1
9/29/2017
2
9/29/2017
Kondisi Keruntuhan Tarik Kekuatan tarik desain, tPn, dan kekuatan tarik
Besarnya kekuatan tarik nominal, pada kondisi tersedia, Pn/t, harus diambil dari nilai terendah
yang diperoleh sesuai dengan keadaan batas dari
kegagalan keruntuhan tarik, ditentukan dalam leleh tarik dan keruntuhan tarik.
SNI 1729:2015 persamaan D2-2 :
Nilai dari tPn (metode DFBK) atau nilai Pn/t
Pn = FuAe (metode DKI) ditentukan sebagai berikut :
dengan Metode DFBK
Ae = luas neto efektif, mm2 t Pn 0,90Fy Ag
Untuk leleh Tarik
Fu = kekuatan tarik minimum yang disyaratkan, MPa
Untuk keruntuhan Tarik t Pn 0,75Fu Ae
ukuran diameter nominal baut, dan pada proses pembuatan lubang ini M36 d+3 d+8 (d+3) (d+10) (d+3) 2,5d
P
umumnya akan terjadi kerusakan di sekeliling lubang. Sebagai akibatnya
maka ukuran lubang yang sudah jadi akan lebih lebar sekitar 2 mm dari
yang direncanakan. Dalam perhitungan luas neto penampang maka lebar lubang baut harus
Pu
diambil sebesar ukuran lubang nominal (Tabel 3.1) ditambah dengan 2 mm. Pu
Sehingga secara total ukuran lubang baut yang sudah jadi akan lebih
besar 4 mm daripada ukuran nominal bautnya. Pu Pelat 10 200 mm
luas neto penampang dibatasi sebesar 0,85Ag (An < 0,85Ag)
3
9/29/2017
PLAT GUSSET
4
9/29/2017
Lubang baut dapat diletakan berselang seling seperti pada gambar 3.5. Dalam
SNI 03-1729-2002 pasal 10.2.1 diatur mengenai cara perhitungan luas netto
penampang dengan lubang yang diletakan berselang seling, dinyatakan bahwa
Contoh 2 : luas netto harus dihitung berdasarkan luas minimum antara potongan 1 dan
potongan 2 1
Tentukan Anetto minimum dari batang tarik
berikut ini, baut yang dipakai M20, sedangkan U T
tebal pelat adalah 6 mm.
T
60 A
Keruntuhan potongan 1 1 dan 2 1
60 B
potongan 1 - 2
S
P P
295 Dari Potongan 1 1 diperoleh : An = Ag n. d. t
100
D C Dari Potongan 1 2 diperoleh : An = Ag n. d. t + (S 2. t )/ (4 u )
75
Dimana : Ag = luas penampang kotor,An = luas penampang netto , t = tebal
6 penampang, d = diameter lubang, n = banyak lubang dalam satu potongan, s, u
55 50
= jarak antara lubang
Contoh : Jika sambungan yang diletakan berselang seling tersebut dijumpai Contoh :
Tentukan Anetto minimum dari batang tarik berikut ini, baut = 19 mm, pada sebuah profil siku, kanal atau WF, maka penentuan nilai u dapat Hitung An minimum dari batang tarik berikut, yang terbuat dari profil siku
tebal pelat 6 mm dilakukan sebagai berikut : L100.150.10 dengan lubang = 25 mm
a. Profil siku sama kaki atau tak sama kaki
5
9/29/2017
Contoh :
Hitunglah luas netto dari profil CNP 20 berikut ini, jika baut yang
digunakan berdiamater 16 mm
Contoh 3 :
Periksalah terhadap persyaratan desain metode LRFD/DFBK, kekuatan
Untuk semua penampang melintang terbuka tarik dari penampang siku L10010013, ASTM A36 (Fy = 250 MPa, Fu =
seperti W, C, siku tunggal, dan siku ganda, maka 450 MPa). Komponen struktu ini digunakan untuk memikul beban tarik
yang berupa beban mati sebesar 90 kN dan beban hidup sebesar 260 kN.
faktor shear lag, U, tidak perlu lebih kecil dari rasio Tentukan pula panjang maksimum dari komponen struktur tarik ini agar
luas bruto elemen yang disambung terhadap luas memenuhi rasio kelangsingan yang disarankan dalam SNI 1729:2015.
Asumsikan bahwa jumlah baut mencukupi untuk memikul beban yang
bruto komponen struktur. bekerja. L10010013
Ketentuan ini tidak berlaku pada penampang
tertutup, seperti profil struktur berongga (PSB)
atau untuk pelat.
Nilai Faktor Shear Lag Untuk Sambungan Pada
Komponen Struktur Tarik dapat dilihat dalam Tabel 40 80
Baut M27 dengan lubang standar
80 80
6
9/29/2017
7
9/29/2017
Nilai Ubs = 1, apabila tegangan tarik yang desain, tPn, dan kekuatan tarik
timbul bersifat seragam, dan Ubs = 0,5 jika Untuk desain geser blok dengan metode DFBK, faktor ketahanan diambil sebesar
tersedia, Pn/t, berdasarkan metode
DFBK.
0,75, sedangkan untuk metode DKI, faktor keamanan diambil sebesar 2,00.
tegangan tarik tidak merata.
8
9/29/2017