Anda di halaman 1dari 62

Praktikal Konstruksi Baja

11. MANAJEMEN
KONSTRUKSI BAJA
11.1 Pendahuluan Baja telah menjadi komponen penting dari bangunan, jembatan, dan bangunan struktur lainnya untuk lebih dari seabad. Penggunaan bahan ini telah membuat perencana dan kontraktor untuk membangun struktur yang sederhana dan kompleks dengan cara efisien, hemat waktu dan ekonomis. Walaupun penawaran dan manajemen konstruksi dari baja struktur mempunyai kesamaan dengan penawaran pada bahan bangunan lainnya, konstruksi baja mempunyai keunikan karateristik. Sebagai contoh baja struktur dibuat hampir seluruhnya di bengkel fabrikasi. Kordinasi seluruh pihak adalah penting dalam mencapai kelebihan jadwal konstruksi baja. Konstruksi baja juga menuntut adanya kesesuaian komponen satu dan lainnya, yang dibuat di bengkel fabrikasi pada lokasi proyek. Toleransi dimensi yang ketat membutuhkan keakuratan dalam ukuran, review dan persetujuan oleh banyak pihak. Baja digunakan pada banyak komponen bangunan yang berbeda seperti pintu-pintu, peralatan, penguat beton dan baja struktur.

Pengadaan dan implementasi dari bangunan struktur baja dimulai dari keputusan pemilik bangunan untuk menggunakan baja sebagai sistim struktur umum dari bangunan. Keputusan ini biasanya dibuat pada awal proses perencanaan dalam kaitannya dengan arsitek dan Perencana struktural untuk proyek. Pada proyek yang menggunakan pelayanan seorang manajer konstruksi, atau pada perencana bangunan proyek, keseluruhan konstruksi mungkin memainkan peran yang kuat dalam merekomendasikan sistim struktural.

11.2 Pengadaan bangunan baja Langkah langkah pengadaan dan implementasi bangunan struktur baja adalah: 11.2.1 Keputusan awal. DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Gambar 11.1 Dokumen proyek Manajer konstruksi atau perusahaan perencana bangunan memberi saran kepada pemilik bangunan tentang bahan bangunan yang dibutuhkan, biaya, kesesuaian dan aspek skeduling dari type kerangka struktur. Dalam banyak kasus manajer kontruksi atau perusahaan perencana bangunan konsultasi dengan pihak fabrikasi baja untuk menentukan harga awal, penjadwalan dan informasi layout yang akan digunakan pada keputusan sistim struktur yang mana yang akan digunakan. Mengacu

70

Praktikal Konstruksi Baja


pada gambar 11.13 pada akhir bab ini untuk ilustrasi dari langkah pengembangan dan manajemen untuk konstruksi baja struktur. 11.2.2 Perencanaan bangunan Setelah keputusan dibuat untuk menggunakan kerangka baja struktur, arsitek dan perencana struktur melanjutkan proses perencanaan layout bangunan. Arsitek dan perencana struktur bekerja sangat dekat untuk berkoordinasi tentang fungsi ruang bangunan dengan komponen-komponen struktur. Arsitek mengembangkan seluruh konsep bangunan dan juga menentukan lokasi dan ukuran ruang bangunan. Perencana struktur mengembangkan konsep struktur dalam layout pertimbangan arsitek dan mengevaluasi banyak faktor seperti beban-beban struktur, kekuatan bahan, rentang balok yang ekonomis, stabilitas lateral dan penentuan ukuran kolom dan balok yang akan digunakan. cana struktur melanjutkan dengan pengembangan perancangan dan dokumen kontrak untuk proyek. Perencana perencana terumum bertanggungjawab pada rekayasa kerangka baja struktur dan pengembangan dokument kontrak untuk detail struktur. Dokument kontrak mencakup : perencanaan pondasi dan detailnya, perencanaan kerangka struktur lantai, perencanaan rangka atap, penempatan kolom, detail struktur, catatancatatan struktur dan beban perencanaan seperti juga untuk spesifikasispesifikasi struktur.

Gambar 11.3 Contoh denah lokasi proyek Spesifikasi-spesifikasi tersebut menyatu didalam manual proyek dari arsitek, termasuk didalamnya spesifikasi-spesifikasi untuk semua kebutuhan bahan dan proses-proses untuk seluruh proyek. 11.2.4 Penawaran Setelah menyelesaikan dokumen kontrak, pemilik bangunan dan arsitek 11.2.3 Dokumen kontrak menyiapkan dokumen penawaran. Setelah menyelesaikan studi skeDokumen penawaran digunakan berma perencanaan, arsitek dan perensama dokumen kontrak untuk mendaDIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 71 Gambar 11.2 Denah lokasi proyek

Praktikal Konstruksi Baja


patkan penawaran dari kontraktorkontraktor konstruksi bangunan. Pemilik dan arsitek memilih penawaran dari kontraktor yang memenuhi syarat dengan menggunakan dokumen ini. Penawaran untuk struktur baja mungkin dalam bentuk harga subkontraktor, yang mana termasuk proposal lumpsum dari kontraktor umum atau mungkin pemilik dapat membagi proyek ke dalam kontrak umum dengan penawaran langsung dari kontraktor baja ke pemilik bangunan. Ketika pemilik memperkerjakan atau perusahaan perencanaan bangunan, perencana konstruksi tersebut selalu memimpin peran dalam mempersiapkan doku men penawaran dan mengelola proses penawaran untuk kepentingan pemilik. Selama proses penawaran, kontraktor umum menentukan lingkup kerja dari subkontraktor dan mendapatkan harga subkontraktor dari fabrikator baja, erektor/ pemasang, dan kontraktor-kontrak tor khusus. Kontraktor umum mungkin menginginkan untuk mensubkontrak torkan paket struktur baja lengkap kepada satu subkontraktor, atau mungkin memilih untuk membagi proyek baja tersebut kepada banyak kontraktor. Dalam kasus subkontrak tor tunggal, kontraktor umum akan mengidenti fikasi fabrikator atau erektor baja yang memenuhi syarat untuk mendapat kan penawaran untuk paket baja struktur yang komplit. Kontraktor baja (fabrikator dan erektor) akan mendapat harga subkontrak yang lebih rendah untuk berbagai bagian paket baja. Pada umumnya fabrikator (yang juga bukan

Gambar 11.4 Contoh isi kontrak

erektor) akan mencari harga subkontrak yang lebih rendah untuk pemasangan baja, suplai metal deck dan instalasinya, patok-patok geser, dan aspek pekerjaan khusus lainnya dari porsi pekerjaan baja. Kontraktor baja mungkin saja diberitugas oleh kontraktor umum dengan item-item pekerjaan fabrikasi lainnya pada seluruh proyek. Sebagai contoh dari pekerjaan ini adalah pekerjaan pintu/ jendela, pelat-pelat, dan pemasangan baut, pemasangan pipa baja dan tangga baja. Apabila pekerjaan-pekerjaan ini akan masuk dalam kontrak, kontraktor umum harus memasukkan item-item ini dalam ruang lingkup pekerjaan subkontrak tor. Kontraktor baja pemenang membutuhkan untuk mendapatkan dokumen-dokumen penawaran, gambargambar konstruksi dan spesifikasispesifikasi dalam rangka untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan proyek. Kontraktor baja mengkaji ulang dokumen kontrak dan kondisi kontraktual untuk menentukan lingkup pekerjaan. Kontraktor baja selalu DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 72

Praktikal Konstruksi Baja


membutuhkan penyediaan dokumen kontrak yang lengkap. Estimator penawaran baja melaksanakan perhitungan kuantitas baja untuk menentukan kuantitas dari berbagai bentuk dan ukuran elemen baja yang akan digunakan pada proyek. Kondisi-kondisi khusus, kebutuhan sambungan-sambungan, finishing, dan fabrikasi dicatat. gambar kerja dan waktu pengesah annya,

Gambar 11.6 Salah satu pasal dalam dokumen kontrak kapasitas kerja baja, waktu pengiriman untuk pembelian pelat lantai, kasau-kasau baja, dan kondisi proyek. Sesuai dengan kebutuhan, kontraktor baja konsultasi dengan sub kontraktor untuk menyiapkan rekomendasi. Kontraktor baja membuat rekomendasi kepada kontraktor umum terkait dengan penjadwalan untuk konstruksi baja. Kontraktor umum memasukkan rekomendasi kedalam jadwal proyek secara keseluruhan. Kontraktor baja mengumpulkan informasi harga-harga dan penjadwalan untuk lingkup kerja khusus dan mengirim informasi ini ke bagian penawaran kontraktor umum. Kontraktor umum mengevaluasi harga yang kompetitif dari berbagai subkontraktor berdasarkan harga, kualitas dan jadwal, bekerjasama dengan harga subkontraktor baja ke dalam harga borongan.

Gambar 11.5 Contoh denah lokasi proyek Fabrikator baja akan sering berkonsultasi dengan pabrik baja dan/ atau pusat pelayanan baja untuk harga, keberadaan dan waktu pengiriman bentuk-bentuk baja ke proyek. Kasau-kasau baja dan pelat lantai akan dikonsultasikan juga. Kontraktor baja akan memiliki sistim pendekatan untuk mengambil bahan dan mencatat semua kuantitas. Kontraktor pemenang sering membutuhkan input dalam pelaksanaan jadwal proyek awal dari kontraktor umum. Kontraktor baja mengevaluasi pemesanan dan waktu pengiriman dari pabrik, waktu pengerjaan fabrikasi, urutan-urutan pemasangan. Elemenelemen pertimbangan lainnya adalah

73

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Praktikal Konstruksi Baja


11.2.5 Pemberian kontrak dan subkontrak, jika kontraktor umum diberi kontrak oleh pemilik bangunan, rincian tentang subkontraktor kontruksi baja akan disiapkan. Subkontraktor baja akan menyiapkan hal-hal terkait dengan detail bangunan baja. Lingkup pekerjaan, harga, dan penjadwalan yang dibutuhkan harus didefinisikan dengan baik dan berdasarkan lingkup kerja asli, bersama dengan perubahan negosiasi pada bangunan atau kondisi proyek. 11.2.6 Pemesanan baja, dibawah kondisi normal, dalam pelaksanaan subkontrak baja, fabrikator menempat kan dengan segera sebuah order dengan pabrik baja untuk mempro duksi dan melengkapi dari bentukbentuk baja struktural. Untuk proyek yang harus dilaksanakan dengan cepat. Fabrikator baja akan memesan bentuk-bentuk baja dari sebuah pusat pelayanan baja, (yang mempunyai gudang umum untuk bentuk-bentuk baja), atau mungkin memfabrikasi dari persediaan bentuk-bentuk baja di dalam inventaris fabrikator. 11.2.7 Gambar-gambar pemasangan dan gambar kerja. Ketika memesan baja, fabrikator secara berturut-turut mulai menyiapkan perencanaan seting batang jangkar (pondasi), gambar-gambar kerja dan gambar pemasangan untuk pengesahan oleh perencana struktur. Gambar-gambar kerja mungkin disiapkan sendiri atau fabrikator dalam mempersiapkan kontraknya melalui perusahaan detail baja.

Gambar 11.7 Pengiriman bahan baja Gambar-gambar kerja digunakan untuk meng-gambarkan/ menjelaskan bagaimana fabrikasi baja bermaksud memenuhi dokumen kontrak, juga untuk hal dimensi dan aspek-aspek rinci dari pekerjaan fabrikasi. Gambargambar pemasangan (ereksi) mengindikasikan konfigurasi rinci dari kerangka baja dan lokasi setiap komponen baja. Gambar-gambar kerja diserahkan kepada kontraktor umum untuk dikaji ulang dan kemudian dikirimkan ke arsitek dan perencana struktural untuk dikaji ulang kembali untuk kesesuaian dengan konsep perencanaan aslinya. Sementara gambar-gambar kerja dan pemasangan dibutuhkan secara umum oleh doku-men kontrak dan

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

74

Praktikal Konstruksi Baja


pelayanan kepada arsitek, perencana struktural dan pe-milik bangunan. Mereka juga meru-pakan dokumen penting yang digunakan oleh pihak fabrikasi untuk untuk pengesahan terakhir oleh fabrikator. Untuk menyingkat proses penggambaran kerja, fabrikator sering membicarakan masalah gambar kerja untuk baja dalam tahapan. Batang-batang jangkar (tempat dudukan pondasi) dan perencanaan seting, bersama dengan sambungansambungan awal yang non standar pada dasarnya dikerjakan lebih awal, diikuti oleh pekerjaan kolom dan balok.

Gambar 11.8 Gambar detail balok memfabrikasi dan pemasangan baja. Pengembangan dan pengesahan gambar-gambar kerja adalah proses yang detailed dan menjenuhkan bagi semua pihak yang terlibat dalam Gambar 11.9 Detail pelat dasar kolom pekerjaan proyek, tapi juga sangat penting dan menguntungkan membuat Kontraktor umum atau manajer bangunan difabrikasi dengan tepat konstruksi akan membutuhkan gamdan dapat dipasang dengan benar bar tersebut. Kontraktor, arsitek dan selama proses ereksi. Pada umumnya perencana struktur selalu dapat mekontraktor, arsitek dan perencana ngesahkan elemen-elemen partial ini. akan membuat garis merah atau Proses ini membuat fabrikator tanda yang membutuhkan perubahan memulai pekerjaan elemen struktur pada gambar kerja yang asli dan awal dan batang umum. Secara mengembalikannya kepada pihak berkelanjutan selama proses gambar fabrikator. kerja, fabrikator mengelola dan Lama waktu pengesahan untuk gammengkoordinasikan proses gambar bar-gambar kerja dan ereksi dispelkerja untuk membeli atau mensubsifikasikan dalam kontrak, dan biakontrakkan item-item, seperti kasausanya dua minggu. Setelah diperbaiki/ kasau baja, pelat lantai, patok-patok modifikasi yang dibuat oleh detailer geser, dan fabrikasi metal. Merupakan fabrikasi, gambar kerja dikirim kembali DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 75

Praktikal Konstruksi Baja


hal penting bahwa proses menggambar kerja dikoordinasikan oleh berbagai pihak dan jadwal penyerahan gambar dan proses bolak-balik dari pengesahan sudah dijelaskan dengan benar, jadi penyelesaian proyek tidak terlambat. 11.2.8 Fabrikasi dan pengiriman. Mengikuti hasil pengesahan gambar kerja dan pengiriman baja dari pabrik, fabrikator akan memulai untuk merangkai dan menyelesaikan elemen elemen baja. Waktu dan urutan kerja fabrikasi akan menjadi fungsi dari praktek kerja dari fabrikasi dan kapasitas, proyek fabrikasi lain dan urutan kerja pemasangan bangunan. akan dapat memfabrikasi bagianbagian baja dengan memadai untuk bangunan sebelum ereksi/ pemasangan dimulai. Selama pekerjaan fabrikasi atau pada jalur pengeboran, setiap potongan ditandai dan diidentifikasi untuk kepresisiannya pada saat penempatan di kerangka struktur dan disimpan atau siap untuk dikirim ke lokasi proyek. Dalam keadaan normal, item-item baja harus dikirim ke lokasi dengan berurutan sesuai dengan keinginan erector. 11.2.9 Ereksi/pemasangan. Pemasangan/pemasangan struk tur baja dimulai ketika baja telah di fabrikasi dan pondasi siap menjadi titik dimana siap menerima baja. Pemasangan bangunan baja dilaksanakan oleh erector baja. Beberapa fabrikator mungkin memiliki tim ereksi sendiri; sementara yang lain mensubkontrakkan pekerjaan ini keperusahaan lain. Perusahaan ereksi bekerja sangat dekat dengan kontaktor umum dan fabrikator untuk memasang baja menurut aturan yang ada untuk proses ereksi dan pengiriman. Pesanan dari ereksi pada dasarnya ditunjukkan pada gambar ereksi atau dalam sebuah diagram urutan yang terpisah. Erektor/pelaku pemasangan bangunan mempersiapkan perencanaan pemasangan bangunan yang

Gambar 11.10 Pengelasan di bengkel fabrikasi Pekerjaan fabrikasi mencakup penanganan komponen-komponen struktur, memotong mereka untuk diukur, melobangi dan mengebor untuk sambungan-sambungan, menyiapkan sambungan, pengecatan atau penyelesaian akhir bila dibutuhkan. Walaupun setiap proyek itu unik, fabrikator

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

76

Praktikal Konstruksi Baja


yang ketat. Layout yang presisi dan akurat adalah sangat penting untuk menjamin pemasangan kerangka baja pas antara satu dan lainnya. Kontraktor pendiri bangunan bisa mengsubkontrakkan pemasangan pelat lantai dan patok geser, karena akan lebih efisien dan profesional jika dikerjakan oleh perusahaan yang khusus menanganinya. Selama proses pemasangan kerangka baja akan dicek ketegak-kannya; diperkuat/ bracing sementara dan kabel penguat juga dipasang untuk menjaga stabillitas bangunan selama pemasangan komponen baja. Pemasangan akan berlanjut sampai semua komponen baja struktur dipasang dan kerangka struktur baja utuh dipasang. Fabrikasi logam dan item-item lainnya, jika termasuk dalam kontrak, maka harus dipasang seperti ketentuannya, berdasarkan jadwal seluruh proyek dan standar kesela-matan kerja. Dengan menyelesaikan seluruh kerangka baja, subkontraktor baja sudah siap untuk kontrak penutup. 11.3 Tanggungjawab pihak-pihak

Gambar 11.11 Pemasangan baja struktur menspesifikasikan praktek-praktek pemasangan bangunan baja dan aturan keselamatan kerja yang akan disahkan oleh kontraktor umum. Kontraktor ereksi selalu melengkapi peralatan dan krane untuk memasang kerangka baja; dalam beberapa kasus, kontraktor umum menyediakan krane dan mendapatkan bayaran dari perusahaan ereksi untuk penggunaan barang tersebut.

yang terkait dalam pekerjaan konstruksi baja.


Banyak pihak memiliki tanggungjawab dalam mensukseskan kegiatan pengadaan dan implementasi konstruksi baja pada bangunan. Seperti didiskusikan sebelumnya, keseluruhan proses dimulai dari keputusan dari pemilik untuk menggunakan bahan baja. Arsitek dan perencana bersama manajer konstruk si atau perancang bangunan membuat

Gambar 11.12 Proses pemasangan baja struktur dengan krane

Pemasangan baja secara umum merupakan proses yang cepat dan membutuhkan perencanaan yang hatihati. Baja difabrikasi untuk toleransi DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 77

Praktikal Konstruksi Baja


rekomendasi untuk calon pemilik bangunan. Perencana struktur merencanakan dan merancang rangka bajanya. Kontraktor, manajer konstruk si atau perancang bangunan berkordi nasi melaksanakan penawaran dan proses konstruksi. Rekanan penyuplai baja, fabrikator baja, detailer, erektor dan subkontraktor khusus memasang pekerjaan baja. Terakhir, pengawas bangunan dan perusahaan pengujian juga mempunyai tanggungjawab untuk menjamin kualitas. Daftar dibawah ini

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

78

Gambar 11.13 Proses pengadaan bangunan baja

pihak-pihak umum yang terlibat dalam perencanaan dan pengiriman struktur baja, bersama penjelasan tentang tanggungjawab umum mereka: 11.3.1 Pemillik Pemilik adalah suatu badan perwakilan atau organisasi, individu yang memiliki dan mengoperasikan fasilitas yang lengkap. Tanggung jawab umum pemilik adalah untuk memperkerjakan seorang arsitek, melengkapi program perencanaan, melengkapi dokumen kontrak, menyediakan informasi yang relevan kepada kontraktor, menyediakan lokasi untuk pembangunan dan membayar hasil pekerjaan. Pemilik juga, dibawah beberapa bentuk kontrak, melengkapi tanah milik dan asuransi. Pada bentuk kontrak umum, pemilik memiliki kontrak langsung dengan arsitek dan kontraktor umum, tapi tidak mempunyai kontrak

dan konsep keseluruhan bangunan. Arsitek akan menggunakan perencana struktur sendiri atau mengkonsultasikan dengan perencana diluar organisasi, untuk mengembang kan konsep struktural untuk bangunan.

Gambar 11.15 lokasi proyek Arsitek juga mengembangkan dokumen konstruksi untuk porsi arsitektural bangunan dan koordinasi pekerjaan mekanikal, kelistrikan, struktural, dan rekayasa khusus lainnya dan disiplin perencanaan untuk proyek. Arsitek selalu membimbing pemilik pada pengem bangan dokumen penawaran, memin ta penawaran harga dari kontraktor, dan memberikan kontrak konstruksi kepada pemenang tender. Selama pelaksanaan konstruksi, arsitek akan memiliki kontrak administrasi untuk melaksanakan kegiatan seperti mereview aplikasi pembayaran, observasi pekerjaan, memproses perubahan pesanan, dan mereview gambar kerja. 11.3.3 Perencana struktural

Gambar 11.14 Maket denah lokasi proyek langsung dengan subkontraktor baja. 11.3.2 Arsitek Arsitek merencanakan proyek berdasarkan program perencanaan pemilik, mengembangkan layout yang lengkap yang menunjukkan layout ruangan

Perencana struktural bertangungjawab untuk perencanaan detail struktural untuk baja struktural dari proyek. Sebagai bagian dari proses ini, perencana struktur mengembangkan dokumen kontrak dan spesifikasi untuk detail baja struktur. Fungsi penting lainnya adalah mengkaji ulang gambar kerja dari baja untuk mengecek konsistensi dengan maksud perencanaan dan mengkaji ulang pemasangan struktural selama tahapan konstruksi. Perencana struktural juga memiliki tugas dalam kontrak administratif, sama dengan arsitek. Perencana struktural mungkin salah satu pegawai perusahaan arsitektur dan rekayasa atau pegawai konsultan luar atau pemilik dari bangunan itu sendiri. 11.3.4 Kontraktor umum Kontraktor umum mempunyai kontrak dengan pemilik untuk mengkoordinir dan membangun seluruh proyek. Sebagai bagian dari tanggungjawab, kontraktor umum akan mendefinisikan ruang lingkup subkontrak, menyiapkan harga kompetitif subkontrak, jadwal dan koordinasi kerja seluruh subkontraktor, membangun bagian tertentu dari bangunan dengan pegawainya. Kontraktor umum mempunyai kontrak langsung dengan subkontraktor baja dan menjadi tanggungjawab terhadap pekerjaan subkontraktor melalui kontrak kontraktor umum dengan pemilik bangunan. Tugas lain dari kontraktor umum untuk mendapatkan bayaran dari pemilik, membayar subkontraktor, mengembangkan perencanaan kese-

lamatan kerja, mengkaji ulang dan mengirimkan gambar-gambar kerja, menyediakan layout bangunan umum, dan menyiapkan item-item kondisi umum untuk proyek. 11.3.5 Manajer konstruksi Manajer konstruksi (MK) adalah seorang manajemen profesional / organisasi yang dipekerjakan oleh pemilik bangunan untuk mengawasi dan mengelola proyek. MK selalu ditunjuk diawal proyek, lebih baik lagi sebelum tahap perencanaan dan memberikan saran kepada pemilik berkaitan dengan seleksi sistim, penjadwalan, anggaran, kordinasi paket penawaran untuk kontraktor. Selama tahap konstruksi, MK akan mengawasi kerja dan performa dari koordinasi fungsi-fungsi dari kontraktor umum. Secara singkat MK akan membantu pemilik bangunan untuk menseleksi arsitek perencana dan perencana struktural. 11.3.6 Perancang bangunan Merancang bangunan sebuah pendekatan alternatif untuk kedua kontrak umum dan metode manajemen konstruksi dari proyek, dimana perancang bangunan bertang gung jawab untuk menyediakan perancangan dan pelayanan konstruk si. Pada umumnya tim perancang bangunan akan dipimpin oleh tim konstruksi menggunakan orang dalam atau menggunakan konsultan arsitektur dan perencana profesional untuk menyediakan pelayanan perancangan. Karena perancang bangunan bertanggung-

jawab untuk memberikan proyek yang sudah ditentukan dalam level kualitas tertentu dan dalam waktu tertentu, perancang bangunan dalam posisi untuk memilih dan mengevaluasi sistim bangunan yang masuk dalam anggaran biaya pemilik bangunan. Perancang bangunan bekerja sangat dekat dengan kontraktor baja pada perencanaan awal proyek, mereka memilih dan menentukan sistim struktural baja. Masukan awal oleh kontraktor baja sangat membantu dalam penjadwalan kerja dan dalam menemukan kebutuhan seluruh proyek. 11.3.7 Kontraktor Baja Kontraktor baja adalah pemimpin dari subkontraktor, mempunyai tanggungjawab untuk seluruh aspek dari fabrikasi dan ereksi untuk kerangka struktur baja. Kontraktor baja mungkin adalah fabrikator, erektor, atau dalam beberapa kasus, fabrikator dan erektor. Kontraktor baja selalu merupakan subkontraktor dari kontraktor umum, atau dalam beberapa proyek manajemen konstruksi memiliki kontak langsung dengan pemilik bangunan. 11.3.8 Fabrikator baja Fabrikator baja bertanggungjawab pada pekerjaan fabrikasi dari komponen-komponen umum baja sampai siap dipasang oleh erektor baja. Proses ini mencakup persiapan bahan, memesan bentuk-bentuk baja, mengembangkan gambar kerja, layout dan fabrikasi dari elemen-elemen dan mengirim ke lokasi proyek. 11.3.9 Erektor baja

Kerangka baja didirikan oleh erektor baja. Erektor mungkin saja sebuah subkontraktor yang terpisah atau mungkin bagian dari perusahaan fabrikasi baja. Erektor bekerja sangat dekat dengan kontraktor umum dan fabrikator untuk menentukan urutanurutan pemasangan bangunan baja dan untuk merangkai kerangka bangunan. 11.3.10 Subkontraktor Subkontraktor sering digunakan oleh erektor untuk memasang pelat lantai (metal decking) dan batang-batang geser (shear studs). Menggunakan subkontraktor membuat erector bisa bekerja untuk memasang elemenelemen baja umum. Subkontraktor juga sering diminta oleh fabrikator untuk memasang komponen khusus seperti tangga, sebagai bagian dari fabrikasi baja atau subkontrak logamlogam yang lain. Secara umum subkontraktor mempunyai kontrak langsung dengan fabrikator atau erektor. 11.3.11 Suplier baja Baja untuk proyek besar akan dibeli langsung dari pabrik baja. Baja dibentuk dan diproduksi oleh pabrik dari pesanan pabrik untuk proyek khusus. Pada proyek yang lebih kecil atau proyek yang membutuhkan jadwal pengiriman, fabrikator baja akan memesan baja dari pusat pelayanan (gudang) baja. Kedua pabrik dan pusat pelayanan tersebut harus menyediakan baja yang sesuai dengan karakteristik bahan yang dispesifikasikan dan standar pengujian nasional.

Suplier deck (lantai baja) Suplier joist ( kerangka atap) Deck erektor Suplier/`pemasang shear stud (batang geser) Logam-logam lainnya dan suplier fabrikasi khusus 11.3.13 Tinjauan Dokumen Kontrak Normalnya, dokumen kontrak untuk baja struktural terdiri atas kontrak, kondisi umum dan khusus, gambargambar dan spesifikasi, agenda masalah sebelumnya untuk pelaksanaan kontrak, dan modifikasi permasalahan setelah pelaksanaan kontrak. Kontrak mungkin saja sebuah subkontrak antara kontraktor umum dan kontraktor baja, atau beberapa kasus, kontrak mungkin langsung kepada pemilik. Beberapa subkontrak bisa juga memasukkan tangungjawab-tangungjawab dari kontraktor umum dengan pemilk. Dokumen kontrak pada umumnya disiapkan oleh arsitek dan perencana struktur. Kondisi umum dan suplementary menjelaskan tanggung jawab seluruhnya dari kontraktor umum dan sering memasukkan refrensi dalam sub kontrak. Gambargambar struktur dan spesifikasi disiapkan oleh perencana struktur dan penjelasan kebutuhan bahan dan produk, instalasi segala kebutuhan dan kebutuhan kontrak administrasi untuk proyek. 11.4 Gambar-gambar baja struktur Gambar-gambar baja struktur yang disiapkan oleh perencana struktur mengindikasikan ukuran-ukuran dan ren-

Gambar 11.16 Penyimpanan bahan di lokasi proyek 11.3.12 Detailer Gambar kerja, layout batang jangkar (penempatan kolom-kolom pada pondasi) dan gambar ereksi dikembangkan oleh detailer yang mungkin dari perusahaan independen atau mungkin pegawai dari fabrikator baja. Kerja umum dari detailer adalah mempersiapkan gambar detail untuk fabrikasi dan ereksi dalam kaitannya dengan kebutuhan proyek, standar fabrikator, standar erektor dan spesifikasi lainnya. Komunikasi yang tepat dan koordinasi diantara pihak terkait adalah penting untuk penyelesaian bangunan struktur baja tepat waktu. Pihak-pihak terkait tersebut adalah: Pemilik bangunan Arsitek Perencana struktur Kontraktor umum Kontraktor baja (fabrikator/erektor) Suplier baja 7. Sub kontraktor (sub-sub kontraktor)

1. 2. 3. 4. 5. 6.

cana elemen-elemen baja struktur yang membentuk kerangka struktur baja. Secara umum, mereka terdiri dari rencana pondasi, lantai struktur, dan rencana kerangka atap yang menunjukkan ukuran kolom dan balok dan lokasi, jadwal pemasangan kolom, catatan-catatan umum struktur, dan berbagai detail umum dan khusus. Gambar struktur selalu memasukkan detail umum yang berisi detail khusus untuk pelat dasar kolom, sambungan-sambungan kolom dan balok, bukaan-bukaan atap dan lantai, balok komposit dan detail pelat lantai. Termasuk juga detail-detail yang mengilustrasikan perencanaan kondisi struktural nonstandar atau khusus untuk proyek. Gambar 11.17 adalah contoh-contoh gambar baja struktur jadwal kolom secara umum menggambarkan ukuran kolom dan kritikal dimensi vertikal seperti kemiringan pelat dasar, sambungan kolom dan bagian atas dari kolom. Jika termasuk, jadwal balok menggambarkan tentang ukuran-ukuran balok, reaksi struktur pada umumnya dalam kips, ukuran dan jarak batang sambungan geser jika interaksi komposit balok deck dibutuhkan. Pada kebutuhan yang khusus, seperti balok camber atau sambungan-sambungan spesial bisa juga dimasukkan. detail sambungan khusus mungkin ditunjukkan padator gambar struktur. Sering, bagaimanapun juga desain detail dan layout dari balok ke balok dan detail balok ke kolom ditinggalkan kepada fabrikator dan detailer baja. Detailer akan mengembangkan detail sambungan-sambungan sebagai bagian dari proses gambar kerja dan

sambungan-sambungan ini akan dikaji ulang oleh perencana struktural selama proses pengesahan gambar kerja. Ini akan memberikan keuntu ngan bagi fleksibilitas fabrikator untuk membuat sambungan-sambungan dengan cara paling cocok berdasar kan praktek standar kerja fabrikasi dan peralatannya. Dalam beberapa contoh, dokumen kontrak akan membutuhkan bahwa komponen-komponen yang didesain oleh fabrikator akan disertifikasi oleh perencana yang berizin. Bagaimana pun juga pada semua contoh, arsitek atau desai mereka, pada umumnya catatan perencana struktural, harus mereview dan mengesahkan semua kiriman, termasuk semua yang disi-apkan oleh perencana berizin yang ditahan oleh kontraktor, dan me-ngambil tanggung jawab untuk hasil pelaksanaan yang cukup atau kebu-tuhan kriteria desain oleh dokument kontrak. Perencana struktur juga mengembangkan spesifikasi-spesifi-kasi baja. Spesifikasi menunjukkan prosedur administrasi, kebutuhan-kebutuhan bahan, dan kebutuhan pemasangan untuk proyek.

Gambar 11.17 Detail lantai decking

Gambar 11.18 Rencana kerangka struktur

Gambar 11.19 Jadwal rencana kolom

Gambar 11.20 Detail baut angker 11.4.1 Spesifikasi Spesifikasi-spesifikasi untuk baja struktural disiapkan oleh perencana struktur dan disatukan dengan manual proyek yang dibuat arsitek termasuk semua spesifikasi-spesifikasi untuk bangunan. Meskipun menggunakan format spesifikasi yang berbeda, banyak perencana menggunakan pedoman-pedoman baja yang berlaku, contohnya seperti penggunaan Masterformat Contruction Spesifica tions Institute (CSI) atau AIA Masterspec format. Format-format ini menggunakan system indeks konstruksi yang menempatkan semua produk dan bahan kedalam divisi 1 sampai 16. gambar 1-7 dibawah menguraikan 16 divisi. Baja struktur dan produk logam terkait lainnya diklasifikasikan dalam divisi 5. 1. Syarat-syarat umum 2. Tempat kerja 3. Beton 4. Kerja batu 5. Logam-logam

6. Kayu dan plastik 7. Perlindungan panas dan lembab 8. Pintu-pintu dan jendela 9. Finishing 10. Kekhususan 11. Peralatan 12. Perlengkapan 13. Kontruksi khusus 14. Sistim pengangkutan 15. Mekanikal 16. Kelistrikan di bawah indeks konstruksi yang disatukan ini, semua produk dan bahan diberi kode lima digit yang menentukan nomor divisi mereka, dan membedakannya dengan kategori bahan yang lain dalam divisi. Sebagai contoh, baja struktur memiliki kode bagian 05120 dan kasau-kasau baja mempunyai kode 05210. Di bawah ini ditunjukkan contoh beberapa kode untuk item-item pada divisi 5 yakni Logam. 05010 Finishing logam 05120 Baja struktur 05210 Metal joist 05300 Metal decking dst. Untuk mendapatkan dokumen kontrak dan keputusan untuk penawaran kerja, kontraktor baja mengkaji ulang dan mengkorelasikan antara rencana dan spesifikasi. Sebagai bagian penting dari pengkajian ulang ini adalah untuk mengidentifikasi elemen-elemen yang akan di subkontrakkan. Ketika mengkaji ulang spesifikasi-spesifikasi, penting bagi kontraktor baja untuk mengidentifikasi prosedur administrasi yang unik, bahan dan penyelesaian akhir yang dibutuhkan atau kebutuhan instalasi yang tidak memenuhi standar

praktek dan berdampak langsung pada harga, mendapatkan bahan-bahan, penjadwa lan, ataupun kualitas tenaga kerja. Dalam beberapa contoh, kontraktor baja mungkin memilih untuk mengeluarkan elemen-elemen dengan spesifikasi tertentu dari ruang lingkup sub kontrak. Sebagai contoh kontraktor baja akan sering meniadakan grouting pelat dasar. Ketika kontraktor baja memilih untuk meniadakan elemenelemen dari lingkup kerja, penting untuk diketahui oleh kontraktor umum tentang peniadaan-peniadaan ini. 11.5 Subkontraktor fabrikasi dan ereksi baja Kontraktor baja akan selalu melibatkan subkontraktor dalam mengerjakan pekerjaannya. Kontraktor baja mungkin berperan sebagai sebuah perusahaan subkontraktor dihadapan kontraktor umum. Kontraktor khusus, seperti pemasang lantai baja, mungkin berperan sebagai sub-sub kontraktor dari kontraktor baja. Sub-sub kontraktor dijumpai pada proyek pengerjaan kerangka baja, termasuk : fabrikasi, ereksi, pemasangan lantai baja, pemasangan batang-batang geser, fabrikasi logam, dan penyediaan logam-logam yang lain. 11.5.1Lingkup kerja Lingkup kerja dari subkontor harus disampaikan secara jelas dalam sub kontrak. Penjelasan ini harus termasuk dalam kondisi umum atau pelayanan-pelayanan yang harus disediakan oleh sub kontraktor, dan juga kontraktor umum akan menyediakan untuk kontraktor

baja. Kontraktor umum mungkin menggunakan spesifikasi CSI untuk mengidentifikasi pekerjaan yang termasuk dalam sub kontrak. Bagaimanapun juga, hati-hati dalam menjabarkan lingkup kerja yang menggabungkan kerja dari bagian-bagian seksi atau divisi CSI. 11.5.2 Waktu dan jadwal yang dibutuhkan Waktu dan jadwal adalah sangat penting pada hampir semua proyek. Pemilik bangunan akan sering mencari perlindungan dari kontraktor umum untuk keterlambatan yang disebabkan oleh kontraktor atau sub kontraktor. Sebagai konsekuensinya kontraktor umum akan memasukkan klausul tentang proteksi kedalam subkontrak. Kontrak umum dari kontraktor umum mungkin berisi tentang waktu adalah bagian penting dari klausul, yang membuat waktu sebagai aspek penting di dalam kontrak. Persetujuan antara pemilik dan kontraktor bisa juga berisi sebuah klausul tentang likuidasi kerusakan sebagai kompensasi kerusakan sebagai akibat keterlambatan. Kontraktor umum pada dasarnya membuat jadwal konstruksi secara keseluruhan untuk proyek. Jadwal ini harus memasukkan input awal dari subkontraktor mayor untuk proyek dan dari subkontrak yang mempunyai potensi dampak penting ke jadwal. Kontraktor umum mungkin membuat kebenaran, di dalam subkontrak, untuk merubah jadwal dan meminta

Gambar 11.21 Contoh penjadwalan subkontraktor untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang disesuaikan. Dalam beberapa contoh, kontraktor baja mungkin melakukan keterlambatan dalam memulai pemasangan kontruksi karena bangunan sendiri tidak siap untuk didirikan (baja). Kontraktor umum mungkin menggunakan suatu klausul tidak ada keterlambatan karena kerusakan yang melarang subkontrak tor untuk mencari kerusakan dari kontraktor umum. Kontraktor baja mungkin ingin menghilangkan atau menegosiasi kan klausul proteksi ini berdasarkan kondisi proyek. 11.5.3 Ruang lingkup baja struktur Subkontrak baja struktur biasanya terdiri dari fabrikasi, pengiriman, dan pemasangan kerangka baja struktur, kuda-kuda baja, pelat lantai baja. Ruang lingkup ini mungkin juga mencakup item-item lain seperti fabrikasi logam, ornamen logam, tangga dan pegangannya. Kontraktor umum harus presisi dalam menandai seksi spesifikasi yang harus masuk dalam subkontrak baja. Suatu sub kontrak

tunggal sering diberikan untuk penyelesaian kerangka baja struktural dan subkontrak terpisah diberikan untuk fabrikasi logam, pegangan tangga dll. Penerjemahan yang hati-hati tentang lingkup kerja oleh kontraktor umum adalah sangat penting untuk menjamin seluruh komponen-komponen proyek ditugaskan dan dibukukan untuk dan tidak ada item-item yang dihitung ganda. Satu metode untuk penugasan lingkup kerja adalah untuk menugaskan seluruh spesifikasi pekerjaan dibawah nomor spesifikasi CSI. Seringkali, kerja subkontraktor mencakup kerja dari beberapa seksi spesifikasi. Ini akan mencakup hampir semua element untuk proyek. Bagaimanapun juga, kontraktor harus memproses perkasus karena elemenelemen tertentu mungkin tertera pada perencanaan, tetapi tidak dijelaskan dalam manual proyek. Kontraktor harus mengkaitkan secara hati-hati antara perencanaan dan spesifikasispesifikasi untuk menjamin semua elemen proyek sudah sesuai. Bagian spesifikasi yang dipilih menandakan kepada subkontraktor detail administrasi, produk dan keperluan instalasi dari porsi pekerjaan mereka. Ketentuan subkontrak menandakan keperluan kontraktual dan prosedural yang mengikat subkontraktor dan kontraktor. Ruang lingkup khusus untuk baja struktural termasuk penyediaan dan penawaran seluruh tenaga kerja, bahan-bahan bangunan, peralatan, perancah, perlengkapan, electrode las

listrik, mesin-mesin, transportasi, supervisi, asuransi, pajak-pajak, ijin masuk, dan biaya untuk membayar keperluan pelayanan-pelayanan teknik, dan semua operasi-operasi yang dibutuhkan untuk kepuasan pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan berdasarkan dokumen kontrak. Di bawah ini sebuah daftar item-item khusus lainnya yang termasuk dalam ruang lingkup. 1. Upah dan/atau satuan harga seperti tercantum dalam bagian teknikal Penjualan dan penggunaan pajak Pertanggungjawaban asuransi untuk tenaga kerja, kendaraan dan biaya operasi Pengujian bahan Kehadiran dalam rapat koordinasi proyek Pengumpulan gambar kerja, da-ta produk, contoh-contoh, data perancangan, laporan hasil pe-ngujian, sertifikasi-sertifikasi, manual pabrik-pabrik, dan perlengkapan. Bahan-bahan extra seperti yang ditetapkan Jaminan-jaminan Pengiriman barang dan peralatan Penyediaan keselamatan kerja Penurunan bahan-bahan di lokasi proyek Detail layout dari pekerjaan yang ditetapkan Gudang untuk bahan dan peralatan Perancah yang dibutuhkan untuk kerja

15.
16.

17. 18.
19. 20.

Kabal-kabel listrik dan sumbernya Penyediaan lampu-lampu kerja Biaya untuk memotong dan me-nambal pekerjaan Perlindungan pekerjaan terhadap kerusakan Pembersihan terhadap kotoran dan reruntuhan Penyerahan dokumen catatan proyek

2. 3.

4.

5. 6.

Beberapa hal khusus yang disiapkan oleh kontraktor umum dan pada umumnya tidak termasuk kerja dari subkontraktor adalah: 1. Layout umumdari proyek 2. Fasilitas sanitasi sementara 3. Jalan masuk ke dan sekitar proyek 4. Pengujian bahan kecuali ditetap kan menjadi tugas subkontraktor 5. Tempat sampah 6. Pembersihan akhir 11.5.4 Ikhtisar penjadwalan Aspek penting dari pekerjaan kontraktor umum adalah memper-siapkan sebuah jadwal kontruksi yang mengizinkan proyek untuk maju seca-ra baik dan menyelesaikan proyek sesuai jadwal yang ditetapkan pemilik di dalam kontrak. Baja struktur sebuah pekerjaan besar dan penting komponen awal dari bangunan dan banyak sub-aktivitas yang membutuh kan koordinasi. Penjadwalan, waktu pengiriman, dan pemasangan dari komponenkomponen fabrikasi, pemesanan baja, persiapan dan pengesahan gambar kerja, fabrikasi, aplikasi lapisan cat,

7. 8.

9.
10. 11. 12.

13.
14.

pengiriman ke lokasi dan pemasangan bangunan. Setiap kegiatan-kegiatan ini mempunyai nuansanya sendiri dan variabel-variabel yang harus dipertimbangkan dalam menyiapkan jadwal konstruksi baja. Kegiatan-kegiatan ini harus diorganisasikan dengan baik, dikoordinasikan, Didokumentasikan, dan komunikasi dengan pihak-pihak untuk menghin dari keterlambatan. Sebagai contoh, gambar kerja, disiapkan oleh independen detailer, dan dikaji ulang oleh fabrikator, kontraktor, arsitek, dan perencana struktural. Gambar-gambar awal mungkin membutuhkan dikaji ulang untuk pengesahan akhir. Semua pihak mempunyai peran dalam memelihara jadwal dan harus kerja dalam batas jadwal guna pemberian dan pengesahan gambar kerja. Kontraktor baja harus mengkonsultasikan kepada kontraktor umum yang menyiapkan seluruh penjadwalan proyek. Kontraktor baja membutuhkan input seperti lama waktu pengerjaan berbagai konstruksi baja. 11.5.5 Organisasi proyek, logistik dan peralatan Kontraktor umum harus mempertimbangkan banyak faktor dalam mempersiapkan lokasi proyek untuk mendukung konstruksi. Pertama, kontraktor harus mempunyai rencana yang proaktif dan mengelola pelaksanaan proyek konstruksi dengan tepat waktu, aman, dan menggunakan cara yang ekonomis dalam mencapai level kualitas diminta dalam dokumen kontrak. Kontraktor umum beroperasi dalam konteks perbedaan kelompok bahan-bahan, proses-proses kons-

truksi, peralatan, subkontraktor-subkontraktor, profesi-profesi, personalitis-personalitis, agen pemerintah, sistem transportasi dan cuaca. Kontraktor umum harus mengelola elemen-elemen ini untuk sebuah lokasi proyek yang terbatas. Kontrak-tor umum harus dapat mengambil semua faktor-faktor ini kedalam perencanaan kerja dan lokasi proyek. Beberapa kritikal elemen untuk dipertimbangkan dalam lokasi proyek adalah: 1. Ukuran dan bentuk lokasi proyek 2. Lokasi yang berdekatan dengan jalan, bangunan-bangunan dan keperluannya, ancaman kerusa kan. 3. Lokasi jalan yang tersedia untuk membawa bahan-bahan dan peralatan 4. Jalan masuk ke lokasi proyek dan bangunan-bangunan yang ada di lokasi 5. Lokasi, ketinggian, ukuran, bentuk dari banguan yang akan dibangun 6. Kondisi tanah dan kebutuhan penggaliannya 7. Hubungan dari bangunan dan komponen-komponen nya di lokasi 8. Lokasi dari keperluan bangunan bawah tanah 9. Pengusulan metode-metode kons-truksi untuk sistim bangunan utama 10. Urutan-urutan pelaksanaan dan penjadwalan 11. Pemasangan dan kebutuhan peralatan pemasangan untuk sistim bangunan utama

12. Kuantitas bahan, gudang dan


ke-butuhan pengiriman 13. Jalan masuk pekerja ke lokasi proyek 14. Parkir untuk kendaraan pekerja 15. Gudang alat dan peralatan yang dibutuhkan 16. Fasilitas operasi konstruksi dan trailer 17. Fasilitas sanitary 18. Keselamatan kerja 19. Pemadam kebakaran 20. Pergerakan bahan yang efisien dan pengelolaannya Terdapat kondisi yang unik dari setiap proyek, yang harus dipertimbangkan, masing-masing faktor mungkin berperan lebih atau kurang unggul. Sebagai contoh, pada beberapa proyek yang dibatasi mungkin menggunakan metode konstruksi yang dipaksakan dan layout lokasi kontraktor akan sangat dipengaruhi oleh peralatan konstruksi yang akan digunakan. Dalam contoh lain, layout lokasi mungkin dipengaruhi lebih banyak oleh keterbatasan jalan masuk, dan peralatan penggalian. Layout lokasi proyek adalah kompleks dan membutuhkan pengalaman dan pengalaman menyeimbangkan ba-nyak faktor dilapangan. Tanpa menghiraukan dari pengaruh dari berbagai faktor tata ruang lokasi proyek yang harus dipertimbangkan untuk lokasi individu, sudah jelas bahwa proses pemasangan baja struktur akan sangat dipengaruhi oleh tataruang lokasi yang dibuat oleh kontraktor, Jadwal dan urutan konstruksi. Tataruang yang tidak baik akan mudah untuk memakai peralatan

pemasangan bangunan yang besar yang tidak dibutuhkan dalam rangka menangani jangkauan yang luas, meningkatnya pergerakan bahanbahan, kemajuannya lebih lambat, meningkatnya potensi kecelakaan dan meningkatkan biaya. 11.6 Keselamatan kerja Keselamatan dalam seluruh lokasi konstruksi adalah isu yang vital. Dengan pemasangan baja konstruksi, potensi resiko untuk kegiatan pekerja dengan peralatan, terjatuh, tersangkut atau tertimpa antara bahan dan peralatan adalah yang sering terjadi. Keselamatan kerja adalah tanggungjawab utama dari pihak-pihak yang termasuk dalam pekerjaan konstruksi, dan semua memiliki peran penting dalam memelihara keselamatan dilokasi proyek. 11.6.1Tanggung jawab kontraktor umum. Kontraktor umum bertanggungjawab untuk peralatan dan metode dari proyek konstruksi. Walaupun kontraktor umum sering melakukan subkontrak ke subkontrak, tanggung jawab untuk alat dan metode-metode dan kaitannyadengan pelaksanaan keselamatan kerja untuk berbagai komponen-komponen bangunan, kontraktor umum tetap bertanggung jawab pada fundamental keselamatan kerja. Tanggung jawab tersebut antara lain : 1. Menyediakan semua perencanaan keselamatan kerja untuk proyek 2. Menjaga keselamatan kerja dilo-kasi proyek, dan memelihara

lingkungan kerja bagi karyawan kontraktor maupun sub kontraktor. 3. Koordinasi kerja dalam hal tidak mengexpose pekerja untuk mengambil resiko kecelakaan kerja dari subkontraktor lain 4. Memelihara supervisi yang sesuai selama bekerja 5. Bertanggungjawab untuk kesela matan karyawannya sendiri dan menyediakan peralatan kesela matan kerja bagi mereka 6. Memelihara dan mengoperasikan peralatan dengan aman 7. Mencegah beban berlebih pada struktur selama pelaksanaan konstruksi Secara umum tanggungjawab Subkon traktor adalah: 1. Mengembangkan semua kebutu han perencanaan keselamatan kerja dan dokumentasinya 2. Bertanggungjawab langsung terhadap keselamatan pegawai nya masing-masing 3. Memelihara supervisi yang tepat selama pekerjaan berlangsung 4. Menyediakan perlengkapan keselamatan kerja yang dibutuhkan staf 5. Memelihara dan mengopera sikan peralatan dengan aman Karena seorang pekerja baja menghadapi banyak resiko bekerja di gedung tinggi dan dari pergerakan komponen structural yang besarbesar, serta peralatan yang ada dilokasi proyek, perhatian khusus harus tentang keselamatan kerja diberikan kepada mereka selama prosespemasangan bangunan baja.

11.6.2 Perencana proyek. Keselamatan kerja dimulai dengan koordinasi baik dengan kontraktor umum untuk menentukan urutanurutan pelaksanaan proyek, layout lokasi proyek, lokasi dari gudang proyek, penempatan lokasi peralatan, seleksi metode dan peralatan angkut dan angkat. Ini adalah tahapan dari perencana proyek dimana konflik pemakaian ruang dan jadwal sesama subkontraktor dapat diidentifikasi dan sebuah rencana untuk menghindari konflik dapat dikembangkan. Banyak kejadian kecelakaan pada lokasi pekerjaan konstruksi terjadi selama pergerakan/ pemindahan bahanbahan. Jika kebutuhan pemindahan bahan dilokasi bisa dikurangi melalui perencanaan layout lokasi proyek, maka resiko kecelakaan bisa dikurangi. Sisi keuntungan lain dari strategi layout ini adalah mengurangi waktu pemindahan bahan dan meningkatkan produktivitas pekerja. Perencanaan proyek yang benar, penjadwalan dan urutan pelaksanaan konstruksi harus dikembangkan dengan cara yang benar ketika ada potensi bahaya dapat terjadi, subkontraktor tidak membutuhkan bekerja di daerah subkontraktor lain. Pendiri bangunan baja/ erektor biasanya melaksanakan pertemuan mingguan untuk mendiskusikan keselamatan kerja dengan para pekerja. Dalam rangka mengurangi resiko kejatuhan barang dari tempat yang tinggi, urutan kerja pemasangan lantai pelat baja (metal decking) dipasang pada lantai lebih rendah sebelum memasang komponen baja pada

lantai yang lebih tinggi. Koordinasi dan penjadwalan yang baik sesama pemasang lantai, fabricator dan/atau erektor dibutuhkan untuk menjamin proyek tidak akan tertunda oleh karena pemasangan lantai. Lokasi proyek. Pemilik bangunan (melalui kontraktor umum) untuk menyediakan dan memelihara jalan masuk ke dan melalui lokasi proyek untuk keamanan pengiriman bahan dan peralatan. Kontraktor umum juga harus menyediakan kepada erektor dengan lokasi yang tepat dan benar untuk penempatan peralatan. Pemilik (Kontraktor umum) bertanggungjawab untuk menyingkirkan semua kabelkabel listrik dan gangguan lainnya dalam rangka menyediakan tempat kerja yang aman. 11.6.3 Perencanaan Pemasangan bangunan (Diagram urutannya dan skema pemasangan) Erektor dan fabricator harus mempersiapkan sebuah perencanaan pemasangan bangunan yang berisi tentang urutan-urutan kerja, bersama dengan metoda-metoda pemasangan dan prosedur keselamatan yang akan digunakan. Walaupun peralatan dan metode pemasangan bangunan merupakan tanggungjawab dari erector, kontraktor umum harus mengkaji ulang perencanaan pemasangan untuk dampak terhadap keselamatan kerja proyek secara keseluruhan. 11.6.4 Penguat sementara Dalam perencanaan Erektor dan pemasangan penguat seperti bracing, shoring, guys dll, memerlukan untuk menjaga stabilitas struktur selama

proses pemasangannya. Pada kerangka pendukung sendiri yang akan stabil ketika sudah selesai, (tanpa interaksi dengan komponen bangunan lainnya), erektor memasang penguat yang dibutuhkan untuk memperkuat kerangka struktur selama proses pemasangan, disamping penguat permanen yang ada. Erector juga harus memasang penguat yang tidak mendukung struktur sendiri. Struktur yang tidak didukung oleh dirinya sendiri harus secara jelas diidentifikasi dalam dokumen kontrak. Perencana yang terdaftar yang dibayar oleh erector mungkin dibutuhkan untuk menghitung system penguat yang rumit. Kontraktor umum bertanggung jawab untuk memasang elemenelemen selain dari baja struktur yang akan memperkuat struktur bangunan. Melepaskan penguat yang dipasang oleh erector, shoring dan penguat sementara lainnya tidak boleh dilakukan oleh pihak lain tanpa ada ijin dari erector. 11.6.5 Peralatan pengangkat Pendiri bangunan baja bertanggung jawab untuk memilih dan menyedi akan alat pengangkut dan pengangkat untuk pemasangan kerangka bangunan. Stablitas krane harus dianalisa untuk beban-beban, daya jangkau, kondisi tanah, dan beban-beban lingkungan yang disebabkan oleh angin, gempa bumi dan kondisi-kondisi lainnya. 11.7 Perubahan dan modifikasi Kebutuhan perubahan pada kontrak baja struktural berkaitan dengan keinginan perubahan pada pemilik ba-

ngunan, kondisi-kondisi proyek, salah penempatan baut pondasi atau pekerjaan pondasi, atau dokumen perencanaan asli dari baja dirasakan kurang memadai sehingga perlu dibuat dokumen baru. Prosedur rinci untuk perubahan konstruksi biasanya masuk dalam dokumen kontrak dan biasanya juga dibarengi juga dengan perubahan-perubahan harga bahan, peralatan, tenaga kerja, supervisi, peningkatan biaya asuransi, serta keuntungan dan overhead. Pesananpesanan perubahan harus diidentifikasi dengan jelas perubahan pada lingkup kerjanya, harga kontrak, dan setiap perubahan yang membu tuhkan penyelesaian kontrak. Permintaan adanya perubahan pada kontruksi baja mengandung banyak permasalahan seperti ketidaksetujuan harga yang berlebih, keberterimaan biaya overhead dan keuntungan, dan perubahan waktu, atau ketidakmampuan pihak-pihak untuk memperhitungkan dampak dari perubahan pada sub kontraktor lain atau aspek-aspek proyek. Karena baja begitu mudah diperkuat dengan menambahkan bahan pada komponen utama, baja merupakan bahan yang mudah dirubah dibandingkan bahan struktur lain. Daerah perhatian utama terhadap perubahan pada baja struktur adalah kebutuhan untuk menganalisa kembali beban-beban yang dipikul oleh komponen struktur baja. Perubahan kecil pada perencanaan, terutama pada sambu ngan, mungkin akan menyebabkan perubahan pada pembebanan pada komponen yang direncanakan sebelumnya.

Perubahan tenaga kerja juga merupakan hal penting pada baja struktur. Karena pembangunan baja struktur adalah sangat dipengaruhi oleh adanya persetujuan dengan tenaga kerja, upahnya, dan aturan kerja, pemilik mungkin kurang peduli dengan dampak dan perubahan tenaga kerja yang dianggap perubahan kecil di tempat kerja. Perubahan mungkin dibutuh kan untuk pengerjaan ulang baja karena pondasi atau batang-batang angker tidak ditempatkan pada sumbu kolom baja. Perubahan kecil pada baja diantisipasi oleh erektor dan standar praktek juga mengharuskan erektor melakukan perubahan yang sifatnya kecil seperti memperlebar, pengelasan atau pemotongan. Koreksi yang besar membutuhkan pengerjaan kembali potongan-potongan adalah dibawah lingkup kerja erector dan perlu untuk dilaporkan kepada pihak fabricator. Fabrikator kemudian akan berkordinasi melakukan perbaikan dengan kontraktor utama. Gambargambar kerja lapangan menguraikan setiap pekerjaan ulang dengan detail, mengesahkan dan menggunakannya dilapangan. Hal ini penting karena proses yang jelas untuk mendokumentasikan peruba han dilapangan pada tempatnya dan termasuk dokumentasi untuk kebutuhan perubahan-perubahan dilapangan, gambar kerja, dan catatan tindakan koreksi dan gambar as built. Kebutuhan untuk mengenda likan perubahan pada proyek adalah untuk mengurangi dampak biaya proyek dan penjadwalan, adalah kegiatan yang penting. Koordinasi yang

baik antara kontraktor utama, subkontraktor baja, subkontraktor yang lain, arsitek, perencana struktur, dan pemilik akan dapat menghilangkan atau mengu rangi kebutuhan dan dampak perubahan. Namun, permintaan akan perubahan akan selalu terjadi dan penting untuk dijelaskan dalam kontrak. 11.8 Penjadwalan dan perkiraan Membangun kerangka struk tural untuk sebuah proyek bangunan adalah penting dan tahap kritikal dari proyek, yang mewakili bagian terpenting dari proyek, berkaitan dengan waktu, uang, peralatan, dan sumberdaya manusia. Baja struktural, dengan perencanaan yang benar memberikan potensi waktu yang penting, dan keuntungan bagi sistim struktural yang lain. Dalam rangka untuk memperoleh keuntungan terbesar dari manfaat potensi ini, kordinasi yang baik diantara pihak-pihak yang terlibat dan perencanaan yang benar adalah penting. Pengertian tentang aktivitas baja struktur dan urutannya, seperti juga hubungan nya dengan tahap-tahap konstruksi terdahulu dan yang akan datang adalah penting untuk mengambil keuntungan penuh dari pengurangan penjadwalan yang dapat dihasilkan dengan penggu naan baja.

11.8.1 Penjadwalan Membangun dengan baja struktural adalah proses yang cepat. Waktu membangunnya relatif kurang dari sistim-sistim yang lain dengan penggunaan komponen-komponen baja fabrikasi. Baja juga bisa didirikan da-

lam segala cuaca, yang mana memberikan fleksibilitas penjadwalan untuk seluruh bagian proyek. Pengurangan waktu pengerjaan bersama dengan fleksibilitas penjad walan pada akhirnya secara umum dapat menghemat pada kondisi-kondisi umum dan biaya. Komponen-komponen baja fabrikasi membutuhkan perencana an yang hati-hati dan kordinasi yang baik diantara pihak-pihak yang terlibat. Persetujuan terhadap gambar kerja, pemesanan bahan, perencanaan pemasangan bangunan, fabrikasi, pengiriman dan aktivitas pemasangan bangunan membutuhkan pengelolaan yang baik untuk menjamin keberlangsungan, proses yang tidak tertunda. Penyiapan jadwal yang benar dari kegiatan baja struktur dan mengintegrasikan jadwal ini kedalam jadwal keseluruhan proyek adalah kegiatan penting dalam merenca nakan konstruksi baja struktur. Sejumlah besar profesional termasuk dalam pembangunan kerangka bangunan baja. Kebutuhan akan adanya komunikasi yang baik dan kordinasi diantara pihak-pihak terkait adalah penting untuk penyelesaian tepat waktu dari baja struktur. Dalam rangka membuat penjadwalan yang efektif dan praktikal untuk pelaksanaan seluruh proyek, pembuat jadwal harus mengerti bagaimana aturan dan tanggungjawab dari semua pihak berdampak langsung ke penjadwa lan. Kontraktor baja bersama kontraktor umum, akan berperan utama dalam mengkordinasi berbagai pihak. Kontraktor umum akan memfasilitasi komunikasi antara

pihak perancang, sub kontraktor lain dan kontraktor baja. Kontraktor baja akan mengkordinir rekanan-rekanan dan subkontraktor dalam kaitannya dengan kontrak baja. 11.8.2 Tahap-tahap proyek Semua proyek pembangunan bangunan terdiri tahap-tahap konstruksi. Sementara itu mungkin dapat dipertimbangkan pelaksanaannya bersamaan antar tahap-tahap tersebut, proyek-proyek konstruksi bangunan secara umum dapat digolongkan terdiri atas: 1. Lokasi kerja 2. Pondasi 3. Kerangka struktur (konstruksi baja) 4. Instalasi listrik dan mekanikal 5. Penyelesaian akhir 6. Testing dan pengoperasian Tahap-tahap pembangunan baja struktural mempunyai dampak yang penting dalam jadwal seluruh proyek, penyelesaian kerangka struktural dipertimbangkan merupa kan kejadian penting pada seluruh penyelesaian proyek. Penyelesaian dari kerangka struktur mengizinkan pekerjaan arsitetural, mekanikal, kelistrikan, dan terakhir pekerjaan penyelesaian akhir untuk dilanjutkan. Kordinasi yang hati-hati antara kontraktor umum dan kontraktor baja adalah penting untuk menjamin efisiensi perencanaan seluruh konstruksi. Kontraktor umum dan kontraktor baja akan membutuhkan keputusan dalam urutan pemasangan bangunan. Tataruang dari lokasi proyek untuk operasional konstruksi akan memer-

lukan untuk ditentukan. Kontraktor baja akan membutuhkan untuk memutuskan dalam hal peralatan dan metode yang akan digunakan untuk pemasangan bangunan baja. Pengiriman dan strategi pemasangan bangunan untuk baja fabrikasi memerlukan pertimbangan. Masukan awal dan konsultasi dengan kontraktor baja adalah penting dan akan membuat kontraktor umum untuk mempersi apkan jadwal yang efektif untuk seluruh proyek. 11.8.3 Ikhtisar kegiatan konstruksi baja Tahapan konstruksi baja terdiri dari sejumlah besar detail-detail kegiatan dan sub kegiatan. Tetapi bagaimanapun juga keseluruhan kegiatan-kegiatan tersebut dapat dikelompok-kan kedalam dua katagori, antara lain: 1. Kegiatan-kegiatan yang berhubu ngan dengan pekerjaan Fabrikasi 2. Kegiatan-kegiatan yang berhubu ngan dengan pekerjaan Ereksi Pekerjaan fabrikasi tersebut terdiri atas tinjauan ulang terhadap perencanaan proyek, perencanaan pra konstruksi, pemesanan bahan untuk komponen utama baja, persiapan pemasangan bangunan dan gambar kerja, mendapatkan perse-tujuan dari gambar kerja, pembuatan komponen fabrikasi dan pengirimannya. Kegiatan-kegiatan ini merupakan penyiapan pekerjaan untuk pekerjaan pemasangan bangunan baja struktur di lapangan. Pekerjaan Ereksi terdiri atas perangkaian kerangka baja di lapang-

an, ditambah pekerjaan pra ereksi. Perencanaan pekerjaan ereksi dan urutan-urutannnya, pemilihan peralatan, perencanaan keselamatan kerja, dll adalah seluruh kegiatankegiatan penting ereksi/pemasangan bangunan. Kegiatan-kegiatan ereksi sering di set sebagai pengatur irama untuk keseluruhan proyek, dan kordinasi yang baik terhadap perencanaan ereksi dan penyelesaian pekerjaan kerangka tepat waktu dapat meningkatkan suksesnya proyek. Kegiatan-kegiatan fabrikasi dan ereksi adalah tanggungjawab dari kontraktor baja. Kontraktor baja ini mungkin sebuah fabricator yang mensubkontrak sebagai ereksi atau dapat juga kontraktor baja yang berpengalaman dalam bidang fabrika si dan juga pekerjaan ereksi. 11.9 Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan fabrikasi Komponen baja struktural yang tiba dilokasi sebagai produk yang siap dirangkai. Bagaimanapun juga, sebelum mengirim komponen tersebut ke lokasi proyek, sejumlah kegiatan penting dilakukan oleh fabrikator baja, yang antara lain: 1. Memesan/membeli baja 2. Menyiapkan gambar-gambar erek si 3. Menyiapkan gambar-gambar kerja fabrikasi 4. Membuat komponenkomponen baja 5. Quality Control 6. Mengirim baja structural

7. Kordinasi pengiriman lantai baja dan kuda-kuda baja 8. Kordinasi pengiriman komponen baja lainnya 11.9.1 Memesan/membeli baja Ketika kontrak diterima, baja-baja profil dipesan dari pabrik baja. Umumnya, balok-balok utama dan kolom dipesan segera setelah dilaksanakannya kontrak dalam rangka untuk mendapatkan baja di bengkel fabrikasi seraya gambargambar kerja dan ereksi disetujui oleh perencana konstruksi. Pada proyek yang lebih kecil, baja mungkin dipesan dari pusat pelayanan baja (gudang) atau dari persediaan fabrikator sendiri. Tergantung dari desain proyek, spesifikasi, biaya dan jadwal, Fabrikator baja akan menentukan sumber-sumber bahan yang paling cocok. Pabrik baja biasanya membutuh kan waktu 4 sampai 10 minggu sebelum dikirim. Dengan proyek melaju dengan cepat, dimana mungkin sering terjadi perubahan dan penambahan pekerjaan, memesan kembali dari pabrik baja dapat menjadi mahal dan tidak praktis. Dalam kasus ini, fabrikator mungkin menggunakan pusat pelayanan baja atau mendesain ulang komponen baja untuk mengakomodasi perubahan. Pusat pelayanan baja biasanya menjual barang lebih mahal dibandingkan pabrik baja. Pabrik menerima pesanan (di amerika) minimum 20 ton. Ini akan menimbulkan masalah apabila proyek hanya membutuhkan sedikit komponen baja atau komponen baja yang dipesan kurang dari ukuran umumnya.

Ketika menyiapkan jadwal, perencana harus memperhitungkan waktu pengiriman, berdasarkan pembelian baja dari berbagai tempat. 11.9.2 Membuat gambar-gambar ereksi Fabrikator bertanggungjawab untuk menyiapkan gambar-gambar ereksi, yang menunjukkan potongan-potongan bertanda dan dimana berbagai komponen baja akan dipasang dilapangan. Gambar ini dibuat sebelum atau bersamaan dengan gambar kerja. Gambar-gambar ereksi juga digunakan selama proses pengesahan gambar kerja dalam rangka mengidentifikasi lokasi yang pasti dari komponen-komponen utama. Identikasi yang benar dari potonganpotongan adalah penting supaya detailer dan desainer lain tahu lokasi dari komponen yang ditunjukkan pada gambar kerja. 11.9.3 Membuat gambar kerja fabrikasi Gambar kerja yang menunjukkan detail, dimensi, dan lokasi baut-baut dan pengelasan yang dibutukan oleh pihak fabrikasi. Gambar kerja menyediakan instruksi-instruksi yang membuat pekerja bengkel akan mengikuti untuk merangkai baja. Gambar kerja dikirim ke arsitek dan/atau perencana struktur untuk disahkan. Persiapan dan pengesahan gambar kerja adalah sebuah tahapan penting. Gambar kerja yang tidak sempurna dan tidak lengkap akan menciptakan masalah dan keterlambatan waktu selama pelaksanaan pekerjaan fabrikasi dan ereksi.

Perencana jadwal perlu mengingat waktu yang dibutuhkan untuk membuat, mengirimkan dan menerima gambar-gambar kerja dari perencana struktur. Pembuatan dan pengesahan gambar-gambar kerja harus termasuk dalam kegiatan yang independent pada jadwal. Beberapa kontrak menjelaskan batas waktu untuk pengesahan gambar kerja. Adakalanya kebutuhan untuk mengirimkan kembali dari gambar kerja yang ditolak akan berdampak pada penjawalan seluruh proyek. Pada kasus dimana fabrikator membutuhkan untuk melakukan pekerjaan sambungan yang kompleks, mungkin untuk fabrikator akan membutuhkan seorang profesional pada stafnya atau kontrak kerja dengan konsultan luar. Seluruh kegiatan ini dapat berdampak pada persiapan gambar kerja proyek. 11.9.4 Membuat baja fabrikasi Bahan yang dipesan dari pabrik baja atau pusat pelayanan baja, dikirim, diturunkan dan disimpan di bengkel fabrikasi. Balok baja dipesan sesuai dengan panjangnya, sementa ra tiang kolom baja dipesan dari pabrik 5 cm lebih panjang dari kebutu han guna mengantisipasi seandainya ujung kolom tidak persegi. Pabrik baja memotong panjang baja bervariasi dari panjang minimum dan ditambah 5 cm. Karena kemungkinan panjangnya bervariasi, potongan-potongan baja harus dipotong sesuai dengan panjang pemesanan sebelum dikirim ke bengkel fabrikasi. Setelah gambar kerja disetujui diterima oleh fabricator, baja tersebut dibawa ke bengkel dan

proses fabrikasi dimulai. Proses ini biasanya terdiri dari beberapa langkah: 1. Dipotong sesuai panjang yang dibutuhkan 2. Membuat template dan/atau penandaan baja 3. Melubangi dan/atau mengebor lobang 4. Membengkokkan komponen (jika dibutuhkan) 5. Menyiapkan asesoris untuk potongan baja 6. Menambahkan las atau baut ke kom 7. Membersihkan komponen baja (dapat dilakukan sebelum dipotong) 8. Memberi tanda setiap potongan baja 9. Mengecat atau menggalvanis komponen baja, jika dibutuhkan Template mungkin dibuat atau peralatan otomatis mungkin diguna kan untuk memindahkan informasi dari gambar kerja ke potonganpotongan baja, sehingga lubanglubang dapat dibuat pada lokasi-lokasi yang dibutuhkan. Potongan-potongan tersebut kemudi an dilas atau dibaut bersama untuk membentuk potongan yang dirangkai sesuai dengan kebutuhan, seperti siku-siku penjepit, pelat dasar kolom, potongan-potongan khusus. Waktu yang dibutuhkan oleh berbagai langkah fabrikasi tersebut diatas, bergantung pada ketrampilan pegawai fabrikator, ketersediaan fasilitas bengkel, lokasi bengkel, dll. Untuk mengerjakan pesanan tersebut

dibutuhkan waktu beberapa minggu untuk menyelesaikannya, oleh karena itu fabrikator akan membutuhkan perencanaan jam-jam bengkel untuk mengakomodasi jadwal dari beberapa proyek. Hal ini penting bagi perencana jadwal untuk memberikan pertimba ngan yang benar untuk semua faktor ini ketika menyusun jadwal baja struktur. 11.9.5 Pengawasan kendali mutu Pengawasan kendali mutu di bengkel umumnya dilakukan pada tahap perangkaian; mengukur setiap panjang potongan, dan lokasi lubanglubang baut, diameter baut, penamba han potongan, dan kualitas las dan ukuran akan diuji dan dicek kesesuaiannya dengan gambar kerja. Potongan-potongan baja yang lulus pemeriksaan diberi label dan dicat (jika dibutuhkan) dan disimpan pada halaman fabrikasi untuk dikirimkan. Untuk identifikasi lebih lanjut, baja tersebut di beri label dengan tanda khusus (diberi sebuah kode yang khusus untuk setiap potongan bajanya), ditambah nomor pekerjaan. Jika proyeknya besar dan dibagi dalam urutan-urutan, kode urutan itu juga dituliskan pada baja. Cara penulisan label tersebut berbeda antara fabrikator satu dan lainnya. Menggunakan krayon, atau cat adalah contoh-contoh umum cara pembuatan label. 11.9.6 Mengirim baja struktur Satu dari tugas terpenting dari fabrikator adalah mengirim baja struktur ke lokasi proyek. Pilihan alat angkutan seperti truk atau trailer,

sistim kereta api dan transpotasi air dapat diambil tergantung dari ukuran dan jumlah komponen baja, lokasi proyek dan pembiayaan. Mengirim dengan truk atau trailer adalah metode pengiriman yang paling umum dipakai. Banyak fabrikator mengirim dengan truk mereka sendiri. Tergantung ukuran proyek dan kondisi tempat penyimpanan di lokasi proyek, bahan baja dikirimkan sekaligus atau berdasarkan kebutuhan. Kontraktor pendiri bangunan/ ereksi dan/atau fabrikator membagi baja yang jumlahnya besar kedalam urutan-urutan kecil. Untuk proyek yang ukuran kecil sampai menengah biasanya dimuat 2 sampai dengan 5 truk; untuk proyek yang besar biasanya 6 sampai 12 truk. Komunikasi yang dekat dan kerjasama antara fabrikator dan erektor menjadi sangat penting didalam mengkordinasikan pengiriman agar sesuai dengan jadwal ereksi. Fabrikator juga perlu mempertimbangkan pengiriman untuk proyek yang lain yang mungkin ada pada waktu yang sama. Hal penting lain yang menjadi pertimbangan adalah kondisi lokasi proyek, jalan masuk untuk truk, juga kapasitas penyimpanan bahan baja. 11.9.7 Kordinasi pengiriman lantai pelat (deck) dan kerangka atap (joist) Kontraktor baja mengatur untuk gambar-gambar kerja, pengiriman, dan pemasangan lantai pelat baja dan kerangka atap melalui subkontraktor baja. Lantai pelat baja dan kerangka atap dilepas dari produksi jika gambar

kerjanya sudah disetujui. Subkontrak tor baja mengkordinir pengiriman ke lokasi proyek sesuai dengan jadwal pemasangannya. 11.9.8 Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan pemasangan Pemasangan baja adalah proses perangkaian potongan-potongan struk tural baja untuk menciptakan kerangka, kuda-kuda atap, dan sistim struktural lainnya. Pemasangan komponen baja dapat dimulai setelah seluruh baja di fabrikasi atau setelah jumlah tertentu di fabrikasi, tergantung dari besarnya proyek. Beberapa subkontraktor (fabrikator) mempunyai kemampuan sebagai ereksi/ pemasang dan yang lainnya masuk sebagai subkontraktor pemasangan. Dalam beberapa kasus, erector juga melayani sebagai subkontraktor baja utama. Sebuah perusahaan ereksi mempunyai tenggungjawab utama, antara lain: 1. Merencanakan sistim penguatan sementara 2. Pemasangan kerangka baja 3. Perangkaian kuda-kuda atap dan penempatannya 4. Perbaikan di lapangan 5. Keselamatan kerja selama pemasangan 6. Pengawasan dan pengetesan 11.9.9 Merencanakan sistim penguatan sementara (bracing) Salah satu tanggungjawab erektor adalah merencanakan sistim penguat sementara selama pelaksana an pembangunan. Selama proses

pemasangan, komponen baja dikuat kan sementara dengan sejumlah baut yang dibutuhkan, guna mengatur posisi vertical dan horizontalnya. Pada bagian lainnya, struktur menghendaki untuk menambah stabilitas lateral tidak dipasang sampai baja dipasang pada tempatnya. Karena kondisi ini, struktur mungkin menjadi tidak stabil ketika menerima angin yang besar atau kondisi cuaca yang kurang baik. Tanggungjawab erektor baja adalah untuk merencanakan sistim penguat bangunan dan mungkin akan membu tuhkan jasa perencana struktur. Perencanaan sistim penguat biasanya dikerjakan oleh erektor, sebelum pengiriman baja ke lokasi proyek. 11.9.10 Pemasangan kerangka baja Pemasangan kerangka baja adalah proses yang berulang dari penempa tan kolom, meletakkan balok, memerik sa ketegakan dan horizontal, dan pengencangan baut. Praktek ini membuat basic kerangka baja struktural, sementara pemasangan komponen baja yang lain melengkapi tahap proyek baja. Pemasangan kerangka baja terdiri dari langkah-langkah seperti diuraikan di bawah ini: 1. Memasang kolom-kolom dasar dan mengatur ketegakkannya 2. Memasang komponen-komponen struktural horizontal utama, yakni balok dan balok penopang. 3. Memasang penguat sementara untuk memperkuat bagian kerangka 4. Pengaturan penegakan (horizontal dan vertikal) dari kerangka dan

menyelesaikan sambungansambungan 5. Memasang komponen minor horizontal baja, yakni kerangka atap, gording (pendukung atap), memasang tembok batu 6. Memasang lantai pelat baja dan produk baja lainnya Untuk kerangka multi-story, proses yang sama dilakukan untuk setiap lantainya. Kolom dapat dipasang unuk lebih dari 2 lantai setiap waktunya. Untuk ukuran bangunan menengah, diselesaikan dalam 10-12 minggu. 11.9.11 Merangkai tiang penopang atap dan penempatan Tiang penopang atap (truss) diguna kan untuk mendukung rentang yang panjang seperti ditemukan pada gedung olahraga atau gedung konvensi. Metode untuk menempat kan tergantung dari ukuran dari tiang penopang, bersama dengan kapasitas dan kemampuan akses dari mesin krane. Komponen-komponen utama dari tiang penopang diproduksi di bengkel fabrikasi. Bagaimanapun juga apabila tiang penopang itu terlalu besar untuk diangkut dalam satu unit, hal itu mungkin dikirimnya ke lokasi proyek dalam potongan-potongan, dan perangkaiannya dilapangan dilakukan oleh pekerja baja. Setelah menempatkan tiang penopang, sistim pendukung lateral yang terdiri dari balok atau rangkaian tiang penopang lebih kecil di pasang. 11.9.12 Perbaikan di lapangan Perbaikan di lapangan atas kesalahan-kesalahan kecil (seperti

lubang baut yang tidak cocok atau hilang, potongan-potongan baja yang salah penempatan, dsb) yang ditemukan pada komponen baja yang difabrikasi adalah juga tanggungjawab erektor. Pekerja baja di lapangan dilengkapi dengan peralatan untuk melakukan pemotongan kecil dan pengelasan jika dibutuhkan. Tetapi apabila masalahnya besar, komponen tersebut mungkin perlu dikembalikan ke bengkel fabrikasi. Oleh karena itu, dalam jadwal proyek konstruksi baja, disediakan alokasi waktu tertentu untuk mengakomodasi perbaikan ini. 11.9.13 Pengawasan dan pengetesan Sejumlah prosedur kegiatan pengawasan dan pengetesan dilaku kan selama dan setelah pemasangan. Erektor juga dilibatkan dalam kegiatan pengawasan dan pengetesan, spesifikasi proyek mungkin membutuh kan perusahaan testing yang indenpenden untuk melakukan testing yang tertentu di lokasi proyek. Test-test ini berhubungan langsung dengan sambungan baut dan las. 11.10 Pengendalian Material 11.10.1 Pengertian Pengadaan Material Pengadaan menurut arti luas mencakup pembelian peralatan, perlengkapan, material, tenaga dan segala macam bentuk jasa, yang diperlukan untuk proses konstruksi. Termasuk kegiatan-kegiatan penun jang yang terkait dengannya seperti pengiriman dan transportasi, pemake tan, penanganan selama diangkut, perawatan, pergudangan, asuransi

dan jaminan, kelengkapan dokumen, penagihan, dan pembayarannya. Pengadaan material berlangsung hampir selama pelaksanaan konstruksi dan cara untuk memenuhi kebutuhan akan material tersebut dapat dengan berbagai cara, dari yang sederhana hingga rumit dengan waktu yang dapat bervariasi bergantung kepada tersedianya bahan tersebut di pasaran. Di lain pihak lokasi dimana konstruksi berlangsung juga sangat menentukan tersedianya bahan dengan segera. Tingkat kesulitan ketersediaan material di lokasi akan semakin tinggi jika lokasi konstruksi berada di daerah yang terpencil, dengan prasarana yang minim. Misalnya untuk pembangunan bendung, dimana lokasi pembangun an umumnya berada di tempat yang mempunyai akses yang hampir tidak ada. Program pengadaan material dapat mengundang permasalahan yang dapat mengganggu jalannya pembangunan apabila tidak ditangani dengan sungguh-sungguh. Ada kemungkinan bahan yang tampaknya mudah didapat tiba-tiba hilang di pasaran, sehingga harganya menjadi lebih tinggi daripada biasanya. Untuk itu seseorang yang diserahkan untuk menangani pengadaan material harus mampu melihat perkembang an pasar, termasuk mengantisipasi kemung kinan terjadinya fluktuasi harga. Pengetahuan mengenai jenis material yang memenuhi standar spesifikasi seperti yang terdapat dalam dokumen kontrak, baik bahan dasar maupun yang dibuat di pabrik sangat diperlukan oleh staf yang diserahi tanggung

jawab untuk mengadakan material. Begitu juga pengetahuan tentang pemasok (supplier) material. Adanya koneksi dan komunikasi yang terjalin dengan pemasok merupakan salah satu kunci untuk mendapatkan material yang murah serta mudah didapat. Dalam proses pengadaan material, harus dibedakan antara barang yang mudah didapat (tersedia langsung di pasaran) dan material yang harus dipesan terlebih dahulu. Juga harus diperhatikan apakah jumlah yang dibutuhkan cukup besar, sehingga perlu adanya semacam perjanjian/ kontrak untuk pengadaannya. Adanya kontrak akan lebih menjamin dipenuhinya tanggung jawab pemasok. Memang untuk pengadaan material yang berlangsung dalam jangka waktu yang panjang perlu adanya negosiasi mengingat potensi berfluktuasinya harga dalam waktu yang panjang tersebut. Proses pengadaan material merupakan komponen dari sistem penjadwalan dan pengendalian proyek dan juga berhubungan langsung dengan biaya dan kualitas bangunan yang akan dibangun. Apabila terjadi keterlambatan dalam pembelian atau pengadaan material maka dampaknya akan langsung dirasakan berupa gangguan dalam pelaksanaan konstruksi terutama dalam hal pengerahan sumber daya lainnya. Akibat tidak tersedianya material maka tenaga kerja akan menganggur, padahal tenaga kerja harus dibayar untuk setiap hari berada di lokasi pekerjaan. Mengingat hal ini akan lebih baik jika jadwal kegiatan pengadaan dipadukan

dengan sistim penjadwalan pelaksanaan konstruksi secara keseluruhan. Pengendalian pengadaan material dapat dilakukan melalui: (1) pengendalian permintaan kebutu han; (2) jadwal penerbitan pesanan pembelian atau lazim disebut order pembelian; (3) laporan status periodik tentang proses produksi dan pengiriman material; (4) laporan gudang mengenai pengeluaran dan peneriman material di lapangan; dan (5) laporan dan rekaman mengenai komitmen biaya dan pembelan jaan. Apabila sistim pembelian, penerimaan, pengeluaran serta peng gunaan material dilaksanakan dengan baik, begitu juga sistim administrasi atau pencatatannya dilakukan dengan tertib, maka program pengendalian tersebut dapat dilaksanakan dengan mudah berupa kurva, bagan, tabel, atau laporan tulisan, untuk dipakai sebagai bahan bandingan antara rencana dan hasil pencapaian aktualnya.Umumnya sebagian besar dari harga material sudah ditentukan pada saat perencanaan, kecuali jika terjadi penyimpangan khusus untuk material tertentu. Sehingga upaya pengendalian biaya sebetulnya sudah dipermudah karenanya. Hanya saja mungkin masih perlu dilengkapi deng an penetapan prosedur dan mekanis me pelaksanaan pengadaan dihubung kan dengan program pengendalian. 11.10.2 Prosedur Pembelian Bahan

Salah satu cara untuk meningkatkan daya saing perusahaan ialah dengan melakukan upaya-upaya penghematan biaya. Mengingat tingginya nilai biaya bahan dalam suatu proyek, yaitu rata-rata mencapai 70 persen dari seluruh biaya pelaksanaan proyek, maka setiap usaha untuk meningkatkan keuntungan perusahaan sangat tergantung pada efisiensi dan efektivitas kegiatan pembelian bahan. Harga material juga bersifat fluktuatif dan rawan terhadap kenaikan harga yang dapat disebabkan faktor-faktor non teknis (misalnya politis), sehingga pengaruhnya akan terasa sepanjang pelaksanaan konstruksi berlangsung. Kenaikan harga bahan harus diantisipasi pada saat tender, pemesanan, maupun penyimpanan, terutama untuk bahan strategis seperti semen, besi beton, dan plywood. Oleh karena itu, pengelolaan bahan perlu dilakukan dengan baik. Prinsip dasar yang perlu diketahui dalam melakukan pembelian material adalah : Mendapatkan bahan dengan kualitas yang sesuai, kuantitas yang efisien, harga yang wajar, pada waktu yang tepat, dari produsen atau pemasok yang dapat dipercaya, sehingga mampu menjamin kontinuitas persediaan bahan di lapangan. Mengelola persediaan bahan (inventory) yang efisien. Perusahaan jasa konstruksi sebelum melakukan pembelian perlu melakukan hal-hal sebagai berikut :

1) Menetapkan saat pembelian dengan tepat. 2) Menetapkan jumlah material yang akan dibeli. 3) Melakukan kerja sama dengan pemasok. 4) Menguasai deskripsi spesifikasi mutu material yang akan dibeli. 5) Membuat rencana pembelian secara taktis. 6) Mempunyai kebijakan/peraturan/prosedur pembelian. l). Menetapkan saat pembelian yang tepat Pada tahapan ini pembeli harus memperhatikan Lead Time (Tenggang Waktu) dari masing-masing bahan. Yang dimaksud dengan Lead Time adalah tenggang waktu yang diperlukan untuk memperoleh bahan, dimulai pada saat pengajuan permohonan pembelian sampai dengan diterimanya bahan di gudang dan siap untuk dipergunakan atau diserahkan kepada pemakai. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi Lead Time suatu bahan, yaitu: a. Jadwal pemakaian bahan yang merujuk pada jadwal pelaksanaan provek (Master Schedule). b. Waktu yang diperlukan produsen dalam proses produksi. c. Jarak dan waktu transportasi dari sumber material ke lokasi proyek. d. Formula pemesanan, apakah akan dilakukan pemesanan bertahap atau keseluruhan atas dasar efisiensi biaya (uang muka, bank garansi,

77

e.

dan lain-lain). Ketersediaan kapasitas gudang serta penyimpanannya.

dan fasilitas

lamanya bahan sejak datang sampai dengan terpasang dan menjadi prestasi yang diakui sebagai pandapatan. b. Ketersediaan fasilitas penyimpan an dan handling Gudang tertutup (untuk PC, keramik, dan lain-lain). Gudang terbuka (untuk besi beton, pasir, batu, dan lain-lain). Gudang khusus (untuk bahan peledak, bahan kimia mudah terbakar, dan lain-lain). Peralatan handling (crane, fork lift, dan lain-lain). c. Lokasi Proyek menentukan kebijakan pengadaan bahan Pengadaan bahan dengan kebijakan just In Time untuk proyek yang berada di remote area (lokasi di pelosok daerah/luar kota) mungkin tidak cocok karena sulitnya transportasi, misalnya. Sedangkan pengadaan bahan secara keseluruhan akan memberatkan cash flow dan risiko overstock, tetapi aman terhadap risiko kenaikan harga. Untuk kondisi seperti ini maka kebijakan pengadaan bahan akan diputuskan oleh Manajemen Perusahaan. 3) Menerapkan prinsip hubungan kerja sama dengan mitra kerja (pemasok/ supplier) Membina hubungan kerja yang transparan antara pembeli dan supplier berdasarkan prinsip hubungan kerja sama, sebagai mitra kerja, yang menekankan pada hal-hal sebagai berikut: a. Berorientasi pada mutu. b. Independen dan saling menghargai.

2). Menentukan jumlah material yang akan dibeli Menentukan jumlah bahan yang akan dipesan harus didasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain: a. Kuantitas persediaan yang paling efisien adalah dengan menjamin kontinuitas produksi di lapangan, karena tidak dapat ditolerir apabila proses produksi terhambat disebab an tidak tersedianya bahan di lapangan (non in stock), dan sebaliknya pula, penumpukan bahan yang berlebihan di lapangan (over stock) mengandung resiko-resiko: Merugikan cash flow perusahaan Kadaluarsa (obsolescence) Kerusakan (deterioration) Kehilangan (loss) Membutuhkan biaya inventory Penumpukan bahan yang terlalu lama berarti ada dana yang mengendap dan tidak produktif, tidak menghasilkan pendapatan, bahkan bisa menambah biaya proyek karena adanya tambahan biaya inventory (penyimpanan stock bahan), juga hiaya untuk mengganti bahan yang sudah kadaluarsa atau mengalami kerusakan maupun hilang. Berdasarkan pengalaman, lamanya perputaran suatu stock bahan yang baik adalah tidak melebihi 14 hari. Yang dimaksud dengan perputaran persediaan bahan (Inventory Turnover, 1TO), adalah

c. Menerapkan
d.

e.

f.

g.

h.

i.
j. k. l. m.

n.

prinsip Win-win solution (saling menguntungkan). Tidak berkonfrontasi, tidak hanya memikirkan situasi kini, juga masa depan. Partnership, saling membagi keuntungan dan risiko. Sebagai mitra kerja, hilangkan anggapan bahwa pembeli adalah "raja" yang harus selalu menang sendiri, ditakuti, kaku, dingin dan tidak bersahabat. Sating memberikan informasi yang jelas, terinci, terbuka, dan dapat dipercaya. Bicara dengan bahasa sama untuk spesifikasi, kualitas, jumlah, harga, pengiriman, dan pembayaran. Sepakat tentang metode evaluasi yang akan diterapkan. Sepakat tentang jalan keluar yang damai apabila terjadi dispute (perselisihan). Mengusahakan peningkatan mutu dari mitra kerjanya. Saling memiliki kontrol yang cukup dan mudah dimengerti. Berorientasi pada masing-masing pelanggannya. Profesional. Saling membuka peluang untuk negosiasi.

produsen/supplier. c. Standarisasi produk (SNI, JIS, ASTM, dan lain-lain). d. Metode survei yang akan digunakan. 5) Menguasai rencana pembelian yang taktis Dalam pembelian seorang pembeli dituntut untuk menguasai rencana pembelian taktis dengan mempertim bangkan kemungkinan kemungkinan berikut : a. Perubahan rencana produksi pro-yek berupa penundaan, pemba-talan atau percepatan operasi proyek. b. Antisipasi terhadap kenaikan dan penurunan harga bahan sehingga memiliki stock bahan yang bisa berfluktuasi menjawab tantangan tersebut. c. Apakah bahan dapat setiap waktu dibeli dengan mudah. d. Spare part/after sales service/ jaminan mutu/jaminan pemeliha raan. e. Mengetahui status persediaan/ menguasai kontrol persediaan. 6) Menguasai peraturan/ prosedur pembelian yang ditetapkan perusahaan. Penguasaan peraturan dan prosedur dalam kegiatan pembelian sangat penting mengingat hal ini menyangkut pihak internal maupun eksternal. Untuk itu harus memenuhi: a. Mudah untuk diperiksa (auditable). b. Persyaratan administratif c. Peraturan-peraturan lain yang berhubungan dengan Instansi

4) Menguasai informasi dan deskripsi mutu. Pada dasarnya untuk menguasai informasi dan deskripsi spesifikasi mutu yang dikehendaki dalam pembelian adalah menyangkut beberapa hal, antara lain: a. Spesifikasi yang jelas dan terinci yang dikehendaki pemakai. b. Spesifikasi yang dapat dipenuhi oleh

terkait. 11.10.3 Prosedur Pengadaan Bahan Prosedur pengadaan bahan (procurement) secara garis besar dapat dibagi dalam beberapa tahap kegiatan berikut: 1. Perencanaan 2. Seleksi 3. Pembelian 4. Penerimaan 5. Pembayaran 6. Evaluasi l. Tahapan Perencanaan Kegiatan ini mencakup beberapa aktivitas penting, yaitu: a. Menyusun Jadwal pendatangan material proyek merujuk pada Master Schedule proyek. Jadwal ini disusun oleh Manajer Teknik dan disetujui oleh Project Manager (PM). b. Adanya permintaan pengadaan bahan dari unit yang memerlukan yang dinyatakan dengan Surat Permintaan Pembelian (SPP). Surat Permintaan Pembelian harus berisi data yang menguraikan dengan jelas produk yang dipesan, antara lain: Volume dan waktu pengiriman/ penerimaan bahan. Nama, merek dan spesifikasi bahan. 2. Tahapan Seleksi Tahapan seleksi terhadap calon produsen atau calon pemasok (kontak agennya) adalah sebagai berikut: a. Unit Pembelian mencari pena-waran harga dari beberapa pema-sok (supplier) berdasarkan

spesifikasi yang ditentukan oleh unit peminta, biasanya tidak kurang dari 3 calon pemasok. b. Unit Pembelian melakukan klari-fikasi dan negosiasi harga atas penawaran dari calon-calon pemasok. Materi klarifikasi dalam kegiatan ini meliputi: Spesifikasi bahan baku yang digunakan, Spesifikasi bahan hasil produksi, Kemampuan produksi serta pasokannya Harga satuan bahan yang ditawarkan. c. Proses seleksi ini dilaksanakan untuk memperoleh jaminan bahwa, produsen/supplier yang dimintakan penawaran/dibeli produknya mampu memproduksi dan menyerahkan bahan sesuai kualitas dan kuantitas yang disyaratkan. 3. Tahapan Pembelian Tahapan ini dilaksanakan dengan urutan sebagai berikut: a. Pimpinan Unit Pembelian (Logis tik) memutuskan harga final yang dituangkan dalam berita acara negosiasi dan disetujui oleh kedua belah pihak dengan dasar pertimbangan: Kemampuan delivery (pengiri- man) Kualitas bahan Harga yang wajar b. Menyiapkan Surat Pesanan (SP)/ Purchase Order (PO) yang antara lain memuat hal-hal sebagai berikut:

Kuantitas bahan yang dipesan Uraian bahan Spesifikasi bahan Harga Satuan bahan Waktu penyerahan bahan Cara Pembayaran Syarat-syarat pembayaran Harga satuan dan total yang disepakati Kewajiban dan sanksi masing-masing pihak Penyelesaian bila terjadi "dis-pute" c. Memantau pengiriman bahan 4. Tahapan Penerimaan Pada tahapan ini kegiatan penerimaan bahan dapat berfungsi antara lain sebagai pengendalian material karena aktivitas penerimaan menyangkut halhal seperti: Kedatangan bahan Penerimaan Penyimpanan Pemeliharaan Pencatatan/Administrasi Pengiriman/Distribusi ke pemakai Petugas penerimaan barang (PENBAR) di proyek menerima barang/bahan berdasarkan SP/Kontrak yang disepakati kedua belah pihak dan dilakukan pemeriksaan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Bahan harus sesuai dengan spesi-fikasi dan kualitas yang disya-ratkan. Petugas

Quality Control Proyek (QC) melakukan inspeksi untuk memeriksa apakah bahan sesuai dengan mutu dan spesi-fikasi sebagaimana dipersyaratkan dalam kontrak/SP. b. Jika memenuhi syarat, bahan di-simpan di dalam gudang dan dicatat dalam Bon Penerimaan Gudang (BPG), jika tidak bahan ditolak. c. PENBAR mencatat penerimaan dan pengeluaran bahan pada Kartu Stock. d. Setiap akhir bulan melakukan pemeriksaan berkala untuk menentukan apakah bahan masih layak dipakai. Untuk bahan yang tidak layak pakai, bahan tersebut dipisahkan penyimpanannya dan diproses serta ditindaklanjuti sesuai prosedur Non Conforming Product ISO 9000. e. Menyerahkan bahan kepada si- pemakai di lapangan berdasarkan Bon Permintaan Pengeluaran Bahan (BPPB) dan mencatatnya pada kartu stock (persediaan bahan). 5. Tahapan Pembayaran Tahapan pembayaran kepada supplier/ pemasok dilaksanakan berdasarkan kesepakatan yang tercantum dalam SP/PO/Kontrak. Cara pembayaran yang berlaku adalah sebagai berikut: Pembayaran diproses. Pembayaran dengan L/C (Letter of Credit). Yang dimaksud dengan pembayaran diproses adalah semua pembayaran yang dilakukan atas transaksi

kepada produsen/supplier tidak diperkenankan dengan pembayaran tunai melainkan harus diproses sesuai prosedur yang berlaku dan dibayarkan dengan cara T/T (Telegrafic Transfer) melalui bank yang disepakati. Sedangkan pembayaran dengan L/C adalah fasilitas dari bank kepada pembeli/importir di mana Bank menjamin dan mengambil alih kewajiban pernbeli/ importir dalam melaksanakan pembaya ran kepada penjual/eksportir. Atau dapat dikatakan bahwa L/C adalah perjanjian bersyarat dari bank. Berdasarkan jenisnya L/C dapat dibagi atas dua macam, yaitu L/C lokal dan L/C impor. Yang dimaksud L/C lokal adalah L/C yang dibuka untuk transaksi di dalam negeri dan harus dalam mata uang rupiah. Sedangkan L/C impor adalah L/C yang dibuka untuk transaksi dengan penjual yang beralamat di luar negara RI, alat pembayarannya bisa dalam bentuk valuta asing. Pada dasarnya jenis L/C yang umum dipergunakan perusahaan adalah: Sight L/C (Segera Dilunasi) atau Usance L/C yang artinya Pelunasan Berjangka. 6. Tahapan Evaluasi Setelah beberapa tahapan aktivitas pembelian dilalui, maka sampailah kini pada tahapan evaluasi. Kegiatan evaluasi terhadap produsen/ supplier dilaksanakan setiap saat atas dasar realisasi pemasokan terhadap rencana kuantitas, kualitas, dan waktu pengiriman yang disyaratkan dalam SPIPO/Kontrak. Dengan tujuan untuk menjamin agar bahan yang dipasok sesuai persyaratan yang disepakati.

11.11 PENGAWASAN Pengawas adalah petugas yang mengawasi pekerjaan yang ada. Bentuk pengawasannya mulai dari tingkat kerapihan finishing, kualitas material yang digunakan hingga bobot prestasi pekerjaan. Artinya apakah sesuai atau tidak hasil pekerjaan di lapangan dengan uang yang sudah masuk. Jika ada yang tidak sesuai ia berhak menegur kontraktor atau bahkan membongkar pekerjaan yang sudah ada. Untuk itulah pengawas mempunyai wewenang menjadi pimpinan rapat dalam rapat berkala selama proyek berlangsung. Pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan (baja konstruksi) dilakukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.Pada setiap saat pengelola proyek maupun petugas-petugasnya harus dapat dengan mudah mengawasi, memeriksa, dan menguji setiap bagian pekerjaan, setiap bahan, pengolahan maupun sumber-sumbernya. Bagian-bagian pekerjaan yang telah terlanjur dilaksanakan tetapi tanpa melalui ijin dari konsultan MK adalah menjadi tanggung jawab kontraktor. Pekerjaan tersebut jika diperlukan harus segera dibuka sebagian atau seluruhnya untuk kepentingan pemeriksaan. Jika diperlukan pengawasan oleh konsultan MK diluar jam kerja, maka segala biaya untuk itu menjadi beban kontraktor. Pengawas dalam melaksanakan tugasnya harus berdasarkan standar, peraturan yang berlaku serta dokumen teknis dan administrasi proyek. Standar yang berdasarkan SNI 031729-2000 mengatur hal-hal yang perlu diperhatikan dan diawasi mulai

dari penggambaran sampai dengan pendirian bangunan adalah: 11.11.1 Penggambaran Mengatur tata cara penggambaran untuk gambar rencana, gambar kerja, gambar lapangan, dan gambar pelaksanaan. Gambar-gambar harus dipersiapkan sesuai dengan standarstandar mengenai tata cara pembuatan gambar teknik yang diakui. Demikian juga penggunaan simbolsimbol untuk pengelasan harus mengikuti pedoman dan standar-standar yang diakui. 11.11.1.2 Informasi yang harus ditunjukan pada gambar Gambar-gambar harus memberikan informasi mengenai dimensi, bentuk penampang, dan posisi relatif setiap komponen struktur. Gambargambar tersebut juga harus menunjukkan dimensi, ketinggian lantai, sumbu-sumbu kolom, dan titik-titik kumpul serta sambungan-sambungan dari setiap komponen struktur. Gambar-gambar harus disiapkan dengan skala yang cukup sehingga dapat menyampaikan informasi dengan jelas. Bila diperlukan, gambargambar harus menunjukan mutu material baja yang harus digunakan. Bila digunakan baut atau baut mutu tinggi, mutu baut harus diperlihatkan secara jelas pada gambar. Lawan lendut struktur rangka batang dan balok-balok harus diperlihatkan pada gambar. Pada bagian-bagian yang direncanakan untuk kontak logam dengan logam seperti pada pelat landas kolom, sambungan lapis kolom atau

pada tumpuan pengaku pada sayap balok, besarnya pemesinan atau pembubutan yang diperlukan pada ujung-ujung bagian tersebut harus diperlihatkan secukupnya. 11.11.1.3 Penggambaran balok badan terbuka Balok badan terbuka adalah balok pemikul lantai yang pelat badannya terdiri dari rangka batang. Gambargambar rencana harus memperlihat kan: a) jarak maksimum antar balok, lawan lendut, tinggi balok maksimum, dan landasan; b) Ukuran dari pelat landas bila balok tidak ditumpu oleh komponen struktur baja; c) Pengangkeran yang diperlukan; d) Pengaku yang diperlukan; e) Cara dan jarak pengikatan lantai baja pada sisi atas balok. Pada gambar-gambar rencana perlu dicantumkan peringatan bahwa pengikatan untuk elemen-elemen mekanikal, elektrikal, dan pipa-pipa lainnya harus menggunakan alat penjepit yang memenuhi syarat atau baut penyambung berbentuk U. Pengeboran atau pemotongan hanya boleh dilakukan seijin perencana.

11.11.2 Fabrikasi Suatu komponen struktur yang difabrikasi harus ditolak bila: a) mutu materialnya tidak memenuhi persyaratan pada Butir 11.11.2.2; atau b) fabrikasinya tidak memenuhi persyaratan pada Butir 11.11.2.3; atau

c) tidak memenuhi toleransi yang disyaratkan pada Butir 11.11.2.4. Namun, komponen struktur yang difabrikasi tersebut dapat juga diterima bila memenuhi hal-hal berikut: (i) dapat dibuktikan bahwa secara struktural tetap memenuhi syarat dan fungsi yang diharapkan; atau (ii) lulus pengujian sesuai dengan butir-butir yang bersangkutan pada pengujian atau komponen struktur struktur. Komponen-komponen struktur yang difabrikasi yang tidak memenuhi Butir (i) atau (ii) di atas dan juga tidak memenuhi Butir 11.11.2.2, 11.11.2.3, atau 11.11.2.4 harus ditolak. 11.11.2.1 Material Semua material harus memenuhi persyaratan-persyaratan standar mate rial yang sesuai dengan yang disyarat kan pada standard nasional. Cacat permukaan pada baja harus dihilangkan dengan menggunakan cara-cara yang disyaratkan pada standard nasional. Mutu baja harus dapat diidentifikasikan pada semua tahap fabrikasi, atau bajanya harus dinyatakan sebagai baja yang tidak teridentifikasikan dan hanya digunakan sesuai dengan baja yang terindentifikasi . Setiap penandaan pekerjaan baja harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak mutu materi-alnya. 11.11.2.2 Prosedur fabrikasi Semua komponen harus diluruskan atau dibentuk menjadi konfigurasi yang direncanakan dengan cara-cara yang tidak akan mengurangi mutu material menjadi lebih kecil daripada

nilai-nilai yang digunakan pada perencanaan. Baja dapat ditekuk atau dipres menjadi bentuk yang diinginkan baik dengan proses panas maupun proses dingin. Pemanasan setempat atau cara mekanis dapat digunakan untuk menghasilkan atau memperbaiki lawan lendut, lendutan ke samping, dan ketidaklurusan. Suhu pada bagian yang dipanaskan tidak boleh melebihi 650C. Sambungan tumpu kontak penuh dapat dihasilkan dengan cara pemotongan dingin dengan gergaji atau dengan pemesinan. Permukaan-permukaan dari sambung an tersebut harus sedemikian rupa sehingga pada saat kedua ujung elemen dipertemukan, alinyemen dari elemen-elemen tersebut dan celah yang terjadi harus berada dalam batas toleransi yang disyaratkan. Pemotongan dapat dilakukan dengan cara yang dipandang paling sesuai seperti gergaji, menggunting, cropping, pemesinan, api las atau plasma, yang dipandang paling sesu ai. Pengguntingan bahan dengan ketebalan melebihi 16 mm tidak boleh dilakukan bila material tersebut akan digalvanisasi dan akan menerima gaya tarik atau momen lentur, kecuali bila material itu dihilangkan tegangan sisanya sesudahnya. Setiap potongan baik yang dilas maupun tidak dilas harus memiliki kekasaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sebagaimana yang diberikan pada Tabel 11.1. Kekasaran permukaan yang tidak memenuhi syarat harus diperbaiki de-

ngan gurinda. Tanda-tanda bekas gerinda harus sejajar terhadap arah potongan. Takik dan dekok yang berjarak lebih dari 20t (dengan t adalah tebal elemen) dan tidak melebihi 1% dari luas permukaan total pada suatu permukaan yang memenuhi syarat, dapat diterima apabila cacat-cacat yang melebihi t/5 tapi yang tidak lebih dalam dari 2 mm dihilangkan dengan menggunakan pemesinan atau gerinda. Cacat melebihi batas-batas di atas harus diperbaiki dengan las sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sudut-sudut yang membuka ke dalam harus dibentuk bebas dari takik dengan radius minimum 10 mm. Catatan: 1. Nilai kekasaran dapat diperkirakan dengan membandingkan dengan permukaan replika. 2. Teknik pemotongan dengan api dilakukan dengan mengacu pada standar yang berlaku. 3. CLA: Centre Line Average Method. Tabel 11.1 Kekasaran permukaan potongan maksimum

jenis paku, pengelasan harus memenuhi ketentuan yang berlaku. 11.11.2.4 Pelubangan Suatu lubang bulat untuk baut harus dipotong dengan mesin pemotong dengan api, atau dibor ukuran penuh, atau dipons 3 mm lebih kecil dan kemudian diperbesar, atau dipons ukuran penuh. Lubang selot harus dipotong dengan mesin api atau dipons sekaligus atau dibentuk dengan mengebor dua lubang berdekatan kemudian diselesaikan dengan api. Pemotongan lubang baut dengan api menggunakan tangan tidak diperkenankan kecuali sebagai perbaikan di lapangan untuk lubang-lubang pada pelat landas kolom. Suatu lubang yang dipons hanya diizinkan pada material dengan tegangan leleh ( fy ) tidak melebihi 360 MPa dan ketebalannya tidak melebihi (5.600/fy ) mm Diameter nominal dari suatu lubang yang sudah jadi, harus 2 mm lebih besar dari diameter nominal baut untuk suatu baut yang diameternya tidak melebihi 24 mm, dan maksimum 3 mm lebih besar Untuk baut dengan diameter lebih besar, kecuali untuk lubang pada pelat landas. a) Lubang yang diperbesar atau lubang selot. Lubang yang diperbesar atau lubang selot dapat diizinkan apabila persyaratan berikut dipenuhi: (i) Diameter lubang yang diperbesar maksimum adalah yang terbesar dari nilai 1,25 df atau (df +8) mm, dengan df adalah

11.11.2.3 Pengelasan Pengelasan untuk semua jenis elemen, termasuk penghubung geser

diameter baut nominal dalam milimeter; (ii) Panjang lubang selot pendek maksimum adalah yang terbesar dari nilai 1,33 df atau (df+10) mm dan lebarnya tidak boleh melebihi ukuran lubang yang sesuai pada butir ini; (iii) Panjang lubang selot maks imum adalah 1,5 df dan lebarnya tidak melebihi ukuran lubang yang sesuai b) Pembatasan penggunaan Penggunaan lubang yang diperbesar atau lubang selot harus dibatasi sedemikian rupa sehingga persyaratan berikut dipenuhi: (i) Lubang yang diperbesar Lubang yang diperbesar dapat digunakan pada salah satu atau seluruh pelat lapis dari suatu sambungan tipe tumpu atau tipe friksi dengan syarat dipasang cincin pelat atau cincin diperkeras di atas lubang yang diperbesar yaitu di bawah kepala baut dan mur. (ii) Lubang selot pendek Lubang selot pendek dapat digunakan pada salah satu atau seluruh pelat lapis dari suatu sambungan tipe tumpu atau tipe friksi, dengan syarat bahwa dipasang cincin pelat atau cincin diperkeras di atas lubang selot yaitu di bawah kepala baut dan mur. Pada sambungan tipe friksi yang memikul gaya geser, lubang selot pendek dapat digunakan tanpa memperhatikan arah pembebanan.

Pada sambungan tipe tumpu yang memikul gaya geser, lubang selot pendek hanya boleh digunakan bila sambungan tidak dibebani secara eksentris dan bila baut dapat menumpu secara merata, dan bila arah selot tegak lurus pada arah beban. (iii) Lubang selot panjang Lubang selot panjang hanya dapat digunakan pada pelat lapis secara berselang-seling dalam suatu sambungan tipe tumpu atau tipe friksi dengan syarat bahwa digunakan cincin pelat dengan tebal minimum 8 mm untuk menutup seluruh lubang selot panjang di bawah kepala baut dan murnya. Pada sambungan tipe friksi yang memikul gaya geser, lubang selot panjang dapat digunakan tanpa memperhatikan arah beban. Pada sambungan tipe tumpu yang memikul gaya geser, lubang selot panjang hanya boleh digunakan bila sambungan tidak dibebani secara eksentris dan bila baut dapat menumpu merata, dan bila arah selot tegak lurus pada arah beban. 11.11.2.5 Pembautan Semua baut, mur, dan cincinnya harus memenuhi standar mutu yang disyaratkan pada baut,mur dan ring Semua material yang berada diantara jepitan baut harus terbuat dari baja dan material kompresibel tidak diperkenankan berada di antara jepitan tersebut. Panjang baut harus sedemikian rupa sehingga paling sedikit satu ulir baut penuh tampak di atas mur dan paling

sedikit satu ulir ditambah dengan sisa ulir yang bersangkutan tampak penuh dibawah mur sesudah pengencangan. Di bawah bagian yang berputar harus dipasang sebuah cincin. Apabila suatu permukaan bidang kontak dengan kepala baut ataupun mur mempunyai kemiringan melebihi 1:20 maka harus digunakan cincin baji untuk mengatasi permukaan bidang miring tadi. Komponen yang tidak berputar dipasang setelah ring baji tersebut. Mur-mur yang digunakan pada suatu sambungan yang menerima getaran harus diperkuat untuk mencegah pengenduran. 11.11.2.5.1 Baut bertegangan Baut mutu tinggi yang bertegangan yang dipasang pada saat fabrikasi harus dipasang sesuai dengan perakitan sambungan dan pengencangan baut dan metode pengencangan. Permukaan kontak dari suatu sambungan yang menggunakan baut bertegangan harus dipersiapkan sesuai sambungan tumpu kontak penuh. 11.11.2.5.2 Persiapan permukaanpermukaan yang bersentuhan Permukaan-permukaan yang bersentuhan harus dipersiapkan sebagai berikut: a) Semua minyak, kotoran, karat lepas, kerak lepas, dan cacat-cacat lainnya pada permukaan kontak yang dapat menghalangi kedudukan rapat dari bagian-bagian yang berada pada

keadaan kencang dibersihkan.

tangan

harus

b) Sambungan tipe friksi Untuk sambungan tipe friksi, permukaan bidang kontak harus bersih bekas gilas atau yang sejenis, dan selain harus memenuhi syarat (a), juga harus bebas dari cat, sirlak, galvanis, atau bahan penyelesai lainnya kecuali bila bahan penyelesai tersebut sudah diuji untuk menentu kan koefisien gesekan Untuk sambungan yang tidak dicat, cat dan semua semprotan tidak boleh berada pada daerah lubang baut sebatas satu diameter baut, tapi tidak kurang dari 25 mm, dari tepi lubang dan dari semua daerah pada suatu kelompok baut; c) Sambungan tipe tumpu Untuk sambungan tipe tumpu, suatu lapisan bahan penyelesai pada bidang kontak dapat digunakan. 11.11.2.6 Sambungan pen Pen dan lubangnya harus diselesai kan sedemikian rupa sehingga gayagaya terdistribusi secara merata pada seluruh lapisan dari sambungan. 11.11.3 Toleransi 11.11.3.1 Umum Batas-batas toleransi pada butir ini harus dipenuhi setelah fabrikasi selesai dan semua material pencegah karat telah dilapiskan. Toleransi pada semua dimensi struktural harus sebesar 2 mm, kecuali dinyatakan lain. 11.11.3.2 Penampang melintang

Sesudah fabrikasi, toleransi pada setiap penampang melintang dari suatu profil giling atau pelat harus seperti yang disyaratkan pada ketentuan yang berlaku, dalam kaitannya dengan tinggi, lebar sayap, tebal sayap, tebal badan, ketidak-sikuan, dan penyimpangan sumbu badan. Untuk setiap profil tersusun, penyimpangan dari dimensi yang disyaratkan pada penampang melintang tidak boleh melebihi sebagai berikut; a) Tinggi penampang Gambar 11.22): untuk d<400 mm, untuk 400=d<600 mm untuk d=600 mm, (d) (lihat

f) Ketidak-dataran badan (w) (lihat Gambar 11.23): untuk d<400 mm, untuk 400=d<600 mm, untuk d=600 mm, 2,0 mm 2,5 mm 3,0 mm

g) Penyimpangan terhadap garis vertikal dari badan pada suatu tumpuan (v) (lihat Gambar 11.23): untuk d=900 mm, 3 mm h) Persyaratan sambungan menuntut toleransi yang lebih ketat. Suatu penampang kotak tersusun tidak boleh penyimpang lebih dari 5 mm atau [(a2+a3)/400] mm, diambil yang lebih

3,0 mm 4,0 mm 5,0 mm

b) Lebar sayap (bf) (lihat Gambar 11.22): untuk semua bf 3.0 mm c) Tebal sayap (tf) (lihat Gambar 11.22): untuk tf <16 mm, 1,5 mm untuk 16= tf <25 mm, 2,0 mm untuk 25= tf <40 mm, 2,5 mm untuk tf =40 mm, 3,0 mm d) Tebal badan (tw) (lihat Gambar 11.22): untuk tw <16 mm, 1,0 mm untuk 16= tw <25 mm, 1,5 mm untuk 25= tw <40 mm, 2,0 mm untuk tw =40 mm, 2,5 mm e) Ketidak-sikuan dari suatu sayap, a0 atau a1 (lihat Gambar 11.22): untuk d=300 mm, = (1,2 % bf )mm, minimum 2,0 mm untuk d>300 mm, = (1,5 % bf )mm, minimum 2,0 mm

Gambar 11.22 Toleransi pada suatu penampang melintang

Gambar 11.23 Toleransi pada badan

Gambar 11.24 Toleransi pada bentuk dari suatu penampang kotak tersusun

Gambar 11.25 Toleransi untuk penyimpangan badan dari sumbu nominalnya

Gambar 11.26 Toleransi terhadap ketidakrataan suatu flens

Gambar 11.27 Toleransi ketidak sikuan suatu pemotongan

besar pada diafragmanya; ketentuan ini tidak berlaku pada bentuk dari suatu penampang kotak tersusun. i) Ketidaktepatan sumbu pelat badan (e) (lihat Gambar 11.25): untuk d=300 3,0 mm untuk d>300 4,5 mm 11.11.3.3 Batang tekan 11.11.3.3.1 Kelurusan Penyimpangan dari kesemua sumbuutama terhadap suatu garis lurus yang ditarik di antara kedua ujung dari suatu komponen struktur tidak boleh melebihi nilai terbesar dari L/1000 atau 3mm. 11.11.3.3.2 Sambungan tumpu kontak penuh Bila ujung-ujung dari dua komponen struktur yang bertemu, atau ujung dari suatu komponen struktur dengan bidang kontak dari suatu pelat tertutup atau pelat landas yang menempel, disyaratkan untuk bersentuhan secara sempurna maka persyaratan tersebut harus dianggap dipenuhi bila permukaan tumpu dipersiapkan sedemikian rupa sehingga apabila alinyemen sepan jang komponen struktur yang bertemu tersebut memenuhi toleransi yang disyaratkan pada Butir pengelotan pada komponen struktur tekan, kelonggaran maksimum dari permukaan-permukaan yang bertemu tidak melebihi 1 mm, dan tidak melebihi 0,5 mm pada paling sedikit 67% dari bidang kontak. 11.11.3.3.3 Panjang

Panjang komponen struktur tidak boleh menyimpang dari panjang yang ditentukan dengan toleransi 2 mm. 11.11.3.4 Balok 11.11.3.4.1 Kelurusan Pada suatu balok, penyimpangan terhadap garis lurus antara kedua ujung balok dibatasi sebagai berikut: a) Lawan lendut: diukur dengan pelat badan dalam keadaan horisontal pada suatu permukaan uji (lihat Gambar 11.28 (a). Toleransi terhadap lawan lendut yang disyaratkan adalah nilai yang terkecil dari L/1000 atau 10mm; b) Lendutan ke samping: diukur dengan pelat dalam keadaan badan vertikal (lihat Gambar 11.28 (b). Lendutan kesamping (dilihat dari atas) tidak boleh melebihi nilai terbesar dari L/1000 atau 3 mm.

Gambar 11.28 Pengukuran lawan lendut dan lendutan ke samping

11.11.3.4.2 Panjang Panjang suatu balok tidak boleh menyimpang dari panjang yang ditentukan dengan toleransi 2 mm untuk panjang balok kurang dari 10 m, dan 4 mm untuk panjang balok lebih besar dari 10 m. 11.11.3.5 Batang tarik 11.11.3.5.1 Kelurusan Suatu komponen struktur tidak boleh menyimpang terhadap garis lurus yang ditarik di antara kedua ujungnya melebihi L/500, dengan L adalah panjang antara ujung-ujung nya. 11.11.3.5.2 Panjang Panjang suatu komponen struktur tarik tidak boleh menyimpang dari panjang yang ditentukan dengan toleransi 2 mm untuk panjang balok kurang dari 10 m, dan 4 mm untuk panjang balok lebih besar dari 10 m. 11.11.4 MENDIRIKAN BANGUNAN Umum Penolakan bagian struktur yang telah berdiri Bagian struktur yang telah berdiri harus ditolak bila: a) pelaksanaan tidak memenuhi persyaratan dalam butir prosedur mendirikan bangunan; b) pelaksanaan tidak memenuhi toleransi dalam butir toleransi. Meskipun demikian bagian yang telah berdiri tersebut dapat diterima juga bila: (i) dapat dibuktikan bahwa struktur cukup memenuhi persyaratan dan dalam penggunaannya tidak menimbulkan bahaya; atau

(ii) memenuhi persyaratan uji seperti yang disebut dalam butir mendirikan bangunan. Bagian struktur yang telah berdiri yang tidak memenuhi baik syarat (i) maupun (ii) dan tidak memenuhi baik butir prosedur mendirikan bangunan maupun butir toleransi harus ditolak. Baut, mur, dan ring yang merupakan bagian dari suatu struktur yang telah berdiri harus ditolak apabila tidak memenuhi persyaratan seperti yang tercantum dalam Butir ukuran lubang, perakitan sambungan dan pengencangan baut, dan metode pengencangan, kecuali bila dapat dibuktikan bahwa baut, mur, dan ring tersebut memenuhi syarat yang cukup secara struktural dan tidak menim bulkan bahaya dalam penggunaan nya. Grouting pada perletakan yang tidak memenuhi persyaratan dalam Butir grouting pada tumpuan harus ditolak. 11.11.4.1 Keamanan waktu mendirikan bangunan Pada saat mendirikan bangunan, pekerjaan baja harus aman terhadap beban-beban yang terjadi selama pelaksanaan, termasuk beban perala tan yang digunakan pada saat pelaksanaan atau operasinya, maupun beban angin. 11.11.4.2 Tumpuan peralatan Peralatan yang ditumpu pada bagian struktur baja yang sedang didirikan tidak boleh menimbulkan aksi yang melebihi kapasitas rencana yang diijinkan dalam standar ini.

11.11.4.3 Suhu referensi Semua dimensi harus diukur berdasar kan suhu referensi 30C. 11.11.4.4 Prosedur mendirikan bangunan Umum Persyaratan yang ditetapkan dalam prosedur fabrikasi harus dipenuhi selama mendirikan rangka baja dan selama modifikasi pekerjaan baja saat pelak sanaan. Persyaratan yang dimaksud berlaku untuk: a) Sambungan tumpu kontak penuh; b) Pemotongan; c) Pengelasan; d) Pelubangan; e) Penyambungan dengan baut; Selama masa mendirikan bangunan, semua pekerjaan baja harus dijamin keamanannya, dengan cara dibaut atau diikat, sehingga masih dapat memikul gaya-gaya yang diakibatkan oleh berat peralatan maupun beban yang timbul saat dioperasikannya alat tersebut. Batang pengaku sementara dan pengekang harus tetap terpasang sampai saat struktur yang sudah terpasang cukup kuat untuk berdiri sendiri. Semua sambungan pada batang pengaku sementara dan komponen struktur sementara lainnya, yang diperlukan pada saat pelaksanaan, harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak memperlemah struktur permanen utama ataupun menimbul kan akibat buruk dalam segi kelayakannya. Pengelasan pada sambungan ataupun pembongkarannya harus memenuhi ketentuan yang berlaku.

Pengangkutan, penyimpanan, dan pengangkatan komponen struktur, alat sambung, dan komponen lainnya harus diangkat dan disimpan sedemi kian rupa sehingga tidak menimbulkan kerusakan. Perlakuan komponen harus diterapkan untuk mencegah kerusakan pada lapisan pelindung korosi. Baja harus dijaga agar tidak rusak saat pengangkutan. Pengamanan khusus harus diberikan dengan memperkaku bagian ujung bebas, menghindari distorsi permanen, dan melindungi permukaan bidang kontak. Semua baut, mur, ring, sekrup dan potongan plat harus dikemas dengan baik dan diberi tanda. 11.11.4.5.1 Perakitan dan penyetelan Semua lubang baut atau lubang yang dibuat untuk alat sambung lainnya harus dicocokkan sehingga dapat dibaut dengan mudah. Penggunaan drip untuk penyetelan lubang harus dilakukan dengan baik sehingga tidak merusak baja atau memperbesar lubang. Setiap bagian struktur harus disetel sesegera mungkin setelah struktur didirikan. Sambungan tidak boleh dikencangkan sebelum struktur dijajarkan, diratakan, ditegakkan, dan dibuat sambungan sementara, untuk menjamin tidak terjadinya perpinda han posisi pada saat mendirikan atau penyetelan bagian struktur berikutnya. Setiap baut dan mur harus dipasang dengan paling sedikit satu cincin. Cincin tersebut harus ditempatkan di bawah mur. Apabila suatu permukaan

bidang kontak dengan kepala baut ataupun mur mempunyai kemiringan melebihi 1:20 maka harus digunakan cincin baji untuk mengatasi permuka an bidang miring tadi. Komponen yang tidak berputar dipasang setelah ring baji tersebut. Baut kencang tangan harus dipasang sesuai dengan metode pengencangan baut. Ring plat harus digunakan di bawah baut ataupun paku keling untuk setiap pelebaran lubang seperti yang disebut kan dalam Butir pelubangan. 11.11.4.5.2 Perakitan sambungan dan pengencangan baut a) Penempatan mur Mur harus ditempatkan sehingga tanda-tanda untuk identifikasi mur mutu tinggi seperti yang ditetapkan dalam ketentuan untuk baut mutu tinggi yang diakui dapat dibaca setelah pengencangan mur. b) Paking Paking harus dipasang apabila dirasa perlu untuk menjamin adanya penyaluran gaya pada saat pengencangan mur sampai kondisi seperti ditentukan dalam Butir metode pengencangan putar sebagian. Semua paking harus terbuat dari baja dengan kondisi permukaannya sama dengan pelatpelat yang bersebelahan dengannya. c) Cara pengencangan Pengencangan tangan dan pengencangan akhir baut-baut dalam suatu sambungan harus dikerjakan mulai

dari bagian sambungan yang paling kaku menuju ke tepi bebas. Baut bermutu tinggi dapat digunakan sementara pada saat mendirikan sampai perakitan, tetapi tidak boleh dikencangkan penuh sampai semua baut pada sambungan terpasang sesuai dengan urutannya. d) Pengencangan ulang Pengencangan ulang baut yang per nah dikencang penuh harus dihindari, apabila terpaksa hal ini hanya diijinkan sekali saja dan hanya pada baut dengan posisi lubang yang sama dan dengan perlakuan yang sama pula. Pengencangan ulang baut galvanis tidak diijinkan. Dalam kondisi apapun, baut yang pernah dikencangkan penuh tidak boleh digunakan lagi di lubang yang lain. Pengencangan baut yang sudah dikencangkan sebelumnya, tetapi kemudian kendor lagi akibat pengencangan baut di sebelahnya, tidak dimasukkan dalam kategori pengenca ngan ulang. 11.11.4.5.3 Metode pengencangan Metode pengencangan harus menurut ketentuan dalam Butir metode pengencangan putar sebagian atau Butir pengenccangan baut menggunakan peralatan penunjuk gaya tarik langsung. Pada saat sambungan selesai terpasang dan semua baut te-lah kencang, semua baut harus mem-

punyai gaya tarik minimum seperti yang ditetapkan dalam Tabel 11.2. Tabel 11.2 Gaya tarik baut minimum.

soket bertanda, tetapi tanda lokasi harus permanen atau tidak boleh terhapus untuk memudahkan di dalam pengawasan ulang; c) Baut harus dikencangkan dengan memutar mur sesuai Tabel 18.2-2. Selama pengencangan akhir, komponen yang tidak diputar dengan kunci tidak boleh berputar. Catatan:

11.11.4.5.3.1 Metode pengencangan putar sebagian Pengencangan baut dengan metode putar sebagian harus mengikuti prosedur di bawah ini: a) Pada saat perakitan, semua baut dalam sistem sambungan pertamatama harus dikencangkan sampai kondisi kencang tangan untuk menja-

1. Toleransi putaran: untuk = 1/2 putaran, 0 < toleransi = 1/12 putaran (30) untuk = 2/3 putaran, 0 < toleransi = 1/8 putaran (45) 2. Gaya tarik baut yang tercapai pada putaran seperti disyaratkan pada

Tabel 11.3 Putaran mur dari kondisi kencang tangan

min adanya penyaluran gaya; b) Setelah menyelesaikan pengenca ngan tangan, harus dibuat suatu tanda untuk menentukan posisi relatif baut dan mur dan mengontrol putaran mur, Pengamatan putaran akhir mur dapat dilakukan dengan menggunakan kunci

Tabel 11.3 paling sedikit akan sama dengan gaya tarik baut minimum yang disyaratkan pada Tabel 11.2. 3. Putaran mur adalah putaran relatif terhadap baut, tanpa melihat komponen mana yang diputar.

4. Putaran baut yang disyaratkan hanya berlaku untuk sambungan dengan semua bahan yang terjepit adalah baja. 5. Untuk baut yang panjangnya melebihi 12 diameter, putaran yang diperlukan harus ditentukan berdasar pengujian sebenarnya pada suatu alat pengukur gaya tarik yang sesuai yang dapat mensimulasikan kondisi baja yang disambung dengan baut. 11.11.4.5.3.2 Pengencangan baut menggunakan peralatan penunjuk gaya tarik langsung Pengencangan baut dengan menggunakan peralatan yang dapat menunjukkan gaya tarik langsung harus memenuhi prosedur di bawah ini: a) Peralatan harus dicek dan dikalibrasi untuk menunjukkan kemampuannya. Di dalam kalibrasi harus digunakan minimum tiga buah baut untuk setiap diameter dan mutu baut. Test kalibrasi harus menun-jukkan kemampuan alat 1,05 kali kuat tarik minimum baut yang disyaratkan dalam Tabel 11.2; Pengencangan dengan menggunakan peralatan penunjuk gaya tarik baut harus disesuaikan pula dengan spesifikasi teknis dari pabrik pembuatnya. b) Dalam perakitan, semua baut dan mur dalam sambungan harus dikencangkan sampai kondisi kencang tangan seperti ketentuan dalam Butir tentang metode pengencangan putar sebagian;

c) Setelah mencapai kondisi kencang tangan, baut harus dikencangkan sampai mencapai gaya tarik minimum baut seperti yang ditetapkan dalam Butir metode pengencangan. Ini harus ditunjukkan oleh peralatan yang digunakan. 11.11.4.5 Toleransi 11.11.4.5.1 Lokasi baut angker Baut angker harus tetap pada posisi arah vertikal maupun horizontal. Baut angker harus dipasang sesuai dengan gambar kerja. Batasan posisi pemasangan sesuai dengan gambar kerja tidak boleh melebihi ketentuan sebagai berikut (lihat Gambar 11.4): a) 3 mm untuk jarak pusat ke pusat antara dua buah sembarang baut dalam satu kelompok baut angker, dimana kelompok baut angker ini merupakan satu set baut angker yang menerima satu komponen struktur baja tunggal; b) 6 mm untuk jarak pusat ke pusat kelompok baut angker yang berdekatan; c) Akumulasi maksimum 6 mm per 30.000 mm sepanjang garis kolom yang melewati beberapa kelompok baut angker, tetapi tidak lebih dari total 25 mm. Garis kolom adalah garis baut di lapangan yang menghubungkan pusat sumbu kelompok angker;

Gambar 11.29 Toleransi peletakan baut angker d) 6 mm dari pusat kelompok baut angker ke garis kolom yang ditentukan. Baut angker harus dipasang tegak lurus terhadap permukaan perletakan teoritis, ulir harus dilindungi dan bebas dari beton, dan mur harus dapat terpasang dengan mudah. Proyeksi ujung baut angker dari permukaan perletakan teoritis tidak boleh lebih panjang 25 mm ataupun lebih pendek 5 mm dari yang ditentukan. 11.11.4.5.2 Perletakan Kolom 11.11.4.5.2.1 Posisi pada denah Posisi perletakan kolom pada denah tidak boleh menyimpang lebih dari 6 mm terhadap masing-masing sumbu utama bangunan. 11.11.4.5.2.2 Ketinggian Ketinggian pelat landas kolom tidak boleh menyimpang lebih dari 10 mm terhadap posisi yang seharusnya. 11.11.4.5.2.3 Kontak penuh Apabila disyaratkan perletakan kolom dengan bidang kontak penuh maka ketentuan dalam Butir 17.4.4.2 harus dipenuhi, kecuali jika digunakan alat bantu untuk mengurangi celah sehingga memenuhi ketentuan dalam butir tersebut. Peralatan bantu penumpu harus datar dan terbuat dari

baja yang sama mutunya dengan komponen struktur utamanya. Apabila diperlukan adanya grouting maka harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga grouting bisa menyelimuti peralatan bantu tersebut dengan ketebalan minimum 50 mm. 11.11.4.5.3 Pengelotan pada komponen struktur tekan Penyetelan dan pengelotan batang tekan harus mengikuti dua ketentuan berikut ini: a) Penyimpangan terhadap posisi yang sebenarnya dari setiap titik di atas perletakan komponen struktur tekan tidak boleh lebih dari 1/500 tinggi, atau yang terkecil dari: (i) Untuk suatu titik sampai dengan ketinggian 60 m dari perletakan komponen, 25 mm; (ii) Untuk suatu titik lebih dari 60 m dari perletakan komponen, 25 mm ditambah 1 mm untuk setiap kenaikan 3 m, sampai maksimum 50 mm. b) Penyimpangan ujung atas komponen struktur tekan dari posisi sebenarnya relatif terhadap dasar pada suatu tingkat tidak boleh lebih dari 1/500 tinggi tingkat. 11.11.4.5.4 Sambungan kolom Pelat sambung kolom harus sesuai dengan ketentuan berikut ini: a) Ketinggian bidang sambungan kolom tidak boleh menyimpang lebih dari 10 mm terhadap ketinggian yang seharusnya;

b) Posisi sambungan kolom pada denah harus sesuai dengan persyaratan toleransi pengelotan yang ditetapkan dalam Butir pengelotan pada komponen struktur tekan; c) Penyimpangan relatif posisi mendatar dalam arah masing-masing sumbu utama bangunan dari dua komponen struktur yang disambungkan tidak boleh melebihi 2 mm dari yang seharusnya. 11.11.4.5.5 Ketinggian dan penyetelan balok Dalam mendirikan struktur, balok dapat dianggap terpasang secara benar apabila: a) semua sambungan dan pelat sambungnya telah terpasang sempurna; b) lendutan lateral maksimum yang terjadi kurang dari Lb/500, dimana Lb adalah jarak antara titik-titik yang terkekang secara efektif ; c) balok berada pada 10 mm dari ketinggian seharusnya pada sambungan dengan komponen struktur lainnya; penyimpangan balok terhadap ketinggian rencana pada sambungan dengan komponen struktur lainnya tidak lebih dari 10 mm; d) pada sambungan dengan komponen struktur lainnya, penyimpangan horisontal pelat sayap balok tidak boleh lebih besar dari 3 mm terhadap posisi seharusnya.

11.11.4.5.6 Posisi komponen struktur tarik Komponen struktur tarik tidak boleh menyimpang lebih dari 3 mm terhadap posisi relatif komponen struktur lain yang tersambung kepadanya, diukur sepanjang sumbu pemasangan. 11.11.4.5.7 Ukuran bangunan secara keseluruhan Ukuran bangunan secara keseluruhan tidak boleh menyimpang dari ukuran sebenarnya melebihi ketentuan berikut ini: a) Panjang (lihat Gambar 11.30): untuk Lc 30 m, Lc 20 mm untuk Lc >30 m, Lc {20 mm + 0,25 (Lc - 30) mm} b) Tinggi (lihat Gambar 11.31): untuk hb 30 m, . hb 20 mm untuk hb > 30 m, . hb {20 mm + 0,25 ( hb - 30) mm} dengan ketentuan bahwa: i) jarak antar sumbu kolom yang berdekatan (Lc) pada setiap potongan tidak boleh menyimpang lebih dari 15 mm dari jarak sebenarnya; ii) jarak vertikal antara permukaan atas balok (hb) antar tingkat pada setiap potongan tidak boleh menyimpang lebih dari 20 mm dari jarak yang sebenarnya; iii) toleransi lainnya dalam butir ini mengikat. Untuk kelengkapan dalam butir ini:

Lc adalah panjang keseluruhan struktur baja sebenarnya yaitu jarak sumbu ke sumbu kolom terluar seperti pada Gambar 11.30, pada setiap potongan sepanjang bangunan; dan hb adalah tinggi keseluruhan konstruksi baja sebenarnya yaitu jarak vertikal dari dasar kolom terbawah sampai ke permukaan lantai teratas, pada setiap potongan sepanjang bangunan.

11.11.4.6 Pemeriksaan terhadap sambungan baut 11.11.4.6.1 Baut tarik Metode pengencangan seperti yang disyaratkan dalam Butir metode pengencangan harus sesuai dengan ketentuan di bawah ini: a) Pengencangan putar sebagian pengencangan yang benar dari posisi kencang tangan harus terukur dan teramati; b) Peralatan dengan penunjuk tegangan - tegangan minimum yang terjadi pada baut harus ditunjukkan langsung oleh peralatan tersebut; c) Rekomendasi dari pabrik untuk prosedur pemeriksaan harus diikuti apabila digunakan peralatan dengan penunjuk tegangan tarik; d) Penggunaan kunci torsi hanya dapat digunakan untuk mengetahui secara kasar kekurangan tegangan dari yang disyaratkan

Gambar 11.30 Penyimpangan terhadap panjang (penampang tegak)

Gambar 11.31 Penyimpangan terhadap ketinggian (penampang tegak)

11.11.4.6.1 Komponen yang rusak Baut, mur, dan ring yang secara visual menunjukkan kerusakan atau cacat fisik harus diganti dengan yang baru. 11.11.4.7 Grouting pada tumpuan 11.11.4.7.1 Landasan komponen struktur tekan dan balok Dudukan pelat landas komponen struktur tekan atau pelat landas balok pada konstruksi batu kali atau beton harus diisi dengan adukan semen atau bahan grouting. Grouting atau paking hanya boleh dilakukan bila bagian struktur tersebut (sejumlah tertentu kolom-kolom bawah pada bangunan bertingkat) telah dijajarkan, diratakan, dilot, dan terpegang serta diperkaku oleh bagian struktur lainnya yang telah terpasang sempurna. Paking baja atau mur perata pada baut angker harus berada di bawah plat landas untuk menyokong struktur baja. Ruang yang terdapat di bawah pelat landas baja harus dibersihkan dan bebas dari kelembaban sesaat sebelum digrouting. 11.11.4.7.2 Grouting Bahan grouting harus secara sempurna mengisi ruangan yang ada dengan tekanan. Bahan grouting harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 11.11.5 PERUBAHAN STRUKTUR YANG SUDAH ADA 11.11.5.1 Umum Ketentuan-ketentuan dalam standar ini berlaku juga untuk perubahan struktur yang sudah ada atau bagian-

bagiannya, kecuali jika ditentukan lain dalam butir ini. 11.11.5.2 Material Jenis logam dasar yang digunakan harus ditentukan sebelum menyiapkan gambar dan spesifikasi yang mencakup perkuatan, perbaikan, atau prosedur pengelasan struktur yang sudah ada atau bagian dari struktur tersebut. 11.11.5.3 Pembersihan Permukaan material yang ada, yang harus diperkuat, diperbaiki, atau dilas, harus dibersihkan dari kotoran, karat, atau benda asing lainnya kecuali yang berkaitan dengan perlindungan permukaan. Bagian permukaan yang akan dilas tersebut harus dibersihkan dari segala benda asing, termasuk lapisan cat, dalam jarak 50 mm dari kedua sisi terluar pengelasan. 11.11.5.4 Pengaturan khusus 11.11.5.4.1 Pengelasan dan pemotongan Kapasitas batang yang sedang dilas atau dipotong harus ditentukan sesuai ketentuan dalam standar ini, dengan memperhitungkan bagian dari penampang yang menjadi panas akibat pengelasan dan pemotongan tersebut. 11.11.5.2 Urutan pengelasan Urutan pengelasan harus dipilih sedemikian rupa sehingga meminimumkan distorsi batang tersebut dan menjaga kelurusan di dalam batas-batas yang disyaratkan pada Butir 17.4.3, 17.4.4, dan 17.4.5. 11.11.6 PENGUJIAN STRUKTUR

ATAU KOMPONEN STRUKTUR 11.11.6.1 Umum 11.11.6.1.1 Ruang lingkup Metode pengujian pada butir ini dapat digunakan untuk pembuktian dan pengujian prototipe dari struktur lengkap, komponen struktur, elemen, atau sambungan. Metode-metode tersebut tidak dapat digunakan untuk menguji model struktur atau untuk menetapkan kriteria perencanaan umum atau data. 11.11.6.1.2 Hal-hal yang memerlukan pengujian Struktur atau bagian dari struktur yang direncanakan sesuai dengan standar ini tidak perlu diuji. Pengujian dapat diterima sebagai alternatif terhadap perhitungan atau bila diperlukan dalam suatu keadaan khusus. 11.11.6.2 Definisi Pada butir ini berlaku definisi-definisi sebagai berikut: Pengujian pembuktian adalah penerapan beban-beban uji pada suatu struktur, komponen struktur, elemen, atau sambungan, untuk mengetahui atau memastikan karakteristik struktur yang diuji tersebut. Pengujian prototipe adalah penerapan beban-beban uji pada satu atau lebih struktur, komponen struktur, elemen atau sambungan, untuk mengetahui atau memastikan karakteristik dari kelompok struktur, komponen struktur, elemen, atau sambungan tersebut yang secara nominal identik dengan unit yang diuji. 11.11.6.3 Persyaratan pengujian

Beban uji harus ditentukan menurut Butir beban uji atau Butir beban uji prototype, sesuai dengan jenis pengujian yang dilakukan. Peralatan pembebanan harus dikalibrasi dan harus diperhatikan agar tidak terdapat pengekangan artifisial yang diakibatkan oleh sistem pembebanan tersebut. Beban uji harus diterapkan terhadap unit yang diuji dengan kecepatan pembebanan yang sedapat mungkin tidak berubah. Distribusi dan lamanya gaya-gaya yang diterapkan pada pengujian tersebut harus dapat mewakili gaya-gaya yang dipandang akan bekerja terhadap struktur sesuai dengan ketentuan pada persyaratan umum perencanaan. Sebagai persyaratan minimum, deformasi harus dicatat pada saat-saat berikut ini: a) Sebelum pembebanan; b) Sesudah beban uji diterapkan; c) Sesudah beban uji dihilangkan.

11.11.6.4 Pengujian pembuktian 11.11.6.1 Penerapan Ayat ini dapat diterapkan untuk pengujian suatu struktur, komponen struktur, elemen, atau sambungan, untuk menentukan apakah struktur, komponen struktur, elemen, atau sambungan tersebut memenuhi persyaratan kekuatan batas atau kelayanan batas yang sesuai. 11.11.6.2 Beban uji

Beban uji harus sama dengan beban rencana untuk keadaan batas yang relevan. 11.11.6.3 Kriteria penerimaan Kriteria penerimaan adalah sebagai berikut: a) Untuk kekuatan: struktur, komponen struktur, elemen, atau sambungan yang diuji dapat dianggap memenuhi syarat kekuatan bila ia mampu bertahan terhadap beban uji kekuatan batas selama paling sedikit 15 menit. Struktur ini kemudian harus diperiksa untuk menentukan jenis dan besarnya kerusakan yang terjadi selama pengujian. Pengaruh kerusakan harus ditinjau dan bila perlu dilakukan perbaikan terhadap bagian-bagian yang rusak; b) Untuk kemampuan layan: deformasi maksimum struktur atau komponen struktur yang diuji pada beban batas layan harus berada dalam batas-batas layan yang sesuai untuk struktur itu 11.11.6.5 Pengujian prototipe 11.11.6.5.1 Benda uji Mutu material dan pembuatan prototipe harus memenuhi persyaratan. Setiap persyaratan tambahan dari spesifikasi pembuatan harus dipenuhi dan cara mendirikan yang digunakan harus mensimulasikan cara yang akan digunakan dalam produksi. 11.11.6.5.2 Beban uji Beban uji harus sama dengan beban rencana untuk keadaan batas yang bersangkutan, dikalikan dengan faktor

yang sesuai pada Tabel 20.5, kecuali bila suatu analisis keandalan memperlihatkan bahwa suatu nilai yang lebih kecil dapat dipakai. 11.11.6.5.3 Kriteria penerimaan Kriteria penerimaan adalah sebagai berikut: a) Untuk kekuatan: Unit yang diuji dapat dianggap memenuhi syarat kekuatan bila mampu memikul beban uji kekuatan batas selama paling sedikit 5 menit; b) Untuk kemampuan layan: Deformasi maksimum yang diuji pada beban uji kemampuan layan batas harus berada dalam batas-batas layan struktur tersebut. 11.11.6.5.4 Penerimaan unit-unit yang diproduksi Unit-unit yang diproduksi harus sama dalam segala hal dengan unit yang diuji.

Anda mungkin juga menyukai