SPESIFIKASI TEKNIS
PROGRAM :
KEGIATAN :
PEKERJAAN :
LOKASI :
1.6 Bila ternyata ada perbedaan antara Kontrak dengan gambar Rencana
dan gambar Detail serta keterangan gambar kerja di RKS, maka
Kontraktor harus segera melapor kepada Direksi/Pengawas Lapangan.
Pekerjaan harus sudah diselesaikan oleh pihak kedua dengan baik
sebelum batas waktu kontrak, dengan ketentuan :
1.6.1 Sebelum pemeriksaan lapangan oleh Tim Pemeriksa dari Direksi,
halaman sekitar bangunan harus sudah bersih dari sisa-sisa
kotoran/puing-puing pada waktu diserahkan;
1.6.2 Pekerjaan pada saat diserahterimakan harus dengan kondisi yang
memuaskan bebas dari segala macam kotoran yang ditimbulkan
selama masa pelaksanaan pekerjaan;
1.6.3 Pada pelaksanaan pekerjaan agar disesuaikan dengan RKS dan
ketentuan yang berlaku, serta tetap mempertahankan kualitas,
kuantitas, estetika dan administrasi.
1.8 Semua bahan yang digunakan pada setiap item pekerjaan harus
berkualitas baik dan telah disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
1.8.1 Untuk bahan bangunan dari kayu ulin yang didatangkan oleh
pemasok ke lokasi pekerjaan, Pelaksana Lapangan, Kontraktor
bersama-sama dengan Pengawas Direksi/Konsultan menyortir
ukuran, jenis dan mutu bahan sebelum diterima.
1.8.2 Untuk bahan bangunan dari kayu lanan/meranti yang
didatangkan oleh pemasok sebelum dipasang harus dikeringkan
terlebih dahulu secara manual ± 3 bulan atau di oven. Untuk
mendapatkan syarat bahan kadar air 12% sampai 19%, serta
bebas dari mata kayu dan tidak cacat.
Sebelum diketam semua bahan bangunan harus dicek terlebih dahulu
oleh Pelaksanan Lapangan Kontraktor bersama-sama dengan Pengawas
Direksi/Konsultan untuk menyortir seperti ukuran, jenis dan mutu
bahan yang akan digunakan.
6.3. Bahan-Bahan
6.3.1. Semen
Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI – 8 tahun 1972
dan memenuhi S – 400 menurut Standar Cement Portland yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972 ).
Semen yamg telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam
satu zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai
bahan campuran.
Penyimpangan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari
tempat yang lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat
penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan
paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus
dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen
dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.
6.3.2. Pasir beton
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dan
bahan-bahan organik, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi
komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang
tercantum dalam SNI yang khusus untuk beton bertulang yang
sesuai dengan pekerjaan ini.
6.3.3. K e r i k i l
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam
SNI tentang beton bertulang yang sesuai dengan pekerjaan ini.
Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua
jenis material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan
beton dengan komposisi material yang tepat.
6.3.4. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak
,asam alkali garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain
yang dapat merusak beton atau baja tujangan. Dalam hal ini
sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
6.3.5. Besi beton.
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24
(tegangan leleh karakteristik minimum 2400 kg/cm ).
Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak,
minyak, karat lepas dan bahan lainnya.
Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan
tidak boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu
panjang.
Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam
keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan
dibengkokkan sesuai gambar kerja dan harus diminta
persetujuan Direksi terlebih dahulu.
Jika pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai
dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan
penukaran dengan diameter yang terdekat dengan catatan harus
ada persetujuan Direksi.
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut
tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal
ini yang dimaksud adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang
diakibatkan oleh penukaran diameter besi menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
6.3.6. Kawat Pengikat (Bendrat)
Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja yang
telah dluruskan dan memenuhi standar untuk pekerjaan beton.
Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari unsur yang
mengganggu seperti minyak, garam, asam basa, gula atau
organis. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan
tanpa pengujian.
6.3.7. Cetakan dan Acuan
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu
baik sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran
dan batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh
gambar kerja dan uraian pekerjaan ini.
Lain-lain yang tidak memenuhi syarat harus dibongkar kembali
sebagian atau seluruhnya menurut perintah Direksi untuk
selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko Kontraktor.
6.3.8. Pengecoran Beton
6.3.8.1. Sebelum beton di cor, cetakan harus dibasahi dengan air
atau disebelah dalamnya dilapisi dengan minyak mineral
yang tak akan membekas.
6.3.8.2. Tidak ada beton yang boleh digunakan bila tidak di cor
dalam posisi akhirnya dalam cetakan dalam waktu 1 jam
setelah pencampuran, atau dalam waktu secepatnya
sesuai petunjuk Direksi Teknik atas dasar pengamatan
sifat-sifat mengerasnya semen yang digunakan.
6.3.8.3. Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti
sampai dengan sambungan konstruksi yang telah
disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai.
6.3.8.4. Beton harus di cor sedemikian rupa agar terhindar dari
segregasi (pemisahan) partikel kasar dan halus dari
campuran. Beton harus di cor dalam cetakan sedekat
mungkin ke tempat akhirnya untuk mencegah
pengaliran dan harus tidak boleh mengalir lebih dari
satu meter dari tempat asal pengecoran.
6.3.8.5. Bila di cor ke dalam struktur yang memiliki cetakan
yang sulit dan tulangan yang rapat, beton harus di cor
dalam lapis-lapis horizontal yang tidak lebih dari 5 cm
tebalnya.
6.3.8.6. Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam cetakan dari
ketinggian lebih dari 150 cm.
6.3.8.7. Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian
rupa sehingga beton yang telah berada di tempat masih
plastis, sehingga dapat menyatu dengan beton segar.
6.3.8.8. Air tidak diperbolehkan dialirkan ke atas atau dinaikan
kepermukaan pekerjaan beton dalam waktu 24 jam
setelah pengecoran.