Anda di halaman 1dari 12

24/05/2023

Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja • Sub Pokok Bahasan :


SKS : 3 SKS • Kegagalan Leleh
• Kegagalan Fraktur
• Kegagalan Geser Blok
• Desain Batang Tarik

Komponen Struktur Tarik


Pertemuan 2- 5

• Batang tarik banyak dijumpai dalam banyak


struktur baja, seperti struktur – struktur
jembatan, rangka atap, menara transmisi,
ikatan angin dan lain sebagainya.
• Batang tarik ini sangat efektif dalam memikul
beban.
• Batang ini dapat terdiri dari profil tunggal
ataupun profil – profil tersusun.

1
24/05/2023

Kekuatan Tarik
Kekuatan tarik nominal, Pn, dari suatu
komponen struktur ditentukan berdasarkan dua
macam kondisi, yaitu :
Pola Kegagalan: • leleh tarik (tensile yielding) dari luas
penampang gross, di daerah yang jauh dari
1. Kondisi Leleh
2. Kondisi Fraktur sambungan
3. Baut Putus • keruntuhan tarik (fracture yielding) dari luas
4. Plat Buhul Sobek
5. Blok Geser penampang efektif pada daerah sambungan

Kondisi Leleh Tarik Kondisi Keruntuhan Tarik


Pada kondisi kegagalan akibat leleh tarik, maka Besarnya kekuatan tarik nominal, pada kondisi
besarnya kekuatan tarik nominal dapat dihitung kegagalan keruntuhan tarik, ditentukan dalam
berdasarkan SNI 1729:2015 persamaan D2-1 : SNI 1729:2015 persamaan D2-2 :
Pn = Fy Ag Pn = FuAe
dengan dengan
Ag = luas bruto dari komponen struktur, mm2 Ae = luas neto efektif, mm2
Fy = tegangan leleh minimum yang disyaratkan, MPa Fu = kekuatan tarik minimum yang disyaratkan, MPa

2
24/05/2023

• Kekuatan tarik desain, tPn, dan kekuatan tarik


tersedia, Pn/t, harus diambil dari nilai terendah Metode DKI
Pn Fy Ag
yang diperoleh sesuai dengan keadaan batas dari • Untuk leleh Tarik =
 t 1,67
leleh tarik dan keruntuhan tarik.
• Nilai dari tPn (metode DFBK) atau nilai Pn/t
• Untuk keruntuhan Tarik Pn = Fu Ae
 t 2,00
(metode DKI) ditentukan sebagai berikut :
Metode DFBK

• Untuk leleh Tarik t Pn = 0,90Fy Ag


• Untuk keruntuhan Tarik t Pn = 0,75Fu Ae

Luas Neto, An Tabel Dimensi Nominal Lubang Baut, dh


• Lubang yang dibuat pada sambungan untuk menempatkan alat sambung
Dimensi Lubang, mm
berupa baut akan mengurangi luas penampang sehingga mengurangi Standar Ukuran-lebih Slot-Pendek Slot Panjang
Diameter Baut
pula kekuatan tarik dari penampang tersebut.
(Diameter) (Diameter) (Lebar × Panjang) (Lebar × Panjang)
• Definisi dari luas neto secara sederhana adalah luas bruto dari M16 18 20 18 × 22 18 × 40
penampang dikurangi dengan luas lubang yang disediakan untuk M20 22 24 22 × 26 22 × 50
kebutuhan penempatan baut. M22 24 28 24 × 30 24 × 55

• Lubang untuk penempatan baut umumnya dibuat lebih besar 2 mm dari M24 27 30 27 × 32
30 × 37
27 × 60
30 × 67
M27 30 35
ukuran diameter nominal baut, dan pada proses pembuatan lubang ini 33 × 40 33 × 75
M30 33 38
umumnya akan terjadi kerusakan di sekeliling lubang. Sebagai akibatnya ≥ M36 d+3 d+8 (d+3) × (d+10) (d+3) × 2,5d
maka ukuran lubang yang sudah jadi akan lebih lebar sekitar 2 mm dari
yang direncanakan.
• Sehingga secara total ukuran lubang baut yang sudah jadi akan lebih
besar 4 mm daripada ukuran nominal bautnya. Dalam perhitungan luas neto penampang maka lebar lubang baut harus
• luas neto penampang dibatasi sebesar 0,85Ag (An < 0,85Ag) diambil sebesar ukuran lubang nominal (Tabel 3.1) ditambah dengan 2 mm.

3
24/05/2023

Contoh 1a:
Perhatikan gambar di bawah ini. Sebuah batang Tarik menggunakan baja siku
L90.90.7. Dari Analisa struktur, batang tersebut memikul gaya Tarik dari beban mati
dan beban hidup masing-masing 120kN dan 70kN. Baja siku menggunakan baja
BJ37. Assumsikan luas efektif adalah 85% luas penampang kotor (Ae=0,85Ag). Contoh 1b:
Apakah batak Tarik tersebut kuat memikul gaya Tarik terfaktor?
Hitung luas netto, An dari komponen struktur tarik
berikut ini yang berupa pelat datar berukuran 10 × 200
mm. Pelat disambung pada bagian ujungnya dengan
dua baris baut M20.

½ Pu
Pu

½ Pu Pelat 10 × 200 mm

Efek Lubang Berselang-seling Pada Luas Netto Contoh 2 :


1 Ag = luas penampang bruto Tentukan Anetto minimum dari batang tarik
An = luas penampang neto
t = tebal penampang berikut ini, baut yang dipakai M20, sedangkan
P P g dh
n
= diameter lubang nominal
= banyak lubang dalam satu potongan
tebal pelat adalah 6 mm.
s,g = jarak antar sumbu lubang pada arah
1 sejajar dan tegak lurus sumbu komponen struktur
s
60 A
60 P B P
• Dari potongan 1-1 diperoleh : 295
100
An = Ag − n.(dh + 2).t D C
2 75
• Potongan 1- 2 :
An = Ag − n(dh + 2)t +  s .t
4g 55 50
6

4
24/05/2023

Luas Netto Efektif


• Performa suatu batang tarik dapat dipengaruhi
oleh beberapa hal, namun yang paling penting di
antaranya adalah masalah sambungan karena
adanya sambungan pada suatu batang tarik akan
memperlemah batang tersebut.
• Efisiensi suatu sambungan merupakan fungsi dari
daktilitas material, jarak antar alat pengencang,
konsentrasi tegangan pada lubang baut serta
suatu fenomena yang sering disebut dengan
istilah shear lag
Gambar 3.10 Perhitungan Nilai g Untuk Berbagai Jenis Profil

Luas Netto Efektif • Untuk semua penampang melintang terbuka


• Masalah shear lag dalam perhitungan seperti W, C, siku tunggal, dan siku ganda, maka
diantisipasi dengan menggunakan istilah luas faktor shear lag, U, tidak perlu lebih kecil dari rasio
netto efektif, yang dapat diterapkan pada luas bruto elemen yang disambung terhadap luas
sambungan baut mapun las. bruto komponen struktur.
• Dinyatakan bahwa luas penampang efektif • Ketentuan ini tidak berlaku pada penampang
komponen struktur yang mengalami gaya tertutup, seperti profil struktur berongga (PSB)
tarik harus ditentukan sebagai berikut : atau untuk pelat.
• Nilai Faktor Shear Lag Untuk Sambungan Pada
Ae = U. An Komponen Struktur Tarik dapat dilihat dalam Tabel
D3.1 SNI 1729:2015)

5
24/05/2023

Kelangsingan Struktur Tarik


• Untuk mengurangi problem yang terkait dengan
lendutan besar dan vibrasi, maka komponen
struktur tarik harus memenuhi syarat kekakuan.
• Syarat ini berdasarkan pada rasio kelangsingan, 
= L/r. Degan  adalah angka kelangsingan
struktur, L adalah panjang komponen struktur,
sedangkan r adalah jari-jari girasi (r =(I/A)0,5).
• Dalam SNI 1729:2015 pasal D1 tidak diberikan
batasan spesifik tentang angka kelangsingan
maksimum, namun demikian disarankan agar
nilai L/r tidak diambil melebihi 300.

6
24/05/2023

Contoh 3 :
• Periksalah terhadap persyaratan desain metode DFBK serta DKI, kekuatan
tarik dari penampang siku L100×100×13, ASTM A36 (Fy = 250 MPa, Fu =
450 MPa). Komponen struktur ini digunakan untuk memikul beban tarik
yang berupa beban mati sebesar 90 kN dan beban hidup sebesar 260 kN.
Tentukan pula panjang maksimum dari komponen struktur tarik ini agar
memenuhi rasio kelangsingan yang disarankan dalam SNI 1729:2015.
Asumsikan bahwa jumlah baut mencukupi untuk memikul beban yang
bekerja.
L100×100×13

40 80 80 80
Baut M24 dengan lubang standar

7
24/05/2023

8
24/05/2023

• Meskipun keruntuhan tarik terjadi pada


penampang neto, namun tegangan tarik yang
timbul tidaklah selalu seragam.
• Oleh karena itu dalam persamaan geser blok
disisipkan faktor Ubs untuk mengantisipasi
distribusi tegangan tarik yang tak seragam
pada bidang luasan penahan tarik.
• Nilai Ubs = 1, apabila tegangan tarik yang
timbul bersifat seragam, dan Ubs = 0,5 jika
tegangan tarik tidak merata.

9
24/05/2023

Ubs = 1,0 Ubs = 0,5

Untuk desain geser blok dengan metode DFBK, faktor ketahanan  diambil sebesar
0,75, sedangkan untuk metode DKI, faktor keamanan  diambil sebesar 2,00.

Contoh 4 :
• Suatu komponen struktur tarik dengan 90 60

penampang berbentuk siku tunggal L


L 150×100×12 50
150×100×12, ASTM A572 Kelas 345 (F y 100 250
= 345 MPa, Fu = 450 MPa). Komponen
100
struktur tarik tersebut disambung
dengan 3 buah baut M20. Tentukan
kekuatan geser blok dari komponen
struktur tersebut dengan metode DFBK
dan DKI. Tentukan pula kekuatan tarik x = 24,1mm

desain, tPn, dan kekuatan tarik


tersedia, Pn/t, berdasarkan metode
DFBK dan DKI.

10
24/05/2023

11
24/05/2023

12

Anda mungkin juga menyukai