Anda di halaman 1dari 11

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Dalam perkembangan peradaban manusia khususnya dalam hal bangunan, tentu kerap mendengar cerita tantang kemampuan nenek moyang merekatkan batubatu raksasa hanya dengan menggunakan zat putih telur, ketan, atau yang lainnya. Alhasil, berdirilah bangunan fenomenal seperti candi borobudur atau candiprambanan di indonesia ataupun jembatan di cina yang menurut legenda menggunakan ketan sebagai bahan perekat. Ataupun menggunakan aspal yang digunakan di peradaban mahenjo daro dan harappa di india ataupun bangunan kuno yang di jumpai di pulau buton. Peristiwa tadi menunjukkan di kenalnya fungsi beton sejak jaman dahulu. Sebalum mencapai bentuk seperti sekarang, perekatdan penguat bangunan ini awalnya merupakan hasil pencampuran batu kapur dan abu vulkanis. Awalnya di temukan di kerajaan romawi , tepatnya di pozzuoli, dekat teluk napoli, italia.bubuk itu lantas dinamai pozzuolana. Menyusul runtuhnya kerajaan romawi, sekitar abad pertengahan (1100-1500 M) resep ramuan pozzuolana sempat menghilang dari peradaban. Material itu sendiri adalah benda dengan sifat-sifatnya yang khas di manfaatkan dalam bangunan, mesin, atau produk. Dan sains material itu suatu cabang ilmu yang meliputi pengembangan dan penerapan pengetahuan yang mengaitkan komposisi, struktur dan pemrosesan material dengan sifat-sifat kegunaannya. Semen termasuk material yang sangat akrab di kehidupan kita seharihari. B. MANFAAT Adapun manfaat penulis dalam menulis makalah ini mengenai beton adalah penulis jadi lebih memahami mengenai beton dan apa saja bahan-bahan pembuat beton tentunya. Lebih memehami apa itu beton sebagai mahasiswa yang sedang mengambil program studi teknik sipil. Dapat membantu masyarakat dalam membuat beton di masa yang akan datang. C. TUJUAN Selain manfaat yang ingin di dapatkan dalam menulis makalah ini, penulis juga tentunya memiliki tujuan yaitu : Untuk mengetahui apa itu beton Untuk mengetahui bahan-bahan campuran pada beton Untuk mendapatkan nilai di mata kuliah BETON D. RUMUSAN MASALAH Masalah yang di bahas dalam makalah ini adalah, sebagai berikut: Apa itu beton ? Bagaimana sifat-sifat beton ? Apa-apa saja bahan-bahan yang di gunakan untuk campuran beton ? Apa kekurangan dan kelebihan beton ?
1

BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN BETON Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan atau tanpa bahan campuran tambahan yang membentuk massa padat. Dalam pengertian umum beton berarti campuran bahan bangunan berupa pasir dan kerikil atau koral kemudian diikat semen bercampur air. Sifat beton berubah karena sifat semen, agregat dan air, maupun perbandingan pencampurannya. Untuk mendapatkan beton optimum pada penggunaan yang khas, perlu dipilih bahan yang sesuai dan dicampur secara tepat.

Kebaikan dan keburukan beton dibandingkan dengan bahan bangunan lain adalah sebagai berikut : Kebaikan betonn o Harganya relatif murah karena menggunakan bahan lokal o Mempunyai daya tekan tinggidan tahan terhadap proses perkaratan dan pembusukan oleh kondisi lingkungan o Adukan beton dapat dingkut dan di cetak dengan bentuk apa pun sesuai keinginan o Kuat tekan beton jika di kombinasikan dengan baja maka dapat memikul beban yang berat o Adukan beton dapat di semprotkan di permukaan beton yang retak maupun di isi kan kedalam retakan beton dalam proses perbaikan. Selain itu dapat di pompakan ke tempat yang posisinya sulit o Biaya perawatannya cukup rendah karena tahan aus dan tahan kebakaran Kekuranganbeton o Beton memiliki kuat tarik yang rendah sehingga mudah retak. Oleh karena itu perlu di berikan baja tulangan o Adukan beton menyusut saat pengeringan sehingga perlu di buat dilatasi untuk struktur yang panjang dan untuk memberikan tempat bagi susut pengerasan dan pengembangan beton o Beton keras (beton) mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu, sehingga perlu di buat dilatasi aga mencegah retak-retak akibat perubahan suhu o Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat dimasuki air, dan air yang membawa kandungan garam dapat merusak beton o Beton bersifat getas(tidak daktail) sehingga harus di hitung dan di detail secara seksama agar setelah di komposisikan dengan baja tulangan menjadi bersifat daktail, terutama pada struktur tahan gempa B. SIFAT-SIFAT BETON
2

Sifat-sifat beton antara lain : Kuat hancur Beton dapat mencapai kuat hancur sampai 80 N/mm2 (12000 lb/in2), atau lebih tergantung pada perbandingan air-semen serta tingkat pemadatannya. Kuat hancur oleh beton di pengaruhi oleh sejumlah faktor,selain dari perbandingan air semen dan tingkat pemadatannya. Faktor-faktor penting lainnya yaitu : o Jenis semen dan kualitasnya o Jenis dan lekak-lekuk bidang permukaan agregat. Kenyataan menunjukkan bahwa penggunaan agregat akan menghasilkan beton, dengan desak dan kuat tarik yang tinggi di banding dengan krikil halus yang diperoleh dari sungai o Efisiensi dari perawatan o Suhu o Umur Keawetan Merupakan kemampuan beton untuk bertahan dalam kondisi yang telah direncanakan tanpa terjadi korosi dalam jangka waktu yang telah di rencanakan. Dalam hal ini perlu pembatasan nilai faktor air semen maksimum maupun pembatasan dosis semen minimum yang di gunakan sesuai dengan kondisi lingkungan. Kuat tarik Kuat tarik beton berkisar seper-delapan belas kuat desak pada waktu umumnya masih muda, dan berkisar seper-sepuluh sesudahnya. Biasanya tidak di perhitungkan dalam perencanaan beton. Kuat tarik merupakan bagian penting untuk menahan retak-retak akibat perubahan kadar air dan suhu. Pengujian kuat tarik diadakan untuk pembuatan beton konstruksi jalan raya dan lapangan terbang. Modulus elastisitas Modulus elastisitas beton adalah perbandinngan antara kuat tekan beton dengan regangan beton biasanya di tentukan pada 25%-50% dari kuat tekan beton. Rangkak (creep) Merupakan salah satu sifat beton dimana beton mengalami deformasi terusmenerus menurut waktu di bawah beban yang di pikul. Susut Merupakan perubahan volume yang tidak berhubungan dengan pembebanan. Kelecakan Kelecakan adalah sifat-sifat adukan beton atau mortar yang di tentukan oleh kemudahan dalam pencampuran, pengngkutan, pengecoran, dan finishing. C. BAHAN-BAHAN PENYUSUN BETON Semen Semen adalah bahan organik yang mengeras pada percampuran dengan air atau larutan garam. Jenis-jenis semen menurut BPS adalah sebagai berikut : o Semen portland atau semen abu adalah bubuk abuberwarna kebirubiruan,di bentuk dari bahan utama batu kapur berkadar kalsium tinggi
3

yang di olah dalam tanur dan suhu yang bertekanan tinggi. Semen ini biasanya di gunakan sebagai perekat untuk memplester o Semen putih adalah semen yang lebih murni dari semen abu dan di gunakan untuk pekerjaan penyelesaian, seperti sebagai filler atau pengisi. Semen jenis ini di buat dari bahan utama kalsit limestone murni. o Semen sumur minyak atau oil well cement adalah semen khusus yang di gunakan dalam pengeboran minyak bumi atau gas alam, baik di darat maupun dilepas pantai. o Mixed and fly ash cement adalah campuran semen abu dengan pozzolan buatan (fly ash). Pozzolan buatan (fly ash) merupakan hasilsampingan dari pembakaran batu bara yang mengandung amorphous silika, almunium oksida, besi oksida dan oksida lainnya dalam berbagai variasi jumlah. Semen inni di gunakan sebagai bahan campuran beton agar beton menjadi lebih keras. Semen yang biasanya di gunakan di teknik sipil adalah semen portland. Pada umumnya semen portland yang digunakan adalah jenis semen portland biasa (ordinary cement portland), yaitu semen portland yang digunakan untuk tujuan umum. jenis semen portland dapat dibagi menurut beberapa segi yaitu: Segi kebutuhan khusus dan Segi Penggunaan yaitu : Dari segi kebutuhan khusus. Sesuai kebutuhan penggunaannya, ada jenis semen yang memiliki tujuan penggunaan khusus yaitu: 1. Semen portland yang cepat mengeras (rapid hardening portland cement),semen jenis ini umumnya memiliki kadar C3S (tricalsium silika) atau C3A yang tinggi . dalam standar semen ASTM, semen jenis ini termasuk semen Portland type III. 2. semen Portland tahan sulfat sedang dan semen Portland tahan sulfat,semen ini mempunyai bentuk yang lebih tahan sulfat daripada semen biasa, karena kadar tricalsium aluminate rendah. Kadar maksimum untuk semen tahan sulfat sedang adalah 8% dan untuk semen tahan sulfat adalah maksimum 5%. Semen ini tahan terhadap sulfat, namun berarti tidak tahan terhadap asam sulfat. Yang dimaksud sulfat disini adalah garam sulfat yang larut, misalnya air laut, rawa, dan sebagainya, dimana kadar sulfatnya lebih dari 1%. Semen ini termasuk semen portland type II A dan type V. 3. semen Portland Pozzolanic, semen ini merupakan campuran dari semen biasa (85-60 %) dengan bubuk halus trass atau pozzolan (15-40%), atau benda-benda yang bersifat pozzolan (seperti abu volkanis, abu bahan bakar, tanah liat bakar, atau fly ash). Penggunaan adalah pada bangunan yang mendapat gangguan garam sulfat atau panas rendah. Bila bahan yang dicampurkan terak dapur tinggi, disebut semen portland terak dapur tinggi. 4. semen Portland panas rendah (Low Heat Cement), Semen jenis ini memiliki kadar C3S maksimum 35% dan kadar C3A
4

maksimum 7 %. Semen ini memiliki derajat pengersan yang lambat dan panas yang dihasilkannya lebih rendah dibandingkan dengan semen lain. Penggunaannya terutama terbatas pada turap penahan tanah gravitasi, bendungan besar, dan konstruksi beton pejal di mana suhu massa beton naik. Semen ini dalam standar ASTM termasuk semen portland type IV. 5. masonry Cement ,Semen jenis ini adalah semen portland yang dicampur dengan bubuk batu atau batuan kapur sampai 50 %. Penggunaan semen jenis ini adalah untuk aduk pasangan. 6. Semen Portland putih, Semen ini adalah semen portland dimana bahan-bahan dasarnya mengandung senyawa besi yang rendah. Kadar Fe203 pada semen ini dibatasi maksimum 0,5%, karena senyawa besi tersebut menimbulkan warna tua pada semen. Semen ini mempunyai sifat yang biasa dengan semen portland biasa. Proses pembuatan semen ini memerlukan ketelitian tinggi dan bahan dasarnya mahal oleh karena itu, harga semen putih lenih mahal daripada semen biasa, kira-kira satu sampai empat kali smen portland biasa. Segi penggunaan. Menurut jenis penggunaanya jenis semen di bagi atas 5, yaitu: 1. Jenis 1 Semen portland penggunaan umum (normal portland cement), yaitu jenis semen portland untuk penggunaan dalam konstruksi beton yang tidak memerlukan sifat-sifat khusus. Misalnya untuk pembuatan trotoar, pasangan bata, dan sebagainya. Semen ini merupakan semen yang paling banyak digunakan yaitu 80-90% dari produksi semen portland. 2. Jenis 2 Semen pengeras pada panas sedang. Semen ini memiliki panas hidrasi lebih rendah dan keluarnya panas lebih lambat daripada semen jenis I. Semen jenis ini biasanya digunakan pada bangunan-bangunan yang berhubungan dengan rawa, pelabuhan,jembatan besar, bendungan, bangunan-bangunan lepas pantai, saluransaluran air buangan dan sebagainya. Jenis ini juga dapat digunakan untuk bangunan-bangunan drainase di tempat yang memiliki konsentrasi sulfat agak tinggi. 3. Jenis 3 Semen portland dengan kekuatan awal tinggi (highearly strength-portland-cement). Semen jenis ini memperoleh kekuatan besar dalam waktu singkat, sehingga dapat digunakan untuk pembuatan beton pracetak, perbaikan bangunan-bangunan beton yang perlu
5

segera digunakan atau yang acuannya perlu segera dilepas serta pembetonan di daerah cuaca dingin(salju). 4. Jenis 4 Semen portland dengan panas hidrasi yang rendah (low heat port land cement) jenis ini merupakan jenis khusus untuk penggunaan yang memerlukan panas hidarasi serendah-rendahnya. Untuk mengurangi panas hidrasi yang terjadi (penyebab retak), maka pada semen jenis ini senyawa C3S dan C3A dikurangi. Selain itu, semen jenis ini kekuatannya tumbuh lambat. Semen jenis ini biasanya digunakan pada bangunan-bangunan sebagai berikut: - Konstruksi DAM - Basement - Pembetonan pada daerah bercuaca panas. 5. Jenis 5 Semen portland tahan sulfat (sulfate resisting portland cement). Jenis ini merupakan jenis khusus yang maksudnya hanya untuk penggunaan pada bangunan-banguan yang kena sulfat, seperti di tanah atau air yang kadar I alkalinya tinggi. Pengerasan berjalan lebih lambat daripada semen biasa. Proses pembuatan semen dapat di bedakan menurut : a) Proses basah : semua bahan baku yang ada dicampur dengan air, dihancurkan dan diuapkan kemudian dibakar dengan menggunakan bahan bakar minyak, bakar (bunker crude oil). Proses ini jarang digunakan karena masalah keterbatasan energi BBM. b) Proses kering : menggunakan teknik penggilingan dan blending kemudian dibakar dengan bahan bakar batubara. Proses ini meliputi lima tahap pengelolaan yaitu : proses pengeringan dan penggilingan bahan baku di rotary dryer dan roller meal. proses pencampuran (homogenizing raw meal) untuk mendapatkan campuran yang homogen. proses pembakaran raw meal untuk menghasilkan terak (clinker : bahan setengah jadi yang dibutuhkan untuk pembuatan semen). proses pendinginan terak. proses penggilingan akhir di mana clinker dan gypsum digiling dengan cement mill. Dari proses pembuatan semen di atas akan terjadi penguapan karena pembakaran dengan suhu mencapai 900 derajat Celcius sehingga menghasilkan : residu (sisa) yang tak larut, sulfur trioksida, silika yang larut, besi dan alumunium oksida, oksida besi, kalsium, magnesium, alkali, fosfor, dan kapur bebas. Agregat
6

Agregat adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran mortar (aduk) dan beton. Agregat diperoleh dari sumber daya alam yang telah mengalami pengecilan ukuran secara alamiah melalui proses pelapukan dan aberasi yang berlangsung lama. Atau agregat dapat juga diperoleh dengan memecah batuan induk yang lebih besar. Agregat halus untuk beton adalah agregat berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu dan mempunyai ukuran butir 5 mm. Agregat kasar untuk beton adalah agregat berupa kerikil kecil sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu, memiliki ukuran butir antara 5-40 mm. Besar butir maksimum yang diizinkan tergantung pada maksud pemakaian. Pada teknologi beton, agregat terdiri dari banyak klasifikasi yaitu : o Di tinjau dari asalnya a. Agregat alam Pada umumnya agregat alam menggunakan bahan baku alam atau hasil penghancurannya. Jenis batu alam yang baik untuk agregat adalah batuan beku. Jenis batu endapan atau metamorph juga dapat dipakai meskipun kualitasnya masih perlu dipilih. Batuan yang abaik untuk agregat adalah butiran-butiran yang keras kompak, tidak pipih , kekal (volume tidak mudah berubah karena perubahan cuaca), serta tidak terpengaruh keadaan sekelilingnya. Agregat alam dapat di bedakan dalam 3 kelompok, yaitu: Krikil dan pasir alam, agregat jenis ini merupakan hasil penghancuran oleh alam dari batuan induknya. Seringkali agregat ini terdapat jauh dari asalnya karena terbawa arus air atau angin, dan mengendap di suatu tempat. Pada umumnya pasir dan kerikil yang terbawa arus air berbentuk bulat, sehingga dianggap baik untuk agregat aduk atau beton. Umumnya pula jenis agregat ini bentuknya berubah-ubah dan tidak homogen sehingga dalam penggunaannya untuk beton diperlukan perhatian khusus. Karena perubahan susunan butir agregat sangat berpengaruh terhadap sifat beton yang dibuat agregat tersebut. Agregat batu pecah, Jenis batu yang baik untuka agregat ini adalah batuan beku yang kompak. Di dalam pemakaiannya, batu pecah membutuhkan air lebih banyak karena luas bidang permukaannya relatif lebih luas. Dengan demikian untuk mendapatkan kelecakan aduk tertentu dan faktor air semen sama, beton dengan agregat batu pecah akan menggunakan semen sedikit lebih banyak daripada beton dengan menggunakan pasir atau kerikil alam. kekuatan beton dengan batu pecah biasanya juga
7

lebih tinggi , karena daya lekat perekat pada permukaan batu pecah lebih baik daripada butiran yang halus. Macammacam batu yang cocok digunakan untuk agregat beton yaitu: -batu kapur -batu api -sandstone -batu tulis -batu metamorfosa Agregat batu apung, merupakan agregat alamiah yang ringan dan umum digunakan. Penggunaan batu apung harus bebas dari debu volkanik halus dan bahan-bahan yang bukan volkanik, misalnya lempung. Batu ini memiliki sifat isolasi panas yang baik. b. Agregat buatan Agregat buatan adalah suatu agregat yang dibuat dengan tujuan penggunaan khusus, atau karena kekurangan agregat batuan-batuan alam. Berikut adalah contoh agregat buatan: Klinker dan bleeze pada umumnya klinker dianggap sebagai bahan yang dibakar sempurna, massanya mengeras dan berinti, serta terisi bahan yang sedikit terbakar. Adapun breeze merupakan bahan residu yang kurang keras dan kurang baik pembakarannya, sehingga mengandung lebih banyak bahan yang mudah terbakar. Kuantitas bahan yang mudah terbakar akan mempengaruhi rambatan kelembapan. Makin banyak bahan yang mudah terbakar semakin besar pula terjadinya rambatan kelembapan.Sumber utama jenis agregat ini adalah stasiun pembangkit tenaga dimana ketel uap dipanasi dengan bahan bakar padat. Agregat jenis ini banyak dipergunakan untuk memproduksi blok dan pelat untuk partisi/penyekat dalam dan tembok interior lainnya. Agregat yang berasal dari bahan-bahan yang mengembang tanah liat dan batu tulis yang terjadi secara alamiah dapat dipergunakan unytuk membuat bahan berpori yang ringan, dengan permukaan yang berbentuk sel-sel dengan pemanasan sampai suhu sekitar 1000 0C 2000 0C. Cooke breeze cooke breeze adalah hasil tambahan dari sisa bakaran bahan bakar batu arang yang kurang sempurna pembakarannya, biasanya terdapat pada dapur-dapur rumah tangga di negara-negara Eropa dan Amerika. Cooke breeze mengandung banyak sekali arang, kadang mencapai 75 %. Kandungan arang yang banyak tadi akan menghambat pengerasan semen sehingga dalam pemakaiannya perlu mendapat perhatian. Hydite
8

Agregat jenis ini dibuat dari tanah liat (shale) yang dibakar dalam dapur berputar. Tanah liat kering atau yang bergumpal gumpal atau pecahan shale dibakar mendadak dalam dapur berputar pada suhu tinggi. Dengan demikian bahan akan membengkak. Hasilnya merupakan bongkahan-bongkahan tanah yang mengembang serta hampir leleh, kemudian dihancurkan dan diayak hingga mencapai susunan butir yang diperlukan. Lelite lelite dibuat dari batu metamorpora atau shale yang mengandung senyawa-senyawa karbon. Bahan dasarnya dipecah kecil-kecil, kemudian dilakukan pembakaran dalam dapur vertikal pada suhu yang tinggi ( 1550oC). Pada suhu ini butiran-butiran akan mengembang dan terkumpul di bawah (dasar) dapur berupa lempenglempeng yang berlubang seperti rumah lebah. Dari lempeng-lempeng ini dibuat bahan tambah dengan memecah dan mengayaknya untuk mendapatkan butiranbutiran dengan ukuran tertentu. Lempeng itu sendiri dapat dipergunakan untuk unsur bangunan guna menghambat suara dan panas. o Di tinjau dari berat jenisnya Di tinjau dari berat jenisnya agregat di bedakan jadi 3 macam, yaitu : a. Agregat ringan Agregat ini adalah agregat yang memiliki berat jenis kurang dari 2,0, dan biasanya digunakan untuk beton non struktural. Agregat ini juga dapat digunakan untuk beton struktural atau blok dinding tembok. Kelebihan agregat ini adalah memiliki berat yang rendah , sehingga strukturnya ringan dan fondasinya dapat lebih kecil. Agregat ini dapat diperoleh secara alami maupun buatan. Beberapa contoh agregat ringan : agregat batu apaung, rocklite, lelite, dan sebagainya. b. Agregat normal Agregat normal adalah agregat yang memiliki berat jenis antara 2,5 sampai 2,7. agregat ini berasal dari batuan granit, basalt, kuarsa, dan sebagainya. Beton yang dihasilkan memiki berat jenis sekitar 2,3 dengan kuat tekan antara 15 Mpa sampai 40 Mpa. Betonnya dinamakan beton normal. c. Agregat berat Agregat ini memilik berat jenis lebih dari 2,8. contoh agregat berat , misalnya magnetik (Fe2O4), barytes (BaSO4), dan serbuk besi. Beton yang dihasilkan juga memiliki berat jenis tinggi (sampai 5,0), yang efektif sebagai pelindung sinar radiasi sinar X. o Di tinjau dari bentuknya

Di tinjau dari bentuknya, agregat dapat di bedakan atas agregat bulat, bersudut, pipih, dam memanjang. a. Agregat bulat Agregat jenis ini biasanya berasal dari sungai atau pantai dan mempunyai rongga udara minimum 33%. Agregat ini hanya memerlukan sedikit pasta semen untuk menghasilkan adukan beton yang baik. Agregat jenis ini tidak cocok untuk beton mutu tinggi maupun perkerasan jalan raya. Agregat berbentuk bulat sebagian mempunyai rongga udara yang lebih besar daripada agregat bulat, yaitu berkisar 35-38%. Dengan demikian agregat jenis ini membutuhkan pasta semen lebih banyak untuk mendapatkan beton segar yang baik (dapat dikerjakan). b. Agregat bersudut Bentuk ini tidak beraturan, memiliki sudut-sudut yang tajam dan permukaannya kasar. Termasuk jenis ini adalah semua jenis batu pecah hasil pemecahan dengan mesin. Agregat ini memiliki rongga yang lebih besar, yaitu antara 38% sampai 40%. Ikatan antar butirnya baik sehingga membentuk daya lekat yang baik. Agregat jenis ini baik untuk membuat beton mutu tinggi maupun lapis perkerasan jalan. c. Agregat pipih Agregat jenis ini adalah agregat yang memiliki perbandingan ukuran terlebar dan tertebal pada butiran itu lebuh dari 3. Agregat ini berasal dari batu-batuan yang berlapis. d. Agregat memanjang(lonjong) Butiran agregat dikatakan memanjang jika perbandingan ukuran yang terpanjang dan terlebar lebih dari 3. Air dan bahan campuran Beton menjadi keras karena adanya reaksi semen di dalam air. Oleh karena itu, air yang dipakai untuk mencampur kadang-kadang mengubah sifat semen. Air yang digunakan adalah air yang bersih, tidak mengandung minyak, lumpur dan bahan-bahan kimia yang dapat merusak kekuatan beton. Untuk itu diperlukan pemeriksaan terlebih dahulu apakah air itu cocok untuk dipakai sebagai campuran beton atau tidak. Cara berikut ini dipergunakan untuk pemeriksaan tersebut: Waktu set semen dan kekuatan tekan diukur untuk mortar yang dicampur dengan air bersih dan yang dicampur air yang diuji, hasil pengukurannya dibandingkan. Sedangkan air laut hanya dapat dipakai untuk beton yang tidak mempergunakan baja tulangan karena mengandung garam yang dapat menyebabkan baja berkarat. Bahan campuran ditambahkan dengan maksud agar dapat memperbaiki sifat beton yang lemah dan mengeras. Bahan campuran dibagi menjadi dua kelompok: yang pertama ialah bahwa volume yang ditambahkan harus diperhitungkan pada pengadukan beton dan yang ditambahkan tidak perlu diperhitungkan. Yang pertama disebut bahan campuran dan yang kedua disebut zat campuran.

10

Ada beberapa macam bahan campuran. Contoh khas adalah bahan yang memiliki sifat hidrolik tersembunyi seperti pozolan, abu terbang, slag tanur tinggi, dan berbagai bahan penambah. Ada beberapa jenis zat campuran yang digolongkan menurut fungsinya yaitu zat pembawa dan zat untuk pendispersi (zat penghilang air). Zat pembawa dipakai untuk memperbaiki kemampuan pengerjaan dengan mencampur sejumlah optimum udara ke dalam beton. Termasuk ke dalam golongan ini adalah resin vinol. Zat untuk pendispersi dipergunakan untuk mencegah tersetnya partikel dalam semen. Jika zat ini dibubuhkan dalam beton, kecairan beton akan bertambah. Garam kondensat tinggi dari asam sulfonat melamin dan sebagainya temasuk golongan zat pendispersi.

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan atau tanpa bahan campuran tambahan yang membentuk massa padat. Bahan penyusun beton tersebut pun memiliki banyak banyak klasifikasi yang berdasarkan kegunaan, bentuk, dan ukuran yang mana telah diuraikan pada bagian pembahasan. Beton sebagai bahan bangunan juga telah lama dikenal di Indonesia. Disamping mempunyai kelebihan dalam mendukung tegangan tekan, beton mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan, dapat digunakan pada berbagai struktur teknik sipil serta mudah di rawat. Dalam pembuatan beton pun dapat dimanfaatkan bahan-bahan lokal oleh sebab itu beton sangat populer dipakai. B. SARAN Kepada pembaca yang membaca makalah ini kiranya mau memberi kritik atau saran yang membangun, demi kesempurnaan makalah ini. Karena penulis tahu bahwa makalah mengenai beton ini belum sempurna.

11

Anda mungkin juga menyukai