Anda di halaman 1dari 65

Struktur Baja Dasar

BAHAN KULIAH
STRUKTUR BAJA DASAR

KOMPONEN STRUKTUR PENAHAN GAYA AKSIAL TARIK

PENGAMPU :
NGUDI HARI CRISTA
BAMBANG P

JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SEMARANG
2020

Komponen Tarik 0
Struktur Baja Dasar

KOMPONEN STRUKTUR PENAHAN GAYA AKSIAL TARIK

Didalam modul ini yang dibahas adalah komponen struktur yang menahan gaya
aksial tarik dengan titik tangkap gaya pada titik berat penampang

 KELANGSINGAN :
SNI 2015 pasal D1 :
Tidak ada batasan kelangsingan maksimum untuk komponen struktur tarik.
Disarankan rasio kelangsingan :
L
 300
r
dimana :
L = panjang komponen
r = jari-jari kelembaman (girasi)

Saran ini tidak berlaku untuk batang (rod) atau gantungan (hanger) yang
mengalami gaya tarik

 KEKUATAN :
SNI 2015 pasal D2 :
Kekuatan tarik tersedia (available tensile strength), yaitu kekuatan tarik desain
(design tensile strength) ϕt * Pn dan kekuatan tarik yang diijinkan (allowable
tensile strength) Pn / Ωt dari komponen struktur tarik harus merupakan nilai
terendah yang diperoleh dari keadaan batas (limit states) leleh tarik pada
penampang bruto dan keruntuhan tarik pada penampang neto, yaitu :
1). Leleh tarik (tensile yielding) pada penampang bruto :
Pn = Fy * Ag
→ DFBK : ϕt = 0,90
DKI : Ωt = 1,67
2). Keruntuhan tarik (tensile rupture) pada penampang neto efektif : *)
Pn = Fu * Ae
→ DFBK : ϕt = 0,75
DKI : Ωt = 2,00

Komponen Tarik 1
Struktur Baja Dasar

*)
SNI 2002 tabel 6.4-2 dan AISC 1999 persamaan D1-2 memakai istilah
Fraktur (fracture), sedangkan SE MenPUPR No 50/SE/M/2015 memakai
istilah Putus.

dimana :
Pn = kekuatan aksial nominal komponen tarik (N)
Ag = luas penampang bruto komponen struktur (mm2)
Ae = luas penampang neto efektif (mm2)
Fy = tegangan leleh minimum yang disyaratkan (specified minimum yield stress)
(MPa)
Fu = kekuatan tarik minimum yang disyaratkan (specified minimum tensile
strength) (MPa)

 LUAS PENAMPANG :
SNI 2015 pasal B4.3 :
- Luas penampang bruto Ag dari komponen struktur adalah luas penampang
melintang total.
- Luas penampang neto An dari komponen struktur adalah jumlah hasil kali
ketebalan dan lebar neto dari setiap elemen yang dihitung sebagai berikut :

Komponen Tarik 2
Struktur Baja Dasar

Dalam penghitungan luas penampang neto untuk tarik dan geser lebar lubang
1
baut harus diambil sebesar in (≈ 2 mm) lebih besar dari dimensi nominal
16
lubang, yaitu :

Lebar lubang baut = diameter nominal lubang + 2 mm

Sedangkan besarnya dimensi nominal lubang tergantung dari diameter baut


yang digunakan, yaitu sebagai berikut : (SNI 2015 pasal J3.2)
Diameter nominal lubang = diameter baut + 2 mm
→ untuk baut dengan diameter ≤ 22
= diameter baut + 3 mm
→ untuk baut dengan diameter ≥ 24

Tabel Diameter Nonimal Lubang (SNI 2015 tabel J3.3M)

Komponen Tarik 3
Struktur Baja Dasar

wn = wg – ∑ lebar lubang baut


An = wn * t
atau : An = Ag – Ah
dimana :
wn = lebar neto
wg = lebar bruto
t = tebal elemen
An = luas neto

Komponen Tarik 4
Struktur Baja Dasar

Ag = luas bruto
Ah = luas lubang perlemahan akibat baut
= ∑ lebar lubang baut * t
= n * (dnominal lubang + 2 mm) * t
n = jumlah (banyaknya) lubang
→ untuk gambar a di atas : n = 1
untuk gambar b :n=2

Untuk rangkaian lubang diagonal (zig-zag) :

s (= stagger) = pusat-ke-pusat longitudinal dari setiap dua lubang berurutan


g (= gage) = pusat-ke-pusat transversal antara garis sarana penyambung

s2
wn = wg – ∑ lebar lubang baut + ∑
4*g

s2 * t
An = Ag – Ah +  4*g
Untuk komponen struktur tanpa lubang An = Ag
- Luas penampang neto pada profil :
Penampang profil diekuivalenkan menjadi satu pelat rata vertikal

Komponen Tarik 5
Struktur Baja Dasar

g1

g
g2

tebal = t g = g1 + g2 - t

g1
g = g1+ g2 - tw
g2

tw

g1
g1 t
g=  g2  w
g2 2 2

tw

 SHEAR LAG FACTOR (U) :


Baut dan las mentransfer gaya pada luasan yang lebih kecil pada sambungan
sehingga akan menimbulkan konsentrasi tegangan pada beberapa titik di dalam
penampang. Disamping itu eksentrisitas pada sambungan juga akan
menimbulkan tegangan tambahan yang diakibatkan adanya momen.

Komponen Tarik 6
Struktur Baja Dasar

Jauh di luar sambungan tegangan yang terjadi pada penampang berupa tegangan
yang terbagi merata.

Untuk memperhitungkan adanya tambahan tegangan ini yang diakibatkan oleh


konsentrasi tegangan dan eksentrisitas pada sambungan maka digunakan suatu
koefisien yaitu U (shear lag factor), yang dinyatakan dengan rasio antara luas
neto efektif (Ae) dan luas neto (An).
Ae
U=
An
Selanjutnya ditulis :
SNI 2015 pasal D3 :
Ae = U * An
→ untuk komponen tarik dengan sambungan baut : Ae = U * An
untuk komponen tarik dengan sambungan las : Ae = U * Ag

Besarnya U :
- SNI 2015 pasal D3 :

Komponen Tarik 7
Struktur Baja Dasar

Untuk profil melintang terbuka dan siku tunggal dan siku ganda, faktor shear
lag U tidak perlu lebih kecil dari rasio luas bruto elemen yang disambung
terhadap luas bruto komponen struktur.
Ketentuan ini tidak berlaku pada penampang tertutup, misalnya profil struktur
berongga (PSB) atau untuk pelat.
- SNI 2015 tabel D3.1 :

Komponen Tarik 8
Struktur Baja Dasar

Komponen Tarik 9
Struktur Baja Dasar

Komponen Tarik 10
Struktur Baja Dasar

CONTOH SOAL :

1). Hitunglah An dan Ae pada pelat dengan lebar 360 mm dan tebal 12 mm yang
mengalami gaya tarik dengan lubang-lubang baut berseling di bawah ini :

65

55
75

100

75 Baut M20
55

Solusi :
- Perhitungan diameter lubang baut :
db = 20 mm → dnominal lubang = dh = db + 2 mm
→ untuk baut dengan diameter ≤ 22
= 20 + 2
= 22 mm
Diameter (lebar) lubang baut = de = dh + 2 mm
= 22 + 2
= 24 mm
- Perhitungan luas neto untuk seluruh pola potongan melintang :
Karena konfigurasi simetri maka beberapa pola memiliki lebar efektif yang
identik sehingga tidak perlu dihitung.
b = 360 mm
tp = 12 mm
s = 65 mm
g1 = 75 mm
g2 = 100 mm

Komponen Tarik 11
Struktur Baja Dasar

lebar netto :
wn = wg – ∑ lebar lubang baut
= b - ∑de
s2
untuk lubang diagonal (zig zag) : wn = wg – ∑ lebar lubang baut + ∑
4*g

s2
= b - ∑de + ∑
4*g
Pola 1 : A-B-E-F : wn1 = b – 2 * de
= 360 – 2 * 24
= 312 mm

65

55
75

100

75

55

s2
Pola 2 : A-B-C-D-E-F : wn2 = b – 4 * de + 2 *
4 * g1

65 2
= 360 – 4 * 24 + 2 *
4 * 75
= 292,167 mm

Komponen Tarik 12
Struktur Baja Dasar

65

55
75

100

75

55

s2
Pola 3 : A-B-C-D-G : wn3 = b – 3 * de +
4 * g1

65 2
= 360 – 3 * 24 +
4 * 75
= 302,083 mm

65

55
75

100

75

55

s2 s2
Pola 4 : A-B-D-E-F : wn4 = b – 3 * de + +
4 * g1 4(g 1  g 2 )

65 2 65 2
= 360 – 3 * 24 + +
4 * 75 4(75  100)
= 308,119 mm

Komponen Tarik 13
Struktur Baja Dasar

65

55
75

100

75

55

Dari keempat harga wn tersebut maka nilai wn yang digunakan = wn min (wn1,
wn2, wn3, wn4) = 292,167 mm → pola 2
An = wn min * tp
= 292,167 * 12
= 3506,004 mm2
Atau menggunakan rumus :
An = Ag – Ah
= Ag – ∑ lebar lubang baut * t
untuk lubang diagonal (zig zag) :
s2 * t
An = Ag – Ah +  4*g
s2 * t
= Ag –  d e * t + 
4*g
Ag = b * tp
= 360 * 12
= 4320 mm2
Pola 1 : A-B-E-F : An1 = Ag – 2 * de * t
= 4320 – 2 * 24 * 12
= 3744 mm2
s2 * t
Pola 2 : A-B-C-D-E-F : An2 = Ag – 4 * de * t + 2 *
4 * g1

65 2 * 12
= 4320 – 4 * 24 * 12 + 2 *
4 * 75

Komponen Tarik 14
Struktur Baja Dasar

= 3506 mm2
s2 * t
Pola 3 : A-B-C-D-G : An3 = Ag – 3 * de * t +
4 * g1

65 2 * 12
= 4320 – 3 * 24 * 12 +
4 * 75
= 3625 mm2
s2 * t s2 * t
Pola 4 : A-B-D-E-F : An4 = Ag – 3 * de * t + +
4 * g 1 4(g 1  g 2 )

65 2 * 12 65 2 * 12
= 4320 – 3 * 24 * 12 + +
4 * 75 4(75  100)
= 3697,429 mm2
Dari keempat harga An tersebut maka nilai An yang digunakan = An min (An1,
An2, An3, An4) = 3506 mm2 → pola 2
- Perhitungan luas neto efektif :
SNI 2015 tabel D3.1 kasus 1 :

Beban tarik disalurkan oleh seluruh elemen melalui baut.


Karena komponen terdiri dari satu elemen saja maka berarti beban tarik
disalurkan oleh seluruh elemen, maka U = 1
SNI 2015 Pasal D3 :
Ae = U * An
= 1 * 3506
= 3506 mm2

2). Suatu profil siku 100x100x13 dengan Fy = 250 MPa dan Fu = 410 MPa
digunakan untuk menahan gaya tarik sebesar 90 kN akibat beban mati dan 270
kN akibat beban hidup.

Komponen Tarik 15
Struktur Baja Dasar

L 100x100x13

35 3 @ 80

Lubang standar baut M20

Periksalah kekuatan komponen tarik tersebut dengan metode DFBK dan DKI,
jika pada ujung komponen terdapat sambungan baut seperti terlihat pada
gambar. Hitung pula panjang maksimum komponen tersebut agar memenuhi
persyaratan kelangsingan.
Diasumsikan jumlah baut mencukupi untuk memikul beban yang bekerja.
Solusi :
Data penampang profil siku 100x100x13 :

Dari tabel profil didapat : Ag = 2431 mm2


t = 13 mm
ix = iy = 30 mm
iu = 37,8 mm
iv = 19,4 mm → (= imin)

Komponen Tarik 16
Struktur Baja Dasar

cx = cy = 29,4 mm → (= x )
a. Perhitungan kombinasi pembebanan :
Kombinasi pembebanan untuk menghitung kekuatan tarik perlu adalah :

DFBK DKI

Pu = 1,2 * PD + 1,6 * PL Pa = PD + PL
= 1,2 * 90 + 1,6 * 270 = 90 + 270
= 540 kN = 360 kN

b. Pemeriksaan kekuatan leleh tarik pada penampang bruto :


Pny = Fy * Ag
= 250 * 2431
= 607750 N
= 607,750 kN

DFBK DKI

ϕty * Pny = 0,90 * Fy * Ag Pny / Ωty = Fy * Ag / 1,67


= 0,90 * 607,750 = 607,750 / 1,67
= 546,975 kN > Pu = 363,922 kN > Pa
> 540 → ok > 360 → ok

c. Pemeriksaan kekuatan runtuh tarik pada penampang neto :


Nilai shear lag factor (= U) diambil nilai yang terbesar dari harga-harga
berikut ini :
- SNI 2015 pasal D3 :
Untuk profil melintang terbuka dan siku tunggal dan siku ganda, faktor
shear lag U tidak perlu lebih kecil dari rasio luas bruto elemen yang
disambung terhadap luas bruto komponen struktur.
Karena penampang berupa siku sama kaki yang disambung pada salah
satu kaki, maka : U = 0,50 → (= U1)
- SNI 2015 tabel D3.1 kasus 2 :

Komponen Tarik 17
Struktur Baja Dasar

x
U=1-
l
29,4
=1-
3 * 80
= 0,8775 → (= U2)
- SNI 2015 tabel D3.1 kasus 8 :

Siku tunggal dengan 4 atau lebih sarana penyambung per baris dalam
arah pembebanan, maka U = 0,80 → (= U3)

Dari ketiga harga U tersebut maka nilai shear lag factor U yang digunakan
= Umaks (U1, U2, U3) = 0,8775
Menghitung harga An :
db = 20 mm → dnominal lubang = dh = db + 2 mm

Komponen Tarik 18
Struktur Baja Dasar

→ untuk baut dengan diameter ≤ 22


= 20 + 2
= 22 mm
Untuk perhitungan An untuk memikul tarik dan geser :
Lebar lubang baut = de = dh + 2 mm
An = Ag – (dh + 2) * t
= 2431 – (22 + 2) * 13
= 2119 mm2
Ae = An * U
= 2119 * 0,8775
= 1859,423 mm2
Pnr = Fu * Ae
= 410 * 1859,423
= 762363,43 N
= 762,363 kN

DFBK DKI

ϕtr * Pnr = 0,75 * Fu * Ae Pnr / Ωtr = Fu * Ae / 2,00


= 0,75 * 762,363 = 762,363 / 2,00
= 571,772 kN > Pu = 381,182 kN > Pa
> 540 → ok > 360 → ok

d. DFBK : kekuatan leleh tarik = 546,975 kN


kekuatan runtuh tarik = 571,772 kN
> kekuatan tarik perlu = 540 kN
DKI : kekuatan leleh tarik = 363,922 kN
kekuatan runtuh tarik = 381,182 kN
> kekuatan tarik perlu = 360 kN
Jadi komponen kuat menahan beban aksial tarik
Karena kekuatan leleh tarik < kekuatan runtuh tarik maka yang
menentukan adalah kekuatan leleh tarik.
e. Panjang batang maksimum Lmaks :
SNI 2015 pasal D1 :

Komponen Tarik 19
Struktur Baja Dasar

L
 300
r
Lmaks = 300 * rmin → (= imin) = iv = 19,4 mm
= 300 * 19,4
= 5820 mm

3). Profil IWF 200x100x5,5x8 dengan Fy = 250 MPa dan Fu = 410 MPa
digunakan untuk menahan gaya tarik sebesar 90 kN akibat beban mati dan 270
kN akibat beban hidup. Panjang batang tarik 6,5 m.

Lubang standar baut M16 30 3@80

IWF 200x100x5,5x8

Periksalah kekuatan komponen tarik tersebut dengan metode DFBK dan DKI,
jika pada ujung komponen terdapat sambungan baut seperti terlihat pada
gambar. Periksalah pula apakah profil tersebut memenuhi persyaratan
kelangsingan.
Diasumsikan jumlah baut mencukupi untuk memikul beban yang bekerja.
Solusi :
Data penampang profil IWF 200x100x5,5x8 :

Komponen Tarik 20
Struktur Baja Dasar

Dari tabel profil didapat : Ag = 2716 mm2


d = 200 mm
bf = 100 mm
tf = 8 mm
tw = 5,5 mm
ix = 82,4 mm
iy = 22,2 mm → (= imin)
a. Perhitungan kombinasi pembebanan :
Kombinasi pembebanan untuk menghitung kekuatan tarik perlu adalah :

DFBK DKI

Pu = 1,2 * PD + 1,6 * PL Pa = PD + PL
= 1,2 * 90 + 1,6 * 270 = 90 + 270
= 540 kN = 360 kN

b. Pemeriksaan kekuatan leleh tarik pada penampang bruto :


Pny = Fy * Ag
= 250 * 2716
= 679000 N

Komponen Tarik 21
Struktur Baja Dasar

= 679 kN

DFBK DKI

ϕty * Pny = 0,90 * Fy * Ag Pny / Ωty = Fy * Ag / 1,67


= 0,90 * 679 = 679 / 1,67
= 611,1 kN > Pu = 406,587 kN > Pa
> 540 → ok > 360 → ok

c. Pemeriksaan kekuatan runtuh tarik pada penampang neto :


Nilai shear lag factor (= U) diambil nilai yang terbesar dari harga-harga
berikut ini :
- SNI 2015 pasal D3 :
Untuk profil melintang terbuka dan siku tunggal dan siku ganda, faktor
shear lag U tidak perlu lebih kecil dari rasio luas bruto elemen yang
disambung terhadap luas bruto komponen struktur.
Karena penampang berupa penampang I yang disambung pada kedua
sayapnya, maka :
2 * bf * t f
U=
Ag

2 * 100 * 8
=
2716
= 0,589 → (= U1)
- SNI 2015 tabel D3.1 kasus 2 :

Komponen Tarik 22
Struktur Baja Dasar

(rumus pendekatan mencari x apabila jari-jari kelengkungan profil


diabaikan).
Dalam hal ini untuk mencari x bisa dipandang setengah profil IWF,
yaitu berupa profil T , dimana d = 200 / 2 = 100

x =d–y
= 100 – 71,7
= 28,3 mm
x
U=1-
l
28,3
=1-
3 * 80
= 0,882 → (= U2)
- SNI 2015 tabel D3.1 kasus 7 :

Komponen Tarik 23
Struktur Baja Dasar

Sayap disambungkan dengan 3 atau lebih sarana penyambung per baris


di arah pembebanan.
bf = 100 mm
2 2
* d  * 200
3 3
= 133,333 mm
2
bf < * d → U = 0,85 → (= U3)
3
Dari ketiga harga U tersebut maka nilai shear lag factor U yang digunakan
= Umaks (U1, U2, U3) = 0,882
Menghitung harga An :
db = 16 mm → dnominal lubang = dh = db + 2 mm
→ untuk baut dengan diameter ≤ 22
= 16 + 2
= 18 mm
Untuk perhitungan An untuk memikul tarik dan geser :
Lebar lubang baut = de = dh + 2 mm
An = Ag – 4 * (dh + 2) * tf
= 2716 – 4 * (18 + 2) * 8
= 2076 mm2
Ae = An * U
= 2076 * 0,882
= 1831,032 mm2
Pnr = Fu * Ae
= 410 * 1831,032

Komponen Tarik 24
Struktur Baja Dasar

= 750723,12 N
= 750,723 kN

DFBK DKI

ϕtr * Pnr = 0,75 * Fu * Ae Pnr / Ωtr = Fu * Ae / 2,00


= 0,75 * 750,723 = 750,723 / 2,00
= 563,042 kN > Pu = 375,362 kN > Pa
> 540 → ok > 360 → ok

d. DFBK : kekuatan leleh tarik = 611,1 kN


kekuatan runtuh tarik = 563,042 kN
> kekuatan tarik perlu = 540 kN
DKI : kekuatan leleh tarik = 406,587 kN
kekuatan runtuh tarik = 375,362 kN
> kekuatan tarik perlu = 360 kN
Jadi komponen kuat menahan beban aksial tarik
Karena kekuatan runtuh tarik < kekuatan leleh tarik maka yang
menentukan adalah kekuatan runtuh tarik.
e. Pemeriksaan kelangsingan :
SNI 2015 pasal D1 :
L
 300
r
Lmaks = 300 * rmin → (= imin) = iy = 22,2 mm
= 300 * 22,2
= 6660 mm > L = 6500 mm
→ komponen memenuhi syarat kelangsingan

4). Suatu profil siku ganda 2L 100x100x13 dengan Fy = 250 MPa dan Fu = 410
MPa digunakan untuk menahan gaya tarik sebesar 180 kN akibat beban mati
dan 540 kN akibat beban hidup. Panjang batang tarik 7,5 m.

Komponen Tarik 25
Struktur Baja Dasar

Pelat buhul
10 mm
2L 100x100x13
35 5 @ 70

Periksalah kekuatan komponen tarik tersebut dengan metode DFBK dan DKI,
jika pada ujung komponen terdapat sambungan baut berdiameter 20 mm
dengan susunan seperti terlihat pada gambar. Periksalah pula apakah profil
tersebut memenuhi persyaratan kelangsingan.
Diasumsikan kekuatan pelat buhul dan jumlah baut mencukupi untuk memikul
beban yang bekerja.
Solusi :
Data penampang profil siku 100x100x13 :
Dari tabel profil didapat : Ag = 2431 mm2
Ix = Iy = 2200000 mm4
t = 13 mm
ix = iy = 30 mm
cx = cy = 29,4 mm → (= x )
Dobel siku 2L 100x100x13 dengan s = 10 mm :
Ag = 2 * 2431 mm2
= 4862 mm2
Ix = 2 * 2200000 mm4
= 4400000 mm4
Ix
ix =
Ag

4400000
=
4862
= 30,083 mm (= ix untuk L 100x100x13)

Komponen Tarik 26
Struktur Baja Dasar

s
Iy = 2 * [Iy L 100x100x13 + Ag L 100x100x13 * ( + cy)2]
2
10
= 2 * [2200000 + 2431 * (  29,4) 2 ]
2
= 10153496,32 mm4

Iy
iy =
Ag

10153496,32
=
4862
= 45,698 mm
→ imin = ix = 30 mm

a. Perhitungan kombinasi pembebanan :


Kombinasi pembebanan untuk menghitung kekuatan tarik perlu adalah :

DFBK DKI

Pu = 1,2 * PD + 1,6 * PL Pa = PD + PL
= 1,2 * 180 + 1,6 * 540 = 180 + 540
= 1080 kN = 720 kN

b. Pemeriksaan kekuatan leleh tarik pada penampang bruto :


Pny = Fy * Ag
= 250 * 4862
= 1215500 N
= 1215,500 kN

DFBK DKI

ϕty * Pny = 0,90 * Fy * Ag Pny / Ωty = Fy * Ag / 1,67


= 0,90 * 1215,500 = 1215,500 / 1,67
= 1093,95 kN > Pu = 727,844 kN > Pa
> 1080 → ok > 720 → ok

c. Pemeriksaan kekuatan runtuh tarik pada penampang neto :

Komponen Tarik 27
Struktur Baja Dasar

Nilai shear lag factor (= U) diambil nilai yang terbesar dari harga-harga
berikut ini :
- SNI 2015 pasal D3 :
Untuk profil melintang terbuka dan siku tunggal dan siku ganda, faktor
shear lag U tidak perlu lebih kecil dari rasio luas bruto elemen yang
disambung terhadap luas bruto komponen struktur.
Karena penampang berupa siku ganda sama kaki yang masing-masing
disambung pada salah satu kaki, maka : U = 0,50 → (= U1)
- SNI 2015 tabel D3.1 kasus 2 :

x
U=1-
l
29,4
=1-
5 * 70
= 0,916 → (= U2)
- SNI 2015 tabel D3.1 kasus 8 :

Komponen Tarik 28
Struktur Baja Dasar

Siku ganda dengan 4 atau lebih sarana penyambung per baris dalam arah
pembebanan, maka U = 0,80 → (= U3)

Dari ketiga harga U tersebut maka nilai shear lag factor U yang digunakan
= Umaks (U1, U2, U3) = 0,916
Menghitung harga An :
db = 20 mm → dnominal lubang = dh = db + 2 mm
→ untuk baut dengan diameter ≤ 22
= 20 + 2
= 22 mm
Untuk perhitungan An untuk memikul tarik dan geser :
Lebar lubang baut = de = dh + 2 mm
An = Ag – 2 * (dh + 2) * t
= 4862 – 2 * (22 + 2) * 13
= 4238 mm2
Ae = An * U
= 4238 * 0,916
= 3882,008 mm2
Pnr = Fu * Ae
= 410 * 3882,008
= 1591623,28 N
= 1591,624 kN

Komponen Tarik 29
Struktur Baja Dasar

DFBK DKI

ϕtr * Pnr = 0,75 * Fu * Ae Pnr / Ωtr = Fu * Ae / 2,00


= 0,75 * 1591,624 = 1591,624 / 2,00
= 1193,718 kN > Pu = 795,812 kN > Pa
> 1018 → ok > 720 → ok

d. DFBK : kekuatan leleh tarik = 1093,95 kN


kekuatan runtuh tarik = 1193,718 kN
> kekuatan tarik perlu = 1018 kN
DKI : kekuatan leleh tarik = 727,844 kN
kekuatan runtuh tarik = 795,812 kN
> kekuatan tarik perlu = 720 kN
Jadi komponen kuat menahan beban aksial tarik
Karena kekuatan leleh tarik < kekuatan runtuh tarik maka yang
menentukan adalah kekuatan leleh tarik.
e. Pemeriksaan kelangsingan :
SNI 2015 pasal D1 :
L
 300
r
Lmaks = 300 * rmin → (= imin) = ix = 30 mm
= 300 * 30
= 9000 mm > L = 7500 mm
→ komponen memenuhi syarat kelangsingan
atau :
L L

r ix

7500
=
30
= 250 ≤ 300
→ komponen memenuhi syarat kelangsingan

Komponen Tarik 30
Struktur Baja Dasar

5). Suatu profil T 100x200x8x12 dengan Fy = 250 MPa dan Fu = 410 MPa
digunakan untuk menahan gaya tarik sebesar 110 kN akibat beban mati dan
330 kN akibat beban hidup. Panjang batang tarik 6 m.

300 mm
T 100x200x8x12

pelat buhul

320 mm

Periksalah kekuatan komponen tarik tersebut dengan metode DFBK dan DKI,
jika pada ujung komponen terdapat sambungan las sepanjang 300 mm seperti
terlihat pada gambar. Periksalah pula apakah profil tersebut memenuhi
persyaratan kelangsingan.
Diasumsikan kekuatan pelat buhul dan sambungan las mencukupi untuk
memikul beban yang bekerja.
Solusi :
Data penampang profil T 100x200x8x12 :

Dari tabel profil didapat : Ag = 3177 mm2


d = 100 mm
bf = 200 mm

Komponen Tarik 31
Struktur Baja Dasar

tf = 12 mm
ix = 24,1 mm → (= imin)
iy = 50,2 mm
y = 82,7 mm
a. Perhitungan kombinasi pembebanan :
Kombinasi pembebanan untuk menghitung kekuatan tarik perlu adalah :

DFBK DKI

Pu = 1,2 * PD + 1,6 * PL Pa = PD + PL
= 1,2 * 110 + 1,6 * 330 = 110 + 330
= 660 kN = 440 kN

b. Pemeriksaan kekuatan leleh tarik pada penampang bruto :


Pny = Fy * Ag
= 250 * 3177
= 794250 N
= 794,250 kN

DFBK DKI

ϕty * Pny = 0,90 * Fy * Ag Pny / Ωty = Fy * Ag / 1,67


= 0,90 * 794,250 = 794,250 / 1,67
= 714,825 kN > Pu = 475,599 kN > Pa
> 660 → ok > 440 → ok

c. Pemeriksaan kekuatan runtuh tarik pada penampang neto :


Nilai shear lag factor (= U) diambil nilai yang terbesar dari harga-harga
berikut ini :
- SNI 2015 pasal D3 :
Untuk profil melintang terbuka dan siku tunggal dan siku ganda, faktor
shear lag U tidak perlu lebih kecil dari rasio luas bruto elemen yang
disambung terhadap luas bruto komponen struktur.
Karena penampang berupa penampang T yang disambung pada
sayapnya, maka :

Komponen Tarik 32
Struktur Baja Dasar

bf * t f
U=
Ag

200 * 12
=
3177
= 0,755 → (= U1)
- SNI 2015 tabel D3.1 kasus 2 :

x =d–y
= 100 – 82,7
= 17,3 mm
x
U=1-
l
17,3
=1-
300
= 0,942 → (= U2)
Dari kedua harga U tersebut maka nilai shear lag factor U yang digunakan
= Umaks (U1, U2) = 0,942
Untuk komponen tarik dengan sambungan las :
SNI 2015 pasal B4.3 :
Komponen struktur tanpa lubang An = Ag
Ae = Ag * U
= 3177 * 0,942
= 2992,734 mm2
Pnr = Fu * Ae
= 410 * 2992,734
= 1227020,94 N
= 1227,021 kN

Komponen Tarik 33
Struktur Baja Dasar

DFBK DKI

ϕtr * Pnr = 0,75 * Fu * Ae Pnr / Ωtr = Fu * Ae / 2,00


= 0,75 * 1227,021 = 1227,021 / 2,00
= 920,266 kN > Pu = 613,511 kN > Pa
> 660 → ok > 440 → ok

d. DFBK : kekuatan leleh tarik = 714,825 kN


kekuatan runtuh tarik = 920,266 kN
> kekuatan tarik perlu = 660 kN
DKI : kekuatan leleh tarik = 475,599 kN
kekuatan runtuh tarik = 613,511 kN
> kekuatan tarik perlu = 440 kN
Jadi komponen kuat menahan beban aksial tarik
Karena kekuatan leleh tarik < kekuatan runtuh tarik maka yang
menentukan adalah kekuatan leleh tarik.
e. Pemeriksaan kelangsingan :
L L

r ix
6000
=
24,1
= 248,963 ≤ 300
→ komponen memenuhi syarat kelangsingan

6). Suatu profil tabung persegi panjang 180x100x10 dengan Fy = 250 MPa dan Fu
= 410 MPa digunakan untuk menahan gaya tarik sebesar 150 kN akibat beban
mati dan 450 kN akibat beban hidup. Panjang batang tarik 7,5 m.

Komponen Tarik 34
Struktur Baja Dasar

300 mm
PSB 180x100x10

320 mm
pelat buhul

Periksalah kekuatan komponen tarik tersebut dengan metode DFBK dan DKI,
jika pada ujung komponen terdapat sambungan las sepanjang 300 mm pada
pelat buhul dengan tebal 10 mm seperti terlihat pada gambar. Periksalah pula
apakah profil tersebut memenuhi persyaratan kelangsingan.
Diasumsikan kekuatan pelat buhul dan sambungan las mencukupi untuk
memikul beban yang bekerja.
Solusi :
Data penampang profil PSB 180x100x10 :

Dari tabel profil didapat : Ag = 4857 mm2


H = 180 mm
B = 100 mm
t = 10 mm
ix = 61,9 mm
iy = 38,9 mm → (= imin)

Komponen Tarik 35
Struktur Baja Dasar

a. Perhitungan kombinasi pembebanan :


Kombinasi pembebanan untuk menghitung kekuatan tarik perlu adalah :

DFBK DKI

Pu = 1,2 * PD + 1,6 * PL Pa = PD + PL
= 1,2 * 150 + 1,6 * 450 = 150 + 450
= 900 kN = 600 kN

b. Pemeriksaan kekuatan leleh tarik pada penampang bruto :


Pny = Fy * Ag
= 250 * 4857
= 1214250 N
= 1214,250 kN

DFBK DKI

ϕty * Pny = 0,90 * Fy * Ag Pny / Ωty = Fy * Ag / 1,67


= 0,90 * 1214,250 = 1214,250 / 1,67
= 1092,825 kN > Pu = 727,096 kN > Pa
> 900 → ok > 600 → ok

c. Pemeriksaan kekuatan runtuh tarik pada penampang neto :


Nilai shear lag factor (= U) diambil berikut ini :
- SNI 2015 tabel D3.1 kasus 6 :

B2  2 * B * H
x
4(B  H)

100 2  2 * 100 * 180



4(100  180)
= 41,071 mm
l = 300 mm

Komponen Tarik 36
Struktur Baja Dasar

x
U=1-
l
41,071
=1-
300
= 0,863
Dengan adanya celah sebesar 2 mm antara profil tabung persegi dan pelat
buhul :
tp = 10 mm
An = Ag – 2 * (tp + 2 mm) * t
= 4857 – 2 * (10 + 2) * 10
= 4617 mm2
Ae = An * U
= 4617 * 0,863
= 3984,471 mm2
Pnr = Fu * Ae
= 410 * 3984,471
= 1633633,11 N
= 1633,633 kN

DFBK DKI

ϕtr * Pnr = 0,75 * Fu * Ae Pnr / Ωtr = Fu * Ae / 2,00


= 0,75 * 1633,633 = 1633,633 / 2,00
= 1225,225 kN > Pu = 816,817 kN > Pa
> 900 → ok > 600 → ok

d. DFBK : kekuatan leleh tarik = 1092,825 kN


kekuatan runtuh tarik = 1225,225 kN
> kekuatan tarik perlu = 900 kN
DKI : kekuatan leleh tarik = 727,096 kN
kekuatan runtuh tarik = 816,817 kN
> kekuatan tarik perlu = 600 kN
Jadi komponen kuat menahan beban aksial tarik

Komponen Tarik 37
Struktur Baja Dasar

Karena kekuatan leleh tarik < kekuatan runtuh tarik maka yang
menentukan adalah kekuatan leleh tarik.
e. Pemeriksaan kelangsingan :
L L

r ix

7500
=
38,9
= 192,802 ≤ 300
→ komponen memenuhi syarat kelangsingan

Komponen Tarik 38
Struktur Baja Dasar

 KEKUATAN RUNTUH GESER BLOK (BLOCK SHEAR) PADA


SAMBUNGAN UJUNG KOMPONEN STRUKTUR TARIK
(SNI 2015 pasal J4.3)
Pada komponen tarik tahanan komponen tersebut tidak selalu ditentukan oleh
kekuatan leleh tarik (Fy * Ag) atau runtuh tariknya (Fu * Ae) tetapi kadang
ditentukan oleh kondisi batas sobek pada daerah sambungan.

Geser blok pada komponen tarik profil I yang disambungkan pada kedua
sayapnya :

Komponen Tarik 39
Struktur Baja Dasar

Komponen Tarik 40
Struktur Baja Dasar

Geser blok pada komponen tarik berupa pelat :

Kekuatan nominal blok ujung :


SNI 2015 pasal J4.3 :

Rn = 0,60 * Fu * Anv + Ubs * Fu * Ant ≤ 0,60 * Fy * Agv + Ubs * Fu * Ant

Fu = kekuatan tarik minimum yang disyaratkan (MPa)


Fy = tegangan leleh minimum yang disyaratkan (MPa)
Agv = luas bruto penahan geser
Anv = luas neto penahan geser
Ant = luas neto penahan tarik
Agv = L * t

Anv = (L – 2,5 * de) * t

Ant = (H – 0,5 * de) * t


H
de
t
L

Komponen Tarik 41
Struktur Baja Dasar

Tegangan tarik yang terjadi pada penampang neto tidak selalu seragam (terbagi
merata). Oleh sebab itu dalam persamaan geser blok disisipkan faktor Ubs yang
gunanya untuk mengantisipasi timbulnya tegangan tarik tidak seragam pada luas
neto penahan tarik.
Ubs = 1 → apabila tegangan tarik yang timbul bersifat seragam (terbagi rata)
Ubs = 0,5 → apabila tegangan tarik yang timbul bersifat tidak seragam

(Ubs = 1) (Ubs = 0,5)

(untuk lebih lengkapnya lihat AISC Fig. C-J4.2. Block shear tensile stress
distributions)

DFBK : Ru ≤ ϕ * Rn
→ ϕ = 0,75
Rn
DKI : Ra ≤

→Ω = 2,00

Komponen Tarik 42
Struktur Baja Dasar

 CONTOH SOAL :
Suatu komponen tarik dari profil siku L 150x90x12 dengan Fy = 250 MPa dan
Fu = 410 MPa disambung pada pelat buhul pada kaki panjangnya dengan 3
buah baut M20.

90

60

50 2 * 100

Periksalah kekuatan geser blok komponen tarik tersebut dengan metode


DFBK dan DKI. Periksalah pula kekuatan leleh tarik dan putus tariknya.
Solusi :
Data penampang profil siku 150x90x12 :

Dari tabel profil didapat : Ag = 2750 mm2


t = 12 mm
ix = 47,7 mm
iy = 24,9 mm
iu = 50,2 mm
iv = 19,3 mm → (= imin)
cx = 50,8 mm

Komponen Tarik 43
Struktur Baja Dasar

cy = 21,1 mm → (= x )

d. Pemeriksaan kekuatan geser blok :


Menghitung harga An :
db = 20 mm → dnominal lubang = dh = db + 2 mm
→ untuk baut dengan diameter ≤ 22
= 20 + 2
= 22 mm
Untuk perhitungan An untuk memikul tarik dan geser :
Lebar lubang baut = de = dh + 2 mm
= 22 + 2
= 24 mm

Agv = L * t

Anv = (L – 2,5 * de) * t

Ant = (H – 0,5 * de) * t


H = 60
de = 24 t = 12
L = 50 + 100 + 100 = 250

Agv = luas bruto penahan geser


= 250 * 12
= 3000 mm2
Anv = luas neto penahan geser
= [250 – (2,5 * 24)] * 12
= 2280 mm2
Ant = luas neto penahan tarik
= [60 – (0,5 * 24)] * 12
= 576 mm2
Rn = 0,60 * Fu * Anv + Ubs * Fu * Ant
= 0,60 * 410 * 2280 + 1,0 * 410 * 576
= 796960 N

Komponen Tarik 44
Struktur Baja Dasar

= 796,960 kN
Dengan syarat Rn :
≤ 0,60 * Fy * Agv + Ubs * Fu * Ant = 0,60 * 250 * 3000 + 1,0 * 410 * 576
= 686160 N
= 686,160 kN
→ dipakai Rn = 686,160 kN

DFBK DKI

ϕ * Rn = 0,75 * 686,160 Rn / Ω = 686,160 / 2,00


= 514,620 kN = 343,080 kN

e. Pemeriksaan kekuatan leleh tarik pada penampang bruto :


Pny = Fy * Ag
= 250 * 2750
= 687500 N
= 687,500 kN

DFBK DKI

ϕty * Pny = 0,90 * Fy * Ag Pny / Ωty = Fy * Ag / 1,67


= 0,90 * 687,500 = 687,500 / 1,67
= 618,750 kN = 411,677 kN

f. Pemeriksaan kekuatan runtuh tarik pada penampang neto :


Nilai shear lag factor (= U) diambil nilai yang terbesar dari harga-harga
berikut ini :
- SNI 2015 pasal D3 :
Untuk profil melintang terbuka dan siku tunggal dan siku ganda, faktor
shear lag U tidak perlu lebih kecil dari rasio luas bruto elemen yang
disambung terhadap luas bruto komponen struktur.
Karena penampang berupa siku tidak sama kaki yang disambung hanya
pada salah satu kaki, yaitu pada kaki panjangnya maka :
150 *12
U=
2750
= 0,655 → (= U1)
- SNI 2015 tabel D3.1 kasus 2 :

Komponen Tarik 45
Struktur Baja Dasar

x
U=1-
l
21,1
=1-
2 * 100
= 0,895 → (= U2)
- SNI 2015 tabel D3.1 kasus 8 :

Siku tunggal dengan 3 sarana penyambung per baris dalam arah


pembebanan, maka U = 0,60 → (= U3)

Dari ketiga harga U tersebut maka nilai shear lag factor U yang digunakan
= Umaks (U1, U2, U3) = 0,895

An = Ag – (dh + 2) * t

Komponen Tarik 46
Struktur Baja Dasar

= 2750 – (22 + 2) * 12
= 2462 mm2
Ae = An * U
= 2462 * 0,895
= 2203,490 mm2
Pnr = Fu * Ae
= 410 * 2203,490
= 903430,9 N
= 903,431 kN

DFBK DKI

ϕtr * Pnr = 0,75 * Fu * Ae Pnr / Ωtr = Fu * Ae / 2,00


= 0,75 * 903,431 = 903,431 / 2,00
= 677,573 kN = 451,716 kN

DFBK : kekuatan geser blok = 514,620 kN


kekuatan leleh tarik = 618,750 kN
kekuatan runtuh tarik = 677,573 kN
DKI : kekuatan geser blok = 343,080 kN
kekuatan leleh tarik = 411,677 kN
kekuatan runtuh tarik = 451,716 kN
Dari hasil perhitungan kekuatan tersebut (baik dengan metode DFBK maupun
DKI) maka kekuatan tarik batang tersebut ditentukan oleh kekuatan geser
blok.

Komponen Tarik 47
Struktur Baja Dasar

 KOMPONEN STRUKTUR DENGAN SAMBUNGAN SENDI (PIN)


(SNI 2015 pasal D5)

- PERSYARATAN DIMENSI :
1
dh ≤ d + in
32
(≤ d + 1 mm) → d = diameter sendi
dh = diameter lubang
be = 2 * t + 0,63 in
(= 2 * t + 16 mm)
≤b → be = lebar efektif pada masing-masing sisi lubang
sendi
t = tebal pelat
b = jarak aktual dari tepi lubang ke tepi pelat yang
diukur pada arah tegak lurus terhadap gaya yang
digunakan
w ≥ 2 * be + d → w = lebar pelat
a ≥ 1,33 * be → jarak terpendek dari tepi lubang sendi ke tepi komponen
struktur yang diukur paralel terhadap arah gaya
c≥a

Komponen Tarik 48
Struktur Baja Dasar

- KEKUATAN TARIK :
SNI 2015 pasal D5 :
Kekuatan tarik desain ϕt * Pn dan kekuatan tarik tersedia Pn / Ωt dari
komponen struktur terhubung sendi merupakan nilai terendah yang diperoleh
dari keadaan batas keruntuhan tarik, keruntuhan geser, tumpuan dan
pelelehan.
1). Keruntuhan tarik pada luas neto efektif :
Pn = Fu * 2 * t * be
→ DFBK : ϕt = 0,75
DKI : Ωt = 2,00

2). Keruntuhan geser pada luas efektif :


Pn = 0,60 * Fu * Ast → Asf = luas pada alur kegagalan geser
d
= 2 * t (a + )
2
→ DFBK : ϕt = 0,75

Komponen Tarik 49
Struktur Baja Dasar

DKI : Ωt = 2,00

3). Tumpuan daerah terproyeksi dari sendi : (SNI 2015 pasal J7)
Rn = 1,80 * Fy * Apb → Apb = luas penumpu terproyeksi
=t*d
→ DFBK : ϕt = 0,75
DKI : Ωt = 2,00

4). Leleh tarik pada penampang bruto : (SNI 2015 pasal D2)
Pn = Fy * Ag → Ag = t * w
→ DFBK : ϕt = 0,90
DKI : Ωt = 1,67

Komponen Tarik 50
Struktur Baja Dasar

CONTOH SOAL :
Sebuah batang tarik terhubung sendi dengan mutu bahan Fy = 250 MPa dan Fu =
410 MPa digunakan untuk menahan gaya tarik 12 kN akibat beban mati dan 36
kN akibat beban hidup. Tebal batang 10 mm dengan pin berdiameter 25 mm dan
diameter lubang 26 mm. Periksalah kekuatan tarik batang tersebut dengan metode
DFBK dan DKI apabila diasumsikan kekuatan pin mencukupi !

Asf

dh
a+ a = 57
2

dh = 26
c = 63

b = 57
t = 10

w = 140

Solusi :
Besaran-besaran penampang :
w = 140 mm
d = 25 mm
dh = 26 mm
b = 57 mm
t = 10 mm
a = 57 mm
c = 63 mm
Check persyaratan dimensi :
Berdasarkan SNI 2015 pasal D5 :
dh ≤ d + 1 mm

Komponen Tarik 51
Struktur Baja Dasar

26 mm ≤ 25 + 1
≤ 26 mm → ok
be = 2 * t + 16 mm ≤ b
= 2 * 10 + 16
= 36 mm ≤ 57 mm → ok
w ≥ 2 * be + d
140 mm ≥ 2 * 36 + 25
≥ 97 mm → ok
a ≥ 1,33 * be
57 mm ≥ 1,33 * 36
≥ 47,88 mm → ok
c ≥a
63 mm ≥ 57 mm → ok

a. Perhitungan kombinasi pembebanan :


Kombinasi pembebanan untuk menghitung kekuatan tarik perlu adalah :

DFBK DKI

Pu = 1,2 * PD + 1,6 * PL Pa = PD + PL
= 1,2 * 12 + 1,6 * 36 = 12 + 36
= 72 kN = 48 kN

b. Pemeriksaan keruntuhan tarik pada pada luas neto efektif :


Pn = Fu * 2 * t * be
= 410 * 2 * 10 * 36
= 295200 N
= 295,200 kN
→ DFBK : ϕt = 0,75
DKI : Ωt = 2,00

DFBK DKI

ϕty * Pny = 0,75 * Fu * 2 * t * be Pny / Ωty = Fu * 2 * t * be / 2,00


= 0,75 * 295,200 = 295,200 / 2,00

Komponen Tarik 52
Struktur Baja Dasar

= 221,400 kN > Pu = 147,600 kN > Pa


> 72 → ok > 48 → ok

c. Pemeriksaan keruntuhan geser pada luas efektif :


Pn = 0,60 * Fu * Ast → Asf = luas pada alur kegagalan geser
d
= 2 * t (a + )
2
25
= 2 * 10 (57 + )
2
= 1390 mm2
= 0,60 * 410 * 1390
= 341940 N
= 341,940 kN
→ DFBK : ϕt = 0,75
DKI : Ωt = 2,00

DFBK DKI

ϕty * Pny = 0,75 * 0,60 * Fu * Ast Pny / Ωty = 0,60 * Fu * Ast / 2,00
= 0,75 * 341,940 = 341,940 / 2,00
= 256,455k N > Pu = 170,970 kN > Pa
> 72 → ok > 48 → ok

d. Pemeriksaan kekuatan tumpu daerah terproyeksi dari sendi : (SNI 2015 pasal
J7)
Rn = 1,80 * Fy * Apb → Apb = luas penumpu terproyeksi = t * d
= 10 * 25
= 250 mm2
= 1,80 * 250 * 250
= 112500 N
= 112,500 kN
→ DFBK : ϕt = 0,75
DKI : Ωt = 2,00

Komponen Tarik 53
Struktur Baja Dasar

DFBK DKI

ϕty * Rny = 0,75 * 1,80 * Fy * Apb Rny / Ωty = 1,80 * Fy * Apb / 2,00
= 0,75 * 112,500 = 112,500 / 2,00
= 84,375 kN > Pu = 56,250 kN > Pa
> 72 → ok > 48 → ok

e. Pemeriksaan kekuatan leleh tarik pada penampang bruto : (SNI 2015 pasal
D2)
Pn = Fy * Ag → Ag = t * w
= 10 * 140
= 1400 mm2
= 250 * 1400
= 350000 N
= 350 kN
→ DFBK : ϕt = 0,90
DKI : Ωt = 1,67

DFBK DKI

ϕty * Pny = 0,90 * Fy * Ag Pny / Ωty = Fy * Ag / 1,67


= 0,90 * 350 = 350 / 1,67
= 315 kN > Pu = 209,581 kN > Pa
> 70 → ok > 48 → ok

f. DFBK : kekuatan runtuh tarik = 221,400 kN


kekuatan runtuh geser = 256,455 kN
kekuatan tumpu = 84,375 kN
kekuatan leleh tarik = 315 kN
> kekuatan tarik perlu = 70 kN
g. DKI : kekuatan runtuh tarik = 147,600 kN
kekuatan runtuh geser = 170,970 kN
kekuatan tumpu = 56,250 kN
kekuatan leleh tarik = 209,581 kN

Komponen Tarik 54
Struktur Baja Dasar

> kekuatan tarik perlu = 48 kN


Jadi komponen kuat menahan beban aksial tarik
Karena kekuatan tumpu merupakan kekuatan yang paling kecil maka yang
menentukan adalah kekuatan tumpu.

Komponen Tarik 55
Struktur Baja Dasar

 EYEBAR
(SNI pasal D6)

- PERSYARATAN DIMENSI :
Eyebar harus memiliki ketebalan yang merata tanpa penambahan ketebalan
pada lubang sendi dan memiliki lingkaran kepala dengan batas luar konsentris
dengan lubang sendi.
1
t≥ in → t = tebal pelat
2
(≥ 13 mm)
w ≤ 8 * t → w = lebar eyebar
7
d≥ * w → d = diameter sendi
8
1
dh ≤ d + in → dh = diameter lubang
32
(≤ d + 1 mm)
(untuk baja dengan Fy > 70 ksi (= 485 MPa) : dh ≤ 5 * t )
2
b≥ * w → b = jarak aktual dari tepi lubang ke tepi pelat
3
3
(untuk tujuan perhitungan : be ≤ * w)
4
R ≥ D → R = radius transisi lingkaran kepala dan tubuh eyebar
D = diameter kepala

Komponen Tarik 56
Struktur Baja Dasar

= 2 * b + dh

Syarat-syarat pendimensian ini dibuat untuk menjamin bahwa kegagalan yang


menentukan adalah leleh tarik, sehingga kondisi batas lainnya tidak perlu
diperiksa.

- KEKUATAN TARIK :
SNI 2015 pasal D2 :
Leleh tarik pada penampang bruto :
Pn = Fy * Ag → Ag = luas penampang tubuh eyebar
→ DFBK : ϕt = 0,90
DKI : Ωt = 1,67

Komponen Tarik 57
Struktur Baja Dasar

CONTOH SOAL :
Sebuah eyebar tebal 16 mm dengan pin berdiameter 75 mm, mutu bahan Fy = 250
MPa dan Fu = 410 MPa digunakan untuk menahan gaya tarik 120 kN akibat beban
mati dan 50 kN akibat beban hidup.
D

b = 56

d = 75

dh = 76
R = 200
t = 16

w = 75

Periksalah kekuatan tarik batang tersebut dengan metode DFBK dan DKI !
Solusi :
Besaran-besaran penampang :
w = 75 mm
b = 56 mm
t = 16 mm
d = 75 mm
dh = 76 mm
R = 200 mm

Check persyaratan dimensi :


Berdasarkan SNI 2015 pasal D6 :
t ≥ 13 mm
16 mm ≥ 13 mm → ok
w ≤8*t
75 mm ≤ 8 * 16

Komponen Tarik 58
Struktur Baja Dasar

≤ 128 mm → ok
7
d ≥ *w
8
7
75 mm ≥ * 75
8
≥ 65,625 mm → ok
dh ≤ d + 1 mm
76 mm ≤ 75 + 1
≤ 76 mm → ok
2
b ≥ *w
3
2
56 mm ≥ * 75
3
≥ 50 mm → ok
3
(untuk tujuan perhitungan : be ≤ *w
4
3
≤ * 75
4
≤ 56,25 mm) → ok
R ≥ D → D = diameter kepala
= 2 * b + dh
= 2 * 56 + 76
= 188 mm
200 mm ≥ 188 mm → ok

Ag = luas penampang tubuh eyebar


=w*t
= 75 * 16
= 1200 mm2
a. Perhitungan kombinasi pembebanan :
Kombinasi pembebanan untuk menghitung kekuatan tarik perlu adalah :

Komponen Tarik 59
Struktur Baja Dasar

DFBK DKI

Pu = 1,2 * PD + 1,6 * PL Pa = PD + PL
= 1,2 * 120 + 1,6 * 50 = 120 + 50
= 224 kN = 170 kN

b. Pemeriksaan kekuatan leleh tarik pada penampang bruto :


Pny = Fy * Ag
= 250 * 1200
= 300000 N
= 300 kN

DFBK DKI

ϕty * Pny = 0,90 * Fy * Ag Pny / Ωty = Fy * Ag / 1,67


= 0,90 * 300 = 300 / 1,67
= 270 kN > Pu = 179,641 kN > Pa
> 224 → ok > 170 → ok

DFBK : kekuatan leleh tarik = 270 kN


> kekuatan tarik perlu = 224 kN
DKI : kekuatan leleh tarik = 179,641 kN
> kekuatan tarik perlu = 170 kN
Jadi eyebar kuat menahan beban aksial tarik

Komponen Tarik 60
Struktur Baja Dasar

 BATANG BULAT BERULIR


(SNI 2015 pasal J3)

Kekuatan nominal tarik ditentukan sesuai dengan keadaan batas keruntuhan tarik,
yaitu :
Rn = Fnt * Ab → SNI 2015 persamaan J3-1
dimana :
Ab = luas penampang melintang nominal pada bagian tidak berulir
→ merupakan fungsi dari diameter bagian tanpa ulir dan banyaknya ulir per
satuan panjang.
Fnt = tegangan tarik nominal
= 0,75 * Fu → SNI 2015 tabel J3.2
DFBK → ϕt = 0,75
Pu ≤ ϕt * Rn
≤ 0,75 * 0,75 * Fu * Ab
Pu
Ab ≥
0,75 * (0,75 * Fu )
ASD → Ωt = 2,00
Rn
Pa ≤
Ωt

Komponen Tarik 61
Struktur Baja Dasar

0,75 * Fu * A b

2,00
Apabila kedua ruas dibagi dengan Ab maka didapat tegangan ijin :
Ft = 0,375 * Fu
Pa
Ab ≥
Ft
Untuk keperluan praktis digunakan batang bulat dengan diameter (d) minimum
5
in (segui, 2013 dan cormack, 2012).
8

Komponen Tarik 62
Struktur Baja Dasar

CONTOH SOAL :
Rencanakan suatu batang berulir dengan Fy = 250 MPa dan Fu = 410 MPa yang
digunakan sebagai breising apabila menahan beban mati 8,9 kN dan beban hidup
26,7 kN !
Solusi :
a. Perhitungan kombinasi pembebanan :
Kombinasi pembebanan untuk menghitung kekuatan tarik perlu adalah :

DFBK DKI

Pu = 1,2 * PD + 1,6 * PL Pa = PD + PL
= 1,2 * 8,9 + 1,6 * 26,7 = 8,9 + 26,7
= 53,4 kN = 35,6 kN

b. Diameter penampang yang dibutuhkan :


Pu
DFBK : Ab =
0,75 * (0,75 * Fu )
53,4 * 1000
=
0,75 * (0,75 * 410)
= 231,54 mm2
Ab = 0,25 * π * d2
Ab
d=
0,25 * 

231,54
=
0,25 * 3,14
= 17,17 mm

DKI : Tegangan tarik yang diijinkan :


Ft = 0,375 * Fu
= 0,375 * 410
= 153,75 MPa
Pa
Ab =
Ft

Komponen Tarik 63
Struktur Baja Dasar

35,6 * 1000
=
153,75
= 231,54 mm2
Ab = 0,25 * π * d2
Ab
d=
0,25 * 

231,54
=
0,25 * 3,14
= 17,17 mm
Dipakai batang berulir d = 18 mm

Komponen Tarik 64

Anda mungkin juga menyukai