BATANG TARIK
Pendahuluan
▪: Batang tarik adalah elemen linear yang dikenakan gaya aksial tarik.
▪ Gaya aksial tarik tersebut akan cenderung untuk menarik atau memperpanjang suatu komponen struktur.
▪ Batang tarik banyak digunakan di:
▪ Komponen rangka batang
▪ Ikatan angin (bracing) pada bangunan dan jembatan
▪ Kabel pada struktur
▪
Gambar : jembatan rangka
batang
Keterangan :
Pada batang struktur rangka akan terjadi gaya gaya batang berupa gaya aksial Tarik atau aksial tekan
Gambar : struktur bangunan
gudang
Gambar : gaya yang bekerja pada ikatan angin berupa gaya tarik
Gambar :
Stuktur utama
bangunan bertingkat
dari baja
Keterangan :
• Kabel baja pada jembatan kabel akan menerima gaya aksial tarik
• Pilon menerima gaya aksial tekan
Keterangan : Atap struktur baja dengan kabel baja sebagai struktur penahan beban.
Kabel baja akan menerima gaya Tarik yang berasal dari berat atap.
Konsep dasar (1):
▪ Tegangan pada komponen dengan beban aksial Tarik (beban aksial Tarik sentris):
𝑷
𝒇=
𝑨
Penampang netto
t
b
Penampang bruto
t
b
▪ Untuk plat baja dengan lebar b, tebal t, dan memiliki satu lubang dengan diameter d:
▪ Luas penampang brutto : Ag = b x t
▪ Luas penampang netto : An = (b – d) x t
▪ Luas penampang efektif : Ae = U x An = U[(b – d) x t ;( dimana U = factor reduksi)
Konsep Dasar (4) : Pengaruh lubang pada penampang
Penampang berlubang
▪ Pada potongan penampang yang tak berlubang, tegangan yang terjadi adalah tegangan leleh baja (fy)
▪ Pada daerah potongan penampang yang berlubang,Lubang pada penampang akan menimbulkan
konsentrasi tegangan. Akibatnya, apabila gaya aksial tarik terus ditambah maka bagian pinggir lubang akan
mengalami retak (fractur) lebih dahulu sebelum terjadi leleh pada tepi penampang. Sehingga berlaku
daerah berlubang berlaku tegangan fractur (fcr)
▪ Tujuan dari desain adalah untuk mencegah kegagalan tersebut terjadi sebelum beban ultimit pada
struktur tercapai.
t1 t t t t
b b L1 L1 l
t t t
t t2 L2 L2 L2 L2
(a (b (c (d) (e
) ) ) )
tf
L1 t1 t t L1
tw ht
t2 t t
L2 L1 L2
(f) 12 (g) (h)
bf
a a
a a
b
b
L
L
a a
a a
b
b
1
b
2
b
3 4
a a a a
1. Leleh pada gross section akan terjadi ketika tegangan f mencapai tegangan leleh baja Fy
𝑷𝒏
𝒇= = 𝑭𝒚
𝑨𝒈
Maka kapasitas leleh nominal untuk penampang bruto (gross):
2. Fraktur pada effective net section (daerah berlubang) akan terjadi ketika tegangan baja f
mencapai tegangan tarik putus baja Fu
𝑷𝒏
𝒇= = 𝑭𝒖
𝑨𝒆
Maka kapasitas leleh nominal penampang kondisi fraktur :
Contoh soal :
Sebuah batang tarik berukuran 10mm x 175 mm disambung dengan 3 buah baut berdiameter
25 mm. Mutu baja yang digunakan BJ 37. Hitung tahanan tarik rencana batang tersebut dengan
asumsi An = Ae.
10 mm x 175 mm
10mm
175mm
25 mm
Penamp. netto Penamp. brutto
Jenis baja BJ 37, 𝑭𝒚 = 𝟐𝟒𝟎 𝑴𝑷𝒂 ; 𝑭𝒖 = 𝟑𝟕𝟎 𝑴𝑷𝒂
Maka tahanan Tarik rencana dari komponen struktur adalah penampang bruto = 37.8 ton
Luas penampang yang tidak terdapat lubang atau tidak terdapat reduksi luas.
b
Pelat → 𝑨𝒈 = 𝒃 𝒙 𝒕 t
d
Atau secara umum,
Untuk profil yang bersudut, seperti profil siku dapat dihitung sebagai pelat ekuivalen.
𝒃 = 𝒍𝟏 + 𝒍𝟐 − 𝒕
𝑨𝒈 = (𝒍𝟏 + 𝒍𝟐 − 𝒕) 𝒕
2. luas penampang netto (net area)
Luas penampang netto adalah luasan yang tereduksi oleh lubang yang dibuat pada sambungan
untuk menempatkan alat pengencang (ex: baut dan paku keling).
Sambungan las tidak mengurangi atau menambah luas penampang sehingga pada penampang
yang dilas An = Ag
Luas netto penampang tarik tidak boleh diambil lebih besar dari 85% luas brutonya
→ An 0.85 Ag catatan : bila An 0.85 Ag maka penampang adalah Ag
• Untuk baut dengan diameter 24 mm, maka lubang baut dibuat 2 mm lebih besar dari
diameter nominal baut
• Untuk baut dengan diameter > 24 mm, maka lubang baut dibuat 3 mm lebih besar
dari diameter nominal baut
Contoh soal :
Tentukan luas penampang kotor (gross area) dan luas penampang netto (net area) dari kedua
pelat diatas
Untuk pelat(b) :
𝒔𝟐
Pada potongan 1-2: 𝒃𝒏 = 𝒃𝒈 − 𝒏 𝒅 +
𝟒𝒈
Contoh soal 1:
Tentukan luas penampang netto minimum dari batang tarik berikut. baut = 19 mm,
lebar plat = 195mm dan tebal pelat 6 mm.
Rumus umum:
𝒔𝟐
𝒃𝒏 = 𝒃𝒈 − 𝒏 𝒅 +
295mm 𝟒𝒈
Potongan A - D
Potongan A – B - D
Lebarkotor = + 295 mm
Contoh soal 2 :
Tentukan luas penampang netto minimum dan kapasitas rencana penampang dari batang
tarik berikut, yang terbuat dari profil siku L 100.150.10. Diameter baut = 25 mm Jenis baja
BJ 37,𝐹𝑦 = 240 𝑀𝑃𝑎 ; 𝐹𝑢 = 370 𝑀𝑃𝑎
Tebal profil = 10 mm
𝒃 = 𝒍𝟏 + 𝒍𝟐 − 𝒕 = 150 + 100 – 10 = 240 mm
Potongan A-C
Kondisi fraktur :
𝑃𝑛 = 𝐴𝑛 𝑥 𝐹𝑢
An = 1840 𝑚𝑚 ; 𝐹𝑢 = 370 𝑀𝑝𝑎
Pn = 1840 x 370 = 680800 N = 68,08 ton
Kapasitas Tarik rencana penampang : (Ø = 0,75)
Ø Pn = 0,75 x 68,08 = 51,06 ton (menentukan)
▪ Masalah shear lag dalam perhitungan dianstisipasi dengan menggunakan istilah luas netto
efektif, yaitu luas netto yang direduksi.
▪ Shear lag terjadi pada sambungan baut dan las. Karenanya konsep luas netto efektif
diaplikasikan pada kedua tipe sambungan.
• Untuk sambungan baut, luas netto efektif Ae = U An
• Untuk sambungan las, luas netto efektif Ae = U Ag
Faktor reduksi U:
ഥ
𝒙
𝑼=𝟏− ≤ 𝟎. 𝟗
𝑳
𝑥ҧ = jarak tegak lurus dari bidang sambungan ke titik berat komponen yang disambung
L
L
tf
X = tf + ry
r (jari-jari girasi)
tw
x = ½ tw + rx (sambungan badan)
Panjang sambungan L :
▪ Untuk sambungan baut, L diukur dari as baut yang berada diujung sambungan ke as
baut pada ujung yang lain.
▪ Untuk sambungan las, L merupakan panjang las. Bila pada komponen terdapat las
dengan panjang yang berbeda (pada arah gaya) maka L merupakan panjang las yang
lebih panjang.
Contoh soal 1:
Φ baut 16 mm
50 mm
50 mm
Luas penampang netto :
An = Ag - A lubang
Karena hanya satu kaki dari potongan melintang yang disambung, maka luasnetto harus direduksi.
Dari table baja, didapat jarak titik berat kebidang sambungan untuk profil siku L 100.100.10 : 𝑥ҧ = 28.2 mm
𝑥ҧ 28.2
𝑈 = 1− = 1− = 0.72 < 0.9 (𝑑𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 0,72)
L 100
Luas netto efektif:
Contoh soal 1:
Sebuah pelat 10 x 150 mm dihubungkan dengan pelat berukuran 10 x 250 mm menggunakan
sambungan las. Hitung tahanan tarik rencana dari struktur tersebut jika mutu baja adalah BJ 41
(fy = 250m MPa ; fu = 410 MPa)
Geser blok ( block shear)
For certain configuration, a segment or ‘block’ of material at the end of the member can tear out.
For example as shown below, is called ‘block shear’.
Hitunglah tahanan rencana komponen struktur tarik berikut, yang terbuat dari profil L 80.80.8.
Mutu baja BJ 37. Diameter baut 19 mm.
Simplified Method: Condition of rules for bolted connection
Nilai factor reduksi U menggunakan ketentuan dari manual AISC (untuk sambungan baut):
U = 0.9
Untuk penampang yang lain (termasuk penampang tersusun) dengan jumlah alat pengencang
minimal 3 buah per baris
U = 0.85
Semua penampang dengan banyak baut = 2 buah per baris
U = 0.75
Batas kelangsingan batang tarik
𝑳
= ≤ 𝟑𝟎𝟎 → untuk batang sekunder
𝒓
𝑳
= ≤ 𝟐𝟒𝟎 → untuk batang primer
𝒓
L = panjang batang
Contoh perencanaan :