Pertemuan 5
Mata Kuliah : Perancangan Struktur Bangunan
Gedung Tahan Gempa
Kode Mata Kuliah : 51113511
Pengampu : Ranny Adriana, S.T., M.T.
Semester : VII
Bobot SKS : 4 SKS
Hari/Jam Kuliah/ : Selasa/08:40-12:00 WIB
Selasa/13:00-16:20 WIB
Rabu/13:00-16:20 WIB
Kamis/08:40-12:00 WIB
3
4
5
KUAT PERLU DAN KOMBINASI PEMBEBANAN
6
KUAT PERLU DAN KOMBINASI PEMBEBANAN
7
Faktor Reduksi Kekuatan f
Beberapa nilai f yg penting, untuk: SNI 03-2847-2002 SNI 03-2847-2013
8
Faktor Reduksi Kekuatan f
9
f
GRAFIK NILAI REDUKSI KEKUATAN SNI 2847:2013
Untuk komponen struktur lentur beton bertulang, nilai et harus sama atau
lebih besar daripada 0,004 !
Page 10
Material baja (SNI 2013)
• SNI membatasi nilai fy baja tidak lebih dari
400 MPa. Hal ini disebabkan jika
menggunakan baja dengan mutu yang tinggi
dapat menyebabkan timbulnya tegangan
lekatan yang tinggi antara baja tulangan dan
beton, yang pada akhirnya dapat memicu
kegagalan mekanisme lekatan khususnya pada
saat elemen struktur mengalami beban gempa
yang sifatnya bolak balik (siklik).
11
Material Baja (SNI 2013)
• Overstrenght factor (f0)= 1,25 merupakan rasio kuat leleh
aktual terhadap kuat leleh spesifikasi (yang disyaratkan).
fu = 1,25 fy perbesaran ini dimaksudkan untuk
mengantisipasi kuat lebih yang dimiliki oleh baja tulangan
lentur yang digunakan.
• Overstrenght factor digunakan untuk perencanaan struktur
yang berbasis terhadap konsep desain kapasitas dan
digunakan untuk merencanakan elemen struktur yang
diharapkan tetap elastik pada saat sendi plastis terbentuk.
• Panjang sendi plastis yang terbentuk pada dasarnya
merupakan cerminan dari sifat hardening baja. Sifat
hardening ini diperlukan agar dapat terjadi perambatan
kelelehan (redistribusi) ke arah tengah bentang setelah
tercapainya momen leleh pada penampang didekat muka
tumpuan.
12
Material baja (SNI 2013)
• Panjang sendi plastis yang
terbentuk pada dasarnya
merupakan cerminan dari
sifat hardening baja. Sifat
hardening ini diperlukan
agar dapat terjadi
perambatan kelelehan
(redistribusi) ke arah
tengah bentang setelah
tercapainya momen leleh
pada penampang didekat
muka tumpuan (Imran,
2010)
13
Perencanaan SRPMK
Prosedur Perencanaan SRPMK
1. Balok Lentur dan Penulangan Longitudinal
https://hastomiaf.wordpress.com/2013/09/28/d
esain-struktur-beton-dengan-srpmk-22/
Persyaratan Balok
he he h
Lb b
1. Gaya aksial desak terfaktor (P/f) tidak melebihi 0,1.f’c.Ag
2. Bentang bersih balok Lb tidak boleh kurang dari 4x tinggi efektif balok
3. Perbandingan h/b tidak boleh kurang dari 0,3
4. Lebar balok > 25 cm dan minimum sama atau lebih lebar dari lebar kolom
Maksudnya :
1. Gaya aksiak desak balok harus kecil
2. Eleman balok merupakan elemen langsing (tidak merupakan elemen gemuk)
3. Supaya tidak terjadi lateral buckling
4. Supaya relatif kaku, stabil dan sistim pendukung/penyaluran beban yang baik
Redistribusi Momen
Contoh Redistribusi Momen
(Erathquake Dominant Load – ELD)
Trial 1
Misal M- coba = 92 tm, redistribusi 8 % < Maks 15 %.
M n M coba 389 3 92
M 37,67 Tm
n 3
Trial 2
Misal M- coba = 85,8 tm, redistribusi 14,2 % < Maks 15 %.
M n M coba 389 3 85,8
M 43,87Tm
n 3
Kontrol : 50 % M- maks = 0,5 x85,8 = 42,9 tm
M+ = 43,87 tm > 50 % M- = 42,9 tm OK.!!
Tulangan Lentur Tumpuan
f 'c bw d
4 fy SNI 2847:2013 ps 21.5.2.1
1,4 bw d
fy
10 cm
Desain Balok Lentur Tulangan Rangkap
Tahan Gempa
Momen Negatif
ds ey
Ts1
As As1 As2 Ts2
z = (d – a/2)
d
(d – d’)
As’ es’ c a As’
M1 M2
d’ Cc Cs
ec
b 0,85 fc
ds ey
Ts1
As As1 As2 Ts2
z = (d – a/2)
d
(d – d’)
As’ es’ c a As’
M1 M2
d’ Cc Cs
ec
b 0,85 fc
Momen kapasitas (Mkap) adalah nilai momen paling besar yang mungkin
dapat didukung oleh suatu balok, setelah balok itu dibuat di lapangan.
Pada umumnya tegangan leleh riil baja tulangan yang terpasang di
lapangan lebih tinggi dari yg digunakan dalam perancangan.
Akibat beban gravitasi dan gempa, pada ujung-ujung balok dapat terjadi
momen positif dan momen negatif bergantian.
+
Analisis Momen Kapasitas Balok Bertulangan Rangkap
KAPASITAS MOMEN:
Dihitung dengan luas tulangan (As dan As‘), mutu beton fc‘ dan mutu
baja tulangan fy aktual yang terpasang di lapangan.
T = 1,25 . As . fy
Cc = (0,85.f´c).a.b SFH = 0 T = Cc + Cs
dicari c, sehingga
Cs = A´s . f‘s
persamaan ini terpenuhi !
(dg. f‘s = fy atau f‘s = es . Es)
Mpr = Cc(d-a/2) +
Kemudian dihitung Momen Kapasitas balok:
Cs(d- d`s)
Analisis Momen Kapasitas Balok Bertulangan Rangkap
Beberapa ketentuan:
1. Agar balok bersifat daktail, harus dipenuhi syarat: (As – A‘s) 0,75 As,b
2. Baja tulangan tarik selalu mencapai teg. leleh: es ey dan fs = fy
3. Baja tulangan desak belum tentu mencapai teg. leleh:
Diperiksa apakah e`s ey dan digunakan tegangan yg sesuai.
Jika e`s ey digunakan f`s = fy
Jika e`s < ey digunakan f`s = Es . e`s
es ey
ds
T Mpr-
A´s
h (d – a/2)
d garis netral (d – d‘s)
As e´s Cc
a c a = b1 c
d‘s Cs
ecu = 0,003
b 0,85 f´c
Analisis Momen Kapasitas Balok Bertulangan Rangkap
PENAMPANG LINTANG UJUNG BALOK
KAPASITAS MOMEN POSITIF
d´s Cs
a c e´s a = b1 c
A´s Cc
garis netral
(d – d‘s)
d (d – a/2)
h
As Mpr+
ds
T
b es ey
Asumsi: Tegangan Baja Tul. Tarik
mencapai teg. leleh fy
Tulangan Lapangan
f 'c bw d
4 fy SNI 2847:2013 ps 21.5.2.1
1,4 bw d
fy
Hitung:
As Tinjau kondisi reg. seimbang:
Asumsi: tulg tarik 1 lapis
f c' 1,4
As,max = rho maks. b.d As ,min 1 bw d As ,min 2 bw d
4 fy
Hitung: cb dan eCCL
fy
ds
Dgn As = As,max dihitg. Mn1
pilih nilai terbesar sbg As,min
b
tidak
Dipilih diameter tulangan,
Periksa detailing: Analisis:
Ditentukan jumlah tulangan, Tulangan
jarak antar tulg., Dengan As,tps cek:
Luas pnp tulg.terpasang = As,tps > As Rangkap
lindungan beton et f f.Mn>Mu
Cek syarat: As,min < As,tps < As,max Bahan kuliah berikutnya …
Tulangan Sebelah / Tulangan Tunggal
a c a = b1 c
Cc
garis netral
h d Mn
As
ds Ts
b es
e c Es
cb d amax 0,75 b1 cb
e c Es f y
Jika aperlu < amax, maka digunakan desain dengan analisis tulangan tunggal/sebelah
Jika aperlu > amax, maka digunakan desain dengan analisis tulangan rangkap
Tulangan Susut
Tulangan Geser
Gaya dan Kuat Geser pada Balok
Elemen langsing
berdeformasi menurut
Flexural Mode
Elemen gemuk
berdeformasi menurut
Shear Mode
PERANCANGAN & ANALISIS GESER PADA BALOK
PENDAHULUAN
Pada umumnya akibat pembebanan yang ada, balok akan
mengalami berbagai macam gaya-gaya dalam (internal
forces) sekaligus: Momen Lentur, Gaya Aksial, Gaya Geser,
Momen Torsi
Sistem struktur
dan beban
NFD
SFD
BMD
PERANCANGAN & ANALISIS GESER PADA BALOK
• Akibat gaya geser dan momen
torsi balok akan mengalami Oleh karena itu dalam desain
tegangan geser. Sampai balok harus dirancang
dengan porsi tertentu kegagalan geser tidak boleh
tegangan geser dibebankan
kepada beton, selebihnya terjadi lebih awal dari
kepada tulangan geser. Oleh kegagalan lentur.
karena gaya geser yang besar
juga bisa terjadi di tengah
bentang (misal akibat beban
terpusat yang besar), maka
tinjauan geser harus dilakukan
sepanjang bentang balok.
Short Beam :
1,0 < a/h < 2,5
Dimana:
a = shear span
h = tinggi efektif balok
Kegagalan geser pada Short Beam
1. Anchorage failure
2. Bearing Failure
3. Bending Failure
4. Arc/Truss Failure
POLA KERUSAKAN BALOK (BEAM MODES OF FAILURE)
Intermediate Beam :
2,5 < a/h < 6,0
Long Beam :
a/h > 6,0
Keseimbangan Gaya (EQUILIBRIUM FORCES)
Apabila suatu balok retak/rusak karena kombinasi tegangan geser dan tegangan lentur,
maka keseimbangan antara gaya-gaya dalam dan gaya luar
Pada gambar tersebut balok dianggap hanya memiliki tulangan sebelah. Disamping itu
gaya lintang eksternal yang bekerja pada balok dianggap konstan.
P
C
h Vi Vcv
T
Vd Gaya-gaya pada potongan
RA Pola Retak V
C T
V Vd Tta
Vcv
Vi V
Vi Vcv
T C
Vd Cta
V
Model patahan dan Gaya-gaya Free body Diagram Truss Analogy
Dari reaksi dukungan RA sampai beban P mempunyai gaya lintang V yang
konstan, yaitu:
V RA P
Persamaan keseimbangan gaya-gaya lintang eksternal V dan gaya-gaya
dalamnya:
V Vcv Vi , y Vd
Pada Gambar a, pola retak balok kemudian diperbesar menjadi Gambar b dan Gambar c.
Gambar b adalah jenis tulangan geser miring. Gambar c adalah jenis tulangan geser tegak
atau sengkang tegak (stirrups).
Kedua jenis tulangan geser tersebut adalah dalam rangka melawan/memotong tegangan
tarik yang mengakibatkan crack sebagaimana tampak pada Gambar d dan Gambar e.
FUNGSI UTAMA TULANGAN GESER (menurut Nawy) :
• Menahan sebagian besar gaya geser (Vs) atas gaya geser eksternal
(Vu/Ø ),
• Menahan berlanjutnya crack,
• Memegang tulangan pokok (tulangan desak dan tarik) agar tetap pada
tempatnya,
• Membentuk sistim pengekangan confinement pada beton agar tidak
terjadi retak-retak,
• Menahan tulangan pokok desak agar tidak buckling,
• Meningkatkan/memelihara daktilitas potongan.
PERANCANGAN & ANALISIS GESER PADA BALOK
Pada tingkat beban tertentu, kekuatan tarik beton akan terlampaui dan
timbul retak-retak pada beton. Retak dapat terjadi akibat beban lentur,
geser, torsi, atau kombinasinya.
Kekuatan geser pada balok beton yang sudah retak berasal dari kontribusi: bagian beton
yang belum retak + dowel effect (sambungan) tulangan tarik + friction akibat agregat
interlocking + tulangan geser
GAYA-GAYA DALAM PADA BALOK
Pada umumnya akibat pembebanan yang ada, balok mengalami berbagai macam
gaya-gaya dalam (internal forces) sekaligus: Momen Lentur, Gaya Aksial, Gaya
Geser, Momen Torsi.
Kolom Kolom
Balok
Balok
A
(+)
SFD
(-)
2. Begel/sengkang vertikal
atau spiral
Apabila balok hanya dibebani oleh lentur dan geser, dan gaya geser yang dapat
dikerahkan oleh beton dianggap konstan, maka :
Av . f ys .h Vu
0,17 f 'c b. h
s f
Pada daerah sendi plastis, Vc = 0, maka :,
Av . f ys .d Vu
(SNI 2846 : 2013 Ps 11.4.7.2):
s f
6
150 mm
Kuat Geser untuk komponen struktur lentur
Menurut RSNI 03-2874-2013 , Kuat geser perlu Ve untuk perencanaan geser bagi
komponen struktur lentur SRPMK harus ditentukan dari peninjauan gaya statik
pada komponen struktur antara dua muka tumpuan, yaitu:
Diagram Gaya Lintang
M1 M2 Mci Mca
Mpri/L Mpri/L
Mpra/L Mpra/L
M1 M2
M1/L M1/L
M2/L M2/L
If M1 > M2
d
2d
Vc
Vs
Vs
L balok = 9000 mm
b kolom = 700 mm
L netto = 9000 – ( 2 x 0,5 x 700 ) = 8300 mm = 8,3 m
Mpr- = 652,2008 kNm
Mpr+ = 453,2962 kNm
113,8 kN Kombinasi gaya geser
akibat beban mati dan
Gaya geser akibat hidup
beban mati
1,2 VD + 1,0 VL
107,58 kN 161,94 kN
25,38 kN
Menghitung Vu
161,94 kN 295,13 kN
Ve = 133,1924 kN
b balok = 350 mm
h balok = 700 mm
f’c = 25 MPa
fy sengkang = 300 MPa
d = 625 mm
Dalam Sendi Plastis
Ve 50% Vu
133,1924 50% 295,13
133,1924 147,565
Maka: VS1
Vu
f
Vc
Vu
0,75
0,17 f ' c b d
295,13
0,75
0,17 25 350 625 103 211,608 kN
1
Pakai P10
A1f 10 2 78,5 mm 2
4
Sengkang 2 kaki
kaki A1f fy d 2 78,5 300 625
S 139,469 mm
Vs1 211,068 1000
S pakai = 135 mm
Pakai P10 – 135 mm
Luar Sendi Plastis
295,13 kN
8,3 x 19,7736 295,13 x
x 0,5212 m
19,7736 kN
x 8,3 - x
295,13 kN
y 6,3788 y1
7,7788 295,13
y1 242,016
6.3788 m 2h = 1,4 m
y 0 y1 0 242,016 242,014 kN
7,7788 m
y 1 1
VS2 f 'c b d
0,75 6 1000
242,014 1 1
VS2 f ' c 350 625 140,394 kN
0,75 6 1000
1
Pakai P10
A1f 10 2 78,5 mm 2
4
Sengkang 2 kaki
kaki A1f fy d 2 78,5 300 625
S 209,68 mm
Vs2 140,394 1000
S pakai = 200 mm
Pakai P10 – 200 mm
GAYA GESER Tengah
Bentang
Beban merata
d
Vu,max
SFD Vu
fVn > Vu
atau:
fVc + Vs) > Vu
Dimensi balok
Vu harus diperbesar
Vs tidak boleh diambil lebih dari 4*Vc
5*fVc
atau 0,67*√f’c*b*d
(SNI 2847:2013 Ps.11.4.7.9).
f*Vs = Vu f*Vc
4* fVc
Jika beban bekerja pada atau dekat permukaan atas balok/plat dan reaksi tumpuannya
menimbulkan tegangan desak pada balok di daerah tumpuan tsb, maka untuk penampang
yg berjarak kurang daripada d dari muka tumpuan boleh direncanakan terhadap gaya geser
Vu yang nilainya sama dengan gaya geser yang dihitung pada penampang sejarak d dari
muka tumpuan tsb.
beban
beban beban
Vu2
Vu
Vu1
PENENTUAN GAYA GAYA GESER Vu
Jika beban bekerja pada atau dekat permukaan atas balok/plat tetapi reaksi tumpuannya
TIDAK menimbulkan tegangan desak pada balok di daerah tumpuan tsb,
atau:
Jika terdapat beban terpusat pada jarak kurang daripada d dari muka tumpuan,
maka:
gaya geser Vu dihitung pada permukaan tumpuan tsb.
Beban
terpusat
Vu Vu
PENENTUAN GAYA GAYA GESER Vu
Vu
TULANGAN GESER MINIMUM
Kegagalan geser bersifat getas/tiba2. Untuk mencegah
kegagalan geser akibat beban yg tak terduga, perlu
Vu dipasang tulangan geser minimum pada daerah
dengan 0.5*f*Vc < Vu < f*Vc.
f*Vs = Vu f*Vc
Sedang daerah dg Vu < 0.5*f*Vc teoritis tidak perlu
tulangan geser
didukung baja
tulangan geser, tetapi dg pertimbangan lain (misal
bahaya tekuk pada tulangan tekan untuk lentur) di sini
perlu dipasang tulangan geser.
f*Vc
didukung
beton
0,5*f*Vc
Tulg. Tdk.
Tulg. Geser dihitung utk Geser Perlu
f*Vs = Vu f*Vc mini- Tulg.
mum Geser Jika digunakan sengkang 2 kaki maka:
Av = 2*(1/4**2)
2*f*Vc
Tulg. Tdk.
Geser Perlu
Tulg. Geser dihitung utk mini- Tulg.
f*Vs = Vu f*Vc mum Geser
3. Jika f*Vc < Vu < 3*f*Vc maka tul. geser (sengkang) harus
(atau: 0 < f*Vs < 2*f*Vc ) dihitung dan jarak antar sengkang (s)
memenuhi syarat < 600 mm dan < d/2
4. Jika 3*f*Vc < Vu < 5*f*Vc maka tul. geser (sengkang) harus
(atau: 2*f*Vc < f*Vs < 4*f*Vc ) dihitung dan jarak antarsengkang (s)
memenuhi syarat < 300 mm dan < d/4
5. Jika Vu > 5*f*Vc maka ukuran balok harus diubah/
(atau: f*Vs > 4*f*Vc ) diperbesar
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(QS. Alam Nasyrah: 5-6)