalkan tahanan ujung

dan tahanan gesek dindingnya.

12
5.4 Analisis Fondasi

Analisis fondasi membahas tentang daya dukung aksial tunggal, daya

dukung selimut, daya dukung ujung fondasi, daya dukung izin dan kapasitas

lateral fondasi pancang tunggal

5.4.1 Daya Dukung Aksial Tunggal

Secara umum, kapasitas aksial ultimit fondasi tiang diperoleh melalui

persamaan sederhana yang merupakan jumlah dari daya dukung ujung dan

tahanan selimut. Persamaan daya dukung dapat dilihat sebagai berikut:

Qu = Qs + Qp = fs.As + qp.A.................................................................. (5.1)

Di mana:

Qs = daya dukung selimut

Qp = daya dukung ujung

fs = unit load transfer pada tahanan selimut

qp = unit load transfer pada tahanan ujung

Ap = luas penampang ujung tiang

As = luas selimut tiang

5.4.2 Daya Dukung Selimut

Daya dukung selimut dibagi menjadi dua, yaitu daya dukung selimut

fondasi tiang pada lapisan lempung dan fondasi tiang pada lapisan pasir.

a. Fondasi Tiang pada Lapisan Lempung

13
Tahanan selimut ultimate (Qs) tiang pada lapisan lempung pada pondasi

tiang pancang dihitung berdasarkan persamaan berikut:

Qs = α x cu x P x L ............................................................................... (5.2)

Dimana:

α = faktor adhesi

cu = kuat geser undrained

p = keliling tiang

L = panjang tiang

b. Fondasi Tiang pada Lapisan Pasir

Berdasarkan pengamatan di lapangan, Meyerhof (1976) menyatakan bahwa

tahanan selimut ultimate (Qs) tiang di lapisan pasir dapat diperoleh melalui

N-SPT. Persamaan tiang pancang dapat dilihat sebagai berikut:

Qs = 2 x N x p x L (dalam kN) ............................................................ (5.3)

Dimana:

N = N-SPT pada lapisan tersebut

P = keliling tiang

L = panjang tiang

5.4.3 Daya Dukung Ujung

Daya dukung ujung dibagi menjadi dua, yaitu daya dukung ujung fondasi

tiang menembus lapisan lempung dan fondasi tiang menembus lapisan pasir.

14
a. Fondasi Tiang Menembus Lapisan Lempung

Tiang pancang pada lapisan lempung saturated pada kondisi undrained

(φ=0), persamaan QP dilihat sebagai berikut:

QP = 9 x cu x Ap (kN/m2) ..................................................................... (5.4)

Di mana:

Ap = luas penampang tiang

Cu = kuat geser undrained

b. Fondasi Tiang Menembus Lapisan Pasir

Tiang pancang pada lapisan pasir persamaan QP dilihat sebagai berikut:

Qp = 40 x (Lb/ D) x p x L ..................................................................... (5.5)

Di mana:

Lb = panjang tiang yang menembus lapisan pasir

D = diameter tiang

N = N-SPT rata-rata sekitar ujung tiang

5.4.4 Daya Dukung Izin (Qall)

Berdasarkan analisis dengan metoda statik, beban desain dari tiang

dengan panjang yang diketahui, secara umum telah diperhitungkan dengan cara

membagi daya dukung ultimit pada lapisan tanah pendukung dengan angka

keamanan tertentu. Angka keamanan tersebut dapat dilihat pada persamaan

sebagai berikut:

Qu
Qall = ............................................................................................... (5.6)
SF

15
Di mana:

SF = angka keamanan

Nilai SF yang digunakan untuk kondisi servis adalah 2,5 dan kondisi gempa 1,67.

5.4.5 Kapasitas Lateral Fondasi Pancang Tunggal

Kapasitas lateral pondasi pancang tunggal dianalisis secara numeric

menggunakan P-Y Curve. Analisis dilakukan mengikuti zonasi tipikal bangunan

struktur pile slab:

a. Freestanding < 5,000 m

b. Freestanding 5,000 – 7,000 m

c. Freestanding 7,000 – 9,000 m

5.5 Parameter Percepatan Gempa

Parameter percepatan gempa dilakukan berdasarkan acuan RSNI2

2833:201X yang mebahas tentang Ketahanan Gempa Jembatan. Standar acuan

lain yang digunakan adalah ISBN 978-602-5489-01-3 yang mebahas tentang Peta

Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017. Percepatan gempa yang

didapatkan memiliki korelasi dengan site class/ kelas situs, di mana kelas situs

tersebut menentukan apakah tanah yang diselidiki termasuk tanah lunak, keras

atau pun padat. Kelas situs juga menentukan bangunan/ struktur yang akan

dibangun memiliki kategori rersiko berapa. Saat sudah menentukan kelas situs

dan kategori resiko struktur yang akan dibangun, maka dapat diketahui faktor

keutamaan gempa (Ie)

16
5.6 Kriteria Desain Geoteknik

Perencanaan struktur pile slab harus memenuhi kriteria desain geoteknik

yang sudah ditentukan. Kriteria tersebut berupa:

a. Faktor keamanan pondasi kondisi servis = 2,5

b. Faktor keamanan pondasi kondisi gempa = 1,67

c. Defleksi kondisi gempa rencana = 12,000 mm

d. Defleksi kondisi gempa kuat = 25,000 mm

e. Deformasi lateral izin dalam kondisi tiang tunggal dan free-head

f. Besarnya penurunan total dan beda penurunan yang diizinkan ditentukan

berdasarkan toleransi struktur atas dan bangunan sekitar yang harus ditinjau

berdasarkan masing-masing kasus tersendiri dengan mengacu pada

integritas, stabilitas dan fungsi dari struktur di atasnya.

6. METODE PENELITIAN

Metode penelitian membahas tentang langkah apa yang harus dilewati

dalam perencanaan fondasi tiang pancang dan memberikan gambaran lewat

flowchart untuk memudahkan orang lain membaca alur perencanaan.

6.1 Metode Penelitian

Metode penelitian perencanaan fondasai tiang pancang harus melewati

dua bagian utama, yaitu pengumpulan data dan perhitungan perencanaan.

Pertama, penulis mendapatkan data tanah berupa data sekunder yang berasal dari

PT. MARATAMA CIPTA MANDIRI. Langkah kedua, menghitung daya dukung

17
fondasi yang akan digunakan untuk pile slab. Perhitungan terdiri dari daya

dukung aksial tunggal, daya dukung aksial tekan fondasi dalam, daya dukung izin

dan kapasitas lateral fondasi pancang tunggal. Langkah ketiga, melakukan

pengecekan faktor keamanan dan melakukan perhitungan settlement dan defleksi.

Tahap terakhir, melakukan perhitungan RAB untuk perencanaan struktur fondasi

tiang pancang.

6.2 Flowchart Perencanaan Struktur Fondasi Tiang Pancang

Flowchart berfungsi untuk memudahkan pembaca dalam memahami

tahapan perencanaan struktur pile slab. Berikut flowchart perencanaan struktur

pile slab.

Mulai

Perhitungan Beban Struktur Atas

Kombinasi Pembebanan

Perhitungan Tulangan Slab

Perhitungan Tulangan Pile Head

Selesai

Gambar 6.1 Flowchart Perencanaan Struktur Atas Fondasi Tiang Pancang

18
Mulai

Pengumpulan Data Tanah

Perhitungan Kapasitas Tiang Pancang

Perhitungan Daya Dukung Ujung Tiang Pancang

Perhitungan Daya Dukung Friksi Tiang Pancang

Perhitungan Daya Dukung Tiang Pancang

Kontrol Penurunan Tiang Pancang

Selesai

Gambar 6.2 Flowchart Perencanaan Struktur Fondasi Tiang Pancang

Mulai

Perhitungan Volume Pekerjaan

Perhitungan AHSP

Rekapitulasi Harga

Selesai

Gambar 6.3 Flowchart Rencana Anggaran Biaya Slab on Pile

19
7. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan tugas akhir penulis terdiri dari enam bab, yaitu

diuraikan sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang tugas akhir, tujuan tugas akhir, batasan

masalah, dan sistematika penulisan tugas akhir.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Berisi tentang teori yang mendukung pernyataan perencanaan fondai

tiang pancang secara ilmiah.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Berisi tentang metode yang akan digunakan dalam menyelesaikan

perencanaan fondasi tiang pancang.

BAB 4 DATA PENELITIAN

Berisi tentang data-data yang sudah dikumpulkan untuk keperluan

perencanaan struktur fondasi tiang pancang.

BAB 5 PERHITUNGAN DATA DAN ANALISIS

Berisi perhitungan untuk keperluan perencanaan fondasi tiang pancang

dan perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) pada perencaan

pembuatan jalan tol di Bekasi Jawa Barat

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan dan analisis hasil pembahasan.

20
8. JADWAL PELAKSANAAN TUGAS AKHIR

Perencanaan jadwal Pelaksanaan Tugas Akhir dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 8.1 Jadwal Pelaksanaan Tugas Akhir


Waktu
NAMA KEGIATAN
Maret April Mei Juni Juli Agustus
Penyusunan Proposal
Sidang Preview 1
Pencarian Data
Analsis Data
Penyusunan Tugas Akhir
Sidang Preview 2
Pebaikan Perbaikan
Sidang Akhir

9. KEBUTUHAN DATA TUGAS AKHIR

Penulis akan membahas perencanaan pondasi tiang pancang jalan tol di

Bekasi Jawa Barat, oleh sebab itu data yang diperlukan dalam penyusunan tugas

akhir dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 9.1 Kebutuhan Data Perencanaan Fondasi Tiang Pancang di Bekasi Jawa
Barat

Ketersediaan
No Nama Data Keterangan
Data
Pembebanan Struktur
1 Belum Tersedia Belum Tersedia
Tanah
PT. Maratama Cipta
2 Data Tanah Tersedia
Mandiri

3 RAB Tersedia AHSP 2016

21
10. DAFTAR PUSTAKA

Braja, M. Das. 1995, Mekanika Tanah Jilid I, Penerbit Erlangga, Jakarta

Hary, C. H. 2010, Analisis dan Perencanaan Fondasi I, Gajah Mada University

Press, Yogyakarta.

Indrastono, D.A. 2015, “Desain Struktur Slab on pile”, Universitas Diponegoro,

Semarang.

Munir, M. 2018,”Evaluasi Deformasi dan Stabilitas Struktur Tiang Pelat ( Pile

Slab) di Atas Tanah Gambut”, Institut Teknologi Nasional, Bandung.

Sorongan, D. C. 2018, “Analisa Pile Slab Pada Tanah Rawa (Jalan Tol Manado –

Bitung)”, Universitas Sam Ratulangi, Manado.

22

Anda mungkin juga menyukai