STRUKTUR BAJA I
• Kuat Leleh
• Kuat Putus
• Block Shear
• Kelangsingan
𝑃𝑛 = 𝑓𝑦 𝑥𝐴𝑔 (1)
dan
∅𝑡 𝑥 𝑃𝑛 ≥ 𝑃𝑢 (2)
1. ANALISA KEKUATAN LELEH
Dimana :
baut (mm2)
𝑃𝑛 = 𝑓𝑢 𝑥𝐴𝑒 (3)
dan
∅𝑡 𝑥 𝑃𝑛 ≥ 𝑃𝑢 (4)
2. ANALISA KUAT PUTUS
dimana :
𝐴𝑒 = 𝐴 𝑛 𝑥 𝑈 (5)
dimana :
a. Sambungan Baut
b. Sambungan Las
2. ANALISA KUAT PUTUS
2.2. Analisa Luasan Netto An
a. Sambungan Baut
𝑠2
𝐴𝑛 = 𝐴𝑔 − 𝑛 𝑥 ∅𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑥 𝑡𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 + σ 𝑥 𝑡 (7)
4𝑑
dimana :
b. Sambungan Las
𝐴𝑛 = 𝐴𝑔 (8)
dan
𝐴𝑒 = 𝐴𝑔 𝑥 𝑈 (9)
2. ANALISA KUAT PUTUS
2.3. Analisa Shear Lag (U)
• Selain itu, shear lag terjadi juga dikarenakan ada bagian dari
penampang tarik yang tersambung dan ada yang tidak (misal :
tersambung di salah satu sisi saja) sehingga U < 1. Bagi
penampang yang semua sisi tersambung, maka pengaruh shear lag
sangat minim sehingga dapat diabaikan atau bernilai U = 1.
2. ANALISA KUAT PUTUS
2.3. Analisa Shear Lag (U)
• Dengan kata lain, shear lag bisa disebut sebagai faktor keamanan
untuk memperhitungkan kekurangan dari pelaksanaan.
• Nilai dari faktor shear lag sangat dipengaruhi oleh jenis dan
konfigurasi sambungan.
• Adapun nilai faktor shear lag ditinjau dari jenis sambungan yaitu :
a. Sambungan Baut
b. Sambungan Las
2. ANALISA KUAT PUTUS
2.3. Analisa Shear Lag (U)
a. Sambungan Baut
• Bila satu sisi yang tersambung/ada salah satu yang tidak tersambung,
𝑥ҧ
maka : 𝑈 = 1 − (10)
𝐿
dimana :
L = Jarak baut 1 ke baut yang terakhir pada searah gaya aksial tarik
(mm)
2. ANALISA KUAT PUTUS
2.3. Analisa Shear Lag (U)
a. Sambungan Baut
Gambar 2. Shear Lag pada sambungan baut yang terdapat bagian yang tidak tersambung
2. ANALISA KUAT PUTUS
2.3. Analisa Shear Lag (U)
b. Sambungan Las
𝑥ҧ
𝑈=1 − (12)
𝐿
2. ANALISA KUAT PUTUS
2.3. Analisa Shear Lag (U)
b. Sambungan Las
dimana :
Gambar 3. Shear Lag pada sambungan las untuk profil selain pelat dan batang bulat
2. ANALISA KUAT PUTUS
2.3. Analisa Shear Lag (U)
b. Sambungan Las
• Bila disambung hanya dengan las melintang (tegak lurus dengan arah
gaya) saja (Ini berlaku untuk semua jenis penampang kecuali pelat
dan batang bulat. Maka nilai 𝑈 = 1.
Gambar 4. Shear Lag pada sambungan las (melintang/tegak lurus dengan P) untuk
profil selain pelat dan batang bulat
2. ANALISA KUAT PUTUS
2.3. Analisa Shear Lag (U)
b. Sambungan Las
• Bila penampang struktur tarik adalah sebuah pelat dan las memanjang
saja, maka panjang las (l) harus lebih besar dari jarak las.
Gambar 5. Shear Lag pada sambungan las memanjang (searah dengan P) untuk
profil/pelat
2. ANALISA KUAT PUTUS
2.3. Analisa Shear Lag (U)
b. Sambungan Las
𝑙≥𝑤 (13)
𝑙 ≥ 2𝑤 𝑈 = 1,0
• Block shear adalah ketahanan sobek dari pelat baja elemen tarik
saat terjadi gaya tarik pada batang dan terjadi pada daerah
sambungan.
3. ANALISA BLOCK SHEAR
3.1. Parameter dalam perhitungan block shear
a. Bidang Tarik: Bidang yang tegak lurus dengan arah gaya aksial
Gambar 6. Bidang tarik dan bidang geser pada sambungan Baut dan sambungan Las
3. ANALISA BLOCK SHEAR
3.2. Kondisi dalam analisa block shear
Dalam kondisi ini, kuat nominal block shear dari elemen tarik
adalah :
Dalam kondisi ini, kuat nominal block shear dari elemen tarik
adalah :
dimana :
𝐿0
λ= ≤ 300 (20)
𝑖
dimana :
dimana :
(mm2)
PROSEDUR PERENCANAAN BATANG TARIK
𝑥ҧ
𝑈=1 −
𝐿
dimana :
𝐴𝑛 = 𝐴𝑔 − 𝑛 𝑥 ∅𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑥 𝑡𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡
atau
𝑠2
𝐴𝑛 = 𝐴𝑔 − 𝑛 𝑥 ∅𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑥 𝑡𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 + 𝑥𝑡
4𝑑
dimana :
Pn = Kuat putus desain pada penampang tarik (N)
fu = Tegangan putus material baja yang digunakan (MPa)
Ae = Luasan efektif penampang karena adanya reduksi lubang baut
(mm2)
PROSEDUR PERENCANAAN BATANG TARIK
(a). Diawali dengan menentukan bidang geser dan bidang tarik pada
daerah sambungan yang ditinjau.
(b). Menghitung properties luasan dari bidang tarik dan bidang geser
Putus tarik
𝑃𝑛𝑡 = 𝑓𝑢 𝑥 𝐴𝑛𝑡
Putus geser
𝑃𝑛𝑣 = 0,6 𝑥 𝑓𝑢 𝑥 𝐴𝑛𝑣
PROSEDUR PERENCANAAN BATANG TARIK
𝐿0
λ= ≤ 300
𝑖
dimana :
𝐿0
(d) Kontrol Kelangsingan λ= ≤ 300
𝑖
PROSEDUR PERENCANAAN BATANG TARIK
Step-6 : Kesimpulan
ϕbaut = 19 mm ix = 12 mm
ϕlubang = 19+2 = 21 mm
CONTOH SOAL, REF. LESMANA
Lintasan (1-4)
𝐴𝑛 = 𝐴𝑔 − 𝑛 𝑥 ∅𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑥 𝑡𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 = 2.000 − 2𝑥21𝑥10 = 1.580 𝑚𝑚2
Lintasan (1-3-4)
𝑠2
𝐴𝑛 = 𝐴𝑔 − 𝑛 𝑥 ∅𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑥 𝑡𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 + 𝑥𝑡
4𝑑
802 802
𝐴𝑛 = 2.000 − 3 𝑥 21 𝑥 10 + 𝑥 10 + 𝑥 10
4 𝑥 50 4 𝑥 50
𝐴𝑛 = 2.010 𝑚𝑚2
CONTOH SOAL, REF. LESMANA
(b). Nilai Luasan Netto (Lihat Gambar)
Lintasan (1-3-5)
𝑠2
𝐴𝑛 = 𝐴𝑔 − 𝑛 𝑥 ∅𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑥 𝑡𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 + 𝑥𝑡
4𝑑
802 802
𝐴𝑛 = 2.000 − 3 𝑥 21 𝑥 10 + 𝑥 10 + 𝑥 10
4 𝑥 50 4 𝑥 50
𝐴𝑛 = 2.010 𝑚𝑚2
Dari ketiga nilai An di atas, maka nilai terkecil yang diambil yaitu
An = 1.580 mm2
CONTOH SOAL, REF. LESMANA
Gambar 10. Analisa bidang geser dan bidang tarik pada elemen tarik
CONTOH SOAL, REF. LESMANA
Step-3 : Hitung Block Shear
𝑠2 802
𝐴𝑔𝑡 = 50 + 50 + 𝑥𝑡= 50 + 50 + 𝑥 10
4𝑑 4𝑥50
= 1.320 𝑚𝑚2
= 1.195 𝑚𝑚2
CONTOH SOAL, REF. LESMANA
Step-3 : Hitung Block Shear
𝑠2
𝐴𝑛𝑡 = 100 − 1,5 𝑥 ∅𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 + 𝑥𝑡
4𝑑
802
= 100 − 1,5 𝑥 21 + 𝑥 10 = 1.005 𝑚𝑚2
4𝑥50
CONTOH SOAL, REF. LESMANA
Step-3 : Hitung Block Shear
Putus tarik
Putus geser
412.050 𝑁 ≥ 293.970 𝑁
L0 = 3.000 mm
ix = 12 mm
𝐿0 3.000
λ= = = 250
𝑖 12
CONTOH SOAL, REF. LESMANA
Step-5 : Lakukan Kontrol
(memenuhi syarat)
(memenuhi syarat)
CONTOH SOAL, REF. LESMANA
Step-5 : Lakukan Kontrol
(memenuhi syarat)
𝐿0
(d) Kontrol Kelangsingan λ= ≤ 300
𝑖
250 ≤ 300
(memenuhi syarat)
CONTOH SOAL, REF. LESMANA
Step-6 : Kesimpulan
ϕbaut = 19 mm ix = 12 mm
ϕlubang = 19+2 = 21 mm
CONTOH SOAL, REF. LESMANA
𝑥ҧ 28,2
𝑈=1 − =1− = 0,718
𝐿 100
CONTOH SOAL, REF. LESMANA
(b). Nilai Luasan Netto
Gambar 12. Analisa luasan netto pada sambungan baut profil siku
CONTOH SOAL, REF. LESMANA
(b). Nilai Luasan Netto
𝐴𝑛 = 𝐴𝑔 − 𝑛 𝑥 ∅𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑥 𝑡𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡
Gambar 13. Analisa bidang geser dan bidang tarik dari profil siku
CONTOH SOAL, REF. LESMANA
Step-3 : Hitung Block Shear
= 675 𝑚𝑚2
= 395 𝑚𝑚2
CONTOH SOAL, REF. LESMANA
Step-3 : Hitung Block Shear
Putus tarik
Putus geser
L0 = 3.500 mm
ix = 12 mm
𝐿0 3.500
λ= = = 291
𝑖 12
CONTOH SOAL, REF. LESMANA
Step-5 : Lakukan Kontrol
(memenuhi syarat)
(memenuhi syarat)
CONTOH SOAL, REF. LESMANA
Step-5 : Lakukan Kontrol
(memenuhi syarat)
𝐿0
(d) Kontrol Kelangsingan λ= ≤ 300
𝑖
291 ≤ 300
(memenuhi syarat)
CONTOH SOAL, REF. LESMANA
Step-6 : Kesimpulan