Anda di halaman 1dari 29

BAB III

PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN


3.1

Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan struktur proyek pembangunan Gedung KCP BCA Renon

meliputi:
a. Pekerjaan struktur bawah terdiri dari Pekerjaan Pondasi meliputi mobilisasi
alat, pembuatan parit-parit sementara, dan galian timbunan.
b. Pekerjaan sturktur dan plumbing
c. First (1st) Floor terdiri dari pekerjaan balok, pekerjaan lantai, pekerjaan
kolom, dan pekerjaan tangga.
d. Second (2nd) Floor terdiri dari pekerjaan balok, pekerjaan lantai, pekerjaan
kolom dan pekerjaan tangga.
e. Third (3rd) Floor terdiri dari pekerjaan balok, pekerjaan lantai, pekerjaan
kolom, dan pekerjaan tangga.
f. Roof Floor terdiri dari pekerjaan pelat atap, pekerjaan atap baja ringan.
3.2

Persiapan Pelaksanaan
Sebelum pekerjaan mulai dilaksanakan, pendataan atau persiapan perlu

dilakukan sebagai langkah pengecekan hal-hal yang perlu untuk pelaksanaan proyek
dan yang sudah ditetapkan di rencana kerja sehingga tidak mengalami banyak
hambatan. Pendataan merupakan penunjang didalam pelaksanaan proyek, sebab tanpa
pendataan yang jelas akan terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan
proyek. Adapun beberapa hal yang perlu didata dan dipersiapkan antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Persiapan material serta penyimpanannya


Pendataan dan persiapan tenaga kerja
Pendataan dan persiapan peralatan
Persiapan kantor kerja
Pengukuran dan pasang bouwplank
Persiapan air kerja
Listrik kerja
Keamanan proyek
Persiapan K3 (helm pengaman dan sepatu proyek, P3K, pemadam

10.

kebakaran, Fogging)
Jamsostek

43

11.
3.2.1

Pagar keliling dan akses road

Persiapan Material Serta Penyimpannya


Material yang digunakan pada proyek ini telah ditentukan dalam bestek, baik

perbandingan maupun jenisnya dan tidak boleh diganti tanpa persetujuan owner.
Apabila terpaksa harus diganti, maka material pengganti tersebut harus mempunyai
mutu yang setara dengan mutu material yang diganti. Dalam pengadaan material
proyek, hal hal yang perlu diperhatikan adalah :
1.

Pendataan jenis material


Material yang digunakan dalam pelaksanaan telah ditetapkan dalam gambar
kerja dan RKS sehingga kontraktor tidak dapat menggantinya dengan material
lain tanpa persetujuan konsultan pengawas. Pengadaan

material harus

direncanakan dengan baik berdasarkan rencana waktu pelaksanaan untuk masing


masing pekerjaan yang memerlukan material tersebut agar tidak menghambat
2.

pelaksanaan pekerjaan di lapangan.


Pendataan jumlah material
Jumlah material yang diperlukan pada proyek pembangunan Gedung KCP
BCA Renon tergantung dari volume masing masing pekerjaan yang sudah
tertera dalam RAB. Pada proyek ini sebagian besar bangunan terbuat dari beton
bertulang, maka bahan yang paling banyak dibutuhkan adalah besi tulangan dan
beton ready mix.

3.

Waktu pengadaan material


Sebelum melaksanakan kegiatan lapangan, bahan bahan atau material
yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut harus tersedia dan mencukupi. Untuk
itu perlu diadakan penjadwalan kebutuhan material yang berupa rencana
pengadaan material sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan, sesuai

4.

dengan time schedule.


Penempatan material
Penempatan material di lokasi proyek juga perlu diperhatikan sehingga tidak
mengurangi mutu bahan tersebut.

44

3.2.2

Persiapan Tenaga Kerja


Pada proyek pembangunan Gedung KCP BCA Renon pengalokasian tukang

dilakukan oleh kepala tukang atas persetujuan site manager. Jumlah pekerja harian
tidak sama setiap harinya, karena ditentukan oleh volume pekerjaan setiap hari dan
jenis kegiatan yang berbeda beda. Pendataan dan persiapan tenaga kerja
berhubungan dengan hal hal sebagai berikut :
1. Status Tenaga Kerja
Status tenaga kerja dapat dibedakan atas :
a. Tenaga kerja tetap merupakan tenaga kerja dari kontraktor yang langsung
menangani pelaksanaan kegiatan maupun pengawasan pekerjaan yang dibayar
secara tetap oleh kontraktor, seperti :Project Manager, Site Manager, Finance,
Site Engineer, Safety Officer, Administrasi, Logistik, Supervisor, Surveyor,
Drafter, Quantity Surveyor, team mekanik, team kebakaran team P3K, team
Evakuasi, dan team penghubung. Dalam hal ini tenaga kerja tetap merupakan
karyawan tetap dari PT. INTI INDAH.
b. Tenaga kerja borongan merupakan tenaga kerja yang dibayar dengan volume
dan jenis pekerjaan yang ditetapkan secara borongan. Tenaga kerja ini terdiri
dari kelompok kelompok pekerja yang dikepalai oleh seorang kepala tukang.
c. Tenaga kerja harian merupakan tenaga kerja yang diupah secara harian, upah
yang diterima pekerja dihitung berdasarkan jumlah hari kerja.
2. Jumlah Tenaga Kerja
Pada proyek pembangunan Gedung KCP BCA Renon, jumlah pekerja yang
bekerja setiap hari bergantung pada jumlah dan jenis pekerjaan yang berbeda
beda.
3. Sistem Pembayaran Upah Kerja
Pada proyek pembangunan Gedung KCP BCA Renon, sistem pembayaran upah
tenaga kerja yang bekerja pada proyek ini adalah sebagai berikut:
a. Upah untuk tukang dibayarkan setiap bulan berdasarkan pekerjaan yang sudah
selesai oleh pihak PT. INTI INDAH kepada mandor yang kemudian disaluran
kepada wakil mandor, kepala tukang, tukang dan pembantu tukang. Besarnya
pembayaran bergantung pada besar volume (m3, m2) yang telah diselesaikan.

45

b. Upah tenaga kerja harian dibayarkan oleh masing masing mandor yang
membawahi beberapa orang pekerja.
4. Jam Kerja
Pengaturan jam kerja dimaksudkan untuk menentukan saat mulai kerja, istirahat,
dan saat berhenti. Pengaturan jam kerja pada proyek pembangunan Gedung KCP
BCA Renon adalah sebagai berikut:
a. Jam kerja pagi
: 08.00 12.00 WITA
b. Jam istirahat
: 12.00 13.00 WITA
c. Jam kerja siang
: 13.00 18.00 WITA
d. Jam lembur 1
: 19.00 22.00 WITA
Lembur diadakan bila dipandang perlu, terutama untuk pekerjaan yang tidak dapat
ditangguhkan penyelesaiannya untuk mengejar keterlambatan pekerjaan.
3.2.3

Persiapan Peralatan
Pendataan dan persiapan peralatan sangat penting dilakukan, karena cepat

lambatnya suatu pekerjaan tergantung dari siap tidaknya peralatan. Adapun peralatan
yang digunakan dalam proyek ini adalah
1.

Truck Mixer
Truck Mixer (Gambar 3.1) adalah alat yang digunakan untuk mencampur
material - material penyusun beton dalam skala besar. Alat mixer yang digunakan
pada proyek pembangunan Gedung KCP BCA Renon berasal dari PT. Harapan
Jaya Beton sebagai penyedia concrete ready mix untuk proyek ini.

2.

Gambar 3.1 Truck Mixer


Scaffolding
Scaffolding (gambar 3.2) digunakan untuk menyangga bekesting pada lantai di
atasnya dan juga biasa digunakan sebagai tempat pijakan untuk memudahkan

46

pekerja dalam mengerjakan pekerjaan yang berada pada elevasi yang lebih
tinggi. Pada proyek pembangunan Gedung KCP BCA Renon, scaffolding
digunakan untuk menyangga bekesting balok dan pelat juga sebagai pijakan.

Gambar 3.2 Scaffolding


3.

Concrete Vibrator
Concrete Vibrator adalah alat yang digunakan sebagai penggetar beton saat
dilakukan pengecoran sehingga tidak ada ruang kosong di dalam beton cor dan
sesuai dengan cetakannya. Dengan penggunaan concrete vibrator diharapkan
beton yang telah dituang dapat termampatkan dengan baik, artinya beton padat
dan tidak berongga sehingga dapat menghindari terjadinya beton kropos. Dalam
gambar 3.3 terlihat para tukang sedang melakukan proses pengecoran dimana
beton yang telah dicor dimampatkan dengan Concrete Vibrator agar merata di
semua bagian.

Gambar 3.3 Concrete Vibrator


47

4.

Theodolite
Theodolite (gambar 3.4) adalah alat yang dirancang untuk pengukuran sudut
yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal dan sudut tegak
yang dinamakan dengan sudut vertical. Dimana sudut sudut tersebut berperan
dalam penentuan jarak mendatar dan jarak tegak diantara dua buah titik
lapangan.

5.

Gambar 3.4 Theodolite


Bar Cutter
Bar Cutter (Gambar 3.5) adalah alat untuk memotong baja tulangan. Cara kerja
dari alat ini adalah baja yang akan dipotong dimasukan ke dalam gigi bar cutter
kemudian pedal pengendali dipijak, dan baja tulangan akan terpotong.
Pemotongan untuk baja tulangan yang mempunyai diameter besar dilakukan satu
persatu. Sedangkan untuk baja tulangan yang mempunyai diameter lebih kecil,
pemotongan dapat dilakukan dengan beberapa buah baja tulangan sekaligus
sesuai dengan kapasitas dari alat.

48

Gambar 3.5 Bar cutter


6.

Bar Bender
Bar Bender (Gambar 3.6) adalah alat yang digunakan untuk membengkokkan
baja tulangan dalam berbagai macam sudut sesuai dengan perencanaan dan
kebutuhan. Baja yang akan dibengkokan dimasukkan diantara poros tekan dan
poros pembengkok dan diatur sudutnya sesuai dengan sudut bengkok yang
diinginkan. Ujung tulangan pada poros pembengkok dipegang dengan kunci
pembengkok. Kemudian pedal ditekan sehingga roda pembengkok akan berputar
sesuai dengan sudut dan pembengkokkan yang diinginkan.

49

Gambar 3.6 Bar bender


7.

Bekesting
Bekesting (gambar 3.7) merupakan pembentuk atau cetakan beton dalam bentuk
tertentu. Kualitas bekesting ikut menentukan bentuk dan rupa konstruksi beton.
Oleh karena itu, bekesting harus dibuat dari bahan yang bermutu dan perlu
direncanakan sedemikian rupa supaya konstruksi tidak mengalami kerusakan
akibat lendutan yang timbul ketika adukan beton dituang.
Dalam Proyek Pembangunan Gedung KCP BCA Renon triplek yang digunakan
untuk bekisting adalah triplek yang telah dilapisi kertas foto pada bagian
dalamnya. Triplek jenis ini dapat digunakan 4 sampai 5 kali. Ketika cetakan
dibuka, beton yang dihasilkan akan bertekstur lebih halus.

Gambar 3.7 Bekisting


3.2.4

Persiapan Kantor Kerja


Pendataan dan persiapan kantor kerja atau lebih dikenal dengan direksi keet
digunakan sebagai tempat bekerjanya karyawan yang terlibat langsung dengan
pekerjaan lapangan dan administrasi teknis. Pada proyek pembangunan
Gedung KCP BCA Renon, direksi keet bertempat di bagian pinggir proyek
pengerjaan.

50

Gambar 3.8 Direksi Keet


3.2.5

Persiapan Jalan Kerja


Untuk memperlancar pelaksanaan suatu proyek, harus diperhatikan lokasi dan

keadaan lingkungan disekitar proyek. Faktor faktor yang perlu diperhatikan:


1.

2.

Jalan kerja
Karena lokasi proyek terletak di tepi jalan maka tidak perlu dibuat persiapan
jalan kerja. Lokasi proyek terletak di jalan Raya Puputan Renon, Denpasar- Bali.
Cuaca
Keadaan cuaca sangat mempengaruhi pelaksanaan suatu proyek. Pada saat
pelaksanaan proyek, cuaca tidak menentu, kadang cerah, berawan, kadang juga
hujan. Ketika cuaca cerah dan berawan, pelaksanaan konstruksi proyek dapat
berjalan dengan baik, tetapi ketika hujan, pelaksanaan proyek menjadi tersendat
akibat keadaan lapangan yang becek.

3.

Tumbuh tumbuhan
Pada proyek pembangunan Gedung KCP BCA Renon, lokasi proyek sebelumnya
merupakan sebuah bangunan dan tidak terdapat tumbuhan yang mengganggu
aktivitas proyek. Terlihat dari adanya bekas pondasi pada saat proses penggalian.

3.3

Teknik Pelaksanaan Pekerjaan Saat Kerja Praktek


Sebelum dimulainya kerja praktek, proyek pembangunan Gedung
KCP BCA Renon telah mencapai progress 20% sehingga ada beberapa
tahapan pelaksanaan pekerjaan yang tidak bisa diamati secara langsung.
Adapun beberapa pekerjaan yang telah dilaksanakan sebelum kerja praktek

51

pada proyek pembangunan Gedung KCP BCA Renon, antara lain pekerjaan
persiapan, pekerjaan pengukuran dan bouwplank, pekerjaan tanah

serta

beberapa pekerjaan sloof dan pondasi. Untuk mengetahui proses pekerjaan


tersebut maka dilakukan wawancara dengan pengawas lapangan mengenai
proses pekerjaan yang dilakukan.

3.3.1

Pekerjaan Persiapan
Pada tahap pekerjaan ini kerja praktek masih belum dimulai sehingga
teknik pelaksanaan pekerjaan tidak dapat diuraikan secara detail. Adapun
tahapan tahapan pekerjaan persiapan yang diuraikan secara umum yaitu:
a.
b.
c.

Persiapan area lokasi dan setting out,


Pembersihan pada lokasi pekerjaan,
Membuat Direksi Keet (bangunan semi permanen) untuk keperluan
karyawan proyek dan konsultan pengawas yang memenuhi syarat sebagai

d.

ruang kerja.
Membuat gudang bahan (logistik) untuk material-material bangunan yang
berharga, atau material penting lainnya agar terhindar dari hujan, panas

3.3.2

e.

matahari, dan pencurian.


Penyediaan air, listrik, dan obat pertolongan pertama pada kecelakaan

f.

(P3K).
Pekerjaan mobilisasi peralatan dan material.

Pekerjaan Bowplank
Bowplank merupakan patok kayu yang di pasang di sekeliling lahan
proyek. Bowplank dipergunakan sebagai tempat pemasangan penamaan dan
penomoran as pada bangunan proyek. Alat alat pengukuran berupa meteran,
waterpass, dan theodolit disediakan oleh PT. INTI INDAH untuk menentukan
garis/bidang horizontal dan vertikal yang diinginkan.

3.3.3

Pekerjaan Tanah
52

Jenis tanah pada lokasi Proyek Pembangunan Gedung KCP BCA


Renon adalah tanah lempung. Adapun tahapan pekerjaan yang dapat diuraikan
secara umum yaitu: penggalian untuk pondasi, pekerjaan sloof atau tie
beam dan pembuatan lantai kerja. Pelaksanaan pekerjaan galian baru dapat
dilakukan setelah pengukuran tapak atau site proyek telah selesai dilakukan.
3.3.4

Pekerjaan Pondasi
Pondasi yang digunakan pada proyek Gedung KCP BCA Renon
adalah pondasi bored pile pada untuk bangunan utama. Sedangkan lantai kerja
dibuat sebelum pekerjaan pondasi dilakukan. Pada proyek pembangunan
Gedung KCP BCA Renon, setelah dilakukan pembersihan dan penggalian
tanah, pembuatan lantai kerja bisa dilakukan. Namun pada kerja praktek, kami
juga dapat melihat beberapa pembuatan pondasi bored pile pada bangunan
utama.

3.4

Pekerjaan Yang Dilaksanakan Saat Kerja Praktek


Adapun beberapa pekerjaan yang dilaksanakan saat kerja praktek pada proyek

pembangunan Gedung KCP BCA Renon, antara lain pekerjaan kolom struktur,
pekerjaan balok dan plat lantai dan pekerjaan dinding.
3.4.1
a.

Pekerjaan Kolom Struktur

Pekerjaan Pembesian Kolom


1. Bahan yang Diperlukan :
a. Besi Tulangan Lentur D 16 dan D 19
b. Besi Tulangan Geser D 10
c. Kawat bendrat
2. Alat yang Digunakan :
a. Bar Bender
b. Bar Cutter
c. Meteran

53

d. Truck Mixer
3. Langkah kerja yang dilakukan adalah:
a. Memotong besi D16 dan D19 untuk tulangan lentur, dan besi D10 untuk
tulangan sengkang sesuai dengan ukuran gambar kerja (Gambar 3.9).
b. Pemotongan dan perakitan dikerjakan langsung dilokasi proyek.
c. Pekerja merakit besi D16 dan D19 untuk tulangan lentur dan besi D10
untuk tulangan geser sesuai dengan tipe kolom yang akan dibuat (Gambar
3.10) .
d. Tulangan sengkang dipasang dengan jarak yang sesuai dengan ketentuan
gambar, diikat dengan kawat bendrat.
e. Setelah perakitan selesai, dipasang beton decking yang nantinya berfungsi
sebagai selimut beton. Beton decking untuk kolom pada proyek ini adalah
2,5 cm (Gambar 3.11).
f. Tulangan kolom yang telah selesai di rakit kemudian dibawa menuju
posisinya.
g. Antara tulangan pokok dengan tulangan stek kolom diikat dengan kawat
bendrat.

Gambar 3.9 Proses pembengkokan besi

54

Gambar 3.10 Proses pemasangan Tulangan Kolom

55

Gambar 3.11 Beton Decking pada Kolom

b. Pekerjaan Bekisting Kolom


1. Alat yang Digunakan
a. Palu
b. Suport
2. Bahan yang Digunakan
a. Bekisting dari triplek
3. Langkah kerja di lapangan :
a. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b. Siapkan bekisting yang akan dipasang, setiap sisi bekisting di
bersihkan dan diolesi mould oil, pada pekerjaan kolom ini digunakan
jenis bekisting yang telah dilapisi kertas foto pada bagian dalamnya.

56

c. Setelah bekisting ditempatkan, pasang wheller dan tie road lalu


dikencangkan agar keempat sisi bekisting rapat.
d. Selanjutnya pemasangan support keempat sisi bekisting.
e. Lot kedua sisi bekisting dengan menggunakan unting-unting untuk
mengetahui ketegakan posisi bekisting.
f. Jika posisi bekisting belum tegak, support bisa dikencangkan atau
dikendorkan sampai posisi bekisting benar-benar tegak.

Gambar 3.12 Bekisting kolom yang sudah tegak dan siap dicor
c.

Pekerjaan Pengecoran Kolom


1. Alat yang Digunakan
a. Concrete Bucket dan Pipa Tremie
b. Concrete Vibrator
c. Alat uji slump
2. Bahan yang Digunakan
a. Beton Ready K-300
b. Concrete mixer truck

57

3. Langkah kerja dilapangan


a. Setelah beton ready mix tiba dilapangan, diuji kekentalan beton apakah
sesuai dengan yang direncanakan dengan tes Slump. Alat-alat yang
digunakan dalam uji slump antara lain:
Cetakan

krucut terpancung yang berdiameter dasar 20 cm,

diameter bagian atas 10 cm dan tinggi 30 cm.


Tongkat pemampat berdiameter 16 mm, panjang 60 cm, dengan
ujung bulat dan terbuat dari baja tahan karat
Alas corong kerucut berupa triplek yang kedap air
Slump test dapat dilakukan dengan cara :
Letakkan corong cetakan yang sudah dialasi triplek di tempat yang
rata.
Beton cair dimasukkan ke dalam cetakan kerucut terpancung yang
berdiameter dasar 20 cm, diameter bagian atas 10 cm dan tinggi 30 cm.
Corong cetakan diisi dalam 3 (tiga) lapisan, masing-masing sekitar 1/3
volume corong. Setiap lapis beton cair dimampatkan dengan tongkat
pemampat sebanyak 25 kali. Pemukulan atau pemampatan dengan
tongkat harus merata dan tidak boleh sampai masuk ke dalam lapisan
beton sebelumnya.
Setelah lapisan ke-3 beton cair selesai dimampatkan, ratakan bagian
atas kerucut, diamkan selama 30 detik. Kemudian corong diangkat
tegak lurus ke atas secara perlahan.
Pengukuran nilai slump dilakukan dengan meletakkan penggaris pada
bagian atas kerucut terpancung, kemudian ukur penurunan beton yang
terjadi. (Gambar 3.14).
Beton yang memiliki perbandingan campuran yang baik akan
menampakkan penurunan bagian atas secara perlahan-lahan dan
bentuk kerucut semula tidak hilang.
Toleransi dari kekentalan beton yang diinginkan untuk test ini yaitu 2
cm sampai 12 cm.

58

b. Jika nilai slump sudah sesuai dengan yang direncanakan, siapkan beton
untuk cetakan silinder, untuk pengetesan kuat tekan beton nantinya dan
pengecoran bisa dilaksanakan. (Gambar 3.15)
c. Dari Concrete Mixer Truck, beton disalurkan mengunakan truck concrete
pump yang nantinya langsung dapat melakukan pengecoran dengan
bantuan pipa tremie.
d. Beton lalu dipadatkan dengan concrete vibrator.
e. Pengecoran dilakukan bertahap sampai ketinggian stop cor yang
direncanakan.

Gambar 3.13 Tes Slump

59

Gambar 3.14 Benda Uji Silinder dan Kubus


d. Pembongkaran Bekisting Kolom
1. Alat Yang digunakan
a. Kunci inggris
b. Linggis
2. Langkah Kerja Dilapangan
a. Setelah kolom dicor minimal 24 hari, bekisting bisa dibongkar.
b. Lepaskan support yang menyangga bekisting.
c. Kendor dan lepaskan tie road.
d. Lepaskan satu persatu bagian bekisting, jika bekisting ada yang
menempel pada beton, proses pembongkaran menggunakan linggis.
3.4.2
a.

Pekerjan Balok dan Plat Lantai

Pekerjaan Bekisting dan Pembesian Balok


1. Alat dan bahan yang digunakan
a. Scafolding
b. U Head
c. Jack Base
d. Gergaji
e. Palu

60

f. Meteran
g. Waterpas
e. Bar Bender
f. Bar Cutter
g. Paku
h. Besi hollow 40x40 mm perangkai bekisting plat
2. Langkah kerja dilapangan
a. Setelah kolom dicor dilanjutkan dengan pemasangan scaffolding untuk
menyangga bekisting balok.
b. Jarak pemasangan scafolding ditentukan sesuai dengan gambar rencana.
c. Setelah scafolding semua terangkai, pasang besi hollow 40x40 mm
kearah memanjang yang bertumpu pada u-head.
d. Cek kedataran posisi besi hollow dan ketinggiannya sesuai dengan
gambar rencana (elevasi bekisting balok), setelah itu pemasangan
tulangan untuk balok sudah bisa dilaksanakan.
e. Kebutuhan besi pokok dan jumlah sengkang sebelumya sudah dibuat
dipabrikasi besi yang disesuaikan dengan gambar rencana.
f. Perakitan pembesian balok langsung diatas bodeman balok, dimulai dari
penempatan tulangan pokok, dilanjutkan dengan pemasangan sengkang.
g. Jarak pemasangan sengkang disesuaikan dengan gambar rencana.
h. Tulangan sengkang dengan tulangan pokok diikat dengan kawat bendrat.
i. Beton decking dipasang dibagian sisi dan bagian bawah sengkang,
sebagai selimut beton.
j. Pembesian selesai, dilanjutkan dengan pemasangan bekisting dinding
balok, dan pemasangan skur pada bagian sisi/dinding bekisting balok
dengan jarak yang direncanakan.
k. Pemasangan skur harus kuat, agar waktu pengecoran dinding bekisting
balok tidak jebol.

61

Gambar 3.15 Bagian Perancah Balok dan Plat Lantai

Gambar 3.16 Pemasangan Scaffolding untuk menyangga bekisting Plat dan Balok

62

Gambar 3.17 Proses Pembesian Balok


b. Pekerjaan Bekisting dan Pembesian Plat Lantai
1. Alat yang digunakan :
a. Scafolding
b. U Head
c. Jack Base
d. Gergaji
e. Palu
f. Meteran
g. Waterpas
h. Bar Bander
i. Bar Cutter
2. Bahan yang Dibutuhkan :
a. Plywood
b. Paku
c. Balok kayu dan usuk

63

3. Langkah Kerja Dilapangan :


a. Setelah pemasangan skur-skur untuk balok selesai, dilanjutkan dengan
pemasangan hory beam untuk plat.
b. Pemasangan hory beam bertumpu diatas balok kayu dengan jarak 20
cm.
c. Diantara hory beam dipasang usuk dengan jarak yang ditentukan untuk
tempat pemakuan plywood.
d. Dibagian tengah, dibawah hory beam dipasang balok yang bertumpu
pada support untuk menjaga agar saat pengecoran plat tidak
mengalami lendutan.
e. Selanjutnya dipasang triplek.
f. Pengecekan elevasi menggunakan waterpas, jika permukaan bekisting
tidak rata support bisa dikencangkan maupun dikendorkan hingga
pemukaan bekisting rata.
g. Setelah pemasangan dinding balok, multyplex untuk plat sudah selesai
maka pemasangan tulangan plat menggunakan wire mesh bisa
dilaksanakan.

Gambar 3.18 Proses Pemasangan Bekisting Plat

64

Gambar 3.19 Wire Mesh Untuk Tulangan Pelat


c.

Pekerjaan Pengecoran Balok dan Plat Lantai


1. Alat yang digunakan
a. Concrete Mixer Truck
b. Concrete Vibrator
c. Alat uji slump
d. Cetok
e. Bucket
f. Pipa Tremi
g. Concrete Pump
2. Bahan yang Dibutuhkan
a. Beton Ready mix K-300.
3. Langkah Kerja dilapangan ( menggunakan concrete pump ) :
65

a. Sebelum melaksanakan pengecoran, area yang akan dicor dibersihkan


terlebih dahulu dari kotoran kotoran yang ada di sekitarnya agar dapat
menghasilkan plat lantai sesuai dengan mutu dan perencanaan.
b. Sebelum beton dituangkan kearea pengecoran dilakukan pengujian tes
slump dan pembuatan benda uji silinder.
c. Jika nilai slump sudah memenuhi syarat yang ditentukan pengecoran bisa
dilaksanakan.
d. Pengecoran dilakukan dengan bantuan truck concrete pump. Beton ready
mix dari concrete mixer truck dialirkan ke truck concrete pump melalui
pipa (Gambar 3.25), kemudian dipompa dan dialirkan ke lokasi tempat
akan dilakukan pengecoran.
e. Saat tiba di lokasi pengecoran, pipa yang digunakan untuk mengalirkan
beton dari truck concrete pump dibuka untuk mengalirkan beton ke
wilayah yang akan dicor dengan menggunakan pipa tremi (Gambar 3.26).
f. Dilakukan pemadatan menggunakan Concrete Vibrator agar seluruh
cetakan/ bekisting balok dan plat termampatkan/terisi beton (Gambar
3.27), setelah itu permukaan beton diratakan.
g. Setelah diratakan, supervisor akan mengecek elevasi dan kedataran dari
plat tersebut dengan menggunakan waterpass. Hal ini bertujuan agar
dihasilkan plat yang datar sesuai dengan yang direncanakan.

66

Gambar 3.20 Mixer Truck Mengalirkan Beton Ready Mix Ke Concrete Pump
Truck

Gambar 3.21 Pemompaan Beton Ready Mix dari Concrete Pump Truck ke
Lokasi Pengecoran Menggunakan Pipa Tremi

67

Gambar 3.22 Penggunaan Concrete Vibrator Saat Pengecoran Pelat


d. Pembongkaran Bekisting Balok dan Plat Lantai
1. Alat Yang digunakan
a. Linggis
b. Palu
2. Langkah Kerja Dilapangan
a. Setelah balok dan plat dicor minimal 3 hari bekisting bisa dibongkar.
b. Lepaskan scafolding yang menyangga bekisting secara hati-hati.
c. Lepaskan satu persatu bagian bekisting, jika bekisting ada yang
menempel pada beton, dibantu dengan linggis secara hati-hati untuk
melepaskannya.
d. Setelah pembongkaran selesai, pasang support dititik-titik tertentu
untuk menyangga balok atau plat.

68

3.5 Teknik Pengawasan Pelaksanaan Proyek


Teknik pengawasan pelaksanaan adalah suatu metode pelaksanaan proyek di
lapangan dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu, sehingga didapatkan caracara yang paling sesuai dengan keadaan di lapangan. Dalam pembangunan Gedung
KCP BCA Renon ini teknik pengawasan dilakukan oleh konsultan pengawas dan
kontraktor. Konsultan pengawas ditugaskan sebagai wakil dari pemilik proyek yang
bertugas mengawasi dengan cara melihat langsung di lapangan, jika terjadi kesalahan
di dalam pekerjaan, konsultan pengawas melapor ke kontraktor dan dari kontraktor
akan ditindak lanjuti ke mandor untuk diperbaiki. Pelaksanaan pengawasan oleh
kontraktor yaitu dengan mengawasi sub-sub kontraktornya agar kuantitas dan kualitas
pekerjaan dapat terpenuhi sesuai dengan mutu, biaya dan waktunya. Pengawasan
yang dilakukan adalah pengawasan terhadap pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan
lingkup pekerjaan pengawasan meliputi pengendalian seluruh proses pelaksanaan
(konstruksi) sehingga hasil yang dicapai sesuai dengan ketentuan-ketentuan seperti
yang tercantum dalam dokumen pelaksanaan, adapun pengawasan yang dilakukan
meliputi :
Pengawasan terhadap bahan atau material
Pengawasan terhadap waktu pelaksanaan
Pengawasan terhadap mutu pelaksanaan
Pelaksanaan pekerjaan suatu proyek ada kalanya tidak selalu berjalan sesuai
dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Seringkali ditemukan beberapa
kesalahan atau permasalahan baik itu sengaja maupun tidak disengaja dalam
pelaksanaan pekerjaan. Kesalahan atau permasalahan tersebut tentu saja akan
berpengaruh pada bangunan dan dapat menghambat pelaksanaan pekerjaan di
lapangan. Permasalahan tersebut umumnya bersifat kompleks dan dapat dibedakan
menjadi 2 kelompok :
1. Permasalahan Teknis
Permasalahan ini meliputi permasalahan dalam pelaksanaan
pekerjaan di lapangan, baik dari tahap persiapan, pelaksanaan maupun
pasca pelaksanaan dan pemeliharaan. Beberapa permasalahan teknis yang

69

dapat diuraikan pada proyek pembangunan Gedung KCP BCA Renon


antara lain:
Terjadinya keropos atau rongga pada bagian struktur bangunan, hal
ini disebabkan kurang meratanya penggetaran pada saat pengecoran
beton dan pemasangan beton decking yang kurang baik sehingga
penyaluran beton di dalam bekesting kurang merata. Pemecahan yang
dapat diambil dari masalah tersebut adalah dengan meratakan pengecoran
beton menggunakan vibrator yang durasi waktunya agak lama. Dan
memperbaiki pemasangan beton decking sehingga penyaluran beton tidak
terhambat oleh beton decking.
2. Permasalahan Non Teknis
Beberapa permasalahan non teknis yang dapat diuraikan pada proyek
pembangunan Gedung KCP BCA Renon ini adalah sebagai berikut :
Penempatan besi atau tulangan yang kurang terlindung dengan baik
dari cuaca sehingga besi tulangan mudah berkarat (korosi) akibat terkena
air hujan atau rembesan sebelum dipergunakan. Solusi yang dapat
diambil dari masalah ini adalah dengan mendirikan gudang yang lebih
besar untuk menyimpan material hingga material tersebut digunakan.

Gambar 3.23 Besi tulangan yang tidak dilindungi dengan baik

70

Dalam pekerjaan Gedung KCP BCA Renon tentunya ada kendala-kendala yang
mengakibatkan keterlambatan pekerjaan, namun hal itu tidak berdampak besar bagi
kelangsungan proyek di lapangan. Berikut adalah faktor-faktor penghambat jalannya
proyek di lapangan :
a. Kondisi cuaca karena pelaksanaan proyek terjadi hujan
Pada saat pelaksanaan proyek terjadi hujan deras sehingga pekerjaan
pengecoran dihentikan agar mutu beton yang dihasilkan nantinya tidak
buruk sebab kadar air yang terlalu tinggi.
b. Terjadinya perubahan gambar rencana dan gambar kerja
Perubahan gambar antara gambar rencana dan gambar kerja juga
menjadi faktor penyebab kemunduran proyek. Sebelum perubahan
gambar tersebut mendapat persetujuan dari konsultan pengawas
ataupun dari owner maka kontraktor tidak berani melanjutkan
pekerjaannya.

71

Anda mungkin juga menyukai