Anda di halaman 1dari 18

SABRIL HARIS HG, Ph.

D Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas

KOMPONEN STRUKTUR KOMPOSIT

Komponen struktur komposit yang dibahas di sini dibentuk oleh elemen baja dan beton. Struktur
komposit memanfaatkan perilaku interaktif yang terjadi antara elemen baja dan beton, yang
direncanakan untuk memobilisasikan kemampuan optimal dari masing-masing bahan dalam
memikul beban. Dalam hal ini, optimal diartikan sebagai efisien dalam memikul beban dan cost-
effective.
Beberapa sifat bahan baja dan beton yang dimanfaatkan bagi struktur komposit:
Baja : kekuatan tinggi, modulus elastisitas tinggi
Beton : ketahanan baik terhadap api, mudah dibentuk di tempat, relatif murah.

Dengan sifat yang dimilikinya, elemen baja dapat cepat dibangun sebagai pemikul sementara,
sebelum elemen beton mengeras. Perilaku komposit terbentuk setelah beton mengeras.

Beberapa komponen komposit:


Balok baja yang menumpu plat beton bertulang, atau balok baja yang diselubungi beton; dan
bekerja sebagai satu kesatuan dalam menahan lentur.
Kolom baja yang diselubungi beton, atau kolom baja yang diisi beton.
Plat dek baja yang menahan plat beton bertulang.

Interaksi di antara elemen baja dan beton terjadi melalui mekanisme geser. Agar komponen baja
dan beton dapat bekerja sebagai kesatuan, diperlukan shear-connector/penghubung geser untuk
menyalurkan gaya geser di antara keduanya. Apabila tidak seluruh gaya geser disalurkan di
antara keduanya, maka akan terjadi slip pada permukaan sentuh beton-baja, sehingga struktur
disebut komposit parsial (partial-composite).

concrete slab

shear connector longitudinal


reinforcing bars

IWF-beam Steel Profile


ties

Balok Komposit Konstruksi Baja II - CMP.B 1


SABRIL HARIS HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas

BALOK KOMPOSIT

Transfer geser terjadi antara pelat beton dan balok profil baja. Dapat berupa:
Balok komposit dengan penghubung geser.
Penyaluran gaya geser melalui mekanisme interlocking antara pelat beton dan penghubung
geser.
Balok baja yang diselubungi beton.
Penyaluran gaya geser melalui:
- friksi dan lekatan sepanjang permukaan sisi atas profil baja dan pelat beton.
- tahanan geser pada bidang antara pelat beton dan bagian beton yang menyelubungi profil
baja.

(a) noncomposite beam (b) composite beam


Perbandingan balok terdefleksi dengan dan tanpa aksi komposit

M (slab) M (slab) C'


C'
e'
e"
M (beam) M (beam) T'

T'

slip
slip
no slip
N.A. - slab N.A. - slab
N.A. -
composite
N.A. - beam section

N.A. - beam

(a) no interaction (b) partial interaction (c) complete interaction

Variasi Regangan pada Balok Komposit

Balok Komposit Konstruksi Baja II - CMP.B 2


SABRIL HARIS HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas

1. Lebar efektif pelat beton

Merupakan ukuran lebar pelat beton di atas profil baja yang dianggap memikul tegangan tekan
yang seragam. Tegangan tekan beton sendiri tidak selalu seragam terhadap tinggi pelat
(mekanisme retak).

b = equivalent width for uniform


actual extreme fiber
stress and same compressive force
compressive stress fc for
as actual stress distribution
initially wide flange
bE b

bf t

actual and equivalent stress distribution over flange width

interior girder with slab


t extending on both sides

bf b' b' bf b'

btepi b0 b0 b0

Ukuran lebar efektif ditentukan sebagai berikut :


a. balok interior :
bE < L/4
bE < b0 (for equal beam spacing)
b. balok exterior :
bE < L/8 + btepi
bE < b0 /2 + btepi
dengan :
L : jarak bentang balok
b0 : jarak antar balok
b tepi : jarak dari balok tepi ke sisi ujung pelat yang ditumpu balok tepi

Balok Komposit Konstruksi Baja II - CMP.B 3


SABRIL HARIS HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas

2. Penampang Transformasi

Pelat beton dan profil baja dianggap sebagai sebuah penampang yang seluruhnya terbuat dari
bahan baja. Bagian pelat beton yang ditransformasi sebagai baja adalah selebar beff / n,
dengan :
n = Es / Ec = Ebaja / Ebeton
Ec (MPa) = 0.041 w1.5 f c '
w = massa jenis beton dalam kg/m3 ; fc dalam Mpa
Jadi, luas transformasi pelat beton :
Atrb = Ac / n
= beff . t / n
Selanjutnya dicari letak garis netral penampang transformasi dan dihitung momen inersia
penampang transformasi (Itr) . Perhitungan dapat dilakukan dengan menggunakan garis/sumbu
tertentu sebagai acuan. Sebagai contoh, digunakan garis berat profil baja sebagai acuan dalam
perhitungan di bawah ini (dapat pula digunakan serat atas beton atau serat bawah baja).

bE

bE / n

yc t garis netral beton


garis netral komposit
d y
garis netral baja
ys

A y A.y A . y2 I0
Luas Jarak titik berat ke titik Momen Inersia teradap
berat profil baja garis berat profil baja

Profil Baja As 0 ......... ......... .........


Atrb
Profil Beton t + d ......... ......... .........
= beff . t / n
......... ......... ......... .........

Dihitung terhadap garis netral profil baja:


- Posisi garis netral penampang komposit adalah sejauh :
y =(A.y)/ A
- Momen inersia :
Ix = ( I0 + A . y2 ) = I0 + ( A . y2 )

Momen Inersia penampang transformasi harus dihitung terhadap garis netral penampang
komposit transformasi, sebagai berikut :
Itr = Ix + ( A ) . y2
Statis momen tepi atas pelat beton : Strc = Itr / yc
Staris momen tepi bawah profil baja : Strs = Itr / ys

Selanjutnya, besaran penampang ini yang akan digunakan dalam analisis penampang komposit.
Balok Komposit Konstruksi Baja II - CMP.B 4
SABRIL HARIS HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas

3. Distribusi Tegangan

Perencanaan kuat lentur balok komposit dapat dilakukan dengan distribusi tegangan plastik atau
distribusi tegangan elastik, tergantung dari kelangsingan/kekompakan pelat badan dari profil
balok baja. Bahan baja dianggap elastik plastik sempurna.

Distribusi tegangan yang terjadi pada baja, beton, dan tulangan beton adalah sebagai berikut :
a. Distribusi tegangan plastik :
Pada daerah momen lentur positif :
- beton : 0.85 fc tekan distribusi merata
- baja : fy tarik atau tekan distribusi merata

Pada daerah momen lentur negatif :


- beton : 0 (tidak dapat menahan tarik)
- baja : fy tarik atau tekan distribusi merata
- tulangan : fyr tarik

b. Distribusi tegangan elastik :


- beton : 0.85 fc tekan maksimum distribusi linier
- baja : fy tekan/tarik maksimum

4. Kuat Lentur

4.1 Kuat lentur (momen) positif:


h E
4.1.1 Penampang badan profil baja kompak 3.76
tw fy

Analisis dapat dilakukan dengan distribusi tegangan plastik, menggunakan nilai b = 0.85.
Terdapat tiga kemungkinan distribusi tegangan plastik yang terjadi, tergantung dari letak garis
netral plastik.

a. Garis netral plastik terletak di daerah beton

bE

bE / n
0.85 fc'
t a C
garis netral plastis
d/2 d1
d T
d/2

fy

Gaya Tekan C ditentukan sebagai gaya yang terkecil antara :


- Kuat tekan bagian pelat beton : 0.85 fc a bE
- Kuat tarik profil baja : As fy
- Kuat geser penghubung geser : Qn
(yang dipasang di antara posisi momen positif maksimum dan momen nol)
Balok Komposit Konstruksi Baja II - CMP.B 5
SABRIL HARIS HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas

Gaya Tarik T : T = As f y

Penampang dalam keseimbangan:


C = T
As f y
a=
0.85 f c ' b E

Kuat Lentur Nominal:


Mn = Mp
= C . d1 = T . d1
= As . fy . d1
= As . fy . ( d/2 + t a/2 )

Kuat Lentur Rencana = b Mn

Untuk menentukan apakah garis netral plastik berada di daerah beton, dilakukan pengecekan
terlebih dahulu.
Jika ternyata a > t , garis netral plastik berada di daerah baja, maka perhitungan kuat lentur
dilakukan menurut butir b atau c di bawah ini.

b. Garis netral plastik terletak di bagian sayap atas profil baja

Kasus ini terjadi bila : C0 > T0


dengan :
C0 = 0.85 fc bE t + Af fy (Af = luas pelat sayap atas)
T0 = fy ( As - Af )

Bila C0 < T0, garis netral plastik terletak di bagian badan profil baja. (lihat butir c)

bE

bE / n
0.85 fc'
t Cc
Cs garis netral plastis
Y
d2" d2'
d T
y

fy fy

Jarak dari garis netral plastik ke serat atas pelat sayap atas baja (Y), dapat dihitung melalui
Persamaan Keseimbangan Gaya Tekan (C, compression) dan Tarik (T, tension) :
C = T
Cc + Cs = T
0.85 fc bE t + bf Y fy = ( As - bf Y ) fy
f y A s 0.85 f c ' b E t
Y =
2 f y bf

Balok Komposit Konstruksi Baja II - CMP.B 6


SABRIL HARIS HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas

Titik berat bagian profil baja yang mengalami tekan ( y ) dihitung dengan persamaan :

As . d/2 - b . Y . ( d - Y/2 )
y
As - b . Y

Kuat Lentur Nominal dihitung sebagai momen lentur yang dihitung terhadap garis kerja T :
Mn = Mp
= Cc d2 + Cs d2
dengan :
Cc = 0.85 fc bE t
Cs = bf Y fy
d2 = d + t/2 y
d2 = d Y/2 y
Kuat Lentur Rencana = b Mn

c. Garis netral plastik terletak di bagian badan profil baja

Di daerah tekan bekerja gaya Cc ( bagian pelat beton) dan Cs (bagian profil baja) :
Cc = 0.85 fc bE t
Cs = Asc fy
dengan :
Asc = As - Ast
Asc dan Ast masing-masing adalah luas profil baja yang tertekan dan tertarik

bE

bE / n
0.85 fc'
t Cc
Cs d2'
garis netral plastis
d d2"
y2
T
y1

fy fy

Dengan prinsip keseimbangan, dapat dihitung :


T = Cc + Cs
Ast fy = 0.85 fc bE t + Cs
( As - Asc ) fy = 0.85 fc bE t + Cs
As fy - Asc fy = 0.85 fc bE t + Cs
As fy - Cs = 0.85 fc bE t + Cs
diperoleh :
2 Cs = As fy - 0.85 fc bE t
Cs = ( As fy - 0.85 fc bE t ) / 2
atau :
Asc = ( As fy - 0.85 fc bE t ) / 2 fy

Balok Komposit Konstruksi Baja II - CMP.B 7


SABRIL HARIS HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas

Titik berat bagian profil baja yang tertekan ( y 2 ) dan bagian yang tertarik ( y1 ) ditentukan sesuai
dengan perbandingan luas bagian yang tertekan dan tertarik.

Selanjutnya Kuat Lentur Nominal dihitung sebagai momen terhadap garis kerja gaya tarik T :
Mn = Mp
= Cc d2 + Cs d2
dengan :
Cc = 0.85 fc bE t
Cs = Asc . fy
d2 = d + t/2 y1
d2 = y 2 y1

Kuat Lentur Rencana = b Mn

CONTOH SOAL :

Diketahui struktur balok komposit seperti pada gambar.

Profil Baja IWF :


tebal pelat 120 mm As = 3766 mm2
Ix = 4050 x 104 mm4
fy = 300 MPa
Es = 210000 MPa

IWF 250.125.6.9 mm Beton K-250 :


t = 120 mm
w = 2400 kg/m3
Bentang Balok = 5000 mm
Jarak Antar Balok = 2000 mm
Pelat beton dicor dengan perancah penuh

Hitung kapasitas lentur rencana yang dimiliki oleh struktur balok komposit di atas !

Penyelesaian :

mutu beton K-250, fc = 0.83 (25) MPa = 20.75 MPa

a. Pemeriksaan Kelangsingan Pelat Badan


h 250
27.778
tw 6
Batas kelangsingan pelat badan untuk analisa dengan distribusi tegangan plastis :

E 200000
w 3.76 3.76 99.48
fy 300

penampang pelat badan kompak. ANALISIS DENGAN DISTRIBUSI TEGANGAN PLASTIS

Balok Komposit Konstruksi Baja II - CMP.B 8


SABRIL HARIS HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas

b. Menentukan Lebar Efektif Pelat Beton


jarak bentang balok (L) = 5000 mm
jarak antar balok (b0) = 2000 mm
untuk balok interior :
bE = minimum ( L/4 , b0 )
= minimum ( 5000/4 , 2000 )
= 1250 mm

c. Menentukan Letak Garis Plastis


As f y
a =
0.85 f c ' b E
(3766) (300)
=
0.85 (20.75) (1250)
= 51.245 mm

a < t garis netral plastis terletak di daerah pelat beton

d. Menentukan Kuat Lentur Nominal


Mn = As . fy . ( d/2 + t a/2 )
250 51.245
= (3766) . (300) . ( + 120 )
2 2
= 247.9 x 106 N.mm
= 247.9 kN.m

e. Menentukan Kuat Lentur Rencana


b Mn = 0.85 ( 247.9 ) = 210.7 kN.m

Balok Komposit Konstruksi Baja II - CMP.B 9


SABRIL HARIS HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas

h E
4.1.2 Penampang badan profil baja tidak kompak 3.76

tw fy

Analisis dilakukan menggunakan distribusi tegangan elastik, dengan memperhatikan


kompatibilitas deformasi pada elemen baja dan beton. Regangan beton dan baja dianggap linier
pada penampang komposit.
Kuat lentur batas ditentukan oleh terjadinya leleh pertama dengan nilai b = 0.90

Perlu diperhitungkan ada atau tidaknya penopang sementara selama masa konstruksi.

Tanpa penopang :
Profil baja mampu memikul beban mati beton yang belum mengeras, tetapi tidak mampu
memikul beban hidup. Prinsip superposisi tegangan dapat digunakan selama tegangan
akibat seluruh beban (pada saat beton sudah mengeras) tidak melampaui

Dengan penopang :
Profil baja tidak memikul beban. Beban dipikul bersama-sama pelat beton (melalui aksi
komposit) setelah penopang dilepas, yaitu pada saat beton sudah mengeras.

Metoda Allowable Stress Design

Sebagai contoh dilakukan analisis pada balok di atas dua tumpuan sederhana.

C
B garis netral beton
YC
YB
garis netral komposit

YA

YA, YB, dan YC masing-masing adalah jarak titik A (serat paling bawah profil baja), titik
B (serat paling atas profil baja = serat paling bawah pelat beton), dan titik C (serat paling
atas pelat beton) ke garis netral penampang komposit.

a. Tanpa Penopang :

- Beton belum mengeras : (penampang non-komposit)


Beban mati berupa berat beton dan berat sendiri baja dipikul sepenuhnya oleh balok baja.
MDL = 1/8 ( q pelat beton + q balok baja ) . L2

Tegangan pada profil baja :


M DL . d/2
fAnk = fBnk = (tarik/tekan)
Is

Balok Komposit Konstruksi Baja II - CMP.B 10


SABRIL HARIS HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas

- Beton sudah mengeras : (penampang komposit)


Beban hidup dipikul bersama oleh penampang komposit (baja dan pelat beton).
MLL = 1/8 ( q live ) . L2

Tegangan pada pelat beton :


M LL . YC
fBk =
n . I tr

M LL . YB
fCk =
n . I tr
nilai fBk dan fCk harus lebih kecil dari fizin beton

Tegangan pada profil baja :


M LL . YA
fAk =
I tr

M LL . YB
fBk =
I tr

f Ck f Ck
fB k fB k
fBnk k
fB fB

+ =

fAnk fAk fA

Total tegangan pada profil baja :

fA = fAnk + fAk

nilai fA harus lebih kecil dari fizin baja

Catatan :
perlu dipertimbangkan beban-beban tambahan (finishing, dsb) sesuai dengan perioda
pembebanan pada masa konstruksi.

Balok Komposit Konstruksi Baja II - CMP.B 11


SABRIL HARIS HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas

b. Dengan Penopang

- Beton belum mengeras:


Baja dan beton tidak memikul beban

- Beton sudah mengeras


Seluruh beban dipikul penampang komposit

C fC
fB
B fB

A fA

Tegangan pada pelat beton :


(M DL M LL ) . YC
fC =
n . I tr

(M DL M LL ) . YB
fB =
n . I tr
nilai fB dan fC harus lebih kecil dari fizin beton

Tegangan pada profil baja :


(M DL M LL ) . YB
fB =
I tr

(M DL M LL ) . YA
fA =
I tr
nilai fA dan fB harus lebih kecil dari fizin baja

Balok Komposit Konstruksi Baja II - CMP.B 12


SABRIL HARIS HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas

Metoda LRFD

Tahap perhitungan seperti di atas.

Nilai beban yang diperhitungkan sudah termasuk load factor untuk masing-masing kombinasi,
untuk menghasilkan Mu (momen lentur rencana)

Mn (kuat lentur nominal) dihitung sebagai yang terkecil di antara :


Mn = Strs . fy (baja)
atau
Mn = 0.85 . fc . n . Strc (beton)

Kuat lentur (positif) rencana = b M n

Bila tidak digunakan penopang, maka harus dijaga agar besarnya momen terfaktor perlu, M uD
(akibat berat beton dsb yang telah dikalikan faktor beban mati) pada masa konstruksi tidak
menyebabkan profil baja leleh :

M uD Sx f y ( = b Z x f y 0.9 * 1.1 Sx f y )

4.2 Kuat lentur (momen) negatif

Dapat dihitung dengan dua cara:

4.2.1 Kuat lentur sepenuhnya disumbangkan dari kuat lentur penampang baja saja dengan
mengabaikan aksi komposit (beton tidak diperhitungkan). Cara ini adalah konservatif.
Kuat lentur ditentukan dengan prosedur perhitungan kuat lentur balok baja, dengan nilai
b = 0.90 .

4.2.2 Kuat lentur dihitung dengan menggunakan distribusi tegangan plastik pada penampang
baja dan memperhitungkan konstribusi tegangan plastik dari tulangan yang terpasang di
pelat beton sepanjang lebar efektifnya. Beton dianggap tidak menyumbangkan kekuatan
(tidak memikul tarik). Nilai b = 0.85 .

fyr

Tr
fB
Ts

garis netral plastis

Cs

C fy fy

Balok Komposit Konstruksi Baja II - CMP.B 13


SABRIL HARIS HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas

Dengan menggunakan prinsip keseimbangan :

Tr (tarik-tulangan) + Ts (tarik-profil baja) = Cs (tekan-profil baja)

Nilai Tr dapat diambil sebagai yang terkecil di antara :

a) A r f yr , atau
b) Qn

Selanjutnya yang dapat ditentukan letak garis netral dan kuat lentur penampang.

Balok Komposit Konstruksi Baja II - CMP.B 14


SABRIL HARIS HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas

5. Penghubung Geser

Penghubung geser (shear-connector) pada balok komposit berfungsi menyalurkan gaya geser
horisontal di antara pelat beton dengan profil baja sedemikian sehingga diperoleh satu kesatuan
penampang komposit.

headed stud hooked stud

Hs ds Hs
ds

(a) Stud connectors

Lc

flexibel
channel
tw

tf

(b) Channel connectors

(c) Spiral connectors (d) Angle connectors

Dikenal beberapa jenis penghubung geser yang dilas pada pelat sayap atas profil baja. Bentuk
kepala dan tekukan pada tipe stud dan pelat sayap pada tipe kanal berfungsi menahan pelat beton
agar tidak terpisah secara vertikal akibat lentur. Kuat geser nominal yang dapat disumbangkan
oleh sebuah penghubung geser ditentukan oleh :
geometri dan dimensi penghubung geser
besaran karakteristik beton

Kuat geser nominal tipe stud dan kanal, ditentukan sebagai berikut :

Tipe stud : Q n = 0.5 Astud f c' E c Astud f u

Tipe kanal : Q n = 0.3 ( t fc + 0.5 t wc ) L c f c' E c

Balok Komposit Konstruksi Baja II - CMP.B 15


SABRIL HARIS HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas

Agar diperoleh kuat geser nominal yang optimal, pemasangan stud pada balok baja diatur sebagai
berikut :
Hs 4 ds
selimut beton (cover) lateral 25 mm
6 ds jarak antar penghubung geser dalam arah sumbu balok 8t
jarak antar penghubung geser dalam arah tegak lurus sumbu balok 4 ds
d s 2.5 t f , kecuali bila dipasang tepat di atas pelat badan

H s = tinggi stud, d s = diameter stud,


t = tebal total pelat beton, t f = tebal pelat sayap profil baja

Penghubung geser dipasang dengan jarak seragam (kecuali pada daerah beban terpusat), yang
ditentukan sebagai berikut:

+
L1+ L2+ L+ = min (L1+ , L2+)
L- = min (L1- , L2-)

_
+ +

L1+ L2+ L1_ L2_

a. Jumlah penghubung geser pada sebuah balok yang memikul momen positif ditentukan oleh
panjang daerah momen positif pada balok tsb.

Jumlah penghubung geser yang diperlukan sepanjang L : Ns = C / Qn

(C= 0.85 f c . b eff t )

Jarak antar penghubung geser : l s = L / N s


Jumlah penghubung geser yang dipasang sepanjang ( L1 + L 2 ) = ( L1 , L 2 ) / l s

b. Jumlah penghubung geser pada sebuah balok yang memikul momen negatif ditentukan oleh
panjang daerah momen negatif pada balok tsb.

Perhitungan dilakukan seperti di atas (butir a) untuk momen negatif, dimana harga Q n yang
digunakan adalah gaya ultimat dari tulangan baja (= Tr = A r f yr ) yang disalurkan ke profil
baja, dengan syarat bahwa tulangan-tulangan tersebut dijangkarkan dengan baik hingga
keluar daerah momen negatif balok.

Balok Komposit Konstruksi Baja II - CMP.B 16


SABRIL HARIS HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas

6. Penampang Komposit Parsial

Bila ternyata bahwa harga kuat lentur rencana penampang komposit yang dihitung ( b M n ) jauh
lebih besar daripada kuat lentur perlu ( M u ), jumlah penghubung geser dapat dikurangi sehingga
harga C (gaya tekan pada penampang) ditentukan oleh kuat nominal geser penghubung geser,
( Qn )

Pengurangan jumlah penghubung geser juga dilakukan bila ternyata jumlah penghubung geser
yang diperlukan tidak dapat terpasang mengingat terbatasnya tempat (lebar pelat sayap profil
baja, dsb).

Dalam kedua kasus di atas, penampang direncanakan tidak sekuat penampang komposit penuh.

7. Kuat Geser

Balok komposit perlu pula diperiksa terhadap gaya lintang yang bekerja tegak lurus sumbu balok.
Dalam hal ini, kuat geser balok komposit ditentukan hanya oleh sumbangan kuat geser pelat
badan dari profil baja. Lihat kembali ketentuan mengenai kuat geser profil baja untuk berbagai
nilai kelangsingannya.

Contoh :

h E

Untuk pelat badan dengan tw 2.45 fy penampang kompak

Kuat geser rencana Vn = 0.9 ( 0.6 A w f yw )

Subskrip w menunjukkan bagian pelat badan

Jadi, Vu Vn

Untuk pelat badan tak-kompak dan pelat badan langsing, lihat kembali rumus kuat geser rencana.

8. Lendutan

Lendutan pada balok komposit penuh dihitung dengan rumus mekanika teknik, menggunakan
besaran-besaran penampang transformasi, yaitu :

E Es
I I tr

Beban layan yang diperhitungkan adalah beban hidup.

Untuk lendutan layan : L / 360

Balok Komposit Konstruksi Baja II - CMP.B 17


SABRIL HARIS HG, Ph.D Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas

Selain itu, perlu diperhitungkan pula super-imposed dead-load (finishing dsb) yang bekerja pada
saat penampang komposit telah bekerja.

Apabila digunakan penampang komposit parsial (kuat geser nominal penghubung geser kurang
daripada yang diperlukan pada penampang komposit penuh), maka perlu diperhitungkan
pengaruh slip dan deformasi geser pada penghubung geser. Dalam hal ini, harga momen inersia,
I tr , direduksi menjadi Ieff :

Qn
Ieff = I s + ( I tr - I s )
Cf

dimana : Q n = jumlah kuat geser penghubung geser yang terpasang di antara


posisi momen maksimum dan momen nol.
Cf = besarnya gaya tekan yang bekerja pada pelat beton penampang
komposit penuh, = min (0.85 f c b eff t , A s f y )
Q n / Cf 0.25 untuk mencegah slip yang berlebihan pada balok

Beberapa isu:

Bila beton dicor tanpa penopang/perancah, lendutan awal baja akan cukup besar. Untuk
mengatasi hal tersebut dapat diberikan lawan lendut pada balok baja sebelum dibebani beton.
Lendutan yang cukup besar pada balok sederhana di atas dua tumpuan dapat dikurangi
dengan cara :
- mengurangi tebal pelat beton di daerah tengah bentang (cek kembali M n )

- mengusahakan sambungan semi-kaku pada ujung balok, sehingga mengurangi M u
Bila pengaruh rangkak dan susut beton diperhitungkan, maka harga E c perlu dikoreksi
(direduksi).
Pengaruh vibrasi perlu diperhitungkan pada bangunan dengan beban vibrasi yang cukup besar
(ruangan mesin dsb).

Balok Komposit Konstruksi Baja II - CMP.B 18

Anda mungkin juga menyukai