Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan struktur proyek pembangunan Gedung KCP BCA Renon
meliputi:
a. Pekerjaan struktur bawah terdiri dari Pekerjaan Pondasi meliputi mobilisasi
alat, pembuatan parit-parit sementara, dan galian timbunan.
b. Pekerjaan sturktur dan plumbing
c. First (1st) Floor terdiri dari pekerjaan balok, pekerjaan lantai, pekerjaan
kolom, dan pekerjaan tangga.
d. Second (2nd) Floor terdiri dari pekerjaan balok, pekerjaan lantai, pekerjaan
kolom dan pekerjaan tangga.
e. Third (3rd) Floor terdiri dari pekerjaan balok, pekerjaan lantai, pekerjaan
kolom, dan pekerjaan tangga.
f. Roof Floor terdiri dari pekerjaan pelat atap, pekerjaan atap baja ringan.
3.2
Persiapan Pelaksanaan
Sebelum pekerjaan mulai dilaksanakan, pendataan atau persiapan perlu
dilakukan sebagai langkah pengecekan hal-hal yang perlu untuk pelaksanaan proyek
dan yang sudah ditetapkan di rencana kerja sehingga tidak mengalami banyak
hambatan. Pendataan merupakan penunjang didalam pelaksanaan proyek, sebab tanpa
pendataan yang jelas akan terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan
proyek. Adapun beberapa hal yang perlu didata dan dipersiapkan antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
kebakaran, Fogging)
Jamsostek
43
11.
3.2.1
perbandingan maupun jenisnya dan tidak boleh diganti tanpa persetujuan owner.
Apabila terpaksa harus diganti, maka material pengganti tersebut harus mempunyai
mutu yang setara dengan mutu material yang diganti. Dalam pengadaan material
proyek, hal hal yang perlu diperhatikan adalah :
1.
material harus
3.
4.
44
3.2.2
dilakukan oleh kepala tukang atas persetujuan site manager. Jumlah pekerja harian
tidak sama setiap harinya, karena ditentukan oleh volume pekerjaan setiap hari dan
jenis kegiatan yang berbeda beda. Pendataan dan persiapan tenaga kerja
berhubungan dengan hal hal sebagai berikut :
1. Status Tenaga Kerja
Status tenaga kerja dapat dibedakan atas :
a. Tenaga kerja tetap merupakan tenaga kerja dari kontraktor yang langsung
menangani pelaksanaan kegiatan maupun pengawasan pekerjaan yang dibayar
secara tetap oleh kontraktor, seperti :Project Manager, Site Manager, Finance,
Site Engineer, Safety Officer, Administrasi, Logistik, Supervisor, Surveyor,
Drafter, Quantity Surveyor, team mekanik, team kebakaran team P3K, team
Evakuasi, dan team penghubung. Dalam hal ini tenaga kerja tetap merupakan
karyawan tetap dari PT. INTI INDAH.
b. Tenaga kerja borongan merupakan tenaga kerja yang dibayar dengan volume
dan jenis pekerjaan yang ditetapkan secara borongan. Tenaga kerja ini terdiri
dari kelompok kelompok pekerja yang dikepalai oleh seorang kepala tukang.
c. Tenaga kerja harian merupakan tenaga kerja yang diupah secara harian, upah
yang diterima pekerja dihitung berdasarkan jumlah hari kerja.
2. Jumlah Tenaga Kerja
Pada proyek pembangunan Gedung KCP BCA Renon, jumlah pekerja yang
bekerja setiap hari bergantung pada jumlah dan jenis pekerjaan yang berbeda
beda.
3. Sistem Pembayaran Upah Kerja
Pada proyek pembangunan Gedung KCP BCA Renon, sistem pembayaran upah
tenaga kerja yang bekerja pada proyek ini adalah sebagai berikut:
a. Upah untuk tukang dibayarkan setiap bulan berdasarkan pekerjaan yang sudah
selesai oleh pihak PT. INTI INDAH kepada mandor yang kemudian disaluran
kepada wakil mandor, kepala tukang, tukang dan pembantu tukang. Besarnya
pembayaran bergantung pada besar volume (m3, m2) yang telah diselesaikan.
45
b. Upah tenaga kerja harian dibayarkan oleh masing masing mandor yang
membawahi beberapa orang pekerja.
4. Jam Kerja
Pengaturan jam kerja dimaksudkan untuk menentukan saat mulai kerja, istirahat,
dan saat berhenti. Pengaturan jam kerja pada proyek pembangunan Gedung KCP
BCA Renon adalah sebagai berikut:
a. Jam kerja pagi
: 08.00 12.00 WITA
b. Jam istirahat
: 12.00 13.00 WITA
c. Jam kerja siang
: 13.00 18.00 WITA
d. Jam lembur 1
: 19.00 22.00 WITA
Lembur diadakan bila dipandang perlu, terutama untuk pekerjaan yang tidak dapat
ditangguhkan penyelesaiannya untuk mengejar keterlambatan pekerjaan.
3.2.3
Persiapan Peralatan
Pendataan dan persiapan peralatan sangat penting dilakukan, karena cepat
lambatnya suatu pekerjaan tergantung dari siap tidaknya peralatan. Adapun peralatan
yang digunakan dalam proyek ini adalah
1.
Truck Mixer
Truck Mixer (Gambar 3.1) adalah alat yang digunakan untuk mencampur
material - material penyusun beton dalam skala besar. Alat mixer yang digunakan
pada proyek pembangunan Gedung KCP BCA Renon berasal dari PT. Harapan
Jaya Beton sebagai penyedia concrete ready mix untuk proyek ini.
2.
46
pekerja dalam mengerjakan pekerjaan yang berada pada elevasi yang lebih
tinggi. Pada proyek pembangunan Gedung KCP BCA Renon, scaffolding
digunakan untuk menyangga bekesting balok dan pelat juga sebagai pijakan.
Concrete Vibrator
Concrete Vibrator adalah alat yang digunakan sebagai penggetar beton saat
dilakukan pengecoran sehingga tidak ada ruang kosong di dalam beton cor dan
sesuai dengan cetakannya. Dengan penggunaan concrete vibrator diharapkan
beton yang telah dituang dapat termampatkan dengan baik, artinya beton padat
dan tidak berongga sehingga dapat menghindari terjadinya beton kropos. Dalam
gambar 3.3 terlihat para tukang sedang melakukan proses pengecoran dimana
beton yang telah dicor dimampatkan dengan Concrete Vibrator agar merata di
semua bagian.
4.
Theodolite
Theodolite (gambar 3.4) adalah alat yang dirancang untuk pengukuran sudut
yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal dan sudut tegak
yang dinamakan dengan sudut vertical. Dimana sudut sudut tersebut berperan
dalam penentuan jarak mendatar dan jarak tegak diantara dua buah titik
lapangan.
5.
48
Bar Bender
Bar Bender (Gambar 3.6) adalah alat yang digunakan untuk membengkokkan
baja tulangan dalam berbagai macam sudut sesuai dengan perencanaan dan
kebutuhan. Baja yang akan dibengkokan dimasukkan diantara poros tekan dan
poros pembengkok dan diatur sudutnya sesuai dengan sudut bengkok yang
diinginkan. Ujung tulangan pada poros pembengkok dipegang dengan kunci
pembengkok. Kemudian pedal ditekan sehingga roda pembengkok akan berputar
sesuai dengan sudut dan pembengkokkan yang diinginkan.
49
Bekesting
Bekesting (gambar 3.7) merupakan pembentuk atau cetakan beton dalam bentuk
tertentu. Kualitas bekesting ikut menentukan bentuk dan rupa konstruksi beton.
Oleh karena itu, bekesting harus dibuat dari bahan yang bermutu dan perlu
direncanakan sedemikian rupa supaya konstruksi tidak mengalami kerusakan
akibat lendutan yang timbul ketika adukan beton dituang.
Dalam Proyek Pembangunan Gedung KCP BCA Renon triplek yang digunakan
untuk bekisting adalah triplek yang telah dilapisi kertas foto pada bagian
dalamnya. Triplek jenis ini dapat digunakan 4 sampai 5 kali. Ketika cetakan
dibuka, beton yang dihasilkan akan bertekstur lebih halus.
50
2.
Jalan kerja
Karena lokasi proyek terletak di tepi jalan maka tidak perlu dibuat persiapan
jalan kerja. Lokasi proyek terletak di jalan Raya Puputan Renon, Denpasar- Bali.
Cuaca
Keadaan cuaca sangat mempengaruhi pelaksanaan suatu proyek. Pada saat
pelaksanaan proyek, cuaca tidak menentu, kadang cerah, berawan, kadang juga
hujan. Ketika cuaca cerah dan berawan, pelaksanaan konstruksi proyek dapat
berjalan dengan baik, tetapi ketika hujan, pelaksanaan proyek menjadi tersendat
akibat keadaan lapangan yang becek.
3.
Tumbuh tumbuhan
Pada proyek pembangunan Gedung KCP BCA Renon, lokasi proyek sebelumnya
merupakan sebuah bangunan dan tidak terdapat tumbuhan yang mengganggu
aktivitas proyek. Terlihat dari adanya bekas pondasi pada saat proses penggalian.
3.3
51
pada proyek pembangunan Gedung KCP BCA Renon, antara lain pekerjaan
persiapan, pekerjaan pengukuran dan bouwplank, pekerjaan tanah
serta
3.3.1
Pekerjaan Persiapan
Pada tahap pekerjaan ini kerja praktek masih belum dimulai sehingga
teknik pelaksanaan pekerjaan tidak dapat diuraikan secara detail. Adapun
tahapan tahapan pekerjaan persiapan yang diuraikan secara umum yaitu:
a.
b.
c.
d.
ruang kerja.
Membuat gudang bahan (logistik) untuk material-material bangunan yang
berharga, atau material penting lainnya agar terhindar dari hujan, panas
3.3.2
e.
f.
(P3K).
Pekerjaan mobilisasi peralatan dan material.
Pekerjaan Bowplank
Bowplank merupakan patok kayu yang di pasang di sekeliling lahan
proyek. Bowplank dipergunakan sebagai tempat pemasangan penamaan dan
penomoran as pada bangunan proyek. Alat alat pengukuran berupa meteran,
waterpass, dan theodolit disediakan oleh PT. INTI INDAH untuk menentukan
garis/bidang horizontal dan vertikal yang diinginkan.
3.3.3
Pekerjaan Tanah
52
Pekerjaan Pondasi
Pondasi yang digunakan pada proyek Gedung KCP BCA Renon
adalah pondasi bored pile pada untuk bangunan utama. Sedangkan lantai kerja
dibuat sebelum pekerjaan pondasi dilakukan. Pada proyek pembangunan
Gedung KCP BCA Renon, setelah dilakukan pembersihan dan penggalian
tanah, pembuatan lantai kerja bisa dilakukan. Namun pada kerja praktek, kami
juga dapat melihat beberapa pembuatan pondasi bored pile pada bangunan
utama.
3.4
pembangunan Gedung KCP BCA Renon, antara lain pekerjaan kolom struktur,
pekerjaan balok dan plat lantai dan pekerjaan dinding.
3.4.1
a.
53
d. Truck Mixer
3. Langkah kerja yang dilakukan adalah:
a. Memotong besi D16 dan D19 untuk tulangan lentur, dan besi D10 untuk
tulangan sengkang sesuai dengan ukuran gambar kerja (Gambar 3.9).
b. Pemotongan dan perakitan dikerjakan langsung dilokasi proyek.
c. Pekerja merakit besi D16 dan D19 untuk tulangan lentur dan besi D10
untuk tulangan geser sesuai dengan tipe kolom yang akan dibuat (Gambar
3.10) .
d. Tulangan sengkang dipasang dengan jarak yang sesuai dengan ketentuan
gambar, diikat dengan kawat bendrat.
e. Setelah perakitan selesai, dipasang beton decking yang nantinya berfungsi
sebagai selimut beton. Beton decking untuk kolom pada proyek ini adalah
2,5 cm (Gambar 3.11).
f. Tulangan kolom yang telah selesai di rakit kemudian dibawa menuju
posisinya.
g. Antara tulangan pokok dengan tulangan stek kolom diikat dengan kawat
bendrat.
54
55
56
Gambar 3.12 Bekisting kolom yang sudah tegak dan siap dicor
c.
57
58
b. Jika nilai slump sudah sesuai dengan yang direncanakan, siapkan beton
untuk cetakan silinder, untuk pengetesan kuat tekan beton nantinya dan
pengecoran bisa dilaksanakan. (Gambar 3.15)
c. Dari Concrete Mixer Truck, beton disalurkan mengunakan truck concrete
pump yang nantinya langsung dapat melakukan pengecoran dengan
bantuan pipa tremie.
d. Beton lalu dipadatkan dengan concrete vibrator.
e. Pengecoran dilakukan bertahap sampai ketinggian stop cor yang
direncanakan.
59
60
f. Meteran
g. Waterpas
e. Bar Bender
f. Bar Cutter
g. Paku
h. Besi hollow 40x40 mm perangkai bekisting plat
2. Langkah kerja dilapangan
a. Setelah kolom dicor dilanjutkan dengan pemasangan scaffolding untuk
menyangga bekisting balok.
b. Jarak pemasangan scafolding ditentukan sesuai dengan gambar rencana.
c. Setelah scafolding semua terangkai, pasang besi hollow 40x40 mm
kearah memanjang yang bertumpu pada u-head.
d. Cek kedataran posisi besi hollow dan ketinggiannya sesuai dengan
gambar rencana (elevasi bekisting balok), setelah itu pemasangan
tulangan untuk balok sudah bisa dilaksanakan.
e. Kebutuhan besi pokok dan jumlah sengkang sebelumya sudah dibuat
dipabrikasi besi yang disesuaikan dengan gambar rencana.
f. Perakitan pembesian balok langsung diatas bodeman balok, dimulai dari
penempatan tulangan pokok, dilanjutkan dengan pemasangan sengkang.
g. Jarak pemasangan sengkang disesuaikan dengan gambar rencana.
h. Tulangan sengkang dengan tulangan pokok diikat dengan kawat bendrat.
i. Beton decking dipasang dibagian sisi dan bagian bawah sengkang,
sebagai selimut beton.
j. Pembesian selesai, dilanjutkan dengan pemasangan bekisting dinding
balok, dan pemasangan skur pada bagian sisi/dinding bekisting balok
dengan jarak yang direncanakan.
k. Pemasangan skur harus kuat, agar waktu pengecoran dinding bekisting
balok tidak jebol.
61
Gambar 3.16 Pemasangan Scaffolding untuk menyangga bekisting Plat dan Balok
62
63
64
66
Gambar 3.20 Mixer Truck Mengalirkan Beton Ready Mix Ke Concrete Pump
Truck
Gambar 3.21 Pemompaan Beton Ready Mix dari Concrete Pump Truck ke
Lokasi Pengecoran Menggunakan Pipa Tremi
67
68
69
70
Dalam pekerjaan Gedung KCP BCA Renon tentunya ada kendala-kendala yang
mengakibatkan keterlambatan pekerjaan, namun hal itu tidak berdampak besar bagi
kelangsungan proyek di lapangan. Berikut adalah faktor-faktor penghambat jalannya
proyek di lapangan :
a. Kondisi cuaca karena pelaksanaan proyek terjadi hujan
Pada saat pelaksanaan proyek terjadi hujan deras sehingga pekerjaan
pengecoran dihentikan agar mutu beton yang dihasilkan nantinya tidak
buruk sebab kadar air yang terlalu tinggi.
b. Terjadinya perubahan gambar rencana dan gambar kerja
Perubahan gambar antara gambar rencana dan gambar kerja juga
menjadi faktor penyebab kemunduran proyek. Sebelum perubahan
gambar tersebut mendapat persetujuan dari konsultan pengawas
ataupun dari owner maka kontraktor tidak berani melanjutkan
pekerjaannya.
71