4.

05 cm
BAB 3
PENGUKURAN MELINTANG

7.1 Teori Umum

4.05 cm Pengukuran sipat datar profil melintang adalah pengukuran yang dilakukan untuk 3.00 cm

menentukan tinggi rendahnya tanah atau untuk mendapatkan bentuk permukaan

titik sepanjang garis tertentu.

Profil melintang adalah potongan/penampang melintang dari suatu areal

pengukuran tanah arah melintang yang memperlihatkan jarak dan elevasi tertentu.

Pengukuran profil melintang, alat ditempatkan diatas setiap profil memanjang

yang telah dihitung ketinggian dan jarak antara titik ke titik, setiap pengukuran

diambil siku terhadap profil memanjang yang diarahkan kekiri dan kekanan

dengan jarak sesuai kebutuhan.

Dalam pelaksanaan pengukuran profil melintang diusahakan sedetail mungkin,

artinya jarak yang diambil dalam pengukuran profil melintang disesuaikan dengan

kondisi medan. Bila kondisi medan berbukit-bukit, maka jarak antar profil lebih

pendek dibandingkan dengan kondisi medan yang mendatar.

Kegunaan dari pengukuran ini adalah sebagai dasar dalam menentukan volume

galian dan timbunan dalam perencanaan pembuatan jalan raya, jalan kereta api,

saluran irigasi, dsb. Pengukuran sipat datar profil melintang sendiri digunakan

untuk menentukan tinggi rendahnya tanah sepanjang garis melintang yang tegak

lurus dengan garis sumbu proyek..

3.11 cm
 4.20 cm
BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

7.2 Maksud dan Tujuan

Untuk menentukan ketinggian titik-titikacuan, yang nantinya di gunakan sebagai

penentu posisi vertical titik acuan secara melintang.

7.3 Alat – alat yang Digunakan

1. Pesawat Waterpass..

2. Statif (Tripod).

3. Unting-unting.

4. Bak ukur / Rambu ukur

5. Payung.

6. Patok/Cat sebagai penanda titik.

7. Alat tulis.

8. Roll meter.

7.4 Prosedur Percobaan

1. Menyiapan alat-alat yang diperlukan pada lokasi pengukuran.

2. Dilakukan oleh 5/6 orang, dengan tugas bergantian, seorang

mengoperasikan alat, seorang mencatat sambil mengoreksi hasil bacaan, 2

orang memegang rambu ukur dan satu orang memegang payung.

3. Membagi daerah yang akan diukur menjadi beberapa jumlah yang genap

jika memungkinkan.

4. Mengatur statif (tripod) tepat diatas patok, dengan menggunakan

untingunting untuk mempermudah penempatan statif tepat diatas patok.

5. Memasang statif dan pesawat waterpass tepat diatas salah satu patok yang

akan dibuat melintangnya, mengatur nivo kontaknya agar posisi pesawat

3
3.00 cm

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H

 BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

benar-benar datar. (putar sekrup yang ada pada bagian bawah waterpass,

hingga posisi nivo benar-benar sentris) dan kemudian mengarahkannya tepat

ke patok sebelum atau sesudahnya sebagai bantuan dalam pengukuran

melintang.

6. Mengukur ketinggian alat dengan menggunakan meteran.

7. Menggambar sketsa tampang melintang titik-titik yang sejajar dengan patok

satu sesuai keadaan lapangan.

8. Memutar pesawat waterpass sebesar 90 kiri dan kanan sehingga pesawat

waterpass tepat menghadap titik-titik yang telah digambar tadi.

9. Meletakkan rambu ukur diatas titik pertama dan seterusnya

10. Mengarahkan pesawat ke rambu ukur yang sudah diletakkan,kemudian

membaca dan mencatat bacaan benang atas (BA), benang tengah (BT),

benang bawah (BB)

11. Mengulangi langkah (1-10) untuk patok selanjutnya.

7.5 Diagram Alir Percobaan

Diagram alir praktikum pengukuran Kontur ini dapat dilihat pada Gambar 7.1

Mulai

Menyiapkan alat dan bahan

Melakukan tugas bergantian, seorang mengoperasikan

alat, seorang mencatat sambil mengoreksi hasil
bacaan, satu orang memegang rambu ukur dan satu
orang memegang payung

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H 4

 BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

Membagi daerah yang akan diukur menjadi

beberapa jumlah yang genap jika memungkinkan

Mengatur statif (tripod) tepat diatas patok, dengan

menggunakan untingunting untuk mempermudah
penempatan statif tepat diatas patok.

Memasang statif dan pesawat waterpass tepat diatas

salah satu patok yang akan dibuat melintangnya,
mengatur nivo kontaknya agar posisi pesawat benar-
benar datar.

dan kemudian mengarahkannya tepat ke patok

Mengukur
sebelum ketinggian alat
atau sesudahnya dengan
sebagai menggunakan
bantuan dalam
pengukuran melintang.meteran.

Menggambar sketsa tampang melintang titik-titik yang

sejajar dengan patok satu sesuai keadaan lapangan.

Memutar pesawat waterpass sebesar 90 kiri dan kanan

sehingga pesawat waterpass tepat menghadap titik-
titik yang telah digambar tadi.

Meletakkan rambu ukur diatas titik pertama dan

seterusnya

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H 5

 BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

Mengarahkan pesawat ke rambu ukur yang sudah

diletakkan,kemudian membaca dan mencatat bacaan
benang atas (BA), benang tengah (BT), benang bawah
(BB)

Mengulangi langkah (1-10) untuk patok selanjutnya.

Data Pengamatan

Literatur
Pembahasan

Kesimpulan

Selesai

Gambar 7.1 Diagram Alir Percobaan Kontur

(Sumber : Data pribadi Kelompok H)

7.6 Data Pengamatan dan Data Perhitungan

7.6.1 Data Pengamatan

Tabel 7.2 Data Pengamatan Pengukuran Melintang (Terlampir)

7.6.2 Data Perhitungan

1. Untuk perhitungan pada titik ikat P5
Pada target D1
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,38 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,405 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,392 m

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H 6

 BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)

= ½(1,405 + 1,392)
= 1,3985 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,405 – 1,392) x 100
= 1,3 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,38 – 1,3985
= -0,0185 m
Tinggi tempat D1 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,0185)
= 14,9815 m
Pada target D2
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,38 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,465 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,443 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,465 + 1,443)
= 1,454 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,465 – 1,443) x 100
= 2,2 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,38 – 1,454
= -0,074 m
Tinggi tempat D2 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,074)
= 14,926 m

Pada target D3

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H 7

 BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,38 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,621 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,585 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,621 + 1,585)
= 1,603 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,621 – 1,585) x 100
= 3,6 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,38 – 1,603
= -0,223 m
Tinggi tempat D3 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,223)
= 14,777 m

Pada target D4
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,38 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,858 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,767 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,858 + 1,767)
= 1,8125 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,858 – 1,767) x 100
= 9,1 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,38 – 1,8125

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H 8

 BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

= -0,4325 m
Tinggi tempat D4 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,4325)
= 14,5675 m

Pada target D5
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,38 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,617 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,518 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,617 + 1,518)
= 1,5675 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,617 – 1,518) x 100
= 9,9 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,38 – 1,5675
= -0,1875 m
Tinggi tempat D5 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,1875)
= 14,8125 m

Pada target D6
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,38 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,581 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,578 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,581 + 1,578)

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H 9

 BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

= 1,5795 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,581 – 1,578) x 100
= 0,3 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,38 – 1,5795
= -0,1995 m
Tinggi tempat D6 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,1995)
= 14,8005 m

Pada target D7
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,38 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,622 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,557 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,622 + 1,557)
= 1,5895 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,622 – 1,557) x 100
= 6,5 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,38 – 1,5895
= -0,2095 m
Tinggi tempat D7 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,2095)
= 14,7905 m

Pada target D8
BM = 15 m

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H 10

 BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

Tinggi Alat = 1,38 m

Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,389 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,312 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,389 + 1,312)
= 1,3505 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,389 – 1,312) x 100
= 7,7 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,38 – 1,3505
= 0,0295 m
Tinggi tempat D8 = BM + Beda tinggi
= 15 + 0,0295
= 15,0295 m

Pada target D9
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,38 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,48 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,398 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,48 + 1,398)
= 1,439 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,48 – 1,398) x 100
= 8,2 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,38 – 1,439
= -0,059 m

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H 11

 BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

Tinggi tempat D9 = BM + Beda tinggi

= 15 + (-0,059)
= 14,941 m

Pada target D10

BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,38 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,674 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,585 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,674 + 1,585)
= 1,6295 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,674 – 1,585) x 100
= 8,9 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,38 – 1,6295
= -0,2495 m
Tinggi tempat D10 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,2495)
= 14,7505 m

2. Untuk perhitungan pada titik ikat P4

Pada target D1
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,34 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,395 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,367 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H 12

 BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

= ½(1,395 + 1,367)
= 1,381 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,395 – 1,367) x 100
= 2,8 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,34 – 1,381
= -0,041 m
Tinggi tempat D1 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,041)
= 14,959 m

Pada target D2
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,34 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,909 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,815 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,909 + 1,815)
= 1,862 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,909 – 1,815) x 100
= 9,4 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,34 – 1,862
= -0,522 m
Tinggi tempat D2 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,522)
= 14,478 m

Pada target D3

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H 13

 BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,34 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,823 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,722 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,823 + 1,722)
= 1,7725 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,823 – 1,722) x 100
= 10,1 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,34 – 1,7725
= -0,4325 m
Tinggi tempat D3 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,4325)
= 14,5675 m

Pada target D4
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,34 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,78 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,675 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,78 + 1,675)
= 1,7275 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,78 – 1,675) x 100
= 10,5 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,34 – 1,7275

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H 14

 BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

= -0,3875 m
Tinggi tempat D4 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,041)
= 14,6125 m

Pada target D5
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,34 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,61 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,485 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,61 + 1,485)
= 1,5475 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,61 – 1,485) x 100
= 12,5 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,34 – 1,5475
= -0,2075 m
Tinggi tempat D5 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,2075)
= 14,7925 m

Pada target D6
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,34 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,514 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,502 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,514 + 1,502)

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H 15

 BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

= 1,508 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,514 – 1,502) x 100
= 1,2 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,34 – 1,508
= -0,168 m
Tinggi tempat D6 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,168)
= 14,832 m

Pada target D7
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,34 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,59 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,56 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,59 + 1,56)
= 1,575 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,59 – 1,56) x 100
=3m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,34 – 1,575
= -0,235 m
Tinggi tempat D7 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,235)
= 14,765 m

Pada target D8
BM = 15 m

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H 16

 BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

Tinggi Alat = 1,34 m

Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,505 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,427 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,505 + 1,427)
= 1,466 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,505 – 1,427) x 100
= 7,8 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,34 – 1,466
= -0,126 m
Tinggi tempat D8 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,126)
= 14,874 m

Pada target D9
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,34 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,471 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,39 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,471 + 1,39)
= 1,4305 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,471 – 1,39) x 100
= 8,1 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,34 – 1,4305
= -0,0905 m

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H 17

 BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

Tinggi tempat D9 = BM + Beda tinggi

= 15 + (-0,0905)
= 14,9095 m

Pada target D10

BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,34 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,688 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,61 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,688 + 1,61)
= 1,644 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,688 – 1,6) x 100
= 8,8 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,34 – 1,644
= -0,304 m
Tinggi tempat D10 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,304)
= 14,696 m

3. Untuk perhitungan pada titik ikat P3

Pada target D1
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,23 m
Bacaan Benang
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,405 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,377 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,405 + 1,377)

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H 18

 BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

= 1,391 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,405 – 1,377) x 100
= 2,8 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,23 – 1,391
= -0,161 m
Tinggi tempat D1 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,161)
= 14,839 m

Pada target D2
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,23 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,575 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,543 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,575 + 1,543)
= 1,559 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,575 – 1,543) x 100
= 3,2 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,23 – 1,559
= -0,329 m
Tinggi tempat D2 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,329)
= 14,671 m

Pada target D3
BM = 15 m

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H 19

 BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

Tinggi Alat = 1,23 m

Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,851 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,763 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,851 + 1,763)
= 1,807 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,851 – 1,763) x 100
= 8,8 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,23 – 1,807
= -0,577 m
Tinggi tempat D3 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,577)
= 14,423 m

Pada target D4
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,23 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,73 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,635 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,73 + 1,635)
= 1,6825 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,73 – 1,635) x 100
= 9,5 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,23 – 1,6825
= -0,4525 m

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H 20

 BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

Tinggi tempat D4 = BM + Beda tinggi

= 15 + (-0,4525)
= 14,5475 m

Pada target D5
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,23 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,628 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,528 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,628 + 1,528)
= 1,578 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,628 – 1,528) x 100
= 10 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,23 – 1,578
= -0,348 m
Tinggi tempat D5 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,348)
= 14,652 m

Pada target D6
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,23 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,47 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,453 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,47 + 1,453)
= 1,4615 m

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H 21

 BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100

= (1,47 – 1,453) x 100
= 1,7 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,23 – 1,4615
= -0,2315 m
Tinggi tempat D6 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,2315)
= 14,7685 m

Pada target D7
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,23 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,648 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,581 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,648 + 1,581)
= 1,6145 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,648 – 1,581) x 100
= 6,7 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,23 – 1,6145
= -0,3845 m
Tinggi tempat D7 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,3845)
= 14,6155 m

Pada target D8
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,23 m

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H 22

 BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,508 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,433 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,508 + 1,433)
= 1,4705 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,508 – 1,433) x 100
= 7,5 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,23 – 1,4705
= -0,2405 m
Tinggi tempat D8 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,2405)
= 14,7595 m

Pada target D9
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,23 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,485 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,406 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,485 + 1,406)
= 1,4455 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,485 – 1,406) x 100
= 7,9 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,23 – 1,4455
= -0,2155 m
Tinggi tempat D9 = BM + Beda tinggi

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H 23

 BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

= 15 + (-0,2155)
= 14,7845 m

Pada target D10

BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,23 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,679 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,589 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,679 + 1,589)
= 1,634 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,679 – 1,589) x 100
=9m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,23 – 1,634
= -0,404 m
Tinggi tempat D10 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,404)
= 14,596 m
4. Untuk perhitungan pada titik ikat P2
Pada target D1
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,35 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,425 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,402 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,425 + 1,402)
= 1,4135 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H 24

 BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

= (1,425 – 1,402) x 100

= 2,3 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,35 – 1,4135
= -0,0635 m
Tinggi tempat D1 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,0635)
= 14,9365 m

Pada target D2
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,35 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,602 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,54 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,602 + 1,54)
= 1,571 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,602 – 1,54) x 100
= 6,2 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,35 – 1,571
= -0,221 m
Tinggi tempat D2 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,221)
= 14,779 m

Pada target D3
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,35 m
Bacaan Benang :

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H 25

 BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

Bacaan Benang Atas (BA) = 1,61 m

Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,512 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,61 + 1,512)
= 1,561 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,61 – 1,512) x 100
= 9,8 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,35 – 1,561
= -0,211 m
Tinggi tempat D3 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,211)
= 14,789 m

Pada target D4
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,35 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,831 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,73 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,831 + 1,73)
= 1,7805 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,831 – 1,73) x 100
= 10,1 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,35 – 1,7805
= -0,4305 m
Tinggi tempat D4 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,4305)

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H 26

 BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

= 14,5695 m

Pada target D5
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,35 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,832 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,73 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,832 + 1,73)
= 1,781 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,832 – 1,73) x 100
= 10,2 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,35 – 1,781
= -0,431 m
Tinggi tempat D5 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,431)
= 14,569 m

Pada target D6
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,35 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,481 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,462 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,481 + 1,462)
= 1,4715 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,481 – 1,462) x 100

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H 27

 BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

= 1,9 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,35 – 1,4715
= -0,1215 m
Tinggi tempat D6 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,1215)
= 14,8785 m

Pada target D7
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,35 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,578 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,511 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,578 + 1,511)
= 1,5445 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,578 – 1,511) x 100
= 6,7 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,35 – 1,5445
= -0,1945 m
Tinggi tempat D7 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,1945)
= 14,8055 m

Pada target D8
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,35 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,355 m

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H 28

 BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,278 m

Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,355 + 1,278)
= 1,3165 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,355 – 1,278) x 100
= 7,7 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,35 – 1,3165
= 0,0335 m
Tinggi tempat D8 = BM + Beda tinggi
= 15 + 0,0335
= 15,0335 m

Pada target D9
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,35 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,665 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,58 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,665 + 1,58)
= 1,6225 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,665 – 1,58) x 100
= 8,5 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,35 – 1,6225
= -0,2725 m
Tinggi tempat D9 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,2725)
= 14,7275 m

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H 29

 BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

Pada target D10

BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,35 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,703 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,595 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,703 + 1,595)
= 1,649 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,703 – 1,595) x 100
= 10,8 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,35 – 1,649
= -0,299 m
Tinggi tempat D10 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,299)
= 14,701 m

5. Untuk perhitungan pada titik ikat P1

Pada target D1
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,33 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,408 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,382 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,408 + 1,382)
= 1,395 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,408 – 1,382) x 100
= 2,6 m

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H 30

 BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT

= 1,33 – 1,395
= -0,065 m
Tinggi tempat D1 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,065)
= 14,935 m

Pada target D2
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,33 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,633 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,602 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,633 + 1,602)
= 1,6175 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,633 – 1,602) x 100
= 3,1 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,33 – 1,6175
= -0,2875 m
Tinggi tempat D2 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,2875)
= 14,7125 m

Pada target D3
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,33 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,721 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,621 m

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H 31

 BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)

= ½(1,721 + 1,621)
= 1,671 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,721 – 1,621) x 100
= 10 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,33 – 1,671
= -0,341 m
Tinggi tempat D3 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,341)
= 14,659 m

Pada target D4
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,33 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,723 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,618 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,723 + 1,618)
= 1,6705 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,723 – 1,618) x 100
= 10,5 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,33 – 1,6705
= -0,3405 m
Tinggi tempat D4 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,3405)
= 14,6595 m

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H 32

 BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

Pada target D5
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,33 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,961 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,813 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,961 + 1,813)
= 1,887 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,961 – 1,813) x 100
= 14,8 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,33 – 1,887
= -0,557 m
Tinggi tempat D5 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,557)
= 14,443 m

Pada target D6
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,33 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,552 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,54 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,552 + 1,54)
= 1,546 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,552 – 1,54) x 100
= 1,2 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H 33

 BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

= 1,33 – 1,546
= -0,216 m
Tinggi tempat D6 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,216)
= 14,784 m

Pada target D7
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,33 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,57 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,501 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,57 + 1,501)
= 1,5355 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,57 – 1,501) x 100
= 6,9 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,33 – 1,5355
= -0,2055 m
Tinggi tempat D7 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,2055)
= 14,7945 m

Pada target D8
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,33 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,481 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,409 m

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H 34

 BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)

= ½(1,481 + 1,409)
= 1,445 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,481 – 1,409) x 100
= 7,2 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,33 – 1,445
= -0,115 m
Tinggi tempat D8 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,115)
= 14,885 m

Pada target D9
BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,33 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,352 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,273 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,352 + 1,273)
= 1,3125 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,352 – 1,273) x 100
= 7,9 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,33 – 1,3125
= 0,0175 m
Tinggi tempat D9 = BM + Beda tinggi
= 15 + 0,0175

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H 35

 BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

= 15,0175 m

Pada target D10

BM = 15 m
Tinggi Alat = 1,33 m
Bacaan Benang :
Bacaan Benang Atas (BA) = 1,561 m
Bacaan Benang Bawah (BB) = 1,47 m
Bacaan Benang Tengah (BT) = ½(BA + BB)
= ½(1,561 + 1,47)
= 1,5155 m
Jarak Optis ( Secara Rumus ) = (BA – BB) x 100
= (1,561 – 1,47) x 100
= 9,1 m
Beda Tinggi = Tinggi Alat – BT
= 1,33 – 1,5155
= -0,1855 m
Tinggi tempat D10 = BM + Beda tinggi
= 15 + (-0,1855)
= 14,8145 m

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H 36

 BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

7.7 Kesimpulan dan Saran

7.7.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan dapat diperoleh kesimpulan bahwa:

Tabel 7.1 Kesimpulan Pada P5

Titik Tinggi Target Bacaan Benang Beda Jarak Tinggi

Ikat Alat Tinggi Optik Tempat
(m) BA BT BB (m) (m) (m)

BM 15

P5 1,38 D1 1,405 1,3985 1,392 -0,0185 1,3 14,9815

1,38 D2 1,465 1,454 1,443 -0,074 2,2 14,926

1,38 D3 1,621 1,603 1,585 -0,223 3,6 14,777

1,38 D4 1,858 1,8125 1,767 -0,4325 9,1 14,5675

1,38 D5 1,617 1,5675 1,518 -0,1875 9,9 14,8125

1,38 D6 1,581 1,5795 1,578 -0,1995 0,3 14,8005

1,38 D7 1,622 1,5895 1,557 -0,2095 6,5 14,7905

1,38 D8 1,389 1,3505 1,312 0,0295 7,7 15,0295

1,38 D9 1,48 1,439 1,398 -0,059 8,2 14,941

1,38 D10 1,674 1,6295 1,585 -0,2495 8,9 14,7505

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H 37

 BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

Tabel 7.2 Kesimpulan Pada P4

Titik Tinggi Target Bacaan Benang Beda Jarak Tinggi

Ikat Alat Tinggi Optik Tempat
(m) BA BT BB (m) (m) (m)

BM 15

P4 1,34 D1 1,395 1,381 1,367 -0,041 2,8 14,959

1,34 D2 1,909 1,862 1,815 -0,522 9,4 14,478

1,34 D3 1,823 1,7725 1,722 -0,4325 10,1 14,5675

1,34 D4 1,78 1,7275 1,675 -0,3875 10,5 14,6125

1,34 D5 1,61 1,5475 1,485 -0,2075 12,5 14,7925

1,34 D6 1,514 1,508 1,502 -0,168 1,2 14,832

1,34 D7 1,59 1,575 1,56 -0,235 3 14,765

1,34 D8 1,505 1,466 1,427 -0,126 7,8 14,874

1,34 D9 1,471 1,4305 1,39 -0,0905 8,1 14,9095

1,34 D10 1,688 1,644 1,6 -0,304 8,8 14,696

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H 38

 BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

Tabel 7.3 Kesimpulan Pada P3

Titik Tinggi Target Bacaan Benang Beda Jarak Tinggi

Ikat Alat Tinggi Optik Tempat
(m) BA BT BB (m) (m) (m)

BM 15

P3 1,23 D1 1,405 1,391 1,377 -0,161 2,8 14,839

1,23 D2 1,575 1,559 1,543 -0,329 3,2 14,671

1,23 D3 1,851 1,807 1,763 -0,577 8,8 14,423

1,23 D4 1,73 1,6825 1,635 -0,4525 9,5 14,5475

1,23 D5 1,628 1,578 1,528 -0,348 10 14,652

1,23 D6 1,47 1,4615 1,453 -0,2315 1,7 14,7685

1,23 D7 1,648 1,6145 1,581 -0,3845 6,7 14,6155

1,23 D8 1,508 1,4705 1,433 -0,2405 7,5 14,7595

1,23 D9 1,485 1,4455 1,406 -0,2155 7,9 14,7845

1,23 D10 1,679 1,634 1,589 -0,404 9 14,596

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H 39

 BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

Tabel 7.4 Kesimpulan Pada P2

Titik Tinggi Target Bacaan Benang Beda Jarak Tinggi

Ikat Alat Tinggi Optik Tempat
(m) BA BT BB (m) (m) (m)

BM 15

P2 1,35 D1 1,425 1,4135 1,402 -0,0635 2,3 14,9365

1,35 D2 1,602 1,571 1,54 -0,221 6,2 14,779

1,35 D3 1,61 1,561 1,512 -0,211 9,8 14,789

1,35 D4 1,831 1,7805 1,73 -0,4305 10,1 14,5695

1,35 D5 1,832 1,781 1,73 -0,431 10,2 14,569

1,35 D6 1,481 1,4715 1,462 -0,1215 1,9 14,8785

1,35 D7 1,578 1,5445 1,511 -0,1945 6,7 14,8055

1,35 D8 1,355 1,3165 1,278 0,0335 7,7 15,0335

1,35 D9 1,665 1,6225 1,58 -0,2725 8,5 14,7275

1,35 D10 1,703 1,649 1,595 -0,299 10,8 14,701

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H 40

 BAB 3 PENGUKURAN MELINTANG

Tabel 7.5 Kesimpulan Pada P1

Titik Tinggi Target Bacaan Benang Beda Jarak Tinggi

Ikat Alat Tinggi Optik Tempat
(m) BA BT BB (m) (m) (m)

BM 15

P1 1,33 D1 1,408 1,395 1,382 -0,065 2,6 14,935

1,33 D2 1,633 1,6175 1,602 -0,2875 3,1 14,7125

1,33 D3 1,721 1,671 1,621 -0,341 10 14,659

1,33 D4 1,723 1,6705 1,618 -0,3405 10,5 14,6595

1,33 D5 1,961 1,887 1,813 -0,557 14,8 14,443

1,33 D6 1,552 1,546 1,54 -0,216 1,2 14,784

1,33 D7 1,57 1,5355 1,501 -0,2055 6,9 14,7945

1,33 D8 1,481 1,445 1,409 -0,115 7,2 14,885

1,33 D9 1,352 1,3125 1,273 0,0175 7,9 15,0175

1,33 D10 1.561 1,5155 1,47 -0,1855 9,1 14,8145

7.5.1 Saran
Agar diperoleh hasil yang lebih detail dan mendekati hasil yang tepat maka:

a. Praktikan sudah memahami angkah-langkah kerja Pengukuran melintang

b. Pengukuran harus benar-benar teliti, hendaknya memperhatikan pemakaian

alat, juga pembacaan pada Waterpass agar hasil pengukuran yang diperoleh

tepat. Saat membaca raambu ukur harus tepat dan teliti.

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH KELOMPOK H 41

LAMPIRAN
 LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON - SURVEYING - INVESTIGASI TANAH - HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jenderal Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 085885837417

LAMPIRAN
PENGUKURAN MELINTANG (WATERPASS)

Tabel 7.1 Pengukuran Melintang Pada P5

Titik Tinggi Target Bacaan Benang Beda Jarak Tinggi

Ikat Alat Tinggi Optik Tempat
(m) BA BT BB (m) (m) (m)

BM 15

P5 1,38 D1 1,405 1,3985 1,392 -0,0185 1,3 14,9815

1,38 D2 1,465 1,454 1,443 -0,074 2,2 14,926

1,38 D3 1,621 1,603 1,585 -0,223 3,6 14,777

1,38 D4 1,858 1,8125 1,767 -0,4325 9,1 14,5675

1,38 D5 1,617 1,5675 1,518 -0,1875 9,9 14,8125

1,38 D6 1,581 1,5795 1,578 -0,1995 0,3 14,8005

1,38 D7 1,622 1,5895 1,557 -0,2095 6,5 14,7905

1,38 D8 1,389 1,3505 1,312 0,0295 7,7 15,0295

1,38 D9 1,48 1,439 1,398 -0,059 8,2 14,941

1,38 D10 1,674 1,6295 1,585 -0,2495 8,9 14,7505

Mengetahui
Asisten Laboratorium

Ahmad Rizal Syamsuddin

NIM.3336180042
 LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON - SURVEYING - INVESTIGASI TANAH - HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jenderal Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 085885837417

LAMPIRAN
PENGUKURAN MELINTANG (WATERPASS)

Tabel 7.2 Pengukuran Melintang Pada P4

Titik Tinggi Target Bacaan Benang Beda Jarak Tinggi

Ikat Alat Tinggi Optik Tempat
(m) BA BT BB (m) (m) (m)

BM 15

P4 1,34 D1 1,395 1,381 1,367 -0,041 2,8 14,959

1,34 D2 1,909 1,862 1,815 -0,522 9,4 14,478

1,34 D3 1,823 1,7725 1,722 -0,4325 10,1 14,5675

1,34 D4 1,78 1,7275 1,675 -0,3875 10,5 14,6125

1,34 D5 1,61 1,5475 1,485 -0,2075 12,5 14,7925

1,34 D6 1,514 1,508 1,502 -0,168 1,2 14,832

1,34 D7 1,59 1,575 1,56 -0,235 3 14,765

1,34 D8 1,505 1,466 1,427 -0,126 7,8 14,874

1,34 D9 1,471 1,4305 1,39 -0,0905 8,1 14,9095

1,34 D10 1,688 1,644 1,6 -0,304 8,8 14,696

Mengetahui
Asisten Laboratorium

Ahmad Rizal Syamsuddin

NIM.3336180042
 LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON - SURVEYING - INVESTIGASI TANAH - HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jenderal Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 085885837417

LAMPIRAN
PENGUKURAN MELINTANG (WATERPASS)

Tabel 7.3 Pengukuran Melintang Pada P3

Titik Tinggi Target Bacaan Benang Beda Jarak Tinggi

Ikat Alat Tinggi Optik Tempat
(m) BA BT BB (m) (m) (m)

BM 15

P3 1,23 D1 1,405 1,391 1,377 -0,161 2,8 14,839

1,23 D2 1,575 1,559 1,543 -0,329 3,2 14,671

1,23 D3 1,851 1,807 1,763 -0,577 8,8 14,423

1,23 D4 1,73 1,6825 1,635 -0,4525 9,5 14,5475

1,23 D5 1,628 1,578 1,528 -0,348 10 14,652

1,23 D6 1,47 1,4615 1,453 -0,2315 1,7 14,7685

1,23 D7 1,648 1,6145 1,581 -0,3845 6,7 14,6155

1,23 D8 1,508 1,4705 1,433 -0,2405 7,5 14,7595

1,23 D9 1,485 1,4455 1,406 -0,2155 7,9 14,7845

1,23 D10 1,679 1,634 1,589 -0,404 9 14,596

Mengetahui
Asisten Laboratorium

Ahmad Rizal Syamsuddin

NIM.3336180042
 LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON - SURVEYING - INVESTIGASI TANAH - HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jenderal Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 085885837417

LAMPIRAN
PENGUKURAN MELINTANG (WATERPASS)

Tabel 7.4 Pengukuran Melintang Pada P2

Titik Tinggi Target Bacaan Benang Beda Jarak Tinggi

Ikat Alat Tinggi Optik Tempat
(m) BA BT BB (m) (m) (m)

BM 15

P2 1,35 D1 1,425 1,4135 1,402 -0,0635 2,3 14,9365

1,35 D2 1,602 1,571 1,54 -0,221 6,2 14,779

1,35 D3 1,61 1,561 1,512 -0,211 9,8 14,789

1,35 D4 1,831 1,7805 1,73 -0,4305 10,1 14,5695

1,35 D5 1,832 1,781 1,73 -0,431 10,2 14,569

1,35 D6 1,481 1,4715 1,462 -0,1215 1,9 14,8785

1,35 D7 1,578 1,5445 1,511 -0,1945 6,7 14,8055

1,35 D8 1,355 1,3165 1,278 0,0335 7,7 15,0335

1,35 D9 1,665 1,6225 1,58 -0,2725 8,5 14,7275

1,35 D10 1,703 1,649 1,595 -0,299 10,8 14,701

Mengetahui
Asisten Laboratorium

Ahmad Rizal Syamsuddin

NIM.3336180042
 LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON - SURVEYING - INVESTIGASI TANAH - HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jenderal Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 085885837417

LAMPIRAN
PENGUKURAN MELINTANG (WATERPASS)

Tabel 7.5 Pengukuran Melintang Pada P1

Titik Tinggi Target Bacaan Benang Beda Jarak Tinggi

Ikat Alat Tinggi Optik Tempat
(m) BA BT BB (m) (m) (m)

BM 15

P1 1,33 D1 1,408 1,395 1,382 -0,065 2,6 14,935

1,33 D2 1,633 1,6175 1,602 -0,2875 3,1 14,7125

1,33 D3 1,721 1,671 1,621 -0,341 10 14,659

1,33 D4 1,723 1,6705 1,618 -0,3405 10,5 14,6595

1,33 D5 1,961 1,887 1,813 -0,557 14,8 14,443

1,33 D6 1,552 1,546 1,54 -0,216 1,2 14,784

1,33 D7 1,57 1,5355 1,501 -0,2055 6,9 14,7945

1,33 D8 1,481 1,445 1,409 -0,115 7,2 14,885

1,33 D9 1,352 1,3125 1,273 0,0175 7,9 15,0175

1,33 D10 1.561 1,5155 1,47 -0,1855 9,1 14,8145

Mengetahui
Asisten Laboratorium

Ahmad Rizal Syamsuddin

NIM.3336180042
 JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH

APRIL 2021

LAPORAN
PRAKTIKUM ILMU
UKUR TANAH
DIPERIKSA PARAF
KEPALA LABORATORIUM

BAEHAKI, ST.,M.Eng.
NIP. 198705082015041001
ASISTEN
LABORATORIUM

AHMAD RIZAL
SYAMSUDDIN
NPM. 3336180042

DISETUJUI PARAF
KEPALA LABORATORIUM

BAEHAKI, ST.,M.Eng.
NIP. 198705082015041001
ASISTEN
LABORATORIUM

AHMAD RIZAL
SYAMSUDDIN
NPM. 3336180042

KETERANGAN

GAMBAR SKALA

PENGUKURAN
REFERENSI : 15 MELINTANG 1:200
P1
NAMA TITIK D5 D4 D3 D2 D1 P1 D6 D7D8D9 D10
DIGAMBAR PARAF
4,3

0,5

2,6
6,9

5,7
0,5

1,2

0,7
0,3

1,2
JARAK ANTAR TITIK
KELOMPOK
JARAK H
14,6595 10,5
14,443 14,8

10

14,7125 3,1
14,935 2,6

14,8145 9,1
15,0175 7,9
14,885 7,2
14,7945 6,9
14,784 1,2

KUMULATIF UKURAN
KERTAS
KODE HAL
14,659

ELEVASI A3 WP 01
 JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH

APRIL 2021

LAPORAN
PRAKTIKUM ILMU
UKUR TANAH
DIPERIKSA PARAF
KEPALA LABORATORIUM

BAEHAKI, ST.,M.Eng.
NIP. 198705082015041001
ASISTEN
LABORATORIUM

AHMAD RIZAL
SYAMSUDDIN
NPM. 3336180042

DISETUJUI PARAF
KEPALA LABORATORIUM

BAEHAKI, ST.,M.Eng.
NIP. 198705082015041001
ASISTEN
LABORATORIUM

AHMAD RIZAL
SYAMSUDDIN
NPM. 3336180042

KETERANGAN

GAMBAR SKALA

PENGUKURAN
REFERENSI : 15 MELINTANG 1:200
P2
NAMA TITIK D5 D4D3 D2 D1 P2 D6 D7 D8 D9 D10
DIGAMBAR PARAF
0,1

3,6
0,3

3,9

2,3

2,3
1,9

0,8
4,8
JARAK ANTAR TITIK

1
KELOMPOK
H
JARAK
14,5695 10,1
14,569 10,2
9,8

14,701 10,8
6,7
6,2

1,9

7,7
8,5
2,3

KUMULATIF UKURAN
KERTAS
KODE HAL
14,9365

14,8785

14,8055
15,0335
14,7275
14,789

14,779

ELEVASI A3 WP 02
 JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH

APRIL 2021

LAPORAN
PRAKTIKUM ILMU
UKUR TANAH
DIPERIKSA PARAF
KEPALA LABORATORIUM

BAEHAKI, ST.,M.Eng.
NIP. 198705082015041001
ASISTEN
LABORATORIUM

AHMAD RIZAL
SYAMSUDDIN
NPM. 3336180042

DISETUJUI PARAF
KEPALA LABORATORIUM

BAEHAKI, ST.,M.Eng.
NIP. 198705082015041001
ASISTEN
LABORATORIUM

AHMAD RIZAL
SYAMSUDDIN
NPM. 3336180042

KETERANGAN

GAMBAR SKALA

PENGUKURAN
REFERENSI : 15 MELINTANG 1:200
P3
NAMA TITIK D5D4D3 D2D1 P3 D6 D7D8D9 D10
DIGAMBAR PARAF
5,6
0,5
0,7

2,8
0,4

1,7

0,8
0,4
1,1
JARAK ANTAR TITIK 5 KELOMPOK
H
JARAK
8,8
9,5

7,5
6,7

7,9
10

1,7
2,8
3,2

9
KUMULATIF UKURAN
KERTAS
KODE HAL
14,5475

14,7685

14,6155
14,7595
14,7845
14,671
14,652

14,423

14,839

14,596
ELEVASI A3 WP 03
 JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH

APRIL 2021

LAPORAN
PRAKTIKUM ILMU
UKUR TANAH
DIPERIKSA PARAF
KEPALA LABORATORIUM

BAEHAKI, ST.,M.Eng.
NIP. 198705082015041001
ASISTEN
LABORATORIUM

AHMAD RIZAL
SYAMSUDDIN
NPM. 3336180042

DISETUJUI PARAF
KEPALA LABORATORIUM

BAEHAKI, ST.,M.Eng.
NIP. 198705082015041001
ASISTEN
LABORATORIUM

AHMAD RIZAL
SYAMSUDDIN
NPM. 3336180042

KETERANGAN

GAMBAR SKALA

PENGUKURAN
MELINTANG 1:200
REFERENSI : 15 P4

NAMA TITIK D5 D4D3 D2 D1 P4 D6 D7 D8D9D10 DIGAMBAR PARAF

0,7
0,4

2,8
6,6

1,2

4,8

0,3
0,7
1,8

JARAK ANTAR TITIK KELOMPOK

2

H
JARAK
14,5675 10,1
14,7925 12,5

14,6125 10,5

14,9095 8,1
9,4

14,874 7,8
1,2
2,8

14,696 8,8
3

UKURAN
KODE HAL
KUMULATIF KERTAS
14,478

14,959

14,832

14,769

ELEVASI A3 WP 04
 JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH

APRIL 2021

LAPORAN
PRAKTIKUM ILMU
UKUR TANAH
DIPERIKSA PARAF
KEPALA LABORATORIUM

BAEHAKI, ST.,M.Eng.
NIP. 198705082015041001
ASISTEN
LABORATORIUM

AHMAD RIZAL
SYAMSUDDIN
NPM. 3336180042

DISETUJUI PARAF
KEPALA LABORATORIUM

BAEHAKI, ST.,M.Eng.
NIP. 198705082015041001
ASISTEN
LABORATORIUM

AHMAD RIZAL
SYAMSUDDIN
NPM. 3336180042

KETERANGAN

GAMBAR SKALA

PENGUKURAN
REFERENSI : 15 MELINTANG 1:200
P5
NAMA TITIK D5 D4 D3 D2 D1 P5D6 D7 D8D9D10
DIGAMBAR PARAF
0,8

1,4

0,3
5,5

0,9
1,3

1,2
6,2

0,7
0,5
JARAK ANTAR TITIK KELOMPOK
H
JARAK
9,1
9,9

7,7
6,5

8,2
0,3

8,9
3,6

2,2
14,9815 1,3

KUMULATIF UKURAN
KERTAS
KODE HAL
14,8125
14,5675

14,8005

14,7905

15,0295

14,7505
14,941
14,777

14,926

ELEVASI A3 WP 05