BAB 4
KESALAHAN PENGUKURAN
Sasaran pembelajaran :
Mahasiswa memahami kesalahan pengukuran
Kondisi alam walaupun pada dasarnya merupakan suatu fungsi yang berlanjut,
akan tetapi mempunyai karakteristik yang dinamis. Hal inilah yang menyebabkan
banyak aplikasi pada bidang pengukuran dan pemetaan banyak tergantung dari
alam.
Pelaksanaan pekerjaan dan pengukuran jarak, sudut, dan koordinat titik pada foto
udara juga diperlukan suatu instrumen pengukuran yang prosedurnya untuk
mengupayakan kesalahan yang kecil. Jika kesalahan itu terjadi, maka pengukuran
dan pengumpulan data harus diulang.
4.2 Keandalan
Keandalan pengukuran (reliability of measurement) meliputi ketelitian dan
keseksamaan dalam pengukuran. Suatu pengukuran dapat saja seksama tapi tidak
teliti, tetapi apabila pengukuran tersebut teliti pasti seksama.
38
Ilmu Ukur Tanah - Program Studi Teknik Sipil
2. Dapat dinyatakan dengan standar deviasi, jika tidak ada bias kesalahan
sistematik.
3. Pengukuran disebut akurat jika rata-rata kesalahannya mendekati nol.
Untuk mencapai hasil pengukuran yang andal, maka seorang surveyor harus:
1. Memahami teori pengukuran.
2. Menguasai jenis-jenis alat ukur, pengaturan, dan pengoperasiannya.
3. Memahami cara perhitungan data ukuran.
4. Bekerja dengan penuh tanggung jawab dan keteguhan.
Contoh :
Sebuah pegas mempunyai ukuran standar = 50 m, tetapi panjang sebenarnya adalah
50,01 m. Jika pegas tersebut digunakan untuk mengukur panjang masing-masing 4
kali dengan hasil pengukurannya adalah : 205,095 dan 205,097 atau nilai rata-
ratanya = 205,096, maka :
Kesalahan sistematis pengukuran tersebut adalah: 0,01 m x 4 = 0,04 m
Keseksamaan pengukuran adalah: 0,01/205,096
Ketelitian pengukuran adalah: 0,04/205,096
Jadi hasil pengukuran tersebut seksama tapi tidak teliti.
39
Ilmu Ukur Tanah - Program Studi Teknik Sipil
40
Ilmu Ukur Tanah - Program Studi Teknik Sipil
41
Ilmu Ukur Tanah - Program Studi Teknik Sipil
42
Ilmu Ukur Tanah - Program Studi Teknik Sipil
akan terlihat, sehingga angka pada rambu ikut bergelombang dan sukar
dibaca.
b) Kelengkungan bumi
Permukaan bumi itu melengkung, sedangkan jalannya sinar itu lurus.
Kesalahan ini bisa diatasi dengan tiap kali pengukuran waterpas, posisi alat
di tengah rambu.
c) Gaya berat
d) Deklinasi magnetik.
43
Ilmu Ukur Tanah - Program Studi Teknik Sipil
Langkah-langkah antisipasi:
a) Cek secara hati-hati objek yang akan diukur.
b) Melakukan pembacaan hasil ukuran secara berulang.
c) Verifikasi hasil yang dibaca dan yang dicatat.
d) Mengulang seluruh pengukuran secara mandiri
e) Penggunaan rumus untuk mengecek hasil ukuran.
Kesalahan sistematis dapat diakibatkan oleh peralatan dan kondisi alam. Hasil
pengukuran menyimpang dari hasil pengukuran yang seharusnya. Peralatan
yang dibuat manusia, walaupun dibuat dengan canggihnya, akan tetapi
masih diperlukan suatu prosedur guna mengetahui kemungkinan munculnya
kesalahan pada pengukuran baik alat, maupun data. Apabila penyebab suatu
kesalahan telah diketahui sebelumnya dan apabila pada saat pengukuran
kondisinya telah pula diketahui, maka dapat dilakukan koreksi pada kesalahan
44
Ilmu Ukur Tanah - Program Studi Teknik Sipil
yang ada. Contohnya, pita ukur baja yang terdapat koreksi skala atau koreksi
suhu.
Kesalahan sistematis dapat juga disebabkan oleh karena keadaan alam yang
dapat disebabkan oleh:
a) Karena lengkungan permukaan bumi.
Pada umumnya karena bidang-bidang nivo karena pula dan beda tinggi
antara dua tititk adalah jarak antara dua bidang nivo yang melalui dua titik
itu.
b) Karena melengkungnya sinar cahaya (refraksi).
Sinar cahaya yang datang dari benda yang di teropong harus melalui
lapisan-lapisan udara yang tidak sama padatnya, karena suhu dan tekannya
tidak sama.
c) Karena getaran udara.
Akibat adanya pemindahan hawa panas dari permukaan bumi ke atas,
maka bayangan dari mistar yang dilihat dengan teropong akan bergetar,
sehingga pembacan ada mistar tidak dapat di lakukan.
Penanganan kesalahan sistematis adalah harus dideteksi dan dikoreksi dari nilai
pengukuran.
45
Ilmu Ukur Tanah - Program Studi Teknik Sipil
46