Anda di halaman 1dari 2

Metode pengukuran Collins dan Cassini merupakan salah satu metode dalam pengukuran kerangka

dasar horizontal untuk menentukan koordinat titik-titik yang diukur dengan cara mengikat ke
belakang pada titik tertentu dan yang diukur adalah sudut-sudut yang berada di titik yang akan
ditentukan koordinatnya. Pada era mengikat ke belakang ada dua metode hitungan yaitu dengan
cara Collins dan Cassini.
Adapun perbedaan pada kedua metode di atas terletak pada cara
perhitungannya, cara Collins menggunakan era perhitungan logaritma.
Adapun pada metode Cassini menggunakan mesin hitung. Sebelum alat hitung
berkembang dengan balk, seperti masa kini maka perhitungan umumnya
dilakukan dengan bantuan daftar logaritma. Adapun metode Cassini
menggunakan alat hitung karena teori ini muncul pada saat adanya alat
hitung yang sudah mulai berkembang. Pengikatan kebelakang metode Collins
merupakan model perhitungan yang berfungsi untuk mengetahui suatu letak
titik koordinat, yang diukur melalui titik-titik koordinat lain yang
sudah diketahui.
Pada pengukuran pengikatan ke belakang metode Collins, alat theodolite
ditegakkan di atas titik yang ingin atau belum diketahui koordinatnya.
Misalkan titik itu diberi nama titik P. titik P ini akan diukur melalui
titik-titik lain yang koordinatnya sudah diketahui terlebih dahulu.
Misalkan titik lainnya itu titik A, B, dan titik C. Pertama titik P
diikatkan pada dua buah titik lain yang telah diketahui koordinatnya,
yaitu diikat pada titik A dan titik B. Ketiga titik tersebut dihubungkan
oleh suatu lingkaran dengan jari – jari tertentu, sehingga titik C
berada di luar lingkaran.
Kemudian tariklah titik P terhadap titik C. Dari hasil penarikan garis P
terhadap G akan memotong tali busur lingkaran, dan potongannya akan
berupa titik hasil dari pertemuan persilangan garis dan tali busur.
Titik itu diberi nama titik H, dimana titik H ini merupakan titik
penolong Collins. Sehingga dari informasi koordinat titik A, B, dan G
serta sudut-sudut yang dibentuknya, maka koordinat titik P akan dapat
diketahui.
Kemudian tariklah titik P terhadap titik C. Dari hasil penarikan garis P
terhadap G akan memotong tali busur lingkaran, dan potongannya akan
berupa titik hasil dari pertemuan persilangan garis dan tali busur.
Titik itu diberi nama titik H, dimana titik H ini merupakan titik
penolong Collins. Sehingga dari informasi koordinat titik A, B, dan G
serta sudut-sudut yang dibentuknya, maka koordinat titik P akan dapat
diketahui.
Pengukuran Collins

1. titik A, B ,dan C merupakan titik koordinat yang sudah diketahui.


2. titik P adalah titik yang akan dicari koordinatnya.
3. titik H adalah titik penolong collins yang dibentuk oleh garis P
terhadap C dengan lingkaran yang dibentuk oleh titik-titik A, B, dan P.

Anda mungkin juga menyukai