Komponen struktur komposit yang dibahas di sini dibentuk oleh elemen baja dan beton. Struktur
komposit memanfaatkan perilaku interaktif yang terjadi antara elemen baja dan beton, yang
direncanakan untuk memobilisasikan kemampuan optimal dari masing-masing bahan dalam
memikul beban. Dalam hal ini, optimal diartikan sebagai efisien dalam memikul beban dan cost-
effective.
Beberapa sifat bahan baja dan beton yang dimanfaatkan bagi struktur komposit:
Baja : kekuatan tinggi, modulus elastisitas tinggi
Beton : ketahanan baik terhadap api, mudah dibentuk di tempat, relatif murah.
Dengan sifat yang dimilikinya, elemen baja dapat cepat dibangun sebagai pemikul sementara,
sebelum elemen beton mengeras. Perilaku komposit terbentuk setelah beton mengeras.
Interaksi di antara elemen baja dan beton terjadi melalui mekanisme geser. Agar komponen baja
dan beton dapat bekerja sebagai kesatuan, diperlukan shear-connector/penghubung geser untuk
menyalurkan gaya geser di antara keduanya. Apabila tidak seluruh gaya geser disalurkan di
antara keduanya, maka akan terjadi slip pada permukaan sentuh beton-baja, sehingga struktur
disebut komposit parsial (partial-composite).
concrete slab
BALOK KOMPOSIT
Transfer geser terjadi antara pelat beton dan balok profil baja. Dapat berupa:
Balok komposit dengan penghubung geser.
Penyaluran gaya geser melalui mekanisme interlocking antara pelat beton dan penghubung
geser.
Balok baja yang diselubungi beton.
Penyaluran gaya geser melalui:
- friksi dan lekatan sepanjang permukaan sisi atas profil baja dan pelat beton.
- tahanan geser pada bidang antara pelat beton dan bagian beton yang menyelubungi profil
baja.
T'
slip
slip
no slip
N.A. - slab N.A. - slab
N.A. -
composite
N.A. - beam section
N.A. - beam
Merupakan ukuran lebar pelat beton di atas profil baja yang dianggap memikul tegangan tekan
yang seragam. Tegangan tekan beton sendiri tidak selalu seragam terhadap tinggi pelat
(mekanisme retak).
bf t
btepi b0 b0 b0
2. Penampang Transformasi
Pelat beton dan profil baja dianggap sebagai sebuah penampang yang seluruhnya terbuat dari
bahan baja. Bagian pelat beton yang ditransformasi sebagai baja adalah selebar beff / n,
dengan :
n = Es / Ec = Ebaja / Ebeton
Ec (MPa) = 0.041 w1.5 f c '
w = massa jenis beton dalam kg/m3 ; fc dalam Mpa
Jadi, luas transformasi pelat beton :
Atrb = Ac / n
= beff . t / n
Selanjutnya dicari letak garis netral penampang transformasi dan dihitung momen inersia
penampang transformasi (Itr) . Perhitungan dapat dilakukan dengan menggunakan garis/sumbu
tertentu sebagai acuan. Sebagai contoh, digunakan garis berat profil baja sebagai acuan dalam
perhitungan di bawah ini (dapat pula digunakan serat atas beton atau serat bawah baja).
bE
bE / n
A y A.y A . y2 I0
Luas Jarak titik berat ke titik Momen Inersia teradap
berat profil baja garis berat profil baja
Momen Inersia penampang transformasi harus dihitung terhadap garis netral penampang
komposit transformasi, sebagai berikut :
Itr = Ix + ( A ) . y2
Statis momen tepi atas pelat beton : Strc = Itr / yc
Staris momen tepi bawah profil baja : Strs = Itr / ys
Selanjutnya, besaran penampang ini yang akan digunakan dalam analisis penampang komposit.
Balok Komposit Konstruksi Baja II - CMP.B 4
SABRIL HARIS HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas
3. Distribusi Tegangan
Perencanaan kuat lentur balok komposit dapat dilakukan dengan distribusi tegangan plastik atau
distribusi tegangan elastik, tergantung dari kelangsingan/kekompakan pelat badan dari profil
balok baja. Bahan baja dianggap elastik plastik sempurna.
Distribusi tegangan yang terjadi pada baja, beton, dan tulangan beton adalah sebagai berikut :
a. Distribusi tegangan plastik :
Pada daerah momen lentur positif :
- beton : 0.85 fc tekan distribusi merata
- baja : fy tarik atau tekan distribusi merata
4. Kuat Lentur
Analisis dapat dilakukan dengan distribusi tegangan plastik, menggunakan nilai b = 0.85.
Terdapat tiga kemungkinan distribusi tegangan plastik yang terjadi, tergantung dari letak garis
netral plastik.
bE
bE / n
0.85 fc'
t a C
garis netral plastis
d/2 d1
d T
d/2
fy
Gaya Tarik T : T = As f y
Untuk menentukan apakah garis netral plastik berada di daerah beton, dilakukan pengecekan
terlebih dahulu.
Jika ternyata a > t , garis netral plastik berada di daerah baja, maka perhitungan kuat lentur
dilakukan menurut butir b atau c di bawah ini.
Bila C0 < T0, garis netral plastik terletak di bagian badan profil baja. (lihat butir c)
bE
bE / n
0.85 fc'
t Cc
Cs garis netral plastis
Y
d2" d2'
d T
y
fy fy
Jarak dari garis netral plastik ke serat atas pelat sayap atas baja (Y), dapat dihitung melalui
Persamaan Keseimbangan Gaya Tekan (C, compression) dan Tarik (T, tension) :
C = T
Cc + Cs = T
0.85 fc bE t + bf Y fy = ( As - bf Y ) fy
f y A s 0.85 f c ' b E t
Y =
2 f y bf
Titik berat bagian profil baja yang mengalami tekan ( y ) dihitung dengan persamaan :
As . d/2 - b . Y . ( d - Y/2 )
y
As - b . Y
Kuat Lentur Nominal dihitung sebagai momen lentur yang dihitung terhadap garis kerja T :
Mn = Mp
= Cc d2 + Cs d2
dengan :
Cc = 0.85 fc bE t
Cs = bf Y fy
d2 = d + t/2 y
d2 = d Y/2 y
Kuat Lentur Rencana = b Mn
Di daerah tekan bekerja gaya Cc ( bagian pelat beton) dan Cs (bagian profil baja) :
Cc = 0.85 fc bE t
Cs = Asc fy
dengan :
Asc = As - Ast
Asc dan Ast masing-masing adalah luas profil baja yang tertekan dan tertarik
bE
bE / n
0.85 fc'
t Cc
Cs d2'
garis netral plastis
d d2"
y2
T
y1
fy fy
Titik berat bagian profil baja yang tertekan ( y 2 ) dan bagian yang tertarik ( y1 ) ditentukan sesuai
dengan perbandingan luas bagian yang tertekan dan tertarik.
Selanjutnya Kuat Lentur Nominal dihitung sebagai momen terhadap garis kerja gaya tarik T :
Mn = Mp
= Cc d2 + Cs d2
dengan :
Cc = 0.85 fc bE t
Cs = Asc . fy
d2 = d + t/2 y1
d2 = y 2 y1
CONTOH SOAL :
Hitung kapasitas lentur rencana yang dimiliki oleh struktur balok komposit di atas !
Penyelesaian :
E 200000
w 3.76 3.76 99.48
fy 300
h E
4.1.2 Penampang badan profil baja tidak kompak 3.76
tw fy
Perlu diperhitungkan ada atau tidaknya penopang sementara selama masa konstruksi.
Tanpa penopang :
Profil baja mampu memikul beban mati beton yang belum mengeras, tetapi tidak mampu
memikul beban hidup. Prinsip superposisi tegangan dapat digunakan selama tegangan
akibat seluruh beban (pada saat beton sudah mengeras) tidak melampaui
Dengan penopang :
Profil baja tidak memikul beban. Beban dipikul bersama-sama pelat beton (melalui aksi
komposit) setelah penopang dilepas, yaitu pada saat beton sudah mengeras.
Sebagai contoh dilakukan analisis pada balok di atas dua tumpuan sederhana.
C
B garis netral beton
YC
YB
garis netral komposit
YA
YA, YB, dan YC masing-masing adalah jarak titik A (serat paling bawah profil baja), titik
B (serat paling atas profil baja = serat paling bawah pelat beton), dan titik C (serat paling
atas pelat beton) ke garis netral penampang komposit.
a. Tanpa Penopang :
M LL . YB
fCk =
n . I tr
nilai fBk dan fCk harus lebih kecil dari fizin beton
M LL . YB
fBk =
I tr
f Ck f Ck
fB k fB k
fBnk k
fB fB
+ =
fAnk fAk fA
fA = fAnk + fAk
Catatan :
perlu dipertimbangkan beban-beban tambahan (finishing, dsb) sesuai dengan perioda
pembebanan pada masa konstruksi.
b. Dengan Penopang
C fC
fB
B fB
A fA
(M DL M LL ) . YB
fB =
n . I tr
nilai fB dan fC harus lebih kecil dari fizin beton
(M DL M LL ) . YA
fA =
I tr
nilai fA dan fB harus lebih kecil dari fizin baja
Metoda LRFD
Nilai beban yang diperhitungkan sudah termasuk load factor untuk masing-masing kombinasi,
untuk menghasilkan Mu (momen lentur rencana)
Bila tidak digunakan penopang, maka harus dijaga agar besarnya momen terfaktor perlu, M uD
(akibat berat beton dsb yang telah dikalikan faktor beban mati) pada masa konstruksi tidak
menyebabkan profil baja leleh :
M uD Sx f y ( = b Z x f y 0.9 * 1.1 Sx f y )
4.2.1 Kuat lentur sepenuhnya disumbangkan dari kuat lentur penampang baja saja dengan
mengabaikan aksi komposit (beton tidak diperhitungkan). Cara ini adalah konservatif.
Kuat lentur ditentukan dengan prosedur perhitungan kuat lentur balok baja, dengan nilai
b = 0.90 .
4.2.2 Kuat lentur dihitung dengan menggunakan distribusi tegangan plastik pada penampang
baja dan memperhitungkan konstribusi tegangan plastik dari tulangan yang terpasang di
pelat beton sepanjang lebar efektifnya. Beton dianggap tidak menyumbangkan kekuatan
(tidak memikul tarik). Nilai b = 0.85 .
fyr
Tr
fB
Ts
Cs
C fy fy
a) A r f yr , atau
b) Qn
Selanjutnya yang dapat ditentukan letak garis netral dan kuat lentur penampang.
5. Penghubung Geser
Penghubung geser (shear-connector) pada balok komposit berfungsi menyalurkan gaya geser
horisontal di antara pelat beton dengan profil baja sedemikian sehingga diperoleh satu kesatuan
penampang komposit.
Hs ds Hs
ds
Lc
flexibel
channel
tw
tf
Dikenal beberapa jenis penghubung geser yang dilas pada pelat sayap atas profil baja. Bentuk
kepala dan tekukan pada tipe stud dan pelat sayap pada tipe kanal berfungsi menahan pelat beton
agar tidak terpisah secara vertikal akibat lentur. Kuat geser nominal yang dapat disumbangkan
oleh sebuah penghubung geser ditentukan oleh :
geometri dan dimensi penghubung geser
besaran karakteristik beton
Kuat geser nominal tipe stud dan kanal, ditentukan sebagai berikut :
Agar diperoleh kuat geser nominal yang optimal, pemasangan stud pada balok baja diatur sebagai
berikut :
Hs 4 ds
selimut beton (cover) lateral 25 mm
6 ds jarak antar penghubung geser dalam arah sumbu balok 8t
jarak antar penghubung geser dalam arah tegak lurus sumbu balok 4 ds
d s 2.5 t f , kecuali bila dipasang tepat di atas pelat badan
Penghubung geser dipasang dengan jarak seragam (kecuali pada daerah beban terpusat), yang
ditentukan sebagai berikut:
+
L1+ L2+ L+ = min (L1+ , L2+)
L- = min (L1- , L2-)
_
+ +
a. Jumlah penghubung geser pada sebuah balok yang memikul momen positif ditentukan oleh
panjang daerah momen positif pada balok tsb.
Jumlah penghubung geser yang dipasang sepanjang ( L1 + L 2 ) = ( L1 , L 2 ) / l s
b. Jumlah penghubung geser pada sebuah balok yang memikul momen negatif ditentukan oleh
panjang daerah momen negatif pada balok tsb.
Perhitungan dilakukan seperti di atas (butir a) untuk momen negatif, dimana harga Q n yang
digunakan adalah gaya ultimat dari tulangan baja (= Tr = A r f yr ) yang disalurkan ke profil
baja, dengan syarat bahwa tulangan-tulangan tersebut dijangkarkan dengan baik hingga
keluar daerah momen negatif balok.
Bila ternyata bahwa harga kuat lentur rencana penampang komposit yang dihitung ( b M n ) jauh
lebih besar daripada kuat lentur perlu ( M u ), jumlah penghubung geser dapat dikurangi sehingga
harga C (gaya tekan pada penampang) ditentukan oleh kuat nominal geser penghubung geser,
( Qn )
Pengurangan jumlah penghubung geser juga dilakukan bila ternyata jumlah penghubung geser
yang diperlukan tidak dapat terpasang mengingat terbatasnya tempat (lebar pelat sayap profil
baja, dsb).
Dalam kedua kasus di atas, penampang direncanakan tidak sekuat penampang komposit penuh.
7. Kuat Geser
Balok komposit perlu pula diperiksa terhadap gaya lintang yang bekerja tegak lurus sumbu balok.
Dalam hal ini, kuat geser balok komposit ditentukan hanya oleh sumbangan kuat geser pelat
badan dari profil baja. Lihat kembali ketentuan mengenai kuat geser profil baja untuk berbagai
nilai kelangsingannya.
Contoh :
h E
Untuk pelat badan dengan tw 2.45 fy penampang kompak
Jadi, Vu Vn
Untuk pelat badan tak-kompak dan pelat badan langsing, lihat kembali rumus kuat geser rencana.
8. Lendutan
Lendutan pada balok komposit penuh dihitung dengan rumus mekanika teknik, menggunakan
besaran-besaran penampang transformasi, yaitu :
E Es
I I tr
Selain itu, perlu diperhitungkan pula super-imposed dead-load (finishing dsb) yang bekerja pada
saat penampang komposit telah bekerja.
Apabila digunakan penampang komposit parsial (kuat geser nominal penghubung geser kurang
daripada yang diperlukan pada penampang komposit penuh), maka perlu diperhitungkan
pengaruh slip dan deformasi geser pada penghubung geser. Dalam hal ini, harga momen inersia,
I tr , direduksi menjadi Ieff :
Qn
Ieff = I s + ( I tr - I s )
Cf
Beberapa isu:
Bila beton dicor tanpa penopang/perancah, lendutan awal baja akan cukup besar. Untuk
mengatasi hal tersebut dapat diberikan lawan lendut pada balok baja sebelum dibebani beton.
Lendutan yang cukup besar pada balok sederhana di atas dua tumpuan dapat dikurangi
dengan cara :
- mengurangi tebal pelat beton di daerah tengah bentang (cek kembali M n )
- mengusahakan sambungan semi-kaku pada ujung balok, sehingga mengurangi M u
Bila pengaruh rangkak dan susut beton diperhitungkan, maka harga E c perlu dikoreksi
(direduksi).
Pengaruh vibrasi perlu diperhitungkan pada bangunan dengan beban vibrasi yang cukup besar
(ruangan mesin dsb).