KOMPOSISI TANAH E
L
O
Alia Rismalasafitri (1870111021) M
Ardo Kristoper Girsang (1870111076)
P
O
Asron Limbong (1870111041) K
Maikel Mote (1870111054)
Nathanael Alcadio (1870111008) 2
Gambar 2.1 (a) Elemen tanah di alam, (b) Tiga fase penyusun tanah
HUBUNGAN BERAT VOLUME
Gambar 2.1 (a) menunjukkan suatu elemen tanah dengan volume total V dan berat total W. Untuk
membuat hubungan volume-berat agregat tanah, tiga fase (yaitu: butiran padat, air, dan udara)
dipisahkan seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.1 (b) jadi, volume total contoh tanah yang diselidiki
dapat dinyatakan sebagai :
𝑽 = 𝑽 +𝑽 +𝑽 (2.1)
𝒔 𝒘 𝒂
𝑽 = 𝑽 +𝑽 (2.2)
𝒘 𝒂
𝑽𝒗
𝒏= (2.5)
𝑽
Dimana : n = porositas (porosity)
Derajat kejenuhan (S) didefinisikan sebagai perbandingan antara volume air (VW)
dengan volume pori (Vv) yang umumnya dinyatakan dalam prosentase (%), atau :
𝑽𝒘
𝑺= (2.6)
𝑽𝒗
Dimana : S = derajat kejenuhan
Hubungan antara angka pori dan porositas dapat diturunkan dari persamaan (2.1), (2.2), (2.4),
dan (2.5), yaitu sebagai berikut;
𝑽𝒗
𝑽𝒗 𝑽𝒗 𝑽 𝒏
𝒆= = = 𝑽 =
𝑽𝒔 𝑽− 𝑽𝒗 𝟏− 𝑽𝒗 𝟏−𝒏 (2.7)
Kadar air (w) yang juga disebut sebagai water content didefinisikan sebagai perbandingan antara berat air
dan berat butiran padat dari volume tanah yang diselidiki, yaitu :
𝑾𝒘
𝒘= (2.9)
𝑾𝒔
Berat volume (ɣ) adalah berat tanah per satuan volume. Jadi :
𝑾 (2.10)
𝜸=
𝑽
Berat volume tanah dapat juga dinyatakan dalam berat butiran tanah, kadar air, dan volume
total. Dari persamaan (2.3), (2.9) dan (2.10).
𝑾𝒘
𝑾 𝑾𝒔 + 𝑾𝒘 𝑾𝒔 + 𝟏 + 𝑾𝒔 (𝟏 + 𝒘)
𝑾𝒔 (2.11)
𝜸= = = =
𝑽 𝑽 𝑽 𝑽
Berat volume yang diberikan dalam persamaan (2.10) dapat pula diartikan lain sebagai berat volume basah
(moist unit weight).
Seringkali, dalam pekerjaan geoteknik perlu juga untuk mengetahui berat per satuan volume, tidak termasuk
air yang dikandung dalam tanah. Berat volume ini diartikan sebagai berat volume kering (dry unit weight, γd).
𝑾𝒔
𝜸𝒅 = (2.12)
𝑽
Dari persamaan 2.11 dan 2.12, hubungan berat volume, berat volume kering, dan kadar air dapat diberikan
sebagai berikut :
𝜸
𝜸𝒅 = (2.13)
𝟏+𝒘
Berat volume dinyatakan dalam satuan Inggris (salah satu pengukuran dengan sistem
gravitasi) sebagai: pound per kaki kubik (lb/ft3 ). Dalam SI (Sistem Internasional),
satuan yang digunakan adalah Newton per meter kubik (N/m3).
Karena Newton adalah suatu satuan turunan, mungkin akan lebih baik kalau bekerja
dengan menggunakan kerapatan (density, ρ) tanah. Satuan SI untuk kerapatan adalah
kilogram per meter kubik (kg/m3). Kita dapat menulis persamaan-persamaan untuk
kerapatan [seperti Persamaan-persamaan (2.10) dan (2.12) sebagai:
𝑴
𝝆=
𝑽
(2.14)
Dan,
𝑴𝒔
𝝆𝒅 =
𝑽
(2.15)
Untuk memperoleh hubungan antara berat volume (atau rapat masa), angka pori, dan kadar air, dapat diasumsikan
dimana volume butiran tanah adalah satu (Vs = 1) sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 2.2. Jika volume butiran
tanah adalah satu, maka volume rongga secara numerik akan sama angka pori (e) dalam persamaan 2.4 Hubungan
berat butiran tanah dan air dapat dituliskan dalam :
𝑾𝒔 = 𝑮𝒔 𝜸𝒘
𝑾𝒘 = 𝒘𝑾𝒔 = 𝒘𝑮𝒔 𝜸𝒘
𝑾𝒔
Dengan 𝜸𝒔 = , dan ɣs = 1
𝑽𝒔
Gambar 2.2 Tiga fase elemen tanah dengan vol. g/cm3 =9,81 kN/m3 (pada
temperatur 4°C).
tanah padat Vs = 1
Berat jenis merupakan nilai yang tidak bersatuan (non-
dimensional values). Nilai berat jenis suatu tanah akan
sangat bervariasi tergantung pada mineral penyusunnya,
namun secara umum tanah mempunyai berat jenis antara 2,6
dan 2,8. Berdasarkan pengalaman pada permasalahan
geoteknik, berat jenis tanah yang biasa diambil sebesar 2,7.
Beberapa nilai berat jenis untuk tipikal tanah diberikan pada
Tabel 2.1.
𝑾 𝑾𝒔 + 𝑾𝒘 𝑮𝒔 𝜸𝒘 + 𝒘𝑮𝑺 𝜸𝒘 𝟏 + 𝒘 𝑮𝒔 𝜸𝒘
𝜸= = = = (2.16)
𝑽 𝑽 𝟏+𝒆 𝟏+𝒆
Dan,
𝑾𝒔 𝑮𝒔 𝜸𝒘
𝜸𝒅 =
𝑽
=
𝟏+𝒆
(2.17)
Atau,
𝒆=
𝑮𝒔 𝜸𝒘
−𝟏 (2.18)
𝜸𝒅
Karena berat air dalam elemen tanah adalah wGsɣw, volume yang terisi oleh air adalah :
𝑾𝒘 𝒘.𝑮𝒔 𝜸𝒘
𝑽𝒘 = = = 𝒘. 𝑮𝒔
𝜸𝒘 𝜸𝒘
Kemudian, berdasarkan definisi dari derajat kejenuhan [persamaan (2.6)],
𝑽𝒘 𝒘.𝑮𝒔
𝑺= =
𝑽𝒗 𝒆
Atau,
𝑺𝒆 = 𝒘. 𝑮𝒔 (2.19)
Persamaan ini sangat bermanfaat digunakan untuk memberikan hubungan antara ketiga fase elemen tanah.
𝒆 = 𝒘. 𝑮𝒔 (2.21)
Bila dinyatakan dalam rapat masa, dalam satuan SI, dengan mengacu pada hubungan berat volume seperti dalam
persamaan 2.16, 2.17, dan 2.20 maka dapat ditulis :
(𝟏+𝒘)𝑮𝒔 𝝆𝒘
Rapat masa = 𝝆 = (2.22)
𝟏+𝒆
𝑮𝒔 𝝆 𝒘
Rapat masa kering = 𝝆𝒅 =
𝟏+𝒆
(2.23)
𝑮𝒔 +𝒆 𝝆𝒘
Rapat masa jenuh = 𝝆𝒔𝒂𝒕 = (2.24)
𝟏+𝒆
𝑾𝒘 𝒎𝒂𝒔𝒔𝒂 𝒂𝒊𝒓 .𝒈 𝑴𝒘
𝒘= = =
𝑾𝒔 𝒎𝒂𝒔𝒂 𝒃𝒂𝒈𝒊𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒅𝒂𝒕 .𝒈 𝑴𝒔
Karena masa tanah dakan elemen tanah adalah Gsρw, massa air :
𝑴𝒘 = 𝒘. 𝑴𝒔 = 𝒘. 𝑮𝒔 . 𝝆𝒘
Dari persamaan 2.13, rapat massa :
𝑴 𝑴𝒔 +𝑴𝒘 𝑮𝒔 𝝆𝒘 +𝒘.𝑮𝒔 .𝝆𝒘 (𝟏+𝒘)𝑮𝒔 𝝆𝒘
=𝝆= = = =
𝑽 (𝑽𝒔 +𝑽𝒗 ) 𝟏+𝒆 𝟏+𝒆
Selanjutnya, persamaan 2.23 dan 2.24 dapat diturunkan dengan cara yang sama.
Hubungan Antara Berat Volume, Porositas dan Kadar Air
Hubungan antara berat volume, porositas, dan kadar air dapat dikembangkan dengan cara yang sama
seperti telah ditunjukkan sebelumnya. Dengan mengasumsikan tanah yang mempunyai volume total
sama dengan satu, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2.5.
Jika, V = 1, dan Vv = n, maka Vs = 1 – n. Berat butiran tanah (Ws) dan berat air (Ww) dapat dinyatakan sebagai berikut
:
𝑾𝒔 = 𝑮 𝜸 (𝟏 − 𝒏)
𝒔 𝒘 (2.25)
𝑾𝒘 = 𝒘𝑾 = 𝒘𝑮𝒔 𝜸𝒘 (𝟏 − 𝒏) (2.26)
𝒔
Kadar air tanah pada kondisi jenuh air dapat dinyatakan sebagai berikut :
𝑾𝒘 𝒏. 𝜸𝒘 𝒏
𝒘=
𝑾𝒔
=
𝟏 − 𝒏 . 𝑮𝒔 𝜸𝒘
=
𝟏 − 𝒏 . 𝑮𝒔
(2.30)
Kerapatan Relatif
𝒆𝒎𝒂𝒌𝒔 −𝒆
𝑫𝒓 = (2.31)
𝒆𝒎𝒂𝒌𝒔 −𝒆𝒎𝒊𝒏
Dengan menggunakan definisi berat volume kering yang diberikan dalam Persamaan (2.17),
kerapatan relatif juga dapat dinyatakan dengan istilah berat volume kering maksimum dan
minimum yang mungkin.
Tabel 2.1. Penjelasan Secara Kualitatif Mengenai
Deposit Tanah Berbutir.
Tabel 2.2. Angka Pori, Kadar Air, dan Berat
Volume Kering untuk Beberapa Tipe Tanah yang
Masih Dalam Keadaan Asli.
Terima Kasih.