Struktur
Baja I
Pembebanan Struktur Baja – Batang Tarik
1
Pembebanan Struktur Baja – Batang Tarik
1. Elemen Batang Tarik
Batang tarik banyak dijumpai dalam banyak struktur baja, seperti struktur-
struktur jembatan, rangka atap, menara transmisi, ikatan angin, dan lain sebagainya.
Batang tarik ini sangat efektif dalam memikul beban. Batang ini dapat terdiri dari
profil tunggal ataupun profil-profil tersusun. Contoh-contoh penampang batang tarik
adalah profil bulat, pelat, siku, siku ganda, siku bintang, kanal, WF, dan lain-lain.
Dengan demikian, batang tarik adalah elemen batang pada struktur yang
menerima gaya tarik aksial murni. Gaya tarik tersebut dikatakan sentris jika garis
gaya berimpit dengan garis berat penampang. Batang tarik ini umumnya terdapat
pada struktur rangka batang.
2
1). Pada kondisi leleh dari luas penampang
bruto.
Bila kondisi leleh yang menentukan, maka kekuatan nominal Nn dari batang
tarik harus memenuhi persamaan berikut,
Pada batang tarik yang mempunyai lobang, pada daerah penampang yang
berlobang tersebut bentuk tegangan tarik tidak linear, terjadi konsentrasi tegangan
pada tepi lobang, seperti gambar berikut,
(a) (b)
T1 T2>T1 T2>T1
T1
(c)
T3>T2
3
3. Kekuatan Tarik Nominal Metode ASD (PPBBI 1984)
Batang tarik yang disambung dengan paku keling (rivet) atau baut (bolt) harus
dilobangi. Ini mengakibatkan berkurangnya luas penampang yang dibutuhkan untuk
memikul gaya tarik, sehingga kekuatan tarik batang akan berkurang.
Menurut SNI 03-1729-2002, fs.17.3.6 diameter nominal lobang (d) yang sudah
jadi harus 2 mm lebih besar dari diameter nominal baut (dn) untuk suatu baut
diameternya tidak melebihi 24 mm, dan maksimum 3 mm lebih besar untuk baut
dengan diameter lebih besar, kecuali untuk lubang pada pelat landas.
dn d
4
Berdasarkan Specification for Structural Joints Using ASTM A325 or A490
Bolts, Prepared by RCSC Committee, 2009, ukuran lobang ditetapkan seperti table 1
berikut,
a U1
c
h
d
U2
b
a
S1 S2
(a) t1
(b) t2
Gambar 4 : Skema peninjauan penampang netto.
b1). Pada lobang sejajar seperti gambar 4.a, luas penampang netto (pot. a-a)
diberikan oleh persamaan berikut,
5
b2). Pada lobang yang berselang-seling (Gbr.4b), peninjauan luas penampang netto
dilakukan sebagai berikut,
a a
c
U1 U1 c U1
b d U2
gb U2
d
ga b
6
d). Lobang Berselang-seling Pada Profil Baja Kanal dan WF.
ga
ga
U2
gb gb
t
t U1
t (b) t
(a)
S S
25 1
50
50 2
h = 250 mm
50
50
3
25
30 50 50 30
2 2 2
- Potongan 1 – 2 – 3,
7
Anet = h . t - 3 . t . d = 250 x 6 - 3 x 6 x 14 = 1500 – 252 = 1248 mm2.
Solusi,
a. Diameter paku dikecilkan.
b. Susunan paku pada satu potongan vertikal dirobah dari 3 (tiga) buah
menjadi 2 (dua) buah.
2). Sambungan seperti gambar berikut yaitu dari profil baja siku 150.100.10,
diameter nominal alat penyambung dn = 25 mm. Hitunglah luas penampang netto.
Penyelesaian :
Diameter lobang d = 25 + 3 mm = 28 mm (lihat SNI) ; U1 = 60 mm ; S = 75
mm U2 = ga + gb – t = 55 + 60 – 10 = 105 mm.
Luas profil baja siku, Ag = 2420 mm2 (lihat tabel profil).
75 75 75
t = 10
a
c 60
U1 = 60
150
d
gb = 55 b U2
ga = 60 PROFIL 150.100.10
100
8
Solusi
a. Diameter paku dikecilkan.
b. Susunan paku pada sayap dirobah dari 2 (tiga) buah menjadi 1 (satu) buah
saja.
Luas neto (Anet) yang diperoleh sebelumnya harus dikalikan dengan faktor
efektifitas penampang, U, akibat adanya eksentrisitas pada sambungan, yang disebut
shear leg, SNI 03- 1729-2002 fs.10.2. menetapkan sebagai berikut,
9
Bentuk-bentuk eksentrisitas sambungan adalah seperti gambar berikut,
Pelat
x
penyambung
c.g. c.g.
profil yang
profil yang disambung c.g. penampang ½ I
disam bung
disambung
Gambar 9 : Letak eksentrisitas sambungan.
1
Pada sambungan las, eksentritas dihitung sebagai berikut (SNI fs.10.2.2),
a). Bila gaya tarik hanya disalurkan oleh pengelasan memanjang ke komponen
struktur yang bukan pelat, atau oleh kombinasi pengelasan memanjang dan
melintang,
b). Bila gaya tarik hanya disalurkan oleh pengelasan melintang, A adalah
jumlah luas penampang neto yang dihubungkan secara langsung dan U = 1,0.
c). Bila gaya tarik disalurkan ke sebuah komponen struktur pelat dengan
pengelasan sepanjang kedua sisi pada ujung pelat, dengan l > w :
11
untuk l > 2w U = 1,00
untuk 2w > l > 1,5w U = 0,87
untuk 1,5w > l > w U = 0,75
Contoh Soal :
15
30
Bila luas penampang profil WF tersebut Ag = 119,8 cm2, memakai baut ½“ = 12,7
mm, kelonggaran lobang 2 mm, berapakah luas penampang netto ?, dan berapa
pula luas penampang netto efektif ?. Silahkan dicoba.
12
6. Contoh letak batang tarik.
Batang tarik
Batang tarik
13
LAMPIRAN
14
Sumber : Steel Design, William T. Segui, 4th edition, THOMSON, 2007
15
16
Daftar Pustaka
1. Agus Setiawan,”Perencanaan Struktur Baja Dengan Metode LRFD (Berdasarkan SNI 03-
1729- 2002)”, Penerbit AIRLANGGA, Jakarta, 2008.
3. SNI 03 - 1729 – 2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung.
17