BAB II
KINEMATIKA PARTIKEL
Mekanika adalah ilmu yang mempelajari gerak benda. Sebuah benda dikatakan
bergerak bila posisi benda tersebut dari waktu ke waktu berubah. Ilmu tentang gerak tanpa
memperhatikan gaya-gaya yang menyebabkan gerak itu disebut kinimatika.
Dalam pergerakannya, suatu benda dapat bergerak tranlasi, berputar/berotasi atau
kombinasi keduanya. Untuk dapat mengabaikan rotasi benda, maka benda-benda dianggap
sebagai partikel atau digambarkan sebagai titik. Hal ini tidak selalu berarti bahwa benda
tersebut berukuran sangat kecil. Contohnya bumi dan matahari dapat dianggap sebagai partikel
mengingat jarak antara bumi dan matahari yang demikian jauhnya. Dengan menganggap bumi
dan matahari sebagai partike, gerak matahari mengelilingi bumi dipelajari.
Harga kecepatan rata-rata tergantung pada selang waktu t, artinya untuk selang waktu
yang berbeda v rata 2 dapat mepunyai harga yang berbeda. Kecepatan sesaat adalah kecepatan
benda pada suatu saat. Kecepatan sesaat didapatkan bila t diambil sangat singkat, dan dapat
dituliskan sebagai berikut:
v dv
v lim (2.2)
t 0 t dt
Pada saat bergerak benda mengalami perubahan kecepatan, baik arah atau besar
ataupun keduanya. Perubahan tersebut menandakan adanya percepatan. Percepatan rata-rata
dapat didefinisikan sebagai berikut:
v ' v' v
a rata 2 (2.3)
t t
Sedangkan percepatan sesaat dapat dituliskan sebagi berikut:
Bab II Kinematika Partikel 15
Fisika Dasar I
v' d v
a lim (2.4)
t 0 t dt
dr
Karena v , maka dapat dituliskan:
dt
d dr d 2r
a (2.5)
dt dt dt 2
Bila dinyatakan dalam vektor satuan untuk koordinat kartesian, maka posisi, kecepatan
dan percepatan partikel dapat dituliskan:
Posisi r xiˆ yˆj zkˆ (2.6)
dr dx ˆ dy ˆ dz ˆ
Kecepatan v i j k
dt dt dt dt
v x iˆ v y ˆj v z kˆ (2.7)
d v dv x ˆ dv y ˆ dv z ˆ
Percepatan a i j k
dt dt dt dt
a x iˆ a y ˆj a z kˆ (2.8)
Contoh 2.1
Sebuah sepeda motor bergerak dari titik A ke titik B melalui lintasan berliku sejauh 60 km
seperti ditunjukkan gambar bila waktu diperlukan adalah 30 menit dengan jarak perpindahan
AB 18 km, maka tentukan kecepatan rata-rata sepeda motor.
Penyelesaian
Untuk menentukan kecepatan rata-rata, maka yang diperlukan adalah jarak perpindahan bukan
panjang lintasan sehingga:
r
v rata 2
t
18 10 3
m/s
30 60
10m / s
dx v dt
x1 t1
x 2 x1 v t 2 t1
maka diperoleh jarak yang ditempuh dalam waktu t, yaitu:
X V t (2.9)
Contoh 2.2
Seorang pelari jarak 100 meter dapat mencapai garis finish dalam dalam waktu 10 sekon. Bila
selama berlari, pelari bergerak dengan kecepatan konstan selama 5 sekon, sehingga menempuh
jarak 60 meter, kemudian berlari dengan kecepatan konstan hingga finish, maka berapa
kecepatan pelari tersebut?
Penyelesaian
x v t x x 2 x1
x
v 100 60
t 40 m
40
8m / s
5
t t 2 t1 10 5
5s
dv a dt
v0 0
sehingga v vo a t 0
atau v v0 at (2.10)
Bab II Kinematika Partikel 17
Fisika Dasar I
Selanjutnya
dx
v
dt
v 0 at dt
dx v 0 at dt
Bila pada saat t = 0, benda ada di xo dan pada saat t ada di x, maka batas integrasinya:
x t
dx v0 at dt
x0 0
sehingga
1 2
x x 0 v0 t at
2
atau
1 2
x x0 v 0 t at (2.11)
2
2
v v0 1 v v0
x x0 v0 a
a 2 a
2 2
v v v0 1 v 2 v 0 2vv 0
x0 0
a 2 a
2
1 v 2 v0
x0
2 a
Jadi v v 0 x x 0 2a
2 2
Contoh 2.3
Dari atas menara dilempar sebuah bola lurus ke atas dengan kecepatan 3 m/s.
a. hitung jarak tertinggi yang dapat dicapai bola
b. berapa waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak tersebut?
Bab II Kinematika Partikel 18
Fisika Dasar I
c. Berapa kecepatan bola ketika melewati kedudukan mula-mula?
d. Hitung kecepatan bola 2 sekon setelah dilempar
e. Dimana bola tersebut berada pada saat tersebut pada soal (d)?
g = 10 m/s
Penyelesaian
a. Misalnya bola mencapai ketinggian maksimum B, berarti vB=0.
Dianggap gerak bola positif ke atas.
Y B v B v A gt
v 0 3 10t
A 3
t
10
g
0,3 s
YB Y A v A t 12 gt 2
ambil Y A 0
YB 0 3 0,3 12 10 0,3
2
0,45 m
C
Jadi jarak maksimum yang ditempuh 0,45 m di A
Contoh 2.4
Sebuah partikel bergerak menurut sumbu x dengan percepatan a = 2t +2, a dalam m/s2, t
dalam sekon. Pada keadaan awal partikel berada pada x = 2m dan kecepatannya = 3 m/s
Tentukan:
a. posisi pada t = 2 s
b. kecepatan rata-rata antara t = 2 s dan t = 4 s
c. kecepatannya pada t = 3 s
d. posisi pada saat kecepatannya = 12 m/s
e. kecepatannya pada saat percepatan = 17 m/s2
Penyelesaian
a. dalam soal ini percepatan adalah fungsi waktu a = 3t + 2
karena dv = a dt, maka
v 3t 2 dt c 1 32 t 2 2t c1
pada t 0, v 3 m / s 3 32 0 2 0 c1
2
atau c1 3
v 32 t 2 2t 3
selanjutnya
x v dt c2 32 t 2 2t 3 dt c2
1 3
2
t 2t 2 3t c2
Pada t 0, x 2 2 1
2
0 3 0 2 3 0 c2
Maka x 12 t 3 t 2 3t 2
Untuk t 2, x 12 2 2 3 2 2 16
3 2
untuk t = 2 s
x1 12 2 2 3 2 2 16
3 2
c. untuk t = 3 s
v 32 3 2 3 3 22,5 m / s
2
d.
12 3
2
t ' 2 2 t ' 3
e.
17 3t ' '2
t'' 5
v 3
2
5 2 2 5 3 50,5 m / s
C
v v
ymak
v0
A B x
R
Kecepatan benda ditiap titik selalu digambarkan oleh garis yang menyinggung
lintasan, seperti terlihat pada Gambar 2.2.
Bahwa gerak peluru membentuk lintasan parabola dapat dibuktikan dengan
menurunkan persamaan lintasannya sbb :
Posisi peluru tiap saat ditentukan oleh koordinat x dan y
x x0 v0 xt x0 v0 cos 0 t (2.15)
dan
1
y y0 v0 y t gt
2
(2.16)
1 2
y0 v0 sin t gt
2
Untuk mendapatkan persamaan lintasan, eliminir t dari kedua persamaan diatas.
Dengan mengingat bahwa x 0 y 0 0 , maka dari persamaan (2.15) diperoleh
x
t
v 0 cos 0
atau
2
tan 0 2v
R 2
0 sin 0 cos 0
g / 2vo cos 0 g
2
v0
R sin 2 0 (2.18)
g
Dari persamaan (2.18) terlihat bahwa R akan maksimum (jarak tembak paling jauh) bila sin
20 = 1 atau 0 = 450.
Untuk menentukan tinggi maksimum :
v0 y v0 sin 0
Dititik C, vy = 0, sehingga t
g g
Dari persamaan 2.16 diperoleh
v0 sin 0 1 v0 sin 2 0
2
ymax v0 sin 0 g
g 2 g2
2
1 v0 sin 2 0
2 g
Contoh 2.6
Sebuah peluru ditembakan dari tanah dengan kecepatan 200 m/s dengan sudut 450 terhadap
horizontal. Carilah :
a. Kecepatan dan posisi peluru setelah 20 sekon
b. Jarak tembak
c. Waktu yang dibutuhkan untuk kembali lagi di tanah
Penyelesaian : y
A
vo vA
voy 45o
x
O vox B
g
200 2 sin 2,452 4000 m
10
1
c. di B, yB 0 y0 voy t gt
2
2
1
0 0 100 2t 10 t 2
2
t
100 2 20 2 28,3
5
jadi waktu yang dibutuhkan untuk kembali ke tanah adalah 28,3 s.
Contoh 2.7
Sebuah peluru ditembakkan dari kaki bidang miring dengan kecepatan v0 = 20 m/s dan arah
600 terhadap horisontal. Bila sudut bidang miring adalah O = 150, carilah dimana peluru itu
jatuh di bidang miring tersebut.
Penyelesaian
y Walaupun tidak salah untuk
Q menetapkan sumbu horisontal dan
vertikal sebagai sumbu x dan y, namun
pemecahan akan mejadi lebih
v0 x sederhana bila sumbu x dan y dipilih
v0y seperti pada gambar disamping.
Percepatan gravitasi tentunya tak
0
ax berubah dan tetap vertikal ke bawah
ay
g
Bab II Kinematika Partikel 24
Fisika Dasar I
10 2 t 5 cos15 t t
10 2
5 cos15 2,93
0 2
0
1
xP xO vOt axt 2
2
0 20 cos 450 2,93
1
2
10 sin 150 2,93 2
1
20 2 2,93 5 0,259 2,93
2
2
41,44 11,12
30,32
Jadi OQ = xP = 30,32 m.
Berikut ini akan dibahas gerak peluru yang ditembakkan dari kaki bidang miring dengan
menggunakan sumbu x dan y sebagai sumbu horisontal dan vertikal, seperti ditunjukkan
Gambar 2.5, bila sebuah peluru ditembakkan dengan kecepatan awal vo mengapit sudut ,
maka terhadap bidang horisontal sudut apit tersebut dapat dinyatakan sebagai , yaitu
0
sehingga vo bila diuraikan ke dalam sumbu x (bidang horisontal) dan sumbu y berturut-turut
menjadi
vox vo cos
voy vo sin
dengan menganggap bahwa posisi awal peluru a pada xo=yo=0, maka posisi peluru setiap saat
dapat dinyatakan sebagai
x vo cos t
1 2
y vo sin t gt
2
Letak jatuhnya peluru di bidang miring dapat diketahui dari tangen sudut kemiringan bidang
yang terdefinisi menurut
y x tan
sehingga dari subsitusi persamaan di atas dapat diketahui bahwa waktu yang diperlukan peluru
hingga menyentuh bidang miring, yaitu
untuk mencari sudut apit tembakan peluru yang memberikan jarak tembak x maksimum dapat
dx
dihitung dari syarat P 0 , setelah menyatakan = + , dalam persamaan (2.20), maka
d
dxP 2vo2
cos 2 0
d g cos
yang dipenuhi hanya bila
cos 2 0 atau 2
2
y cos
y’
y
x
x sin
Gambar 2.6
Ketinggian peluru dari bidang miring (y’) setiap posisinya dapat diketahui dari
hubungan y’ dengan ketinggian posisi peluru terhadap sumbu y dan jarak horisontal sepanjang
sumbu x, dengan mudah dapat ditunjukkan bahwa
sehingga bila disubsitusikan ke dalam persamaan (2.22) maka tinggi maksimum terhadap
bidang miring yang dicapai peluru adalah
v02 sin 2 v 2 sin 2
ymaks 0
2g cos 2 g cos
didapat besarnya
v2
a
R
Ini adalah percepatan yang ada setiap kali benda bergerak melingkar dan disebut sebagai
percepatan normal atau tepatnya sentripental, karena arahnya radial menuju ke pusat
lingkaran.
v
Karena a lim , maka arah a sama dengan arah v .
t 0 t
Ini berarti bahwa a tegak lurus v , padahal arah v , arah garis singgung pada lingkaran. Jadi
a mempunyai arah radial. Karena itu lebih jelas bila dituliskan
v2
aR (2.19)
R
Gerak benda melingkar seringkali lebih menguntungkan jika dinyatakan dalam
besaran-besaran sudut anguler, yaitu kecepatan sudut dan percepatan sudut . Hubungan
antara besaran linier dan anguler didapatkan dengan cara sebagai berikut:
Didefinisikan
d
Kecepatan sudut lim rad / s
t 0 t dt
Maka v R (2.20)
aR
R 2 R 2 (2.21)
R
Contoh 2.8
Bulan berputar mengelilingi bumi dan kembali ke tempatnya semula setiap 28 hari. Bila jarak
antara bumi dan bulan adlah 38,4x104 km, hitunglah:
a. kecepatan linier
b. kecepatan anguler
c. percepatan sentripetal bulan
Penyelesaian
a. Bulan melakukan gerak melingkar dengan jari-jari
R 38,4 10 4 km 38,4 10 7 m
Keliling lingkaran ini
S 2R
2 38,4 10 7 m
Jarak ini ditempuh dalam 28 hari
28 24 3600 s
c. Percepatan sentripetal
v2 99 2
aR 0,26.10 4 m / s
R 38,4 10 7
Contoh 2.9
Sebuah roda diameter 4 m berputar dengan kecepatan 120 rpm.
Hitunglah:
a. Frekuensi
b. Periode
c. Kecepatan anguler
d. Kecepatan linier suatu titik pada tepi roda.
Penyelesaian
120.2
a. = 120 rpm = 120 putaran/menit = rad / s
60
4 rad / s
4
frekuensi f 2 Hz
2 2
1 1
b. Periode T f 2 s
d. Kecepatan linier V R 4 2 8 m / s
Percepatan tangensial
v dv
aT lim T T
t 0 t dt
karena arah kecepatan benda yang bergerak melingkar selalu tangensial pada lintasannya,
maka dapat ditulis
dv
aT
dt
Dari persamaan (2.20), maka
d (R ) d
aT R
dt dt
Percepatan sudut
d
lim rad / s 2
t 0 dt dt
sehingga aT R (2.22)
Dengan demikian resultan percepatan benda yang bergerak melingkar adalah :
a a R aT (2.23)
atau besarnya
a a R2 aT2 (2.24)
Tabel analogi gerak lurus dan gerak melingkar
Contoh 2.10
Sebuah roda yang diameternya 3 m mempunyai kecepatan angular yang berkurang secara
uniform dari 100 rpm pada t = 0 hingga berhenti pada t = 4 sekon. Hitung percepatan
tangensial dan percepatan normal sebuah titik di tepi roda pada t = 2 sekon.
Penyelesaian
100.2
0 100 rpm rad / s
60
10
kecepa tan sudut mula mula rad / s
3
setelah 4 sekon 1= 0
x
(a)
y‘ S’
ut
Q
S
r
r'
Bab II Kinematika Partikel ut x‘
32
x
(b)
Fisika Dasar I