Anda di halaman 1dari 10

MODUL 6

DESAIN BALOK - LENTUR DAN GESER (BAGIAN KEDUA)

6.1. TEKUK TORSI LATERAL (LATERAL-TORSIONAL BUCKLING)

 Panjang elemen balok tanpa dukungan secara lateral dapat mengalami tekuk torsi lateral
akibat beban lentur yang terjadi (momen lentur).

(a)

(b)

Gambar 9. Tekuk torsi lateral WF yang diberlakukan momen konstan

Struktur Baja II Pusat Pengembangan Bahan Ajar


‘11 1 Dr. Ir. Djamal Muhammad Abdat, MT. Universitas Mercu Buana
 Tekuk torsional-lateral pada dasarnya adalah sama dengan tekuk lentur atau tekuk-torsional

lentur kolom yang diberlakukan beban aksial.

- Kesamaannya adalah juga fenomena tipe tekuk bifurkasi.

- Perbedaannya adalah tekuk torsional-lateral disebabkan oleh beban lentur (M), dan

deformasi tekuk dipasangkan dalam arah torsi dan lateral.

 Terdapat satu perbedaan penting. Untuk suatu kolom, beban aksial penyebab tekuk

adalah tetap konstan sepanjang elemen. Tetapi, untuk balok, biasanya tekuk torsioanal-

lateral disebabkan momen lentur M(x) yang bervariasi sepanjang elemen tak terkekang.

- Situasi terburuk adalah untuk balok yang dibebani momen lentur seragam sepanjang

balok tak terkekan, mengapa?

6.1.1 TEKUK TORSI-LATERAL –MOMEN LENTUR SERAGAM

 Dengan meninjau suatu balok sederhana, dibebabani empat titik beban sebagaimana

ditunjukkan dalam Gambar dibawah ini. Bentang tengah balok diberlakukan momen lentur

seragam, uniform bending moment M. Asumsikan bahawa kekangan lateral disediakan

pada titik-titik beban.

P P

Lb

 Panjang tanpa kekangan secara lateral = Lb .

 Bila panjang tanpa kekangan secara lateral Lb adalah lebih kecil atau sama dengan

panjang plastis L p , maka tekuk torsi lateral (lateral torsional buckling) bukan suatu

problem dan balok akan mencapai kekuatan plastisnya M p .

Struktur Baja II Pusat Pengembangan Bahan Ajar


‘11 2 Dr. Ir. Djamal Muhammad Abdat, MT. Universitas Mercu Buana
 L p = 1.76 ry x E / Fy - Untuk elemen I dan Kanal

 Bila Lb > L p , maka tekuk torsi lateral akan terjadi dan kapasitas momen balok akan

direduksi dibawah kekuatan plastis M p sebagaimana disajikan dalam Gambar 10 dibawah

ini.

Mn = Mp
  Lb  L p  
M n   M p  ( M p  M r )  
Zx Fy = Mp
  L L 
 r p  

Sx (Fy – 10) = Mr  2 EI y   2 ECw 


Mn =  GJ  
L2b  L2b 
Moment Capacity, M n

Lp Lr
Unbraced length, Lb

Gambar 10. Kapasitas momen ( M n ) versus panjang tanpa support ( Lb ).

 Sebagaimana disajikan dalam Gambar 10 diatas, momen tekuk torsi lateral ( M n = Mcr)

adalah suatu fungsi dari panjang tanpa pengaku lateral Lb dan dapat dihitung dengan

menggunakan persamaan:

2
   E 
M n  M cr  E  I y  G  J     I y  Cw
Lb  Lb 

dimana, M n = kapasitas momen

Lb = panjang tanpa kekangan lateral.

M cr = momen tekuk torsi lateral kritis.

E = 29000 ksi; G = 11,200 ksi

Struktur Baja II Pusat Pengembangan Bahan Ajar


‘11 3 Dr. Ir. Djamal Muhammad Abdat, MT. Universitas Mercu Buana
Iy = momen inersia untuk sumbu y (in4)

J = konstanta torsi (in4) dari manual AISC

Cw = warping constant (in6) dari manual AISC

 Persamaan ini hanya berlaku untuk tekuk torsi lateral ELASTIS (seperti persamaan Euler).

Dengan demikian ini hanya akan bekerja sepanjang penampang adalah elastis dan tidak

ada bagian penampang yang telah leleh.

 Pada saat bagian penampang mencapai tegangan leleh Fy, persamaan tekuk torsi lateral

elastic tidak dapat digunakan.

Lr adalah panjang tanpa kekangan yang berkaitan dengan momen tekuk torsi lateral.

Mr = 0.70 Sx Fy.

Mr akan mencapai pelelehan penampang berkaitan tegangan sisa (residual stresses).

 Bilamana panjang tanpa kekangan ( Lb ) adalah lebih kecil dari Lr , maka persamaan tekuk

torsi lateral elastis tidak dapat digunakan.

 Bilamana panjang tanpa pengaku ( Lb ) adalah lebih kecil dari Lr tetapi lebih besar dari

panjang plastis L p , maka tekuk torsi lateral Mn diberikan dalam persamaan berikut ini:

  Lb  L p  
Bila L p  Lb  Lr  M n   M p  ( M p  M r ) 
 
  Lr  L p  

Ini adalah interpolasi antara ( L p , M p ) dan ( Lr , M r )

Lihat kembali Gambar 10.

6.1.2 KAPASITAS MOMEN BALOK- MOMEN LENTUR TAK SERAGAM

 Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, kasus dengan momen lentur seragam adalah

terjelek (worst) untuk tekuk torsi-lateral.

Struktur Baja II Pusat Pengembangan Bahan Ajar


‘11 4 Dr. Ir. Djamal Muhammad Abdat, MT. Universitas Mercu Buana
 Untuk kasus-kasus dengan momen lentur tak-seragam (non-uniform bending moment),

maka tekuk torsi-lateral adalah lebih besar (greater) bila dibandingkan dengan kasus

dengan momen seragam.

 Spesifikasi AISC menyatakan, bahwa:

Momen tekuk torsi-lateral untuk kasus momen lentur tak-seragam adalah

= Cb x kasus momen tekuk torsi-lateral untuk momen seragam.

 Cb selalu > 1.0 untuk momen lentur tak seragam (for non-uniform bending moment).

Cb = 1.0 untuk momen lentur seragam (for uniform bending moment).

- Secara konservatif ometimes, diasumsikan Cb = 1.0.

12.5 M max
 Cb 
2.5 M max  3 M A  4 M B  3 M c

dimana, M max = nilai momen lentur maksimum, dalam bentang Lb

M A = nilai momen lentur pada titik seper empat dari Lb

M B = nilai momen lentur pada titik setengah dari Lb

M C = nilai momen lentur pada titik tiga per empat dari Lb

Kapasitas momen Mn untuk kasus momen lentur tak seragam:

M n = Cb x {Mn untuk kasus momen lentur seragam}  M p

- Penting untuk dicatat, bahwa kapasitas momen lentur yang bertambah untuk kasus

momen tak-seragam tidak mungkin melebihi nilai M p .

- Karena itu, bila nilai-nilai yang dihitung > M p , maka harus direduksi menjadi M p

Struktur Baja II Pusat Pengembangan Bahan Ajar


‘11 5 Dr. Ir. Djamal Muhammad Abdat, MT. Universitas Mercu Buana
Mp

Mr
Moment Capacity, Mn

Cb = 1.5
Cb = 1.2
Cb = 1.0

Lp Lr
Unbraced length, Lb
Gambar 11. Kapasitas momen versus Lb untuk kasus momen tidak seragam (non-uniform).

6.2. DEFLEKSI BALOK LENTUR - KEMAMPUAN LAYAN

 Balok-balok baja didesain untuk beban desain terfaktor. Kapasitas momen, seperti kekuatan

momen terfaktor ( b M n ) selayaknya lebih besar dari momen ( M n ) yang disebabkan

oleh beban-beban terfaktor.

 Suatu struktur yang mempunyai kemampuan layan merupakan suatu struktur yang dapat

memberikan kinerja baik, tidak mengakibatkan ketidaknyamanan, atau persepsi dari

ketidaknyamanan bagi penghuni atau pengguna struktur.

Untuk suatu balok, dapat melayani (serviceable) bermakna bahwa deformasi-deformasi,

terutama vertikal, atau defleksi, haruslah dibatasi.

Defleksi maksimum balok desain diperiksa pada beban-beban layan. Defleksi yang

berkaitan beban layan ini harus lebih kecil dari nilai-nilai yang telah ditetapkan

peraturan.

Struktur Baja II Pusat Pengembangan Bahan Ajar


‘11 6 Dr. Ir. Djamal Muhammad Abdat, MT. Universitas Mercu Buana
 Spesifikasi AISC memberikan tuntunan, bahwa: defleksi selayaknya diperiksa. Batas-batas

yang sesuai dengan defleksi dapat diperoleh dari peraturan bangunan.

 Nilai-nilai defleksi berikut ini adalah nilai-nilai defleksi total yang diizinkan (beban hidup

layan/service live load) :

 Kontruksi lantai yang dilapis plester (Plastered floor construction)  L/360

 Kontruksi lantai yang tidak dilapis plester (Unplastered floor construction)  L/240

 Kontruksi atap yang tidak dilapis plester (Unplastered roof construction)  L/180

 Dalam contoh berikut, diasumsikan bahwa tekuk lokal dan tekuk torsi-lateral tidak akan

dikontrol dalam keadaan batas, seperti misalnya penampang adalah kompak dan secara

lateral dikekang sepanjang bentang.

Struktur Baja II Pusat Pengembangan Bahan Ajar


‘11 7 Dr. Ir. Djamal Muhammad Abdat, MT. Universitas Mercu Buana
Contoh 1 :

Desain balok sederhana sebagaimana disajikan dibawah ini, diberlakukan beban mati

terdistribusi merata 450 lbs/ft dan beban hidup merata 550 lbs/ft. Beban mati tersebut tidak

termasuk berat sendiri. Panjang balok adalah 30 ft .

 Step 1. Menghitung beban desain terfaktor (tanpa berat sendiri).

wu = 1.2 wD + 1.6 wL =1,42 kips/ft  Mu = wu L2 / 8 = 1.42 x 302 / 8 = 159.75 kip-ft.

 Step 2. Seleksi penampang paling ringan dari tabel-tebel desain manual AISC.

Pilih W14x30 dibuat dari mutu baja 50 ksi dengan  b Mp = 177,0 kip-ft.

 Step 3. Pemeriksaan defleksi pada beban hidup layan

 = 5 w L4 / (384 E Ix) = 5 x (0.55/12) x (30 x 12)4 / (384 x 29000 x291 )

 = 1,18 in > L/360 - untuk konstruksi yang dilapis plester

 Step 4. Desain ulang dengan defleksi beban-layan sebagai kriteria desain

L /360 = 1.0 in. > 5 w L4/(384 E Ix)  Ix > 343,38 in4

Pilih penampang dari tabel-tabel seleksi moment of inertia dalam tabel manual AISC.

Pilih: W16x31

W16 x 31 dengan Ix = 375 in4 dan  bMp = 203 kip-ft (50 ksi steel).

Defleksi pada beban layan   = 0.91 in. < L/360 - OK!

Perhatikan bahwa kriteria desain kemampuan layan (serviceability) telah digunakan dalam
mengontrol desain penampang

Struktur Baja II Pusat Pengembangan Bahan Ajar


‘11 8 Dr. Ir. Djamal Muhammad Abdat, MT. Universitas Mercu Buana
Contoh 2. Desain balok sebagaimana disajikan dibawah ini. Beban mati dan hidup tidak

terfaktor disajikan dalam gambar tersebut.

10 kips (beban hidup)

0.75 k/ft. (beban hidup)

15 ft. 0.67 k/ft. (beban mati)

30 ft.

 Step 1. Menghitung Beban Desain Terfaktor (tanpa berat sendiri).

wu = 1.2 wD + 1.6 wL = 1.2 x 0.67 + 1.6 x 0.75 = 2.004 kips / ft.

Pu = 1.2 PD + 1.6 PL = 1.2 x 0 + 1.6 x 10 = 16.0 kips

Mu=wu L2/8+Pu L/4 = 225.45 + 120 = 345.45 kip-ft.

 Step 2. Seleksi penampang paling ringan dari tabel-tabel manual AISC.

Pilihlah W21x44 yang dibuat dari mutu baja 50 ksi dengan  bMp = 358.0 kip-ft.

Berat sendiri = wsw = 44 lb/ft.

 Step 3. Pemeriksaan defleksi pada beban hidup layan.

Beban-beban layan

 Beban merata = w = 0.75 kips/ft.

 Beban terpusat = P = L = 10 kips = 10 kips

Defleksi akibat beban merata =  d = 5 wL4/(384 EI)

Defleksi akibat beban terpusat =  c = P L3/(48 EI)

Dengan demikian, defleksi beban layan   =  d +  c

 = 5 x 1.464 x 3604 / (384 x 29000 x 12 x 843) + 10 x 3603 / (48 x 29000 x 843)

 = 0.56 + 0.3976 = 0,96 in.

Struktur Baja II Pusat Pengembangan Bahan Ajar


‘11 9 Dr. Ir. Djamal Muhammad Abdat, MT. Universitas Mercu Buana
Asumsi konstruksi lantai diplester   max = L/360

 max = L/360 = 360/360 = 1.0 in   <  max - OK!

Struktur Baja II Pusat Pengembangan Bahan Ajar


‘11 10 Dr. Ir. Djamal Muhammad Abdat, MT. Universitas Mercu Buana

Anda mungkin juga menyukai