Anda di halaman 1dari 12

SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 1
PENJELASAN
UMUMM
1.1. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah :
PEMBANGUNAN JARINGAN PERPIPAAN DENGAN PEMANFAATAN IDLE
DARI IKK/SPAM DESA KALANG KALUH 3LTR/DTK (DAK)
1.2. Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar rencana,
uraian pekerjaan yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja
dan syarat-syarat ini.
1.3. Pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan :
 Gambar bestek dan detail terlampir.
 Uraian kerja dan syarat-syaratnya dalam pasal-pasal berikut.
 Risalah rapat penjelasan (aanwijzing) yang dilaksanakan.
 Petunjuk-petunjuk dari direksi/direksi lapangan.

Pasal 2
PERATURAN TEKNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN
Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan tersebut
di bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.
2.1. Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah dan Perubahannya No. 61 Tahun 2004 beserta lampiran-lampiran lainnya.
2.2. Peraturan-peraturan Umumm mengenai pelaksanaan pembangunan di Indonesia
atau
Algemene voor warden voor de uitvoering bij aanneming van openbare werken (
AV )
1941.
2.3. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 332/KPTS/M/2002 tanggal
21
Agustus 2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
2.4. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1971 NI – 2.
2.5. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SK SNI T-15-1991-03.
2.6. Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal SK SNI T-15-1990-03.
2.7. Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran Beton SNI 03-3976-1995.
2.8. Peraturan Muatan Indonesia (PMI) 1970 NI – 18.
2.9. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPI) 1983.
2.10. Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI) 1961 NI – 5.
2.11. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) 1983.
2.12. Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1994.
2.13. Mutu Sirap SNI 03-3529-1994.
2.14. Peraturan Umumm Instalasi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987.
2.15. Peraturan Umumm Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja.
2.17. Peraturan Plumbing Indonesia.
2.18. Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991.
2.19. Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI 03-2410-1991.
2.20. Pedoman Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI 03-1962-1990.
2.21. Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang
bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
2.22. Apabila dalam spesifikasi teknis ini tidak jelas maka kontraktor berkewajiban mengikuti
aturan-aturan di atas.

Pasal 3
BAHAN-BAHAN DAN ALAT-ALAT
3.1 Untuk kelancaran Pekerjaan, pemborong diwajibkan :
a). Mendatangkan bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut tepat
pada waktunya dengan kualitas yang dapat diterima direksi
b). Menyediakan tenaga kerja/pembantu lengkap dengan alat-alat yang diperlukan.
3.2 Pekerjaan yang dilaksanakan harus mengikuti segala peraturan yang berlaku di
dalam pasal 2 serta peraturan pembangunan daerah setempat dan lain-lain.
3.3 Bila ternyata ada perbedaan antara bestek dan gambar maka pemborong harus segera
lapor kepada direksi.
3.4 Pekerjaan harus diselesaikan dengan baik dengan ketentuan :
a). Halaman harus bersih dari sisa-sisa kotoran atau puing-puing pada
waktu diserahterimakan.
b). Pekerjaan cepat diserahkan/diserahterimakan secara memuaskan dan dapat
diterima oleh direksi

Adapun peralatan yang harus disediakan dalam pekerjaan ini, minimal terdiri dari

No Jenis Alat Kapasitas/Spek Jumlah Kondisi


1 Concrete Mixer 1 Unit Baik, 80%
2 Genset 1 Unit Baik, 80%
3 Pompa Air 1 Unit Baik, 80%
4 Peralatan Tukang Kayu 1 Set Baik, 80%
5 Peralatan Tukang Batu 1 Set Baik, 80%
6 Peralatan Tukang Besi 1 Set Baik, 80%
7 Peralatan Tukang Pipa 1 Set Baik, 80%
Pasal 4
LOKASI
BANGUNAN
4.1. Lokasi Bangunan
Bangunan ini akan dibangun di lokasi yang ditentukan sesuai dengan rencana, yaitu
tanah yang tersedia untuk pelaksanaan pekerjaan pembangunan pada Dinas Pekerjaan
Umum & Penataan Ruang Kabupaten Murung Raya.

4.2. Daerah Kegiatan


Adalah daerah termasuk segala sesuatu yang ada di dalam daerah tersebut yang
dikuasai untuk segala keperluan Kegiatan.

4.3. Rencana Kerja


Dalam waktu 2 minggu setelah penandatanganan kontrak, kontraktor wajib
menyerahkan suatu rencana kerja yang meliputi :
a). Tanggal yang diusulkan untuk memulai dan menyelesaikan pembangunan
masing- masing bagian Pekerjaan.
b). Tanggal yang diusulkan untuk memperoleh bahan-bahan.
c). Jam kerja yang diusulkan untuk Pekerjaan di lapangan.
d). Jumlah pegawai kontraktor yang diusulkan, selama Pekerjaan berlangsung
sesuai dengan fungsi dan keahliannya.

4.4. Buku Harian


Kontraktor harus menyediakan buku harian untuk mencatat semua petunjuk-
petunjuk, keputusan-keputusan dan semua detail-detail penting dari pekerja.

4.5. Persetujuan Konsultan Pengawas


Yang dimaksud dengan persetujuan konsultan pengawas adalah merupakan
persetujuan konsultan pengawas secara tertulis yang berisi persetujuan untuk sesuatu
hal yang termasuk dalam persyaratan ini.

4.6. Gambar Rencana


a). Gambar rencana untuk Kegiatan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Dokumen Kontrak. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi masih mungkin
diadakan dalam masa pelaksanaan. Kontraktor wajib melaksanakan Pekerjaan
sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi ini maupun spesifikasi lainnya
dan tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan pada gambar rencana atau perbedaan antara gambar
rencana dan isi spesifikasi.
b). Konsultan pengawas akan mengoreksi menjelaskan gambar rencana tersebut
untuk kelengkapan yang telah disebut dalam spesifikasi. Dimensi dalam
gambar rencana harus dihitung dengan teliti dan tidak dibenarkan untuk
menganggap bahwa gambar rencana tersebut dibuat pada skala yang benar, kecuali
atas petunjuk direksi/pengawas.
c). Penyimpangan antara keadaan lapangan terhadap gambar rencana akan
ditentukan selanjutnya oleh direksi/pengawas dan akan disampaikan kepada
kontraktor secara tertulis.
d). Kontraktor harus membuat Rencana Kerja sebelum memulai suatu Pekerjaan
untuk mendapatkan persetujuan konsultan pengawas.
4.7. Pemberitahuan Untuk Memulai Pekerjaan
Kontraktor harus memberikan penjelasan selengkapnya tentang langkah-langkah yang
akan diambil untuk suatu tahap Pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya.
Dalam keadaan apapun kontraktor tidak diperkenankan memulai Pekerjaan yang
sifatnya permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan dari konsultan
pengawas.
4.8. Tanggung Jawab Kontraktor
Pada keadaan apapun, dimana Pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat
persetujuan konsultan pengawas tidak berarti membebaskan kontraktor atas
tanggung jawab pada Pekerjaan tersebut sesuai dengan kontrak maupun Peraturan
Pemerintah yang berlaku.

Pasal 5
PEKERJAAN PENDAHULUAN

5.1. Lingkup Pekerjaan Meliputi Pekerjaan :


I.   PEKERJAAN PERSIAPAN
1   Plank Nama Kegiatan
2   Pengukuran dan Pas. Bouwplank
3   Pek. Pembuatan Gudang / Bangsal Kerja Darurat
4   Pek. Pembersihan Tebas Tebang Jalur Pipa Dan Penampungna Air

5.2. Persyaratan bahan


5.2.1. Untuk Bangsal Kerja ; digunakan rangka kayu, dinding papan dan atap seng.
5.2.2. Untuk papan nama Kegiatan digunakan tiang dari kayu lanan dan triplek
dicat putih Atau terbuat dari digital printing.
5.2.3. Bahan bouwplank dipakai tiang kayu lanan 5/7 dan papan lanan ukuran 2/20
cm.
5.2.4. Untuk alat-alat kerja berupa kotak adukan, kotak takaran, gerobak dorong
dan lain-lain digunakan bahan kayu setempat.
5.3. Pedoman Pelaksanaan
5.3.1. Pembongkaran Bangunan Lama dan Pembersihan
Pembongkaran bangunan lama kontraktr sembelum nya membuat
laporan kepada pihak aset kabupaten murung raya dan pembongkaran
juga di ketahui pihak aset kabupaten murung raya. Material bongkaran
yang masih layak pakai disusun rapi dan dihitung
5.3.2. Pembuatan Bangsal Kerja
Untuk bangsal kerja dibuat bangunan sementara yang dapat melindungi
pekerja dari panas dan hujan. Bangunan ini harus dibongkar setelah
Pekerjaan selesai dilaksanakan.
5.3.3. Pembuatan Papan Nama Kegiatan
Membuat Plank Nama Kegiatan dari papan dengan ukuran 1 x 1,5 m.
Didirikan tegak di atas kayu ukuran 5/7 cm setinggi 240 cm. Diletakkan
pada tempat yang mudah dilihat Umumm. Papan nama Kegiatan memuat :
 Nama Kegiatan : …………………………………
 Nama Pekerjaan : …………………………………
 Lokasi Kegiatan : …………………………………
 Nomor Kontrak : …………………………………
 Tanggal : …………………………………
 Waktu Pelaksanaan : ....... ( ................ ) Hari Kalender
 Mulai Tanggal : ………………………………….
 Selesai Tanggal : ………………………………….
 Harga Borongan : Rp………………( …………… )
 Kontaktor Pelaksana : CV/PT .........................................

5.3.4. Pemasangan Bouwplank


Tiang Bouwplank harus terpasang kuat, Papan diketam halus dan lurus pada
sisi atasnya dan dipasang waterpass (timbang air) dengan sudut-sudutnya harus
siku.

Pasal 6
PEKERJAAN TANAH/URUGAN

6.1. Lingkup Pekerjaan


Pada Pekerjaan ini jenis tanah yang dimaksud sudah termasuk tanah biasa, tanah
gambut dan lain-lain:
6.1.1 Galian tanah untuk Pekerjaan substruktur (pondasi batu belah galian bak
penampung).
6.1.2. Timbunan tanah dan pasir bawah lantai, pondasi dipadatkan.
6.1.3. Perataan tanah sekeliling bangunan.
6.1.4. Galian tanah di luar bangunan untuk mendapatkan peil lantai yang disyaratkan.

6.2. Persyaratan Bahan


Untuk timbunan bekas galian pondasi, bisa digunakan tanah bekas galian pondasi.
Tanah timbunan dan pasir urugan harus bersih dari kotoran-kotoran dan akar - akar
kayu, serta sampah lainnya.
6.3. Pedoman Pelaksanaan
6.3.1. Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan
penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui Direksi.
Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertera dalam gambar.
Apabila di tempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan, kabel listrik,
telepon atau lainnya yang masih berfungsi, maka Kontraktor secepatnya
memberitahukan kepada Direksi atau kepada instansi yang berwenang untuk
mendapat petunjuk seperlunya. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya
atas segala kerusakan yang diakibatkan Pekerjaan galian tersebut. Apabila
pada waktu penggalian ditemukan benda-benda purbakala, maka kontraktor
wajib melaporkannya kepada Pemerintah Daerah setempat. Galian-galian
untuk septiktank, saluran air hujan, saluran air kotor dan air bersih
dilaksanakan dengan ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja dan
gambar detail. Untuk kondisi tanah yang mudah longsor Kontraktor harus
memasang turap kayu pengaman yang cukup kuat. Turap di dalam bangunan
harus dibongkar setelah pondasi selesai.
6.3.2. Galian di luar bangunan untuk mendapatkan tinggi lantai yang disyaratkan
dalam gambar. Penggalian tanah ini dimaksudkan untuk mendapatkan kontur
tanah yang disyaratkan dalam Site Plan.
6.3.3. Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam
gambar, maka Kontraktor harus mengisi kelebihan galian tersebut dengan pasir
urug.
6.3.4. Pengurugan bekas galian pondasi diurug lapis demi lapis dengan ketebalan
tiap lapis maksimum 15 cm. Tiap lapisan dipadatkan dengan menumbuk
lapisan tersebut, menggunakan alat tumbuk yang baik. Setelah lapisan
pertama padat, ditimbun dengan lapisan berikutnya dan dipadatkan
kembali seperti di atas. Demikian seterusnya dilakukan sampai semua
lubang bekas galian pondasi tertutup kembali.

Pasal 7
PENENTUAN PEIL : (± 0,00)
7.1. Sebagai Peil  0,00 adalah mengambil referensi dari ketinggian badan jalan terdekat atau
disesuaikan dengan gambar bestek.
7.2. Ukuran tinggi lainnya berpedoman pada gambar bestek.
7.3. Pekerjaan uitzeet harus dilaksanakan dengan cermat dan teliti, dan apabila
mungkin menggunakan alat theodolite dan water pass.
7.4. Ukuran-ukuran denah, tampak, ruang, dan detail lainnya ditentukan dalam gambar-
gambar pelaksanaan pekerjaan.
7.5. Satu dan lain hal yang menyimpang dari hal-hal yang ditentukan tersebut
akan ditentukanoleh Direksi Teknis/Pengawas Lapangan.
Pasal 8
PEKERJAAN BETON
8.1. Lingkup Pekerjaan
  PEKERJAAN BAK PENAMPUNG
1   Pek. Pondasi Batu Belah 1Pc : 4 Pp
2   Pek. Cor Beton Bertulang Lantai & Dinding t=7cm f'c = 14,5Mpa
-   Pek. Pembesian ( Memotong , Membengkok Dan Mamasang Besi )
-   Pek. Begisting
-   Pek. Cor Beton f'c = 14,5 Mpa
3   Pek. Plesteran Dinding 1 : 2 Luar
4   Pek. Acian Dinding
5   Pek Rangka Siring Kayu Ulin 5/10
6   Pek. Siring Kayu Ulin 2/18

8.2. Bahan
8.2.1. Semen
 Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI - 8 tahun 1972
dan memenuhi S - 400 menurut Standar Cement Portland yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972)/ Semen
Gresik.
 Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu
zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannnya sebagai bahan campuran.
 Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat
yang lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat
penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling
tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari
semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut
urutan pengiriman.
8.2.2. Pasir beton.
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-
bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam SK SNI 1991.
8.2.3. Kerikil
 Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam SK SNI
1991.
 Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis
material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton
dengan komposisi material yang tepat.
8.2.4. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam
alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak
beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat
diminum.

8.2.5. Besi beton


 Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U - 24 (tegangan
Leleh karakteristik minimum 2400 kg/cm2) dengan diameter masing – masing
sesuai gambar kerja
 Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas
dan bahan lainnya.
 Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan di udara terbuka dalam jangka waktu panjang.

 Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam


keadaan Bata ng dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai
gambar dan harus diminta persetujuan Direksi terlebih dahulu.
 Jika pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan
diameter yang terdekat dengan catatan : Harus ada persetujuan Direksi
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi di tempat tersebut tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud
adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran
diameter besi menjadi tanggung jawab pemborong.
8.2.6. Cetakan dan Acuan
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik
sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan Bata s-Bata
s yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar rencana dan uraian
Pekerjaan.

8.2.7. Mutu beton


Mutu beton yang digunakan adalah f'c=14,5Mpa
8.2.8. Batu Belah
Batu Belah yang digunakan adalah Batu Belah yang kualitas baik

8.3. Pedoman Pelaksanaan :


8.3.1. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana kerja dan syarat-syarat ini, maka
sebagai pedoman tetap dipakai PBI 1971 dan SNI 1991.
8.3.2. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila ada
perbedaan dalam gambar konstruksi dan gambar Detail.
8.3.3. Adukan beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran
harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu :
Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton
yang sudah dicor dan yang akan dicor.
8.3.4. Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis
Direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-
jalan di atas penulangan. Untuk dapat sampai ke tempat-tempat yang
sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki yang tidak
membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat
beton dicor.
Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya
harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan bagian Pekerjaan
yang diputus tersebut, bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan
dan dibuat kasar

8.3.5. Perawatan beton


Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban
untuk paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut
ditetapkan cara sebagai berikut:
Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton.
Hasil Pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan
tidak
mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan
beton,
dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian
atau seluruhnya menurut perintah Direksi. Untuk selanjutnya diganti atau
diperbaiki segera atas resiko pemborong.

8.3.6. Sebelum Pemasangan Batu dikerjakan, terlebih dahulu pasangan batu pada
bendungan lama dibersikan/dikerik bagian atasnya. Agar nantinya pada saat
penyambunagn pasangan batu pada bendung diyakini benar – benar bisa
melekat dengan baik dan kuat.
8.3.7. Pasangan Penyambungan batu pada bendung yaitu setinggi 1,00 M dengan lebar
16, 00 M dan tebal 0,62 M, atau dapat disesuaikan dengan gambar rencana pada
bagian yang diarsir.
Pasal 9
PEKERJAAN PLESTERAN
9.1. Lingkup Pekerjaan

1   Pek. Plesteran Camp. 1 Pc : 4 Ps


2   Pek. Acian

9.2. Persyaratan Bahan


9.2.1. Semen
Semen menggunakan Semen gresik berkualitas baik dan tidak diperkenankan
memakai semen yang sudah membatu.
9.2.2. P a s i r
Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus
bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh
cuaca, seperti terik matahari dan hujan. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5
% berat

9.3. Pedoman Pelaksanaan


9.3.1. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
Dinding dibersihkan dari semua kotoran
Dinding dibasahi dengan air
Semua siar permukaan dinding batu Bata dikorek sedalam 0.5 cm
Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat
merekat dengan baik.

9.3.2 Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya
dan tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal.
Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm.

Untuk mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya diadakan


pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar kayu
panjang yang digerakkan secara horizontal dan vertikal.
9.3.3. Bilamana terdapat bidang plesteran yang bergelombang harus
diusahakan memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-bidang yang
harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran
berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.

9.3.4. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu


sejak permulaan plesteran.
9.3.5. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah Pekerjaan penutup atap
selesai dipasang dan setelah pipa-pipa listrik selesai dipasang.

9.3.6 Pekerjaan Pengecoran Lantai cor beton dan pekerjaan yang telah selesai
tidak boleh ada retak, noda dan cacat-cacat lainnya. Apabila terjadi cacat
pada lantai, maka bagian cacat tersebut harus dibongkar sampai berbentuk
bujur sangkar dan pasangan baru harus rata dengan sekitarnya.

Pasal 14

A   PUMP SYSTEM PACKAGE


1   PV Solar Module 100Wp / 12 v - Poly / Mono (Standart SNI)
2   PV Cable with pulg - in socket
3   Konstruksi Modul Support & Panel Clamp
4   Submersible Pump PS1800 Rp 1,5" + MPPT / Controler Setara Lorentz
5   Junction box / DC Disconnector Switch
6   Wellprobe Sensor
7   Float Switch
8   MNSPD Light surge protection
9   Powerpack 115V / 230V AC, 50-60HZ DC out = 120V, 0,7 KVA
10   Box Panel Controler + PV Disconnect
11   Cable Splice Kit 2,5 - 6 sqmm
12   Power Cable Set NYYHT 4 x 4 mm2
13   Sensor Cable Set NYYHY 2 x 0,75mm2
14   Kabel String DC Array NYAF 2 x (1 x 4mm2)
15   Ground System
16   Slink Wire pump lifting dia 6mm galvanize (Penggantung)
17   Perlengkapan Instalasi
18   Testing & Commissioning

14.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan instalasi meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi Mechanical
Electrical

15. PEKERJAAN JARINGAN PIPA


15.1. Lingkup Pekerjaan Meliputi Pekerjaan :
Pengadaan Pemasangan Pipa SNI 06-0084-2002 type S-12,5 RRJ Ø 1,5" Setara Langgeng
1  
(Pipa Ke Tong Penampung )
Pengadaan Pemasangan Pipa SNI 06-0084-2002 type S-12,5 RRJ Ø 2" Setara Langgeng
2  
(Dari Tong Ke Distribusi )

3   Pek. Bend S-12,5 90° RR Ø 2" Setara Langgeng (Ke Bak Penampung)

4   Pek. Pas Clamp Saddle RR Ø 2 x 1/2" Setara Langgeng

5   Pek. Pas Pipa AW Ø 1/2"


6   Pek. Pas Stop Kran Air Ø 2"
7   Pek. Pas Kran Air Ø 1/2" + Assesoris
8   Pek. Claim Pipa Galfanis

15.2. Persyaratan bahan


15.2.1. Untuk Pengadaan Pipa PVC SNI 06-0084-2002 type S-12,5 RRJ Ø 2", panjang 6
m menggunakan pipa bersertifikat SNI 06-0084-2002 dia meter 2 “dengan
ketebalan dinding pipa (Wall Tickness) 2 mm, seri dan tekanan kerja adalah S –
12,5 (8 Kgf/cm2) dengan system penyambungan Rubber Ring Jointing

Pasal 16
PERATURAN
PENUTUP

16.1. Meskipun pada bestek ini pada uraian pekerjaan dan bahan-bahan tidak dinyatakan
kata- kata yang harus disediakan Kontraktor atau dipasang Kontraktor tetapi tidak
dijelaskan dalam penjelasan pekerjaan pembangunan ini, perkataan-perkataan tersebut
dianggap ada dan dimuat dalam bestek ini.
16.2. Pekerjaan yang nyata menjadi bagian-bagian dari pekerjaan pembangunan tetapi
tidak diuraikan atau tidak dimuat dalam bestek ini harus dianggap pekerjaan ini
diuraikan dan dimuat dalam bestek ini. Sehingga harus tetap diselenggarakan dan
diselesaikan oleh Kontraktor demi untuk menuju penyerahan selesainya
pekerjaan yang lengkap dan sempurna menurut pertimbangan direksi.
16.3. Semua ketentuan-ketentuan dalam RKS ini dan gambar kerja dapat berubah,
dihilangkan sesuai kebutuhan dimana perlu, akan tetapi semua hal tersebut harus
dilakukan pada waktu pemberian penjelasan dari pekerjaan ini (Aanwijzing) dan
dituangkan dalam Berita Acara.
Dibuat Oleh,
Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK )
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Kabupaten Murung Raya

PORDY PETROSYAN, ST
NIP. 19720215 200501 1 008

Anda mungkin juga menyukai