PEKERJAAN
TAHUN 2021
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)
PASAL 1
KETENTUAN UMUM
1.1 Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan dengan baik dan benar serta penuh dengan
tanggung jawab dan teliti sesuai dengan ketentuan Kontrak.
1.2 Seluruh cara dan prosedur yang diikuti, termasuk semua pekerjaan sementara yang
akan dilaksanakan, semuanya harus mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan.
1.3 Dalam pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus mentaati peraturan-peraturan
pemerintah dan peraturan daerah yang berlaku yang berhubungan dengan pekerjaan ini.
1.4 Selain mengacu pada ketentuan-ketentuan tentang persyaratan umum dalam
pembangunan, juga harus mengacu pada persyaratan teknis dari Standar Nasional
Indonesia (SNI).
1.5 Secara umum persyaratan teknis mengacu ketentuan dalam Keputusan Menteri PU
Nomor. 441/KPTS/1998 tentang persyaratan teknis bangunan gedung, Keputusan
Menteri PU nomor 468/KPTS/1998 tentang persyaratan teknis aksesibilitas pada
bangunan umum dan lingkungan dan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
10/KPTS/2000 tentang ketentuan teknis pengamanan terhadap bahaya kebakaran
bangunan gedung dan lingkungan.
PASAL 2
LOKASI DAN LINGKUP PEKERJAAN
2.1 Lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah di Lingkungan Perkantoran Balai
Besar Perikanan Budidaya Laut lampung di Kabupaten Pesawaran Propinsi Lampung.
2.2 Lingkup pekerjaan dimaksud adalah Pekerjaan Rehab Gedung Keskanling Tahun 2021.
2.3 Seluruh pekerjaan tersebut di atas mencakup penyediaan bahan, peralatan, tenaga kerja
serta mengamankan, mengawasi dan memelihara bahan - bahan, alat kerja maupun
hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan dapat
selesai dengan sempurna. Pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan Rencana Kerja
dan Syarat - Syarat Pelaksanaan Pekerjaan dan Gambar - gambar pelaksanaan yang
telah disediakan untuk proyek ini.
2.4. Kontraktor/Pelaksana menjamin pada Pemberi Tugas dan Pengelola Teknis, bahwa
semua bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan ini adalah sama sekali baru, kecuali
ditentukan lain, serta Kontraktor / Pelaksana menyetujui bahwa semua pekerjaan
dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat teknis dan estetis serta sesuai dengan
dokumen kontrak.
2.5 Sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas bahwa pekerjaan telah
diselesaikan dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab
Kontraktor/Pelaksana sepenuhnya.
PASAL 3
PENJELASAN GAMBAR – GAMBAR
3.1 Untuk dapat memahami serta menghayati secara sempurna seluruh pekerjaan ini,
kontraktor diwajibkan untuk mempelajari secara teliti, baik gambar maupun syarat -
syarat pada Dokumen Pengadaan (Pelelangan) ini untuk meyakinkan diri bahwa benar -
benar tidak terdapat lagi ketidakjelasan perbedaan ukuran - ukuran, perbedaan antar
gambar - gambar serta kejanggalan atau kekeliruan lainnya. Apabila terdapat ketidak
cocokan, perbedaan atau kejanggalan antar gambar-gambar yang satu dengan lainnya,
maupun antar gambar - gambar dengan Dokumen Pengadaan (Pelelangan), maka
kontraktor diwajibkan melaporkan hal - hal tersebut kepada Perencana / Konsulatan
Pengawas secara tertulis untuk mendapatkan keputusan pelaksanaan di tapak
secepatnya. Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh
Kontraktor/Pelaksana untuk memperpanjang waktu pelaksanaan.
3.2 Mengingat setiap kesalahan maupun kelalaian dan ketidaktelitian dalam melaksanakan
satu bagian pekerjaan akan mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka ketelitian
pelaksanaan mutlak serta mendapat perhatian pertama. Kelalaian terhadap ketentuan ini
dapat mengakibatkan dibongkarnya suatu hasil pekerjaan oleh Konsultan Pengawas,
yang mengakibatkan suatu kerugian bagi kontraktor.
3.3 Yang dimaksud dengan pekerjaan dalam uraian ini adalah segala hal yang menyangkut
pelaksanaan pekerjaan dan mengikuti gambar - gambar perencanaan serta penjelasan
dalam Rencana Kerja dan Syarat - Syarat yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan
(Pelelangan) ini termasuk didalamnya pengadaan bahan - bahan, pengerahan tenaga
kerja, peralatan yang diperlukan serta sarana lainnya, sehingga maksud dan tujuan
terwujud sesuai dengan rencana.
3.4 Kontraktor/Pelaksana tidak dibenarkan mengubah atau mengganti ukuran – ukuran
yang tercantum didalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan Pengelola Teknis.
Bila hal tersebut terjadi, segala akibat yang akan menjadi tanggung jawab
Kontraktor/Pelaksana baik dari segi biaya maupun waktu.
PASAL 4
SITUASI / PENEMPATAN BANGUNAN
4.1 Penempatan gedung disesuaikan dengan Block Plan/Gambar Situasi yang ada (menurut
petunjuk pengawas lapangan/pihak user/pihak proyek).
4.2 Kontraktor harus mengadakan penelitian yang seksama terutama mengenai kondisi
tanah/lahan yang ada, sehingga dalam estimasi perhitungan volume tidak terjadi
kesalahan - kesalahan yang mengakibatkan harga penawaran menjadi rendah.
4.3 Kelalaian dan ketidaktelitian kontraktor dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan
untuk mengajukan klaim.
4.4 Pekerjaan pemasangan bowplank harus mendapatkan persetujuan pengawas atau dari
pihak direksi.
PASAL 5
RENCANA KERJA
5.1 Selambat - lambatnya 7 (tujuh) hari sejak tanggal Surat Keputusan Pemberian
Pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan Kepada Direksi Lapangan untuk mendapat
persetujuannya antara lain :
a. Suatu rencana kerja atau jadwal waktu pelaksanaan dalam bentuk Bar Chart yang
lengkap dan terperinci, meliputi seluruh pekerjaan seperti dimaksud dalam Dokumen
Kontrak.
b. Keterangan lengkap mengenai organisasi dan Personalia yang akan melaksanakan
tugas pekerjaan.
c. Jadwal Pengerahan Tenaga Kerja.
d. Jadwal penyediaan bahan bangunan dan peralatan serta perlengkapan lainnya.
5.2 Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rencana kerja yang telah
diajukan tersebut di atas.
5.3 Kelalaian dalam menyerahkan rencana kerja tersebut di atas, dapat menyebabkan
ditundanya permulaan pekerjaan. Akibat dari penundaan pekerjaan ini menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
PASAL 6
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR TERHADAP PEKERJAAN
6.1 Semua pelaksanaan pekerjaan harus mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan,
tidak berarti bahwa Kontraktor melepaskan tanggung jawab yang tercantum dalam
Kontrak.
6.2 Tanah tempat pekerjaan dalam keadaan pada waktu Penawaran termasuk segala sesuatu
yang berada dalam batas - batas yang ditentukan, diserahkan tanggung jawab kepada
Kontraktor. Namun demikian, semua benda yang ditemukan di Lapangan tersebut, tetap
menjadi milik Pemberi Tugas (Bouwheer).
6.3 Kontraktor harus mengisi / menimbun kembali semua lobang - lobang dan bekas
galian- galian yang dibuatnya setelah selesai pekerjaan atau tidak diperlukan lagi untuk
pekerjaan, serta harus bersih dari segala sampah / kotoran dan bahan - bahan yang tidak
diperlukan lagi.
6.4 Pemberi Tugas, Pengawas Lapangan berhak untuk mengadakan Inspeksi kesetiap
bagian pekerjaan. Juga apabila pekerjaan tersebut dikerjakan di bengkel Kontraktor
atau Sub Kontraktor. Dalam hal ini Kontraktor harus memberi informasi, bantuan dan
fasilitas lain yang diperlukan dalam pemeriksaan secara teliti dan lengkap.
6.5 Kontraktor bertanggung jawab terhadap ketertiban pegawai serta kendaraan-
kendaraannya dan bersedia memelihara atau memperbaiki segala kerusakan –
kerusakan yang mungkin terjadi, baik di dalam lokasi proyek maupun di luarnya,
sehingga kembali seperti semula.
6.6 Pada waktu penyerahan pertama, seluruh pekerjaan harus diserahkan dalam keadaan
sempurna / selesai, termasuk pembongkaran pekerjaan-pekerjaan sementara,
pembersihan halaman dan sekitarnya sesuai dengan keinginan Pengawas Lapangan.
PASAL 7
SETTING OUT
7.1 Untuk menentukan posisi dan ketinggian bangunan di lapangan Pemborong harus
melakukan pengukuran dilapangan secara teliti dan benar, sesuai dengan referensi
Benchmark atau titik tetap dilapangan seperti ditunjukkan dalam gambar atau atas
petunjuk Pengawas Lapangan.
7.2 Pengukuran untuk penentuan posisi dilakukan dengan peralatan yang mempunyai
presisi tinggi dengan metode triangulasi dan hasilnya disampaikan ke Pengawas
Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
7.3 Dalam hal terdapat perbedaan antara rencana dalam gambar dengan hasil pengukuran
yang dilaksanakan pemborong dilapangan, maka sebelum melanjutkan pekerjaan yang
mungkin dipengaruhi perbedaan tersebut, pemborong harus melaporkan hal ini kepada
Pengawas Lapangan untuk mendapatkan keputusan dan dinyatakan dalam Berita Acara.
7.4 Keputusan akan hasil pengukuran oleh Pemborong akan didasarkan atas keamanan
konstruksi dan kelancaran operasional.
PASAL 8
DAERAH KERJA DAN JALAN MASUK
8.1 Pemborong akan diberikan daerah kerja untuk pelaksanaan pekerjaan ini. Lokasi
tersebut dapat diperoleh dengan cara sewa / pinjam berdasarkan ketentuan yang berlaku
dan harus membatasi operasinya dilapangan yang betul-betul diperlukan untuk
pekerjaan tersebut.
8.2 Tata letak yang meliputi jalan masuk, lokasi penyimpanan bahan bangunan dan jalur
pengangkutan material dibuat oleh Pemborong dengan persetujuan Pengawas
Lapangan.
PASAL 9
MATERIAL
9.1 Material yang akan dipakai dalam pekerjaan - pekerjaan ini diutamakan produksi dalam
negeri yang memenuhi persyaratan yang ditentukan.
9.2 Jika pemborong mengajukan bahan lain yang akan digunakan selain yang disyaratkan,
maka mutunya minimal harus sama dengan yang disyaratkan dalam dokumen tender.
Sebelum pemesanan bahan harus diberitahukan pada Pengawas Lapangan yang
meliputi jenis, kualitas dan kuantitas bahan yang dipesan, untuk mendapat persetujuan.
9.3 Penumpukan material harus pada tempat yang baik agar mutu dari material dapat
terjaga.
PASAL 10
KODE, STANDARD, SERTIFIKAT DAN LITERATUR DARI PABRIK
Pemborong harus menyediakan dilapangan antara lain foto copy persyaratan, standard bahan,
katalog, rekomendasi dan sertifikat serta informasi lainnya yang diperlukan untuk semua
material yang digunakan dalam proyek ini serta petunjuk pemasangan barang – barang
tersebut harus mengikuti prosedur yang direkomendasikan oleh pabrik.
PASAL 11
LALU LINTAS
PASAL 12
CUACA
PASAL 13
SERVICE SEMENTARA
Pemborong harus menyediakan air dan listrik yang diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan
berlangsung.
PASAL 14
SHOP DRAWING, AS BUILT DRAWING
PASAL 15
LAPORAN PEKERJAAN DAN FOTO-FOTO
c. Di dalam Laporan Harian harus tercantum keadaan cuaca, bahan yang masuk,
jumlah pekerja/pegawai/karyawan, catatan - catatan tentang perintah – perintah
dari Pemberi Tugas / Direksi atau wakilnya dan hal - hal lain yang dianggap perlu.
d. Jumlah pekerja setiap hari dicatat menurut golongan dan upah. Daftar pekerja ini
setiap waktu dapat diperiksa oleh Pemberi Tugas, dan ia berhak mengadakan
penelitian tentang produktivitas pekerjaan tersebut.
e. Setiap akhir pekan Pemborong harus menyampaikan Laporan Mingguan kepada
Pemberi Tugas tentang kemajuan pekerjaan dalam minggu yang bersangkutan,
meliputi persediaan bahan di tempat proyek, penambahan, pengurangan atau
perubahan pekerjaan, jumlah/macam dan harga satuan bahan-bahan yang masuk
dan kejadian-kejadian penting lainnya yang terjadi dalam proyek yang
mempengaruhi pelaksanaan proyek.
f. Setiap akhir bulan, Pemborong harus melaporkan kemajuan pekerjaan secara
terperinci dan besarnya persentase terhadap keseluruhan/bagian, disamping
dokumentasi foto berwarna ukuran postcard yang menunjukkan kemajuan
pekerjaan beserta peralatan yang dipakai dan lain - lain foto ditempel pada album
dengan keterangan - keterangan serta tanggal gambar - gambar diambil.
Pemborong harus mengirimkannya kepada Pemberi Tugas sebanyak 5 (lima) set
album atas biaya kontraktor.
15.2 Foto - Foto.
Kontraktor diharuskan mengadakan pengambilan foto di lapangan, yang berkenaan
dengan kemajuan tahap pekerjaan, detail - detail yang akan ditutup, adanya bencana
dan sebagainya. Hasil cetakan foto tersebut harus disampaikan pada Pengawas
Lapangan sebanyak 5 (lima) set atas biaya kontraktor.
PASAL 16
KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA
PASAL 17
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN
- Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu menurut
penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada
waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang, maka Konsultan
Pengawas harus memberikan petunjuk secara tertulis langkah-langkah yang perlu
diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan
pada waktu yang telah ditentukan.
17.4 Toleransi
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam Kontrak ini harus dikerjakan sesuai dengan
toleransi yang diberikan dalam spesifikasi dan toleransi lainnya yang ditetapkan pada
bagian lainnya.
PASAL 18
IZIN – IZIN
Kontraktor harus mengurus dan memperhitungkan biaya untuk membuat izin - izin yang
diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, antara lain : izin
penerangan/listrik, izin pengambilan material, izin pembuangan, izin pemakaian jalan, izin
penggunaan bangunan serta izin - izin lain yang diperlukan sesuai dengan
ketentuan/peraturan daerah setempat.
PASAL 19
PAPAN NAMA PROYEK
Kontraktor / Pemborong harus memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan ketentuan yang
berlaku atas biaya Kontraktor / Pemborong.
PASAL 20
KUASA KONTRAKTOR DILAPANGAN
20.4 Bila dikemudian hari menurut pendapat Pemimpin / Ketua Proyek dan Konsultan
Pengawas bahwa Pelaksana dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap
memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Kontraktor / Pemborong secara
tertulis untuk mengganti Pelaksana.
20.5 Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor /
Pemborong harus sudah menunjuk Pelaksana yang baru atau Kontraktor / Pemborong
sendiri (Penanggung Jawab / Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan
pekerjaan.
PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN
1.1 Pekerjaan Rehab Gedung Keskanling Tahun 2021 ini meliputi pekerjaan :
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Tanah dan Pondasi
c. Pekerjaan Beton Bertulang
d. Pekerjaan Pasangan
e. Pekerjaan Kusen, Pintu, dan Jendela
f. Pekerjaan Penutup Lantai dan Dinding
g. Pekerjaan Langit-Langit
h. Pekerjaan Atap
i. Pekerjaan Instalasi Air Bersih dan Kotor
j. Pekerjaan Instalasi Listrik
k. Pekerjaan Pengecatan
l. Pekerjaan Lain – Lain
1.2 Persyaratan yang disebutkan berikut ini akan berlaku secara umum untuk semua
pekerjaan, kecuali untuk pekerjaan - pekerjaan yang disyaratkan secara khusus.
PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
Persyaratan Demobilisasi
Pekerja demobilisasi dari daerah kerja (site) yang dilaksanakan oleh Pihak
Kontraktor pada akhir Kontrak, termasuk membongkar kembali seluruh instansi -
instansi, peralatan konstruksi, dan Pihak Kontraktor diharuskan untuk
melaksanakan pekerjaan perbaikan dan penyempurnaan pada daerah kerja (site),
sehingga kondisinya sama dengan keadaan sebelum Pekerjaan dimulai.
• Meja rapat lengkap 10 kursi lipat ex. Chitose dan 1 unit white board 120 x 240
Cm2.
• 3 buah meja tulis biro dengan 6 buah kursi lipat ex. Chitose
• 2 unit filling cabinet
• 1 unit kotak P3K lengkap dengan isinya
• Kontraktor harus menyediakan fasilitas penerangan dan listrik untuk
pelaksanaan kegiatan
d. Laporan Harian, Mingguan dan Pemotretan.
Kontraktor diwajibkan membuat dan menyampaikan laporan dalam rangkap empat.
Laporan Harian
Ada laporan yang diisi hari demi hari kerja yang memuat perincian tentang :
• Kapasitas / banyaknya tenaga kerja
• Pemasukan bahan bangunan
• Kegiatan pelaksanaan pada hari ini
• Catatan kejadian lainnya (curah hujan dan Iain-lain)
• Catatan maupun peringatan dari Pengawas
Laporan Mingguan
• Adalah laporan berkala mingguan yang berisikan garis-garis besar dari apa saja
yang telah dicatat / dilaporkan dalam laporan harian, misal jumlah atau
persentasi pekerjaan yang telah dikerjakan maupun rencana kerja minggu
berikutnya.
• Laporan Mingguan dibuat oleh Kontraktor dengan persetujuan Pengawas.
Laporan berkala bulanan dibuat oleh Pengawas yang ditujukan untuk Pemberi
Tugas.
• Untuk melengkapi laporan maupun dokumentasi secara visual, maka Kontraktor
harus mengadakan pemotretan bagian-bagian pekerjaan / bangunan yang sedang
dalam pelaksanaan.
• Kuantitas dan arah pemotretan serta beberapa set foto tersebut harus dicetak
(minimal 5 set) ditentukan kemudian berdasarkan kebutuhan maupun tahapan
pada angsuran pembayaran. Foto / gambar harus dicetak di atas kertas bromida
mengkilap dan berwarna ukuran 3R.
d. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu Borneo dengan ukuran tebal 3 cm.
dan lebar 15 cm., lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.
e. Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 dengan jarak satu sama lain adalah
1,50 m. tertancap di tanah sehingga tidak dapat digerak-gerakkan atau diubah.
f. Papan bangunan dipasang sejarak 2,00 m. dari as pondasi terluar atau sesuai
dengan keadaan setempat.
g. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan antara satu dengan lainnya
atau rata waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas.
h. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor / Pemborong harus
melaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
i. Kontraktor / Pemborong harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan
letak papan bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.
PASAL 3
PENGUJIAN LABORATORIUM
Kontraktor dan seluruh kebutuhan atas biaya tersebut sudah harus dimasukkan
dalam perhitungan harga - harga satuan material penawaran.
PASAL 4
PEKERJAAN GALIAN TANAH
Pekerjaan tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang / galian di tanah dan termasuk
pengurugan / pemadatan tanah kembali yang diperlukan untuk :
- Pondasi Plat, Poer dan Sloof
- Perataan (cut / fill )
- Galian lain seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan atau Konsultan
Pengawas.
Pada pekerjaan Rehab Gedung Keskanling ini jenis pekerjaan galian adalah pekerjaan galian
tanah biasa/lunak. Semua galian yang disebut sebagai galian konstruksi terdiri dari galian
lantai bangunan, galian pondasi bangunan existing, galian perkerasan jalan / halaman, galian
pipa / kabel listrik / pipa gas, saluran-saluran serta konstruksi – konstruksi lainnya, selain
yang disebutkan pada spesifikasi ini. Semua pekerjaan galian harus dikerjakan sesuai dengan
spesifikasi untuk ketiga macam galian tersebut di atas. Syarat - Syarat Kerja yang
menyangkut bidang lain, mengikuti ketentuan - ketentuan letak, peil dan dimensi seperti yang
dicantumkan dalam Gambar Rencana atau petunjuk Konsultan Pengawas. Pekerjaan galian
ini baru boleh dilaksanakan setelah papan Patok Ukur terpasang lengkap dengan penandaan
sumbu, ketinggian dan bentuk telah diperiksa seta disetujui Konsultan Pengawas.
Galian untuk konstruksi harus sesuai dengan Gambar Kerja dan bersih dari tanah urug bekas
serta sisa bahan bangunan. Urutan penggalian harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti
petunjuk-petunjuk Konsultan Pengawas sehingga tidak menimbulkan gangguan pada
lingkungan tapak / site atau menyebabkan timbulnya genangan air untuk waktu lebih dari 24
jam. Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang tidak padat atau
longgar, maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang yang tejadi harus
ditutup urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5 cm. lapis demi lapis
sampai penuh sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan. Biaya pekerjaan ini menjadi
tanggungan Kontraktor / Pemborong dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah. Bila
Kontraktor / Pemborong melakukan penggalian yang melebihi kedalaman yang ditentukan
dalam Gambar Kerja, maka Kontraktor / Pemborong wajib untuk menutupi kelebihan galian
tersebut dengan urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5 cm. lapis
demi lapis sampai penuh sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan. Galian pondasi
harus dilakukan sesuaidengan lebar lantai kerja pondasi atau seperti tercantum dalam Gambar
Kerja, dengan penampang lereng galian kiri dan kanan dimiringkan 10° kearah luar pondasi
dari As, ketinggian serta bentuk selesai sesuai Gambar Kerja, diperiksa serta disetujui
Konsultan Pengawas. Kelebihan tanah galian harus dibuang keluar dari dalam tapak / site
konstruksi. Area antara papan Patok Ukur dengan galian harus bebas dari timbunan tanah.
Untuk menjaga lereng - lereng lubang galian agar tidak longsor / runtuh, maka apabila
dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong harus memasang
konstruksi penahan (casing) sementara dari bahan seng gelombang BJLS 50 atau setara, atau
dari papan - papan tebal 3 cm. diperkuat dengan kayu - kayu dolken minimal diameter 8 cm.
sehingga konstruksi tersebut dapat menjamin kestabilan lereng galian. Apabila dan atau
karena permukaan air tanah tinggi, Kontraktor / Pemborong harus menyediakan pompa air
secukupnya untuk menyedot air yang menggenangi galian. Disyaratkan bahwa seluruh
permukaan galian terutama lantai galian, harus kering untuk pekerjaan – pekerjaan
selanjutnya, khususnya untuk pekerjaan :
• Pondasi beton setempat dan Sloof beton
• Pondasi Batu Kali.
• Pengurugan dan pemadatan.
PASAL 5
PEKERJAAN KONSTRUKSI BETON
6.1 Umum
a. Semua bahan-bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus memenuhi
ketentuan-ketentuan umum yang berlaku di Indonesia. Beton yang dipergunakan
untuk seluruh struktur bangunan ini harus mempunyai mutu karateristik minimal
K-175 dan K-250. Adapun beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur
bangunan ini menggunakan beton molen/concrete mixer, yang sebelumnya sudah
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
b. Kode-kode dan standar-standar berikuti harus diperhatikan :
6.2 Semen
a. Jenis semen yang dipakai untuk beton dan adukan dalam pekerjaan ini adalah
Portland Cement (PC) yang memenuhi syarat-syarat SII 0013 - 81.
b. Semen yang didatangkan ke proyek harus dalam keadaan utuh dan baru. Kantong-
kantong pembungkus harus utuh dan tidak ada sobekan.
c. Penyimpanan semen harus dilakukan di dalam gudang tertutup dan harus
terlindung dari pengaruh hujan, lembab udara dan tanah. Semen ditumpuk di
dalamnya di atas lantai panggung kayu minimal 30 cm di atas tanah. Tinggi
penumpukan maksimal adalah 15 lapis. Semen yang kantongnya pecah tidak boleh
dipakai dan harus segera disingkirkan keluar proyek.
d. Semen yang dipakai harus diperiksa oleh Pengawas Lapangan sebelumnya. Semen
yang mulai mengeras harus segera dikeluarkan dari proyek. Urutan pemakaian
harus mengikuti urutan tibanya semen tersebut di lapangan sehingga untuk itu.
Kontraktor diharuskan menumpuk semen berkelompok menurut urutan tibanya di
lapangan.
e. Semen yang umurnya lebih dari tiga bulan sejak dikeluarkan dari pabrik tidak
diperkenankan dipakai untuk pekerjaan yang sifatnya struktural.
f. Bilamana Pengawas Lapangan memandang perlu, Kontraktor harus melakukan
pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa dan melihat apakah mutu semen
memenuhi syarat, atas biaya Kontraktor.
6.3 Agregat
a. Agregat halus atau pasir untuk pekerjaan beton dan adukan harus berbutir keras,
bersih dari kotoran - kotoran dan zat - zat kimia organik dan anorganik yang dapat
merugikan mutu beton ataupun baja tulangan, dan bersudut tajam. Susunan
pembagian butir harus memenuhi persyaratan seperti dalam tabel di bawah ini :
b. Persentase berat fraksi butiran yang lebih halus dari 0,074 mm dan atau kotoran
atau lumpur tidak boleh lebih dari 5 % terhadap berat keseluruhan. Kecuali
ketentuan di atas, semua ketentuan agregat halus beton (pasir) pada SKSNI T-15-
1991-03 harus dipenuhi.
c. Agregat kasar adalah batu pecah (split) dengan ukuran maksimal 2,5 cm, dan
mempunyai bidang pecah minimum 4 buah, dan mempunyai bentuk lebih kurang
seperti kubus.
d. Batu pecah harus diperoleh dari batu keras yang digiling oleh mesin pemecah batu
sesuai dengan persyaratan PBI, bersih, serta bebas dari kotoran - kotoran yang
dapat mengurangi kekuatan mutu beton maupun baja. Pembagian butir harus
memenuhi ketentuan seperti di bawah ini.
6.6 Bekisting
a. Bahan bekisting untuk pekerjaan ini dapat menggunakan bekisting dari kayu dan
plywood untuk pekerjaan beton bertulang seperti yang tertera dalam gambar.
b. Untuk Plat Lantai digunakan Bondek dengan ketebalan 0,8 mm. Tiang Penyangga
sementara diperlukan untuk mencegah lendutan pada saat masih basah.
c. Untuk mendapatkan bentuk penampang, ukuran beton seperti dalam gambar
konstruksi bekisting harus dikerjakan dengan baik, lurus, rata, teliti dan kokoh.
d. Pekerjaan bekisting harus sedemikian rupa hingga bekisting terjamin rapat dan
adukan tidak merembes keluar.
e. Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekisting harus bersih dari kotoran
serta tidak ada genangan air yang mengakibatkan turunnya mutu beton. Untuk
menjamin bahwa bagian dalam bekisting benar - benar bersih dan tidak ada
genangan air dapat digunakan kompressor.
f. Finishing beton bertulang dalam arti penambalan - penambalan sejauh mungkin
dihindari dan bila terpaksa dilakukan, harus dilakukan sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan.
6.7 Tulangan
a. Gambar rencana kerja untuk baja tulangan, meliputi rencana pemotongan,
pembengkokan, sambungan, penghentian, diajukan oleh Kontraktor kepada
Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu sebelum
pelaksanaan. Semua detail harus memenuhi persyaratan seperti yang dicantumkan
dalam gambar kerja dan syarat - syarat yang harus diikuti menurut SKSNI T-15-
1991-03.
b. Diameter - diameter pengenal harus sama seperti persyaratan dalam gambar kerja
dan bilamana diameter tersebut akan diganti maka jumlah luas tulangan persatuan
lebar beton minimal harus sama dengan luas penampang rencana semula dan
persyaratan jarak minimal antara tulangan menurut SKSNI T-15-1991-03 dipenuhi.
Sebelum melakukan perubahan - perubahan, Kontraktor harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas Lapangan.
c. Semua pembengkokan tulangan harus dilakukan sebelum penyetelan atau
penempatan. Tidak diperkenankan membengkokkan tulangan bila sudah
ditempatkan kecuali apabila hal ini terpaksa dan mendapat persetujuan Pengawas
Lapangan.
d. Penulangan baja sebelum ditempatkan, keseluruhan harus dibersihkan dari karat
yang lepas dari flaky, millscale, lapisan atau bahan lain yang dapat menghancurkan
atau mengurangi pelekatan dengan beton.
e. Tebal selimut beton untuk memberi perlindungan pada baja tulangan harus sesuai
dengan gambar rencana.
f. Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai rencana dan harus
dijaga jarak antara tulangan dan bekesting untuk mendapatkan tebal selimut beton
(beton deking) minimal sesuai persyaratan. Untuk itu Pemborong harus
mempergunakan penyekat (spacer), dudukan (chairs) dari balok - balok beton
dengan mutu minimal sama dengan beton yang bersangkutan. Semua tulangan
harus diikat dengan baik dan kokoh sehingga dijamin tidak bergeser pada waktu
pengecoran. Kawat pengikat yang berlebih harus dibengkokkan ke arah dalam
beton.
g. Sebelum melakukan pengecoran, semua tulangan harus terlebih dahulu diperiksa
untuk memastikan jumlah dan ukurannya, ketelitian untuk penempatannya,
kebersihan, dan untuk mendapatkan perbaikan bilamana perlu. Tulang yang
berkarat harus dibersihkan atau diganti bilamana dianggap Pengawas Lapangan
akan merugikan atau melemahkan konstruksi. Pengecoran tidak diperkenankan
apabila belum diperiksa dan disetujui secara tertulis oleh Pengawas Lapangan.
h. Khusus untuk selimut beton, dudukkan harus cukup kuat dan jaraknya sedemikian
hingga tulangan tidak melengkung dan beton penutup tidak kurang dari yang
disyaratkan. Toleransi yang diperkenankan untuk penyimpangan atau deviasi
terhadap bidang horizontal atau vertikal adalah 5 mm.
i. Tidak ada bagian logam/tulangan atau alat digunakan untuk menyambungkan atau
untuk menjaga penulangan dalam posisi yang sebenarnya akan dibiarkan tetap
diantara selimut beton yang telah ditentukan.
tempat/bagian yang sudah maupun yang akan dicor. Pengecoran tidak diijinkan
selama hujan lebat atau ketika suhu udara naik di atas 32°C.
i. Untuk setiap jumlah 5 m3 pengecoran, Pemborong diwajibkan mengambil contoh
(sample) untuk pemeriksaan kekuatan tekan kubus, pemeriksaan slump test,
dengan prosedur sebagaimana ditentukan dalam SKSNI T-15-1991-03 atau
ketentuan lain yang berlaku.
j. Kubus beton yang diambil selama pengecoran harus diuji kekuatan tekan
karakteristiknya di laboratorium yang telah disetujui Pengawas Lapangan atas
biaya Pemborong dan hasilnya dilaporkan secara tertulis kepada Pengawas
Lapangan untuk dievaluasi. Bilamana hasil pengujian menunjukkan mutu beton
kurang dari K yang disyaratkan, maka Pemborong diwajibkan untuk mengajukan
kepada Pemberi Tugas dan Pengawas Lapangan rencana dan mengadakan
perkuatan/penyempurnaan konstruksi dengan biaya Pemborong.
k. Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa mutu beton kurang dari nilai
Karakteristik yang disyaratkan Pemborong harus mengambil core – sample dari
bagian - bagian konstruksi. Jumlah core - sample untuk tiap pemeriksaan adalah 3
buah, dan selanjutnya kekuatannya akan diperiksa di laboratorium dengan petunjuk
Pemberi Tugas dan/atau Pengawas Lapangan atas biaya Pemborong. Hasilnya akan
dievaluasi Pengawas Lapangan dan apabila ternyata nilai yang diperoleh
membahayakan konstruksi, Pemborong harus melakukan perbaikan dengan biaya
Pemborong.
l. Seluruh beton harus dilindungi selama proses pengerasan terhadap efek-efek yang
ditimbulkan oleh sinar matahari dan angin, kelembaban dan pengeringan yang
cepat yang dapat menyebabkan pengeringan, gangguan pada proses hidrasi dan
perubahan terhadap mutu beton setelah pengecoran, permukaan horizontal selesai
diratakan dan/atau pada waktu pemindahan dari cetakan.
m. Perlindungan dapat dilakukan dengan penyiraman “springkling” dengan air pada
permukaan beton, menutup permukaan dengan plastik/karung basah atau
penyemprotan permukaan dengan curing compound.
n. Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap dengan tekanan atmosfir, panas dan
lembab atau proses-proses lainnya yang bisa diterima, hanya dilakukan untuk
mempercepat pencapaian kekuatan serta mengurangi waktu perawatan, dengan
persetujuan dari Pengawas Lapangan.
c. Bahan-bahan bekas cetakan yang sudah tidak digunakan lagi harus segera
dikumpulkan serta segera dkeluarkan dari lokasi agar tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
d. Seluruh pekerjaan dan pembuatan dan pembongkaran bekisting harus sesuai
dengan PBI 1971.
PASAL 7
PEKERJAAN DINDING BATA RINGAN
f. Pemasangan bata ringan tersebut harus lurus dan rata, tahap pertama setinggi 7
lapis dengan spesi dasar 3 cm dan diikuti dengan cor kolom praktis. Setelah tahap
pertama selesai biarkan pasangan bata ringan tersebut mengering lebih kurang 3
jam. Setelah itu baru dilanjutkan hingga tinggi yang ditentukan. Beri ring
balk/balok gantung bila tinggi bata ringan tersebut mencapai 2,4 – 2,5 meter.
Pemberian angkur untuk pasangan bata ringan ini umumnya dilakukan setiap 3-5
baris terpasang.
g. Bidang dinding bata ringan yang luasnya lebih besar dari 12 m2 harus ditambahkan
kolom dan balok penguat (kolom dan balok praktis) dengan ukuran 11 x 11 cm,
dengan 4 buah tulangan pokok berdiameter 10 mm, beugel diameter 8 jarak 20
cm, jarak antara kolom maksimal 3,50 m.
h. Pembuatan lubang pada pasangan bata ringan untuk perancah sama sekali tidak
diperkenankan.
i. Bagian pasangan bata ringan yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan
beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 8 mm, Jarak 40
cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan
bagian yang ditanam dalam pasangan bata minimal 30 cm, kecuali ditentukan lain.
Pada pertemuan dengan kolom utama digunakan adukan MU-830 (Perbaikan
Permukaan Beton) dengan pemakaian air sama jumlahnya dengan produk MU-380
sedangkan pada pertemuan dengan balok atau slab beton diberi media penghantar
yang flexible seperti styrofoam atau yang sejenis serta Pengisi Celah (MU-880).
Aplikasi MU-830 (Perbaikan Permukaan Beton) & MU-880 (Pengisi Celah)
berbarengan pada saat pemasangan bataringan MU-380.
j. Pasangan bata ringan untuk dinding 1/2 (setengah) batu harus menghasilkan
dinding finish setebal 13-15 cm (nilai optimal [asangan bata ringan MU) dan untuk
dinding 1 (satu) batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi
dan benar-benar tegak lurus.
k. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan
dengan pekerjaan lain. Jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor
harus mengganti tanpa biaya tambahan.
PASAL 8
PEKERJAAN PLESTERAN
2. Pengadukan Bahan :
a. Bak adukan, peralatan (tools and untensils) harus bersih dan dicuci dahulu
sebelum pengadukan berikutnya dilaksanakan. Tuangkan air sebanyak 7,5 –
8,0 liter / 50 kg MU-301 atau 6 – 6,5 liter / 40 kg kemudian masukan adukan
kering MU-301 ke dalam bak adukan.
b. Aduk campuran diatas hingga rata dan diperoleh kelecakan (consistency) yang
sesuai untuk pelaksanaan plesteran.
PASAL 9
PEKERJAAN ACIAN
2. Pengadukan Bahan :
a. Tuang air ke dalam bak adukan sebanyak 14,0 – 14,5 liter untuk tiap kantong
MU-250 dan 12,0 – 13 liter untuk tiap kantong MU-200 (40 kg).
b. Masukan adukan kering MU-250/MU-200 kedalam bak adukan. Aduk
campuran di atas hingga rata.
c. Bak adukan, peralatan (tools and untensils) harus bersih dan dicuci dahulu
sebelum pengadukan berikutnya dilaksanakan.
PASAL 10
PEKERJAAN LANTAI / KERAMIK
PASAL 11
PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA
PASAL 12
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN KUNCI
gambar. Pelaksanaan harus bernar - benar mengikuti garis - garis ketinggian, bentuk –
bentuk seperti yang terlihat dalam gambar - gambar dan persyaratan ini.
12.2 Persyaratan Bahan - Bahan
a. Untuk engsel pintu dan jendela dipakai engsel type ring nylon yang berkualitas
baik semutu produksi DN, dipasang sebanyak 3 buah untuk setiap daun pintu dan 2
buah untuk setiap daun jendela, dengan ukuran sebagai berikut :
Untuk daun pintu ukuran 4” dan
Untuk daun jendela ukuran 3”.
b. Seluruh pintu - pintu dipasang kunci tanam yang berkualitas baik semutu merk
Union 2 kali putar (besar) dan semutu CISA khusus untuk alumunium.
c. Setiap daun jendela dipasang slot dan dipasang kait angin / penahan bukaan yang
berkualitas baik.
d. Pelaksana harus menyerahkan contoh - contoh kunci, alat penggantung dan
perlengkapan lainnya yang akan digunakan. Setiap bahan yang diserahkan harus
sesuai dengan contoh-contoh yang telah mendapatkan persetujuan dari
Pengawas/Perencana/Pengelola Teknis.
12.3 Pelaksanaan Pekerjaan
a. Semua pemasangan harus dilaksanakan oleh tukang-tukang terbaik yang
pengerjaannya telah disetujui oleh Pengelola Teknis.
b. Pelaksanaan pemasangan harus memperhatikan secara teliti gambar kerja atau
syarat-syarat yang ada.
c. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik.
d. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
e. Sebelum pekerjaan dilaksanakan Kontraktor harus mendapatkan persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas
PASAL 13
PEKERJAAN KACA
PASAL 14
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
PASAL 15
PEKERJAAN PLAFOND
PASAL 16
PEKERJAAN CAT DAN LABURAN
d. Pekerjaan Waterproofing
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh ahlinya yang ditunjuk penyalur sampai
mendapat Sertifikat Jaminan (pemeliharaan cuma - cuma) untuk 10 tahun.
Bagian-bagian yang harus diberi lapisan waterproofing adalah :
• Pelat - pelat atap beton
• Lantai - lantai toilet, kamar mandi & WC
• Bagian - bagian lain yang ditentukan pada gambar
Seluruh lapisan-lapisan waterproofing, jika tidak ditentukan lain, harus
menutupi pula kaki-kaki setiap bidang tegak (dinding-dinding, listplank-
listplank) sampai setinggi 20 Cm.
Sebelum pelaksanaan lapisan dasar tersebut, bidang permukaan yang akan
dilapisi harus sudah diplester rata dan bidang permukaan harus sudah
dimiringkan minimal 1 % ke arah pembuangan, kemudian dibersihkan dari
segala macam kotoran-kotoraan dan debu dengan menggunakan pompa
kompresor, sapu-sapu / sikat dan dijaga supaya tetap kering.
Lapisan dasar primer harus menutupi seluruh permukaan termasuk setiap celah-
celah di sekeliling lubang pembuangan, khusus pada bagian lubang pembuangan
diperkuat perekatannya dengan fibre glass 2 lapis, sedang pada tekukan bidang
PASAL 17
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK DAN ARMATUR
sepanjang panel harus disediakan dan bagain metal yang disebut diatas harus
dihubungkan. Rel pentanahan dihubungkan dengan kawat tembaga (BC) dengan
penampang sesuai dengan gambar kerja dan ditanam sampai diperoleh tahanan
pentanahan maksimum 5 ohm.
Kabel daya NYY seperti ditunjukkan dalam gambar harus semutu : Supreme,
Kabelindo, Kabel Metal, Tranka Kabel ( 4 besar )
d. Kabel toevoer yang digunakan adalah jenis NYY 4x10 mm semutu : Supreme,
Kabelindo, Kabel Metal, Tranka Kabel ( 4 besar )
e. Saklar engkel atau double dan stop kontak semutu merk broco.
f. Kabel-kabel instalasi didalam ruangan dipakai jenis kabel NYM 3 x 2,5 mm untuk
stop kontak, saklar dan AC, sedangkan NYM 2 x 2,5 mm untuk titik lampu. Kabel
yang digunakan kualitas semutu Eterna.
g. Jenis lampu yang dipakai :
Lampu Down light + SL 18 watt, lampu semutu philips
h. Fitting instalasi seperti pipa conduit, fleksible join, T-Dos, Inbow Dos dan
sebagainya menggunakan merk semutu Clipsal.
PASAL 18
PEKERJAAN SANITAIR
c. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disediakan oleh pabrik untuk
masing-masing type yang dipilih.
d. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah diisyaratkan dalam uraian dan
syarat-syarat dalam buku.
Pekerjaan Urinal
• Urinal berikut kelengkapannya yang digunakan adalah setara TOTO.
• Urinal yang dipasang adalah urinal yang telah diseleksi dengan baik, tidak
ada bagian-bagian yang gompal, retak dan cacat lainnya dan telah disetujui
Pengawas.
• Pemasangan urinal pada tembok menggunakan baut ficher atau stainless steel
dengan ukuran yang cukup menahan beban seberat 20 Kg tiap baut.
• Setelah urinal terpasang, letak dan ketinggian pemasangan harus sesuai
gambar untuk itu, baik waterpassnya. Semua celah-celah yang mungkin ada,
antar dinding dengan urinal, ditutup dengan semen berwarna sama dengan
urinal sempurna. Sambungan instalasi plumbingnya harus baik tidak ada
kebocoran-kebocoran air.
Perlengkapan Toilet
• Perlengkapan - perlengkapan lain untuk toilet yaitu gantungan handuk,
tempat sabun, tempat kertas rol, tempat kertas tissue, gantungan lap,
gantungan baju, dan Iain - lain seperti ditunjukkan dalam gambar, dipakai
adalah semutu TOTO.
• Perlengkapan-perlengkapan tersebut harus dalam keadaan baik tanpa ada
cacat - cacat, sudah mendapat persetujuan Pengawas. Letak pemasangan
disesuaikan gambar - gambar untuk itu dan cara - cara pemasangan
mengikuti petunjuk - petunjuk dari produsen seperti diterangkan dalam
brosur – brosur yang bersangkutan.
Kran
• Semua kran yang dipakai semutu merk TOTO, Verchroom, atau setara,
dengan chromed finish.
• Ukuran disesuaikan keperlauan masing-masing sesuai gambar plumbing
brosur alat-alat sanitair.
• Jetwasher yang digunakan adalah semutu merk TOTO.
Floor Drain dan Clean Out
• Floor drain dan clean out yang digunakan adalah floor drain semutu merk
TOTO dilengkapi dengan siphon dan penutup berengsel untuk floor drain
dan doperchroom dengan draad untuk clean out.
• Floor drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui
Pengawas.
e. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disatu tempat bila ada kelainan /
perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut terselesaikan.
f. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian / pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
g. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.
h. Syarat Pemasangan
Tenaga
Pemasangan pekerjaan sanitair harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang
berpengalaman dan trampil dalam pekerjaannya dengan menunjukkan Surat
Keterangan yang pernah dikerjakan.
Persiapan
• Sebelum mulai pemasangan pekerjaan sanitair, Kontraktor terlebih dahulu
harus memeriksa semua pekerjaan yang nantinya akan ditutup oleh pasangan
pekerjaan ini
• Pekerjaan yang harus diperiksa diantaranya adalah :
- Pekerjaan pemasangan instalasi-instalasi
- Pekerjaan waterproofing
- Dan Iain - lain yang dianggap perlu
• Sebelum pemasangan pekerjaan sanitair, alas permukaannya harus dibuat
rata dan halus terlebih dahulu.
• Sesudah pekerjaan-pekerjaan tersebut selesai diperiksa, Kontraktor harus
meminta persetujuan Pengawas untuk melanjutkan pekerjaannya.
• Kontraktor wajib membuat gambar-gambar kerja (shop drawing) untuk
pelaksanaan yang dibuat berdasarkan gambar rencana. Ukuran-ukuran
berdasarkan dengan kondisi lapangan.
• Gambar kerja ini terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Pengawas.
Pelaksanaan
• Setiap pemasangan pekerjaan sanitair pada dinding harus diperkuat dengan
angkur-angkur dan perlengkapan / accessories lainnya yang disyaratkan oleh
pabrik pembuatnya.
• Setiap pemasangan pekerjaan sanitair harus dilaksanakan dengan teliti, tepat
pada posisi pipa sanitasinya.
Syarat Pemeliharaan
• Setiap pasangan pekerjaan sanitair yang rusak harus diperbaiki dengan cara-
cara yang dianjurkan oleh pabriknya.
• Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
pekerjaan finishing lainnya.
• Apabila ada pekerjaan finishing yang rusak akibat perbaikan pekerjaan lantai
keramik tersebut, maka kerusakan-kerusakan pekerjaan finishing tersebut
harus segera diperbaiki atas biaya Kontraktor.
• Selama 3 x 24 jam sesudah pekerjaan sanitair selesai terpasang, harus
dibiarkan mengering dan selama itu tidak boleh dipergunakan.
• Sesudah pekerjaan sanitair terpasang harus dijaga terhadap kemungkinan-
kemungkinan terkena cairan-cairan dan benda-benda lain yang mungkin bisa
menimbulkan cacat, noda-noda dan sebagainya. Apabila hal ini terjadi
PASAL 19
PEKERJAAN LOGAM NON STRUKTURAL
PASAL 20
PENYERAHAN PEKERJAAN
20.1 Kontraktor harus menyelesaikan semua bagian pekerjaan yang tertera dalam kontrak,
Gambar-gambar dan syarat - syarat pada Dokumen Pengadaan (Pelelangan) ataupun
perubahan yang terdapat dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing),
sehingga pekerjaan dapat diterima dengan baik oleh Konsultan Pengawas dan Pihak
Pemimpin Proyek.
20.2 Pada saat pekerjaan akan diserah-terimakan untuk pertama kalinya (Provisional Hand
Over - PHO), Kontraktor harus menyerahkan :
• Gambar - gambar yang sebenarnya (As Built Drawings) yang telah isetujui.
• Gambar instalasi listrik yang sebenarnya.
• Foto - foto pelaksanaan pekerjaan.
20.3 Bersama - sama dengan Konsultan Pengawas, kontraktor harus meneliti, mencatat dan
menyetujui, bagian - bagian pekerjaan yang belum sempurna, untuk dibuatkan daftar
(Check List) pekerjaan-pekerjaan yang akan diperbaiki dalam masa pemeliharaan.
Recana Kerja dan Syarat – Syarat ( RKS ) Pekerjaan Rehab Gedung Keskanling Balai
Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung
Pasal 21
PEKERJAAN LAIN – LAIN
21.1 Setelah selesai pekerjaan seluruh lokasi dalam lingkungan pekerjaan harus dibersihkan.
21.2 Pekerjaan kecil yang sifatnya penyempurnaan wajib dilakukan dengan biaya sendiri
oleh kontraktor.
21.3 Didalam pelaksanaan pekerjaan ini kontraktor wajib mematuhi petunjuk dan ketentuan
yang disampaikan pengawas lapangan.
21.4 Dokumentasi berupa photo - photo, awal pelaksanaan, sedang pelaksanaan yang
meliputi segmen - segmen pekerjaan, dan akhir pelaksanaan mutlak harus ada.
21.5 Kontraktor harus membuat dan menyampaikan laporan harian, mingguan, dan bulanan
kepada pengawas teknik secara periodik. Biaya pembuatan laporan dan dokumentasi
sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.
21.6 Tenaga ahli yang akan ditugaskan dalam melaksanakan pekerjaan harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut : Lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi
Swasta yang telah terakreditasi oleh instansi yang berwenang atau lulus ujian negara,
atau perguruan tinggi luar negeri yang ijazahnya telah disahkan atau diakui oleh
instansi pemerintah yang berwenang di bidang pendidikan tinggi.