Pasal 1
PENJELASAN
UMUMM
1.1. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah :
PEMBANGUNAN JARINGAN PERPIPAAN DENGAN PEMANFAATAN IDLE
DARI IKK/SPAM DESA KALANG KALUH 3LTR/DTK (DAK)
1.2. Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar rencana,
uraian pekerjaan yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja
dan syarat-syarat ini.
1.3. Pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan :
Gambar bestek dan detail terlampir.
Uraian kerja dan syarat-syaratnya dalam pasal-pasal berikut.
Risalah rapat penjelasan (aanwijzing) yang dilaksanakan.
Petunjuk-petunjuk dari direksi/direksi lapangan.
Pasal 2
PERATURAN TEKNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN
Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan tersebut
di bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.
2.1. Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah dan Perubahannya No. 61 Tahun 2004 beserta lampiran-lampiran lainnya.
2.2. Peraturan-peraturan Umumm mengenai pelaksanaan pembangunan di Indonesia
atau
Algemene voor warden voor de uitvoering bij aanneming van openbare werken (
AV )
1941.
2.3. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 332/KPTS/M/2002 tanggal
21
Agustus 2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
2.4. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1971 NI – 2.
2.5. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SK SNI T-15-1991-03.
2.6. Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal SK SNI T-15-1990-03.
2.7. Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran Beton SNI 03-3976-1995.
2.8. Peraturan Muatan Indonesia (PMI) 1970 NI – 18.
2.9. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPI) 1983.
2.10. Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI) 1961 NI – 5.
2.11. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) 1983.
2.12. Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1994.
2.13. Mutu Sirap SNI 03-3529-1994.
2.14. Peraturan Umumm Instalasi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987.
2.15. Peraturan Umumm Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja.
2.17. Peraturan Plumbing Indonesia.
2.18. Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991.
2.19. Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI 03-2410-1991.
2.20. Pedoman Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI 03-1962-1990.
2.21. Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang
bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
2.22. Apabila dalam spesifikasi teknis ini tidak jelas maka kontraktor berkewajiban mengikuti
aturan-aturan di atas.
Pasal 3
BAHAN-BAHAN DAN ALAT-ALAT
3.1 Untuk kelancaran Pekerjaan, pemborong diwajibkan :
a). Mendatangkan bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut tepat
pada waktunya dengan kualitas yang dapat diterima direksi
b). Menyediakan tenaga kerja/pembantu lengkap dengan alat-alat yang diperlukan.
3.2 Pekerjaan yang dilaksanakan harus mengikuti segala peraturan yang berlaku di
dalam pasal 2 serta peraturan pembangunan daerah setempat dan lain-lain.
3.3 Bila ternyata ada perbedaan antara bestek dan gambar maka pemborong harus segera
lapor kepada direksi.
3.4 Pekerjaan harus diselesaikan dengan baik dengan ketentuan :
a). Halaman harus bersih dari sisa-sisa kotoran atau puing-puing pada
waktu diserahterimakan.
b). Pekerjaan cepat diserahkan/diserahterimakan secara memuaskan dan dapat
diterima oleh direksi
Adapun peralatan yang harus disediakan dalam pekerjaan ini, minimal terdiri dari
Pasal 5
PEKERJAAN PENDAHULUAN
Pasal 6
PEKERJAAN TANAH/URUGAN
Pasal 7
PENENTUAN PEIL : (± 0,00)
7.1. Sebagai Peil 0,00 adalah mengambil referensi dari ketinggian badan jalan terdekat atau
disesuaikan dengan gambar bestek.
7.2. Ukuran tinggi lainnya berpedoman pada gambar bestek.
7.3. Pekerjaan uitzeet harus dilaksanakan dengan cermat dan teliti, dan apabila
mungkin menggunakan alat theodolite dan water pass.
7.4. Ukuran-ukuran denah, tampak, ruang, dan detail lainnya ditentukan dalam gambar-
gambar pelaksanaan pekerjaan.
7.5. Satu dan lain hal yang menyimpang dari hal-hal yang ditentukan tersebut
akan ditentukanoleh Direksi Teknis/Pengawas Lapangan.
Pasal 8
PEKERJAAN BETON
8.1. Lingkup Pekerjaan
PEKERJAAN BAK PENAMPUNG
1 Pek. Pondasi Batu Belah 1Pc : 4 Pp
2 Pek. Cor Beton Bertulang Lantai & Dinding t=7cm f'c = 14,5Mpa
- Pek. Pembesian ( Memotong , Membengkok Dan Mamasang Besi )
- Pek. Begisting
- Pek. Cor Beton f'c = 14,5 Mpa
3 Pek. Plesteran Dinding 1 : 2 Luar
4 Pek. Acian Dinding
5 Pek Rangka Siring Kayu Ulin 5/10
6 Pek. Siring Kayu Ulin 2/18
8.2. Bahan
8.2.1. Semen
Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI - 8 tahun 1972
dan memenuhi S - 400 menurut Standar Cement Portland yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972)/ Semen
Gresik.
Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu
zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannnya sebagai bahan campuran.
Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat
yang lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat
penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling
tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari
semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut
urutan pengiriman.
8.2.2. Pasir beton.
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-
bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam SK SNI 1991.
8.2.3. Kerikil
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam SK SNI
1991.
Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis
material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton
dengan komposisi material yang tepat.
8.2.4. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam
alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak
beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat
diminum.
8.3.6. Sebelum Pemasangan Batu dikerjakan, terlebih dahulu pasangan batu pada
bendungan lama dibersikan/dikerik bagian atasnya. Agar nantinya pada saat
penyambunagn pasangan batu pada bendung diyakini benar – benar bisa
melekat dengan baik dan kuat.
8.3.7. Pasangan Penyambungan batu pada bendung yaitu setinggi 1,00 M dengan lebar
16, 00 M dan tebal 0,62 M, atau dapat disesuaikan dengan gambar rencana pada
bagian yang diarsir.
Pasal 9
PEKERJAAN PLESTERAN
9.1. Lingkup Pekerjaan
9.3.2 Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya
dan tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal.
Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm.
9.3.6 Pekerjaan Pengecoran Lantai cor beton dan pekerjaan yang telah selesai
tidak boleh ada retak, noda dan cacat-cacat lainnya. Apabila terjadi cacat
pada lantai, maka bagian cacat tersebut harus dibongkar sampai berbentuk
bujur sangkar dan pasangan baru harus rata dengan sekitarnya.
Pasal 14
3 Pek. Bend S-12,5 90° RR Ø 2" Setara Langgeng (Ke Bak Penampung)
Pasal 16
PERATURAN
PENUTUP
16.1. Meskipun pada bestek ini pada uraian pekerjaan dan bahan-bahan tidak dinyatakan
kata- kata yang harus disediakan Kontraktor atau dipasang Kontraktor tetapi tidak
dijelaskan dalam penjelasan pekerjaan pembangunan ini, perkataan-perkataan tersebut
dianggap ada dan dimuat dalam bestek ini.
16.2. Pekerjaan yang nyata menjadi bagian-bagian dari pekerjaan pembangunan tetapi
tidak diuraikan atau tidak dimuat dalam bestek ini harus dianggap pekerjaan ini
diuraikan dan dimuat dalam bestek ini. Sehingga harus tetap diselenggarakan dan
diselesaikan oleh Kontraktor demi untuk menuju penyerahan selesainya
pekerjaan yang lengkap dan sempurna menurut pertimbangan direksi.
16.3. Semua ketentuan-ketentuan dalam RKS ini dan gambar kerja dapat berubah,
dihilangkan sesuai kebutuhan dimana perlu, akan tetapi semua hal tersebut harus
dilakukan pada waktu pemberian penjelasan dari pekerjaan ini (Aanwijzing) dan
dituangkan dalam Berita Acara.
Dibuat Oleh,
Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK )
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Kabupaten Murung Raya
PORDY PETROSYAN, ST
NIP. 19720215 200501 1 008