Anda di halaman 1dari 39

05/04/2021

MATERIAL BETON BERKELANJUTAN

PERTEMUAN KELIMA

ANDI ASNUR PRANATA MH

PENDAHULUAN

1
05/04/2021

PENDAHULUAN

Pada awalnya, beton berupa bitumen (aspal) yang


digunakan sebagai pengikat (binder) dari bebatuan yang
digunakan untuk konstruksi bangunan di kawasan Timur
Tengah. Perkembangan beton selanjutnya menjadi
signifikan karena munculnya semen Roman dan
diaplikasikannya sifat kedap air beton yang digunakan
untuk bangunan-bangunan Romawi bersejarah seperti
Minturnae Aquaduct, Colosseum dan Pantheon di Roma.

PENDAHULUAN

Minturnae Aquaduct

2
05/04/2021

PENDAHULUAN

Colosseum

PENDAHULUAN

Pantheon

3
05/04/2021

PENDAHULUAN

Beton makin maju dan berkembang, terutama dengan


diaplikasikannya beton bertulang dan berbagai inovasi
lainnya seperti beton ringan, beton serat, beton mutu
tinggi, dan beton dengan teknologi nano.

KLASIFIKASI BETON

Beton didefinisikan sebagai campuran antara semen


Portland atau semen hidraulik yang lain, agregat halus,
agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan tambah
membentuk massa padat [SNI 03-2834-2000].
Klasifikasi beton umumnya dilakukan berdasarkan berat
jenis dan kuat tekannya. Berdasarkan berat jenisnya, beton
dibagi atas beton ringan, beton normal, dan beton berat.
Berdasarkan kuat tekannya, beton dikategorikan sebagai
beton mutu rendah, beton mutu sedang, dan beton mutu
tinggi.

4
05/04/2021

PERANAN BETON SEBAGAI BAHAN BANGUNAN

Beton menjadi bahan bangunan yang paling banyak


digunakan di dunia. Beberapa alasan yang mendasari hal
tersebut adalah :
(1) beton merupakan material yang kedap air;
(2) beton mudah dibentuk; dan
(3) beton relatif murah dan mudah disediakan.

SEMEN, AGREGAT, DAN AIR

5
05/04/2021

SEMEN

Yang lazim disebut dengan semen adalah semen


hidraulik, yang didefinisikan sebagai semen yang mengeras
bila bereaksi dengan air dan membentuk produk yang
kedap air.
Semen Portland yang banyak dijumpai di pasaran
termasuk jenis semen hidraulik. ASTM C150 mendefinisikan
Semen Portland sebagai semen hidraulik yang diproduksi
dari penghancuran klinker yang mengandung kalsium silika
hidraulik, biasanya mengandung satu atau lebih bentuk
kalsium sulfat sebagai hasil penggilingan tambahan.
Klinker berbentuk butiran berdiameter 5-25 mm yang
dihasilkan saat campuran bahan mentah dari komposisi
awal dipanaskan dengan suhu tinggi.

SEMEN

Perbedaan antara semen dan klinker

6
05/04/2021

SEMEN

Semen Portland tersusun atas 4 senyawa utama, yaitu :


a. Trikalsium Silikat
b. Dikalsium Silikat
c. Trikalsium Aluminat
d. Tetrakalsium Aluminoferrite

Selain empat senyawa pokok yang terdapat dalam


semen, terdapat beberapa senyawa lain dalam semen yang
memberikan pengaruh terhadap kinerja hidrasi maupun
pengerasan semen, yaitu MgO, SO3, NaO dan K2O
sehingga dilakukan beberapa pembatasan.

SEMEN

a. Tipe I, adalah semen Portland standar yang digunakan untuk


semua bangunan beton yang tidak mengalami perubahan cuaca
yang drastis ataupun dibangun dalam lingkungan yang agresif.
b. Tipe II, adalah semen Portland yang digunakan untuk konstruksi
pembetonan massa seperti dam, yang panas hidrasinya tertahan
dalam bangunan untuk jangka waktu yang lama. Bila semen yang
digunakan adalah semen standar, maka saat proses pendinginan
akan timbul tegangan-tegangan akibat perubahan suhu yang dapat
mengakibatkan retak-retak pada bangunan. Untuk itu diperlukan
semen khusus, yaitu tipe II, yaitu semen yang dapat mengeluarkan
panas hidrasi rendah disertai kecepatan penyebaran yang rendah
juga. Semen tipe II ini disebut juga dengan Modified Portland
Cement yang memiliki ketahanan terhadap sulfat dan panas
hidrasi.

7
05/04/2021

SEMEN

c. Tipe III, adalah jenis semen Portland yang cepat mengeras, yang
cocok untuk pengecoran beton pada suhu rendah. Pada proses
produksi, butiran semen tipe III ini digiling lebih halus untuk
mempercepat proses hidrasi, yang diikuti percepatan pengerasan
serta percepatan penambahan kekuatan. Kekuatan tekan 3 hari
semen tipe III adalah sama dengan kekuatan tekan semen tipe I
pada umur 7 hari. Panas hidrasi semen tipe III memiliki panas
hidrasi 50% lebih tinggi daripada semen tipe I. Semen ini memiliki
kekuatan awal tinggi dan biasanya digunakan untuk konstruksi
jalan.
d. Tipe IV, adalah jenis semen Portland yang menimbulkan panas
hidrasi rendah dengan persentasi maksimum untuk C2S sebesar
35%, C3A sebesar 7%, dan C3S sebesar 40%. Tipe ini tidak lagi
banyak diproduksi karena digantikan oleh tipe II.

SEMEN

e. Tipe V, adalah jenis semen Portland yang bersifat tahan terhadap


serangan sulfat dan mengeluarkan panas. Bangunan beton yang
didirikan di daerah pasang surut dan besar kemungkinannya
terserang serangan sulfat dianjurkan memakai semen tipe V.

8
05/04/2021

AGREGAT

Agregat berfungsi sebagai bahan pengisi beton yang


melekat dengan bantuan pasta semen. Agregat terdiri dari
agregat kasar dan agregat halus. Beberapa karaktersitik
agregat yang patut mendapat perhatian adalah porositas,
distribusi gradasi dan ukuran, penyerapan kelembaban,
bentuk dan tekstur permukaan, kekuatan pecah, modulus
elastisitas, dan keberadaan zat-zat yang dapat merusak
beton.

AGREGAT

Agregat dapat dikategorikan menurut berat volumenya,


asalnya, dan berat jenisnya. Menurut berat volumenya,
agregat diklasifikasikan sebagai pasir dan kerikil, agregat
ringan, dan agregat berat.
Kategori agregat menurut asalnya adalah agregat
mineral alami dan agregat buatan (sintesis).
Agregat menurut berat jenisnya diklasifikasikan menjadi
agregat normal, agregat berat, dan agregat ringan.

9
05/04/2021

AGREGAT

Persyaratan mutu agregat (gradasi, kadar lumpur,


kandungan zat yang merugikan) yang ditetapkan oleh
ASTM C33 dapat dijelaskan sebagai berikut :
Agregat Halus
a. Kadar lumpur atau bagian yang lebih kecil dari 75
mikron (dalam % berat) maksikmum untuk beton yang
mengalami abrasi sebesar 3.0 dan untuk beton jenis
lain sebesar 5.0.
b. Kadar gumpalan tanah liat dan partikel yang mudah
dirapikan maksimum sebesar 3.0%.
c. Kandungan arang dan lignin untuk permukaan beton
yang dianggap penting adalah sebesar maksimum 0.5%
dan untuk beton jenis lainnya maksimum sebesar 1.0%.

AGREGAT

Persyaratan mutu agregat (gradasi, kadar lumpur,


kandungan zat yang merugikan) yang ditetapkan oleh
ASTM C33 dapat dijelaskan sebagai berikut :
Agregat Halus
d. Agregat halus harus bebas dari kotoran organik dan bila
diuji dengan larutan NaSO4 harus memenuhi standar
warna (tidak lebih tua dari warna standar).

10
05/04/2021

AGREGAT

Persyaratan mutu agregat (gradasi, kadar lumpur,


kandungan zat yang merugikan) yang ditetapkan oleh
ASTM C33 dapat dijelaskan sebagai berikut :
Agregat Halus
e. Gradasi agregat halus :

AGREGAT

Persyaratan mutu agregat (gradasi, kadar lumpur,


kandungan zat yang merugikan) yang ditetapkan oleh
ASTM C33 dapat dijelaskan sebagai berikut :
Agregat Halus
f. Untuk dapat digunakan sebagai campuran beton,
persen lolos kumulatif dari agregat halus tidak boleh
melebihi 45%, sedangkan modulus kehalusan agregat
halus harus berada dalam kisaran 2.3 - 3.1.

11
05/04/2021

AGREGAT

Persyaratan mutu agregat (gradasi, kadar lumpur,


kandungan zat yang merugikan) yang ditetapkan oleh
ASTM C33 dapat dijelaskan sebagai berikut :
Agregat Kasar
a. Agregat kasar yang digunakan untuk beton yang
mengalami basah dan lembab terus menerus atau yang
berhubungan dengan tanah basah, tidak boleh
mengandung bahan yang bersifat alkalis dalam semen
dan kadarnya tidak boleh menyebabkan pemuaian yang
berlebihan dalam mortar atau beton.
b. Gradasi agregat kasar adalah sesuai dengan Tabel 2
ASTM C33.

AGREGAT

Persyaratan mutu agregat (gradasi, kadar lumpur,


kandungan zat yang merugikan) yang ditetapkan oleh
ASTM C33 dapat dijelaskan sebagai berikut :
Agregat Kasar
c. Kadar bahan atau partikel yang berpengaruh buruk
pada beton disajikan oleh Tabel 1 ASTM C33.
d. Sifat fisika yang mencakup kekerasan butir diuji dengan
mesin Los Angeles dan sifat kekal (soundness) seperti
yang ditetapkan Tabel 3 ASTM C33.

12
05/04/2021

AIR

Air sangat berperan dalam campuran beton karena


akan berkontribusi dalam reaksi kimia dengan semen.
Beberapa pendapat menyatakan bahwa jenis air yang
paling sesuai untuk campuran beton adalah air yang
memiliki standar air minum, namun pada kenyataannya
tidak semua jenis air dengan standar air minum
memberikan kinerja yang baik untuk campuran beton.
Penggunaan air di daerah pantai, air dengan kualitas buruk
dan mengandung kotoran dan bakteri jelas dihindari.
Secara garis besar, persyaratan air yang digunakan
dalam campuran beton sebagai berikut :

AIR

a. Air yang digunakan dalam campuran beton harus


bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali,
garam-garam, dan zat organik atau bahan-bahan lain
yang dapat merusak beton atau baja tulangan.
b. Air yang dipakai dalam campuran beton pratekan, atau
beton dengan logam aluminium yang tertanam di
dalamnya, atau beton bertulang biasa, tidak boleh
mengandung ion chlorida. Kadar ion chlorida tidak
boleh melebihi 500 mg per liter air. Kadar chlorida
maksimum terhadap berat semen yang disyaratkan
adalah 0.06% untuk beton pratekan, 0.05% untuk
beton bertulang yang selamanya berhubungan dengan
ion chlorida, 1% untuk beton bertulang yang selamanya
kering atau terlindung dari basah, dan untuk jenis
konstruksi beton bertulang lain adalah sebesar 0.30%.

13
05/04/2021

AIR

c. Air tawar yang tidak memenuhi standar air minum


sebaiknya tidak boleh digunakan untuk campuran
beton.

LATIHAN SOAL

1. Jelaskan sejarah asal-usul perkembangan beton !


2. Bandingkan keunggulan dan kelemahan aplikasi beton
sebagai bahan bangunan !
3. Jelaskan contoh-contoh aplikasi beton yang
dikategorikan menurut berat jenisnya pada praktek di
lapangan !
4. Jelaskan contoh-contoh aplikasi beton yang
dikategorikan menurut kuat tekannya pada praktek di
lapangan !
5. Jelaskan tentang pentingnya kehalusan semen dan cara
penentuannya !
6. Mengapa air yang digunakan dalam campuran beton
harus menjamin tercapainya kinerja beton yang kuat
dan berkelanjutan ?

14
05/04/2021

BAHAN TAMBAH

BAHAN TAMBAH

Terdapat perbedaaan mendasar antara terminologi


bahan tambah (admixture) dan aditif (additive). ASTM
C125 mendefinisikan sebagai bahan tambah sebagai
material selain air, agregat, semen hidraulik, dan perkuatan
serat, yang digunakan sebagai penyusun beton atau mortar
dan ditambahkan ke dalam campuran segera sebelum dan
selama pencampuran; sedangkan aditif didefinisikan
sebagai material yang ditambahkan saat penggilingan
klinker semen di pabrik. Bahan tambah bisa tersusun atas
satu atau lebih bahan kimia, dan dapat berbentuk bubuk
ataupun cairan.

15
05/04/2021

BAHAN TAMBAH

Beberapa contoh produk bahan tambah beton :

BAHAN TAMBAH

Beberapa contoh produk bahan tambah beton :

16
05/04/2021

BAHAN TAMBAH

Jenis-jenis bahan tambah menurut ASTM C494


digolongkan sebagai berikut :
1. Tipe A, water-reducing admixture, yaitu bahan tambah
yang bersifat mengurangi jumlah air dalam campuran
beton yang konsistensinya tertentu.
2. Tipe B, retarding admixture, yaitu bahan tambah yang
bersifat menghambat pengikatan beton.
3. Tipe C, accelerating admixture, yaitu bahan tambah
yang bersifat mempercepat pengikatan beton dan
peningkatan kekuatan awal beton.

BAHAN TAMBAH

4. Tipe D, water-reducing and retarding admixture, yaitu bahan


tambah yang bersifat mengurangi jumlah air untuk campuran
beton yang konsistensinya tertentu dan menghambat pengikatan
beton.
5. Tipe E, water-reducing and accelerating admixture, yaitu bahan
tambah yang bersifat mengurangi jumlah air untuk campuran
beton yang konsistensinya tertentu dan mempercepat pengikatan
beton.
6. Tipe F, water-reducing, high range admixture, yaitu bahan tambah
yang bersifat mengurangi jumlah air untuk campuran beton yang
konsistensinya tertentu sebanyak 12%.
7. Tipe G, water-reducing, high range and retarding admixture, yaitu
bahan tambah yang bersifat mengurangi jumlah air untuk
campuran beton yang konsistensinya tertentu sebanyak 12% atau
lebih dan menghambat pengikatan beton.

17
05/04/2021

BAHAN TAMBAH

Bahan tambah bekerja melalui beberapa cara yang


dijelaskan sebagai berikut :
1. Terjadi reaksi kimia selama proses hidrasi semen
2. Terjadi absorpsi pada permukaan semen
3. Terjadi peningkatan tegangan tarik pada permukaan air
4. Mempengaruhi rheologi air
5. Mengaplikasikan bahan kimia pada beton keras yang
dapat mempengaruhi sifat-sifat tertentu
6. Mempengaruhi kebutuhan air
7. Mengubah laju pengerasan beton
8. Mengubah kandungan udara
9. Mengubah viskusitas plastis

BAHAN TAMBAH KIMIA

18
05/04/2021

BAHAN TAMBAH KIMIA

Bahan tambah kimia meliputi semua jenis bahan


tambah menurut ASTM C494. Saat ini telah banyak pula
diimplementasikan bahan tambah penangkap udara (air-
entraining admixture) adalah material bahan penyusun
beton yang digunakan untuk menangkap udara, juga
bahan tambah pengurang air (water-reducing admixture),
yaitu bahan tambah yang berfungsi mengurangi jumlah air
dalam campuran beton untuk menghasilkan beton dengan
konsistensi tertentu. Baik bahan tambah penangkap udara
dan bahan tambah pengurang air dikategorikan ke dalam
bahan kimia permukaan-aktif (surface-active chemicals)
yang sering disebut dengan surfaktan (surfactant).

BAHAN TAMBAH MINERAL

19
05/04/2021

BAHAN TAMBAH MINERAL

Bahan tambah mineral didefiniskan sebagai material


yang mengandung silika, yang ditambahkan ke dalam
campuran beton dalam jumlah yang besar, sekitar 20-
100% dari berat semen, sering disebut sebagai pozzolan.
Sebagian pozzolan digunakan dalam bentuk bahan mentah,
atau diaktivasi secara termal terlebih dahulu. Saat ini,
produk sampingan (by product) dari industri telah
menghasilkan bahan tambah mineral.
RockTron membagi jenis pozzolan menurut asalnya
menjadi dua kategori yaitu pozzolan alam dan pozzolan
artifisial.
Gibbons mengklasifikasikan pozzolan menurut asal dan
sifatnya menjadi 6 jenis.

BAHAN TAMBAH MINERAL

Pozzolan memiliki mutu yang baik jika jumlah kadar


SiO2 + Al2O3 + Fe2O3 tinggi dan sangat reaktif dengan
kapur. ASTM C618 membedakan mutu pozzolan sebagai
berikut :
1. Tipe N, pozzolan alam atau hasil pembakaran. Pozollan
alam yang termasuk dalam jenis ini adalah tanah
diatomic, ophaline cherts, sales, tuff, abu vulkanik atau
purnicite yang diproses dengan atau tanpa
pembakaran. Di samping itu, yang termasuk dalam tipe
ini adalah berbagai material hasil pembakaran yang
mempunyai sifat pembakaran yg baik.

20
05/04/2021

BAHAN TAMBAH MINERAL

2. Tipe C, abu terbang (fly ash) yang mengandung CaO di


atas 10% yang dihasilkan dari pembakaran lignite atau
subbitumen batubara.
3. Tipe F, abu terbang (fly ash) yang mengandung CaO di
atas 10% yang dihasilkan dari pembakaran anthracite
atau bitumen batubara.

BAHAN TAMBAH MINERAL

Dalam hal proses pembentukannya, ASTM C593


membedakan jenis pozzolan sebagai berikut :
1. Pozzolan alam, merupakan material alam hasil
sedimentasi dari abu atau lava gunung berapi yang
mengandung silica aktif, yang bila dicampur dengan
kapur padam akan menghasilkan pemuaian.
2. Pozzolan buatan
a. Abu terbang (fly ash), merupakan hasil pemisahan
sisa pembakaran yang halus dari pembakaran
batubara yang dialirkan dari ruang pembakaran
melalui ketel berupa semburan asap.
b. Abu sekam padi (rice husk ash), merupakan limbah
dari tanaman padi.

21
05/04/2021

BAHAN TAMBAH MINERAL

Semen yang memakai pozzolan akan memiliki sifat-sifat


sebagai berikut :
1. Panas hidrasi akan turun karena pozzolan akan
mengurangi kandungan C3A di dalam semen.
2. Faktor air semen akan meningkat dengan adanya
pozzolan.
3. Kemudahan pengerjaan beton yang memakai semen
pozzolan akan meningkat.
4. Mempercepat waktu pengikatan.
5. Meningkatkan kekuatan beton.

INOVASI BAHAN TAMBAH

22
05/04/2021

BAHAN TAMBAH MINERAL

Berbagai inovasi bahan tambah telah dilakukan sejak


beberapa dekade terakhir.

Penelitian 1 :
Inovasi pozzolan alam jenis balsatic pumice yang
berasal dari wilayah Cukurova dimanfaatkan dengan baik di
Turki. Binici, et. al. meneliti tentang panas hirasi awal dari
semen-campuran (blendedcement) yang mengandung
ground granulated-blast furnace slag (GGBF) dan ground
balsatic pumice (GBP).

BAHAN TAMBAH MINERAL

Berbagai inovasi bahan tambah telah dilakukan sejak


beberapa dekade terakhir.

Penelitian 2 :
Susilorini, 2003; Susilorini, et. al, 2002; Pramono dan
Wibowo, 2002; Setiawan dan Purnomo, 2002 menunjukkan
bahwa trass Muria Kudus dapat dimanfaatkan sebagai
agregat alternatif untuk menggantikan agregat halus pasir
Muntilan dalam campuran beton dengan komposisi
tertentu.

23
05/04/2021

LATIHAN SOAL

1. Jelaskan tentang peranan bahan tambah dalam industri


beton dan beton siap pakai (ready mix) !
2. Jelaskan mengenai jenis-jenis bahan tambah dan fungsi
penggunaannya !
3. Bandingkan peranan bahan tambah pemerlambat
dengan peranan superplasticizer pada beton !
4. Jelaskan pentingnya aplikasi pozzolan pada campuran
beton !

DURABILITAS BETON

24
05/04/2021

DURABILITAS BETON

ACI Committee 201 mendefinisikan durabilitas beton


dengan semen Portland sebagai kemampuan beton untuk
menahan cuaca, serangan kimia, abrasi, atau proses
pengrusakan lain; dengan demikian durabilitas beton akan
mempertahankan bentuk asli, kualitas, dan kemampuan
layan saat terekspose di lingkungan.

DURABILITAS BETON

25
05/04/2021

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DURABILITAS


BETON

Durabilitas beton sangat dipengaruhi oleh berbagai hal,


antara lain permeabilitas beton, kerusakan alamiah (fisik)
dan kerusakan kimia, pengaruh cuaca, serta korosi pada
tulangan baja yang tertanam di dalam beton. Lingkungan
agresif sangat berperan dalam menurunkan kinerja
durabilitas beton.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DURABILITAS


BETON

26
05/04/2021

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DURABILITAS


BETON

PERMEABILITAS BETON

Salah satu tolok ukur dalam durabilitas beton adalah


permeabilitas. Permeabilitas didefinisikan sebagai sifat yang
menyatakan laju aliran cairan dalam benda padat berporus.
Dalam hal beton, adanya agregat dengan permeabilitas
rendah dalam pasta semen diharapkan dapat mengurangi
permeabilitas sistem karena partikel agregat harus
memotong saluran tempat mengalirnya cairan dalam pasta
semen.

27
05/04/2021

BETON YANG TERKARBONASI

Karbonisasi pada beton merupakan proses penetrasi


dari CO2 dari udara ke dalam beton dan bereaksi dengan
Ca(OH)2 dan membentuk CaCO3.

SUSUT PADA BETON

Susut (shrinkage) pada beton menjadi salah satu


penyebab retak dan menurunnya kinerja beton. Susut
dapat diakibatkan oleh susut kering (drying shrinkage) dan
susut akibat karbonasi (carbonation shrinkage).

28
05/04/2021

BETON PASCA BAKAR

Kebakaran membawa dampak yang serius terhadap


bangunan gedung yang terbuat dari beton. Secara umum,
material beton relatif lebih tahan api dibandingkan kayu
dan plastik, juga baja. Namun demikian, untuk
memberikan kinerja durabilitas terhadap api yang
signifikan, tetap diperlukan beberapa persyaratan untuk
durabilitas beton pasca bakar yang memadai.
Komposisi bahan penyusun beton sangat penting untuk
diperhatikan dalam hal durabilitas beton pasca bakar
karena pasta semen dan agregat mengandung komponen
yang dapat berdekomposisi setelah pemanasan. Di
samping itu, beberapa aspek dari beton seperti
permeabilitas, dimensi elemen, laju peningkatan suhu,
menjadi faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam beton
pasca bakar.

BETON PASCA BAKAR

29
05/04/2021

SERANGAN-SERANGAN YANG MEMPENGARUHI


DURABILITAS BETON

Serangan-serangan kimiawi terhadap beton sangat


mempengaruhi durabilitas beton, antara lain serangan
sulfat, serangan asam, serangan alkali, dan serangan air
laut.

SERANGAN-SERANGAN YANG MEMPENGARUHI


DURABILITAS BETON

Jenis serangan kimia yang lain adalah serangan asam.


Beton tidak sepenuhnya tahan terhadap serangan asam.
Asam, baik dalam konsentrasi kecil maupun besar, cepat
atau lambat akan mendisintegrasi beton. Senyawa yang
paling rentan terhadap serangan asam adalah Ca(OH)2.
Seranngan asam ini akan sangat merusak jika pH di bawah
4.5.

30
05/04/2021

SERANGAN-SERANGAN YANG MEMPENGARUHI


DURABILITAS BETON

Jenis serangan kimiawi yang lain adalah serangan alkali.


Serangan alkali merupakan reaksi antara ion-ion hidroksil
dengan pori-pori air dalam beton dan jenis bebatuan
mineral tertentu yang timbul dan menjadi bagian dari
agregat. Serangan alkali menghasilkan pengembangan
volume dan pola retak tipikal dengan lebar retak berkisar
0.1-10 mm.

SERANGAN-SERANGAN YANG MEMPENGARUHI


DURABILITAS BETON

Serangan air laut umumnya menjadi salah satu


penyebab dari menurunnya durabilitas beton di lingkungan
pantai maupun lepas pantai. Berbagai senyawa kimia yang
terkandung dalam air laut maupun organisme laut dapat
merusak konstruksi beton.

31
05/04/2021

TUGAS

Buatlah kelompok yang beranggotakan masing-masing


2-3 orang, kemudian carilah jurnal nasional atau
internasional (tahun 2016-2021) mengenai Inovasi Material
Beton yang saat ini banyak diteliti untuk penggunaannya.
Reviewlah jurnal yang didapatkan oleh kelompok masing-
masing mengenai :
1. Latar Belakang
2. Tujuan
3. Metode
4. Hasil
5. Kelebihan dan Kekurangan
6. Kesimpulan
Uraikan pembahasan diatas dalam bentuk tayangan
presentasi (PPT) dan dipresentasikan pada minggu ke 8.

CONTOH JURNAL (UNTUK TUGAS)

32
Wahyu Hudha P, Seno Darma Setyawan, Claudia Stefani S/Potensi (Proyek Teknik Sipil) Vol 2 ( 2 ), 2019, 24-30

OPEN ACCESS

Jurnal Proyek Teknik Sipil


Vol 2 (2), 2019, 24-30.
E-ISSN 2654-4482
https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/potensi

INOVASI HIGH EARLY STRENGTH CONCRETE DENGAN PEMANFAATAN
LIMBAH BATU GRANIT, CANGKANG KERANG DAN FLY ASH
Wahyu Hudha Prasetya-1a, Seno Darma Setyawan-2b, Claudia Stefani Santosa-3c
SS-02 ADYATMA, Surakarta, Indonesia

Corresponding Author: Abstract: Environmentally friendly concrete is concrete composed of


SS-02 ADYATMA materials that do not damage the environment. The need for the use of
Email:
hudhaprasetya2@gmail.com environmentally friendly materials in the manufacture of high quality
concrete that is environmentally friendly needs to be continuously developed.
Keywords: To realize the concept of environmentally friendly and high-quality concrete
Concrete, granite waste,
in the concrete experiment this time used granite broken waste as a partial
conch shells, fly ash
aggregate of coarse aggregate, as well as shell and powder ash shells as a
partial cement substituent. Using waste that is not appropriate and is
converted into an appropriate substitute material is expected to produce high
quality concrete and environmentally friendly concept, because the use of
unused waste is expected to reduce the amount of waste that is around the
Surakarta area. With the use of granite fragments, shells and fly ash, the
compressive strength is targeted at 1 day of age is 22 MPa and 28 days is 47
MPa. The mix design method used is the SNI method (Indonesian National
Standard). Mix design in the manufacture of environmentally friendly
concrete refers to the use of granite broken rock waste as a partial
substituent of coarse aggregate, the use of shell shell waste of 7.5% of the
total cement weight, and the use of fly ash by 25% of the total cement weight.
With FAS of 0.3%, and the use of admixture in the form of Superplasticizer of
0.6% to accelerate the achievement of quality earlier in the first week.

Copyright © 2018 POTENSI-UNDIP


1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Beton adalah material konstruksi yang sangat sering digunakan oleh masyarakat untuk
melakukan pembangunan. Seiring dengan kebutuhan akan beton yang kuat, penelitian di bidang
teknologi beton terus dilakukan. Salah satunya mengenai beton ramah lingkungan bermutu tinggi
serta ekonomis. Unsur terpenting dalam pembuatan beton mutu tinggi adalah komposisi bahan dan
inovasi pada materialnya sehingga diperoleh beton sesuai dengan kriteria yang telah direncanakan.
Disamping itu dalam pemilihan inovasi material harus mempertimbangkan aspek lingkungan dan
aspek ekonomis serta material yang dipilih harus memiliki ketahanan dan kekuatan yang tinggi
sehingga inovasi beton kuat tekan awal tinggi dan ekonomis dapat tercapai.
Dalam hal ini inovasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan limbah pecahan batu granit
untuk subtituen parsial agregat kasar. Hal ini di dukung dengan banyaknya industri produk granit di
daerah Surakarta yang menghasilkan banyak bongkahan limbah pecahan granit. Salah satunya dari CV.
Solo Marmer daerah Banjarsari, Kota Surakarta.
Inovasi Selanjutnya adalah dengan penambahan limbah cangkang kerang sebagai subtituen
parsial semen yang diolah menjadi bentuk serbuk. Sebagaimana diketahui serbuk cangkang kerang
memiliki senyawa CaCO3 95.69 % (Sirigar, 2009) seperti yang terkandung dalam semen, maka serbuk
cangkang kerang dapat digunakan sebagai bahan substitusi parsial semen.
Selain itu, penggunaan fly ash sebagai subtituen parsial semen dilakukan guna meningkatkan
kemampuan kerja beton. Telah umum diketahui bahwa fly ash sebagai sisa pembakaran batu bara
banyak dipakai sebagai material pengganti semen pada produksi beton karena memiliki kadar silika
cukup tinggi yang dapat meningkatkan kuat tekan beton.
24
E-ISSN 2654-4482, available online at: http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/potensi
Wahyu Hudha P, Seno Darma Setyawan, Claudia Stefani S/Potensi (Proyek Teknik Sipil) Vol 2 ( 2 ), 2019, 24-30

Peneliatian ini dimaksudkan untuk mengurangi keberadaan limbah batu granit, cangkang kerang
dan fly ash khususnya di wilayah Surakarta, karena apabila dibiarkan akan mencemari lingkungan dan
masalah kesehatan. Diharapkan dengan mengurangi keberadaan limbah tersebut, lingkungan akan
terbebas dari pencemaran lingkungan sehingga tercipta lingkungan yang bersih dan sehat. Potensi
inilah yang kemudian menjadi bahan penelitian pengolahan limbah menjadi beton ramah lingkungan
bermutu tinggi. Penelitian ini juga untuk mengkaji pengaruh penggunaan limbah pecahan batu granit,
serbuk cangkang kerang dan fly ash sebagai bahan tambah pembuatan beton ramah lingkungan
bermutu tinggi
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan dalam proposal ini adalah sebagai
berikut :
1. Mengetahui pengaruh penggunaan limbah batu granit sebagai subtituen parsial kerikil dan
cangkang kerang serta fly ash sebagai subtituen parsial semen dalam inovasi beton terhadap
lingkungan.
2. Mengetahui perbandingan biaya produksi antara beton inovasi dengan beton normal.
3. Mengetahui pengaplikasian beton inovasi mutu tinggi dengan limbah granit, serbuk cangkang
kerang, serta fly ash di lapangan.
2. DATA DAN METODE
2.1 Konsep Beton dengan Material Limbah Berkelanjutan
Penggunaan material agregat kerikil dan pasir, yang merupakan bahan penyusun utama beton,
sekitar 80%, apabila penambangannya tidak terkendali dan serampangan, tentu akan menimbulkan
degradasi lingkungan yang cukup besar. Oleh karena itu, saat ini perlu dipikirkan penggunaan material
penyusun beton yang dibuat dengan konsep ramah lingkungan. Atau diupayakan material lain yang
mempunyai karakteristik, performa dan kekuatan yang menyamai material beton tapi juga ramah
lingkungan.
Menurut (Mallick dan Severn, (1967) pembuatan material penyusun beton yang ramah
lingkungan ini dapat dilakukan dengan mewujudkan 3 (tiga) usaha kelangsungan dan konservasi
lingkungan, yaitu: (1) pengurangan emisi gas rumah kaca (terbesar adalah CO2), (2) efisiensi energi
dan material dasar, (3) penggunaan material buangan/waste, dan, pengurangan efek yang
mengganggu kesehatan/keselamatan pada pengguna konstruksi, baik yang timbul selama proses
konstruksi ataupun yang timbul selama operasi bangunan, dengan menggunakan Konsep 4R (Reduce,
Refurbish, Reuse and Recycle).
2.2 Superplasticizer
Menurut ASTM C494 dan British Standard 5075, Superplasticizer adalah bahan kimia tambahan
pengurang air yang sangat efektif. Penambahan Superplasticizer diperoleh adukan dengan faktor air
semen lebih rendah pada nilai kekentalan adukan yang sama atau diperoleh adukan dengan
kekentalan lebih encer dengan faktor air semen yang sama, sehingga kuat tekan beton lebih tinggi.
Superplasticizer Tipe F (High Range Water Reducer) merupakan bahan kimia yang berfungsi
mengurangi air sampai 12 % atau bahkan lebih.
2.3 Inovasi Limbah Granit
Granit merupakan jenis batuan beku yang berasal dari dalam perut bumi (muntahan magma)
yang terdiri dari elemen kuarsa dan feldspar, sedangkan mineral lainnya dalam jumlah kecil seperti
biotit, muskovit, hornblende, dan piroksen. Dalam bidang industri, pemanfaatan batuan Granit banyak
dipakai dalam pembuatan keramik (Bayrak dan Yilmaz, 2014) dan bahan beku pembuatan batu hias,
lantai ataupun ornamen dinding. Penyebaran batu granit di Indonesia cukup luas, terutama di daerah
Indonesia bagian barat (Buku Ensiklopedia pelajar dan umum).
Granit dengan karakteristik memiliki butiran yang kasar dan mempunyai kepadatan yang lebih
keras dari marmer. Kepadatan tersebut memungkinkan granit untuk tahan terhadap erosi dan abrasi,
mampu menahan beban yang berat, menjadikan beton lebih kedap dan awet, serta tahan terhadap
pelapukan batuan (Ilmu Geografi.com). Inovasi dari limbah pecahan granit ini adalah untuk
memanfaatkan limbah pecahan granit sebagai subtituen parsial kerikil sehingga memberi nilai tambah
terhadap limbah pecahan granit tersebut, kelebihan penggunaannya adalah selain mendapat kuat
tekan yang besar juga dapat memanfaatkan limbah untuk mengurangi penggunaan bahan segar serta
lebih ekonomis. Limbah granit memiliki tingkat abrasi yang rendah sehingga limbah granit dapat

25
E-ISSN 2654-4482, available online at: http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/potensi
Wahyu Hudha P, Seno Darma Setyawan, Claudia Stefani S/Potensi (Proyek Teknik Sipil) Vol 2 ( 2 ), 2019, 24-30

digunakan sebagai subtituen parsial agregat kasar. Limbah granit memiliki daya dukung untuk kuat
tekan beton sehingga beton dapat memiliki kuat tekan yang tinggi.


Gambar 1 Limbah Pecahan Batu Granit (dokumentasi 2019)

2.4 Limbah Cangkang Kerang
Kerang adalah hewan air yang termasuk hewan bertubuh lunak (moluska) dengan sepasang
cangkang (bivalvia). Mengacu pada data statistic Kementrian Kelautan dan Perikanan tahun 2012,
Indonesia menghasilkan 50.460 ton per tahun. Dari hasil analisa senyawa yang terkandung pada
serbuk cangkang kerang juga terdapat pada senyawa semen (Siregar, 2009).
Dari hasil analisa senyawa yang terkandung pada serbuk cangkang kerang juga terdapat senyawa
semen (Siregar, 2009). Limbah cangkang kerang mengandung CaCO3 sebesar 95,69% sehingga
cangkang kerang dapat digunakan sebagai substisusi parsial semen. Selain itu, di Surakarta
menghasilkan limbah cangkang kerang yang belum dimanfaatkan secara maksimal.


Gambar 2 Limbah Cangkang Kerang (dokumentasi 2019)


Tabel 1. Kandungan Senyawa Kimia Serbuk Cangkang Kerang (Sumber: Shinta Marito, 2012)

Senyawa Kimia Kandungan (%)
CaCO3 95,69

SiO2 0,22
Fe2O3 1,00

MgO 3,08

Al2O3 0,01

2.5 Fly Ash


Fly ash / Abu terbang merupakan salah satu jenis pozzolan yaitu bahan alam atau buatan yang
sebagian besar terdiri dari unsur-unsur silikat dan aluminat yang reaktif (Kardiyono, 2007). Produksi
abu terbang batu bara (fly ash) di dunia pada tahun 2000 diperkirakan berjumlah 349 milyar ton.
Penyumbang produksi abu terbang batu bara terbesar adalah pada sektor pembangkit listrik. Produksi
abu terbang jenis ini di Indonesia terus meningkat, pada tahun 2000 jumlahnya mencapai 1,66 milyar
ton dan diperkirakan mencapai 2 milyar ton pada tahun 2006 (Marinda Putri, 2012).

26
E-ISSN 2654-4482, available online at: http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/potensi
Wahyu Hudha P, Seno Darma Setyawan, Claudia Stefani S/Potensi (Proyek Teknik Sipil) Vol 2 ( 2 ), 2019, 24-30

Fly ash batu bara mengandung unsur kimia antara lain silika (SiO2), alumina (Al2O3), fero oksida
(Fe2O3) dan kalsium oksida (CaO), juga mengandung unsur tambahan lain yaitu magnesium oksida
(MgO), titanium oksida (TiO2), alkalin (Na2O dan K2O), sulfur trioksida (SO3), pospor oksida (P2O5)
dan karbon. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat fisik, kimia dan teknis dari fly ash adalah tipe batu
bara, kemurnian batu bara, tingkat penghancuran, tipe pemanasan dan operasi, metoda penyimpanan
dan penimbunan (Wardani, 2008). Fly ash yang digunakan pada percobaan kali ini merupakan fly ash
yang dihasilkan dari pembakaran lignite dan subituminous. Fly ash mengandung CaO di atas 10% dan
kadar SiO2 + Al2O3 + Fe2O3 .










Gambar 3 Fly Ash (dokumentasi 2019)

2.6Metode Pengujian Material
Pengujian agregat halus mengacu pada SNI-03-1970-1990 mengenai berat jenis dan penyerapan
agregat halus, SNI 03-1968-1990 mengenai pengujian saringan agregat halus dan kasar, SNI-03-2816-
1992 mengenai pengujian kadar organik dalam pasir untuk campuran mortar dalam beton.
Sedangkan pengujian agregat kasar mengacu pada SNI 03-1968-1990 mengenai analisis saringan
agregat halus dan kasar, SNI-03-1969-1990 mengenai berat jenis agregat kasar dan penyerapan, SNI-
03-2417-1991 mengenai keausan agregat kasar.
2.7 Metode Perhitungan Mix Design
Dengan penggunaan limbah pecahan granit sebagai substituen parsial kerikil dan serbuk
cangkang kerang serta fly ash sebagai substituen parsial semen ditargetkan kuat tekan umur 1 hari
sebesar ≥ 22 MPa dan 28 hari sebesar ≥47 MPa. Metode mix design yang digunakan pada penelitian
kali ini mengacu pada SNI 03-6468-2000.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Data Uji Material yang Digunakan

a. Kerikil
Tabel 2. Data Pengujian Kerikil
No. Pengujian Agregat Hasil pengujian

1. Kadar lumpur 0,4%


2. Berat jenis 2,67 gr/cm3

3. Berat jenis SSD 2,71 gr/cm3

4. Resapan (absorpsi) 1,28%


5. Ukuran maksimal 25 mm

6. Modulus kehalusan 6,54


7. Nilai abrasi 21,18%

27
E-ISSN 2654-4482, available online at: http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/potensi
Wahyu Hudha P, Seno Darma Setyawan, Claudia Stefani S/Potensi (Proyek Teknik Sipil) Vol 2 ( 2 ), 2019, 24-30

b. Limbah Batu Granit


Tabel 3. Data Pengujian Limbah Batu Granit
No. Pengujian Agregat Hasil Pengujian
1. Kadar lumpur 0%

2. Berat jenis 3,017 gr/cm3

3. Berat jenis SSD 3,027 gr/cm3


4. Resapan (absorpsi) 0,33%
5. Ukuran maksimal 25 mm
6. Modulus kehalusan 6,21

7. Nilai abrasi 19,68%



c. Agregat Halus
Tabel 4. Data Pengujian Agregat Halus / Pasir
No. Pengujian Agregat Hasil Pengujian

1. Kadar lumpur 1%
2. Persentase zat organik Organic 0-10%

3. Berat jenis 2,51 gr/cm3

4. Berat jenis SSD 2,55 gr/cm3

5. Resapan (absorpsi) 1,62%


6. Ukuran maksimal 2,36 mm

7. Modulus kehalusan 2,68



3.2. Proporsi Bahan Tambah pada Campuran Beton
Berdasarkan trial and test yang telah dilakukan di Laboratorium Bahan Bangunan Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta dihasilkan inovasi beton mutu tinggi dengan mutu f’c ≥47 MPa
pada umur 28 hari dengan pemanfaatan limbah batu granit, serbuk cangkang kerang dan Fly Ash.
Penggunaan optimum serbuk cangkang kerang dan Fly Ash sebagai subtituen parsial semen pada
beton inovasi sebesar 32,5% dan penggunaan semen yang dibatasi yaitu sebesar 300 Kg/m3. Selain itu
penggunaan optimum pecahan batu granit sebagai subtituen parsial agregat kasar sebesar 60%. Kadar
campuran optimum dari material-material inovasi untuk beton inovasi yang dibuat tercantum pada
tabel 5.

Tabel 5. Hasil Pengujian Kadar Optimum Campuran Beton Inovasi
Kuat Tekan 1
Kode Proporsi Agregat Kasar Proporsi Semen
hari (Mpa)
B1 Kerikil 100 % Semen 100% 15,67
B2 Kerikil 30% + Granit 70% Kerang 5% + Fly ash 10% 16,56
B3 Kerikil 30% + Granit 70% Kerang 10% + Fly ash 15% 16,80
B4 Kerikil 25% + Granit 75% Kerang 7,5% + Fly ash 15% 20,55
B5 Kerikil 25% + Granit 75% Kerang 10% + Fly ash 15% 17,98
B6 Kerikil 40% + Granit 60% Kerang 7,5% + Fly ash 25% 23,40
B7 Kerikil 40% + Granit 60% Kerang 10% + Fly ash 25% 22,03
B8 Kerikil 70% + Granit 30% Kerang 10% + Fly ash 15% 14,77
B9 Kerikil 50% + Granit 50% Kerang 15% + Fly ash 25% 16,89

28
E-ISSN 2654-4482, available online at: http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/potensi
Wahyu Hudha P, Seno Darma Setyawan, Claudia Stefani S/Potensi (Proyek Teknik Sipil) Vol 2 ( 2 ), 2019, 24-30

3.3. Rancangan Anggaran Biaya Pembuatan Beton per m3


Adapun rencana anggaran biaya dalam pembuatan 1 m³ beton inovasi dengan menggunakan
limbah granit, serbuk cangkang kerang, dan fly ash sebagai material tambahan seperti pada tabel
berikut ini :

Tabel 6. Rencana Anggaran Biaya Pembuatan Beton

Harga Proporsi Jumlah Harga
Nama Bahan Satuan
Satuan Inovasi Normal Inovasi Normal
Semen Kg Rp 1.200 300,00 445 Rp 360.000 Rp 533.400
Pasir m3 Rp 250.000 0,564 0,571 Rp 140.887 Rp 142.756

Kerikil m3 Rp 260.000 0,263 0,666 Rp 68.389 Rp 173.241

Serbuk
Cangkang Kg Rp 300 33,34 - Rp 10.002 -
Kerang

Fly Ash Kg Rp 300 111,13 - Rp 33.339 -


Granit Kg Rp 75.000 0,430 - Rp 32.275 -

Air SPAM Liter Rp 50 133,35 133,35 Rp 6.668 Rp 6.668

SP Liter Rp 75.000 2,67 2,67 Rp 200.025 Rp 200.025

Total Harga / m3 Rp 851.585 Rp 1.056.090


Data di atas didapatkan biaya pada pembuatan beton inovasi serbuk cangkang kerang, Fly ash,
dan Granit yaitu dengan total biaya Rp 851.585/m3. Apabila dibandingkan dengan biaya pembuatan
beton normal yang pada umumnya digunakan yaitu dengan total pengeluaran sebesar Rp
1.056.090/m3 sehingga dari beton inovasi bisa menghemat pengeluaran sebesar Rp 204.505/m3
3.4. Pengaplikasian dan Keunggulan Beton di Lapangan
Kekuatan beton yang direncanakan adalah ≥47 Mpa dengan Slump 8±2 cm yang dapat
diaplikasikan dalam pekerjaan konstruksi untuk membangun struktur bagian atas dari jembatan,
fondasi gedung, beton pracetak dan prategang seperti tiang pancang dan girder.
Beton mutu tinggi yang diaplikasikan pada komponen struktur bangunan gedung bertingkat
tinggi yang memiliki lebih dari 30 lantai tidak hanya berfungsi untuk menahan beban besar saja,
melainkan juga dapat memperkecil dimensi kolom dan balok yang direncanakan. Dimensi kolom dan
balok yang lebih kecil membuat beban mati dari struktur utama (dead load) juga semakin kecil. Selain
itu semakin kecilnya kolom dan balok juga memberikan keuntungan pada aspek ekonomi.
Adapun keunggulan dari beton inovasi ini antara lain:
1. Abu cangkang kerang mengandung kalsium karbonat yang dapat meningkatkan ikatan antara
agregat halus dan agregat kasar sehingga berpengaruh terhadap bertambahnya kuat tekan
beton.
2. Penggunaan fly ash pada beton memberikan kekuatan yang lebih tinggi.
3. Granit memiliki tingkat abrasi yang rendah sehingga dapat mendukung kuat tekan beton.
4. Bahan inovasi yang digunakan merupakan limbah yang mudah didapatkan, dengan digunakan
limbah cangkang kerang, fly ash, dan pecahan granit sebagai bahan pembuatan beton, akan
menambah nilai ekonomi limbah tersebut sekaligus membantu mengurangi pencemaran
lingkungan.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan dapat ditarik kesimpulan, yaitu :
1. Beton inovasi lebih ramah lingkungan karena menggunakan bahan limbah yang tidak terpakai,
sehingga dapat mengurangi limbah daerah yang menganggu keberlangsungan lingkungan.

29
E-ISSN 2654-4482, available online at: http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/potensi
Wahyu Hudha P, Seno Darma Setyawan, Claudia Stefani S/Potensi (Proyek Teknik Sipil) Vol 2 ( 2 ), 2019, 24-30

2. Dari perhitungan anggaran biaya yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan
limbah granit sebagai subtituen parsial agregat kasar, serta limbah cangkang kerang dan fly
ash sebagai penambah semen dapat menghemat biaya pengeluaran sebesar Rp 204.505/m3.
3. Kekuatan beton 28 hari yang direncanakan adalah ≥47 Mpa dengan slump 8±2 cm dapat
diaplikasikan dalam pekerjaan konstruksi untuk membangun struktur bagian atas dari
jembatan, fondasi gedung, beton pracetak dan prategang seperti tiang pancang dan girder.

5. UCAPAN TERIMA KASIH
Terimakasih penulis ucapkan kepada :
1. Allah SWT,
2. Teman-teman Semar Solid,
3. Teman-teman HMDS Fondasi UNS,
4. Panitia DISCO UNDIP 2019.

6. REFERENSI
Tjokrodimuljo, K. (2007). Teknologi beton. Biro Penerbit Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UGM,
Yogyakarta.
Mallick, D.V. dan Severn, R.T., (1967), "The Behaviour of Infilled Frames Under Static Loading",
Institution of Civil Engineering, Vol. 38.
ASTM C494/C494M-04 (2004). Standard and Specification for chemical admixtures for concrete,
Annual Book of ASTM Standards, Vol.04.02.2004.
Bayrak, G., & Yilmaz, S. (2014). Granite based glass-ceramic materials. Acta Phys. Pol. A, 125(2), 623-
625.
BSI (1985) BS EN 5075-3, Concrete admixture, Part 3: Specifications for superplasticizer admixture,
British Standards Institution, London, 1-16.
Siregar, S. M. (2009). Pemanfaatan kulit kerang dan resin epoksi terhadap karakteristik beton polimer
(Master's thesis).
SNI 03–2816, (1992). Metode Pengujian Kotoran Organik Dalam Pasir Untuk Campuran Mortar Atau
Beton, Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta.
SNI 03-2417 (1991). Metode Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin Abrasi Los Angeles., Yayasan
Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta.
SNI 03–1969 (1990). 1990 Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat kasar, Yayasan
Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta.
SNI 03–6468 (2000). Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Mutu Tinggi., Yayasan Badan
Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta.

30
E-ISSN 2654-4482, available online at: http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/potensi

Anda mungkin juga menyukai