REKAYASA SIPIL
(TUGAS BESAR )
1. Beban Mati
2. Beban Hidup
3. Beban Gempa
Beban Mati
Beban mati adalah berat seluruh bahan konstruksi bangunan gedung yang
terpasang, termasuk dinding, lantai, atap, plafon, tangga, dinding partisi tetap,
finishing, klading gedung dan komponen arsitektural dan struktural lainnya serta
peralatan layan terpasang lain termasuk berat derek dan sistem pengangkut material.
Beban Mati terbagi 2, yaitu :
Live Load
Lantai Fungsi
kN/m2
Koridor 3
1 Hunian 1.2
Tangga 4.79
Koridor 2.4
Lantai 2-5 Hunian 1.2
Tangga 4.79
Atap Atap 0.6
Beban Gempa
Beban gempa adalah semua beban statik ekuivalen yang bekerja pada
gedung atau bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah
akibat gempa itu. Pengaruh gempa pada struktur gedung ditentukan
berdasarkan analisa dinamik karena gaya yang terjadi pada struktur
diakibatkan oleh gerakan tanah.
“Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Struktur Gedung dan Non Gedung”
1. Menentukan kategori resiko struktur bangunan (I-IV)
2. Menentukan faktor keutamaan gempa (Ie)
3. Menentukan kelas situs tanah (SA - SF)
4. Menentukan koefisien situs (Fa, Fv) dan parameter respons spectral
percepatan gempa maksimum yang dipertimbangkan (MCER)
5. Menentukan parameter percepatan spectral desain (SD1, SDs)
6. Menentukan kategori desain seismik (A-F)
7. Menentukan sistem dan parameter struktur (R, Cd, Ωo)
8. Menentukan periode fundamental struktur (T)
9. Menghitung berat efektif seismik dan hitung gaya geser dasar seismic
Kategori Resiko Bangunan (KRB)
Perhitungan Bore
Lapisan tanah
Klasifikasi Situs untuk Desain Seismik Klasifikasi Situs untuk Desain
Seismik
Dalam perumusan kriteria
desain seismik suatu
bangunan di permukaan
tanah harus ditentukam atau
diklarifikasi terlebih dahulu
amplifikasi besaran
percepatan gempa puncak
dari batuan dasar ke
permukaan tanah untuk suatu
situs
Kategori Desain Seismik
hrencana = 500 mm
250 mm ≤ bw
hrencana = 500 mm
250 mm ≤ bw
hrencana = 500 mm
250 mm ≤ bw ≤ 380,95 mm
hrencana = 500 mm
250 mm ≤ bw ≤ 378,37 mm
hrencana = 300 mm
250 mm ≤ bw ≤ 325 mm
hrencana = 500 mm
250 mm ≤ bw ≤ 367,67 mm
hrencana = 400 mm
200 mm ≤ bw ≤ 432,43 mm
hrencana = 400 mm
200 mm ≤ bw ≤ 432,43 mm
2. Lantai 2 = 3,8 m
3. Lantai 3 = 3,8 m
4. Lantai 4 = 3,8 m
5. Lantai 5 = 3,8 m
Perencanaan awal dimensi kolom menggunakan persamaan berikut:
Nama Tinggi kolom (h) (mm) Dimensi kolom (mm2) f’c (MPa)
(K1) Kolom lantai 1 4300 600 x 600 35
(K2) Kolom lantai 2 3800 500 x 500 35
(K3) Kolom lantai 3 3800 420 x 420 35
(K4) Kolom lantai 4 3800 350 x 350 35
(K5) Kolom lantai 5 3800 300 x 300 35
Dimensi Tangga
Lantai 1-2
• Ditinjau lantai 1 dengan tinggi H = 4,3 m
• Dibagi 2 untuk tangga bawah dan atas. maka didapat tinggi rencana 2,15 m
• Lebar tangga rencana = 1,75 m
• Panjang tangga = 3 m
• panjang bordes = 1 m
Perencanaan tangga beton bertulang direncanakan terjepit pada 2 ujungnya
Dimensi Tangga
Antrede
= 30 cm
optrede= 18 cm
Pemodelan Struktur
Berdasarkan hasil analisis dengan ETABS, harus dilakukan pembesaran
dimensi karena tidak mampu menahan beban. Dimensi baru pada pemodelan:
Tabel 4.1 Dimensi Struktur Terbaru
Struktur Dimensi (mm)
Balok Induk 300 x 500
Balok Anak 250 x 400
Kolom keseluruhan 600 x 600
Berikut adalah diagram dan tabel perhitungan simpangan antar lantai untuk
arah X dan Y.
Lantai Simpangan Arah X (mm) Simpangan Arah Y (mm) Story Drift Amplikasi Arah X (mm) Story Drift Amplikasi Arah Y Story Drift Arah X Story Drift Arah Y Batas izin (mm) Cek Arah X Cek Arah Y
Story 5 16,630 17,280 60,977 63,360 38,867 19,433 76 OK OK
story 4 6,030 11,980 22,110 43,927 17,637 15,877 76 OK OK
story 3 1,220 7,650 4,473 28,050 2,317 12,870 76 OK OK
Story 2 0,588 4,140 2,156 15,180 1,316 10,157 76 OK OK
Story 1 0,229 1,370 0,840 5,023 0,840 5,023 80 OK OK
DESAIN KOMPONEN STRUKTUR
Desain Pelat
Desain mengacu pada design guide ACI SP-17(14) dengan standar SNI 2847-
2019.
Langkah 1: Geometri
Tebal pelat rencana (h) = 13 cm
Berat sendiri (Ws) Ws = 0,13 m x 1 m x 23,6 kN/m3 = 3,068 kN/m2
Langkah 2: Beban dan Kombinasi
Beban hidup untuk setiap ruangan pada rumah sakit adalah 1.92 kN/m² dan
untuk koridor 4.79 kN/m², untuk beban superdeadload diambil 1.44 kN/m²
U = 1.4D U = 1.4(3.068+1.44) = 6,311 kN/m²
U = 1.2D + 1.6L U = 1.2(3.068+1.44) + 1.6(1.92) = 8,4816 kN/m²
U = 1.2(3.068+1.44) + 1.6(4.79) = 13,0736 kN/m²
Diambil U = 8,4816 kN/m² untuk pelat hunian dan U = 13,0736 kN/m² untuk
pelat koridor.
DESAIN KOMPONEN STRUKTUR
𝐶=T
0.85𝑓𝑐′𝑏𝑎 = 𝐴𝑠𝑓𝑦
0.85(25 𝑀𝑝𝑎)(𝑏)(𝑎) = 𝐴𝑠 (420 𝑀𝑝𝑎) -> (Effective width (b)= 1000 mm)
DESAIN KOMPONEN STRUKTUR
𝐴𝑠 𝑝𝑟𝑜𝑣𝑖𝑑𝑒 untuk semua kondisi sudah
Tabel 5.2 Rasio luas tulangan ulir susut
memenuhi 𝐴𝑠,𝑟𝑒𝑞𝑢𝑖𝑟𝑒𝑑 tulangan lentur.
dan suhu minimum terhadap luas
penampang beton bruto
DESAIN KOMPONEN STRUKTUR
Langkah 10: Memilih ukuran tulangan dan spasi antar tulangan berdasarkan semua
persyaratan yang telah dikerjakan, diambil:
- Tulangan lentur lapangan = D10-200
- Tulangan lentur tumpuan = D10-200
- Tulangan susut = D10-300
DESAIN KOMPONEN STRUKTUR
Langkah 12: Penyaluran batang ulir dan sambungan lewatan dalam kondisi Tarik
- Batang penyaluran dihitung dengan persamaan:
Dimana:
Ψt = faktor lokasi tulangan yang menunjukkan pengaruh posisi
pengecoran
Ψe = faktor lapisan yang menggambarkan pengaruh lapisan epoksi
Ψs = faktor ukurang tulangan
Nilai 𝑐𝑏+ 𝐾𝑡𝑟/𝑑𝑏 tidak boleh lebih besar dari 2.5
25+0/10 = 2.5 (cb jarak selimut beton ke tengah tulangann Ktr boleh
diambil 0)
DESAIN KOMPONEN STRUKTUR
= 305.45 mm
Desain Balok
1. Pengecekan balok memenuhi defenisi balok lentur
SNI 2847-2019 Pasal 18.6 komponen struktur lentur SRPMK harus
memenuhi hal-hal berikut:
a. Gaya tekan aksial terfaktor pada komponen struktur, Pu tidak boleh
melebihi 0,1Agfc’.
Pu = 70.552, 0.1Agfc’ = 735 OK
b. Batang bersih untuk komponen struktur, Ln, tidak boleh kurang dari 4
kali tinggi efektifnya.
DESAIN KOMPONEN STRUKTUR
Desain Balok
Asumsi hanya satu lapis tulangan positif yang perlu dipasang, selimut
beton 40 cm, sengkang tulangan D13, dan baja tulangan longitudinal yang dipakai D19,
maka:
Ln = 7000-1000 = 6000 mm (1000 mm = 2 x lebar flens)
4d = 4 x (600-(40+13+19)) = 2112 mm Ln > 4d (OK)
c. Perbandingan lebar terhadap tinggi balok tidak boleh
kurang dari 0.3
b = 300 mm ; h = 500 mm
DESAIN KOMPONEN STRUKTUR
Desain Balok
d. Lebar komponen tidak boleh:
- Kurang dari 250 mm. b=300 mm (OK)
- Melebihi lebar komponen struktur pendukung (diukur pada bidang tegak lurus
terhadap sumbu longitudinal komponen struktur lentur)ditambah jarak pada tiap sisi
komponen struktur pendukung yang tidak melebihi ¾ tinggi komponen struktur
lentur.
Lebar balok,b=300mm < lebar kolom = 500 mm (OK)
DESAIN KOMPONEN STRUKTUR
Desain Kolom
1. Pengecekan kolom sesuai definisi kolom
a. Gaya aksial terfaktor maksimum yang bekerja pada kolom harus melebihi
OK
DESAIN KOMPONEN STRUKTUR
Desain Kolom
1. Pengecekan kolom sesuai definisi kolom
Desain Kolom
2. Cek kondigurasi Tulangan Kolom
Luas tulangan dicoba menggunakan D22 berjumlah 12. Dalam SNI 2847-2019
disebutkan luas tulangan longitudinal tidak kurang dari 0.01Ag dan tidak melebihi
0.06Ag
DESAIN KOMPONEN STRUKTUR
Desain Kolom
3. Pengecekan Syarat Kuat Kolom (Strong Column Weak Beam)
Berdasarkan SNI 2847-2019 Pasal 18.6, kuat kolom harus memenuhi ketentuan
persamaan berikut:
DESAIN KOMPONEN STRUKTUR
Desain Kolom
3. Pengecekan Syarat Kuat Kolom (Strong Column Weak Beam)
- Balok Momen Tumpuan sebelah kanan kolom
DESAIN KOMPONEN STRUKTUR
Desain Kolom
3. Pengecekan Syarat Kuat Kolom (Strong Column Weak Beam)
- Balok Momen Tumpuan sebelah kiri kolom
Gambar 5.5 Diagram interaksi kolom dengan ETABS
Menggunakan ETABS, didapat:
Kolom lantai 2, Pu = -813.616 kN, Mn pada diagram = 397.55 kNm
Kolom lantai 1, Pu = -1394.75, Mn pada diagram = 403.84 kNm
DESAIN KOMPONEN STRUKTUR
Desain Kolom
4. Desain Tulangan Confinement (Transversal)
Berdasarkan SNI 2847-2019 Pasal 18.7.5, total luas penampang hoops tidak boleh
kurang kurang dari salah satu yang terbesar antara:
DESAIN KOMPONEN STRUKTUR
Desain Kolom
4. Desain Tulangan Confinement (Transversal)
a. Pengecekan luasan tulangan confinement terpasang
nilai bc dan Ach adalah sebagai berikut, diambil tulangan transversal D16:
bc = bw – 2(cover+0,5db) = 500 –2(40 + 16/2) = 404 mm
Ach = bw – 2(cover))2 = ( 500- 80)2= 176400 mm2
Maka
menentukan
DESAIN KOMPONEN STRUKTUR
Desain Kolom
4. Desain Tulangan Confinement (Transversal)
a. Pengecekan luasan tulangan confinement terpasang
Dan
DESAIN KOMPONEN STRUKTUR
Desain Kolom
4. Desain Tulangan Confinement (Transversal)
c. Penulangan confinement
Digunakan spasi 100 mm
𝐴𝑠ℎ = 3.61 𝑚𝑚2 /𝑚𝑚 𝑥 100 𝑚𝑚 = 361 𝑚𝑚2
Digunakan 4 kaki baja tulangan D13, maka diperoleh luas penampang = 530.66
mm2 > 361 mm2. Oleh karena itu, kebutuhan Ash-min terpenuhi.
DESAIN KOMPONEN STRUKTUR
Desain Kolom
5. Desain Tulangan Geser
a. Pada Zona Plastifikasi
Pada perencanaan tulangan geser, Ve tidak perlu lebih besar dari Vsway yang dihitung
berdasarkan Mpr balok karena hasil yang didapat akan terlalu konservatif.
DF adalah faktor distribusi momen di bagian atas dan bawah kolom yang didesain.
Diambil DF = 0.5. lu panjang kolom.
DESAIN KOMPONEN STRUKTUR
Desain Kolom
5. Desain Tulangan Geser
a. Pada Zona Plastifikasi
Desain Kolom
5. Desain Tulangan Geser
a. Pada Zona Plastifikasi
Karena salah satu syarat tidak terpenuhi maka Vc ≠ 0. Oleh karena itu, Vc
digunakan dan perlu tulangan geser.
DESAIN KOMPONEN STRUKTUR
Desain Kolom
5. Desain Tulangan Geser
a. Pada Zona Plastifikasi
Cek apakah tulangan geser minimum cukup:
Karena suku kiri lebih kecil, maka diperlukan tulangan geser minimum
DESAIN KOMPONEN STRUKTUR
Desain Kolom
5. Desain Tulangan Geser
a. Pada Zona Plastifikasi
Sebelumnya sudah terpasang confinemnet 4 kaki dengan spasi 100 mm, dengan
area 530.66 mm2 . Berarti:
= 39,682 mm2
Karena tulangan confinement lebih besar dari Avmin maka tulangan confinement
cukup sebagai tulangan geser, persyaratan kekuatan geser terpenuhi.
DESAIN KOMPONEN STRUKTUR
Desain Kolom
5. Desain Tulangan Geser
b. Pada Luar Zona Plastifikasi
Pasal 25.5.6.1 menyebutkan bagian kolom yang hanya menerima beban tekan aksial
dihitung dengan
𝑉𝑐 = 0.17 (1 + ) 𝜆√𝑓𝑐′ 𝑏𝑤𝑑
𝜆 = 1 untuk beton normal Nu = gaya tekan aksial terkecil dari kombinasi pembebanan,
berdasarkan ETABS diambil = 264.93 kN.
Vc= 0.17 (1 + )x 1√30 x 500 x 447 = 223,85 kN> 205,368 kN ().
Dapat disimpulkan sepanjang zona non plastifikasi tidak perlu ditambah tulangan geser karena
tulangan confinement sudah cukup menanggung geser yang terjadi.
DESAIN KOMPONEN STRUKTUR
Spasi vertikal diizinkan diperbesar hingga 150 mm. Coba pasang 3 hoops,
dengan hoops pertama dipasang pada jarak 50 mm dari muka kolom.
Area hoops (AsPerlu) =150 mm x = 895,5 mm2
Maka digunakan 8D13 untuk kebutuhan area hoops
ASpasang =8 x OK
DESAIN KOMPONEN STRUKTUR
𝑐2 = 𝑇2 = 446,331 𝑘𝑁
= 1745,865 kN> Vu OK
GAMBAR KERJA
GAMBAR KERJA
GAMBAR KERJA
GAMBAR KERJA
GAMBAR KERJA
GAMBAR KERJA
GAMBAR KERJA
GAMBAR KERJA
GAMBAR KERJA
TERIMA
KASIH