Anda di halaman 1dari 20

(QS: Al Baqarah: 188)

Design of Earthquake Resistance Steel Fra 1


me
Design of Plate & Beam Reinforced
Concrete
Session 2
Flexural Behavior of Reinforced Concrete

2
Un Cracked Section of Plain Concrete
Behavior

Saat penampang beton polos masih utuh, maka tegangan normal akan terjadi
pada seluruh penampang baik tegangan tarik mauapun tegangan tekan yang
terdistribusi secara linier

Design Of Plate & Beam Reinforced Concrete


Cracked Section

Apabila bebannya bertambah maka, pada balok terjadi deformasi dan


regangan tambahan yang menyebabkan timbulnya (atau bertambahnya) retak
lentur di sepanjang bentang balok.

Bila bebannya semakin bertambah, pada akhirnya akan menyebabkan


keruntuhan elemen struktur, yaitu pada saat beban luarnya mencapai
kapasitas elemen

Design Of Plate & Beam Reinforced Concrete


Cracked Section

Jika balok dikekang pergerakan arah horizontal nya (tumpuan sendi-sendi)


maka akan timbul perlawanan pada balok beton (tidak runtuh seketika) dan
hanya timbul keretrakan di 1 lokasi yaitu tengah bentang, .

Perlawanan tersbeut menimbulakan tegangan tekan pada sisi atas balok


beton, yang terdistribusi secara parabolic, sedangkan pada bagian bawah tidak
ada (karena beton tleah gagal tarik)

Design Of Plate & Beam Reinforced Concrete 5


Reinforced Concrete Behavior

Pada kejadian momen lentur positif, ragangan tekan terjadi pada bagian atas balok, dan pada
bagian bawah tampang balok terjadi regangan tarik.
Regangan –regangan ini menimbulkan tegangan tekan disebelah atas dan tegangan tarik di
bagian bawah, yang harus di tahan oleh balok.

Agar stabilitas terjamin, balok sebagai bagian sistem , harus mampu menahan tegangan tekan
dan tarik tsb.

Design Of Plate & Beam Reinforced Concrete 6


Reinforced Concrete
Asumsi untuk analisis/design penampang

1. Asas Bernoulli:
Penampang rata tetap rata dan
tegak lurus sumbu memanjang-
nya, setelah elemen mengalami
lentur.

2. Asas Navier: e
Regangan pada penampang Distr. linier
garis netral
terdistribusi secara linier
(berbanding lurus thd jaraknya
dari grs.netral)
Tidak berlaku untuk struktur lentur tinggi:
- bentang sederhana: h/L  4/5
- balok menerus: h/L  2/5
Design Of Plate & Beam Reinforced Concrete
Reinforced Concrete
Asumsi untuk analisis/design penampang

3. Regangan desak maks. untuk beton pada serat tepi desak ecu = 0,003

4. Distribusi tegangan desak beton dapat dianggap berbentuk:


parabola, trapesium atau empat persegi panjang (E.P.P)

Tepi desak
ecu = 0,003
Digunakan
dalam:
garis netral
ACI 318
dan
SNI
Parabola Trapesium E.P.P.
5. Bagian tarik beton diabaikan

Design Of Plate & Beam Reinforced Concrete


Reinforced Concrete

utk memperhitungkan pengaruh beban jangka panjang Untuk perancangan penampang beton,
Reduksi 15% perilaku desak beton disederhanakan
f c´
menjadi:
Tegangan desak sc [Mpa]

0,85fc´ 1
2 1. Parabola
3 2. Parabola + Garis Lurus
4
3. Gr.Lurus + Gr.Lurus  Trapesium
4. Blok empat psg. panjang

a digunakan dlm ACI 318


c
Regangan c in [‰] dan SNI

Design Of Plate & Beam Reinforced Concrete


Stress-Strain Distibution Reinforced concrete

ecu = 0,003 0,85.fc´

a = b1.c
c

Mn
Reg. Baja tlg.

Penampang beton Distribusi regangan Distribusi tegangan (s)


(e) dengan blok beton tekan
dengan beban empat persegi panjang
momen lentur (+)
Faktor 0,85  utk memperhitungkan pengaruh beban jangka
panjang
Faktor b1  utk conversi bentuk parabola persegi
0 Design Of Plate & Beam Reinforced Concrete
Reinforced concrete

6. Tegangan tarik baja dianggap elastis linier – plastis:


Tegangan tarik baja fs

es < ey  f s = es . E s
fy

es  ey  f s = f y
ES = 200 000 MPa

y u
Regangan tarik baja s

1 Design Of Plate & Beam Reinforced Concrete


Distribusi Tegangan Desak Beton Bentuk E.P.P

Tepi desak ecu = 0,003

c a a = b1 c

garis netral

h 0,85 f´c

f´c  28 MPa  b1 = 0,85


f´c > 28 MPa  b1 = 0,85 – (0,05. ((f´c – 28)/7) dan b1  0,65
2 Design Of Plate & Beam Reinforced Concrete
Perancangan Elemen dengan Beban Lentur

ecu = 0,003 0,85 f´c

a = b1 c
a c
Cc
garis netral

d (d – a/2)
h
As
T
b es  ey
Asumsi: Tegangan Baja Tulangan
mencapai teg. leleh fy

3 Design Of Plate & Beam Reinforced Concrete


TULANGAN KEADAAN SEIMBANG (BALANCE CONDITION)

Keadaan Seimbang (BalanceCondition):  regangan beton mencapai ecu = 0,003

Keadaan ini hanya teoritik  regangan tarik baja tepat mencapai tegangan leleh ey
0,85 f´c
saja  di atas kertas ! ecu = 0,003
a b = b1 c b
ab cb
Ccb
garis netral

d (d – ab/2)
h
Asb = ?
Tb
b es = ey
Tegangan Baja Tulangan tepat
0,003
mencapai teg. leleh fy
cb  d
0,003   y
4 Design Of Plate & Beam Reinforced Concrete
Rasio Tulangan Maksimum

Jika digunakan tulangan baja tarik dengan mutu (Fy)


kurang dari 420 Mpa, SNI Beton menetapkan pembatasan
penulangan tarik, yaitu jumlah tuangan tarik tidak boleh
melebihi 0,75 dari jumlah tulangan baja tarik yang diperlukan
untuk mencapai keseimbangan regangan:

a  0,75ab

Apabila jumlah batas penulangan tsb dapat dipenuhi akan


memberikan jaminan bahwa kehancuran daktail dapat berlangsung
dengan diawali meluluhnya tulangan baja tarik terlebih dahulu dan
tidak terjadi kehancuran getas yang bersifat mendadak.

5 Design Of Plate & Beam Reinforced Concrete


Reinforcement Condition

• Jika a < 0,75 ab (under Reinforced)


beton rusak daktail  baja tulangan luluh terlebih
dahulu sebelum beton tekan hancur--> Recomended
• Jika a = 0,75 ab (balance)
Beton rusak getas Beton tekan hancur bersamaan
dengan baja luluh
• Jika a>0,75 ab (over Reinforced)
Beton rusak getas beton tekan hancur terlebih
dahulu sebelum baja tulangan luluh
6 Design Of Plate & Beam Reinforced Concrete
SNI 2847:2013
KHUSUS BAJA TULANGAN DENGAN Fy ≥ 420 Mpa

SNI mengatur batas-batas regangan tulangan baja pada beton bertulang


sebagai berikut:

1. Penampang Terkendali tekan (kondisi balance)


SNI mengijinkan kondisi tulangan hingga kondisi regangan berimbang, namun
konsekuensinya faktor reduksi kekuatan tampang turun menjadi f=0,65. Pada
kondisi ini saat beton mencapai regangan hancur baja tulangan mencapai
regangan leleh nya (ey= 0,002)

2. Penampang terkendali tarik ( fully under Reinforced)


Penampang terkendali tarik adalah kondisi fully underreinforced sehingga
faktor reduksi kekuatan tampang naik hingga maksimal menjadi f=0,9. Pada
kondisi ini saat beton mencapai regangan hancur (e = 0,003)  baja tulangan
terluar mencapai regangan e ≥ 0,005)
7 Design Of Plate & Beam Reinforced Concrete
SNI 2847:2013
KHUSUS BAJA TULANGAN DENGAN Fy ≥ 420 Mpa
SNI mengatur batas-batas regangan tulangan baja pada
beton bertulang sebagai berikut:

3. Regangan min tulangan tarik (min. Under reinforced)


SNI mengatur regangan minimum pada baja tarik
terluar saat kekuatan nominal (reegangan beton ec=
0,003) adalah et= 0,004, dengan faktor reduksi
kekuatan f diinterpolasi antara 0,65 – 0,9 .

8 Design Of Plate & Beam Reinforced Concrete


SNI 2847:2013

Baja tulangan dengan Fy ≥ 420 Mpa


ecu = 0,003

garis netral

d
h
Asb
eys = 0,002
b
Penampang terkendali tekan (balanced Condition)

9 Design Of Plate & Beam Reinforced Concrete


Reduction strength factor
SNI 2847:2013

0 Design Of Plate & Beam Reinforced Concrete 20

Anda mungkin juga menyukai