Anda di halaman 1dari 44

MODUL 6 & 7 : BAHAN SEMEN & BETON

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASILA

TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 1


SEMEN & BETON

Sekarang ini penggunaan material beton bertulang sebagai struktur utama


bangunan rumah, gedung, jembatan dan struktur lainnya semakin meluas
pengunaannya. Mengingat sebagian besar wilayah Republik Indonesia
merupakan daerah rawan gempa, tuntutan penguasaan teknologi
konstruksi tahan gempa menjadi suatu hal yang tidak dapat dihindarkan,
termasuk di dalamnya struktur beton bertulang tahan gempa.

Berdasarkan SNI 03-2847-2002, material beton yang dapat digunakan


dalam konstruksi bangunan tahan gempa adalah beton dengan kuat tekan
minimal mencapai 20 MPa (200 kg/cm2) dengan benda uji silinder, atau
(200/0,83=241 kg/cm2) jika digunakan benda uji kubus

Dalam perkembangannya banyak ditemukan beton baru hasil modifikasi,


seperti beton ringan, beton semprot (eng: shotcrete), beton fiber, beton
berkekuatan tinggi, beton berkekuatan sangat tinggi, beton mampat
sendiri (eng: self compacted concrete) dll. Saat ini beton merupakan bahan
bangunan yang paling banyak dipakai di dunia.
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 2
Beton didefinisikan sebagai sebuah bahan yang diperoleh
dengan mencampurkan agregat halus (pasir), agregat
kasar (kerikil / batu pecah), semen, air, dan bahan
tambahan lain (admixtures) bila diperlukan dan telah
mengeras yang membentuk suatu masa yang sangat mirip
seperti batu

Beton dapat digunakan untuk membuat pondasi, balok,


tiang, plat cangkang, plat lantai. dll

Jenis Beton yaitu :


a.beton normal
b.beton bertulang
c.beton pratekan
d.beton komposit

Parameter-parameter yang mempengaruhi kekuatan beton adalah :


a. kualitas semen (PC)
b. proporsi semen dalam campuran beton
c. kekuatan dan kebersihan agregat
d. ikatan/ adesi anatara pasta, semen dan agregat
e. pencampuran yang cukup dari bahan-bahan pembentuk beton
f. pemdatan beton dan perwatan
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 3
Sumber: ilmu-konstruksi.blogspot.com/2012/11/pengertian-beton-jenis-beton
MODUL 6 : SEMEN

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASILA

TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 4


SEMEN
Kata semen berasal dari bahasa latin (Cement)
“cementum” yang berarti bahan
pengikat. Pengertian yang lebih luas
adalah material plastis yang dapat
memberikan sifat perekat dantara batu- Abad 18 dan 19 para ahli fisika dan
batuan dalam konstruksi bangunan. kimia membuat semen yang
Semen sudah dikeal sejak jaman dahulu bermutu lebih baik. Tahun 1824
dengan ditemukannya semacam seorang tukang batu Inggris
batuan alam yang dapat dikalsinasi bernama Joseph Aspidin, berhasil
menghasilkan suatu produk yang membuat semen
mengeras dengan penambahan air. dengan mengkalsinasi batu kapur
Bangsa Mesir misalnya, sudah argilaceo yang dicampur dengan
menggunakan menggunakan bahan tanah liat. Semen ini
semacam semen untuk konstruksi dinamakan “Portland” karena
bangunan piramidnya. beton yang dibuat dengan semen
Sedangkan bangsa Yunani dan Roma ini sangat menyerupai batu
wi menggunakan abu vulkanik yang bangunan yang terkenal yang
dicampur dengan kapur untuk dijadikan terdapat di pulau Portland,
semen Inggris. (G.T. Austin, ,1985)

TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 5


JENIS SEMEN PORTLAND PUTIH
Semen ini dibuat dengan membatasai jumlah kandungan besi
SEMEN sehingga produknya berwarna putih, untuk itu diperlukan
kapur dan tanah liat yang murni agar tidak terjadi pengotoran
Berdasarkan oleh besi.
bahan campur SEMEN ALUMINA TINGGI
Semen ini pada dasarnya adalah Semen Kalsium Aluminat
yang dibuat dengan melebur campuran campuran batu kapur
dan bauksit.
SEMEN SILIKAT
Semen silikat yang penuh silika dan set secara kimia tahan
terhadap segala macam asam anorganik dalam segala
konsentrasi, kecuali asam fluoride.
Kandungan kimia SEMEN SLAG
•Trikalsium silikat Semen ini diperoleh dari terak semen portland yang dicampur
•Dikalsium silikat dengan butir-butir slag pada temperatur tinggi kemudian
•Trikalsium aluminat didinginkan secara tepat.
•Tetrakalsium aluminofe SEMEN POZZOLAN
•Gipsum Semen ini diperoleh denga menggiling terak. Semen portland
dengan trass sebagai bahan pozzolannya.
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 6
JENIS SEMEN (CEMENT TYPE)
SEMEN PORTLAND
Merupakan semen hidrolik yang diperoleh dengan
menggiling terak yang terutama terdiri dari kalsium
silikat hidrolik dengan satu atau lebih bahan
tambahan biasanya gypsum. Berdasarkan banyaknya
presentase kadar masing-masing komponen ASTM
(American Society of Testing Material) C 150 – 95
membagi 5 macam type semen portland. Kelima type
tersebut ,yaitu:
1. Ordinary Portland Cement (Semen tipe 1)
Semen Portland tipe 1 ini biasanya digunakan untuk
bangunan biasa yang tidak memerlukan ketentuan
khusus.
2. Moderate Heat Cement (Semen Tipe 2)
Semen ini digunakan dalam situasi yang
memerlukan kalor hidrasi yang tidak terlalu tinggi
atau untuk bangunan beton biasa yang dapat
terkena aksi sulfat yang sedang.
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 7
3. High Early Strenght Cement (Semen Tipe 3)
Semen dengan kekuatan awal tinggi yang terbentuk
dari bahan baku yang mengandung perbandingan
gamping-silika lebih tinggi Semen ini mengandung
trikalsium siikat lebih banyak dari semen portland
biasa.
4. Low Heat Cement (Semen tipe 4)
Semen portland kalor-rendah, persen
kandungan C3S dan C3A lebih rendah. Akibatnya
persen tetra kalsium aluminoferit (C4AF) lebih tinggi
karena adanya Fe2O3 yang ditambahkan untuk
mengurangi C3A.
5. Sulfat Resistance Cement (Semen tipe 5)
Semen portland tahan sulfat adalah semen yang
karena komposisinya atau cara pengolahannya, lebih
tahan terhadap sulfat dari pada keempat
jenis lainnya.
Semen ini mengandung C3A lebih rendah dari ketiga
semen lain. Akibatnya kandungan C4AF-nya lebih tinggi (G.T.
Austin, ,1985)
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 8
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 9
MODUL 7 : BETON

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASILA

TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 10


BETON

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, beton memiliki kuat tekan


yang tinggi namun kuat tarik yang lemah. Untuk kuat tekan, di
Indonesia sering digunakan satuan kg/cm² dengan simbol K untuk
benda uji kubus dan fc untuk benda uji silinder. Kuat hancur dari
beton sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1. Jenis dan kualitas semen
2. Jenis dan lekak lekul bidang permukaan agregat. Kenyataan
menunjukkan bahwa penggunaan agregat akan menghasilkan
beton dengan kuat tekan dan kuat tarik lebih besar daripada
penggunaan kerikil halus dari sungai.
3. Perawatan. Kehilangan kekuatan sampai dengan sekitar 40%
dapat terjadi bila pengeringan diadakan sebelum waktunya.
Perawatan adalah hal yang sangat penting pada pekerjaan
lapangan dan pada pembuatan benda uji.
4. Suhu. Pada umumnya kecepatan pengerasan beton bertambah
dengan bertambahnya suhu. Pada titik beku kuat tekan akan
tetap rendah untuk waktu yang lama.
5. Umur. Pada kekeadaan yang normal kekuatan beton bertambah
dengan umurnya.
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 11
KELEBIHAN & KEKURANGAN
Kelebihan dan Kekurangan Beton
Beton dalam keadaan mengeras akan sangat keras bagaikan batu dengan kekuatan
tinggi. tapi dalam keadaan segar beton seperti bubur sehingga mudah dibentuk sesuai
keinginan. beton juga sangat tahan terhadap serangan api juga sangat tahan terhadap
serangan korosi. sehingga secara umum kelebihan dan kekurangan beton adalah :
1. Kelebihan beton :
a. dapat dibentuk sesuai keinginan
b. mampu memikul beban tekan yang berat
c. tahan terhadap temperatur tinggi
d. biaya pemeliharaan rendah / kecil

2. Kekurangan beton
a. bentuk yang sudah dibuat sulit untuk diubah
b. pelaksanaa pekerjaan memerlukan ketelitian yang tinggi
c. berat
d. daya pantul suara besar
e. membutuhkan cetakan sebagai alat pembentuk
f. tidak memiliki kekuatan tarik
g. setelah dicampur beton segera mengeras
h. beton yang mengeras sebelum pengecoran tidak bisa di daur ulang
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 12
Sumber: ilmu-konstruksi.blogspot.com/2012/11/pengertian-beton-jenis-beton
KARAKTERISTIK BETON AKIBAT BEBAN

TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 13


CAMPURAN BETON
Berdasarkan teori beton konvensional yang mensyaratkan
proporsi campuran beton pada perbandingan volume dengan
proporsi 1 semen : 2 pasir : 3 batu pecah untuk beton biasa, dan
1 semen : 1,5 pasir : 2,5 batu pecah untuk beton kedap air,
menjadi suatu hal yang tidak dapat diterima, mengingat cara
tersebut diatas hanya aman untuk diterapkan pada beton
dengan kuat tekan kurang dari 20 MPa dan nilai slump tidak
boleh lebih dari 100 mm
Pembuatan campuran beton didasarkan perbandingan berat,
dihitung dengan suatu metode perhitungan baku, dengan
memperhatikan karakteristik untuk setiap bahan penyusunnya,
seperti diatur dalam SNI 03-2834-1993. Ini dimaksudkan agar
diperoleh beton yang memenuhi syarat:
1. Memenuhi kuat tekan minimal,
2. Kekentalan yang sesuai sehingga beton mudah diaduk,
dituang, dipadatkan, dan diratakan,
3. Tahan lama atau awet,
4. Tahan aus, dan
5. Nilai ekonomis TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 14
MUTU BETON
Memahami Perbedaan Mutu Beton K (kg/cm2) dan
Mutu Beton fc (Mpa)

penggunaan untuk istilah penyebutan kuat tekan beton di


lapangan memang masih menggunakan istilah K (kg/cm2)
mengacu pada PBI 1971 N.1.-2 (Peraturan Beton Bertulang
Indonesia), Sedangkan pada tahun 2002 telah di terbitkan
peraturan baru SNI 03-2847-2002 yang menggunakan istilah
untuk penyebutan kuat tekan beton dengan fc (mpa).
walaupun telah terbit peraturan baru SNI 03-2847-2002
yang menyebutkan kuat tekan beton dengan istilah fc
(mpa), namun kenyataanya di lapangan istilah kuat tekan
beton karakteristik K (kg/m2) masih sulit di tinggalkan.
Bahkan hampir di seluruh supplier Beton cor Readymix
masih menggunakan istilah K (Kg/m2). hal ini di sebabkan
para pelaku konstruksi masih susah beralih dari penyebutan
yang mengacu pada PBI yaitu K (Kg/m2) ke istilah fc (mpa).

Sumber : Mixreadymix.com
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 15
Perbedaan Sederhana Mutu beton K (Kg/m2) dan fc mpa
(N/mm2)
Mutu beton K adalah perhitungan kuat tekan beton
menggunakan perhitungan (kg/m2), sedangkan pada mutu
beton yang menggunakan istilah fc ialah perhitungan kuat tekan
beton dalam satuan mpa / megapascal (N/mm2).
Mutu beton K menggunakan benda sample kubus 15x15x15,
sedangkan pada mutu beton fc menggunakan benda sample
silinder 15 x 30.
Mutu beton K mengacu pada peraturan beton indonesia yang
lebih lama BI 1971 N.1.-2 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia),
sedangkan mutu beton fc mengacu pada peraturan terbaru SNI
03-2847-2002
perbandingan kuat tekan pada benda uji

Benda Uji Perbandingan Kekuatan Tekan


Kubus 15 x 15 x 15 1.00
Kubus 20 x 20 x 20 0.95
Silinder 015 x 30 0.83
Sumber : Mixreadymix.com TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 16
tabel konversi mutu beton K ke
KONVERSI MUTU BETON K mutu beton fc
(Kg/cm2) ke fc (mpa) MUTU BETON K MUTU BETON fc
(kg/cm2) (mpa)
jika pada pengujian mutu beton K K100 fc 8,3 mpa
menggunakan kubus 15x15x15 yang K-150 fc12.35 mpa
memiliki perbandingan 1:0,83 pada K-175 fc 14.53 mpa
benda uji Silinder 015 x 30 yang di K-200 fc 16.60 mpa
gunakan pada mutu beton fc (mpa).
K-225 fc 18.68 mpa
Konversi satuan Mpa ke kg/cm2 ; 1 K-250 fc 20.75 mpa
MPa = 1 N/mm2 = 10 kg/cm2 K-275 fc 22.83 mpa
K-300 fc 24.90 mpa
pada perhitungan mutu beton K 100 K-350 fc 29.05 mpa
mendapatkakan perhitungan
K-400 fc 33.20 mpa
(100/10 x 0,83) = 100 x 0,083 = 8,3
mpa, jadi mutu beton K100 jika di K-450 fc 37.35 mpa
konversi ke fc ialah 8,3 mpa K-500 fc 41.50 mpa

Sumber : Mixreadymix.com
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 17
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 18
U-Ditch/Saluran Buis Beton

Papan Beton Lantai Tiang Beton Paving Block

Batako Kanstin/Kerb Genteng Beton


TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 19
MAHASISWA MEMBUAT
TUGAS INDIVIDU :

PENGGUNAAN BETON PADA


BEBERAPA JENIS KONSTRUKSI

TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 20


High strength concrete (beton tekan tinggi) merupakan sebuah
tipe beton performa tinggi yang secara umum memiliki kuat
tekan 6000 psi (40 MPa) atau lebih. Ukuran kuat tekannya
diperoleh dari silinder beton 150 mm – 300 mm atau silinder
100 mm – 200 mm pada umur 56 ataupun 90 hari, ataupun
umur yang telah ditentukan tergantung pada aplikasi yang
diiningkan. Produksi high strength concrete membutuhkan
penelitian dan perhatian yang lebih jauh terhadap kontrol
kualitasnya daripada beton konvensional

Beton didefinisikan sebagai “high-strength” semata-mata


berdasarkan karena kuat tekannya pada umur tertentu. Pada
tahun 1970-an, sebelum ditemukannya superplasticizer,
campuran beton yang memperlihatkan kuat tekan 40 MPa atau
lebih pada umur 28 hari disebut sebagai high strength
concrete. Saat ini, saat campuran beton dengan kuat tekan 60
MPa – 120 MPa tersedia di pasaran, pada ACI Committae 2002
tentang High Strength Concrete merevisi definisinya menjadi
memperoleh campuran dengan kuat tekan desain spesifikasi 55
MPa atau lebih.
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 21
Sumber : Andi Aprizon dan Pramudiyanto
Mengapa kita membutuhkan high strength concrete? Beberapa
alasan yang dapat diberikan di sini antara lain:

1. Untuk menempatkan beton pada masa layannya pada umur


yang lebih awal, sebagai contoh pada perkerasan di umur 3
hari.
2. Untuk membangun bangunan-bangunan tinggi dengan
mereduksi ukuran kolom dan meningkatkan luasan ruang
yang tersedia.
3. Untuk membangun sruktur bagian atas dari jembatan-
jembatan bentang panjang dan untuk mengembangkan
durabilitas lantai-lantai jembatan.
4. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus dari
aplikasi-aplikasi tertentu seperti durabilitas, modulus
elastisitas dan kekuatan lentur. Beberapa dari aplikasi ini
termasuk dam, atap-atap tribun, pondasi-pondasi
pelabuhan, garasi-garasi parkir, dan lantai-lantai heavy duty
pada area industri.
Sumber : Andi Aprizon dan Pramudiyanto

TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 22


CAMPURAN BETON MUTU TINGGI
SEMEN. Semen Portland (PC) umum pada berbagai tipe (yang memenuhi spesifikasi
standar ASTM C 150) dapat digunakan untuk memperoleh campuran beton dengan
kekuatan tekan sampai dengan 50 Mpa. Untuk mendapatkan kuat tekan yang lebih
tinggi saat mempertahankan workability yang baik, sangat perlu untuk
menggunakan admixture yang dikombinasikan dengan semen

AGREGAT. Pada beton normal, tipe dan jumlah agregat memainkan peranan yang
penting dalam stabilitas isi beton, namun hal tersebut memiliki efek yang terbatas
pada kekuatan. Pada high strength conrete, agregat masih memainkan peranan
yang penting dalam stabilitas isi, namun juga memainkan peranan yang penting
dalam kekuatan dan kekakuan beton.

ADMIXTURE. Kebutuhan kekuatan yang tinggi dan ukuran agregat yang kecil berarti
bahwa isi dari bahan-bahan pengikat pada campuran beton akan menjadi tinggi,
umumnya di atas 400 kg/m3. Isi bahan-bahan pengikat sebesar 600 kg/m3 dan
bahkan lebih tinggi telah diselidiki namun tidak diinginkan dengan alasan tingginya
biaya dan susut suhu dan pengeringan yang berlebihan.
Sumber : Andi Aprizon dan Pramudiyanto

TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 23


METODE DESAIN CAMPURAN HIGH STRENGTH
CONCRETE

Metode yang digunakan dalam merencanakan campuran


high strength concrete ada beberapa cara, antara lain:
(1) Minimum Voids Method,
(2) Maximum Density Method,
(3) Fineness Modulus Method,
(4) British Mix Design (DOE) Method,
(5) American Concrete Institute Method (ACI Method), dan
(6) Indian Standard Method.
Sumber : Andi Aprizon dan Pramudiyanto

TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 24


TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 25
Inter
Flyover
Change

Sumber : bbpjn8.binamarga.pu.go.id Sumber : properti.kompas.com

Concrete
Rail Way
Box

Sumber : ilmu beton Sumber : PT (Persero) Wijaya Karya Beton

TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 26


CONCRETE MIX DESIGN

Tujuan perancangan campuran beton Menentukan jumlah air,


semen, pasir dan kerikil yang diperlukan untuk membuat 1 m3
beton
Untuk melakukan perancangan campuran beton perlu
diketahui dua parameter penting dari air, semen, pasir dan
kerikil yang akan digunakan yaitu berat satuan dan
berat jenisnya. Jika belum diketahui, ambil nilai-nilai asumsi
sebagai berikut : Berat satuan: air = 1000 kgf/m3 , semen =
1250kgf/m 3 , pasir= 1500 kgf/m3 , kerikil = 1500 kgf/m3 .
Berat jenis: air = 1.0, semen = 3.1, pasir = 2.5, kerikil =
2.5 Perancangan campuran beton sederhana dengan
menggunakan takaran volume Menggunakan perbandingan
sederhana volume semen: pasir : kerikil, misal 1 semen : 2
pasir : 3 kerikil
Sunting dari : Desi Putri ST., M.Eng

TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 27


KOMPOSISI CAMPURAN BETON
Sumber : blog.umy.ac.id

Sumber : slideplayer.info
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 28
CONCRETE MIX DESIGN
Tujuan perancangan campuran beton Menentukan jumlah air, semen,
pasir dan kerikil yang diperlukan untuk membuat 1 m3 beton

Sumber : solusibetonreadymix.com

Catatan : semua material telah dilakukan test dan memenuhi syarat mutu

TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 29


PENGUJIAN SEMEN

Alat uji Vicat Manual & Digital

Alat uji Flow Semen Alat uji Blaine

Sumber : b4t.go.id TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 30


PENGUJIAN AGREGAT

Sumber : slideplayer.info
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 31
Sumber : slideshare.net

TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 32


Sumber : slideplayer.info

TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 33


Sumber : slideplayer.info

TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 34


TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 35
PENGUJIAN BETON

Slump Test
Sumber : kampus-sipil.blogspot.com Test Kuat Test
Tekan Kuat
(kubus) Lentur

Sumber : kampus-sipil.blogspot.com

Test Kuat
Tekan
(silinder)
Hummer Test
Sumber : hesa.go.id
Sumber : arsitektura.blogspot.com TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 36
Spesifikasi Sumber : perkapalanku.com
slump test

Sumber : intekunik.tk

Sumber : axeldominicus.blogspot.com
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 37
METODE PENGUJIAN UNTUK MENGUKUR NILAI KUAT
TEKAN BETON PADA UMUR AWAL DAN MEMPROYEKSIKAN
KEKUATAN PADA UMUR BERIKUTNYA (SNI 03-6805-2002)

METODE PENGUJIAN INI MENCAKUP:


1. prosedur untuk membuat, memelihara dan menguji benda uji beton keras
pada umur awal;
2. benda uji dipelihara dalam kondisi perawatan standard dan diukur riwayat
temperaturnya untuk digunakan dalam menghitung indeks kematangan yang
dihubungkan dengan kenaikan kekekuatannya;
3. prosedur cara menggunakan hasil kuat tekan pada umur awal untuk
memproyeksikan kekuatan potensial pada umur berikutnya.

KEGUNAAN
1. Metode ini menyediakan prosedur untuk memperkirakan kekuatan potensial
benda uji didasarkan pada kekuatan yang diukur pada umur awal 24 jam atau
lebih. Data hasil pengujian pada umur awal menyediakan informasi keragaman
proses produksi beton untuk digunakan dalam proses pengontrolan;

Sumber : SNI 03-6805-2002


TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 38
2. Hubungan antara kekuatan umur awal benda uji dan kekuatan yang dicapai
pada umur berikutnya dengan perawatan standar tergantung pada bahan
yang dikandung dalam beton. Dalam metode ini diasumsikan terdapat
hubungan antara kekuatan dan logaritma faktor temperatur-waktu.
Pengalaman menunjukkan bahwa adanya hubungan ini terjadi untuk umur
uji antara 24 jam sampai dengan 28 hari dalam kondisi perawatan standar.
Penggunaan dari metode ini harus membuktikan bahwa data yang digunakan
untuk menentukan persamaan pendugaan dapat ditampilkan oleh hubungan
garis lurus. Jika hubungan antara kekuatan dan logaritma temperatur tidak
dapat diperkirakan dengan garis lurus, prinsip dasar dari metode uji ini masih
boleh digunakan asalkan dengan persamaan yang sesuai untuk digunakan
sebagai pengganti hubungan non linier.
3. Proyeksi kekuatan terbatas pada beton yang akan menggunakan bahan dan
campuran yang sama dengan beton yang akan digunakan membuat
persamaan perkiraan.
4. Metode uji ini tidak dimaksudkan untuk mengestimasikan kekuatan beton
dilpangan. Untuk mengestimasi kekuatan beton di lapangan, dapat
digunakan ASTM C 1074 (Practice for Estimating Concrete Strength by
Maturity Method).

Sumber : SNI 03-6805-2002


TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 39
PENGERTIAN
1. Temperatur datum ; Temperatur yang dikurangkan pada temperatur beton
yang diukur, untuk menghitung faktor temperatur waktu. Untuk tujuan
metode pengujian ini, temperatur datum dapat diasumsikan sama dengan
0oC. Keterangan lebih lanjut mengenai temperatur datum, lihat petunjuk
ASTM C 1074 (Practice for Estimating Concrete Strength by Maturity Method);
2. Kematangan ; Tingkat perkembangan suatu sifat dari suatu campuran yang
mengandung bahan semen, tergantung dari reaksi kimia yang terjadi pada
campuran tersebut dan cara perawatannya;
3. Kekuatan potensial ; Kekuatan benda uji yang akan ditentukan pada umur
tertentu di bawah kondisi perawatan standar.
4. Persamaan pendugaan ; Persamaan berupa garis lurus yang menggambarkan
hubungan antara kekuatan tekan dan logaritma faktor temperatur – waktu;
5. Kekuatan yang diproyeksikan ; Kekuatan potensial yang diestimasi dengan
menggunakan kekuatan umur awal yang diukur dan persamaan pendugaan
yang (ditetapkan sebelumnya)
6. Faktor temperatur-waktu ; suatu indikator kematangan yang dihitung dari
riwayat temperatur beton.

Sumber : SNI 03-6805-2002


TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 40
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 41
BANYAK SILINDER KUAT TEKAN RATA-RATA
NO UMUR
(buah) (MPa)
1 2 24 jam 9,45
2 2 3 hari 17,10
3 2 7 hari 21,79
4 2 14 hari 25,58
5 6 28 hari 29,30

TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 42


PAVING
STANDAR PENGUJIAN PAVING BLOCK (SNI-3-0691-1996
BLOCK

TUGAS MAHASISWA : MEMBUAT RANGKUMAN S/D


MATERI BETON

TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 43


SELESAI

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASILA

TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI 44

Anda mungkin juga menyukai