Anda di halaman 1dari 38

4.

PANJANG PENYALURAN DAN


SAMBUNGAN LEWATAN
Panjang penyaluran dan sambungan lewatan akan membahas masalah sbb:
4.1 Pengantar
4.2 Panjang penyaluran batang tarik lurus
4.3 Panjang penyaluran batang tarik dengan kait standar
4.4 Panjang penyaluran batang ulir berkepala
4.5 Panjang penyaluran batang tekan
4.6 Sambungan lewatan standar
4.7 Sambungan mekanis (Coupler)
4.8 Sambungan las
4.9 Sambungan lewatan tulangan bundel

4.1 Pengantar
Prinsip utama beton bertulang adalah kerja sama beton dan baja tulangan
dalam menahan gaya, dimana gaya tekan ditahan oleh beton dan gaya tarik
ditahan oleh baja tulangan. Bagaimana mekanisme kerja baja tulangan dan
beton akan dibahas berikut ini, yaitu "Gaya lekat" antara baja tulangan dan
beton

Perhatikan balok sederhana dibawah ini:

-·-------
{a)

�-�__,1.___;2
{C)

(d)
(b)

Gambar 4.1 Gaya lekat akibat lentur: a) Balok sebelum dibebani,


b) Slip tak terkendali antara beton dan baja tulangan, c) Gaya lekat
bekerja pada beton, d) Gaya lekat bekerja pada baja tulangan

Panjang penyaluran 4-1


Sewaktu balok dibebani maka balok akan melentur, penampang balok akan
mengalami tarik pada serat bawah dan tekan pada serat atas
Perlu ada daya lekat besi dengan beton supaya tidak terjadi slip pada ujung
besi

Untuk menjaga supaya tulangan baja dan beton berdeformasi secara


bersamaan, perlu ada gaya penyaluran sepanjang tulangan yang disebut
gaya lekat (bond forces)

Kegagalan Lekatan (Bond Failure)


Beton disekeliling rib tulangan menekan semen padat, hal ini menambah
komponen radial dari tegangan lekat Ur relatif terhadap komponen U, lihat
gambar berikut.

Gagal lekat

Gambar 4.2 Kegagalan lekatan

Hasilnya adalah penambahan bidang tarik pada beton disekeliling


tulangan baja
Ada tiga ragam kegagalan lekatan sbb:
1. Tulangan baja meleleh (mengurangi area bidang lekat)
2. Geser dari beton antara sirip tulangan ketarik
3. Selimut beton pecah (kasus umum)

Kegagalan tarik bisa terjadi bila selimut beton dan jarak tulangan baja
besar dibanding diameter tulangan baja

4-2 Detail penulangan beton


a) b) c)

Gambar 4.3 Bentuk tipikal pecah permukaan beton


a) Penutup samping dan setengah spasi tulangan keduanya kurang
dari penutup bawah
b) Penutup samping = penutup bawah, keduanya kurang dari
setengah spasi tulangan
c) Penutup bawah kurang dari penutup samping dan setengah spasi
tulangan

Ada tiga type mekanisme lekat (bond type) sbb:


1. Adhesi kimia
2. Tahanan friksi (diperkuat oleh rangkak dan karat ringan, diperlemah
oleh efek Poisson pada tarik)
3. lnterlok mekanis (deformasi as per ASTM A615, A617)

Panjang penyaluran 4-3


Seperti terlihat pada gambar dibawah ini

a) Gaya pada batang

b) Gaya pada beton

c) Komponen gaya pada beton

Gambar 4.4 Mekanisme trasnfer gaya lekat pada beton

Dari perilaku material, kerja sama antara beton dan baja tulangan dalam
menahan gaya yang dijelaskan diatas, maka akan dilanjutkan dengan
pembahasan panjang penyaluran baja tulangan sesuai ketentuan SNI 2847-
2019 pasal 25.4, yaitu:
a) Panjang penyaluran batang tarik Ld sesuai pasal 25.4.2
b) Panjang penyaluran batang tarik dengan kait standar Ldh sesuai
pasal 25.4.3
c) Panjang penyaluran batang ulir berkepala Ldt sesuai pasal 25.4.4
d) Sambungan lewatan batang tekan Ldc sesuai pasal 25.4.9

4-4 Detail penulangan beton


Bentuk penyaluran tarik batang tulangan ulir dapat digambarkan
seperti skema dibawah ini:

T� (a)

Ld

T:nk p&)-ai-.=z
:-J!aqE

T� 90,;
(b)

Ou:nert:
f."

Ldh
I ·1
T 7.k paiyal.rm
/ :-·•;m,::m

T� (d)

0.Jlll�.
-..jt.
,,
dh

(e)

Gambar 4.5 Bentuk penyaluran tulangan tarik


a) Penyaluran batang tarik lurus
b) Penyaluran batang tarik dengan kait 90 °
c) Penyaluran batang tarik dengan kait 180 °
d) Penyaluran batang ulir berkepala

Panjang penyaluran 4-5


4.2 Panjang Penyaluran Batang Tarik lurus Ld
Panjang Penyaluran batang tulangan ulir tarik Ld menurut ketentuan SNI
2847-19 pasal 25.4.2 dirangkum pada tabel 4.1 berilut:

Tabel 4.1 Panianq penvaluran tulanqan tarik SNI 2847-19 ::>asal 25 4 2


Penjelasan Pasal No.

25.4.1 Umum 25.4.1


1.1 (Panjang penyaluran) Tarik atau tekan dihitung 25.4.1.1
pada penulangan di setiap penampang
komponen struktur harus disalurkan pada setiap
sisinya dengan panjang penyaluran; kait, batang
ulir berkepala, sambungan mekanik, atau
kombinasinya
1.2 Kait dan kepala tulangan tidak boleh digunakan 25.4.1.2
untuk menyalurkan tulangan tekan
1.3 Panjang penyaluran tidak memerlukan faktor 25.4.1.3
reduksi cl).
1.4 Nilai ✓fc' yang digunakan untuk menghitung 25.4.1.4
panjang penyaluran tidak boleh lebih dari 8,3
MPa.
25.4.2 Penyaluran batang ulir dan kawat ulir dalam 25.4.2
kondisi tarik
2.1 Panjang penyaluran ld untuk batang ulir dan 25.4.2.1
kawat ulir dalam kondisi Tarik harus yang
terbesar dari a) dan b):
a) Panjang yang dihitung sesuai dengan
25.4.2.2 atau 25.4.2.3 dengan
menggunakan faktor modifikasi yang berlaku
padall;�&-1
b) 300 mm
2.2 Untuk batang ulir atau kawat ulir, ld harus 25.4.2.2
dihitung berdasarkan Tabel -�-
2.3 Untuk batang ulir dan kawat ulir, ld harus dihitung 25.4.2.3
dengan:

'P,'P•q,.r d

iuff.
/,
d
= 25.4.2.3(a)

( c• 1. •
,

tr

4-6 Detail penulangan beton


Penjelasan Pasal No.
Dimana nilai (cb + Ktr)/db tidak boleh diambil lebih 25.4.2.3
besar dari 2,5 dan Samb.

IC.,= 40A.,.
sn
(25-4-2_3b)

Dimana n adalah jumlah batang atau kawat yang


disalurkan atau disambunglewatkan di sepanjang
bidang pembelahan. Diizinkan untuk menggunakan
Ktr = 0 sebagai penyederhanaan desain walaupun
terdapat tulangan transversal.

2.4 Untuk perhitungan Id, faktor modifikasi harus 25.4.2.4


sesuai Tabel 25.4.2.4.

Tabel 4.2 Panjang penyaluran batang ulir dan kawat ulir dalam kondisi Tarik
( SNI 2847-2019 pasal 25.4.2, tabel 25.4.2.2)
Spasi dan selimut beton Batang D19 dan Batang D22
yg lebih kecil dan yg lebih
besar
Spasi bersih batang atau kawat yang
disalurkan atau disambung lewatkan tidak

( /,'I','I'• )
kurang dari db, selimut beton paling
sedikit db, dan Sengkang atau
sengkang ikat sepanjang M tidak kurang '¥ d
( 2,Ufl'
J,'¥, , }b
dari standar minimum, atau
(Kondisi-1) 1, 72..Jli b

spasi bersih batang atau kawat yang


disalurkan atau disambung lewatkan
paling sedikit 2db dan selimut beton
paling
sedikit db
(Kondisi-2)

J ( J, J
Kondisi - kondisi lain nya '1' '1'
db
(Kondisi-3) l,UJT'
( l,4Jfl'
f, , , '¥, , d1

Panjang penyaluran 4-7


Tabel 4.3 Faktor modifikasi untuk panjang penyaluran batang ulir dan kawat
ulir dalam kondisi Tarik (SNI 2847-19, Tabel 25.4.2.4, hal. 568)
Faktor
Kondisi Faktor
modifikasi
Seton ringan 0.75
Sesuai
Tulangan dengan pelapis epoksi atau seng
Seton ringan A dengan
dan pelapis ganda epoksi
19.2.4.3
Seton normal 1.0
Tulangan dengan pelapis epoksi atau seng
dan pelapis ganda epoksi dengan selimut
1.5
bersih kurang dari 3db atau spasi kurang dari
6db
Epoksi ll'e Tulangan dengan pelapis epoksi atau seng
dan pelapis ganda epoksi dengan kondisi 1.2
lainnva
Tulangan tanpa pelapis atau pelapis seng
1.0
(galvanis)
Satang D22 dan yang lebih besar 1.0
Ukuran ll's
Satang D19 dan yang lebih kecil dan kawat ulir 0.8
Posisi Lebih dari 30 mm beton segar diletakkan di
1.3
pengecoran bawah tulangan horizontal
l/Jt[1]
Lainnya 1.0
[1] Hasil dari 4't, 4'e tidak boleh melebihi 1, 7

Rumus panjang penyaluran tulangan tarik Ld sesuai SNI 2847-19 pasal


25.4.2.3(a) diatas, sudah direvisi pada ACI 318-2019 pasal 25.4.2.4 hal. 473
sebagai berikut:
l - f, 'll,V,;'11sljl.r d
(25.4.2.4a)

• - J.J),,/l ( c, t") .
dimana ada tambahan faktor 4'g sebagai faktor grade baja tulangan sesuai
dengan ACI 318-2019 Tabel 25.4.2.5 (halaman 474) berikut:
Grade 280 atau 420 MPa maka 4'g =1.00
Grade 550 MPa maka 4'g =1.15
Grade 700 MPa maka 4'g =1.30

Jadi pemakaian baja tulangan grade 550 MPa keatas mempunyai pengaruh
terhadap panjang penyaluran tulangan dan ketentuan lainnya.

4-8 Detail penulangan beton


Kondisi-1 dan kondisi-2 adalah seperti dijelaskan pada gambar
berikut:



Gambar 4.6 - Kondisi-1 dan kondisi-2 dalam rumus panjang penyaluran
tulangan ulir tarik pada tabel 4.2 diatas (James Wight, 2016)

Penulis menamakan kondisi lainnya sebagai Kondisi-3


Sebagai ilustrasi diambil mutu beton fc'=28 MPa dan mutu tulangan fy=420
MPa, maka
Kondisi-1 dan 2, panjang penyaluran -td = 47db.
Kondisi-3, panjang penyaluran -td = 72db.

Kondisi-1 dan 2 berlaku selama selimut minimum db tersedia bersamaan


dengan spasi bersih minimum sebesar 2db atau selimut bersih minimum db
dan spasi bersih minimum db disediakan bersamaan dengan sengkang atau
sengkang ikat minimum. (Penjelasan SNI 2847-2019 pasal R25.4.2.2)

Bila ketentuan kondisi-1 dan 2 tidak terpenuhi dimana spasi tulangan yang
lebih dekat atau terdapat selimut yang kurang, maka ada penalti sehingga
menjadi kondisi-3, panjang penyaluran -td menjadi lebih besar

Panjang penyaluran 4-9


Berikut akan dicari panjangan penyaluran tulangan tarik ulir Ld kondisi-1,2
dan 3 secara numerik, adalah sbb:
Pertama, ditentukan dulu parameter yang dipakai:
1. Posisi pengecoran 1/Jt :
1/Jt = 1. 3 Top bar, 1/Jt = 1. 0 Lainnya (Tulangan bawah)
2. Parameter lapisan: t/Je = 1.0 tulangan tidak dilapisi
3. Parameter bobot beton: ii. = 1.00 untuk beton normal
Ambil study kasus: Mutu beton bervariasi; 25, 30, 35, dan 40 MPa, dan
Mutu tulangan fy= 420 MPa, maka panjang penyaluran tulangan tarik ulir Ld
kondisi-1,2 dan 3 dapat dihitung dengan rumus pada Tabel 4.2 dan hasilnya
dirangkum dalam tabel berikut:

Tabel 4.4 Panjang penyaluran batang ulir dan kawat ulir Tarik (db)
Mutu beton {Mpa)
Ukuran
Tulangan 30 40
Bottom Top Bottom Top
Kondisi-1:
Spasi bersih batang atau kawat yang disalwtan atau disambung lewatkan tidak kurang dari
db, seiimut beton paling sedikit db, dan Sengkang atau sengkang ikat sepanjang hi fidak
kurang dari standar minimum, atau
Kondisi-2:
Spasi befsih batang atau kawat yang disalurkan atau disambung lewatkan paling sedikit 2cib
dan selimut beton alin sedlkit db
010 - 019 40.0 52.0 36.5 47.5 33.8 43.9 31.6 41.1
022 - 057 49.4 64.2 45.1 58.6 41.8 54.3 39.1 50.8
Kondisi-3: Lain nya
010 - 019 60.0 78.0 54.8 712 50.7 65.9 47.4 61.7
022 - 057 76.4 99.3 69.7 90.6 64.5 83.9 60.4 78.5

Dalam gambar standar Konsultan Perencana pada praktek pelaksanaan


proyek, jarang yang menjelaskan kondisi-1,2 dan kondisi-3 ini secara rinci,
sehingga Kontraktor dan Konsultan MK punya potensi untuk salah pakai.

Perekembangan ketentuan sambungan lewatan baja tulangan tarik lurus


pada SNI 2847 mulai tahun 2002 sampai tahun 2019, seperti dirangkum
pada tabel 4.5 berikut.
Dari tabel 4.5 tersebut terlihat bahwa sebenar nya tidak ada perubahan yang
signifikan ketentuan sambungan lewatan baja tulangan tarik pada SNI 2847
dari tahun 2002 sampai 2019. SNI 2847-13 pasal 12.2 dibanding dengan
SNI 2847-02 pasal 14.2 hanya ada perubahan notasi.
Yang panting diperhatikan adalah kondisi-kondisi 1, 2, dan 3, dan parameter
al.Jltl.Jle harus sesuai dengan kondisi desain
4-10 Detail penulangan beton
Tabel 4.5 Perkembangan ketentuan sambungan lewatan baja tulangan tarik

SNI 2847-02 pasal SNI 2847-13 pasal SNI 2847-19 pasal


14.2 12.2 25.4

Kondisi-1: Kondisi-1: Kondisi-1:

--
Batang D19 dan yg lebih Batang D19 dan yg lebih Batang D19 dan yg lebih

'¥ '¥ '¥


kecil kecil kecil

( f, ,'¥,} ( J, , ,}
.t,, 121, a,&
b
d• 2,U..[l; 2,U.,..[l;
b
25{,;

f,( '¥,'¥,)
Batang D22 dan yg lebih Batang D22 dan yg lebih Batang D22 dan yg lebih
¥ '¥
( f,', , )
besar besar besar
:u,aj:U.
db
f1
1, 12..[J;
=
� . 5{,f 1, 12..[J; db
Kondisi -2: Kondisi -2: Kondisi -2:
Batang D19 dan yg lebih Batang D19 dan yg lebih Batang D19 dan yg lebih
kecil kecil kecil
t, 1B�aft,t.

J J
= o/ o/ o/
d; 25./i: db db
A.jl;
Batang D22 dan yg lebih
( lf,,4o/, , ( 1f,,4l.jl;
, ,
Batang D22 dan yg lebih Batang D22 dan yg lebih

'¥ '¥ ) '¥ '¥


besar
besar besar
!i.= 91,a/JA
d,, 10{,[
( !, , ,
1,12.[J; db ( !, , ,)
1,Li.Jl;
db

SNI 2002 mulai SNI 2013 dan 2002 SNI 2019 sama dengan
memberikan panjang hanya perubahan notasi, 2013
sambungan lewatan semula aJ3 menjadi
secara detail berdasarkan IJltlJle
mutu beton, baja tulangan
dan kondisi lain nya yang
terkait

Panjang penyaluran 4-11


Berikut akan dicoba untuk memakai standar detail dari beberapa Konsultan
Perencana, didapat panjang Ld, tulangan D25, mutu beton fc'=40 MPa, dan
mutu baja tulangan fy=400 MPa, yaitu:

Tabel 4.6 Panjang penyaluran batang tarik Ld dari beberapa Konsultan


Perencana
No. Konsultan Data tahun Panjang Ld Keterangan
Perencana (mm)
1 KP1 2017 -SNI 2013 1.230 Ld top bar
2 KP2 2011-SNI 2002 940x1.3=1.222 Tul. atas 1.3 Ld
3 KP3 2011-SNI 2002 950 Tidak ada ketrg
4 KP4 2019-SNI 2013 1.120 Tul tarik besi atas
5 KP5 2018-SNI 2013 1.330 Top bar
6 KP6 2014-SNI 2013 990x1.3= 1.287 Faktor lokasi 1.3 Ld
7 KP7 2004-SNI 2002 58db= 1.450 Kondisi-2
8 KP8 2011-SNI 2002 944 Tidak ada ketra
9 KP9 2017-SNI 2013 955 Tidak ada ketrg
10 KP10 2006-SNI 2002 940x1.3= 1.222 Faktor lokasi 1.3 Ld

Dari tabel diatas terlihat bahwa ada perbedaan panjang penyaluran tulangan
tarik Ld pada masing-masing Konsultan Perencana, sehingga perlu ada
keterangan tambahan pada tabel panjang penyaluran tulangan tarik Ld yang
lebih jelas. Nilai Ld yang disajikan pada gambar standar detail itu pada
kondisi apa, kondisi 1,2, dan 3, Tulangan atas atau bawah, seperti Tabel 4.4.

Contoh Soal:
Sebuah balok ukuran 300x600 mm mempunyai tulangan atas 6D25, seperti
gambar dibawah. Mutu beton fc'=40 MPa, mutu baja tulangan fy= 420 MPa
Posisi tulangan sama dengan kondisi-1

Diminta: Hitung panjang penjangkaran tulangan tarik lurus Ld dari balok ke


kolom untuk tulangan atas (Top)

Solusi:
Dari Tabel 4.4 dicari:
Kondisi -1 tulangan atas
Mutu beton fc' =40 MPa, diameter D25
didapat Ld= 50.8 db= 1270 mm

4-12 Detail penulangan beton


Paling sedikit 1JM. diperpanjang sejauh nilai
terbesar dari d, 12'6, atav (,./16

Tltikbelok

Gambar 4. 7 Penjangkaran tulangan balok ke kolom

4.3 Panjang penyaluran batang tarik dg Kait Standar


Sambungan balok dan kolom umumnya memakai kait standar 90
derajat, seperti gambar berikut ini.

,,
11-
Hto.a ..
___ ,.. ___
- ..!_1011t. _.,ll I

-=-=�llt �I
II l 1 ::0====111:=====
•11=:t:r.;::

Gambar 4.8 Penyaluran tulangan dg Kait standar 90°


(J. K. wight, 2019)

Panjang penyaluran 4-13


Kait standar menurut ketentuan SNI 2847-19 pasal 25.3 dapat
digambarkan seperti ilustrasi berikut.

----Bengkokan

Batas penampang 0
kritis

Da 6db utk D10-D25

4db >= 64mm


. • I• • t
- 8db utk D29-036
10db utk 043-D57

______ Ldh _____,..

Gambar 4.9 Bentuk kait standar ditekuk 90 ° dan 180 °

Ketentuan panjang penyaluran batang tulangan ulir tarik dengan kait


standar Ldh diatur pada SNI 2847-13 pasal 12.5 dan versi baru SNI
2847-19 pasal 25.4.3 dirangkum dalam tabel berikut.

4-14 Detail penulangan beton


.
Tb147P
a e anIanQ penva uran kaI't standar SNI 2847-19 pasa . 3
1254 .
Penjelasan Pasal No.

25.4.3 Penyaluran kait standar dalam kondisi tarik 25.4.3

3.1 Panjang penyaluran tarik batang ulir yang 25.4.3.1


diakhiri dengan suatu kait standar harus
diambil terbesar dari a) hingga c):

J;. 'I' , , 'I', ),• d. engan T.,T.. Y,.


24 'I'
) [ 0,
a " ;_--[i!
dan A. diberikan pada 25A3.2
b) 8d1,
c) 150mm

3.2 Untuk perhitungan ldh, faktor modifikasi harus 25.4.3.2


sesuai dengan Tabel 25.4.3.2. Faktor 'Pc dan
'Pr diizinkan untuk diambil sebagai1,0. Pada
ujung komponen struktur yang tidak menerus,
25.4.3.3 berlaku.

3.3 Untuk batang-batang yang disalurkan dengan 25.4.3.3


kait standar pada ujung yang tidak menerus
dari komponen struktur dengan kedua selimut
samping dan selimut atas (atau bawah),
jaraknya terhadap kait kurang dari 65 mm, a)
hingga c) harus terpenuhi:
a) Kait harus dilingkupi sepanjang ldh dengan
sengkang ikat atau sengkang dengan spasi
s � 3db
b) Sengkang ikat atau sengkang pertama
harus dipasang sejarak2db disisi terluar
bengkokan.
c) 'Pr harus diambil sebesar1,0 dalam
perhitungan ldh sesuai25.4.3.1(a)

Dimana db adalah diameter nominal batang kait.

Panjang penyaluran 4-15


Dari Tabel 4.7 dan 4.8, panjang penyaluran baja tulangan dengan kait
standar Ldh dapat dihitung dengan rumus berikut:

Ldh
= 0.24fy'Pe'Pc'Pr
;.,ffei
dimana:
► Mutu beton fc' = 40 MPa
► Mutu tulangan fy= 400 MPa
► Faktor bobot beton: A =1.0 beton normal
► Tulangan tidak dilapis: 4'e =1.0
► Selimut beton normal: 4'c =1.0
► Tulangan pengekang: 4'r=1.0

Pasal 25.4.3.3 Untuk batang-batang yang disalurkan dengan kait standar


pada ujung yang tidak menerus dari komponen struktur dengan kedua
selimut samping dan selimut atas (atau bawah), jaraknya terhadap kait
kurang dari 65 mm, a) hingga c) harus terpenuhi:

a) Kait harus dilingkupi sepanjang f dh dengan sengkang ikat atau


sengkang dengan spasi s :5 3db
b) Sengkang ikat atau sengkang pertama harus dipasang sejarak 2db disisi
terluar bengkokan.
c) 'Pr harus diambil sebesar 1,0 dalam perhitungan fdh sesuai 25.4.3.1 (a)
dimana db adalah diameter nominal batang kait

.. ,,.
---
! r•1
/-
' y

t � /4
.
I I'\.
f
,_
I

,::.214 ... ,,..


,. ,,.
I

.. - ... - '' I
�34

a) b)

Gambar 4.10 Opsi penempatan tulangan transversal pada kasus dimana


a) Sengkang ikat atau sengkang dipasang tegak lurus terhadap
tulangan yang disalurkan, sepanjang panjang penyaluran ldh.
b) Sengkang ikat atau sengkang dipasang sejajar terhadap tulangan
yang disalurkan, sepanjang ekor perpanjangan kait ditambah
bengkokan.

4-16 Detail penulangan beton


Tabel 4.8 Faktor modifikasi untuk panjang penyaluran batang dengan kait
dalam kondisi Tarik (SNI Tabel 25.4.3.2)
Faktor
Kondisi Nilai Faktor
Modifikasi
Beton ringan 0.75
Bobot beton A Beton normal 1.0
Tulangan dengan pelapis epoksi atau
1.2
Epoksi 1./,/e senq dan pelapis qanda epoksi
Tulangan tanpa pelapis atau pelapis
1.0
senq (qalvanis)
Untuk batang D36 dan yang lebih kecil
dengan tebal selimut samping (normal
terhadap bidang kait) � 65 mm dan
0.7
Selimut 1./,/c untuk kait 90 derajat dengan tebal
selimut pada perpanjangan batang di
luar kait � 50 mm
Lainnya 1.0
Untuk kait 90 derajat batang D36 dan
yang lebih kecil 1. dilingkupi sepanjang
fdh sengkang ikat atau
sengkang [1] yang tegak lurus
terhadap fdh pada s s 0.8
Tulangan 3db, atau
pengekang 1./,/r 2. dilingkupi sepanjang perpanjangan
[2] tulangan
melewati kait termasuk bengkokan
dengan sengkang
ikat atau sengkang [1] yang tegak
lurus terhadap fext
pada s s 3db

Untuk kait 180 derajat D36 dan yang


lebih kecil dilingkupi sepanjang fdh
dengan sengkang ikat atau sengkang 0.8
[1] yang tegak lurus terhadap ldh pada
s s 3db
Lainnya 1.0
[1] Sengakng ikat dan sengkang pertama harus melingkupi bagian bengkokan kait
sejarak 2db dari luar bengkokan
[2] db adalah diameter nominal batang kait

Panjang penyaluran 4-17


Berikut akan dicari panjangan penyaluran kait standar Ldh secara numerik,
adalah sbb:
Pertama, ditentukan dulu parameter yang dipakai sesuai 25.4.3.2:
1. Parameter bobot beton: .ii. = 1.0 untuk beton normal
2. Parameter lapisan: 1/Je = 1.0 tulangan tidak dilapisi
3. Parameter selimut: 1/Jc = 1.0 lainnya
4. Parameter tul. pengekang : 1/Jr = 1.0 lainnya

Ambil study kasus: Mutu beton bervariasi; 25, 30, 35, 40, dan 45 MPa,
dan Mutu tulangan fy= 420 MPa, maka panjang penyaluran tulangan dengan
kait standar Ldh dapat dihitung dengan rumus pada tabel 4. 7 dan hasilnya
dirangkum dalam tabel berikut:

Tabel 4.9 Panjang penyaluran batang tarik dengan kait standar Ldh (mm)
Ukuran fc' (J4Pal
Tul. (mm) 25 30 35 40 45
fy = 420 MPa

10 202 184 170 160 150


13 262 239 221 208 195
16 323 294 272 256 240
19 383 350 323 304 285
22 444 405 374 352 330
25 504 460 425 400 375
29 585 534 493 464 435
32 645 589 544 512 480

Panjang Ldh pada tabel 4.9 sudah diperiksa terhadap 3 syarat sesuai pasal
25.4.3.1 berikut:

1. Ldh
= o.24/y
J1ci
2. Ldh � 8db
3. Ldh � 150 mm

4-18 Detail penulangan beton


4.4 Panjang penyaluran batang berkepala Ldt
Baja tulangan berkepala adalah tulangan ulir atau polos yang
ujungnya diberi kepala

Head bearing�

- .
Bond stress along bar '-..'\
II
,' ,' ,' ,' '�""
, ¼'
Idealized driving wedge /

fa) View along developed bar (b) Section A

Gambar 4.11 Bentuk dan mekanisme transfer gaya pada tulangan


berkepala (Jack Moehle, 2015)

i...- Critical section


I
l
l

-----i«----·-1
Gambar 4.12 Panjang penyaluran tulangan berkepala Ldt
(Jack Moehle, 2015)

Panjang penyaluran baja tulangan tarik berkepala diatur dalam SNI 2847-
2019 pasal 25.4.4 dirangkum dalam tabel 4.10 dibawah.

Panjang penyaluran 4-19


Tabel 4.10 Panjang penyaluran batang ulirb4trlt�I• SNI 2847-19
pasal 25.4.4
Penjelasan Pasal No.
25.4.4 Penyaluran batang ulir berkepala dalam 25.4.4
kondisi tarik

1. Penggunaan kepala tulangan untuk penyaluran 25.4.4.1


batang ulir dalam kondisi tarik diizinkan jika
kondisi a) hingga g) terpenuhi:
a) Batang harus sesuai 20.2.1.3
b) fy batang tidak melebihi 420 MPa
c) Ukuran batang tidak melebihi D36
d) Luas tumpu netto kepala tulangan Abrg paling
sedikit 4Ab
e) Beton harus beton normal
f) Selimut bersih tulangan paling sedikit 2db
g) Spasi bersih antar tulangan paling sedikit 4db

2. Panjang penyaluran tarik ldt untuk batang ulir 25.4.4.2


berkepala dalam kondisi tarik harus yang
terbesar dari a) hingga c):

a) ' Ji: .•·


[, 0, 19//I'., 'j·
db, dengan '1'41 diberikan

pada 25-4-4.3 dan rnlai fc' tidak


melebihi 40 MPa
b) 8d1,
c) 150 mm

4-20 Detail penulangan beton


Dari rumus 25.4.4.2 diatas, maka dapat dihitung panjang penyaluran
batang ulir berkapala dan disusun dalam tabel berikut.

Tabel 4.11 Panjang penyaluran batang ulir berkepala Ldt (mm)


UkuranTul. fc' (MPa)
(mm) 25 30 35 40 45
fy = 420 MPa
10 163 158 158 158 158
13 210 194 179 168 168
16 257 236 221 205 205
19 305 278 257 242 242
22 352 326 299 278 278
25 399 368 341 320 320
29 467 425 394 368 368
32 515 467 436 404 404

4.5 Panjang penyaluran batang tekan Ldc


Panjang penyaluran batang tekan Ldc menurut ketentuan SNI 2847-19 pasal
25.4.9 dirangkum dalam tabel 4.12 berikut.

Tabel 4.12 Panjang penyaluran batang TEKAN SNI 2847-19 pasal 25.4.9
Penjelasan Pasal No.
25.4.9 Penyaluran batang ulir dan kawat ulir dalam 25.4.9
kondisi tekan.
1. Panjang penyaluran tdc untuk batang ulir dan kawat 25.4.9.1
ulir dalam kondisi tekan harus yang terbesar dari a)
dan b)
a) Panjang yang dihitung berdasarkan 25.4.9.2
b) 200 mm 25.4.9.2
2. Nilai tdcharus yang terbesar dari a) dan b),
menggunakan faktor modifikasi sesuai dengan
25.4.9.3:

,l._ '#c Id
( 0 24/,'¥ ',
a) I '_ Y �
b
A C /

b) 0,043�'P,d1, 25.4.9.3
3. Untuk perhitungan ldc, faktor modifikasi harus
mengikuti Tabel 25A.9.3, kecuali faktor 4-'r diizinkan
untuk diambil sebesar 1,0.

Panjang penyaluran 4-21


Tabel 4.13 Faktor modifikasi batang ulir dan kawat dalam kondisi tekan
(SNI 2847-19 Tabel 25.4.9.3)
Faktor Kondisi Nilai
modifikasi
Belon ringan 0,75
Bobot Sesuai
Belon ringan, apabilafn pada
beton disyaralkan
l. 19.2.4.3
Beton normal 1,0
Tutangan dilinglrupi oleh
(1), (2), (3), atau (4):
(1} tulangan spiral
(2) 1ulangan lingkaran
menerus dengan do�
6 mm dan jarak 100
mm
Tulangan (3) Sengkang D13atau
pengikat kaWat 010, 0,75
pengekang yang sesuai 25. 7.2
,p,.
denga1spasi
pusatnya s 100 mm
(4)Sengkang g
pengekan,yang
sesuai 25.7.4
dengan spasinya s
100mm
Lainnya 1,0

Dari rumus pasal 25.4.9.3 diatas, diambil contoh kasus dengan mutu beton
20 MPa hingga 40 MPa dan mutu baja tulangan fy = 420 MPa, maka didapat
hasil panjang Panjang penyaluran batang tekan Ldc seperti disusun dalam
tabel 4.11 dibawah

a) ( o,:/i., )d•
b) 0,043/,'¥/},,
dimana:
Faktor A =1.0, beton normal
Faktor 4Jr =1.0, kasus lain nya

Dari rumus (a) didapat Ldc = 15.94 db


Dari rumus (b) didapat Ldc = 18.06 db

4-22 Detail penulangan beton


Tabet 4.14 Panjang penyaluran batang tekan Ldc (mm)
Ukuran fc' (MPa)
Tul. (mm) 25 30 35 40 45
fy = 420 MPa

10 200 184 180 180 180


13 260 239 234 234 234
16 320 294 288 288 288
19 380 350 342 342 342
22 440 405 396 396 396
25 500 460 450 450 450
29 580 534 522 522 522
32 640 589 576 576 576

4.6 Sambungan Lewatan Tulangan Tarik Ld

Baja tulangan itu punya standar panjang dari pabrik umumnya 12.0 meter, .
semetara dalam kebutuhan dalam struktur rangka bangunan diperlukan lebih
dari 12.0 meter, maka perlu ada sambungan lewatan pada pelat lantai,
balok, kolom, dan dinding struktur.

Sambungan lewatan baja tulangan diatur dalam SNI 2847-19 pasal 25.5
untuk diameter tulangan sampai ukuran D32, dan untuk baja tulangan sama
atau lebih besar dari D36 harus memakai sambungan mekanis atau Coupler.

Ketentuan SNI 2847-19 pasal 25.5 dirangkum pada tabel berikut.

Panjang penyaluran 4-23


Tabel 4.15 Sambungan Lewatan (Lap Splices) sesuai SNI 2847
pasal 25.5
Penjelasan Pasal No.
25.5 - Sambungan lewatan 25.5

5.1 Umum 25.5.1

5.1.1 Sambungan lewatan tidak diizinkan untuk 25.5.1.1


tulangan yang lebih besar dari D36, kecuali
kondisi yang diatur pada 25.5.5.3.

5.1.2 Untuk sambungan lewatan ontak, spasi bersih 25.5.1.2


minimum antara sambungan lewatan kontak
tersebut dan sambungan lewatan atau
tulangan yang berdekatan harus sesuai
dengan persyaratan untuk tulangan individual
sesuai dengan 25.2.1.

5.1.3 Untuk kondisi sambungan lewatan nonkontak 25.5.1.3


pada komponen lentur, spasi antar pusat arah
melintang dari tulangan lewatan tidak boleh
melebihi yang terkecil dari 1/5 panjang
sambungan lewatan yang dibutuhkan dan
150 mm

5.1.4 Reduksi panjang penyaluran yang sesuai 25.5.1.4


dengan 25.4.10.1 tidak diizinkan untuk
menghitung panjang sambungan lewatan.

5.1.5 Panjang penyaluran tulangan bundel harus 25.5.1.5


sesuai dengan 25.6.1.7.

25.5.2 Panjang sambungan lewatan batang ulir dan 25.5.2


kawat ulir dalam kondisi tarik

5.2.1 Panjang sambungan lewatan ls, batang ulir dan 25.5.2.1


kawat ulir dalam kondisi tarik harus disesuaikan
dengan I�25S�t. dimana /dsesuai
dengan 25.4.2.1(a).

4-24 Detail penulangan beton


Masalah sambungan lewatan kontak dan nonkontak yang dibahas pada
pasal 25.5.1.3 maksudnya dibisa dijelaskan dengan ilustrasi gambar berikut.

c----...,fy'�,I ------------ ••
17 �
At, ly
-, c
··
f• = c✓',,"------------.....ji,..-_y_,1-0,,..li
'-._ t .

I Mll'lbungalllewalan ,✓
I

Ld
Baja Tulangan Maks. &I> atau
150mm

Baja Tulangan

Gambar 4.13 Bentuk sambungan lewatan


a) Sambungan lewatan nempel (contact)
b) Sambungan lewatan berjarak (non contact)

Tabel 4.16 Panjang sambungan lewatan batang ulir dan kawat ulir
dalam kondisi Tarik (SNI 2847-19 Tabel 25.5.2.1)
As,t/As,p [1] Maks. Persentase
Type
sepanjang As lewatan dim
sambungan panjang lewatan
sambungan Lst
lewatan
lewatan yang diperlukan
Terbesar 1.0 Ld dan
50 kelasA
> 2.0 dari 300mm
100 kelas B Terbesar 1.3 Ld dan
< 2.0 semua klas kelas B dari 300mm

[1] Rasio luas tulangan yang terpasang (As,t) terhadap luas tulangan yang
diperlukan (As,p) sesuai analisis pada lokasi sambungan lewatan.

Panjang penyaluran 4-25


Dari Tabel 4.16 dijelaskan bahwa sambungan lewatan tulangan tarik ada
kelas A dan B sesuai dengan ketentuannya, dimana panjang sambungan
lewatan Ld menjadi:
► Sambungan lewatan kelas A = 1.0 Ld
► Sambungan lewatan kelas B = 1.3 Ld

Panjang sambungan lewatan Ld dalam kondisi tarik menurut pasal


25.5.2.1 adalah mengikuti 25.4.2.1 (a), yaitu sama dengan panjang
penyaluran batang tarik Ld

Tabel 4.17 Panjang sambungan lewatan Ld dalam kondisi tarik


Ukuran Tut. fc•(MPa)
.·.
(mm) 25 30 35 40 45
fy=420 MPa
10 52.0db 47.5db 43.9 db 41.1db 38.Sdb
13 52.0db 47.5 db 43.9 db 41.1db 38.8db
16 52.0db 47.5 db 43.9db 41.1 db 38.Sdb
19 52.0db 47.5 db 43.9 db 41.1db 38.8 db
22 64.2db 58.6 db 54.3db 50.8db 47.8db
25 64.2db 58.6db 54.3db 50.8db 38.Sdb
29 64.2db 58.6db 54.3db 50.8db 38.Sdb
32 64.2db 58.6db 54.3db 50.8db 38.Sdb

Catatan:
1. Tabel 4.17 diatas untuk sambungan lewatan kelas A, harus disambung
dengan selang seling (staggered). Bila diselang seling maka
sambungan lewatan menjadi kelas B, maka panjang sambungan
lewatan menjadi 1.30 Ld
2. Tabel 4.17 diatas berlaku untuk ukuran diameter tulangan D32, dan
diameter 036 atau lebih harus memakai sambungan mekanis

4-26 Detail penulangan beton


4. 7 Sambungan Mekanis (Mechanical Joints)
Sambungan mekanis merupakan alternatif dari sambungan lewatan untuk
baja tulangan diameter sampai D32, tapi untuk diameter D36 dan lebih besar
harus memakai sambungan mekanis

Sambungan mekanis banyak jenis dan produsen nya, sehingga perlu


ditentukan dengan seksama sesuai dengan kebutuhan sambungan tulangan
untuk struktur SRPMK. Sebagai ilustrasi diberikan gambar macam-macam
bentuk atau jenis Coupler seperti berikut.

�---

--
-- --:::--::---=-_=:---=c--==:_ - ';-- -�
-- -- -�- -

(h}
-�������
-
- - -

Gambar 4.14 Jenis Kopler Menurut AC/ 439.3R-07, 2007


(a) Kopler dengan sleeve
(b) Kopler dengan sleeve digrouting
(c) Kopler dengan sleeve ditempa dingin
(d) Kopler baja ekstrusi dengan sleeve berulir paralel
(e) Kopler dengan sleeve posisi batang las gesekan coupler
dengan ujung berulir paralel
(f) Kopler berulir dengan ulir batang berukuran besar, ditempa
dingin
(g) Kopler dg palang penahan dan selongsong kopling dengan ulir
lurus
(h) Kopler dg ulir lancip dan pelat pemasangan (untuk men
menyambungkan batang pada sambungan konstruksi setelah
pelepasan bekisting
Panjang penyaluran 4-27
Dalam proses persetujuan material kopler, Kontraktor dan Konsultan MK
harus memastikan jenis, karakteristik, dan grade kopler jelas dalam gambar
dan spesifikasi teknis Perencana, kemudian ada pengujian material kopler
sesuai dengan standar ASTM A1034 Testing Mechanical Splices for Steel
Reinforcing Bars.

Ketentuan sambungan mekanis atau sambungan las diatur dalam SNI 2847-
19 pasal 25.5. 7.1 dimana harus mampu mengembangkan tarik dan tekan
seperti disyaratkan, paling sedikit 1,25 fy batang tulangan dan pasal 18.2. 7

Tabel 4.18 Ketentuan sambungan mekanis menurut SNI 2847-19


pasal 18.2.7
Penjelasan Pasal No.
18.2. 7 Sambungan mekanis pada sistem SRPMK 18.2.7
dan Dinding Struktur.

1. Sambungan mekanis harus diklasifikasikan 18.2.7.1


sebagai sambungan mekanis Tipe 1 atau Tipe 2,
yaitu:
a) Sambungan mekanis Tipe 1 harus memenuhi
25.5.7;
b) Sambungan mekanis Tipe 2 harus memenuhi
25.5.7 dan harus memiliki kekuatan tarik yang
minimal sama dengan kekuatan tarik
spesifikasi batang tulangan yang disambung.

2. Sambungan mekanis Tipe 1 tidak boleh 18.2.7.2


digunakan dalam zona sejarak dua kali tinggi
komponen struktur dari muka kolom atau muka
balok untuk sistem rangka pemikul momen
khusus atau dari penampang kritis dimana
pelelehan tulangannya dimungkinkan terjadi
sebagai akibat deformasi inelastis yang
disebabkan gaya gempa.

Sambungan mekanis Tipe 2 diizinkan untuk


digunakan pada sebarang lokasi, kecuali
sebagaimana disebutkan pada 18.9.2.1c).

4-28 Detail penulangan beton


Sistem sambungan mekanis menurut SNI 2847-19 pasal 18.2.7. ada dua
type, yaitu:

► Type-1 dengan kekuatan sambungan minimum 1.25 fy batang yang


disambung. Sambungan type-1 harus disambung diluar zona plastis,
atau dalam zona sejarak dua kali tinggi komponen struktur dari muka
kolom
► Type-2 dengan kekuatan sambungan minimum sama dengan kekuatan
batang yang disambung. Sambungan type-2 boleh disambung pada
zona plastis atau sembarang lokasi

Gambar 4.15 Foto contoh penerapan sambungan mekanis

Gambar 4.16 Foto contoh penerapan sambungan. mekanis pada kolom


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=YeBU4EcOOJw (9 juli 2021-8.50)

Panjang penyaluran 4-29


Pengujian Coupler
Komponen sambungan coupler harus diuji (testing) sesuai dengan ketentuan
dalam ASTM A1034- "Standard Test Method for Testing Mechanical
Splices for Steel Reinforcing Bars"

Gambar 4.17 Foto Test tarik coupler di Lab internal PT. Fujibolt Indonesia
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v= 5 -1 IJPwKss (9 juli 2021-9.00)

Prosedur testing coupler menurut ASTM A1034-10 pasal 10 adalah sebagai


berikut:
1. Test set-up
2. Baseline Tension Test
3. Monotonic Tension Tests
4. Monotonic Compression Tests
5. Cyclic Load Test
6. High-Cyclic Fatigue Test
7. Slip Test
8. Low -temperature Test bila diperlukan

Laporan pengujian terdiri dari beberapa item berikut:


1. Laporan harus disiapkan dari hasil pengujian. Sertifikasi laporan
harus dilengkapi sesuai dengan ketentuan Spesifikasi
2. Laporan harus dilengkapi dengan summary setiap test dengan data
berikut:
2.1 Tanggal test dan laporan
2.2 Type, ukuran dan grade dari coupler yang diuji, termasuk Mill
serifikat
2.3 ldentifikasi pabrik semua komponen yang diuji
2.4 Type mesin penguji dan device pengukur perpanjangan batang

4-30 Detail penulangan beton


2.5 Deskripsi perakitan benda uji dari pabrik dan spesifikasi
prosedur test benda uji
2.6 Data perlu ditampilkan dengan grafik dan ringkasan beban
maksimum dan nilai perpanjangan yang terjadi
3. Data elektronik harus disiapkan sesuai keperluan dengan standar
format ASCII atau format lain yang akseptabel
4. Hasil test laboratorium harus menyimpan copy laporan minimal lima
tahun

Berikut ini contoh hasil test coupler diameter 25 mm D25 sebelum dan
sesudah di test.
Hasil test menunjukkan bahwa batang putus pada baja tulangan dan bagian
sambungan coupler masih utuh

a) Sebelum Test

a) Sesudah Test

Gambar 4.18 Contoh hasil test coupler D25 sebelum dan sesudah test

Panjang penyaluran 4-31


4.8 Sambungan Lewatan dengan LAS

Baja tulangan boleh memakai sambungan lewatan sesuai SNI 2847-19 pasal
25.5.7. Sambungan mekanis atau sambungan las harus mampu
mengembangkan tarik dan tekan, seperti disyaratkan, paling sedikit 1,25 fy
batang tulangan, dan juga pada pasal 18.2.8

Tabel 4.19 Ketentuan sambungan Las menurut SNI 2847-19 pasal 18.2.8
Penjelasan Pasal No.

18.2.8 Sambungan Las pada sistem SRPMK dan 18.2.8


Dinding Struktur.

1. Sambungan las pada tulangan yang memikul 18.2.8.1


gaya akibat gempa harus memenuhi 25.5. 7 dan
tidak boleh digunakan dalam zona sejarak dua
kali tinggi komponen struktur dari muka kolom
atau muka balok untuk sistem rangka pemikul
momen khusus atau dari penampang dimana
pelelehan tulangannya dimungkinkan terjadi
sebagai akibat deformasi lateral inelastis yang
disebabkan gaya gempa.
2. Pengelasan sengkang, ikat silang, sisipan, atau 18.2.8.2
elemen-elemen lainnya yang serupa pada
tulangan longitudinal perlu tidak diizinkan

Gambar 4.19 Foto Sambungan lewatan Las

4-32 Detail penulangan beton


Ast/2
-
;; �H ==-•!:..
A5 /2

l�!l

�c::=- ==EEi

b,,a.1 '· 1-' 0 !3�


a) TuJangan tarik

b) Tulangan tekan

Gambar 4.20 Skema Sambungan lewatan Las

Karbon ekivalen CE diatur dalam ASTM A615, ASTM A706 dan SNI 2052-.
2017 yang dirangkum dalam tabel berikut:

ASTM A615
Karbon ekivalen CE dim %
Mn
CE= C+
6
CE<= tidak tersedia

ASTM A706
Karbon ekivalen CE dalam %

CE<= 0.55 %

SNI 2052-2017
Karbon ekivalen CE dim %

+ :!._
Ceq = C. + M6 + +
n Si Ni Cr Mo
+ +
24 40 5 4 14

CE<= 0.50 %

Panjang penyaluran 4-33


Baja Tulangan dapat disambung dengan cara Las bila memenuhi syarat
bahwa carbon equivalent CE <= 0.5 % seperti sudah dijelaskan pada Bab 2:
Baja Tulangan
Sambungan Las harus mengikuti ketentuan AWS D1 .4 dan memperhatikan
"level stress" pada tulangan yang di Las dan pengaruh panas selama proses
Las

Nilai karbon ekivalen CE sama dengan atau lebih kecil dari 0.55 % ( ASTM
A706) dan sama dengan atau lebih kecil dari 0.50 % (SNI 2052-2017) dari
formula diatas

Contoh karbon ekivalen CE baja tulangan produk Indonesia diambil dari

- -
mill sertificate:

Produsen Baja P1

a.a ,,a.a • .... ·am_


.. .

l
SB1C1HI 1
S22XQM 1
l
' . G.120.
UUUlM :l
.· •·/ .. ,.,
Unsur kimia yang ada hanya C, Si, dan Mn, unsur kimia yang lain; Ni, Cr,
Mo, dan V terlalu kecil tidak signifikan sehingga tidak dimasukkan dalam
sertificate. Dari mill sertificate diatas maka nila CE adalah

CE= C
+ Si + Mn

24 6
CE=0.30+0.30/24+0.85/6
= 0.30+0.0125+0.142=0.4545 < 0.50 OK

Dari nilai CE < 0.50 berarti tulangan ini memenuhi syarat untuk disambung
dengan memakai sambungan LAS

4-34 Detail penulangan beton


.. -•
Contoh karbon ekivalen CE baja tulangan

..,
Produsen Baja P2
a..�
.. ,
. ,--

C Si Ma s a, Ni ;C, V Mo t-

.,,
r-1 , ... .: .., in-I 110"" x.t.rs :111.rs sift' n xur'
v
· .1n
4
�•It l
•••4 win"'

10
.,,,..,,
7'120390 29 II
19 71
I
9
1,

,,.
21
9
a 26
26
J3 I
I
I
43
43

.,...
JJ 29

.,
16 79&20071
471221
19
30
11
It
12
9J
I
9 Ii
D . 42
16 21
21
ID
J
I
1
2
44

22
2$
2'
172206
192DIW3
"9IDm4
)2
2IJ
28
JI
J9
fl
,..
91

76
9

.,
11
13
21
26
12
i4
I
30
l.l
24
lJ
28
to
I
0
I
l
"?
I
43
4?
J:Z lt200340 ZI 23 73 9 14 n ltl 30 J I 41

Unsur kimia yang disajikan utk menghitung karbon ekivalen CE cukup


lengkap, yaitu; C, Si, Mn, Ni, Cr, Mo, dan V. Dari tabel unsur kimia tersebut
terlihat bahwa unsur kimia Ni, Cr, Mo, dan V terlalu kecil tidak signifikan, ada
yang nilai nya 1/1000.

Dari mill sertificate diatas maka nila CE didapat 0.42 sampai


0.48 < 0.50. Dari nilai CE < 0.50 berarti tulangan ini memenuhi syarat untuk
disambung dengan memakai sambungan LAS

4.9 Sambungan Lewatan Tulangan Bundel


Sesuai SNI 2847-13 pasal 12.4 versi terbaru SNI 2847-19 pasal 25.6
panjang Sambungan Lewatan Ld baja tulangan yg dibundel adalah; 1.20 Ld
untuk tulangan bundel 3, dan 1.33Ld untuk tulangan bundel 4 (SNI 2847-19
pasal 25.6.1.5)
Menurut ACI 315-99 pasal 2.5.3, jarak minimum tulangan yg dibundel harus
sama atau lebih besar dari diameter ekivalen tulangan yg dibundel

Panjang penyaluran 4-35


a)

b)
Gambar 4.21 Sambungan tulangan bundle;
a) cara menyambung yang salah
b) cara menyambung yang betul sesuai ketentuan SNI

4-36 Detail penulangan beton


a) Foto sambungan bundle yg salah

b) cara menyambung yang betul sesuai ketentuan SNI

Gambar 4.22 Foto Sambungan tulangan bundle yang salah


dan yg benar

Panjang penyaluran, sambungan lewatan Ld dan jarak tulangan harus


didasarkan pada ukuran diameter ekivalen sesuai ketentuan SNI 2847-19
pasal 25.6.1.6

Tabel 4.20 Diameter ekivalen bundle tulangan

EQUIVAIEN'J DWIETER OF BUNDLED 13..W (mm)


BAR SIZB (mm) 2 BAR BUNDLE 3 B.i\R BONDIE 4 BAR BUhllU:
• 8 11 14 16
D-10 14 17 20
D-13 18 23 2-8
D-16 23 28 32
D-19 27 33 38
D-22 31 38 «
D-25 35 43 �
D-29 41 50 58
D--32 45 55 64

Panjang penyaluran 4-37


Sewaktu gempa bumi terjadi, struktur beton bertulang
akan merespons gaya lateral gempa sesuai dengan
kemampuan daktilitasnya, daktilitas itu ditentukan oleh
detail penulangan yang baik. Jadi, walaupun struktur
gedung dihitung dengan baik dan benar, tapi kalau
pelaksanaan detail penulangan nya tidak sesuai dengan
standar struktur daktail, maka struktur akan gagal
(Andrew Char/eson, 1984. Sosialisasi Peraturan
Gempa 1983)

4-38 Detail penulangan beton

Anda mungkin juga menyukai