Anda di halaman 1dari 39

ILMU UKUR TANAH 2016

TUGAS

ILMU UKUR TANAH

Disusun Oleh :

IVAN DHERMAWAN

111.140.081

KELAS E

ILMU UKUR TANAH

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

YOGYAKARTA

2016
IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 1
ILMU UKUR TANAH 2016

PENDAHULUAN

Pengertian Ilmu Ukur Tanah

Ilmu ukur tanah adalah cabang dari ilmu Geodesi yang khusus mempelajari sebagian
kecil dari permukaan bumi dengan cara melakukan pengukuranpengukuran guna
mendapatkan peta. Pengukuran yang di lakukan terhadap titik-titik detail alam maupun
buatan manusia meliputi posisi horizontal (x,y) maupun posisi vertikal nya (z) yang
diferensikan terhadap permukaan air laut rata-rata. Agar titik-titik di permukaan bumi
yang tidak teratur bentuknya dapat di pindahkan ke atas bidang datar maka di perlukan
bidang perantara antara lain : bidang Ellipsoid, bidang bultan dan bidang datar (untuk
luas wilayah 55 km). Dalam pengertian yang lebih umum pengukuruan tanah dapat
dianggap sebagai disiplin yang meliputi semua metode untuk menghimpun dan
melalukan proses informasi dan data tentang bumi dan lingkungan fisis. Dengan
perkembangan teknologi saat ini metoda terestris konvensional telah dilengkapi dengan
metode pemetaan udara dan satelit yang berkembang melalui program-program
pertanahan dan ruang angkasa.

KONSEP DASAR
Surveying (pengukuran) adalah suatu disiplin ilmu yang mencakup semua metode
mengukur, memproses, dan menyebarluaskan informasi mengenai bentuk fisik bumi
dan lingkungannya. Secara sederhana, surveying meliputi pekerjaan pengukuran jarak
dan sudut. Jarak bisa berupa jarak dalam arah vertikal (yang disebut juga ketinggian)
maupun jarak horisontal. Begitu juga dengan sudut, bisa diukur dalam bidang vertikal
maupun horisontal.

Berdasarkan luas cakupan daerah pengukurannya, surveying dikelompokkan menjadi:


1. Survei geodesi (geodetic surveying), dengan luas cakupan pengukuran lebih dari
37km x 37km. Rupa muka bumi merupakan permukaan lengkung.
2. Survei tanah datar (plane surveying) atau ilmu ukur tanah, dengan luas cakupan
pengukuran maksimum 37km x 37km. Rupa muka bumi dianggap sebagai bidang
datar.

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 2
ILMU UKUR TANAH 2016

Kegiatan survei terdiri dari pekerjaan lapangan dan pekerjaan kantor. Pekerjaan
lapangan secara garis besar meliputi pengukuran kerangka dasar horisontal, pengukuran
kerangka dasar vertikal, dan pengukuran detil.Sedangkan pekerjaan kantor meliputi
perhitungan dan penggambaran.

Pengertian Peta

Peta merupakan penyajian grafis bentuk ruang dan hubungan keruangan


antara berbagai perwujudan yang diwakili (Kals, 1983).
Peta merupakan bidang datar dan obyek yang digambarkan
pada peta umumnya terletak pada permukaan bumi, sehingga digunakan
skala dan sistem proyeksi untuk menggambarkan keadaan yang
sesungguhnya.

Peta adalah alat penting dalam perencanaan lingkungan. Sedikitnya ada


tiga alasan sebagai berikut:
(1) peta sebagai penyimpanan data
(2) peta sebagai alat analisis
(3) peta dapat menyampaikan informasi kepada pengguna (users).

Peta adalah penggambaran dua dimensi pada bidang datar keseluruhan atau
sebagian dari permukaan bumi yang diproyeksikan dengan perbandingan
atau skala tertentu.

Peta adalah gambar sebagian atau seluruh permukaan bumi atau gambar
geografi diatas bidang datar dengan ukuran kecil bersifat selektif serta yang
dapat dipertanggungjawabkan secara matematis maupun secara visual.

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 3
ILMU UKUR TANAH 2016

Jenis dan
Macam Peta

Peta bisa dijeniskan berdasarkan isi, skala, penurunan serta penggunaannya.


Peta berdasarkan isinya:

1. Peta hidrografi: memuat informasi tentang kedalaman dan keadaan dasar laut serta
informasi lainnya yang diperlukan untuk navigasi pelayaran.

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 4
ILMU UKUR TANAH 2016

2. Peta geologi: memuat informasi tentang keadaan geologis suatu daerah, bahan-bahan
pembentuk tanah dll. Peta geologi umumnya juga menyajikan unsur peta topografi.

3. Peta kadaster: memuat informasi tentang kepemilikan tanah beserta batas dll.

4. Peta irigasi: memuat informasi tentang jaringan irigasi pada suatu wilayah.

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 5
ILMU UKUR TANAH 2016

5. Peta jalan: memuat informasi tentang jejaring jalan pada suatu wilayah

6. Peta Kota: memuat informasi tentang jejaring transportasi, drainase, sarana kota
dll nya.

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 6
ILMU UKUR TANAH 2016

7. Peta Relief: memuat informasi tentang bentuk permukaan tanah dan kondisinya.

8. Peta Teknis: memuat informasi umum tentang tentang keadaan permukaan bumi
yang mencakup kawasan tidak luas. Peta ini dibuat untuk pekerjaan perencanaan
teknis skala 1 : 10 000 atau lebih besar.

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 7
ILMU UKUR TANAH 2016

8. Peta Topografi: memuat informasi umum tentang keadaan permukaan bumi


beserta informasi ketinggiannya menggunkan garis kontur. Peta topografi juga
disebut sebagai peta dasar.

9. Peta Geografi: memuat informasi tentang ikhtisar peta, dibuat berwarna dengan
skala lebih kecil dari 1 : 100 000.

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 8
ILMU UKUR TANAH 2016

Peta memiliki berbagai macam karakter sehingga kita dapat mengelompokkannya


menjadi beberapa jenis, antara lain:

1. Berdasarkan Sumber Datanya

Berdasarkan sumber datanya, peta dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu:
a. Peta Induk (Basic Map)

Peta induk merupakan peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan. Peta induk
dapat digunakan sebagai dasar pembuatan dari peta topografi dan menjadi dasar dari
pembuatan peta-peta lainnya.

b. Peta Turunan (Derived Map)

Peta turunan merupakan peta yang dibuat berdasarkan pada acuan peta yang sudah ada
sehingga tidak memerlukan survei langsung ke lapangan. Peta jenis ini tidak bisa
digunakan sebagai peda dasar.

2. Berdasarkan Isi Data yang Disajikan

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 9
ILMU UKUR TANAH 2016

Berdasarkan isi data yang disajikan, Peta dapat kita bagi menjadi dua macam yaitu peta
umum dan peta tematik.

a. Peta Umum

Peta umum merupakan peta yang menggambarkan semua topografi di permukaan bumi
seperti unsur alam (sungai, danau), unsur buatan manusia (jembatan, jalan dll) maupun
bentuk permukaan bumi (gunung, lembah). Peta umum dapat kita bedakan menjadi tiga
macam yakni:

a) Peta Topografi

Peta topografi merupakan peta yang menggambarkan permukaan bumi lengkap dengan
reliefnya. Adapun penggambaran relief permukaan bumi ke dalam bentuk peta
digambarkan dalam bentuk garis kontur. Garis kontur adalah garis pada peta yang
menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian yang sama. Agar lebih
jelas perhatikanlah gambar di bawah ini.

Gambar. Peta Topografi (Sumber: rizkykurniarubianto.wordpress.com )

Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam memaknai garis kontur, diantaranya:

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 10
ILMU UKUR TANAH 2016

Semakin rapat jarak antar garis kontur menunjukkan bahwa daerah tersebut
semakin curam.

Bila ditemukan ada garis kontur yang bergerigi, maka ini menunjukkan bahwa di
daerah tersebut terdapat depresi atau lembah.

b) Peta Chorografi

Peta chorografi merupakan peta yang menggambarkan permukaan bumi secara umum.
Biasanya peta jenis ini menggunakan skala sedang dan hanya menggambarkan sebagian
dari permukaan bumi. Contoh peta jenis ini adalah atlas.

c) Peta Dunia

Peta dunia merupakan peta yang menggambarkan permukaan bumi secara luas dengan
menggunakan skala kecil.

b. Peta Tematik

Peta tematik merupakan peta yang menggambarkan informasi dengan tema-tema


tertentu/khusus. Misalnya peta geologi, peta kepadatan penduduk, peta tempat-tempat
wisata dll.

Gambar. Peta tematik tentang kepadatan penduduk di daerah Bantul, Yogyakarta


(Sumber: invesda.bantulkab.go.id)

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 11
ILMU UKUR TANAH 2016

3. Berdasarkan Skalanya

Berdasarkan skala yang digunakan, kita dapat membagi jenis-jenis peta menjadi
beberapa jenis antara lain:

a. Peta Kadaster/Peta Teknik

Peta ini mempunyai skala sangat besar yakni antara 1 : 100 1 : 5000. Peta kadaster ini
sangat rinci sehingga banyak digunakan untuk keperluan teknis, misalnya untuk
perencanaan jaringan jalan, jaringan air dll.

b. Peta Skala Besar

Peta ini mempunyai skala antara 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000. Biasanya peta ini
digunakan untuk perencanaan suatu wilayah.

c. Peta Skala Sedang

Peta ini mempunyai skala antara 1 : 250.000 sampai 1 : 500.000.

d. Peta Skala Kecil

Peta ini mempunyai skala antara 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000.

e. Peta Geografi/Peta Dunia

Peta ini mempunyai skala lebih kecil dari 1 : 1.000.000.

Semakin kecil skalanya, maka cakupan wilayahnya akan semakin luas. Nah dalam
pembuatan peta, pengetahuan tentang skala sangat penting dan tentunya disesuaikan
dengan seberapa besar wilayah yang akan dibuat dan seberapa besar kertas yang akan
kita pakai untuk menggambarkan wilayahnya.

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 12
ILMU UKUR TANAH 2016

Cara Membuat Peta

Untuk Pemetaan diperlukan adanya kerangka peta, yaitu terdiri dari titik-titik pasti di
permukaan bumi yang tertentu didalam hubungan horizontal koordinat-koordinatnya
(X,Y) dan hubungan vertikal yang menunjukkan ketinggian (Z). Peta yang digunakan
sebagai perencanaan harus baik dan benar yang berarti pemberian informasi dari peta
harus sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dari permukaan bumi.

Peta yang disajikan dalam bidang datar, sehingga posisi titik-titik yang dimuat di dalam
peta dinyatakan dengan kordinat-koordinat pada bidang datar pula. Penentuan
koordinatnya dilakukan dengan mengadakan pengukuran jarak dan arah jurusan, yaitu
secara triangulasi, trilaterasi, poligon dan triangulaterasi. Titik-titik dinyatakan dalam
sistem koordinat ( X,Y ) dan ( Z ) untuk ketinggian dari permukaan laut rata-rata.

Pengukuran Titik Kontrol Horisontal

Metode yang dipakai untuk kerangka peta adalah poigon, yaitu rangkaian dari titik
kerangka peta menjadi segi banyak. Untuk mendapatkan data, yang diukur adalah
semua sudut sisi-sisinya, Azimut dan jarak untuk penentuan koordinat planimetris diatas
permukaan bumi ( X,Y ), yang digunakan sebagai kerangka peta ( Kerangka Kontrol
Horizontal ). Poligon tersebut mempunyai berbagai bentuk dan hitungan yang sederhana
serta dapat menyesuaikan kondisi dan topografi lapangan.

Berdasarkan bentuknya poligon dapat dibedakan menjadi 2 macam :

1.Poligon tertutup

2. Poligon terbuka

SYARAT POLIGON

Jurusan awal
Koordinat awal
Semua sudut diukur
Semua jarak diukur

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 13
ILMU UKUR TANAH 2016

Poligon Terbuka

Pengukuran poligon terbuka biasa digunakan untuk mengukur jalan, sungai, maupun
irigasi. tapi kenyataannya bisa digunakan untuk mengukur luas lahan terbuka. namun
tetap disarankan untuk menggunakan poligon tertutup apabila mengukur luas lahan.
Yang dimaksud terbuka disini adalah poligon tersebut tidak mempunyai sudut dalam
seperti pada tertutup. jadi pengukuran di mulai dari titik awal tapi tidak kembali ke titik
awal seperti pada gambar di bawah ini.

Poligon Tertutup

Poligon tertutup adalah segi banyak yang terdiri atas rangkaian sudut dan sisi yang titik
awal dan titik akhirnya berimpit.

Keterangan gambar 1 :

12 = Azimuth awal
d 12, d 23, ........., d 71 = Panjang sisi Poligon.
1, 2, 3, ......, 7 = Sudut-sudut dalam poligon.
IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 14
ILMU UKUR TANAH 2016

Unsur-unsur yang diukur adalah :

1. Satu azimuth sisi poligon


2. Semua sudut dalam poligon
3. Semua sisi poligon

Pada poligon tertutup titik awal juga merupakan titik akhir poligon dan sudut
jurusan awal sama dengan sudut jurusan akhir, serta koordinat awal sama
dengan koordinat akhir. Dengan adanya ketentuan tersebut di atas, maka
syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu poligon tertutup adalah :

( i ) = (n 2) x 180
( di sin i ) = 0
( di cos i ) = 0

Tetapi pada umumnya hasil ukuran sudut dan jarak sisi poligon tidak bisa
memenuhi ketiga persyaratan tersebut di atas, sehingga agar dapat memenuhi
ketiga persyaratan tersebut, perlu ada besaran koreksi, yaitu :

i = ( n 2 ) x 180 + fs
(di Sin i) = fx
(di Cos i) = fy

Dimana :
fs = kesalahan penutup sudut dalam poligon
fx = kesalahan penutup absis poligon
fy = kesalahan penutup ordinat poligon
di = panjang sisi poligon yang diukur
i = azimut sisi-sisi poligon
i = sudut-sudut dalam Poligon

Dalam proses pembuatan peta harus mengikuti pedoman dan prosedur tertentu
agar dapat dihasilkan peta yang baik, benar, serta memiliki unsur seni dan
keindahan. Secara umum proses pembuatan peta meliputi beberapa tahapan dari
pencarian dan pengumpulan data hingga sebuah peta dapat digunakan berikut
adalah tahap pembuatan peta ;

1. Tahap pencarian dan pengumpulan data


Ada beberapa cara dalam mencari dan mengumpulkan data, yaitu:

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 15
ILMU UKUR TANAH 2016

a. Secara langsung
Cara pencarian data secara langsung dapat melalui metode konvensional
yaitu meninjau secara langsung ke lapangan dimana daerah tersebut akan
dijadikan objek dari peta yang dibuat. Cara ini disebut dengan teristris.
Dengan cara ini dilakukan pengukuran medan menggunakan theodolit,
GPS, dan alat lain yang diperlukan serta pengamatan informasi ataupun
wawancara dengan penduduk setempat secara langsung sehingga didapat
data yang nantinya akan diolah.
Dapat pula dilakukan secara fotogrameti, yaitu dengan metode foto
udara yang dilakukan dengan memotret kenampakan alam dari atas
dengan bantuan pesawat dengan jalur khusus menurut bidang objek.
Atau dapat pula menggunakan citra dari satelit serta cara-cara lain yang
dapat digunakan
b. Secara tak langsung
Melalui cara ini tentu saja kita tidak usah repot-repot meninjau
langsung ke lapangan melainkan kita hanya mencari data dari peta atau
data-data yang sudah ada sebelumnya. misalnya dalam membuat peta
kepemilikan tanah di daerah Semarang, kita cukup mencari peta
administrasi lengkap kota Semarang, kemudian dapat diperoleh data
pemilikan tanah di Lembaga Pertanahan daerah atau nasional (BPN).
Data yang diperoleh dari pencarian data secara tak langsung ini disebut
dengan data sekunder, sedangkan peta yang digunakan sebagai dasar
pembuatan peta lain disebut sebagai peta dasar.

2. Tahap pengolahan data

Data yang telah dikumpulkan merupakan data spasial yang tersebar


dalam keruangan. Data yang telah diperoleh tersebut kemudian
dikelompokkan misalnya data kualitatif dan data kuantitatif, kemudian
data kuantitatif dilakukan perhitungan yang lebih rinci. Langkah
selanjutnya yaitu pemberian simbol atau simbolisasi terhadap data-data
yang ada.

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 16
ILMU UKUR TANAH 2016

Dalam tahap akan mudah dengan menggunakan sistem digital komputing


karena data yang masuk akan langsung diolah dengan software atau aplikasi
tertentu sehingga data tersebut akan langsung jadi dan siap untuk disajikan.

3. Tahap penyajian dan penggambaran data

Tahap ini merupakan tahap pembuatan peta dari data yang telah diolah dan
dilukiskan pada media. Dalam tahap ini dapat digunakan cara manual dengan
menggunakan alat-alat yang fungsional, namun cara ini sangat membutuhkan
perhitungan dan ketelitian yang tinggi agar didapat hasil yang baik. Akan lebih
baik jika digunakan teknik digital melalui komputer, penggambaran peta dapat
digunakan aplikasi-aplikasi pembuatan peta yang mendukung, misalnya ARC
View, ARC Info, AutoCAD Map, Map Info, dan software lain. Setelah peta
tergambar pada komputer, kemudian data yang telah disimbolisasi dalam bentuk
digital dimasukkan dalam peta yang telah di gambar pada komputer, pemberian
informasi tepi, yang kemudian dilakukan proses printing atau pencetakan peta.

4. Tahap penggunaan data

Tahap ini sangatlah penting dalam pembuatan sebuah peta, karena dalam tahap
ini menentukan baik atau tidaknya sebuah peta, berhasil atau tidaknya
pembuatan sebuah peta. Dalam tahap ini pembuat peta diuji apakah petanya
dapat dimengerti oleh pengguna atau malah susah dalam dimaknai. Peta yang
baik tentunya peta yang dapat dengan mudah dimengerti dan dicerna maksud
peta oleh pengguna. Selain itu, pengguna dapat memberikan respon misalnya
tanggapan, kritik, dan saran agar peta tersebut dapat disempurnakan sehingga
terjadi timbal balik antara pembuat peta (map maker) dengan pengguna peta
(map user).

Dalam buku Desain dan Komposisi Peta Tematik karangan Juhadi dan Dewi
Liesnoor, disebutkan bahwa tahapan pembuatan peta secara sistematis yang
dianjurkan adalah:

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 17
ILMU UKUR TANAH 2016

1. Menentukan daerah dan tema peta yang akan dibuat


2. Mencari dan mengumpulkan data
3. Menentukan data yang akan digunakan
4. Mendesain simbol data dan simbol peta
5. Membuat peta dasar
6. Mendesain komposisi peta (lay out peta), unsur peta dan kertas
7. Pencetakan peta
8. Lettering dan pemberian simbol
9. Reviewing
10. Editing
11. Finishing

1) Teknis Pengukuran Arah dan Jarak

a) Sudut Arah (Azimuth)


Tanda orientasi merupakan salah satu unsur utama proses pengukuran. Setiap peta
memiliki arah utama yang ditunjukkan ke arah atas (utara). Apabila Anda
memperhatikan suatu peta yang lengkap, terdapat tiga arah utara yang sering digunakan
dalam suatu peta, yaitu sebagai berikut.
(1) Arah utara magnetis, yaitu utara yang menunjukkan kutub magnetis.
(2) Arah utara sebenarnya, sering pula dinamakan utara geografis, atau utara arah
meridian.
(3) Arah utara grid, yaitu utara yang berupa garis tegak lurus pada bidang horizontal di
peta.

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 18
ILMU UKUR TANAH 2016

Ketiga macam arah utara berbeda pada setiap tempat. Perbedaan ketiga arah utara ini
perlu diketahui sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pembacaan arah peta. Jika salah
menafsirkan arah orientasi, berarti tanpa disadari kita telah tersesat.

Arah utara magnetis merupakan arah utara yang paling mudah ditetapkan, yaitu dengan
pertolongan kompas magnetik. Perbedaan sudut antara utara magnetis dengan arah
suatu objek ke tempat objek lain searah jarum jam disebut sudut arah atau dikenal juga
dengan sebutan azimuth magnetik. Pada peta yang dibuat dengan menggunakan
kompas, perlu diberikan penjelasan bahwa utara yang digunakan adalah utara magnetis.

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 19
ILMU UKUR TANAH 2016

Contoh:
Azimuth Magnetis AB (Az, AB) = 70
Azimuth Magnetis AC (Az, AC) = 310

b) Pengukuran Jarak
Perlu Anda ketahui, bahwa jarak yang dapat digambarkan secara
langsung pada peta adalah jarak horizontal, bukan jarak miring.

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 20
ILMU UKUR TANAH 2016

Untuk jarak yang pendek dilakukan dengan merentangkan pita dan menggunakan
waterpass sehingga mendekati jarak horizontal. Untuk jarak yang panjang dilakukan
secara bertahap. Jarak horizontal AD adalah d1 + d2 + d3.

Untuk wilayah yang relatif datar, pengukuran jarak tidak mengalami masalah. Namun
pada daerah yang tidak datar kadangkala terdapat hambatan. Hambatan ini terutama
terjadi pada daerah datar yang memiliki garis ukur yang relatif panjang, yaitu adanya
objek penghalang seperti sungai atau kolam. Membuat garis tegak lurus terhadap garis
ukur pada titik A sehingga diperoleh garis AC.

Menempatkan titik D tepat ditengah-tengah AC. Kemudian, menarik garis dari B ke D


hingga di bawah titik C. Kemudian, membuat garis tegak lurus ke bawah terhadap garis
AC dari titik C, sehingga terjadi perpotongan (titik E). Pada Gambar 1.27, diperoleh
segitiga ABD dan CED yang sama dan sebangun sehingga jarak AB yang akan diukur
sama dengan jarak CE.

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 21
ILMU UKUR TANAH 2016

2) Tahapan Pengukuran Jarak dan Arah

Agar pengukuran jarak dan arah tidak terlalu banyak mengalami penyimpangan, perlu
dilakukan secara bertahap. Misalkan akan memetakan jalur jalan AB, tahapan
pengukuran yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut.
a) Lakukan pengukuran garis-garis ukur pokok, meliputi ukuran pokok yang
ditunjukkan oleh garis 12, 23, 34, dan 45. Azimuth magnetis diukur dari utara
magnetis (UM) ke garis pokok.
b) Apabila di sepanjang jalur jalan tersebut terdapat objek-objek tertentu, seperti
bangunan, dan aliran sungai, objek tersebut dapat dipetakan dengan cara mengukur
jarak tegak lurus dari titik pada garis ukur pokok ke titik yang mewakili objek tersebut.
Garis ini disebut offset. Pada contoh berikut, terdapat objek rumah di pinggir garis ukur
pokok 12.

Pada gambar tersebut di atas. offset 1, 2, 3, 4, dan 5 dibuat tegak lurus terhadap garis
ukur dari titik A ke titik A. Panjang offset 2 diukur dari titik a ke titik a, dan
seterusnya.

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 22
ILMU UKUR TANAH 2016

3) Penggambaran dan Scribing

Penggambaran dan scribing secara manual merupakan pekerjaan yang penting dalam
memproduksi peta. Di dalam pemetaan secara photogrametris, biasanya plotting
dilakukan dengan pensil di atas kertas tidak tembus cahaya (opaque paper) atau material
lain yang tembus pandang.

Pekerjaan penggambaran kembali dilakukan oleh seksi kartografi agar diperoleh gambar
yang lengkap dengan standar yang memenuhi persyaratan untuk peta akhir. Jika peta
yang akan dibuat terdiri atas beberapa warna maka penggambarannyapun dilakukan
terpisah untuk setiap warna.

Secara umum, terdapat dua teknik utama yang digunakan untuk membuat garis-garis di
dalam kartografi reproduksi, yaitu sebagai berikut.

a) Penggambaran dengan Pena dan Tinta.


Ada dua hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan hasil gambar yang baik, yaitu
sebagai berikut.

(1) Material Tempat Dilakukan Penggambaran Material yang akan dipakai harus
memiliki dimensi kestabilan yang tinggi. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga ketelitian
dan untuk memberikan keseimbangan yang baik bagi warna yang berbeda. Plastik film
merupakan material gambar yang baik di dalam kartografi reproduksi. Plastik film
memiliki permukaan yang halus untuk menggambar, tetapi memiliki kelemahan karena
menarik lemak sehingga terlebih dahulu harus dibersihkan dengan bedak dan keadaan
tangan harus tetap dalam keadaan bersih.

Tinta gambar tidak dapat menembus plastik, tetapi akan melekat apabila tintanya sudah
kering. Jadi, penggambaran pada media plastik harus dikerjakan dengan sangat hati-hati
karena harus menunggu tintanya kering. Koreksi penggambaran dilakukan dengan
scraping (dikerok) atau dihapus dengan kain sebelum tinta tersebut kering.

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 23
ILMU UKUR TANAH 2016

Tinta yang digunakan untuk pembuatan peta harus yang berkualitas baik, misalnya
tahan air (waterproof), hitam kelam, tahan lama, dan harus cepat kering. Untuk
penggambaran pada PVC, plastik (astralon, astrafoil) biasanya dipakai tinta Pelikan K
yang memenuhi persyaratan tersebut. Untuk plastik material, dipakai tinta Pelikan TT.
Pelikan T biasanya digunakan untuk penggambaran pada kertas biasa atau plastik,
sedangkan Pelikan TN adalah tinta spesial untuk penggambaran pada photographic film.

(2) Tipe Pena yang Dipakai Jenis pena yang digunakan juga tidak boleh sembarangan,
harus diupayakan menggunakan pena yang berkualitas. Pena yang paling sederhana, di
antaranya mapping pen dapat digunakan untuk pekerjaan dengan tangan bebas (free
hand). Untuk menggambarkan garis lurus dan garis kurva dengan ber macam-macam
ketebalan dipakai rulling pen karena dengan pena tersebut dapat diatur ketebalan
tintanya. Saat ini, telah banyak pena yang berkualitas baik, yaitu reservoir pen antara
lain Rapidograph, Rotring, Faber Castle, dengan ukuran yang bervariasi mulai ketebalan
0,1 mm sampai 1,2 mm.

b) Penggoresan
Penggoresan sering pula dinamakan scribing. Scribing merupakan salah satu teknik
penggambaran yang dilakukan dengan pena scribing. Alat yang dipakai untuk scribing
memiliki bentuk dari yang paling sederhana sampai yang paling rumit, terbuat dari
sejenis batu permata.

Alat yang sering dipakai adalah pena scribing yang terdiri atas baja atau campuran lain,
seperti kawat wolfram dan lain-lain. Keuntungan dari scribing, di antaranya sebagai
berikut.
(1) Kualitas garis yang dihasilkan tampak lebih rapih, baik, dan memiliki bentuk yang
relatif tetap.
(2) Tidak begitu memerlukan keterampilan khusus, seperti pada pekerjaan meng
gambar, yang terpenting adalah keuletan dan ke hati-hatian.
(3) Efektif dan efisien.

4) Penempatan Nama

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 24
ILMU UKUR TANAH 2016

Lettering pada suatu peta sangat diperlukan. Lettering harus diupayakan secara hati-hati
dan benar. Kesalahan pada lettering akan menimbulkan kebingungan pembaca peta,
sehingga sulit dibaca dan ditafsirkan oleh pengguna.

Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam lettering suatu peta, yaitu sebagai
berikut.
a) Corak atau macam huruf, meliputi ketebalan garis dan huruf serta coretan pada awal
dan akhir setiap huruf (Serif).
b) Bentuk huruf, meliputi huruf besar, huruf kecil, kombinasi huruf- besarkecil, tegak
(Romana, upright), miring (italic). Huruf-huruf yang dipakai pada kartografi modern
disebut Sans Serif (gothic).
c) Ukuran huruf, dinyatakan dalam istilah point size. Satu point size memiliki tinggi
lebih kurang 0,35 mm (1/27 inci). Point size merupakan jarak tepi atas (ascender) dan
tepi bawah (descender).
d) Kontras antara huruf dan latar belakang (background).

Metode lettering, dibedakan atas tiga kategori, yaitu sebagai berikut.

(1) Stick up lettering


Metode ini paling baik dibandingkan dengan metode lain nya karena memiliki beberapa
kelebihan, yaitu:
(a) lebih cepat;
(b) tidak membutuhkan keahlian khusus; dan
(c) jika posisi huruf atau nama kurang tepat, masih dapat diperbaiki. Umumya stick up
lettering dicetak pada plastic yang balikannya diberi perekat. Cara penempelannya
dilakukan dengan memotong nama demi nama atau huruf demi huruf. Cara lain
penempelannya dilakukan dengan mengosok setiap huruf. Ada dua jenis cara
mereproduksi stick up lettering yaitu nonimpact (photography, electronic) dan impact
(dengan mesin ketik atau pencetakan).

(2) Computer Assisted Lettering

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 25
ILMU UKUR TANAH 2016

Perkembangan pemakaian peralatan komputer grafik mendorong kartografer untuk


menerapkan beberapa metoda letering secara elek tronis. Dengan cara ini, peta diberi
namanama dengan vector plotter atau raster printer. Kelemahan metode letering dengan
komputer adalah pada penem patan nama karena komputer hanya dapat menempatkan
nama-nama tersebut secara lurus dan horizontal.

(3) Sistem Mekanis, Letering dengan Tinta


Peralatan mekanis yang membantu pelaksanaan letering dengan tinta, yaitu leroy, wrico,
dan varigraph. Pengoperasikan ketiga alat tersebut menggunakan bantuan template dan
pena khusus. Dari ketiga alat tersebut, varigraph merupakan alat yang paling baik
karena dapat mengubah bentuk huruf.

f) Penempatan nama atau huruf


Penempatan nama sering merupakan pekerjaan yang sukar terutama untuk peta yang
padat dengan nama-nama fenomena.

Penempatan nama harus jelas dan mudah dibaca para pengguna. Ada beberapa
ketentuan atau aturan tentang penempatan nama, yaitu sebagai berikut.
(1) Nama-nama dalam suatu lembar peta harus teratur susunannya, sejajar dengan tepi
bawah peta (peta skala besar) atau sejajar dengan grid (peta skala kecil).
(2) Nama-nama yang tercantum dapat memberi keterangan dari unsur-unsur yang
berbentuk titik, garis, dan area.

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 26
ILMU UKUR TANAH 2016

Untuk fenomena yang menggunakan titik, seperti kota, bangunan, dan gunung
sebaiknya diletakkan di samping kanan agak ke atas dari unsur tersebut. Fenomena yang
berbentuk linier, seperti sungai, pantai, jalan, dan batas wilayah administratif sebaiknya
diletakkan sejajar dengan unsur tersebut. Sungai yang berupa garis sebaiknya
ditempatkan sedikit di atas objeknya. Fenomena yang memerlukan keterangan luas,
seperti negara, danau, dan pegunungan sebaiknya penamaan ditempatkan memanjang.
(3) Nama-nama harus terletak bebas satu dengan lainnya dan diusahakan tidak
terganggu simbol-simbol lainnya. Namanama tidak boleh saling berpotongan kecuali
apabila ada nama yang huruf-hurufnya memiliki jarak yang jelas.
(4) Apabila nama-nama harus ditempatkan melengkung, bentuk dari lengkungan harus
teratur.
(5) Nama-nama yang terpusat di suatu titik lokasi harus diatur sedemikian rupa sehingga
terlihat tidak terlalu mepet.
(6) Atribut kontur ditempatkan di celah-celah tiap kontur dimana penem patannya
teratur sehingga tiap angka terbaca dan terdapat ada arah mendaki lereng.
(7) Pemilihan huruf bergantung pada perencanaan kartografer sendiri. Akan tetapi,
jenis-jenis huruf tersebut harus sama pada keseluruhan isi peta. Ada beberapa aturan
tentang pemakaian jenis huruf. Misalnya, huruf-huruf tegak lurus untuk nama-nama
fenomena budaya (kota, jalan, lalulintas), dan huruf miring untuk nama-nama unsur
fisik (sungai, danau, pegunungan).

Pada dasarnya, tidak ada aturan yang baku mengenai pemilihan jenis huruf karena
diserahkan sepenuhnya pada kartografer dengan tetap memerhatikan prinsip agar peta
tersebut dapat memberikan kemudahan bagi para penggunanya.

5) Koreksi Kesalahan

Permasalahan yang muncul pada pemetaan dengan menggunakan alat sederhana antara
lain:
a) ketidaktelitian membaca arah (azimuth magnetis) pada kompas;
b) kecerobohan pengukuran jarak dengan meteran.

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 27
ILMU UKUR TANAH 2016

Kekurangtelitian dan kecerobohan tersebut terutama terjadi pada garis-garis ukur yang
membentuk poligon tertutup. Seharusnya titik A dan titik terakhir berhimpit. Namun
pada penggambarannya, titik tidak berhimpit, tetapi menjadi A. Hal tersebut perlu
dikoreksi dengan menggunakan jarak kesalahan secara proporsional di tiap titik B, C, D
dan E. Caranya sebagai berikut.
Membuat garis lurus A, B, C, D , E yang jaraknya sama dengan jarak pada poligon A,
B, C, D, E. Misalnya, jarak A - B pada polygon 4 cm, maka jarak pada garis A - B juga
4 cm. Begitu juga dengan B, C, D dan E, dan E - A. Buatlah garis tegak lurus ke atas
dari titik A sesuai dengan panjang kesalahannya, yaitu a. Kemudian dari garis
kesalahan tersebut kemudian tarik garis ke titik A. Buatlah garis sejajar dengan garis
kesalahan (a) pada titik B, C, D, dan E.

Kegunaan Peta

Manfaat peta antara lain adalah:


a. Memberikan gambaran fisiografis secara umum permukaan bumi dan suatu daerah /
wilayah (bentuk, relief, iklim, jenis tanah. jenis vegetasi).
b. Menunjukkan dan menggambarkan lokasi atau letak suatu kawasan atau wilayah atau
obyek geografis lainnya.
c. Memperlihatkan ukuran (luas, bentuk, arah, dan jarak) suatu obyek geografi peta.
d. Mengetahui keadaan sosial, budaya, ekonomi suatu daerah (jumlah penduduk,
persebaran penduduk).
e. Dapat menjadi alat bantu pendidikan untuk mempelajari muka bumi dan segala
fenomena geografi.
f. Dapat menjadi alat bantu analisis suatu penelitian.

Sistem Koordinat

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 28
ILMU UKUR TANAH 2016

Sistem koordinat merupakan kesepakatan tata cara menentukan posisi suatu tempat di
muka bumi ini. Dengan adanya sistem koordinat, masyarakat menjadi saling memehami
posisi masing- masing di permukaan bumi. Dengan sistem koordinat pula, pemetaan
suatu wilayah menjadi lebih mudah.

Pendahuluan

Posisi suatu titik dapat dilihat secara kuantitatif melalui koordinat yang ditetapkan pada
suatu sistem koordinat terestris dengan titik nol pada pusat bumi atau geosentris ataupun
pada permukaan bumi yang disebut toposentris. Agar koordinat ini konsisten dan
standar diperlukan suatu sistem yang bisa menyatakan koordinat. Sistem tersebut adalah
sistem referensi koordinat, atau sering juga disebut sistem koordinat dan realisasinya
dinamakan kerangka referensi koordinat.

Sistem referensi koordinat adalah sistem (termasuk teori, konsep, deskripsi fisis serta
standard dan parameter) yang digunakan dalam pendefinisian koordinat dari suatu atau
beberapa titik dalam ruang (Abidin, HA 2001).

Datum adalah suatu framework yang bisa mendefinisikan suatu sistem koordinat yang
mencakup ellipsoid dan parameter lainnya. Ada dua cara untuk menentukan datum
dengan cara tradisional yaitu dengan menggunakan 2 datum terdiri dari datum vertical
dan darum horizontal dan dengan cara modern yang berdasarkan pada beberapa titik
yang sudah terdefinisi..

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 29
ILMU UKUR TANAH 2016

Datum Vertikal digunakan sebagai acuan untuk arah vertikal (ketinggian). Sedangkan
datum horisontal digunakan sebagai referensi untuk posisi arah X dan Y yang
didefinisikan dengan menggunakan ellipsoid yang mendekati harga geoid dan titik asal.

Penentuan datum dengan cara modern berdasarkan pada titik titik yang sudah terdefinisi
biasanya menggunakan beberapa titik yang kemudian digunakan untuk mendefinisikan
suatu datum dihitung dalam bentuk Internasional Terrestrial Reference Frame (ITRF)
menjadi suatu kerangka fiducial. Walaupun perhitungan koordinatnya dalam bentuk 3
dimensi, biasanya yang diambil hanya komponen horisontalnya saja.

Dengan adanya teknologi GPS penggunaan datum yang geosentris sudah menjadi suatu
keharusan, sehingga semua koordinat harus dikonversikan kedalam datum ini. Dengan
pengkonversian ini penggunaan koordinat akan menjadi lebih mudah lagi.

Dalam penetapan datum harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut (Kahar, J 2008):

1. Menetapkan ellipsoid putaran sebagai bidang acuan hitungan geodetic dengan


menetapkan setengah sumbu panjang a dan pegepengan f,

2. Menentukan koordinat awal (, , h)

3. Menentukan azimuth dari titik datum ke titik jaringan geodetic lainnya,

4. Mengukur jarak dari titik datum ke titik jaringan geodetic lainnya itu

Pengertian Datum

Datum geodetik atau referensi permukaan atau georeferensi adalah parameter


sebagai acuan untuk mendefinisikan geometri ellipsoid bumi serta orientasi sumbu
koordinat terhadap tubuh bumi. Datum geodetik diukur menggunakan metode
manual hingga yang lebih akurat lagi menggunakan satelit.

Datum Horizontal dan Datum Vertikal

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 30
ILMU UKUR TANAH 2016

Adapun berbagai macam datum/geodetik, ditentukan berdasarkan metode dan


luas area, datum menurut metode adalah :

Datum horizontal adalah datum geodetik yang digunakan untuk pemetaan


horizontal. Dengan teknologi yang semakin maju, sekarang muncul
kecenderungan penggunaan datum horizontal geosentrik global sebagai
penggganti datum lokal atau regional.

Datum vertikal adalah bidang referensi untuk sistem tinggi ortometris. Datum
vertikal digunakan untuk merepresentasikan informasi ketinggian atau
kedalaman. Biasanya bidang referensi yang digunakan untuk sistem tinggi
ortometris adalah geoid.

Sistem Koordinat

Sistem Koordinat merupakan kesepakatan tata cara menentukan posisi suatu tempat di
muka bumi ini. Dengan adanya sistem koordinat, masyarakat menjadi saling memehami
posisi masing- masing di permukaan bumi. Dengan sistem koordinat pula, pemetaan
suatu wilayah menjadi lebih mudah.

Proyeksi Peta

Proyeksi peta adalah teknik-teknik yang digunakan untuk menggambarkan sebagian


atau keseluruhan permukaan tiga dimensi yang secara kasaran berbentuk bola ke
permukaan datar dua dimensi dengan distorsi sesedikit mungkin. Dalam proyeksi peta
diupayakan sistem yang memberikan hubungan antara posisi titik-titik di muka bumi
dan di peta. Proyeksi diartikan sebagai metoda/cara dalam usaha mendapatkan bentuk
ubahan dari dimensi tertentu menjadi bentuk dimensi yang sistematik.

Proyeksi Polyder

Proyeksi Polyeder adalah proyeksi kerucut normal konform. Pada proyeksi ini,
setiap bagian derajat dibatasai oleh dua garis paralel dan dua garis meridian yang
IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 31
ILMU UKUR TANAH 2016

masing-masing berjarak 20. Diantara kedua paralel tersebut terdapat garis paralel
rata-rata yang disebut sebagai paralel standar dan garis meridian rata-rata yang
disebut meridian standar. Titik potong antara garis paralel standar dan garis meridian
standar disebut sebagi titik . Setiap bagian derajat proyeksi Polyeder diberi nomor
dengan dua digit angka. Digit pertama yang menggunakan angka romawi
menunjukan letak garis sedangkan digit kedua yang menggunakan angka arab
menunjukan garis meridian standarnya ( 0). Untuk wilayah Indonesia penomoran
bagian derajatnya adalah :

Paralel standar : dimulai dari I ( 0 = 650 LU) sampai LI ( 0 =1050 LU)


Meridian standar : dimulai dari 1 ( 0 =1150 BT) sampai 96 ( 0 =1950 BT)
Proyeksi Polyeder beracuan pada Ellipsoida Bessel 1841 dan meridian nol
Jakarta
( Jakarta =10648 27,79 BT)

Keuntungan proyeksi Polyeder:

Karena perubahan jarak dan sudut pada satu bagian derajat 20 x 20, sekitar 37 km x 37
km bias diabaikan, maka proyeksi ini baik untuk digunakan pada pemetaan teknis skala
besar.

Kerugian proyeksi Polyeder :

Untuk pemetaan daerah luas harus serring pindah bagian derajat, memerlukan
transformasi koordinat.

Grid kurang praktis karena dinyatakan dalam bentuk kilometer fiktif.

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 32
ILMU UKUR TANAH 2016

Tidak praktis untuk skala kecil dengan cangkupan luas.

Kesalahan arah maksimum 15 m untuk jarak 15 km.

Proyeksi UTM

Sistem UTM (Universal Transvers Mercator ) dengan system koordinat WGS 84


sering digunakan pada pemetaan wilayah Indonesia. UTM menggunakan
silinder yang membungkus ellipsoid dengan kedudukan sumbu silindernya tegak
lurus sumbu tegak ellipsoid (sumbu perputaran bumi) sehingga garis singgung
ellipsoid dan silinder merupakan garis yang berhimpit dengan garis bujur pada
ellipsoid. Pada system proyeksi UTM didefinisika posisi horizontal dua dimensi
(x,y) menggunakan proyeksi silinder, transversal, dan conform yang memotong
bumi pada dua meridian standart. Seluruh permukaan bumi dibagi atas 60
bagian yang disebut dengan UTM zone. Setiap zone dibatasi oleh dua meridian
sebesar 6 dan memiliki meridian tengah sendiri.

Sifat sifat Proyeksi UTM

a. Proyeksi ini adalah proyeksi Transverse Mercator yang


memotong bola bumi pada dua buah meridian, yang disebut
dengan meridian standar. Meridian pada pusat zone disebut
sebagai meridian tengah.
b. Daerah diantara dua meridian ini disebut zone. Lebar zone adalah
6 ( derajat ) atau sekitar 667mkilometer.
c. Seluruh wilayah yang ada di permukaan bola bumi dibagi
menjadi 60 zona bujur.
d. Garis lintang UTM dibagi menjadi 20 zona lintang dengan
panjang masing-masing zona adalah 8 ( derajat ) atau sekitar 890
kilometer.
e. Perbesaran pada meridian tengah adalah 0,9996
f. Perbesaran pada meridian tepi adalah 1,001
g. Satuan ukuran yang digunakan adalah meter.

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 33
ILMU UKUR TANAH 2016

h. Dalam koordinat UTM, setiap zona memiliki sumbu-sumbu


tersendiri, berbeda dengan koordinat bujur-lintang yang
menggunakan satu sumbu yang berpusat di kutub.

Peta Topografy dan Peta Rupa Bumi

Peta topografi adalah jenis peta yang ditandai dengan skala besar dan
detail, biasanya menggunakan garis kontur dalam pemetaan modern. Sebuah
peta topografi biasanya terdiri dari dua atau lebih peta yang tergabung untuk
membentuk keseluruhan peta. Sebuah garis kontur merupakan kombinasi dari
dua segmen garis yang berhubungan namun tidak berpotongan, ini merupakan
titik elevasi pada peta topografi.

Peta rupa Bumi secara umum adalah peta yang menggambarkan


kenampakan alamiah ( natural freatures ) dan kenampakan buatan mansia (man
made freatures ). Kenampakan ilmiah yang di maksud misalnya sungai, bukit,
lembah, laut, danau, dan lain-lain. Sedangkan kenampakan buatan manusia
misalnya jalan, kampung, permukiman, kantor, pasar, dan lain-lain. Peta Rupa
bumi antara lain berfungsi sebagai peta referensi atau acuan dan peta dasar yaitu
peta yang di pakai sebagai peta referensi atau acuan dan dasar bagi pembuatan
peta tematik.

Pengertian Skala

Skala peta, dapat diartikan sebagai perbandingan (rasio) antara jarak dua titik pada peta
dan jarak sesungguhnya kedua titik tersebut di permukaan bumi atau di lapangan, dan
pada satuan yang sama. Skala peta adalah informasi yang mutlak harus dicantumkan
agar pemakai dapat mengukur jarak sesungguhnya pada peta. Misalnya Skala 1:25.000,
berarti 1 cm di peta sama dengan 25 m di medan yang sebenarnya.

Skala peta dapat dinyatakan dengan:

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 34
ILMU UKUR TANAH 2016

1. Skala grafis, skala peta digambarkan dengan garis lurus yang dibagi dalam interval
tertentu yang menyatakan suatu besaran panjang.
2. Skala numeris, yaitu menuliskan secara langsung besaran skala pada peta.

Pembagian Lembar Peta

Pembagian Lembar Peta Adalah penjelasan nomor-nomor peta lain yang tergambar di
sekitar peta yang digunakan, bertujuan untuk memudahkan penggolongan peta bila
memerlukan interpretasi suatu daerah yang lebih luas.

Grid Peta sering terlihat dibubuhi semacam jaringan kotak-kotak atau grid system.
Tujuan grid adalah untuk memudahkan penunjukan lembar peta dari sekian banyak
lembar peta dan untuk memudahkan penunjukan letak sebuah titik di atas lembar peta.

Setiap kali menghadapi peta topografi, pertama carilah Arah Utara tersebut, selanjutnya
lihat judul peta (judul peta selalu berada pada bagian utara, bagian atas dari peta) atau
lihat tulisan nama gunung atau daerah perkotaa, perdesaan di kolom peta, utara peta
adalah bagian atas dari tulisan tersebut.

Dan setelah kita jauh memahaminya kita akan berhadapan pada peta topografi yang
terdapat tiga arah utara yang harus di perhatikan sebelum menggunakan peta atau
kompas, karena tiga arah utara tersebut tidak berada dalam satu garis. Tiga arah utara
tersebut adalah :

1. Utara sebenarnya (True North/US/TN) yaitu Utara yang melalui Kutub


Utara di Selatan Bumi
2. Utara Peta (Grid North/UP/GN) yaitu Utara yang sejajar dengan garis
jalan vertikal atau sumbu Y, hanya ada di peta.
3. Utara Magnetis (Magnetic North/UM) yaitu Utara yang di tunjukan oleh
jarum kompas, Utara magnetis selalu mengalami perubahan tiap
tahunnya (ke Barat ke Timur) dikarenakan oleh pengaruh rotasi bumi.

Karena ketiga arah utara tersebut tidak berada pada satu garis, maka akan
terjadi penyimpangan-penyimpangan sudut, antara lain :
IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 35
ILMU UKUR TANAH 2016

1. Penyimpangan sudut antara US-UP balk ke Barat maupun ke Timur,


disebut Ikhtilaf Peta (IP) atau Konvergensi Merimion. Yang menjadi
patokan adalah Utara Sebenarnya (US).
2. Penyimpangan sudut antara US-UM balk ke Barat maupun ke Timur,
disebut Ikhtilaf Magnetis (IM) atau deklinasi. Yang menjadi patokan
adalah Utara Sebenarnya (US).
3. Penyimpangan sudut antara UP-UM balk ke Barat maupun ke Timur,
disebut Ikhtilaf Utara Peta-Utara Magnetis atau Deviasi. Yang
menjadi patokan adalah Utara Peta.

Deklinasi Magnetik

Deklinasi Magnet Sudut yang dibentuk oleh garis utara sebenarnya dengan garis utara
magnet,yang jadi perhitungan adalah utara sebenarnya.

Bumi Sebagai Magnet


Kompas adalah alat penunjuk arah yang dilengkapi magnet berbentuk jarum dan selalu
menunjuk ke arah utara dan selatan. Arah tersebut tidak pernah berubah dimana pun
kamu berada di permukaan bumi ini, sehingga dapat digunakan sebagai penunjuk jalan.
Hal ini juga menunjukan bahwa bumi mempunyai kutub-kutub magnet.

Magnet jarum dan magnet batang yang tergantung bebas selalu menunjuk ke arah
tertentu. Arah yang ditunjuk oleh magnet jarum dan magnet batang adalah utara
selatan. Begitu juga dengan jarum kompas, meskipun kita ubah kedudukan kompas ke
arah manapun, jarum kompas akan menunjuk ke arah utara selatan karena tertarik oleh
suatu gaya magnet yang sangat besar yang berasal dari kutub utara dan kutub selatan
kemagnetan bumi.

Jadi, bumi yang kita tempati ini adalah sebuah magnet yang sangat besar, dengan kutub-
kutub magnetnya terletak di kutub utara dan kutub selatan bumi. Namun bila kita amati
ternyata kutub utara dan kutub selatan kemagnetan bumi tidak tepat terletak di kutub
utara dan kutub selatan bumi. Jika kita mengamati arah yang ditunjuk oleh jarum
kompas, kita akan tahu bahwa tenyata arah tersebut tidak tepat menunjuk ke utara bumi.
Kutub utara magnet jarum kompas akan tertarik pada kutub selatan magnet bumi.

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 36
ILMU UKUR TANAH 2016

Sementara kutub selatan magnet jarum kompas menunjuk ke arah kutub utara maanet
bumi.

Sudut yang dibentuk oleh jarum kompas dengan kutub utara dan kutub selatan bumi
disebut sudut deklinasi. Ada pula sudut yang dibentuk oleh magnet jarum dengan garis
horizontal disebut sudut inklinasi.

1. Sudut Deklinasi
Sudut deklinasi adalah sudut yang dibentuk oleh kutub utara selatan
jarum kompas dengan kutub utara selatan geografis.Sudut deklinasi
akan bernilai positif apabila kutub utara jarum kompas menyimpang ke
arah timur dan bernilai negatif bila kutub utara jarum kompas
menyimpang ke barat. Besar sudut deklinasi di berbagai tempat di bumi
tidaklah sama. Sudut deklinasi mengalami perubahan tiap tahunnya.
2. Sudut Inklinasi
Sudut Inklinasi adalah sudut yang dibentuk oleh ujung jarum kompas
dengan posisi horizontal di permukaan bumi. Sudut inklinasi bernilai
positif apabila kutub utara jarum kompas berada di sebelah garis
mendatar. Tetapi, sudut inklinasi akan bernilai negatif bila kutub utara
jarum kompas berada di sebelah bawah garis mendatar. Sudut inklinasi
terbesar adalah 90 derajat , yaitu ketika kita berada tepat di atas kutub
magnet bumi. Sedut inklinasi terkecil terjadi di sekitar garis khatulistiwa,
yaitu 0 derajat.

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 37
ILMU UKUR TANAH 2016

DAFTAR PUSTAKA

http://www.siswapedia.com/macam-macam-peta-atau-jenis-jenis-peta/

http://belajar-teknik-sipil.blogspot.co.id/2010/03/ilmu-ukur-tanah.html

https://www.google.com/search?q=makalah+ilmu+ukur+tanah&ie=utf-8&oe=utf-8

http://mazprie82geodesi.blogspot.co.id/2010/11/kerangka-dasar-pemetaan.html

Basuki, S. 2012. Ilmu Ukur Tanah (Edisi Revisi). Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press.

Subagio. 2002. Pengetahuan Peta. Bandung : ITB.

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 38
ILMU UKUR TANAH 2016

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS E Page 39

Anda mungkin juga menyukai