SAMBUNGAN
2.1. Pendahuluan
Sambungan berfungsi menyalurkan gaya-gaya dalam (momen, lintang /
geser, dan normal / aksial) antar komponen-komponen struktur yang
disambung, sesuai perilaku struktur yang direncanakan.
14
Perencanaan sambungan harus mempertahankan hal-hal berikut :
1. Sistem sambungan harus direncanakan Iebih kuat daripada
komponen struktur yang disambungnya.
2. Deformasi yang terjadi pada sambungan masih berada dalam
batas kemampuan daformasi sambungan.
15
disamping itu sambungan dengan paku keling membutuhkan keahlian dan
peralatan khusus. (Cara perhitungan sama seperti baut )
16
Gambar 2.3.1.
penentuan
dimensi baut A 325 dan
A490
17
diperoleh dari perkalian luas tegangan tarik dan tegangan leleh yang
ditentukan berdasarkan regangan tetap (offset strain) 0,2% atau
perpanjangan 0,5% akibat beban. Tegangan beban leleh untuk baut A325
dan A490 masing-masing minimal sekitar 70% dan 80% dari kekuatan
tarik maksimum. Besarnya pratarik yang sesuai dan diperlukan telah
banyak dikaji dan diteliti, untuk contoh-contoh soal biasa ditetapkan
tegangan tarik ultimate baut (fub) = 825 Mpa.
Gambar 2.3.2.Hubungantipikaluntukbebandanrotasimur.
18
Kuat tarik nominal (satu baut)
Rn = Tn = An * fub
fub = kuat tarik baut, Mpa
0,9743 2
(
An=π /4 d b −
n )(mm2 )=0,75 Ab
3. KUAT TUMPU
19
Ditentukan oleh yang terlemah diantara baut atau komponen pelat
yang disambung.
Rn =2 t (L – db/2) up
= 1,24 * fup * db * t (L/db – 1/2)
up =0,62 fup
fup =tegangan putus pelat
Le
t =tebal pelat
Gambar 2.3.3.lokasi bautujung 2
untuk L / db = 2
3
Rn = 2,69 * fup * db * t
Untuk lebih dari dua buah baut dalam arah gaya :
Le 1,5 db Le = jarak tepi (pusat lubang ke sisi pelat)
s 3 db s = jarak antara lubang baut (pusat ke
pusat)
Baut yang memikul gaya dalam berupa kombinasi gaya geser (Vu) dan
gaya tarik (Tu), harus direncanakan mampu memikul kedua jenis gaya
tersebut dengan memenuhi kedua persyaratan berikut.
20
a. Tegangan geser perlu per - baut akibat beban terfaktor:
Vu
f ub= ≤ Φr (0,5*fub*m) tanpa ulir pd. bid. geser
n∗Ab
Φr (0,4*fub*m) dengan ulir pd. bid. geser
Tu
≤ f*Ab*ft = Φ f* Tn
n
ft : Besar tegangan tarik yang diperbolehkan selama bekerjanya geser
ft ≤ f1 – r2*fuv ≤ f2
Baut mutu tinggi (A325)
f1 =875 Mpa , f2 = 621 Mpa
r2 = 1,9 untuk baut dengan ulir pada bidang geser
= 1,5 untuk baut tanpa ulir pada bidang geser
Baut mutu biasa (A307)
f1 = 410 Mpa ,f2= 310 Mpa
r2 = 1,9
5. KUAT SAMBUNGAN
Kuat rencana sambungan ditentukan sebagai yang terkecil dari nilai baut
rencana yang diberikan oleh baut, pelat sambung, maupun komponen
yang disambung; sesuai dengan kasus pembebanan dan gaya-gaya
dalam yang harus diperhitungkan.
21
Kuat rencana sambungan harus direncanakan lebih besar daripada kuat
komponen struktur yang disambungnya.
Konsep LRFD
ɸ Rn ≥ Ru = (∑ γi, Φi)
ɸ = faktor reduksi kekuatan
= 0,75 untuk sambungan tipe tarik, geser, tumpu
Contoh 1
Sambungan memikul geser
Diketahui :sistimsambungansepertigambar di bawah
Pelat : (150 x 16 ) mm2 Baut : n = 4 buah
π
fy = 340 Mpa db = 22 mm, Ab = * 222 = 380
4
mm2
fuP = 440 Mpa fub = 825 Mpa
m = 1 , tanpa ulir pada bidang
geser
Gambar 2.3.4.Sambunganpelatbautsatugeser
22
Ditanyakan :KekuatanmaksimalPu
Jawab :
Kondisi batas :
1. Leleh pelat :
ɸRn = 0,90*fy*Ag
= 0,90*(340 Mpa)*(150*16 mm2) = 734,4 kN
2. Fraktur pelat :
ɸRn = 0,75*fuP *An
= 0,75 * 440 * (150 -2(22+1.5))16 = 543,8 kN
3. Geser baut :
ɸRn = 0,75*( 0,5 * fub ) * m * (Ab *4)
= 075 *( 0.5*825 ) * 1 *(380 * 4 ) = 470.2 kN
4. Tumpu pelat :
ɸ Rn = 0,75 * (2,4* fuP * db * t ) *4
= 0,75 * (2,4 * 44O * 22 * 16) * 4
= 1115,1 kN
Jadi kuat rencana sistem sambungan : 470,2 kN
Pu < 470,2 kN
23
Contoh : Baut mutu A325 dikencangkan sampai ± 70 %, fub - 825 Mpa ,
db=22mm.
π
Dikencangkan sampai mencapai gy.trk = (0,75 * * 222)(0,70 x 825) =
4
164kN. Kuat rencana baut tipe friksi ditentukan oleh mekanisme tahanan
friksi yang direncanakan dikembangkan pada sambungan dalam memikul
jenis dan besar gaya dalam yang direncanakan, yaitu sebagai slip –
critical conection.
Dimana:
μ = Koef. Gesek = 0,35 (permukaan kontak dalam keadaan bersih)
Tb = gaya tarik minimurn pd. pemasangan baut=(0,70*F ub)(0,75*Ab)
M = jumlah bidang geser
ɸ = 1,0 lubang standar
= 0,85 lubang besar, slot Pendek
= 0,70 slot panjang -Larah gaya
n = jumlah baut
24
JARAK PEMBAUTAN
Jarak minimum.
Maksud :
2
S ≥ 2 db = 3 db - mencegah kegagalan
3
Le ≥1,5 db pada pelat
- memudahkan pemasangan
Jarak maksimum.
S ≤ 12 t ≤ 150 cm
Maksud :
- menghemat bahan yang disambung
- mencegah korosi
- mengurangi variasi tegangan diantara baut
POSISI SAMBUNGAN
Posisi sambungan di daerah gaya dalam terkecil sepanjang komponen
struktur akibat berbagai kombinasi beban.
25
2.3.4.Sambungan baut yang menerima tarik dan geser.
Contoh 2
Sambungan memikul gaya tarik dan geser
Diketahui :
Baut A325 fub = 825Mpa, baut tanpa ulir pada bidang geser
db = 22mm
n = 2*3 = 6 buah
beban :
D = 200 kN
L = 100 kN
26
Ditanyakan : kekuatan sambungan
Jawab :
ɸ*Tn = ɸ*ft*Ab
= 0,75 *596,47 * 380,13
= 170052,10 N = 170,05 kN
Asumsi : 6 baut tersebut juga menerima gaya tarik yang sama besar.
Tiap baut memikul gaya tarik sebesar = Tu / n = 240 / 6 = 40 kN
Jadi untuk sebuah baut; ɸ*Tn> Tu/n(ok!)
27
Sambungan di atas menyalurkan gaya dalam berupa : geser (V u) dan tarik
(Tu).
Baut - baut menyalurkan gaya dalam tersebut dalam bentuk : geser (f uv)
dantarik (ft).
Tb = 0,75*Ab* 577,5
= 0,75 * 380,13 * 577,5
= 164643,80 N = 164,64 kN gaya reaksi pada pelat akibat
baut yang dikencangkan awal dengan penarikan 70 % f ub
Vn =1,13*π*Tb*m
= 1,13 * 0,35 * 164,64* 1
= 65,11 kN
Kuat rencana satu baut terhadap gaser friksi (saja)
ɸ* Vn = (1,0) * 65,11 (lubang standard)
= 65,11 kN
( 1−
n
1,13∗Tb ) (
ɸ*Vn = 1−
40
1,13∗164,64 )
1∗¿65,11 = 51,11 kN < 53kN
Jadi :
Berarti, kekuatan yang dimobilisasikan hanya oleh mekanisme tahanan
friksi tidak mampu memikul beban terfaktor yang direncanakan.
28
2.3.5. Sambungan memikul momen dan geser
Sambungan yang memikul momen dan geser ini bisa diakibatkan beban
ultimatePu yang bekerja eksentris terhadap sistem baut satu kolom dan
baut-bautnyamenerima geser dan tarik.
Contoh 3
Diketahui : gambar bawah
29
Gaya dalam : Vu = 130 kN ; Mu = 105 kNm
Baut : db = 16 mm (tanpa ulir pada bidang geser)
f ub = 825 Mpa
n = ni*nj =2*4=8
Pelat : Dianggap KAKU
Ditanyakan: Periksa kekuatan sambungan pada gambar diatas
Jawab : proof stress = 0,7 *825 Mpa = 577,5 Mpa
Ab = 0,25*π*db2= 0,25*π*162= 201,06 mm2
Geser
Tegangan geser rencana baut :
fnv = 0,50*ɸ*fub*m Mpa (0,50 karena tanpa ulir pd bid geser)
= 0,50 * 0,75* 825 * 1=309,37 Mpa
Tegangan geser perlu :
fuv = Vu/(n*Ab) N/mm2
= 130000 / (8* 201,062)
= 80,83 Mpa < fnv (ok!)
Tarik
ft = 807 - 1,5 * fuv= 807 - 1,5 * 80,83
= 685,76 Mpa > 621 Mpa
Diambil : ft = 621 Mpa (gaya tarik rencana)
30
a = tinggi daerah pelat yang tertekan (dan dianggap leleh)
Keseimbangan gaya: ∑ Fn = 0
a*fy*b - nj *(ni*Ab*ft)= 0
4∗(249710)
a =(nj*(ni*Ab*ft))/(fy*b)= = 20,81 mm
240∗200
Keseimbangan momen diserat bawah :
a
ɸ* Mn= ɸr* (ni*Ab * ft) *(40 + 150 + 260 +370) –(ɸy * a * b * fy) *
2
20,81
= 0,75 * (249710) * (820) -(0,90 * 20,81 * 2OO* 240)*
2
= 144217638,2 N mm
= 144,22 kN m > Mu (= 105 kN) (ok!)
31
Sambungan memikul gaya geser eksentris, bila garis kerja resultan gaya
bekerja dalam bidang sistem baut tetapi tidak tepat melalui titik berat (c.g)
sistem baut.
Sistem baut akan rnemikul gaya geser sebesar P u dan momen sebesar Mu
32
Selanjutnya xi = dxi dan yi = dyi adalah jarak baut terhadap pusat
( xnx )xn
x1
Mengingat Rx1 = Ry1
y1
Ry 1
Mu = [(y12 + y22 + …… +yn2)+( x12 + x22 + …… +xn2)]
x1
Baut no : 1 akan memikul gaya-gaya :
Akibat Mu :
Mu∗x 1 Mu∗xi
Ry1 = 2 2 2 2 2 2 =
( y 1 + y 2 +… …+ y n )+( x 1 + x 2 +… …+ x n ) ∑ d 2i
Mu∗y 1 M u∗y 1
Rx1 = 2 2 2 2 2 2 =
( y 1 + y 2 +… …+ y n )+( x 1 + x 2 +… …+ x n ) ∑ d 2i
Akibat Pu
33
Pu
Rv = (baut diangap memikul gaya yang sama akibat P u
n
bekerja dititik pusat sistem baut)
Jadi, baut no: 1 akan memikul gaya geser total berupa resultan gaya
sebesar
2
√
R1 total = ( R y 1+ Rv ) + R x 12
Gaya geser total yang dipikul baut lainnya dapat dihitung dengan cara
yang sama(sepertibautno : 1), dengan mengganti subscript-i. Baut yang
memikul gaya geser terbesar adalah yang terletak paling jauh dari titik
pusat sistem baut.
Contoh 4
Diketahui: sistem baut yang dibebani Pu eksentris terhadap c.g
75 mm
Pu = 800 kN
Pu = 800 kN
111
75 mm 75 mm
75 mm 6 75 mm
100 mm
Kolom I-WF
34
Jawab:
Analisa gaya yang dipikul baut
∑xi2= 502* 6 = 15000 mm2
∑yi2 = 752 * 4= 22500 mm2
∑di2 = ∑(xi2+yi2) = 37500mm2
Mu = Pu * e = (400) * (125) = 50000 kN mm
Baut yang memikul gaya terbesar adalah baut no :6
Baut 6:
M u∗x 6 50000∗50
6
= =¿
Ry6 = 37500 66,67 kN
∑ di2
1
M u∗y 6 50000∗75
6
= =¿
Rx6 = 37500 100 kN
∑ d i2
1
400
Rv =
6
= 66,67 kN
2 2
R6u =√ (66,67+ 66,67) +100 = 167,2 kN
35
R6u = 167,2 ≤ Ø R6 = Ø (0,5 * fub * Ab *m)
d≥ (√ 487,446
0,25∗π )
= 24,91 = 25 mm
36
Sambungan Pada Balok yang Menerima Lentur.
Salah satu contoh adalah sambungan pada gelagar balok yang menerima
momen (M) dan gaya lintang ( D)
I badan
Mbadan = * Mc(M profil)
I profil
Msayap= Mc(Mprofil) – Mbadan
37
1
Ibadan = tw(h-2tf)3
12
38
6∗M
n=
√ R∗p
untuk 1 kolom baut
39
40
1
Ibadan = ∗t ( h−2 t f )3
12 w
41
Kekuatan baut
Tumpu Ø * Rn = 0,75 * (2,4 * fup * db * tw )
= 0,75 * ( 2,4 * 370 * 22 * 14 ) → jenis baja BJ-37
= 205,128 kN
Geser → Ø * Rn = 0,75 * ( 0,5 * m * Ab * fub )
= 0,75 * ( 0,5 * 2 * 380,13 * 825 )
= 235205,44 N = 235,20 kN
e =85
M = Mbd + Dc * e
M = 17838,08 + 92,5 * 85
M = 25700,58 kN mm
92 ,5
n2= = 0,226 buah untuk Dc yang dipisahkan ke cg
2∗205 , 12
n = √ n21 +n22 = 2,4 baut = 3 garis baut
42
Periksa system baut 2 kolom 3 baris dengan metode elastis
43
GAMBAR HASIL PERHITUNGAN
40 40
80 80 80 80
44