Anda di halaman 1dari 16

IKATAN KE MUKA &

IKATAN KE
BELAKANG
Aqly Fathanah Botutihe
03311840000081
METODE PENENTUAN POSISI (PENGIKATAN)

Penentuan posisi metode pengikatan ke muka: alat berdiri di dua titik acuan yang
diketahui koordinatnya. Sedangkan, penentuan posisi metode pengikatan ke
belakang: alat berdiri di titik yang akan diukur.
PENGIKATAN KE MUKA (INTERSECTION)

Pengikatan ke muka adalah suatu


metode penentuan posisi dari 2 buah titik
di lapangan tempat berdiri alat untuk
memperoleh suatu titik lain di lapangan
tempat berdiri target (Prisma/Jalon).
Prinsip metode ini adalah alat diletakkan
di 2 buah titik yang sudah diketahui
koordinatnya dan mengukur sudut di titik-
titik ikat tersebut terhadap titik target
yang akan dicari koordinatnya.
PENGIKATAN KE MUKA (INTERSECTION)

Karakteristik penentuan posisi dengan pengikatan ke muka antara lain:


 Bentuk yang digunakan segitiga.
 Dilakukan pengukuran dua sudut (Alpha dan Betha).
 Salah satu panjang sisi harus diukur untuk mengetahui bentuk dan besar
segitiga.
Pengikatan ke muka ini banyak digunakan pada pengukuran titik triangulasi dan
konstruksi. Salah satu kegunaan metode ini adalah menentukan titik ikat yang lebih
aman dari orang usil, penggusuran, diinjak-injak binatang dan lainnya. Maksudnya
titik ini dapat ditempatkan di tempat-tempat yang sulit dijangkau seperti antena
BTS, antena petir, dinding tembok dan sebagainya dengan hanya mengukur sudut
saja dan tanpa mengukur jarak.
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
(INTERSECTION)

 Data yang harus diketahui: 2 buah titik ikat yang diketahui


koordinatnya.
 Data yang harus diukur: Sudut di titik A dan B.
 Data yang harus dihitung: Jarak dari titik A ke B; Azimuth A ke P
dan B ke P (setelah menghitung Azimuth A ke B dan Azimuth B ke
A); Jarak dari titik A ke P dan titik B ke P; serta Koordinat titik P.
TAHAPAN PERHITUNGAN (INTERSECTION)

 Menghitung Azimuth AB dan BA:


αAB = arcus tan((XB - XA)/(YB - YA) = arcus tan (ΔXAB/ ΔYAB)
αBA = arcus tan((XA – XB)/(YA – YB) = arcus tan (ΔXBA/ ΔYBA)

 Menghitung Azimuth AP dan BP:


αAP = αAB + βA
αBP = αBA – βB
TAHAPAN PERHITUNGAN (INTERSECTION)

➢ Menghitung Jarak A ke P dan Jarak B ke P dengan aturan sinus:


𝑎 𝑏 𝑐
= =
𝑆𝑖𝑛 𝛼 𝑆𝑖𝑛 𝛽 𝑆𝑖𝑛 𝛾
Maka:
𝑑𝐴𝐵 𝑑𝐴𝑃 𝑑𝐵𝑃
= =
𝑆𝑖𝑛𝛽𝑃 𝑆𝑖𝑛 𝛽𝐵 𝑆𝑖𝑛 𝛽𝐴

Sehingga Diperoleh:
dAP = (dAB/sin(βP)) x sin (βB)
dBP = (dAB/sin(βP)) x sin (βA)
TAHAPAN PERHITUNGAN (INTERSECTION)

➢ Menghitung Koordinat titik P dari kedua titik ikat:


XP = XA + dAP sin(αAP) dan XP = XB + dBP sin(αBP)
YP = YA + dAP cos(αAP) dan YP = YB + dBP cos(αBP)

➢ Hasil akhir dari koordinat titik P merupakan rata-rata dari


koordinat titik P yang diperoleh dari titik A dan titik B.
PENGIKATAN KE BELAKANG (RESECTION)

Pengikatan ke belakang adalah suatu metode


penentuan posisi sebuah titik terhadap 2 buah
atau lebih titik yang diketahui koordinatnya.
Bedanya dengan pengikatan ke muka adalah
pada metode ini alat berdiri pada titik yang akan
ditentukan posisinya. Sudut yang diukur adalah
sudut alfa dan beta. Ada beberapa metode
yang sering digunakan, yang paling populer
adalah metode Collins dan Cassini. Prinsip dari
pengukuran metode ikatan ke belakang ini
adalah alat diletakkan di titik yang akan dicari
dan mengukur sudut di titik tersebut terhadap
ke 3 (tiga) titik ikat.
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN (RESECTION)

 Data yang harus diketahui: 3 buah titik ikat yang diketahui


koordinatnya.
 Data yang harus diukur: Sudut di titik P (ke titik A, B, dan C).
 Data yang harus dihitung: Jarak dari titik A ke B dan B ke C;
Azimuth AB dan BC; Sudut α; sudut βA dan βC (dengan
menghitung jumlah βA+βC); Sudut α1 dan α2; azimuth AP,
Azimuth BP dan Azimuth CP; jarak AP, BP dan CP; serta
Koordinat titik P.
TAHAPAN PERHITUNGAN (RESECTION)

 Menghitung Jarak AB dan BC:


c = dAB = dBA = √((XA – XB)^2+(YA – YB)^2)
a = dBC = dCB = √((XB – XC)^2+(YB – YC)^2)

 Menghitung sudut α dengan terlebih dahulu menghitung Azimuth


AB (αAB) dan Azimuth BC (αBC):
αAB = arcus tan((XB - XA)/(YB - YA)) = arcus tan (ΔXAB/ ΔYAB)
αBC = arcus tan((XC – XB)/(YC – YB)) = arcus tan (ΔXBC/ ΔYBC)
TAHAPAN PERHITUNGAN (RESECTION)

➢ Menghitung Sudut α:
α = 180 – (αBC – αAB)

➢ Menghitung Jumlah βA + βC:


βA + βC = 360 – (α + x + y)

➢ Menghitung βA dan βC:


βA = arcustan ((a sin(x) sin(βA + βC)/(c sin(y)+ a sin(x) cos(βA + βC)))
βC = arcustan ((c sin(y) sin(βA + βC)/(a sin(x)+ c sin(y) cos(βA + βC)))
TAHAPAN PERHITUNGAN (RESECTION)

➢ Menghitung sudut α1 dan α2:


α1 = 180 – x – βA
α2 = 180 – y – βC

➢ Menghitung Azimuth AP (αAP), Azimuth BP (αBP) dan Azimuth


CP (αCP):
αAP = αAB + βA
αBP = αBC + α2
αCP = αCB – βC
TAHAPAN PERHITUNGAN (RESECTION)

➢ Menghitung jarak AP, BP dan CP dengan aturan sinus:


dAP/sin(α1) = dAB/sin(x) = dBP/sin(βA)
dBP/sin(βC) = dBC/sin(y) = dCP/sin(α2)
Sehingga Diperoleh:
dAP = (dAB/sin(x)) x sin (α1)
dBP = (dBC/sin(y)) x sin (βC)
dCP = (dBC/sin(y)) x sin (α2)
TAHAPAN PERHITUNGAN (RESECTION)

➢ Menghitung Koordinat Titik P dari Titik A, B, dan C:


XP = XA + dAP sin(αAP) dan YP = YA + dAP cos(αAP)
XP = XB + dBP sin(αBP) dan YP = YB + dBP cos(αBP)
XP = XC + dCP sin(αCP) dan YP = YC + dCP cos(αCP)
➢ Hasil akhir dari koordinat titik P merupakan rata-rata dari
koordinat titik P yang diperoleh dari titik A, titik B dan titik C.

Anda mungkin juga menyukai