Disusun Oleh :
Untung Waluyo
41112110034
FAKULTAS TEKNIK
2017
1
Bab I Pendahuluan
BAB 1
PENDAHULUAN
penggunaan ruang bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Guna
olahraga yang berupa gedung stadion. Salah satunya adalah Stadion polo air
bentang ruang bebas selebar 60 meter dan tinggi ruang 19 meter. Pada tugas
akhir ini penulis akan merencanakan sruktur rangka atap yang akan
I- 1
Bab I Pendahuluan
Pada perencanaan desain rangka atap stadion polo air jakabaring Palembang
kefektifan dari beberapa teknologi sistem struktur atap untuk bentang lebar
yang ada pada saat ini. Dengan desain struktur ini diharapkan bangunan
stadion tetap memiliki nilai estetika sebagai bangunan yang akan digunakan
Berikut rincian permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini :
1. Desain perencanaan struktur rangka atap stadion polo air dengan sistem
4. Pembebanan kerja pada struktur rangka yang mengacu pada SNI 1727 :
I- 2
Bab I Pendahuluan
Maksud dan tujuan dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
Dari tugas akhir ini diharapkan dapat mempunyai manfaat bagi penulis yaitu
dan khususnya pengetahuan desain pada konstruksi baja dan bagi pemilik
proyek dapat dijadikan masukan untuk memilih sistem struktur dan bahan
2. Menentukan profil penampang pipa baja untuk batang utama dan cabang
Design).
I- 3
Bab I Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN
Berisi data pendukung untuk tahap perancangan serta diagram alir/ tahapan
proses perhitungan.
desain.
I- 4
Bab III Tinjauan Pustaka
BABII
TINJAUANPUSTAKA
2.1 TinjauanUmum
menjadi bentuk rangka yang tidak dapat berubah bentuk apabila diberi
beban eksternal pada satu atau lebih batangnya. Setiap elemen tersebut
disusun sedemikian rupa sehingga semua beban dan reaksi hanya terjadi
Gambar2.1.Susunanbatangyangstabildantidakstabil
(Sumber:DanielLSchodek1991)
seperti terlihat pada gambar 2.1 (a) dan 2.1 (b).Apabila struktur tersebut
diberi beban seperti terlihat pada gambar 2.1 (a), maka akan ada deformasi
massif. Ini adalah struktur tak stabil yang membentuk mekanisme runtuh
II-1
Bab III Tinjauan Pustaka
batang seperti terlihat pada gambar 2.1 (b) tidak dapat dapat berubah atau
runtuh seperti contoh pada gambar 2.1 (a) , dengan demikian struktur
Setiap deformasi yang terjadi pada struktur stabil adalah minor dan
yang timbul didalam batang sebagai akibat dari beban eksternal. Gaya
stabil dan gaya-gaya tersebut adalah tarik atau tekan , tidak ada lentur
elemen hanya memikul beban aksial tarik atau tekan.Sistem struktur ini
II-2
Bab III Tinjauan Pustaka
sering digunakan untuk struktur atap bangunan industri dan komersial untuk
menutup area yang luas tanpa kolom penyangga di tengah bentang (Freitas,
rangka ruang juga mempunyai efektifitas dalam biaya dan aplikasi dalam
struktur bangunan kubah, dimana beban atau gaya yang disalurkan pada
sambungan nodal, profil batang pipa atau batang kotak lebih cocok dari
pada profil lain karena lebih efisien pada arah tekan, memiliki jari-jari girasi
Sistem rangka ruang terdiri dari beberapa elemen penyusun yaitu elemen
atas (top chord), elemen bawah (bottom chord) dan elemen diagonal yang
II-3
Bab III Tinjauan Pustaka
(a)Rangkabatangruangrectangular.
II-5
Bab III Tinjauan Pustaka
Connector dan harga satuan sistem rangka ruang sambungan las ini relatif
pengiriman, perakitan yang relatif lebih cepat, mengurangi biaya, dan lebih
2011).Salah satu model sambungan baut pada sistem rangka yang umum
.
Gambar 2.6Model sambungan Stacking end-flattened tubes
(Sumber : Freitas, 2011)
AISC 360-2010, desain kekuatan struktur baja dapat dipilih antara DFBK
II-6
Bab III Tinjauan Pustaka
(Design Faktor Beban dan Ketahanan)/ LRFD (Load and Resistance Factor
syarat jika kuat perlu Ru lebih kecil dari kuat rencana ɸ Rn dengan ɸ adalah
yang ditinjau pada Table 2.3. Jadi konsep dasar ketentuan LRFD adalah :
Ru ≤ ∅.Rn ............................................................................(Pers.2.1)
Dimana :
Tahanan)
Lentur 0,90
Tekan Aksial 0,00
Tarik Aksial
- Tarik Leleh 0,90
- Tarik Fraktur 0,75
Geser*) 0,90
Sambungan Baut
- Baut Geser 0,75
- Baut Tarik 0,75
II-7
Bab III Tinjauan Pustaka
2.2.2. Pembebanan
Beban adalah gaya luar yang bekerja pada suatu struktur. Penentuan secara
pasti besarnya beban yang bekerja pada suatu struktur selama umur
Meskipun beban yang bekerja pada suatu lokasi dari struktur dapat
a. Beban Mati
serta peralatan layan terpasang lain termasuk berat keran. Beberapa contoh
II-8
Bab III Tinjauan Pustaka
b. Beban Hidup
Adalah beban gravitasi yang bekerja pada struktur dalam masa layannya,
dan timbul akibat penggunaan suatu gedung. Termasuk beban ini adalah
Tabel 2.3 Beban hidup terdistribusi merata minimum dan beban hidup
terpusat minimum
II-9
Bab III Tinjauan Pustaka
c. Beban Angin
Adalah beban yang bekerja pada suatu struktur akibat tekanan-tekanan dari
gerakan angin. Beban angin sangat bergantung dari lokasi dan ketinggian
dari suatu struktur bangunan. Pada SNI 1727 : 2013 pasal 26 parameter
desain dibangunan gedung dan struktur lain harus ditentukan dari Instansi
Faktor Arah Angin (Kd), didapatkan dari Tabel 2.3. Faktor ini hanya akan
3. Kategori eksposur
berdasarkan pada eksposur, nilai eksposur dapat diperoleh pada tabel 2.4
bangunan dan kondisi lokasi lain dan lokasi dari struktur memenuhi semua
kondisi berikut:
- Bukit diisolasi dan melawan angin oleh fitur topografi lain yang tinggi
sebanding untuk 100 kali tinggi fitur topografi (100 H) atau 2 mil (3,22 km),
mana yang kurang. Jarak ini harus diukur secara horizontal dari titik di
- Bukit menjorok di atas ketinggian fitur medan melawan angin dalam 2 mil
(3,22 km) radius pada kuadran manapun dengan faktor dua atau lebih.
- Struktur ini terletak di atas satu setengah dari bukit atau punggung bukit
- H/Lh ≥ 0,2.
di mana K1, K2, dan K3 diberikan pada Tabel 2.3. Jika kondisi tempat dan
lokasi struktur lakukan tidak memenuhi semua kondisi maka Kzt = 1,0.
II-12
Bab III Tinjauan Pustaka
Untuk bangunan kaku atau struktur lain diizinkan untuk menjadi diambil
sebagai 0,85.
persamaan berikut:
Dimana :
qz = kecepatan tekanan
Koefisien 0,00256 (0.613 dalam SI) harus digunakan kecuali data iklim
d. Beban Hujan
Setiap bagian dari suatu atap harus dirancang mampu menahan beban dari
mati, beban hidup, beban angin, beban gempa dan beban hujan mengacu
e. Beban Gempa
- Gempa Horizontal
- Gempa Vertikal
dirinya dari gerakan. Gaya yang timbul disebut gaya inersia, besar gaya
Massa bangunan
Kekakuan struktur
Jenis tanah
Wilayah kegempaan
II-14
Bab III Tinjauan Pustaka
bangunan.
dengan zona gempanya. Apabila bangunan terletak pada lokasi tanah yang
- Bangunan-bangunan monumental.
II-15
Bab III Tinjauan Pustaka
darurat.
I atau II 1,0
III 1,25
IV 1,50
II-16
Bab III Tinjauan Pustaka
Kombinasi Beban
1). 1,4D
Dimana :
D = beban mati
E = beban gempa
L = beban hidup
R = beban hujan
W = Beban angin
S = Salju
II-17
Bab III Tinjauan Pustaka
Kekuatan tarik desain, ØtPn, dan kekuatan tarik tersedia, Pn/Ωt, dari
komponen struktur tarik, harus nilai terendah yang diperoleh sesuai dengan
keadaan batas dari leleh tarik pada penampang bruto dan keruntuhan tarik
Pn=Fy .Ag………………………………………………..…(Pers.2.4)
Øt = 0,90 (DFBK)
Pn=Fu .Ae…………………………………………………...(Pers.2.5)
Øt = 0,75 (DFBK)
Luas neto efektif dari komponen struktur tarik harus ditentukan sebagai
berikut:
Ae = An U
II-18
Bab III Tinjauan Pustaka
sebagai berikut
Kekuatan tekan nominal Pn, harus nilai terendah yang diperoleh berdasarkan
pada keadaan batas dari tekuk lentur, tekuk torsi dan tekuk lentur torsi
Keterangan :
tekan nominal yang berdasarkan keadaan batas dari tekuk lentur, yang
Keterangan:
Fe = ……………………………………………..(Pers.2.9)
Tekuk torsi dan tekuk torsi-lentur ini diterapkan untuk semua komponen
Pn = Fcr * Ag…………………………………………(Pers.2.10)
∗ ∗ ∗
Fcr= 1− 1− ( )
II-20
Bab III Tinjauan Pustaka
dimana Fcry diambil sebagai persamaan 2.2 dan persamaan 2.3 untuk tekuk
Sebagai pengganti analisis yang lebih teliti, jika modus tekuk melibatkan
deformasi relatif yang menghasilkan gaya geser pada konektor antara setiap
𝐺𝐽
m= + ,dan fcrz = 𝐴 ∗ 𝑟 2
𝑔 𝑜
ro2= +xo2+yo2
H=1-
disambung
dengan kontak
menerus dari
kanal dan sayap
T
2 Sayap (flens)
dari profil I
tersusun dan [ ]
b/t 0,64*
pelat atau kaki
siku yang
diproyeksikan
dari profil I
tersusun
3 Kaki dari siku
tunggal, kaki 0,45
dari siku ganda
dengan b/t
pemisah,dan
semua elemen
tidak diperkaku
4 Stem dari T b/t
0,75
5 Badan dari
profil I simetris b/t
ganda dank anal 1,49
Dinding PSB
6 persegi dengan b/t
ketebalan 1,49
merata
7 Pelat penutup
sayap dan pelat
diafragma
antara deretan b/t 1,40
sarana
penyambung
atau las
8 Semua elemen
yang diperkaku b/t 1,49
II-22
Bab III Tinjauan Pustaka
Sayapdari
1 profil I canai
panas kanal b/t
dan sayap T 0,38 1,0
2 Sayap (flens)
dari profil I
tersusun
bentukprofil b/t
I simetris 0,38 0,95
.
ganda dan
tunggal
3 Kaki dari
siku tunggal, b/t 0,54
0,91
kaki dari siku
Sayap profil I
dan kanal
4 dalam lentur
pada sumbu b/t 0,38 1,0
lemah
5 Badan dari
profil I
simetris b/t 0,84 1,03
ganda dank
anal
II-23
Bab III Tinjauan Pustaka
6 Profil I h/tw
Simetris dan 3,76 5,76
cana simetris
Dinding PSB
persegi b/t 1,40
7 dengan 1,12
ketebalan
merata
8 Pelat penutup
sayap dan
pelat
diafragma b/t 1,12
1,40
antara
deretan
sarana
penyambung
atau las
9 PSB
lingkaran D/t 0,07 0,31
(pipa)
,
Untuk penampang bundar atau pipa memiliki rasio D/t kurang dari
dengan keadaan batas dari leleh (momen plastis) dan tekuk lokal.
Tekuk lokal
a. Untuk penampang kompak, keadan batas dari tekuk lokal sayap tidak
diterapkan
II-24
Bab III Tinjauan Pustaka
0,021E+fy
Mn = D ………………………………….(Pers.2.12)
St
c. Untuk penampang dengan dinding langsing
Mn = Fcr . S……………………………………...…...(Pers.2.13)
Keterangan :
,
Fcr =
/
Kekuatan geser nominal, Vn, dari PSB bundar, sesuai dengan keadaan batas
dan
t = Tebal pipa
II-25
Bab III Tinjauan Pustaka
2.3.4. Sambungan
2.3.4.1.Sambungan Baut
sambungan memikul kejut, getaran atau tidak boleh slip maka harus
digunakan sambungan tipe friksi dengan baut mutu tinggi atau dengan las.
ϕ 0,75
ϕ = 0,75
Kekuatan Tumpuan
ϕRn = ϕ Rn……………………………………………..(Pers.2.17)
Rn = 1,2lc*t*fu………………………………………….(Pers 2.19)
t = tebal pelat
20 26
22 28
II-27
Bab III Tinjauan Pustaka
24 30
27 34
30 38
36 46
38 1,25d
2.3.4.2.Sambungan Las
a. Keuntungan Las
Contoh: penyambungan rangka batang pipa lebih cocok dengan las dari
kebisingan pekerjaan las lebih rendah dan struktur tersambung dengan las
lebih rigid.
Luas efektif dari suatu las sudut adalah panjang efektif dikalikan dengan
throat efektif. Throat efektif dari suatu las sudut merupakan jarak
II-29
Bab III Tinjauan Pustaka
terpendek (garis tinggi) dari perpotongan kaki las kemuka las diagrammatik.
Suatu penambahan dalam throat efektif kaki las kemuka las diagrammatik
Untuk las sudut dalam lubang dan slot, panjang efektif harus panjang dari
sumbulas sepanjang pusat bidang yang melalui throat.Pada kasus las sudut
yang beroverlap, luas efektif tidak boleh melebihi luas penampang nominal
dari lubang atau slot, dalam bidang permukaan lekatan.Ukuran minimum las
sudut harus tidak kurang dari ukuran yang diperlukan untuk menyalurkan
gaya yan dihitung, atau ukuran seperti yang tertera pada tabel berikut :
(Sumber:SNI03-1729-2015)
Luas efektif las sudut dan las tumpul adalah hasil perkalian antara tebal
efektif (te) dengan panjang las. Tebal efektif las tumpul penetrasi penuh
adalah tebal pelat yang paling tipis sedangkan tebal efektif las sudut
adalah jarak nominal terkecil dari kemiringan las dengan titik sudut
didepannya.
e. Tahanan Nominal
ϕRnw≥Ru………………………………………….........…….(Pers.2.15)
II-30
Bab III Tinjauan Pustaka
Dimana:
II-31
Bab III Metodologi Penelitian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam perencanaan struktur atap ini dicari literatur dan peraturan (Building
Code) yang akan menjadi acuan dalam pengerjaan tugas akhir ini. Untuk
1. SNI 1729-2015
2. SNI 1727-2013
Lain).
sebagai berikut :
Lokasi : Palembang
lengkung segitiga )
III- 1
Bab III Metodologi Penelitian
- Las : Fe70xx
setara)
Pada tahap perencanaan struktur atap ini dilakukan beberapa tahapan atau (
Dalam mendesain struktur rangka atap stadion polo air dilakukan preliminary
design, yaitu desain awal dari bentuk struktur yang akan direncanakan dengan
metode try and error untuk itu desain model awal ini penulis aplikasikan
antara lain :
III- 2
Bab III Metodologi Penelitian
o Beban Mati : yaitu berat struktur atap sendiri, berat catwalk, klading,
penggantung lampu
o Beban Hidup : yaitu beban hujan dan orang (sesuai dengan ketentuan
SNI),
o Beban Angin : Analisa beban angin pada gedung ini mengacu pada
SNI1727-2013 .
nilai dari beban gempa pada struktur atap tidak terlalu besar dan yang paling
1. 1,4D
6. 0,9D + 1,0W
7. 0,9D + 1,0E
beban pada perencanaan struktur atap ini, langkah selanjutnya adalah kontrol
elemen struktur, yaitu kontrol batang tarik dan tekan. Dengan melakukan
III- 3
Bab III Metodologi Penelitian
kontrol dimensi pada elemen struktur dapat diketahui apakah desain yang
kelangsingan penampang batang tarik dan tekan mengacu pada SNI 1729 –
2015.
5. Perencanaan Sambungan
diakibatkannya. Bila sambungan memikul kejut, getaran atau tidak boleh slip
maka harus digunakan sambungan tipe friksi dengan baut mutu tinggi atau
dengan las. Untuk perencanaan desain struktur atap polo air ini digunakan
sambungan las.
6. Perencanaan Tumpuan
Tumpuan direncanakan menggunakan plat dasar (base plate) dan baut angkur
yang ditanam pada kolom beton. Perhitungan tumpuan ini mengacu pada SNI
1729 – 2015.
Skema perencanaan struktur atap stadion polo air dapat dilihat pada diagram
alir berikut :
III- 4
Bab III Metodologi Penelitian
III- 5
Bab IV Analisa dan Hasil
BAB IV
4.1. Pendahuluan
Pada tugas akhir ini, profil struktur rangka atap (triangular truss )
untuk desain gording digunakan profil cnp. Ukuran yang dipilih adalah
ukuran yang tersedia di pasaran Indonesia. Profil pipa baja digunakan untuk
desain mengacu pada brosur Bakrie Pipe Industri dan untuk desain profil
Pemodelan Struktur rangka atap triangular truss dapat dilihat pada gambar
dibawah :
6.6m
60 m
59.4 m
m 4.6m
II-1
Bab IV Analisa dan Hasil
a. Perancangan Gording
H : 150 mm
B : 65 mm
C : 20 mm
A : 9,57 cm2
t : 3,2 mm
Ix : 332 cm4
Iy : 54 cm4
Zx : 44,2 cm3
Zy : 12,2 cm3
rx : 5,89 cm
ry : 2,37 cm
II-2
Bab IV Analisa dan Hasil
Cy : 2,11 cm
Xo : 5,09 cm
J : 3265 cm4
3. Beban Angin
II-3
Bab IV Analisa dan Hasil
= 36,0 m/det
sebagai berikut :
Dikarenakan angin hisap akan mengurangi arah beban mati dan hidup, maka
qW = 50 x Jarak gording
= 50 x 1,5
= 75 kg/m
qx = qDL x cos α
= 40,05 x 0,956
= 38,288 kg/m
II-4
Bab IV Analisa dan Hasil
qy = qDL x sin α
= 40,05 x 0,292
= 11,695 kg/m
Mx = x qx x Lx2
My = x qy x Ly2
Mx = x qLr x cos α Lx
= x 198 x 0,956 x 6
= 283,93 kg.m
My = x qLr x sin α Ly
II-5
Bab IV Analisa dan Hasil
1. Mu = 1,4 D
Muy = 1,4 D
= 1,4 (3,29)
= 4,6 kg.m
2. Mu = 1,2D+0,5(Lr atau R)
Mux = 1,2(172,3)+0,5(283,93)
= 348,73 kg.m
= 14,79 kg.m
= 698,55 kg.m
= 38,64 kg.m
= 423,73 kg.m
= 14,79 kg.m
II-6
Bab IV Analisa dan Hasil
5. Mu = 0,9D + 1,0W
= 230,1 kg.m
Muy = 0,9(3,29) + 0
= 2,96 kg.m
λ = H/tw
= 150/3,2 = 46,88
.λp = 3,8 ( )
λp = 3,8 ( ) = 84,97
λ < λp
λ = B / 2tf
= 65 / (2 x 3,2) = 10,15
λp = 0,38 ( )
= 0,38 ( ) = 10,97
II-7
Bab IV Analisa dan Hasil
λr = 1,0 ( )
= 1,0 ( ) = 28,87
λ < λp
Mnx = Mpx
= Zx x fy
= 44,2 x 2400
= 106,080 kg.m
Mny = Mpy
= Zy x fy
= 12,2 x 2400
= 29,28 kg.m
2. Tekuk Lateral
Mnx = Mpx
= Zx x fy
= 44,2 x 2400
= 1060,8 kg.m
Mny = Mpy
= Zy x fy
= 12,2 x 2400
II-8
Bab IV Analisa dan Hasil
= 292,8 kg.m
momen plastis :
Lp = 1,76. 𝑟𝑦 ( )
,
1,95. 𝑟𝑡𝑠 ,
+ ^2 + 6,76 ^2
Dimana : 𝑟𝑡𝑠 =
(
.𝑟𝑡𝑠 = ( , )( , )
( ( )( . )
c =
Cw = 2068 cm6
ho/xo = 5,09 cm
,
c =.
= 0,37cm
II-9
Bab IV Analisa dan Hasil
Sehingga Lr =
( )( , ) ( )( , ) ,
(1,95)(1,6) + ( )( , )
+ 6,76
, ( )( , )
= 12,16 m
Lp ≤ Lb ≤ Lr
, ,
= 1,01(1060,8 − (1060,8 − 0,7. 0,24) , ,
≤ Mpx
= 1042,06 ≤ 1060,8..........................OK
, ,
. = 1,01(292,8 − (292,8 − 0,7. 0,24) , ,
≤ Mpx
𝑀𝑢𝑥 𝑀𝑢𝑦
+ ≤1
(Ø Mnx) (Ø Mny)
698,55 38,64
+ ≤1
937,85 (255,33 )
0,75 + 0,15 ≤ 1
0,9 ≤ 1,0.................OK
= 661,05
- Vu = 0,5qu . Lx . Cos α
= 2086,15
- Aw = H x tw
= 150 x 3,2
= 480 mm2
II-11
Bab IV Analisa dan Hasil
- h/tw = 150/3.2
- Vn = 0,6 x fy x Aw
= 6912 kg
Vu ≤ ØV Vn
L/240
Δ maks = 6,6/240
= 0,0275 m = 2,75 cm
Δ tot ≤ Δ maks
= 106,6 kg/m
=92,62 kg
Tu = Quy x Ly+Puy
= 78,5 mm2
= 70,65 mm2
Ø * Tn = 0,9 * Ag * fy
=16956 N
Ø * Tn = 0,75 * Ae * fu
=19605,37 N
Tu ≤ Ø * Tn
dari perhitungan diatas, profil UNP 150x65 x20x3,2 aman dan memenuhi
II-14
Bab IV Analisa dan Hasil
Gaya tarik maksimum terjadi pada balok 3383-as D (Lihat Gambar 4.27 &
Pu = 305,820 kN (Tarik)
- Kelangsingan
Tidak ada batas kelangsingan maksimum untuk struktur dalam tarik (SNI-
1729:2015)
II-15