Anda di halaman 1dari 34

DESAIN PELAT DAN BALOK

DESAIN PELAT DAN BALOKEntrepreneurship


Respect, Professionalism, & BETON
BETON

TEORI KEKUATAN LENTUR


BERDASARKAN SNI 2847-2013
PERTEMUAN KE-2

PENGAMPU : Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


Sub Topik Bahasan
a. Dasar Kekuatan Lentur Nominal
b. Distribusi Tegangan Persegi dari Whitney
c. Analisis Penampang Persegi bertulangan tarik
d. Keadaan Regangan berimbang
e. Rasio Tulangan maksimum
f. Rasio Tulangan minimum

Page 2 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


DASAR KEKUATAN LENTUR NOMINAL

SEBELUM RETAK SETELAH RETAK

Apabila bebannya bertambah maka, pada balok terjadi deformasi


dan regangan tambahan yang menyebabkan timbulnya (atau
bertambahnya) retak lentur di sepanjang bentang balok.

Page 3 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


DASAR KEKUATAN LENTUR NOMINAL

RETAK BETON BERTULANG

Pada kejadian momen lentur positif, ragangan tekan terjadi pada bagian atas balok, dan pada
bagian bawah tampang balok terjadi regangan tarik.
Regangan –regangan ini menimbulkan tegangan tekan disebelah atas dan tegangan tarik di
bagian bawah, yang harus di tahan oleh balok.

Agar stabilitas terjamin, balok sebagai bagian sistem , harus mampu menahan tegangan
tekan dan tarik tsb.

Page 4 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


ASUMSI UNTUK ANALISIS DAN DESAIN PENAMPANG

3. Regangan desak maks. untuk beton pada serat tepi desak ecu = 0,003

4. Distribusi tegangan desak beton dapat dianggap berbentuk:


parabola, trapesium atau empat persegi panjang (E.P.P)

Tepi desak
ecu = 0,003
Digunakan
dalam:
garis netral
ACI 318
dan
SNI
Parabola Trapesium E.P.P.

5. Bagian tarik beton diabaikan

Page 6 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


PENAMPANG BETON

utk memperhitungkan pengaruh beban jangka panjang


Untuk perancangan penampang beton,
Reduksi 15% disederhanakan menjadi:
fc´
Tegangan desak sc [Mpa]

0,85fc´ 1
2 1. Parabola

3 2. Parabola + Garis Lurus


4
3. Gr.Lurus + Gr.Lurus  Trapesium

4. Blok empat psg. panjang

a digunakan dlm ACI 318


c
Regangan ec in [‰] dan SNI
Distribusi Tegangan Desak Beton Bentuk E.P.P
0,85f’c

f´c  28 MPa  b1 = 0,85


f´c > 28 MPa  b1 = 0,85 – ((f’c-28)/7 )*0,05 atau
b1 = 0,85 – (f’c-28)*0,007 dan b1  0,65
Page 8 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB
ASUMSI UNTUK ANALISIS DAN DESAIN PENAMPANG

6. Tegangan tarik baja dianggap elastis linier – plastis:

es < ey  fs = es . Es
Tegangan tarik baja fs

fy

es  ey  fs = fy
ES = 200 000 MPa

ey eu
Regangan tarik baja es
ASUMSI UNTUK ANALISIS DAN DESAIN PENAMPANG

Beban yang terjadi pada struktur : a.l: Menyebabkan adanya lentur dan
Beban gravitasi, beban2 lain, susut, beban deformasi pada elemen struktur
krn perubahan temperatur.

Lentur pada balok merupakan akibat


dari adanya regangan yang timbul
karena adanya beban luar

Page 10 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


Asumsi-asumsi PENAMPANG LENTUR DAN
AKSIAL BERDASARKAN SNI 2847-2013
Dalam proses disain suatu balok beton bertulang dengan
metode kekuatan (Strength Design Method) atau yang
dikenal pula dengan metode ultimit, mengambil
beberapa asumsi sebagai berikut :
• Regangan yang terjadi pada beton dan tulangan
baja adalah sama
• Regangan pada beton berbanding lurus terhadap
jaraknya ke sumbu netral penampang

Page 12 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


Asumsi-asumsi PENAMPANG LENTUR DAN
AKSIAL BERDASARKAN SNI 2847-2013
Asumsi-asumsi PENAMPANG LENTUR DAN
AKSIAL BERDASARKAN SNI 2847-2013
Distribusi Tegangan Tekan Ekuivalen
• Hubungan antara tegangan dan regangan tekan beton dapat dihitung
berdasarkan kurva pengujian tegangan-regangan, atau dapat diasumsikan
berbentuk persegi empat, trapesium, parabola atau bentuk lain yang dapat
merepresentasikan kuat lentur dari penampang.
• Guna penyederhanaan dalam analisis maupun disain penampang beton,
maka dalam SNI 2847:2013 pasal 10.2.7, diijinkan untuk menggunakan
distribusi blok tegangan ekuivalen berbentuk empat persegi panjang untuk
perhitungan kuat lentur nominal.
• Model blok tegangan tersebut sering juga dikenal sebagai Blok Tegangan
Whitney, yang pertama kali diperkenalkan dalam jurnal ACI di tahun 1937.
Distribusi Tegangan Tekan Ekuivalen

Blok tegangan tersebut didefinisikan sebagai berikut :


• tegangan tekan merata sebesar 0,85f /c diasumsikan
terdistribusi merata pada daerah tekan ekuivalen yang
dibatasi oleh tepi penampang dan suatu garis lurus
yang sejajar sumbu netral sejarak a = b1c dari serat
beton yang mengalami regangan tekan maksimum
• Jarak c dari serat dengan regangan tekan maksimum
ke sumbu netral harus diukur tegak lurus sumbu
tersebut
• Faktor b1 dapat dihitung sebagai berikut :
– untuk kuat tekan beton, f /c < 28 Mpa b = 0,85
b11 0,85  0,05
f c  28
7
– untuk 28 MPa < f /c < 56 MPa

– Untuk f /c lebih dari 56 Mpa b1 = 0,65


REGANGAN PENAMPANG
Ketentuan mengenai perencanaan beton bertulang biasa maupun
beton prategang dalam SNI 2847:2013 pasal 10.3, didasarkan pada
konsep regangan yang terjadi pada penampang beton dan tulangan
baja. Secara umum ada 3 (tiga) macam jenis penampang yang dapat
didefinisikan :
• Kondisi regangan seimbang (balanced strain condition)
• Penampang dominasi tekan (compression controlled section)
• Penampang dominan tarik (tension controlled section)
Penampang lain yang berada di antara penampang dominan tekan dan
dominan tarik, dinamakan berada pada daerah transisi. Di samping itu
ditambahkan pula bahwa regangan tarik, et, pada kuat nominal di daerah
transisi, tidak boleh kurang dari 0,004 untuk setiap komponen struktur
lentur tanpa beban aksial, ataupun bila ada beban aksial tidak melebihi
0,10∙f /c ∙Ag. Dengan Ag adalah luas gross penampang beton.

Page 16 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


REGANGAN PENAMPANG
• Kondisi regangan seimbang (balanced strain
condition/ BSC), terjadi pada suatu penampang ketika
tulangan baja tarik mencapai regangan luluh, ey,
sedangkan beton yang tertekan mencapai regangan
ultimitnya sebesar 0,003. Penampang demikian
dinamakan sebagai penampang seimbang.

Page 17 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


REGANGAN PENAMPANG
• Penampang dominasi tekan
(compression controlled section
/ CCS), terjadi apabila regangan
tulangan tarik terluar sama atau
kurang dari batasan regangan yang
diijinkan, sedangkan beton
mencapai regangan ultimit sebesar
0,003. Untuk tulangan baja dengan
fy = 400 MPa, maka batasan
regangan tekan tersebut adalah
sama dengan 0,002. Kasus ini
pada umumnya terjadi pada
komponen struktur kolom yang
menerima gaya aksial dan momen
lentur. KERUNTUHAN TERJADI
TIBA-TIBA.

Page 18 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


REGANGAN PENAMPANG

• Penampang dominan tarik


(tension controlled section
/ TCS), terjadi ketika
regangan baja mencapai
0,005 atau lebih, yang terjadi
ketika beton mencapai
regangan ultimitnya sebesar
0,003. MEMPERLIHATKAN
TANDA-TANDA
KERUNTUHAN.

Page 19 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


REGANGAN PENAMPANG
BATASAN NILAI REGANGAN PENAMPANG
Nilai f ditentukan berdasarkan regangan tarik pada serat terluar (net
tensile strain, et)

Page 21 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


Faktor Reduksi Kekuatan
Kuat nominal dari suatu komponen struktur (baik yang
memikul lentur, beban aksial, geser maupun puntir),
yang dihitung berdasarkan kaidah – kaidah yang berlaku,
harus dikalikan dengan suatu faktor reduksi yang
besarnya kurang dari satu.
Dalam SNI 2847:2013, pasal 9.3 digunakan beberapa
nilai faktor reduksi kekuatan, f, sebagai berikut :

• untuk penampang dominan tarik f = 0,90


• untuk penampang dominan tekan
dengan tulangan spiral f = 0,75
tulangan non-spiral f = 0,65
• untuk geser dan puntir f = 0,75
• untuk tumpu pada beton f = 0,65
Page 23 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB
GRAFIK NILAI f
Grafik ini berlaku untuk baja tulangan 420 MPa dan baja Prategang

Untuk komponen struktur lentur beton bertulang, nilai et harus sama atau
lebih besar daripada 0,004 !

Page 24 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


GRAFIK NILAI f
Grafik ini berlaku untuk semua mutu baja tulangan, dengan e ccl  e y
e t  e ccl
f  0,75  0,15
0,005  e ccl

e t  e ccl
f  0,65  0,25
0,005  e ccl

e t  e ccl

Untuk komponen struktur lentur beton bertulang, nilai et harus sama atau
lebih besar daripada 0,004 !

Page 25 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


RASIO TULANGAN BALANCE

Momen nominal dari suatu


C=T balok persegi bertulangan
/
0,85 f cabb = Asbfy tunggal dihitung dengan
mengalikan nilai C atau T
Asb  f y pada Gambar dengan jarak
ab 
0,85 f / c b antara kedua gaya
0,003 0,003 600
cb  d d d
0,003  e y f
0,003  y 600  f y
Es
ab  cb  b1 Asb f /c  600 
b   b  0,85  b1  
bd fy  600  f y 
 

Page 29 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


RASIO TULANGAN MAKSIMUM
• SNI 2847:2013 pasal 10.3.5 mensyaratkan bahwa nilai et pada
kondisi kuat lentur nominal harus lebih besar atau sama dengan
0,004.

C=T
0,85 f /cabb = Asbfy

Asb
b 
bd

ab Asb  f y b f y d
cb   
b1 0,85 f / c b1b 0,85 f / c b1 c

 c  cb 0,003  0,003
 
  f yd cb b d b d 0,003  e t b 0,003  f y
c
0,85 f / c b1 Es

 0,003  f y / Es 
 m aks     b
 0,003  e t 
RASIO TULANGAN MAKSIMUM
 0,003  f y / Es 
 m aks     b
 0,003  e t 

• et = 0,004 fy =240 MPa ρmaks =0,6 ρb


fy =400 MPa ρmaks =0,714 ρb
• et = 0,005 fy =240 MPa ρmaks =0,525 ρb
fy =400 MPa ρmaks =0,625 ρb
Tulangan Minimum:
Luas tulangan minimum As,min :
(dipilih nilai terbesar)
As,min = (1,4/fy).bw.d
f c´
As , min   bw  d
4 fy

Atau dapat dinyatakan dalam rasio tulangan


f c 1,4
 min  
4 fy fy

Page 32 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


(TERTUMPU SEDERHANA)

Anda mungkin juga menyukai