Anda di halaman 1dari 137

22/09/2020

Konsep/Dasar2 Perencanaan
Struktur Atas & Struktur Bawah
Bangunan Rendah&Tinggi
___________________________________________________________
Annin Hudaya
Direktur PT.Stadin Strukturindo Konsultan (est.1989)
www.stadin.id

Disampaikan pada
Webinar HAKI 22 September 2020
( 273 slides , 2 sesi @ 120 menit )_R1

1
22/09/2020

2
22/09/2020

Apa beda desain Struktur


Bang.Rendah vs Bang.Tinggi?
Dari segi desain pada prinsipnya sama saja…
Yang membedakan hanya besaran gaya2, besaran dimensi dan banyaknya
faktor2 yang harus ditinjau.

Presentasi ini selanjutnya di titik beratkan untuk Struktur bangunan


tinggi.

5
Structural & Geotechnical Engineers

… Contents …
SESI 01 (120 menit)_Struktur Atas
• 1. Pendahuluan
• 2. Pihak2 Yang Terlibat Dalam Proyek
• 3. Konsultan Struktur Atas & Bawah
• 4. Tahap2 Perencanaan Str. Atas & Bawah
• 5. Kriteria Design Struktur Atas dan Bawah
• 6. Perencanaan Struktur Atas (upper structure)

SESI 02 (120 menit)_Struktur Bawah


• 7. Perencanaan Struktur Bawah (sub structure)
• 8. Dokumen ForIMB, ForTender dan ForCon
• 9. Rapat Koordinasi Tahap Pelaksanaan
• 10. Contoh2 berbagai Jenis Proyek
• 11. Q&A dan Diskusi …(30 menit)
6

3
22/09/2020

SESI 01 (90+30 menit)_Struktur Atas


Konsep/Dasar2 Perencanaan
Struktur Bangunan Tinggi

• Stadin •
We design it professionally ! 7

… Contents …
SESI 01 (120 menit)_Struktur Atas
• 1. Pendahuluan
• 2. Pihak2 Yang Terlibat Dalam Proyek
• 3. Konsultan Struktur Atas & Bawah
• 4. Tahap2 Perencanaan Str. Atas & Bawah
• 5. Kriteria Design Struktur Atas dan Bawah
• 6. Perencanaan Struktur Atas (upper structure)

SESI 02 (120 menit)_Struktur Bawah


• 7. Perencanaan Struktur Bawah (sub structure)
• 8. Dokumen ForIMB, ForTender dan ForCon
• 9. Rapat Koordinasi Tahap Pelaksanaan
• 10. Contoh2 berbagai Jenis Proyek
• 11. Q&A dan Diskusi …(30 menit)
8

4
22/09/2020

1. Pendahuluan
Presentasi ini dimaksudkan :

Memberikan paparan umum tentang Konsep / Dasar2 Perencanaan Struktur


Atas & Bawah Bangunan Bertingkat Tinggi sesuai SNI terkini 2019 serta
memenuhi syarat2 utama perencanaan struktur yang baik yaitu :

Kekuatan (Strenght)
Kekakuan (Rigidity)
Dapat dilaksanakan (Constructable)
Ekonomis (Economical)
Dengan lebih menitikberatkan dari segi praktis, selain tentunya pemahaman
terhadap teori2 yang mendasarinya.

Definisi Bangunan Tinggi

10

5
22/09/2020

World Tallest 20 Buildings in 2020…

11

Hong Kong, China

12

6
22/09/2020

Hong Kong, China

13

Hong Kong, China

14

7
22/09/2020

Burj Khalifa, Abu Dhabi

15

Kingdom Tower, Jeddah

16

8
22/09/2020

Kingdom Tower, Jeddah

17

… Contents …
SESI 01 (120 menit)_Struktur Atas
• 1. Pendahuluan

• 2. Pihak2 Yang Terlibat Dalam Proyek


• 3. Konsultan Struktur Atas & Bawah
• 4. Tahap2 Perencanaan Str. Atas & Bawah
• 5. Kriteria Design Struktur Atas dan Bawah
• 6. Perencanaan Struktur Atas (upper structure)

SESI 02 (120 menit)_Struktur Bawah


• 7. Perencanaan Struktur Bawah (sub structure)
• 8. Dokumen ForIMB, ForTender dan ForCon
• 9. Rapat Koordinasi Tahap Pelaksanaan
• 10. Contoh2 berbagai Jenis Proyek
• 11. Q&A dan Diskusi …(30 menit) 18

9
22/09/2020

2. Pihak2 yang terlibat dalam proyek


antara lain :
Pemilik / Owner (+ PM)

Manajemen Konstruksi / MK
(Construction Management)

Konsultan Perencana
Arsitek, Struktur, M&E, Interior

Quantity Surveyor / QS

Kontraktor

19

… Contents …
SESI 01 (120 menit)_Struktur Atas
• 1. Pendahuluan
• 2. Pihak2 Yang Terlibat Dalam Proyek
• 3. Konsultan Struktur Atas & Bawah
• 4. Tahap2 Perencanaan Str. Atas & Bawah
• 5. Kriteria Design Struktur Atas dan Bawah
• 6. Perencanaan Struktur Atas (upper structure)

SESI 02 (120 menit)_Struktur Bawah


• 7. Perencanaan Struktur Bawah (sub structure)
• 8. Dokumen ForIMB, ForTender dan ForCon
• 9. Rapat Koordinasi Tahap Pelaksanaan
• 10. Contoh2 berbagai Jenis Proyek
• 11. Q&A dan Diskusi …(30 menit) 20

10
22/09/2020

3. Konsultan Struktur Atas & Bawah

21

Tugas & Tanggung Jawab


Perencana Struktur
STRUCTURAL ENGINEER

Structural Engineering is a specialty within Civil Engineering. Structural


Engineers create drawings and specifications, perform calculations, review the
work of other engineers, write reports and evaluations, and observe
construction sites.

A Professional Engineer’s license is required in order to practice Structural Engineering.


A license can be obtained only after completing a prescribed amount of education and
work experience, and taking a 2-day exam. In California and other states, certain
structures, such as hospitals and schools, require a Structural Engineer’s license, which
can be obtained after 3 years additional experience and taking another exam.

Sumber : SEAOC

22

11
22/09/2020

Tugas & Tanggung Jawab


Geotechnical Engineer
• Geotechnical engineering is the branch of Civil Engineering
concerned with the engineering behavior of earth materials. Geotechnical
engineering is not only important in civil engineering, but is also used by
military, mining, petroleum, or any other engineering concerned with
construction on or in the ground.

• Geotechnical engineering uses principles of Soil Mechanics and Rock


Mechanics to investigate subsurface conditions and materials;
determine the relevant physical/mechanical and chemical properties of
these materials; evaluate stability of natural slopes and man-made soil
deposits; assess risks posed by site conditions; design earthworks and
structure foundations; and monitor site conditions, earthwork and
foundation construction.

23

Tugas & Tanggung Jawab


Geotechnical Engineer (cont’d)
• A typical geotechnical engineering project begins with a review of project
needs to define the required material properties. Then follows a site Soil
investigation , rock, fault distribution and bedrock properties on and below an
area of interest to determine their engineering properties including how they
will interact with, on or in a proposed construction.

• Site investigations are needed to gain an understanding of the area in or on


which the engineering will take place. Investigations can include the
assessment of the risk to humans, property and the environment from natural
hazards such as earthquakes, landslides, sinkholes, soil liquefaction, debris
flows and rockfalls.

Geotechnical Engineer is engineer who does Geotechnical Engineering

24

12
22/09/2020

Produk Perencanaan Struktur Atas&Bawah

1 Perhitungan Struktur 2 Gambar Struktur


Atas & Bawah Atas & Bawah

Spesifikasi Struktur
3
Atas & Bawah

25

26

13
22/09/2020

Bagaimana cara mendesain Struktur bangunan


rendah dan tinggi?

…Hmmm %#@... • Mendesign Struktur sesungguh-


sungguhnya tidaklah sesulit yang
dibayangkan atau sering terdengar.
Namun juga tidaklah mudah….

• Untuk menjadi Perencana Struktur tidak


harus pintar, lulusan 10 besar , 3 besar
atau lulusan terbaik.

• Yang paling penting adalah punya


Minat & punya Passion dalam
bidang tsb. (!)
27

… Contents …
SESI 01 (120 menit)_Struktur Atas
• 1. Pendahuluan
• 2. Pihak2 Yang Terlibat Dalam Proyek
• 3. Konsultan Struktur Atas & Bawah
• 4. Tahap2 Perencanaan Str. Atas & Bawah
• 5. Kriteria Design Struktur Atas dan Bawah
• 6. Perencanaan Struktur Atas (upper structure)

SESI 02 (120 menit)_Struktur Bawah


• 7. Perencanaan Struktur Bawah (sub structure)
• 8. Dokumen ForIMB, ForTender dan ForCon
• 9. Rapat Koordinasi Tahap Pelaksanaan
• 10. Contoh2 berbagai Jenis Proyek
• 11. Q&A dan Diskusi …(30 menit) 28

14
22/09/2020

4. Tahap2 Perencanaan Struktur


Bobot
1. Concept & Schematic Design Stage 20 %

Bobot
2. Preliminary Design Stage 25 %

Bobot
3. Design Development / DD Stage 35 %

Bobot
4. Detailed Eng. Design /DED Stage
10 %

5. Tender & Construction Stage Bobot


10 %
Detailed Scope of Works.pdf 29

4. Tahap2 Perencanaan Struktur (cont’d)

• Pada setiap tahap perencanaan tsb. dilakukan Rapat Koordinasi


Perencanaan (seminggu atau dua minggu 1x) yang dihadiri a.l.
oleh Owner/Wakil Owner, MK, Arsitek, Struktur, M&E, QS.

• Untuk Struktur, produk DD stage sudah bisa dipakai


sebagai dokumen untuk perijinan IMB/TABG.

• Produk tahap DED dipakai untuk dokumen


ForTender dan setelah makin dilengkapi dipakai
untuk dokumen ForConstruction ( ForCon )

30

15
22/09/2020

… Contents …
SESI 01 (120 menit)_Struktur Atas
• 1. Pendahuluan
• 2. Pihak2 Yang Terlibat Dalam Proyek
• 3. Konsultan Struktur Atas & Bawah
• 4. Tahap2 Perencanaan Str. Atas & Bawah
• 5. Kriteria Design Struktur Atas dan Bawah
• 6. Perencanaan Struktur Atas (upper structure)

SESI 02 (120 menit)_Struktur Bawah


• 7. Perencanaan Struktur Bawah (sub structure)
• 8. Dokumen ForIMB, ForTender dan ForCon
• 9. Rapat Koordinasi Tahap Pelaksanaan
• 10. Contoh2 berbagai Jenis Proyek
• 11. Q&A dan Diskusi …(30 menit) 31

5. Kriteria Desain Struktur


Apabila tidak dilakukan Analisa Interaksi Tanah-Struktur (SSI) , Struktur Atas dapat
dianalisis terpisah dengan Struktur Bawah di taraf penjepitan .

Struktur Bawah

Struktur Atas

32

16
22/09/2020

Basic Structural Elements in a Building :

33

Sumber : Pelatihan Geoteknik, Prof.Masyhur Irsyam, 19&20 Sept 2019_ CIBE ITB
34

17
22/09/2020

Kriteria Desain
Struktur Atas dan Bawah

35

Syarat2 Utama Perencanaan Struktur

Kekuatan / Strength

Kekakuan / Rigidity

Dapat Dibangun / Constructable

Ekonomis / Economic
36

18
22/09/2020

Peraturan & Standar Perencanaan Struktur


• Peraturan Pembebanan Indonesia Utk Gedung,
SNI 1727-2013 SNI 1727-2013.pdf
• Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Utk Bangunan Gedung,
SNI 1726-2019 SNI 1726-2019.pdf
• Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Utk Bangunan Gedung,
SNI 2847-2019 SNI 2847-2019.pdf
• Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Utk Bangunan Gedung,
• SNI 1729-2015
SNI 1729-2015.pdf

• Persyaratan Perencanaan Geoteknik, SNI 8460 – 2017


SNI 8460-2017 Persyaratan Perancangan Geoteknik.pdf

37

Reference Codes/Tambahan antara lain :

• ASTM Standards in Building Codes

• ACI 318-11; ACI 318-14; ACI 318-2019

• ASCE 7-2010; ASCE 7-2016

• AISC 360; AISC 341; AISC 358

• FEMA P-750-2009

• IBC 2009

• Euro Code 2 ; Eurocode 3

38

19
22/09/2020

Sistem Struktur Atas (Upper Structure)


sesuai SNI 1726-2019
A. Sistem Dinding Penumpu (18 tipe)
B. Sistem Rangka Bangunan (26 tipe)

A. Sistem Rangka Pemikul Momen/SRPM (12 tipe)


B. SRPM Khusus & Dinding Geser (13 tipe)
C. SRPM Menengah & Dinding Geser (08 tipe)
D. SRPM Biasa & Dinding Geser (1 tipe)

E. Sistem Kolom Kantilever (6 tipe)


F. Sistem Baja Tidak Didetail Khusus (1 tipe)

Masing2 sistem Struktur mempunyai nilai R,


39

SSistem Struktur

40

20
22/09/2020

Outrigger Structure 41

Shanghai World Financial Tower


42

21
22/09/2020

Mutu Bahan

Mutu Beton minimum mutu beton f’c 20 Mpa (SNI 2847-2019)


Agar didapat design yang ekonomis, mutu beton dibeda2kan, misal
• Kolom dan Shearwall : f’c= 50, 45, 40, 35, 30 Mpa
• Tie Beam, Pile Cap, Pelat dan Dinding : f’c= 40, 35 Mpa
• Pelat Lantai : f’c= 45, 40, 35, 30, 25 Mpa
• Balok : f’c= 45, 40, 35, 30, 25 Mpa
• Bored Pile : f’c= 30 Mpa

Mutu BajaTulangan sesuai SNI 2052-2017 & SNI 2847-2019


Harus Ulir , tidak boleh polos kecuali untuk tulangan spiral (!!!)
Mutu U420B (warna cat merah) , bukan U420A.
Mutu U52 , bahkan U70, boleh digunakan untuk tulangan pengekang /
kait/ cross ties.
43

Pembebanan/ Load Case antara lain :

Beban Mati/Dead Load Beban Hidup/Live Load

Tekanan Air/Hidrolik Beban Khusus/Equipment


termasuk akibat Muka Air Banjir (MAB)

Beban Mechanical&Electrical Tekanan Tanah Lateral

Beban Gempa/Earthquake Load (!)


44

22
22/09/2020

Kombinasi Pembebanan/ LoadCombination


Kombinasi beban - beban tersebut diatas dilakukan sesuai Tata Cara Perhitungan
Struktur Beton Untuk Gedung SNI 2847-2019, dengan dikalikan Load Factor
tertentu, untuk mendapatkan Required Strength.

Required Strength  Design Strength


U   x (Nominal Strength)
dimana :
U = Required Strength (Kuat Perlu)
 = Strength Reduction Factor (faktor reduksi kekuatan)

U = 1,4 D
U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (Lr atau R)
U = 1,2 D + 1,6 (Lr atau R) + (L atau 0,5W)
U = 1,2 D + 1,0 W + L + 0,5 (Lr atau R)
U = 1,2 D + 1,0 E+L
U = 0,9 D + 1,0 W
U = 0,9 D + 1,0 E SNI 2847-2019.pdf
45

Analisa Beban Gempa


Sesuai SNI 1726-2019 terdapat 3 (tiga) metoda analisis akibat gempa :

1. Analisa Gaya Lateral Ekivalen / Lateral Static Equivalent Analysis


2. Analisa Spektrum Respons Ragam / Response Spectrum Analysis
3. Analisa Respon Riwayat Waktu / Time History Analysis
Analisa Riwayat Waktu dilakukan baik linear maupun non linear dengan 11 pasang
input ground motion yang harus diskalakan amplitudonya (amplitude scaled) atau
dicocookan secara spektral (spectral matching)

Analisa Beban Gravitasi dan Gempa


Analisa Struktur 3 Dimensi akibat beban Gravitasi dan Gempa dilakukan
untuk mendapatkan Gaya – Gaya Dalam untuk Perencanaan Penampang.

46

23
22/09/2020

Prosedur Analisis
Yang Diijinkan & Tidak Diijinkan
sesuai SNI 1726-2019

47

Apabila gaya geser dasar


kombinasi respons ragam (Vt)
lebih kecil dari 100% dari
prosedur gaya lateral ekivalen
(V), maka harus diskalakan
sebesar V/Vt
48

24
22/09/2020

Analisis Spektrum Respon Ragam


Analisis harus dilakukan untuk mendapatkan ragam getar alami struktur. Analisis
harus menyertakan jumlah ragam yang cukup untuk mendapatkan partisipasi
massa ragam terkombinasi 100% dari massa struktur

Sebagai alternatif, analisis diizinkan untuk memasukkan jumlah ragam yang


minimum untuk mencapai massa ragam terkombinasi paling sedikit 90% dari
massa aktual dalam masing-masing arah orthogonal dari respons yang ditinjau
oleh model struktur

49

Analisis Spektrum Respon Ragam (cont’d)

Respons masing-masing ragam mencapai nilai maksimum pada saat berbeda,


sehingga tidak dapat dijumlahkan begitu saja. Untuk mensuperposisikan respons
maksimum tersebut dapat dilakukan dengan cara CQC (Complete Quadratic
Combination) dan SRSS (Square Root of the Sum of Square).

Nilai untuk masing-masing parameter desain terkait gaya yang ditinjau untuk
masing-masing ragam respons harus dikalikan dengan kuantitas Ie/R, termasuk
perpindahan dan kuantitas simpangan antar lantai tingkat harus dikalikan
kuantitas Cd/Ie .

Jika Vs < Ve, maka harus dikalikan dengan Ve/Vs.

50

25
22/09/2020

Analisis Riwayat Waktu Respons Nonlinear

51
Structural & Geotechnical Engineers

Perencanaan Kekuatan
a) Kekuatan lentur balok untuk balok portal direncanakan terhadap
Kombinasi Pembebanan/Load Combination yang ada.
b) Kolom direncanakan terhadap gaya - gaya yang timbul dengan
memperhatikan Konsep Strong Column-Weak Beam dan
Capacity Design”.

Design Penampang
Penulangan lentur dan geser Balok maupun lentur Balok, Kolom dan
Shearwall dilakukan dengan bantuan program misal ETABS dimana
parameter-parameter yang digunakan harus sesuai dengan Tata Cara
Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SNI 2847-2019.

52

26
22/09/2020

Kekakuan Struktur

Pemodelan properti kekakuan elemen beton harus memperhitungkan


pengaruh penampang retak. Kekakuan efektif elemen struktur
berdasarkan SNI 2847 – 2019 adalah sebagai berikut.

Momen Inersia
o Balok : 0,35 Ig
o Kolom : 0,70 Ig
o Dinding tidak retak : 0,70 Ig
o Dinding retak : 0,35 Ig
o Pelat datar dan lantai datar : 0,25 Ig
o Luas : 1,00 Ig

53

…Perhitungan/Pengecekkan Penting…
untuk Struktur Ganda Frame-Shearwall

• Column/beam ratio ≥ 6/5…


• Beam-Column Joint
• Perlu tidaknya ‘Boundary element” pada shearwall…

• Check ratio keruntuhan geser tidak mendahului


keruntuhan lentur pada tumpuan shearwall.

• Check frame mampu memikul 25% Gaya Gempa nominal.

54

27
22/09/2020

Sistem/Jenis Struktur Bawah/Fondasi

➢ Fondasi Dangkal / Shallow Foundation


➢ Fondasi Setempat (Footing Foundation)
➢ Fondasi Lajur (Strip Foundation)
➢ Fondasi Pelat/Rakit (Raft/Plate Foundation)

➢ Fondasi Dalam / Deep Foundation


➢ Fondasi Tiang Pancang (Driven Pile Foundation)
➢ Fondasi Tiang Bor (Bored Pile Foundation)
➢ Fondasi Rakit-Tiang (Piled Raft Foundation)

55

Sistem/Jenis Struktur Bawah/Fondasi


(cont’d)

Fondasi Jalur/ Strip Foundation

Fondasi Tapak/Footing Foundation Strip Foundation.mp4

56

28
22/09/2020

Jenis Struktur Bawah/Fondasi (cont’d)

Driven Pile Construction.MOV


Tiang Pancang / Driven Pile

Tiang Bor / Bored Pile


Bored Pile Construction.mp4

57

Data-Data yang Dibutuhkan untuk


Perencanaan Struktur Atas & Bawah

Structural & Geotechnical Engineers


58

29
22/09/2020

Data yang Dibutuhkan antara lain :

Gambar Arsitektur
1
yang Terintegrasi dgn Gambar ME
2 Gambar M&E
Incl. Beban peralatannya

3 Hasil Penyelidikan Tanah /


Soil Test
Gambar Topografi + Kontur
Di Lokasi Proyek
4
Data ini sangat penting sekali untuk Desain
Struktur khususnya Struktur Bawah/Fondasi !
Kenapa …?
59

Penyelidikan Tanah/Soil Investigation


Standard Penetration Test / SPT

Pengujian Sondir / CPT

Pengujian Lapangan/ Vane Shear Test, Pumping Test


Site Investigation

Seismic DownHole Test, Pressuremeter, etc

Engineering Properties,
(Triaxial Test, Direct Shear Test, Unconfined Comp. Test,
Consolidation Test
Pengujian Laboratorium/
Laboratorium Test Index Properties,
(Water Content, Specific Gravity, Volumetric Unit Weight,
Atterberg Limit, Grain Size Analysis)

60

30
22/09/2020

Pengujian Lapangan / Site Exploration

Uji SPT Uji Sondir / CPT


Cone Penetration Test.mp4 61
SPT Test.mp4

Pengujian Lapangan (cont’d)

Pressuremeter Test

Vane Shear Test


62

31
22/09/2020

… Contents …
SESI 01 (120 menit)_Struktur Atas
• 1. Pendahuluan
• 2. Pihak2 Yang Terlibat Dalam Proyek
• 3. Konsultan Struktur Atas & Bawah
• 4. Tahap2 Perencanaan Str. Atas & Bawah
• 5. Kriteria Design Struktur Atas dan Bawah
• 6. Perencanaan Struktur Atas (upper structure)

SESI 02 (120 menit)_Struktur Bawah


• 7. Perencanaan Struktur Bawah (sub structure)
• 8. Dokumen ForIMB, ForTender dan ForCon
• 9. Rapat Koordinasi Tahap Pelaksanaan
• 10. Contoh2 berbagai Jenis Proyek
• 11. Q&A dan Diskusi …(30 menit) 63

6. Perencanaan Struktur Atas

Stadin Profile 2019.pdf

The Equator

PasKal Hypermall

64

32
22/09/2020

Langkah2 Utama
Perencanaan Struktur Atas

➢ 1. Mempelajari gambar Arsitek, M&E dan data2 lainnya


➢ 2. Menentukan sistem struktur (tata letak kolom, shear wall, dsb)
➢ 3. Preliminary dimensi struktur (taksiran dimensi balok, kolom, shear wall)
➢ 4. Pemodelan struktur 3D berdasarkan gbr Arsitek
➢ 5. Pembebanan model 3D berdasarkan gbr Arsitek, M&E
dengan mengacu pada SNI 1727-2013

➢ 6. Pengecekan response dinamis bangunan


(translasi X, translasi Y dan rotasi Z)

65

Langkah2 Perencanaan Struktur Atas (cont’d)


➢ 7. Penentuan fleksibilitas diafragma lantai

➢ 8. Menentukan grafik Response Spectrum


➢ 9. Menghitung beban gempa statik dan dinamik

➢ 10. Pengecekan Ketidakberaturan Horizontal & Vertikal


(KTH dan KTV)

➢ 11. Pengecekan pengaruh efek P-Delta


➢ 12. Pengecekan simpangan antar lantai
➢ (drift & interstory drift)

66

33
22/09/2020

Langkah2 Perencanaan Struktur Atas (cont’d)

➢ 13. Pengecekan diafragma lantai


➢ 14. Desain tulangan kord dan elemen kolektor
➢ 15. Desain elemen struktur (pelat, balok, kolom, shear wall)
➢ 16. Desain syarat2 daktilitas/ confinement
➢ 17. Pengecekan keruntuhan geser di shearwall paling bawah
tidak mendahulu keruntuhan lentur

➢ 18. Penggambaran semua hasil desain struktur


( Struktur Bawah/fondasi dan Struktur Atas )

67

Contoh Tipikal Daftar Isi Perhitungan Struktur

68

34
22/09/2020

Contoh Tipikal Daftar Isi Perhitungan Struktur

69

Contoh Tipikal “Executive Summary’

70

35
22/09/2020

Tata Letak / Denah Arsitek

71

Pemodelan Struktur 3D

72

36
22/09/2020

Pemodelan Struktur 3D

Prinsip2 utama dalam bikin model :


1. Sejauh mungkin menggambar kondisi aktual, tapi ….
2. Tidak selalu harus 100,00 % sama persis dengan kondisi aktual (!) 73

Pemodelan Elemen2 Struktur


• Kolom
• Dinding Geser/Shearwall : Thin atau thick shell
• Pemilihan thin atau thick shell tergantung dari ukuran tebal shearwall
terhadap tinggi dan panjang shearwall. Shearwall berukuran 700x290 pada
suatu banguna dengan tinggi antar lain 3m tentunya tdk cocok dimodelkan
sbg thin shell/

• Balok Induk/Anak/Cucu…
• Pelat Lantai : Membran , thin atau thick shell
Pelat lantai bisa dimodelkan sebagai membrane atau shell asalkan
konsisten saat melakukan design penulangan pelatnya.

Pembeda utama thick shell/ plate terhadap thin shell/plate adalah bahwa pada
thick shell/plate diperhitungkan shear deformation sesuai dengan a.l.
teori Mindind & Kirchoff.
74

37
22/09/2020

Catatan Penting Model&Penulangan Pelat Lantai


1. Kalau dimodelkan sebagai membrane, maka penulangan bisa memakai
tabel2 pelat yg lazim dipakai ( sudah ada sejak di PBI 1971 ).
Balok penampang T /L.
Waktu utk run lebih cepat…

Namun bila dihadapi balok2 pemikulnya mempunyai bentang yg cukup besar,


maka analisa gaya2 yg bekerja pada pelat harus lakukan dengan memodelkan
pelat sebagai SHELL karena gaya2 pada pelat terpengaruh oleh deformasi balok
pemikulnya.
Tulangan2nya harus berasal dari momen2 hasil analisis memakai shell
tersebut…demikian juga cara pemasangan tulangannya !

2. Kalau dimodelkan sebagai shell, maka penulangan tidak bisa memakai tabel2
pelat yg lazim tsb. tapi harus dilakukan dengan memakai gaya2 dalam yang timbul.
Balok persegi.
Waktu run lebih lama… 75

Beban Mati (DL) sesuai SNI 1727-2013

76

38
22/09/2020

Beban Hidup (LL) sesuai SNI 1727-2013

77

Beban Hidup (LL) sesuai SNI 1727-2013

78

39
22/09/2020

Pembebanan Model 3D ( mengacu pada SNI 1727-2019)

79

Pengecekan Respons Dinamik Struktur


Mode 2_Y direction
Mode 1_X direction

Jumlah mode/ragam diambil sedemikian sehingga partisipasi massa ragam


terkombinasi harus 100% dari massa actual dalam masing2 arah ortogonal
dari respons yang ditinjau (SNI 1726-20129)

SNI 1726-2019.pdf
80

40
22/09/2020

Pengecekan Mode Bangunan (cont’d)

Mode3_ Z Rotation
81

Perioda Getar Struktur

Periode getar atau waktu getar (time period) adalah waktu yang diperlukan
untuk menempuh satu putaran lengkap dari suatu getaran ketika terganggu
dari posisi keseimbangan statis dan kembali ke posisi aslinya

Periode getar pada suatu struktur sering disebut “periode getar alami”
(natural time period) struktur, dimana istilah alami tersebut digunakan untuk
menggambarkan sifat dinamis dari struktur yang bergetar secara bebas (free
vibration) yang tergantung pada massa dan kekakuan tanpa adanya gaya
luar.

82

41
22/09/2020

Perioda Getar Struktur


Periode Getar Struktur (T) yang digunakan dalam analisis tidak boleh melebihi
Tmax = Cu.Ta

dimana d

83

Penentuan Fleksibilitas Diafragma Lantai

Diafragma Fleksibel atau Kaku ?


Diafragma pelat beton yang
diberi penutup (topping)
beton dengan perbandingan
S/De ≤ 3 pada struktur
tanpa Ketidakberaturan
Horisontal (KTH) dapat
diidealisasikan sebagai
Diafragma Kaku / rigid
diaphragm.

84

42
22/09/2020

Penentuan Respon Spektra Desain


Klasifikasi Situs Tanah

Klasifikasi kelas tanah didasarkan pada profil tanah lapisan 30 m


paling atas. Penetapan kelas situs harus dilakukan dengan
menggunakan sedikitnya hasil pengukuran dua dari tiga
parameter yang tercantum dalam berikut:

85

Penentuan Respon Spektra Desain… (cont’d)


Kategori Risiko Bangunan
Kategori risiko struktur bangunan menunjukkan seberapa besar risiko gempa
yang diterima oleh bangunan terhadap penghuni atau pengguna bangunan itu
sendiri
Untuk berbagai kategori risiko struktur bangunan gedung dan non gedung sesuai
pengaruh gempa rencana terhadapnya harus dikalikan dengan Faktor
Keutamaan Gempa.

86

43
22/09/2020

Peta Gempa 2017 (parameter percepatan respon spektra)

SS parameter percepatan respon


spektra perioda pendek

S1 parameter percepatan respon


spektra perioda 1 detik

SNI 1726-2019.pdf

87

Penentuan Respon Spektra Desain… (cont’d)


Faktor Amplifikasi Respons

Mengingat nilai SS dan S1 adalah nilai percepatan pada batuan dasar


(SB), maka diperlukan suatu faktor amplifikasi tertentu untuk
memodifikasi nilai-nilai tersebut dengan kondisi tanah yang ada

Fa, Faktor amplifikasi getaran


perioda pendek

Fv, Faktor amplifikasi getaran


perioda 1 detik

88

44
22/09/2020

Penentuan Respon Spektra Desain… (cont’d)


Parameter Percepatan Spektra

x Fa x 2/3
SS SMS SDS

x Fv x 2/3
S1 SM1 SD1

89

Penentuan Respon Spektra Desain… (cont’d)


Kurva Spektrum Desain
Spektrum respon desain dapat ditentukan dan digambarkan melalui
kurva spektrum respons yang dibuat berdasarkan aturan yang
ditunjukkan gambar berikut:

90

45
22/09/2020

Penentuan Respon Spektra Desain… (cont’d)


Contoh… Kurva Spektrum Desain

Lokasi = Surabaya
Kategori Resiko (KR) = II
Kelas Situs = Situs SE
SS = 0.663
S1 = 0.247
Fa = 1.374
Fv = 3.012
SMS (SS x Fa) = 0.911
SM1 (S1 x Fv ) = 0.744

SDS (2/3 SMS) = 0.607


SD1 (2/3 SM1) = 0.496
T 0 (0.2 SD1/SDS) = 0.163
T S (SD1/SDS) = 0.817

SNI 1726-2012.pdf Respon Spektrum.pdf 91

Gaya Gempa Lateral Ekivalen

Apabila gaya geser dasar


kombinasi respons ragam (Vt)
lebih kecil dari 100% dari
prosedur gaya lateral ekivalen
(V), maka harus diskalakan
sebesar V/Vt
92

46
22/09/2020

Kategori Desain Seismik (KDS) &


Pemilihan Sistem Struktur
Lokasi = Surabaya
Kategori Resiko (KR) = II A
SDS = 0.607
SD1 = 0.496

Tabel 6 - Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter


Respons Percepatan Pada Perioda Pendek (S DS)
Kategori Resiko
Nilai SDS
I atau II atau III IV
SDS < 0.167 A A
0.167 ≤ SDS < 0.33 B C
0.33 ≤ SDS < 0.50 C D
SDS ≥ 0.5 D D
KDS : D
Respon Spektrum.pdf
93

Kategori Desain Seismik (KDS) &


Pemilihan Sistem Struktur (cont’d)

Tabel 7 - Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter


Respons Percepatan Pada Perioda 1 Detik (S D1)
Kategori Resiko
Nilai SD1
I atau II atau III IV
SD1 < 0.167 A A
0.067 ≤ SD1 < 0.133 B C
0.133 ≤ SD1 < 0.20 C D
SD1 ≥ 0.20 D D
KDS : D

Respon Spektrum.pdf
94

47
22/09/2020

Kategori Desain Seismik (KDS) &


Pemilihan Sistem Struktur (cont’d)
Pada conton ini,
untuk perencanaan diambil Kategori Desain Seismik (KDS) : D

Code Tingkat Resiko Kegempaan


Rendah Menengah Tinggi
SNI 1726-2012 KDS A,B KDS C KDS D,E,F
Sistem Struktur SRPMB/M/K SRPMM/K SRPMK
SDSB/K SDSB/K SDSK

Sistem struktur dipakai :


Sistem Ganda Dinding Geser Beton Bertulang Khusus + SPRM_K

Dengan faktor-faktor system penahan gaya gempa sbb:


Rangka Pemikul Momen Khusus
R 7.0
Cd 5.5
Respon Spektrum.pdf Ω0 2.5 95

VI.4. Perhitungan Gaya Gempa

Apabila gaya geser dasar


kombinasi respons ragam (Vt)
lebih kecil dari 100% dari
prosedur gaya lateral ekivalen
(V), maka harus diskalakan
sebesar V/Vt
96

48
22/09/2020

VI.4. Perhitungan Gaya Gempa

Apabila gaya geser dasar


kombinasi respons ragam (Vt)
lebih kecil dari 100% dari
prosedur gaya lateral ekivalen
(V), maka harus diskalakan
sebesar V/Vt
97

Salah satu hal baru & penting dalam


SNI Gempa 1726-2012/2019

• Ketidakberaturan Horisontal / KTH


• Ketidakberaturan Vertikal / KTV

Masing2 ketidakberaturan mempunyai konsekuensi (!)

98

49
22/09/2020

99

100

50
22/09/2020

Prinsip utama bahwa


struktur yang mempunyai
response yang baik terhadap
gempa adalah

Struktur Teratur !

101

Pengecekan Ketidakberaturan
Horisontal / KTH
Tipe ketidakberaturan horisontal pada struktur antara lain:

1 Ketidakberaturan torsi dan 2 Ketidakberaturan


Ketidakberaturan torsi berlebihan sudut dalam

102
Aplikasi SNI Gempa 1726-2012.pdf

51
22/09/2020

Pengecekan Ketidakberaturan
Horisontal/KTH (cont’d)

3 Ketidakberaturan
4 Ketidakberaturan
diskontinuitas diafragma pergeseran melintang terhadap bidang

Aplikasi SNI Gempa 1726-2012.pdf


103

Pengecekan Ketidakberaturan
Horisontal / KTH (cont’d)

5 Ketidakberaturan sistem nonparalel

Aplikasi SNI Gempa 1726-2012.pdf

104

52
22/09/2020

Pengecekan Ketidakberaturan
Vertikal (KTV)
Tipe Ketidakberaturan vertikal pada struktur terdiri atas :

1 Ketidakberaturan kekakuan tingkat 2 Ketidakberaturan berat


lunak dan Ketidakberaturan kekakuan (massa)
tingkat lunak berlebihan

Aplikasi SNI Gempa 1726-2012.pdf 105

Pengecekan Ketidakberaturan
Vertikal / KTV(cont’d)

3 Ketidakberaturan 4 Diskontinuitas arah bidang dalam


ketidakberaturan elemen penahan
geometri vertikal
gaya lateral vertikal

Aplikasi SNI Gempa 1726-2012.pdf


106

53
22/09/2020

Pengecekan Ketidakberaturan
Vertikal / KTV(cont’d)
5
Diskontinuitas dalam ketidakberaturan kuat lateral tingkat dan
Diskontinuitas dalam ketidakberaturan kuat lateral tingkat yang berlebihan

Aplikasi SNI Gempa 1726-2012.pdf


107

Pengecekan Pengaruh Efek P-Delta

Koefisien stabilitas (θ) harus


tidak melebihi (θmax) yang
ditentukan sebagai berikut.

Rasio ini diijinkan secara


konservatif diambil sebesar 1,0

Pembebanan dan Pemodelan Diafragma.pdf 108

54
22/09/2020

Pengecekan Simpangan Antar Lantai

Penentuan Batasan simpangan antar lantai tingkat


atau inter story drift (Δ) dimaksudkan untuk
membatasi deformasi lateral yang bisa menimbulkan
ketidaknyamanan penghuni serta kerusakan2 elemen2
non struktural.

109

Analisis dan Desain Diafragma

Structural & Geotechnical Engineers


110

55
22/09/2020

Menghitung gaya Diafragma… (cont’d)


Definisi Diafragma
Secara umum, diafragma pada bangunan adalah merupakan elemen struktur (sebagian besar
adalah pelat lantai dan balok) yang berfungsi untuk menyalurkan gaya-gaya lateral akibat
gempa antara sistem lantai dan sistem elemen vertikal penahan gaya gempa,
seperti kolom dan dinding struktural.

Diafragmaharus didesain
sebagai sistem penahan
gaya gempa untuk setiap
bangunan yang masuk ke dalam
Kategori Desain Seismik
(KDS) D, E atau F

111

Flowchart Desain Diafragma


Start

Tentukan Pembebanan Geser Diafragma Kord Geser Friksi


Diafgragma

Tinjau MZ dari
Tinjau F1 dari Tinjau F1 dari
Aplikasikan Fpx ke lantai section cut dan
section cut untuk section cut untuk
yang ditinjau kemudian
mendapatkan gaya mendapatkan gaya
(lantai lainnya tetap CQC) ditransformasi
geser desain geser friksi
menjadi tarik tekan
pada kord

Aplikasikan Fpx ke lantai


yang ditinjau
(lantai lainnya tetap CQC) Beton dapat Desain tarik kord Tulangan longitudinal
menahan Geser dengan terpasang (pada pelat) dapat
menambahkan menahan geser friksi
tulangan
Tinjau gaya dalam untuk Longitudinal
mendesain komponen
diafragma dari section cut No
No
Yes Yes
Pertebal Pelat (Hindari Tambahkan Tulangan geser
penambahan Tulangan friksi
Geser)

End 112

56
22/09/2020

Flowchart Desain Elemen Kolektor

Desain Struktur dengan Beban


Desain CQC/ELF

Tentukan balok yang memenuhi definisi elemen


kolektor dan balok lainnya yang memiliki tegangan
aksial tekan lebih dari 0.1Agfc

Desain Tarik Balok Kolektor Desain Tekan Balok Kolektor

Aplikasi Gaya Fpx yang Sudah Desain Confinement


Desain Kekuatan
Dikalikan Balok Berdasarkan
Tekan Balok
Tegangan Tekan

Desain Kekuatan Tarik Balok Kolektor


Aplikasikan Gaya Fpx
dengan Menambah Tulangan Jika diaplikasikan Jika diaplikasikan
yang sudah dikalikan
Longitudina dan Memenuhi SNI 2847 Gaya Fpx tanpa Gaya Fpx dikalikan
pasal 21.11.7.6

No Yes Cek Gaya Dalam Terhadap


Tegangan Tekan > Tegangan Tekan > Diagram Interaksi Balok
Desain Tarik Sudah 0.2 Ag Fc 0.5 Ag Fc
Perbesar Penampang
Memenuhi Yes No
dan Ulangi Proses No No
Desain
Desain Tekan
Sudah Tambah Tulangan
Yes Confine dengan Ketentuan Yes Longitudinal atau
Memenuhi
SNI 2847 pasal 21.6 Perbesar Penampang

Confine dengan Ketentuan SNI Confine dengan Ketentuan SNI


2847 pasal 21.11.7.5 hingga 2847 pasal 21.11.7.5 hingga
tegangan mencapai 0.15 Ag Fc tegangan mencapai 0.4 Ag Fc

Desain Confinement Sudah 113


Memenuhi

Penulangan SRPMK

Structural & Geotechnical Engineers


114

57
22/09/2020

Sangat penting sekali adalah Detailing …


agar Struktur bersifat daktail/ductile (!)

Boundary Element of Sheawall

115

Sangat penting sekali adalah Detailing …


agar Struktur bersifat daktail/ductile (!) ….(cont’d)

116

58
22/09/2020

Penulangan SRPMK

Balok
a. Syarat Tulangan Longitudinal

117

Penulangan SRPMK

Balok
b. Syarat Tulangan Longitudinal

118

59
22/09/2020

Penulangan SRPMK
Balok
c. Syarat Tulangan Transversal

119

Penulangan SRPMK
Balok
d. Syarat Tulangan Transversal

120

60
22/09/2020

Penulangan SRPMK
Balok
e. Contoh detail Penulangan Balok SRPMK

121

Penulangan SRPMK
Balok
d. Contoh detail Penulangan Balok SRPMK

122

61
22/09/2020

Penulangan SRPMK
Kolom
a. Batasan Dimensi dan Kekuatan Lentur Minimum

Dimana:
∑Mnc : Jumlah momen pada muka joint, yang
berhubungan dengan kuat lentur nominal
kolom yang merangka pada join tersebut.
∑Mnb : Jumlah momen pada muka join, yang
berhubungan dengan kuat lentur nominal
balok (termasuk pelat yang berada dalam
kondisi tarik) yang merangka pada joint
tersebut.
123

Penulangan SRPMK
Kolom
b. Syarat Tulangan Longitudinal

124

62
22/09/2020

Penulangan SRPMK
Kolom
b. Syarat Tulangan Longitudinal

125

Penulangan SRPMK
Kolom
c. Syarat Tulangan Transversal

126

63
22/09/2020

Penulangan SRPMK
Kolom
c. Syarat Tulangan Transversal

127

Penulangan SRPMK
Kolom
c. Syarat Tulangan Transversal

128

64
22/09/2020

Penulangan SRPMK
Kolom
d. Contoh detail
Penulangan
Kolom
SRPMK

129

Penulangan SRPMK
Joint Balok - Kolom
a. Umum

130

65
22/09/2020

Penulangan SRPMK
Joint Balok - Kolom
b. Syarat Tulangan Transversal

131

Penulangan SRPMK
Joint Balok - Kolom
c. Kekuatan geser

132

66
22/09/2020

Penulangan SRPMK
Joint Balok - Kolom
c. Kekuatan geser

133

Penulangan SRPMK
Joint Balok - Kolom
d. Contoh Joint Balok - Kolom

134

67
22/09/2020

Penulangan SRPMK
Panjang Penyaluran Tulangan
a. Panjang Penyaluran Tulangan
tanpa Kait

135

Penulangan SRPMK
Panjang Penyaluran Tulangan
b. Panjang Penyaluran Tulangan dengan Kait

136

68
22/09/2020

Penulangan SRPMK
Panjang Penyaluran Tulangan
b. Panjang Penyaluran Tulangan dengan Kait

137

Desain Dinding Geser

Structural & Geotechnical Engineers


138

69
22/09/2020

Desain Dinding Geser

Langkah2 penulangan Dinding Geser


• Desain tulangan lentur
• Perlu tidaknya ‘Boundary element” pada shearwall…
• Desain tulangan geser dan tulangan pengekang
shearwall
• Pengecekan Keruntuhan Geser Tidak Mendahului
Keruntuhan Lentur

139

Desain Dinding Geser

a. Desain Awal

140

70
22/09/2020

Desain Dinding Geser

b. Tulangan Shearwall

141

Desain Dinding Geser

b. Tulangan Shearwall

142

71
22/09/2020

Desain Dinding Geser

c. Kekuatan Geser

143

Desain Dinding Geser

d. Elemen Batas/Boundary Elements

144

72
22/09/2020

Desain Dinding Geser

d. Elemen Batas/Boundary Elements

145

Desain Dinding Geser

d. Elemen Batas/Boundary Elements

146

73
22/09/2020

Desain Dinding Geser

d. Elemen Batas/Boundary Elements

147

Desain Dinding Geser

d. Elemen Batas/Boundary Elements

148

74
22/09/2020

Desain tulangan kord dan elemen kolektor

Detail tulangan Kord (Chord)

Tulangan kord dengan confinement


Desain dan Detailing Elemen Diafragma, Kord.pdf
149

Analisis Dan Desain Diafragma

Structural & Geotechnical Engineers 150

75
22/09/2020

Definisi Diafragma

Secara umum, diafragma pada bangunan adalah merupakan elemen struktur


(sebagian besar adalah pelat lantai dan balok) yang berfungsi untuk
menstabilkan dan menyalurkan gaya-gaya lateral akibat gempa
antara sistem lantai dan sistem elemen vertikal penahan gaya
gempa, seperti kolom dan dinding struktural.

Diafragmaharus didesain
sebagai sistem penahan
gaya gempa untuk setiap
bangunan yang masuk ke dalam
Kategori Desain Seismik
(KDS) D, E atau F

151

Flowchart Desain Diafragma


Start

Tentukan Pembebanan Geser Diafragma Kord Geser Friksi


Diafgragma

Tinjau MZ dari
Tinjau F1 dari Tinjau F1 dari
Aplikasikan Fpx ke lantai section cut dan
section cut untuk section cut untuk
yang ditinjau kemudian
mendapatkan gaya mendapatkan gaya
(lantai lainnya tetap CQC) ditransformasi
geser desain geser friksi
menjadi tarik tekan
pada kord

Aplikasikan Fpx ke lantai


yang ditinjau
(lantai lainnya tetap CQC) Beton dapat Desain tarik kord Tulangan longitudinal
menahan Geser dengan terpasang (pada pelat) dapat
menambahkan menahan geser friksi
tulangan
Tinjau gaya dalam untuk Longitudinal
mendesain komponen
diafragma dari section cut No
No
Yes Yes
Pertebal Pelat (Hindari Tambahkan Tulangan geser
penambahan Tulangan friksi
Geser)

End 152

76
22/09/2020

Tipe Diafragma

1. Diafragma Fleksibel
2. Diafragma Rigid

3. Diafragma Semi-Rigid

Diafragma tipe ini diasumsikan fleksibel dengan 6 DOF per node dalam
struktur 3D. Bentang dari diafragma ini dimodelkan sebagai simple
shear dan distribusi gaya lateral ke elemen vertikal berdasarkan tributari
massa
Secara umum tidak applicable untuk diafragma beton atau diafragma
beton di atas stell deck. Banyak digunakan dalam memodelkan
diafragma kayu dan diafragma un-topped steel deck. Perhitungan lebih
banyak digunakan dengan tangan atau spreadsheet daripada
menggunakan program analisis struktur

153

Tipe Diafragma

1. Diafragma Fleksibel

2. Diafragma Rigid
3. Diafragma Semi-Rigid
Diafragma tipe ini mengasumsikan elemen pelat lantai sebagai elemen rigid body
dengan kekakuan tak berhingga dibandingkan dengan elemen vertikal sistem
penahan gaya lateral. Distribusi gaya lateral didasarkan pada kekakuan relatif dari
elemen vertikal. Semua elemen vertikal ditransformasikan pada pusat kekakuan
dengan rigid link. Dengan demikian terdapat 3 DOF (X, Y dan θ) pada pusat kekauat
struktur
Diafragma rigid merupakan pendekatan paling umum yang dilakukan
dalam desain diafragma beton dan diafragma beton di atas steel deck.
Digunakan secara umum pada berbagai program analisis struktur
sampai dengan terbitnya SNI 1726-2019 yang mensyaratkan diafragma
semi-rigid 154

77
22/09/2020

Tipe Diafragma

1. Diafragma Fleksibel

2. Diafragma Rigid

3. Diafragma Semi-Rigid
Diafragma semi-rigid memodelkan kekakuan diafragma di dalam analitis
dengan memasukkan kekakuan pelat lantai ke dalam kekakuan struktur
dengan 3 DOF (X, Y dan θ) per lantai. Kekakuan diafragma dihitung
berdasarkan tebal, dimensi, dan properti material pelat dan biasanya
digunakan model shell element
Diafragma ini merupakan model paling realistis namun membutuhkan
CPU time yang lebih lama dibandingkan dengan analisis diafragma rigid,
tapi pada saat ini dengan kemajuan computer, hal ini tidak menjadi
masalah lagi

155

Elemen-Elemen Diafragma

1. Pelat Diafragma

2. Tarik Tekan pada Kord


3. Kolektor

4. Sambungan ke Elemen Vertikal

156

78
22/09/2020

Elemen-Elemen Diafragma

1. Pelat Diafragma

2. Tarik Tekan pada Kord

3. Kolektor
4. Sambungan ke Elemen Vertikal

157

Elemen-Elemen Diafragma

1. Pelat Diafragma

2. Tarik Tekan pada Kord

3. Kolektor
4. Sambungan ke Elemen Vertikal

158

79
22/09/2020

Elemen-Elemen Diafragma

1. Pelat Diafragma

2. Tarik Tekan pada Kord

3. Kolektor

4. Sambungan ke Elemen Vertikal


159

Gaya Desain Diafragma

SNI 1726-2019 Ps 7.10, gaya desain diapragma diambil yang terbesar antara:

1. Gaya desain seismic dari analisis struktur Fx (CQC)


2. Gaya desain diafragma Fpx

Gaya desain diafragma ini diaplikasikan per lantai (one floor at a time),
dan lantai lainnya diaplikasikan gaya CQC

160

80
22/09/2020

Gaya Desain Diafragma


Section Cut

F11 : Gaya Geser


F22 : Gaya Tarik
MZ : Momen Sebidang in-plane Pelat

161

Elemen Kord

Kord merupakan bagian yang terletak di ujung-ujung (tegak lurus arah


beban lateral) yang berfungsi seperti boundary pada dinding geser

162

81
22/09/2020

Detailing Elemen Kord

a. Penulangan kord Tarik akibat


momen harus diletakkan selebar
h/4 dari tepi tarik diafragma
b. Ketika kedalaman diafragma
berubah sepanjang bentangnya,
diperbolehkan menempatkan
Panjang penyaluran ke segmen
diafragma di dekatnya yang tidak
masuk ke dalam batas h/4
segmen tersebut

163

Detailing Elemen Kord

c. Ketika tulangan kord diposisikan pada tepi diafragma, persamaan untuk


menghitung area tulangan tarik kord (ϕ = 0.9) ialah:

d. Penulangan kord biasanya diletakkan pada tengah tebal pelat atau balok
untuk mengurangi konstribusi kuat lentur pelat dan balok

e. “Ketika kord diposisikan selebar balok, kord dan balok ditujukan untuk
menahan efek orthogonal, sehingga tulangan yang sama dapat menahan
momen akibat beban di satu arah dan gaya tarik kord pada arah tegak lurus.
Pada umumnya, apabila balok merupakan bagian dari rangka penahan
momen khusus, kebutuhan tulangan longitudinal akan cukup untuk
kebutuhan kord” (NEHRP Seismic Design Technical Brief No.3)

164

82
22/09/2020

Detailing Elemen Kord

f. Daerah tekan lentur umumnya


tidak perlu ditinjau dalam desain dan
detailing, kecuali Ketika terdapat
gaya tekan lentur Cu akibat momen
in-plane pada diafragma yang
ditahan oleh strut sepanjang bukaan

g. Apabila tegangan tekan yang terjadi


pada suatu strut melebihi 0.2 f’c
atau 0.5 f’c (untuk gaya desain yang
ditingkatkan dengan overstrength),
confinement diperlukan

165

Detailing Elemen Kord

h. Apabila dibutuhkan, confinement dapat diteruskan ke dalam pelat sepanjang


paling tidak panjang penyaluran tarik tulangan longitudinal (ld) atau 300 mm

i. Gaya tekan kord juga dapat meningkatkan kapasitas momen dari balok karena
beban aksial pada balok kemungkinan terletak di bawah titik balance

j. “Dalam menentukan gaya tekan kord ke suatu balok, hanya 30% dari gaya kord
yang akan dibutuhkan mengingat gaya gempa tegak lurus terhadap
pembebanan rangka pemikul momen. Begitu pula terhadap gaya tarik kord”
(NEHRP Seismic Design Technical Brief No.3)

k. Kenaikan kapasitas momen balok akibat gaya tekan kord perlu diperhitungkan
dalam meninjau ketentuan strong column weak beam

166

83
22/09/2020

Detailing Elemen Kord

l. Berbeda dengan Kolektor, gaya kolektor yang bekerja pada balok berasal dari
gaya gempa yang membebani rangka pemikul momen, sehingga 100% gaya
kolektor ditinjau dalam mendesain balok

m. Pada umumnya penulangan kord dan kolektor diletakkan di tengah tinggi


pelat/ balok. Pada struktur yang didesain pada KSD D, E, F, SNI 2847-2019 Ps
18.12.7.6 mengharuskan spasi as ke as sebesar 3db, tetapi tidak kurang dari
40 mm, dan selimut bersih beton minimum 2.5db, tetapi tidak kurang dari 50
mm

Contoh Pemasangan Elemen Kord

168

84
22/09/2020

Elemen Kolektor

Beberapa definisi elemen yang dapat dikelompokan sebagai kolektor:

a. Kolektor adalah elemen tarik dan tekan yang mengumpulkan gaya geser dari
diafragma dan menyalurkan gaya tersebut ke elemen vertikal

b. Kolektor juga bisa menyalurkan gaya dari elemen vertikal ke diafragma yang
biasa dijumpai pada area transisi podium
c. Kolektor dapat berbentuk balok dan juga
pelat. Area pelat yang luas yang
berfungsi sebagai kolektor bisa disebut
Distributed Collectors

169

Elemen Kolektor

d. Kolektor dapat dipasang dengan lebar yang sama dengan dinding, namun
pada kasus karena keterbatasan ketebalan atau gaya transfer yang cukup
besar, kolektor harus disebar sepanjang beff

e. Lebar sebaran tulangan kolektor (b ) tidak diatur dalam peraturan namun


eff
dapat diambil tidak perlu lebih lebar dari lebar dinding
ditambah setengah Panjang kontak diafragma
f. Transfer gaya dengan mekanisme geser friksi harus ditinjau pada kasus ini

170

85
22/09/2020

Flowchart Desain Elemen Kolektor

Desain Struktur dengan Beban


Desain CQC/ELF

Tentukan balok yang memenuhi definisi elemen


kolektor dan balok lainnya yang memiliki tegangan
aksial tekan lebih dari 0.1Agfc

Desain Tarik Balok Kolektor Desain Tekan Balok Kolektor

Aplikasi Gaya Fpx yang Sudah Desain Confinement


Desain Kekuatan
Dikalikan Balok Berdasarkan
Tekan Balok
Tegangan Tekan

Desain Kekuatan Tarik Balok Kolektor


Aplikasikan Gaya Fpx
dengan Menambah Tulangan Jika diaplikasikan Jika diaplikasikan
yang sudah dikalikan
Longitudina dan Memenuhi SNI 2847 Gaya Fpx tanpa Gaya Fpx dikalikan
pasal 21.11.7.6

No Yes Cek Gaya Dalam Terhadap


Tegangan Tekan > Tegangan Tekan > Diagram Interaksi Balok
Desain Tarik Sudah 0.2 Ag Fc 0.5 Ag Fc
Perbesar Penampang
Memenuhi Yes No
dan Ulangi Proses No No
Desain
Desain Tekan
Sudah Tambah Tulangan
Yes Confine dengan Ketentuan Yes Longitudinal atau
Memenuhi
SNI 2847 pasal 21.6 Perbesar Penampang

Confine dengan Ketentuan SNI Confine dengan Ketentuan SNI


2847 pasal 21.11.7.5 hingga 2847 pasal 21.11.7.5 hingga
tegangan mencapai 0.15 Ag Fc tegangan mencapai 0.4 Ag Fc

Desain Confinement Sudah 171


Memenuhi

Identifikasi Elemen Kolektor

a. Secara umum, kolektor adalah suatu elemen struktur yang berfungsi


menyalurkan gaya dari diafragma ke elemen vertikal dan kebalikannya, serta
elemen penahan gaya lateral satu ke elemen penahan lateral lainnya

b. Lain halnya dengan dinding kopel yang menghubungkan beberapa panel


dinding geser menjadi satu kesatuan, kolektor pada bangunan umumnya
identik dengan pelat ataupun balok yang menyalurkan gaya dari dinding
geser ke elemen penahan lateral lainnya seperti rangka

Gaya aksial pada balok-balok


yang diidentifikasi merupakan
elemen kolektor

Note : SNI 2847-2019 Ps 9.5.2.2, gaya


aksial balok tidak bolek melebihi
0.1f’cAg, sehingga balok yang
memeiliki gaya aksial melebihi nilai
tersebut digolongkan elemen
kolektor

172

86
22/09/2020

Gaya Desain Elemen Kolektor

Gaya desain elemen kolektor ditentukan berdasarkan SNI 1726-2019 Ps 7.10.2


sebagai berikut:

(1). Gaya-gaya yang dihasilkan dari aplikasi Fx pada struktur dalam kombinasi
pembebanan yang menggunakan faktor kuat lebih Ω0

(2). Gaya-gaya yang dihasilkan dari aplikasi Fpx pada struktur dalam kombinasi
pembebanan yang menggunakan faktor kuat lebih Ω0

(3). Gaya-gaya yang dihasilkan dari aplikasi Fpx,min pada struktur dalam
kombinasi pembebanan dasar (tanpa faktor kuat lebih Ω0)

√ Gaya-gaya yang didapat dari persamaan (1) sampai (3) tidak perlu diambil
lebih besar dari Fpx, max dalam kombinasi pembebanan dasar

√ Pada beberapa kasus terutama pada KDS C dimana nilai R kecil, gaya Fx bisa
saja lebih besar dari gaya Fpx, max. Jika ditemukan seperti ini, diambil nialai
Fx tanpa dikalikan dengan Ω0
173

Gaya Desain Elemen Kolektor

Gaya desain kolektor:


(1). Gaya-gaya yang dihasilkan dari aplikasi Fx pada struktur dalam kombinasi
pembebanan yang menggunakan faktor kuat lebih Ω0

(2). Gaya-gaya yang dihasilkan dari aplikasi Fpx pada struktur dalam kombinasi
pembebanan yang menggunakan faktor kuat lebih Ω0

(3). Gaya-gaya yang dihasilkan dari aplikasi Fpx,min pada struktur dalam
kombinasi pembebanan dasar (tanpa faktor kuat lebih Ω0)
√ Pada persamaan (1), gaya Fx diaplikasikan secara bersamaan pada setiap level lantai

√ Pada persamaan (2) dan (3), gaya Fpx dan Fpx,min diaplikasikan pada satu lantai pada
satu waktu dimana diafragma sedang ditinjau dengan menggunakan model bangunan
keseluruhan atau model terisolasi dari diafragma

174

87
22/09/2020

Detailing Elemen Kolektor

a. Kolektor adalah elemen yang mengalami tekan pada satu sisi dan Tarik pada
sisi lainnya sehingga elemen dan sambungannya harus didesain untuk
mampu menahan kedua gaya tersebut

b. Dimensi minimum dari kolektor ditentukan dari desain tarik dan tekan
terutama dari ketentuan detailingnya, terutama dari ketentuan
desain tekannya
c. Kolektor pada KDS D hingga F disyaratkan untuk memiliki tulangan
sengkang/ tranversal seperti pada elemen boundary dinding geser jika
tegangan tekan (terhadap Ag) lebih dari 0.2f’c

d. Tulangan transversal ini diperbolehkan untuk diskontinu pada penampang


dengan tegangan tekan lebih kecil dari 0.15f’c
175

Detailing Elemen Kolektor

e. Jika gaya desain telah diamplifikasi dengan faktor kuat lebih Ω0 batas 0.2f’c
dapat ditingkatkan menjadi 0.5f’c dan batas 0.15f’c dinaikan menjadi 0.4 f’c

f. Elemen kolektor berupa pelat dianjurkan untuk dapat menghindari kebutuhan


tulangan transversal ini untuk memudahkan konstruksi

g. Persyaratan tulangan transversal jika tegangan pada kolektor terlampaui


adalah sebagai berikut
1. Harus disediakan tulangan transversal dengan kait 135o dan jarak antar kaki Sengkang
tidak boleh melebihi 350 mm pusat ke pusat

2. Spasi tulangan tranversal tidak boleh melebihi yang terkecil dari:


(a). Sepertiga dimensi komponen struktur minimum

(b). Enam kali diameter batang tulangan longitudinal terkecil

(c). S0, sesuai persamaan:


S0 tidak boleh melebihi 150 mm dan
tidak perlu diambil kurang dari 100 mm
176

88
22/09/2020

Detailing Elemen Kolektor

h. Luas penampang total tulangan Sengkang, Ash tidak boleh kurang dari:

177

Detailing Elemen Kolektor

i. Dalam desain elemen kolektor terhadap tarik, kolektor harus didesain


sedemikian rupa sehingga tulangan longitudinal pada area sambungan
(splice) dan juga pengangkuran memiliki satu dari (1) atau (2)
1. Spasi pusat ke pusat minimum sebesar 3db, tetapi tidak kurang dari 40 mm, dan
selimut bersih beton minimum 2.5db, tetapi tidak kurang dari 50 mm

2. Tulangan transversal tidak kurang dari yang terkecil dari:

178

89
22/09/2020

Detailing Elemen Kolektor

j. Tulangan kolektor pada umumnya dapat disebar pada pelat dan juga balok

k. Pada balok, diusahakan ditaruh pada bagian tengah untuk mengurangi


konstribusi penambahan kapasitas momen balok yang juga merupakan
elemen penahan gaya lateral Bersama dengan kolom

l. Strong Column Weak Beam harus tetap diperhatikan,


dimana penambahan tualngan pada balok harus diperhitungkan untuk
menghitung probable moment (Mpr) pada joint dan kolom

m. Jika tidak memungkinkan untuk menambah tulangan pada balok,


tulangan kolektor dapat dipasang pada lebar efektif pelat
di sisi balok

179

Detailing Elemen Kolektor

Hubungan kolektor ke daerah Balok untuk kolektor yang besar


boundary element dinding geser

180

90
22/09/2020

Software yang Digunakan

181

Software yang Digunakan pada


Perencanaan Struktur Atas antara lain :

182

91
22/09/2020

SESI 02 (90+30 menit)_Struktur Bawah


Konsep/Dasar2 Perencanaan
Struktur Bangunan Tinggi

• Stadin •
We design it professionally ! 183

… Contents …
SESI 01 (120 menit)_Struktur Atas
• 1. Pendahuluan
• 2. Pihak2 Yang Terlibat Dalam Proyek
• 3. Konsultan Struktur Atas & Bawah
• 4. Tahap2 Perencanaan Str. Atas & Bawah
• 5. Kriteria Design Struktur Atas dan Bawah
• 6. Perencanaan Struktur Atas (upper structure)

SESI 02 (120 menit)_Struktur Bawah


• 7. Perencanaan Struktur Bawah (sub structure)
• 8. Dokumen ForIMB, ForTender dan ForCon
• 9. Rapat Koordinasi Tahap Pelaksanaan
• 10. Contoh2 berbagai Jenis Proyek
• 11. Q&A dan Diskusi …(30 menit) 184

92
22/09/2020

7. Perencanaan Struktur Bawah

185

Perencanaan Fondasi …

1. Jenis2 fondasi
2. Dasar2 Pemilihan jenis fondasi
3. Daya dukung fondasi
4. Langkah2 utama perencanaan fondasi

186

93
22/09/2020

Perencanaan Fondasi

Mengapa perencanaan fondasi itu penting ?


187

... Dasar2 Pemilihan Jenis/Tipe Fondasi...

✓ Bisa tidaknya dilaksanakan


✓ Jalan Masuk ke site
✓ Kemudahan Pelaksanaan

✓ Gangguan Lingkungan/Kebisingan
✓ Waktu Pelaksanaan

✓ Beban Kolom
✓ Kondisi Tanah
✓ Kondisi existing
✓ Biaya... (!)
188

94
22/09/2020

Jenis Fondasi Dalam

Tiang Pancang /Driven Pile


Driven Pile Construction.MOV
189

Jenis Fondasi Dalam (cont’d)

Tiang Bor
Bored Pile construction.mp4 190

95
22/09/2020

Jenis Fondasi Dalam (cont’d)

Pondasi Rakit /Raft Foundation


Construction of Mat Footing.mp4 191

…Keunggulan Fondasi Tiang Pancang…

Mudah dilaksanakan Kontraktor tiang pancang


banyak tersedia

Produsen tiang pancang


banyak tersedia Mutu pelaksanaan cepat

Mutu tiang pancang precast Mutu pelaksanaan mudah


lebih terjamin dikontrol

Secara umum:
Biaya lebih m u r a h
192

96
22/09/2020

…Keunggulan Pondasi Bored Pile…

• Diameter Bored Pile tersedia dalam beberapa


ukuran, (dia.60cm, 80cm,100cm, 120cm,
150cm,…300cm)
• Kedalaman bisa diatas 100 m
• Kepastian Kedalaman,
• Bisa menembus lapisan keras , lensa, bahkan
lapisan batu …!
• Daya Dukung Ijin bisa (sangat) tinggi

193

…Kekurangan Pondasi Tiang Pancang…

Gangguan Lingkungan / Kebisingan


(bisa diatasi dengan HSPD/ JackPile)

Panjang Tiang tidak bisa pasti, terkadang


terlalu pendek/panjang
(bisa diatasi/ dikurangi dengan dilakukan “Indicator Pile”)

Kecuali Mini Pile, Tiang pancang memerlukan


waktu setidaknya 14 hari untuk pemesanan

194

97
22/09/2020

…Kekurangan Fondasi Bored Pile…

Kontraktor Bored Pile yang berkualitas terbatas

Saat pelaksanaan lahan kotor

Harus dilakukan pembuangan tanah

Perlu pengawasan yang ketat & diawasi oleh pengawas


yang berkualitas, tegas dan mempunyai “Integritas Tinggi” ... tidak mudah
diajak kompromi oleh Kontraktor.. (!)

Secara umum, biaya lebih mahal …


195

Perencanaan Fondasi Dalam

Perhitungan Pondasi Dalam/ Tiang Pancang/ Bored Pile dilakukan


dengan mengikuti ketentuan berikut :

Prinsip “Working Load”/ Beban Kerja :


Untuk analisa geoteknik/geotechnical Engineering.

Prinsip “Design Strength” / Kuat Rencana :


Untuk design elemen2 pondasi…(tiang pancang, bored pile,
, pilecap, tiebeam, pelat pondasi, dst…)

196

98
22/09/2020

Langkah2 Utama
Perencanaan Fondasi Dalam
➢ TOR soil test & Pumping Test

➢ Penentuan type fondasi & dimensi fondasi


➢ Perhitungan daya dukung (aksial tekan, tarik & lateral)
➢ Perhitungan jumlah tiang
➢ Perhitungan efisiensi kelompok tiang
➢ Pengecekan daya dukung akibat berbagai LoadCombo
➢ Perhitungan penurunan (immediate & consolidation settlement )
➢ Perhitungan penulangan
➢ Perhitungan kebutuhan load test (capacity & integrity test)
197

TOR (Term of Reference) Soil Test


Jumlah & jenis penyelidikan tanah mengacu pada SNI 8460 : 2017
SNI 8460-2017 Persyaratan Perancangan Geoteknik.pdf

Denah Soil Test

TOR Soil Test.pdf 198

99
22/09/2020

Perhitungan Daya Dukung Tiang


Daya dukung fondasi tiang pancang/ bored pile terdiri dari :
❑ Daya Dukung Aksial (aksial tekan dan aksial tarik)

❑ Daya Dukung Lateral


Perhitungan daya dukung izin lateral tiang dapat dilakukan dengan
menggunakan bantuan program antara lain: L-Pile, GROUP dari
ENSOFT, USA.

Seluruh daya dukung harus di cek terhadap berbagai kondisi


pembebanan / Load Combination akibat Gravitasi, Gempa Rencana, dan
Gempa Kuat (severe earthquake)
199

Penurunan / Settlement
Penurunan pondasi tiang terdiri atas dua komponen
Penurunan segera/ immediate settlement terjadi segera setelah
beban bekerja
Penurunan konsolidasi / consolidation settlement terjadi
secara berangsur-angsur bersamaan dengan disipasi tekanan air pori ekses

Penurunan yang diizinkan mengacu pada SNI 8460:2017 yaitu :


Penurunan izin < 15 cm + b/600 (b dalam satuan cm)
untuk bangunan tinggi

Differential Settlement harus memenuhi kriteria kekuatan dan


kemampulayanan sebesar 1/300

200

100
22/09/2020

Consolidation Settlement
Terzaghi Method (1883 – 1963), The Father of Soil Mechanics

Where:

U = ultimate settlement (infinite time)


Cc = compression index
e = void ratio
Hi = thickness of compressible layer

P1 = the effective overburden pressure (before loading)


P = additional pressure due to loading
P2 = the final effective pressure (P1 + P)

201 Structural & Geotechnical Engineers

Settlement (cont’d)
Output total consolidation settlement_Settle 3D

202

101
22/09/2020

Pile Load Test (Kapasitas& Intergritas)

Koden Test
Lateral Loading Test
Axial Loading Test

PileDrivingAnalyzer(PDA)
Crosshole Sonic Logging (CSL) Pile Integrity Test (PIT)
203

Axial Load Test


(ASTM D1143 – 07)

Tujuan
Menentukan respons tiang terhadap suatu pembebanan tekan statis
yang bekerja secara aksial

Batasan deformasi pada 200% pembebanan rencana :

✓ 25 mm untuk tiang dengan diameter maksimum 80 cm

✓ 4% diameter untuk tiang > 80 cm

204

102
22/09/2020

Axial Load Test


Jumlah tiang percobaan beban aksial tekan mengacu pada SNI 8460:2017 :
o Untuk tiang bor : min. 1 (satu) tiang setiap 75 tiang dengan ukuran
penampang yang sama
o Untuk tiang pancang : min. 1 (satu) tiang setiap 100 tiang dengan
ukuran penampang yang sama

o Untuk fondasi tiang bor yang jumlahnya < 75 tiang dan atau fondasi tiang pancang
< 100 tiang, maka minimum 1 (satu) tiang percobaan dilakukan setiap ukuran
penampang yang sama

Jumlah test dapat dikombinasikan dengan dynamic


loading, sebagai berikut :

60% static loading test + 40% dynamic loading test

205

Lateral Loading Test


(ASTM D3966-07)
Tujuan
Menentukan respons tiang terhadap suatu pembebanan lateral

Berdasarkan SNI 8460:2017 pasal 9.8.3, uji pembebanan arah


horizontal dilakukan minimum 1 (satu) tiang percobaan untuk setiap
tiang yang ukuran penampangnya sama.

Lateral displacement yang diizinkan adalah sebesar 25 mm pada


beban percobaan lateral maksimum 200%.

206

103
22/09/2020

Pile Driving Analyzer (PDA)


(ASTM D4945-08)

PDA Test adalah test dinamik berdasarkan teori


perambatan gelombang satu dimensi.

Berdasarkan SNI 8460:2017, jumlah uji


pembebanan dinamik pada struktur gedung yaitu
sebesar 40% dari yang disyaratkan

207

Crosshole Sonic Logging (CSL)


(ASTM D6760-08)
Tujuan
mengetahui kualitas/integritas yang telah dilaksanakan
apakah terdapat ketidakseragaman atau tidak

Jumlah tiang percobaan adalah minimum 1 (satu) tiang untuk setiap


20 tiang dengan penampang yang sama.

208

104
22/09/2020

Pile Integrity Test (PIT)


(ASTM D5882-07)
Tujuan
Mengetahui kualitas/integritas yang telah dilaksanakan
apakah terdapat ketidakseragaman atau tidak

Jumlah tiang percobaan adalah minimum 1


(satu) tiang untuk setiap 5 tiang dengan
penampang yang sama.

209

Perencanaan Galian Basemen


( Basement Excavation )

1. Metode galian basemen


2. Jenis Dinding Penahan Tanah /DPT
3. Struktur Dinding Penahan Tanah /DPT
4. Langkah2 utama perencanaan galian basemen

210

105
22/09/2020

Hal2 penting yang harus


Diperhitungkan/dicek , antara lain :

• Stabilitas local / local stability


• Stabilitas global/ global stability
• Stabilitas struktur Dinding
Penahan Tanah/ DPT
• Basal heave failure
• Blow-in
Sebagian badan jalan Raya Gubeng,
• Piping/ sand boiling Surabaya, mendadak longsor pada
Selasa (18/12/2018) malam.
Kenapa ?
(Dok. Dishub Surabaya)

211

Metode Galian Basemen


Galian Terbuka
(Open Cut Excavation)
• Memenuhi semua syarat analisis
a.l. stabilitas galian

Dinding Penahan Tanah/DPT


(Retaining Earth Structure)
• Diperlukan jika konstruksi galian
terbuka/ open cut tidak memadai
atau tidak memungkinkan …

212

106
22/09/2020

Dinding Penahan Tanah/DPT


Retaining Earth Structure
1. Steel sheet pile
2. RC sheet pile (corrugated & flat)
3. Soldier Pile
4. Contiguous bored pile
5. Secant pile
6. Diaphragm Wall/ Dwall
Tergantung dari kedalaman galian dan kondisi tanah, maka DPT tsb
dapat berupa cantilever wall atau ditunjang oleh :
o Ground Anchor,
o Strut ( Raker & Wall to Wall),
o Lantai Basemen, etc 213

Struktur Dinding Penahan Tanah

2. Flat RC Sheet Pile


1. Steel Sheet Pile

3. Soldier Pile (RC Pile)


Soldier Pile (H-Beam) 214

107
22/09/2020

Struktur Dinding Penahan Tanah (cont’d)

4. Contiguous Bored Pile

5. Secant Pile
6. Diaphragm Wall / DWall
215

Secant Bored Pile

216

108
22/09/2020

Diaphragm Wall/ DWall


Grabber

217

Sistem Penunjang DPT

218

109
22/09/2020

Sistem Penunjang DPT (cont’d)

Wall to wall Strut


Rakers
219

Sistem Penunjang DPT (cont’d)

Wall to wall Strut 220

110
22/09/2020

Sistem Penunjang DPT (cont’d)

Ground Anchor

221

Sistem Penunjang DPT (cont’d)

Slab sebagai strutting!


TopDown Construction

222

111
22/09/2020

Langkah2 Utama
Perencanaan Galian Basemen
➢ Memahami hasil Soil test & Pumping Test
➢ Mempelajari data & kondisi sekitar lahan
➢ Menentukan sistem galian
(Open cut, Island Method, DPT, DPT+penunjang)
➢ Penentuan tahapan galian basemen

✓ Perhitungan Geoteknik DPT pada tiap tahapan


(deformation stability, heave, boiling, piping)
➢ Perhitungan Struktur DPT pada tiap tahapan
➢ Penentuan instrumentasi DPT
( inclinometer, piezometer, etc)
➢ Perhitungan/Design Dewatering
223

Contoh Tahapan Galian Basement


(Island method)

Berikut adalah contoh pekerjaan galian basement suatu proyek dengan


menggunakan dua (2) tipe galian.

▪ Excavation Type 1
“Island Excavation Method “ dengan
menggunakan Secant Bored Pile
dan 3 layer strut baja profil Double
WF588x300x12x20

▪ Excavation Type 2
“Open Cut Excavation” dan
menggunakan cement bentonite dia
60 cm

Denah Galian Basement

Denah Galian Basement.pdf 224

112
22/09/2020

Contoh Tahapan Galian Basement


Island Method (cont’d)
➢ Tahapan 1
Pelaksanaan struktur secant bored pile, cut off wall, dan pondasi bored pile

Excavation Type 1

Excavation Type 2

225

Contoh Tahapan Galian Basement


Island Method (cont’d)
Excavation Type 1

Excavation Type 2 226

113
22/09/2020

Contoh Tahapan Galian Basement


Island Method (cont’d)

227

Contoh Tahapan Galian Basement


Island Method (cont’d)

228

114
22/09/2020

Contoh Tahapan Galian Basement


Island Method (cont’d)

229

Analisis Galian (cont’d)

Hasil Analisis Tahapan Galian Basemen

(a) Drained Analysis (b) Undrained Analysis

Envelope Shear Forces Secant Bored Pile


230

115
22/09/2020

DWall dengan Ground Anchor

231

DWall dengan Ground Anchor (cont’d)

232

116
22/09/2020

DWall dengan Ground Anchor (cont’d)

233

DWall dengan Ground Anchor (cont’d)

234

117
22/09/2020

Dewatering
Apa itu DEWATERING
Construction dewatering are terms used to describe the act of removing/lowering
groundwater or surface water from a construction site. Usually the dewatering process is
done by pumping (or evaporation ) and is generally done prior to excavation for
foundation/basement or to lower water table that might be causing troubles during
excavation and construction…

235

Dewatering (cont’d)
Denah Dewatering

Denah Dewatering.pdf 236

118
22/09/2020

Software yang Digunakan pada


Perencanaan Struktur Bawah antara lain :

GROUP Ensoft, Inc

237

… Contents …
SESI 01 (120 menit)_Struktur Atas
• 1. Pendahuluan
• 2. Pihak2 Yang Terlibat Dalam Proyek
• 3. Konsultan Struktur Atas & Bawah
• 4. Tahap2 Perencanaan Str. Atas & Bawah
• 5. Kriteria Design Struktur Atas dan Bawah
• 6. Perencanaan Struktur Atas (upper structure)

SESI 02 (120 menit)_Struktur Bawah


• 7. Perencanaan Struktur Bawah (sub structure)
• 8. Dokumen ForIMB, ForTender dan ForCon
• 9. Rapat Koordinasi Tahap Pelaksanaan
• 10. Contoh2 berbagai Jenis Proyek
• 11. Q&A dan Diskusi …(30 menit) 238

119
22/09/2020

… Contents …
• 1. Pendahuluan
• 2. Pihak2 Yang Terlibat Dalam Proyek
• 3. Konsultan Struktur Atas & Bawah
• 4. Tahap2 Perencanaan Struktur Atas & Bawah
• 5. Kriteria Perencanaan Struktur
• 6. Perencanaan Struktur Atas
• 7. Perencanaan Struktur Bawah
• 8. Dokumen ForIMB, ForTender dan ForCon
• 9. Rapat Koordinasi Tahap Pelaksanaan
• 10. Contoh2 berbagai Jenis Proyek
• 11. Q&A dan Diskusi…

239

Dokumen For IMB /TABG-SG


untuk diajukan sbg dokumen IMB ke TABG-SG

• Perhitungan Struktur Atas


• Gambar Struktur Atas
• Perhitungan Struktur Bawah
• Gambar Struktur Bawah
• Laporan Penyelidikan Tanah
• SIPTB Geoteknik Gol.A
• SIPTB Struktur Gol.A

TABG-SG = Tim Ahli Bangunan Gedung_Struktur & Geoteknik (DKI Jakarta)


SIPTB = Surat Ijin Pelaku Teknis Bangunan (DKI Jakarta)
Gol.C, B, A ( bangunan mulai lt.8, ada basemen >3m & bang.Khusus)
240

120
22/09/2020

Dokumen For Tender


( Aanwijzing/ Prebid Meeting, Clarification & Negotiation )

• Gambar Struktur Atas


• Spesifikasi Struktur Atas
• Gambar Struktur Bawah
• Spesifikasi Struktur Bawah

• Laporan Penyelidikan Tanah & Pumping Test

241

Dokumen For Construction


sebagai acuan utk pembuatan ShopDrawing & pelaksanaan

• Gambar Struktur Atas


• Spesifikasi Struktur Atas
• Gambar Struktur Bawah
• Spesifikasi Struktur Bawah

• Laporan Penyelidikan Tanah & Pumping Test

242

121
22/09/2020

Contoh Gambar Fondasi Tiang Pancang

Detail Tiang Pancang.pdf

243

Contoh Gambar Fondasi Tiang Bor

Detail Bored Pile.pdf

244

122
22/09/2020

Contoh Gambar Denah Fondasi

Denah Pondasi.pdf

245

Contoh Gambar Denah Titik Load Test


(ALT, LLT, PDA, PIT , CSL )

Denah Load Test.pdf


246

123
22/09/2020

Contoh Gambar Denah Lantai 2

Denah Lt. 2.pdf 247

Contoh
Gambar Portal AS

Portal AS.pdf
Portal 12E.pdf

248

124
22/09/2020

… Contents …
SESI 01 (120 menit)_Struktur Atas
• 1. Pendahuluan
• 2. Pihak2 Yang Terlibat Dalam Proyek
• 3. Konsultan Struktur Atas & Bawah
• 4. Tahap2 Perencanaan Str. Atas & Bawah
• 5. Kriteria Design Struktur Atas dan Bawah
• 6. Perencanaan Struktur Atas (upper structure)

SESI 02 (120 menit)_Struktur Bawah


• 7. Perencanaan Struktur Bawah (sub structure)
• 8. Dokumen ForIMB, ForTender dan ForCon
• 9. Rapat Koordinasi Tahap Pelaksanaan
• 10. Contoh2 berbagai Jenis Proyek
• 11. Q&A dan Diskusi …(30 menit) 249

9. Rapat Koordinasi Thp Pelaksanaan

250

125
22/09/2020

9. Rapat Koordinasi Thp Pelaksanaan


• Setelah proses tender selesai yaitu ditunjuknya pemenang tender
dan dibuat kontrak antara pihak Owner dan Kontraktor, maka
tahap berikutnya adalah tahap pelaksanaan/ construction stage.

• Gambar dan Spesifikasi Struktur Atas&Bawah dengan


status ForCon (dokumen pelaksanaan) dijadikan acuan
pelaksanaan oleh Kontraktor dibawah koordinasi &
pengawasan MK/Manajemen Konstruksi/CM.

• Bila ada pertanyaan terkait dokumen pelaksanaan , maka MK/Kontraktor


diwajibkan untuk mengajukan RFI (Request For Information) ke
Konsultan.
• Selama pelaksanaan sampai topping off pek.struktur , Konsultan hadir dalam
Rapat Koordinasi Lapangan ( lazimnya 1x/dua pekan)
251

… Contents …
SESI 01 (120 menit)_Struktur Atas
• 1. Pendahuluan
• 2. Pihak2 Yang Terlibat Dalam Proyek
• 3. Konsultan Struktur Atas & Bawah
• 4. Tahap2 Perencanaan Str. Atas & Bawah
• 5. Kriteria Design Struktur Atas dan Bawah
• 6. Perencanaan Struktur Atas (upper structure)

SESI 02 (120 menit)_Struktur Bawah


• 7. Perencanaan Struktur Bawah (sub structure)
• 8. Dokumen ForIMB, ForTender dan ForCon
• 9. Rapat Koordinasi Tahap Pelaksanaan
• 10. Contoh2 berbagai Jenis Proyek
• 11. Q&A dan Diskusi …(30 menit) 252

126
22/09/2020

10. Contoh Berbagai Jenis Proyek

Structural & Geotechnical Engineers


253

… Mixed Use Development…

The Southgate Residence


Stadin Profile 2019.pdf
254

127
22/09/2020

… Mixed Use Development (cont’d) …

MUI Safa-Marwa Tower

Stadin Profile 2019.pdf


BTC City 255

… Apartment…

Tower Ekki @PGV Cimanggis Alam SuteraSkyhouse

Stadin Profile 2019.pdf


256

128
22/09/2020

… Apartment… (cont’d)

257

… Apartment… (cont’d)

Structural & Geotechnical Engineers 258

129
22/09/2020

… Hotel & Resort …

Stadin Profile 2019.pdf

The Jalak Hotel

The Peak Hotel & Apartment

259

… Office …
Stadin Profile 2019.pdf
18 Office Park

Kementerian PUPR
260

130
22/09/2020

… Shop House …

Shop House CBD Ciledug

Foresta Business
Stadin Profile 2019.pdf

261

… Shopping Mall …

Mall CBD Ciledug


Stadin Profile 2019.pdf Mall Taman Palem
262

131
22/09/2020

… Hospital …

Jakarta Eye Center

263

… Church & Mosque …


Masjid Agung JawaTengah, Smg

Stadin Profile 2019.pdf


Kemayoran Grand Mosque

264

132
22/09/2020

… Church & Mosque (cont’d)


Stadin Profile 2019.pdf
St. Yakobus

Kim Tae Gon


Structural & Geotechnical Engineers 265

… Industrial Plant & Factory …

Panasonic Gobel

NSK Warner

Katsushiro New Factory 266

133
22/09/2020

… Bridge …
Yasulintex Bridge

Polychem Tbk Bridge

Kemang Pratama Bridge

267

… Other Facility…
Jakarta_Bnadung HighSpeed Raiway Tegal Luar Station
Halim Station

Stadin Profile 2019.pdf


Walini Station

Karawang Station
268

134
22/09/2020

Structural & Geotechnical Engineers

269
178

… Other Facility (cont’d) … Stadin Profile 2019.pdf


Note : Hanya sampai Tahap Prelimnary/Basic Design Str.Bawah/Fondasi

Jakarta International Stadium (JIS), Cap. 82.000 270

135
22/09/2020

CV Annin Hudaya.pdf
Fb Annin Hudaya Stadin
( …686 articles…)

• Stadin •
We design it professionally !
PT. Stadin Strukturindo Konsultan
Structural & Geotechnical Engineers (Est. 1989 )
Jl. Bulevar Kelapa Gading WA2 No.12 - 14, Kelapa Gading Timur - Jakarta 14240 - INDONESIA
Ph. : (+62)(21) 452.9375, 451.5205, 451.5206 Fax. : 450.8833
E-mail : pt.stadin@stadin.id ; pt.stadin@gmail.com
www.stadin.id 271

… Thank You…

• Stadin •
We design it professionally !
PT. Stadin Strukturindo Konsultan
Structural & Geotechnical Engineers (Est. 1989 )
Jl. Bulevar Kelapa Gading WA2 No.12 - 14, Kelapa Gading Timur - Jakarta 14240 - INDONESIA
Ph. : (+62)(21) 452.9375, 451.5205, 451.5206 Fax. : 450.8833
E-mail : pt.stadin@stadin.id ; pt.stadin@gmail.com
www.stadin.id

136
22/09/2020

11. Q&A dan Diskusi …

TomTom_ku

273
Structural & Geotechnical Engineers

137

Anda mungkin juga menyukai