Anda di halaman 1dari 23

BAB III

PEKERJAAN KOLOM DAN BALOK

3.1 Landasan Teori


3.1.1 Tinjauan Umum
Pada perencanaan suatu konstruksi bangunan gedung diperlukan beberapa
landasan teori berupa analisa struktur, ilmu tentang kekuatan bahan serta hal lain yang
berpedoman pada peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia. Ilmu teoritis di atas
tidaklah cukup karena analisa secara teoritis tersebut hanya berlaku pada kondisi
struktur ideal sedangkan gaya-gaya yang dihitung hanya merupakan pendekatan dari
keadaan yang sebenarnya atau yang diharapkan terjadi.
Perencanaan dari konstruksi bangunan juga harus memenuhi berbagai syarat
konstruksi yang telah ditentukan yaitu kuat, kaku, bentuk yang serasi dan dapat
dilaksanakan dengan biaya yang ekonomis tapi tidak mengurangi mutu bangunan
tersebut, sehingga dapat digunakan sesuai dengan fungsi utama yang diinginkan oleh
perencana.

3.1.2 Ruang Lingkup Perencanaan


Ruang lingkup perencanaan meliputi beberapa tahapan-tahapan antara lain:
persiapan, mendesain bangunan, perhitungan struktur dan perhitungan biaya.

3.1.3 Perencanaan Konstruksi


Adapun tingkat perencanaan sebagai berikut:
1. Pra Rencana (Preliminary Design)
Terdiri dari gambar-gambar atau sketsa dan merupakan out line dari bagan
dan perkiraan biaya bangunan.
2. Rencana
Terdiri dari gambar perencanaan bentuk arsitek bangunan dan perencanaan
struktur konstruksi bangunan.

Struktur adalah satu kesatuan dan rangkaian dari beberapa elemen yang
direncanakan agar mampu menerima beban dari luar maupun berat sendiri tanpa
mengalami perubahan bentuk yang melampaui batas persyaratan.

21
Ada 2 Struktur pendukung, yaitu :
1. Struktur bangunan atas
Sanggup mewujudkan perencanaan arsitektur dan harus sanggup
menjamin segi keamanan dan kenyamanan. Untuk itu bahan yang digunakan
untuk bangunan dengan kriteria perencanaan antara lain :
a. Tahan api
b. Kuat dan kokoh, Setiap bangunan yang direncanakan harus kuat
menahan beban dan tahan terhadap goyangan yang diakibatkan oleh
gempa, beban angin dan sebagainya.
c. Awet, untuk jangka waktu yang lama.
d. Ekomonis, setiap konstruksi yang dibangun harus seekonomis mungkin
dan disesuaikan dengan biaya yang ada tanpa mengurangi mutu dan
kekuatan bangunan.
e. Aman dan nyaman, Setiap bangunan yang dibangun harus
memperhatikan aspek-aspek kenyamanan serta orang-orang yang
menghuni merasa dan nyaman.
Perhitungan Perencanaan bangunan atas meliputi :
1. Perhitungan atap
2. Perhitungan pelat
3. Perhitungan tangga
4. Perhitungan balok anak
5. Perhitungan portal
6. Perhitungan balok
7. Perhitungan kolom

2. Struktur bangunan bawah


Struktur bangunan bawah adalah sistem pendukung bangunan yang
menerima beban struktur atas untuk diteruskan ke tanah di bawahnya.
Perhitungan perencanaan bangunan bawah meliputi :
a. Perhitungan Sloof
b. Perhitungan Pondasi

22
Dalam tinjauan Kp diambil 2 macam tinjauan yaitu :
1. Kolom
2. Balok

1. Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul
beban dari balok dan meneruskannya ke konstruksi pondasi.
Adapun urutan-urutan dalam menganalisis kolom :
Tulangan untuk kolom dibuat penulangan simetris berdasarkan kombinasi
Pu dan Mu. Untuk satu batang kolom dan dua kombinasi pembebanan yaitu pada
ujung atas dan ujung bawah pada setiap freebody, masing-masing dihitung
tulangannya dan diambil yang terbesar.

2. Balok
Balok merupakan batang horizontal dari rangka struktur yang memikul
beban tegak lurus sepanjang batang tersebut biasanya terdiri dari dinding, pelat
atau atap bangunan dan menyalurkannya pada tumpuan atau struktur
dibawahnya.
Perencanaan balok ini dilakukan untuk menentukan balok anak dan balok
induk yang akan digunakan dalam suatu struktur gedung. Sistem struktur yang
menggunakan balok anak dan balok induk ini bertujuan untuk memperoleh
bentangan sepanjang mungkin dengan beban mati sekecil mungkin untuk pelat
atap maupun lantai, dimana pelat akan bertumpu pada balok induk serta kolom
sebagai penopang struktur keseluruhan

3.2 Data Lapangan


Data-data teknis proyek Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Gedung Hotel
Whiz Prime Khatib Sulaiman Padang Provinsi Sumatera Barat adalah sebagai berikut:
Jenis struktur : Stuktur beton bertulang
Jumlah Bangunan : 8 Lantai + 1 basement
Luas Bangunan : 12,8m x 42 m x 8 Lantai + 1 basement = 48384 m²
Tulangan : (D22 mm, D 13 mm, D10 mm, D8 mm)
(Ø12 mm)
Mutu beton : Pondasi Pile Cap Beton K-350
Dinding Basement,Kolom,dan Lantai 1-8 K-400
23
Mutu Baja : Besi Polos BJTP (U-24)Ø12 mm
Tulangan : Besi Ulir BJTD (U-40)D22 mm
Fungsi bangunan : Sebagai Gedung Hotel

3.3 Pelaksanaan Pekerjaan


3.3.1 Pekerjaan Persiapan
Setelah SPK ditandatangani, kontraktor mengadakan pekerjaan persiapan yang
terdiri dari membuat shop drawing, memeriksa kondisi lapangan, dilanjutkan dengan
persiapan peralatan yang sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan, material dan
sumber daya manusia.

3.3.2 Pengadaan Peralatan, Material, dan Sumber Daya Manusia


A. Pengadaan dan Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam proyek pembangunan hotel whiz prime
khatib sulaiman padang antara lain:
1. Scaffolding
Scaffolding atau perancah adalah peralatan sementara yang berfungsi untuk
menyangga struktur bagian atas untuk mempermudah dalam pelaksanaan
pengecoran balok dan plat.

Gambar 3.1 Scaffolding


(Sumber :kondisi lapangan 2017)
2. Vibrator
Vibrator adalah alat untuk pemadat beton yang digunakan saat
melakukan pekerjaan pengecoran dengan cara menggetarkan kedalam
beton yang sedang dicor, sehingga gelembung-gelembung udara yang ada
pada beton keluar.

24
Gambar 3.2 vibrator
(Sumber :kondisi lapangan 2017)

3. Alat pemotong besi


Alat pemotong besi berfungsi untuk memotong besi tulangan
sehingga diperoleh tulangan yang sesuai dengan yang diinginkan. Dapat
memotong semua diameter besi tulangan. Proses alat ini adalah dengan
memasukkan baja tulangan kecelah yang didalamnya terdapat pisau
pemotong.

Gambar 3.3 Alat pemotong besi


(Sumber :kondisi lapangan 2017)

4. Concrete mixed truck


Concrete mixed truck adalah suatu kendaraan truk khusus yang
dilengkapi dengan concrete mixer yang fungsinya mengaduk/mencampur
campuran beton ready mix, bisa disamakan dengan alat molen. Concrete
mixer truck digunakan untuk mengangkut adukan beton readymix dari
25
tempat pencampuran beton ke lokasi proyek. Selama pengangkutan, mixer
terus berputar dengan kecepatan 8-12 putaran per menit agar beton tetap
homogen dan beton tidak mengeras. Beton readymix dilakukan oleh PT
Lubuk Minturun Konstruksi persada dan PT STATIKA MITRA SARANA
dengan kontrak yang telah disepakati bersama oleh kontraktor CV.Dwi
Martha Jaya.

Gambar 3.4 Concrete mixed truck


(Sumber :kondisi lapangan 2017)

5. Concrete Pump
Alat ini digunakan untuk pengecoran yang membutuhkan volume
beton yang besar, seperti pengecoran yang sulit di jangkau. Campuran
beton yang sudah siap pakai yang berasal dari truk mixer dituangkan
dalam bak concrate pump kemudian dipompakan kelokasi pengecoran
melalui pompa besi. Pemakaian alat ini dimaksudkan untuk mempercepat
dan mempermudah serta menjaga kontinuitas pekerjaan pengecoran.

Gambar 3.5 Concrete Pump


(Sumber :kondisi lapangan 2017)

26
6. Bar Cutter
Bar Cutter adalah alat pemotong baja tulangan sesuai ukuran yang
diinginkan. Alat ini dapat memotong semua dimensi tulangan. Cara kerja
dari alat ini yaitu baja yang akan di potong dimasukan kecela yang
didalamnya terdapat pisau pemotong.

Gambar 3.6 Bar Cutter


(Sumber :kondisi lapangan 2017)

7. Bar Bender
Bar Bender adalah alat untuk pembengkok besi, karena diamter besi
yang digunakan berukuran besar dan sangat susah bila dibengkokkan
secara manual maka digunakan alat ini, cara kerja alat ini dengan
memasukan besi kedalam celah yang ada didalam celah yang ada lalu alat
dengan otomatis akan membengkokkan besi sesuai dengan apa yang
direncanakan.

Gambar 3.7 Bar Bender


(Sumber :kondisi lapangan 2017)
27
8. SIKA
Sika merupakan bahan yang digunakan untuk campuran beton yang
berfungsi sebagai bahan yang mempercepat proses pengerasan beton dan
perekat beton yang lama dengan beton yang baru.
Sika Chapdur merupakan bahan kimia untuk finishing Lantai pada
saat siap pengecoran bertujuan untuk memperhalus plat lantai dan
mempercepat pengeringan pengecoran.

Gambar 3.8 Sika


(Sumber :kondisi lapangan 2017)

9. Alat Bantu
Alat bantu berupa alat-alat yang umum digunakan setiap harinya seperti
palu, cangkul, selang air, bor, tang kawat, katrol dan lain sebagainya.

B. Material dan Pengadaan


Adapun material yang digunakan dalam proyek pembangunan hotel whiz prime
khatib sulaiman padang antara lain:
1. Besi Tulangan
Penggunaan besi tulangan dalam penulangan beton bertujuan untuk
meningkatkan kekuatan beton karena beton hanya mampu menahan gaya
tekan namun lemah terhadap gaya tarik. Besi tulangan utama yang
digunakan pada proyek ini yaitu besi ulir dengan ukuran D22 dan D13,D10
dan ukuran ɸ12 untuk tulangan sengkang.

28
Gambar 3.9 Besi tulangan
(Sumber :kondisi lapangan 2017)

2. Kawat bendrat
Kawat bendrat digunakan untuk mengikat sengkang pada tulangan pokok
agar baja tulangan tidak bergerak / berpindah pada saat pengecoran.

Gambar 3.10 Kawat


(Sumber :kondisi lapangan 2017)
3. Kayu
Kayu adalah bahan yang berperan penting dalam pekerjaan konstruksi
karena kayu merupakan bahan yang mudah dipotong dan dikunci
menggunakan paku kayu yang memiliki variasi ukuran. Selain memiliki
variasi ukuran kayu juga memiliki kelas yang harus disesuaikan dengan
spesifikasi teknis di perencanaan. Pada umumnya berperan dalam
pembuatan bekisting beton dan penyanggah diatas scaffolding yang
menghubungkan kepelat.

29
Gambar 3.11 Kayu
(Sumber :kondisi lapangan 2017)

4. Semen Portland Composite (PCC)


Bahan yang berfungsi untuk mengikat butiran-butiran agregat sehingga
membentuk masa padat dan mengisi rongga-rongga udara di antara butir-
butir agregat. Semen bersifat hidrolis, artinya semen tersebut apabila
dicampur air akan mengeras. Pada pekerjaan beton struktur harus
menggunakan ready mixed sesuai RKS, tapi untuk pekerjaan non struktural
dapat menggunakan semen pcc.

Gambar 3.12 Semen Portland composite (PCC)


(Sumber :kondisi lapangan 2017)

5. Agregat Halus
Agregat Halus merupakan agregat yang besarnya tidak lebih dari 4.75mm.
Agregat ini tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 5% dari berat
kering dan jika kadar lumpurnya lebih dari 5% maka pasir tersebut dicuci
terlebih dahulu. Pasir mempunyai susunan butir antara 0-5 mm.

30
Gambar 3.13 Agregat Halus
(Sumber :kondisi lapangan 2017)

6. Agregat Kasar
Agregat Kasar merupakan aggregat yang besarnya lebih dari 4.75mm.
agregat ini memiliki permukaan yang padat dan tidak berpori. Agregat
kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% jika kadar lumpur
lebih dari 1% maka agregat tersebut terlebih dahulu dicuci sebelum
digunakan dalam adukan beton.

Gambar 3.14 Agregat Kasar (split)


(Sumber :kondisi lapangan 2017)

7. Multiplek
Multiplek adalah alat yang berfungi sebagai cetakan dalam proses
pengecoran memakai multiplex berukuran standar 125 cm x 340 cm
dengan ketebalan 9 mm.

31
Gambar 3.15 Multiplek
(Sumber :kondisi lapangan 2017)

C. Sumber Daya Manusia dan Pengadaan


Sumber daya manusia yang dimaksud disini adalah tenaga yang dipakai dalam
pelaksanaan proyek konstruksi. Tenaga kerja tersebut terbagi atas tenaga kerja tetap dan
tenaga kerja tidak tetap. Tenaga kerja tetap adalah karyawan tetap dari perusahaan yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan supaya pekerjaan tersebut cepat selesai.
Tenaga kerja tetap terdri dari tenaga kerja pelaksana, tenaga kerja teknik, administrasi,
logistik, dan keamanan. Sedangkan tenaga kerja tidak tetap adalah tenaga kerja yang
dipakai pada saat tertentu, sesuai dengan macam dan jenis pekerjaan. Tenaga kerja ini
bertanggung jawab terhadap kepala pekerja (mandor).

3.4 Pelaksanaan Pekerjaan Kolom


3.4.1 Pembesian Kolom
Pemasangan tulangan utama kolom sesuai dengan gambar rencana. Tulangan
utama kolom menggunakan besi D13 dengan mutu BJTD 40 (fy = 400 Mpa).
a. Pembesian
1. Besi D-22 (U-40) dengan merk PERWIRA yang telah di uji labor dan
disetujui oleh konsultan pengawas dan Owner sebagai Tulangan Pokok
pada penulangan Kolom pada Proyek ini
2. Besi D-13 (U-40) denagan merk AS sebagai Tulangan sengkang pada
penulangan Kolom
3. Besi D-10 (U-40) dengan merk AS sebagai Tulangan Extra

32
b. Langkah-langkah pembesian kolom:
1. Pemasangan sengkang untuk pengikat tulangan utama yang diikat dengan
kawat bendrat untuk menahan gaya geser yang terjadi. Kait pada
sengkang harus membentuk sudut 135°, agar tidak mudah lepas akibat
gaya geser (gempa). Sengkang menggunakan besi D10 dengan mutu
BJTD 40 (fy = 400 Mpa).
2. Posisi sambungan tulangan utama tidak boleh pada daerah tumpuan,
harus pada daerah tengah bentang. Penyambungan kolom pada tumpuan
(diatas balok) berpotensi menyebebkan terjadinya sendi plastis pada
kolom.
3. Posisi penyambungan tulangan utama harus dipasang selang seling.
Tidak boleh pada posisi yang sama, untuk menghindari terjadinya crack
pada sambungan. Panjang penyaluran (lap spilices) pada sambungan
tulangan harus sesuai dengan panjang penyaluran minimum yang
diisyaratkan.
4. Pada setiap sengkang untuk kolom diberi sepihak/ sengkang dalam agar
tidak terjadinya puntir tulangan.Selain itu yang harus benar-benar dicek
dari pekerjaan pembesian adalah jumlah tulangan, dimensi tulangan
utama maupun tulangan sengkang, jarak antar tulangan utama dan jarak
sengkang, kesemuanya harus sesuai dengan syarat teknis yang telah
ditetapkan. Yang tidak kalah penting adalah letak dan posisi besi kolom
terhadap as-as bangunan harus sesuai dengan gambar kerja.
Untuk menjaga agar ketebalan selimut beton sesuai dengan ketebalan minimum
yang diisyaratkan, maka pada space antara besi tulangan dengan bekesting kolom, harus
diberi tahu beton sesuai standar sebagaimana gambar berikut:

33
Gambar 3.16 Pembesian Kolom
(Sumber :kondisi lapangan 2017)

3.4.2 Pekerjaan Bekisting Kolom


Bekisting berfungsi sebagai pembentuk struktur dan diperoleh permukaan yang
diharapkan dan berfungsi sebagai pemikul sebelum struktur mampu memikul beban
sendiri. Untuk itu pada pekerjaan kolom dalam jumlah dan dimensi yang besar dan
waktu pengerjaan yang relatif cepat diperlukan sebuah sistem bekisting yang mudah
dalam pemasangan, pelapasan dan kuat sehingga dihasilkan permukaan beton kolom
yang baik dan awet sehingga material bekisting dapat terus digunakan.
Pemasangan Bekisting Kolom:
1. Tulangan yang siap dipasang akan di cek terlebih dahulu oleh pihak
Konsultan pengawas.
2. Setelah di cek apa betul ukuran jarak sengkang dan pemasangan kaitan
kawat tulangan pokok dengan tulangan sengkang dan dengan Tulangan
Extra baru dilaporkan ke pihak kontraktor untuk melanjutkan Bekisting.
3. Tulangan kolom yang telah dipasang dan sudah dapat izin dari pihak
konsultan pengawas dipasangi Beton decking terlebih dahulu dengan ukuran
40 mm.
4. Lalu dipasang papan bekisting yang telah dibuat oleh pihak kontraktor
sesuai dengan ukuran kolom yang akan dipasangi.
5. Setelah papan bekisting telah dipasang ,lalu diikat dengan besi baut supaya
papan bekisting nanti tidak terlepas pada saat pengecoran.
6. Setelah dipasang besi baut papan bekisting di pasang unting-unting agar
bertujuan untuk lurusnya tegak papan bekisting

34
7. Papan bekisting yang telah dipasang di sangga dengan bantuan kaki
scaffolding atau jakbes.

Gambar 3.17 Pekerjaan bekisting kolom


(Sumber :kondisi lapangan 2017)

3.4.3 Pekerjaan Pengecoran Kolom


1. Setelah papan bekisting sudah siap dipasang maka akan di cek terlebih
dahulu oleh pihak Konsultan Pengawas.
2. Pengecoran akan dilaksanakan jika konsultan pengawas sudah me-check
subjek yang akan di cor beton ready mix
3. Pengecoran akan dibantu dengan mobil concret pump dari PT. Lubuk
minturun dan PT Statika
4. Sebelum Ready Mix akan dituangkan kekolom yang telah dipasang papan
bekisting, beton ready mix di uji Slump test bertujuan untuk mengetahui
kekentalan air dalam beton ready mix.
5. Mutu akan tertara pada Faktur pengecoran mobil cocncrete mix sesuai dengan
mutu perencanaan. Mutu yang digunakan dalam perencanaan yang diminta
oleh owner adalah K-400
6. Slump test disesuaikan dengan permintaan dari owner apabila sudah sesuai
dengan permintaan maka beton ready mix siap untuk dituangkan ke dalam
congcrete bucket.
7. Ready mix diambil beberapa sampel sebesar 6 Silinder besi ukuran 15x30 cm
untuk dilakukan pengujian tekan beton yang bertujuan untuk mengetahui
sesuai atau tidaknya mutu dalam perencanaan.

35
8. Beton ready mix dicampur bahan kimia yaitu SIKA yang bertujuan untuk
memperelat beton yang lama dengan beton yang akan dicor baru serta
mempercepat pengerasan beton.
9. Congcrete bucket siap dituangkan kedalam papan bekisting dengan jarak 1-
1.5 m dari bawah ke atas dan dituangkan secara perlahan agar tidak terjadinya
bahan kerikil yang banyak jatuh kedalam bekisting.
10. Selama pengecoran pekerja melakukan penggetaran dengan vibrator agar
beton ready mix merata dalam bekisting kolom.

Gambar 3.18 Pengecoran Kolom


(Sumber :kondisi lapangan 2017)

3.4.4 Pekerjaan Pembongkaran Bekisting Kolom


Bekesting Kolom dibuka bersamaan dengan pembongkaran penyangga
pembongkaran ini boleh dilakukan setelah beton mempunyai kekuatan ≥ 100% dari
kekuatan rencana ( K-400). Bekesting kolom tersebut dibongkar setelah 24 sampai 48
jam.

Gambar 3.19 Pembongkaran Bekisting Kolom


(Sumber :kondisi lapangan 2017)

36
3.4.5 Pekerjaan Perawatan Kolom ( curing )
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap
terjaga dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu.

Gambar 3.20 Perawatan kolom


(Sumber :kondisi lapangan 2017)

3.5 Pelaksanaan Pekerjaan Balok


3.5.1 Pekerjaan Bekisting Balok
Pekerjaan bekisting balok dan pelat merupakan satu kesatuan pekerjaan, kerena
dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan panel bekisting balok harus sesuai dengan
gambar kerja. Dalam pemotongan multiplex harus cermat dan teliti sehingga hasil
akhirnya sesuai dengan luasan pelat atau balok yang akan dibuat. Pekerjaan balok
dilakukan langsung di lokasi dengan mempersiapkan material utama antara lain: kaso
5/7, balok kayu 5/10,dan multiplex.
Tahap pekerjaan bekisting balok adalah sebagai berikut :
a. Scaffolding dengan masing – masing jarak 80 cm disusun berjajar sesuai
dengan kebutuhan di lapangan, baik untuk bekisting balok maupun pelat.
b. Memperhitungkan ketinggian scaffolding balok dengan mengatur jackbase
atau U-head jack nya
c. Pada U-head dipasang balok kayu suri-suri sebagai girder 5/10 sejajar dengan
arah scaffolding dan diatas girder dipasang bodeman (kayu 5/7) dialas
multiplex sebagai alas balok.

37
d. Setelah itu, dipasang dinding bekisting balok dan dikunci dengan siku yang
dipasang di atas suri-suri.

Gambar 3.21 Pemasangan bekisting balok


(Sumber :kondisi lapangan 2017)

3.5.2 Pekerjaan Pembesian Balok


Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai kebutuhan
dengan bar cutter dan bar bending. Pembesian balok ada dilakukan dengan sistem
pabrikasi di los besi dan ada yang dirakit diatas bekisting yang sudah jadi.
Tahap pembesian balok adalah sebagai berikut :
a. Untuk Pembesian balok pada awalnya dilakukan pabrikasi di los besi kemudian
diangkat menggunakan tower crane ke lokasi yang akan dipasang.
b. Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas bekisting balok
dan ujung besi balok dimasukkan ke kolom
c. Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas dan samping balok
lalu diikat.

Gambar 3.22 Pekerjaan pembesian balok


(Sumber :kondisi lapangan 2017)

38
d. Setelah pemasangan tulangan untuk balok selesai, maka diberi beton decking
yang akan menjadi acuan untuk selimut beton dengan ukuran ketebalan 3 cm.

Gambar 3.23 Pembuatan beton decking di lapangan


(Sumber :kondisilapangan 2017)

3.5.3 Pekerjaan Pengecoran Balok


Langkah-langkah dalam pengecoran balok :
1. Setelah bekesting telah terpasang dan siap untuk melakukan pengecoran
tulangan harus benar-benar bersih dari sampah, lapisan penggangu dan sisa-
sisa kawat bendrat.
2. Cetakan / bekisting harus dilapisi dengan oli, agar pada saat pembongkaran
bekisting mudah terlepas dari beton.

Gambar 3.24 Pengecoran balok


(Sumber :kondisi lapangan 2017)

39
3. Selanjutnya pekerjaan pengecoran biasa dilaksanakaan, pada saat pengecoran
harus dicor sedekat mungkin pada posisi akhir untuk menghindari terjadinya
jsegregasi akibat penanganan kembali atau segregasi akibat pengaliran.
4. Pengecoran harus dilakukan dengan cepat sehingga selama pengecoran beton
tersebut masih dalam keadaan plastis dan pengecoran harus menggunakan
alat vibrator agar dapat mengisi ruang diantara tulangan.
5. Permukaan atas cetakan secara umum harus datar.

3.5.4 Pekerjaan Pembongkaran Bekisting Balok


Bekesting ring balok dibuka bersamaan dengan pembongkaran penyangga
(scaffolding). Pembongkaran scaffolding ini boleh dilakukan setelah beton mempunyai
kekuatan ≥100% dari kekuatan rencana (K-400). Pembongkaran bekisting balok sejalan
dengan pembongkaran bekisting plat lantai, maka lama pembongkaran nya selama 14
hari.

Gambar 3.25 Pembongkaran bekisting balok


(Sumber :kondisi lapangan 2017)

3.5.5. Pekerjaan Perawatan Balok ( curing )


Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap
terjaga dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu.

3.6 Pengawasan dan Pengendalian Proyek


3.6.1 Pengendalian Waktu Pelaksanaan
Pengendalian waktu proyek Gedung Hotel Whiz Prime bertujuan agar
pelaksanaan pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah direncanakan. Karena

40
waktu penyelesaian proyek tersebut sangat berpengaruh terhadap biaya proyek itu
sendiri, maka pihak pelaksana yaitu kontraktor harus membuat jadwal pelaksanaan
pekerjaan (Time Schedule).
Pada proyek ini time schedule berbentuk kurva S, yang dimaksud dengan time
schedule disini adalah mengatur rencana kerja dari satu unit pekerjaan, maka akan dapat
gambaran berapa lama pekerjaan itu dapat diselesaikan serta bagian-bagian kerja yang
saling terikat antara satu dengan yang lainnya. Sebelum menyusun time schedule harus
diperhatikan bagian-bagian pekerjaan yang terkait satu sama lainnya tersebut, serta
pekerjaan yang dapat dimulai tanpa menunggu pekerjaan lain selesai. Pengendalian
waktu pelaksanaan dapat dilakukan dengan point-point berikut :
1. Mulai melaksanakan pekerjaan sejak berita acara serah terima lapangan.
Waktu pelaksanaan adalah 390 hari kalender, durasi waktu dihitung dari
tanggal 1 April 2016.
2. Membuat kurva S yang disepakati bersama, berupa rencana kerja proyek
secara keseluruhan.
3. Membuat schedule material dan man power secara keseluruhan.
4. Membuat rencana kerja bulanan didetailkan ke rencana mingguan.
5. Mentaati rencana kerja yang telah dibuat, dan segera mengambil langkah-
langkah yang diperlukan apabila terdapat kendala dalam pelaksanaan / terjadi
keterlambatan

3.6.2 Pengendalian Mutu Bahan


Pengendalian mutu bahan maksudnya adalah memeriksa, mengawasi dan
memastian bahan yang akan digunakan sesuai spesifikasi bahan yang telah ditentukan di
dalam kontrak dan kontraktor harus mendatangkan bahan tersebut sesuai dengan waktu
pelaksanaan.Pengendalian mutu dalam pelaksanaan proyek Pembangunan Hotel Whiz
Prime Provinsi Sumatera Barat sangat dipengaruhi oleh:
A. Kualitas material yang dipakai
Kualitas material adalah material yang memenuhi karakteristik yang
telah di spesifikasikan untuk konstruksi sesuai kontrak. Untuk menjaga mutu
material yang digunakan, maka diperlukan:
a. Pengecekan terhadap material yang masuk
b. Pengecekan material pada waktu pelaksanaan.
c. Pengecekan terhadap hasil tes pekerjaan

41
B. Proses pelaksanaan
Proses pelaksanaan adalah proses pelaksanaan yang mengacu pada
gambar kerja dan spesifikasi yang ada. Dengan begitu konstruksi yang dibuat
memeliki kekuatan yang tinggi, sehingga umur rencana dari bangunan dapat
tercapai.Setiap bahan-bahan yang digunakan pada proyek ini harus disertakan
dengan laporan lengkap pengujian bahan dan pengujian beton untuk
pemeriksaan selama pekerjaan berlangsung.

3.6.3 Pengendalian Kualitas Pekerjaan


Pengawasan dan pengendalian kualitas pekerjaan dilakukan dengan dengan
tujuan agar hasil pekerjaan yang dicapai sesuai dengan standar yang direncanakan.
Dalam pengendalian kualitas penekanan pekerjaan diberikan pada pekerjaan beton yang
merupakan bagian terbesar dalam perencanaan struktur.
1. Slump Test
Slump test dilakukan dengan untuk mengetahui kekentalan adukan
beton yang akan digunakan pada suatu struktur bangunan dan kelancaran
dalam pelaksanaan pengecoran maka ditentukan ketinggian angka test
slump yang terjadi antara 5-12cm untuk beton K-350 dan K-175, atau 8-12
cm untuk beton K-100. Ketentuan adukan beton dipengaruhi oleh hal-hal
berikut ini:
a. Jumlah dan jenis semen yang digunakan
b. Jenis gradasi agregat yang digunakan
c. Perbandingan campuran beton yang dipakai
d. Suhu lapangan
Adapun cara test slump yang dilakukan adalah sebagai berikut;
a. Sebuah kerucut terpancung dengan diameter bawah 20 cm, diameter
atas 10 cm dan tinggi 30 cm diletakan diatas bidang alas yang rata dan
tidak menyerap air.
b. Masukan beton kedalam kerucut setinggi 1/3 bagian tinggi kerucut
kemudian ditusuk-tusuk dengan menggunakan besi d 16 mm panjang
60 cm sebanyak 25 kali.
c. Lanjutkan dengan 1/3 bagian kedua dan ditusuk kembali sebanyak 25
kali.
d. Selanjutnya masukan 1/3 sisanya dan tusuk sebanyak 25 kali lagi.

42
e. Setelah kerucut terisi penuh, lalu ratakan permukaan kerucut,
kemudian diamkan selama 30 detik, setelah itu kerucut diangkat
keatas searah vertikal secara perlahan.
f. Kemudian setelah itu ditentukan nilai slump kerucut menurut
penurunan puncak adukan beton terhadap tinggi kerucut hasil
pengukuran inilah yang disebut angka slump.

Gambar 3.26 Slump test


(Sumber :kondisi lapangan 2017)

2. Test kuat tekan


Beton adalah bahan yam mempunyai sifat kekuatan yang khas, yaitu
apabila diperiksa dengan sejumlah benda uji, maka nilai uji yang diperoleh
dari setiap benda uji akan berbeda. Hal ini disebabkan karena beton adalah
merupakan material yang heterogen yang kekuatannya dipengaruhi oleh
susunan campuran, bentuk, ukuran, kecepatan pembebanan dan oleh kondisi
lingkungan pada saat pengujian. Pada proyek ini benda uji yang digunakan
adalah silinder dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm.

Gambar 3.27 Silinder beton


(Sumber :kondisi lapangan 2017)
43

Anda mungkin juga menyukai