Anda di halaman 1dari 41

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT ( RKS )

PEKERJAAN

REHAB GEDUNG KESKANLING

BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA LAUT LAMPUNG

TAHUN 2021
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT ( RKS )


PEKERJAAN REHAB GEDUNG KESKANLING
BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA LAUT LAMPUNG
TAHUN 2021

I. SYARAT - SYARAT TEKNIS YANG BERSIFAT UMUM

PASAL 1
KETENTUAN UMUM

1.1 Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan dengan baik dan benar serta penuh dengan
tanggung jawab dan teliti sesuai dengan ketentuan Kontrak.
1.2 Seluruh cara dan prosedur yang diikuti, termasuk semua pekerjaan sementara yang
akan dilaksanakan, semuanya harus mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan.
1.3 Dalam pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus mentaati peraturan-peraturan
pemerintah dan peraturan daerah yang berlaku yang berhubungan dengan pekerjaan ini.
1.4 Selain mengacu pada ketentuan-ketentuan tentang persyaratan umum dalam
pembangunan, juga harus mengacu pada persyaratan teknis dari Standar Nasional
Indonesia (SNI).
1.5 Secara umum persyaratan teknis mengacu ketentuan dalam Keputusan Menteri PU
Nomor. 441/KPTS/1998 tentang persyaratan teknis bangunan gedung, Keputusan
Menteri PU nomor 468/KPTS/1998 tentang persyaratan teknis aksesibilitas pada
bangunan umum dan lingkungan dan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
10/KPTS/2000 tentang ketentuan teknis pengamanan terhadap bahaya kebakaran
bangunan gedung dan lingkungan.

PASAL 2
LOKASI DAN LINGKUP PEKERJAAN

2.1 Lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah di Lingkungan Perkantoran Balai
Besar Perikanan Budidaya Laut lampung di Kabupaten Pesawaran Propinsi Lampung.
2.2 Lingkup pekerjaan dimaksud adalah Pekerjaan Rehab Gedung Keskanling Tahun 2021.
2.3 Seluruh pekerjaan tersebut di atas mencakup penyediaan bahan, peralatan, tenaga kerja
serta mengamankan, mengawasi dan memelihara bahan - bahan, alat kerja maupun
hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan dapat
selesai dengan sempurna. Pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan Rencana Kerja
dan Syarat - Syarat Pelaksanaan Pekerjaan dan Gambar - gambar pelaksanaan yang
telah disediakan untuk proyek ini.
2.4. Kontraktor/Pelaksana menjamin pada Pemberi Tugas dan Pengelola Teknis, bahwa
semua bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan ini adalah sama sekali baru, kecuali
ditentukan lain, serta Kontraktor / Pelaksana menyetujui bahwa semua pekerjaan
dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat teknis dan estetis serta sesuai dengan
dokumen kontrak.

Rehab Gedung KESKANLING 1


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

2.5 Sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas bahwa pekerjaan telah
diselesaikan dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab
Kontraktor/Pelaksana sepenuhnya.

PASAL 3
PENJELASAN GAMBAR – GAMBAR

3.1 Untuk dapat memahami serta menghayati secara sempurna seluruh pekerjaan ini,
kontraktor diwajibkan untuk mempelajari secara teliti, baik gambar maupun syarat -
syarat pada Dokumen Pengadaan (Pelelangan) ini untuk meyakinkan diri bahwa benar -
benar tidak terdapat lagi ketidakjelasan perbedaan ukuran - ukuran, perbedaan antar
gambar - gambar serta kejanggalan atau kekeliruan lainnya. Apabila terdapat ketidak
cocokan, perbedaan atau kejanggalan antar gambar-gambar yang satu dengan lainnya,
maupun antar gambar - gambar dengan Dokumen Pengadaan (Pelelangan), maka
kontraktor diwajibkan melaporkan hal - hal tersebut kepada Perencana / Konsulatan
Pengawas secara tertulis untuk mendapatkan keputusan pelaksanaan di tapak
secepatnya. Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh
Kontraktor/Pelaksana untuk memperpanjang waktu pelaksanaan.
3.2 Mengingat setiap kesalahan maupun kelalaian dan ketidaktelitian dalam melaksanakan
satu bagian pekerjaan akan mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka ketelitian
pelaksanaan mutlak serta mendapat perhatian pertama. Kelalaian terhadap ketentuan ini
dapat mengakibatkan dibongkarnya suatu hasil pekerjaan oleh Konsultan Pengawas,
yang mengakibatkan suatu kerugian bagi kontraktor.
3.3 Yang dimaksud dengan pekerjaan dalam uraian ini adalah segala hal yang menyangkut
pelaksanaan pekerjaan dan mengikuti gambar - gambar perencanaan serta penjelasan
dalam Rencana Kerja dan Syarat - Syarat yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan
(Pelelangan) ini termasuk didalamnya pengadaan bahan - bahan, pengerahan tenaga
kerja, peralatan yang diperlukan serta sarana lainnya, sehingga maksud dan tujuan
terwujud sesuai dengan rencana.
3.4 Kontraktor/Pelaksana tidak dibenarkan mengubah atau mengganti ukuran – ukuran
yang tercantum didalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan Pengelola Teknis.
Bila hal tersebut terjadi, segala akibat yang akan menjadi tanggung jawab
Kontraktor/Pelaksana baik dari segi biaya maupun waktu.

PASAL 4
SITUASI / PENEMPATAN BANGUNAN

4.1 Penempatan gedung disesuaikan dengan Block Plan/Gambar Situasi yang ada (menurut
petunjuk pengawas lapangan/pihak user/pihak proyek).
4.2 Kontraktor harus mengadakan penelitian yang seksama terutama mengenai kondisi
tanah/lahan yang ada, sehingga dalam estimasi perhitungan volume tidak terjadi
kesalahan - kesalahan yang mengakibatkan harga penawaran menjadi rendah.
4.3 Kelalaian dan ketidaktelitian kontraktor dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan
untuk mengajukan klaim.
4.4 Pekerjaan pemasangan bowplank harus mendapatkan persetujuan pengawas atau dari
pihak direksi.

Rehab Gedung KESKANLING 2


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

PASAL 5
RENCANA KERJA

5.1 Selambat - lambatnya 7 (tujuh) hari sejak tanggal Surat Keputusan Pemberian
Pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan Kepada Direksi Lapangan untuk mendapat
persetujuannya antara lain :
a. Suatu rencana kerja atau jadwal waktu pelaksanaan dalam bentuk Bar Chart yang
lengkap dan terperinci, meliputi seluruh pekerjaan seperti dimaksud dalam Dokumen
Kontrak.
b. Keterangan lengkap mengenai organisasi dan Personalia yang akan melaksanakan
tugas pekerjaan.
c. Jadwal Pengerahan Tenaga Kerja.
d. Jadwal penyediaan bahan bangunan dan peralatan serta perlengkapan lainnya.
5.2 Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rencana kerja yang telah
diajukan tersebut di atas.
5.3 Kelalaian dalam menyerahkan rencana kerja tersebut di atas, dapat menyebabkan
ditundanya permulaan pekerjaan. Akibat dari penundaan pekerjaan ini menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

PASAL 6
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR TERHADAP PEKERJAAN

6.1 Semua pelaksanaan pekerjaan harus mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan,
tidak berarti bahwa Kontraktor melepaskan tanggung jawab yang tercantum dalam
Kontrak.
6.2 Tanah tempat pekerjaan dalam keadaan pada waktu Penawaran termasuk segala sesuatu
yang berada dalam batas - batas yang ditentukan, diserahkan tanggung jawab kepada
Kontraktor. Namun demikian, semua benda yang ditemukan di Lapangan tersebut, tetap
menjadi milik Pemberi Tugas (Bouwheer).
6.3 Kontraktor harus mengisi / menimbun kembali semua lobang - lobang dan bekas
galian- galian yang dibuatnya setelah selesai pekerjaan atau tidak diperlukan lagi untuk
pekerjaan, serta harus bersih dari segala sampah / kotoran dan bahan - bahan yang tidak
diperlukan lagi.
6.4 Pemberi Tugas, Pengawas Lapangan berhak untuk mengadakan Inspeksi kesetiap
bagian pekerjaan. Juga apabila pekerjaan tersebut dikerjakan di bengkel Kontraktor
atau Sub Kontraktor. Dalam hal ini Kontraktor harus memberi informasi, bantuan dan
fasilitas lain yang diperlukan dalam pemeriksaan secara teliti dan lengkap.
6.5 Kontraktor bertanggung jawab terhadap ketertiban pegawai serta kendaraan-
kendaraannya dan bersedia memelihara atau memperbaiki segala kerusakan –
kerusakan yang mungkin terjadi, baik di dalam lokasi proyek maupun di luarnya,
sehingga kembali seperti semula.
6.6 Pada waktu penyerahan pertama, seluruh pekerjaan harus diserahkan dalam keadaan
sempurna / selesai, termasuk pembongkaran pekerjaan-pekerjaan sementara,
pembersihan halaman dan sekitarnya sesuai dengan keinginan Pengawas Lapangan.

Rehab Gedung KESKANLING 3


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

PASAL 7
SETTING OUT

7.1 Untuk menentukan posisi dan ketinggian bangunan di lapangan Pemborong harus
melakukan pengukuran dilapangan secara teliti dan benar, sesuai dengan referensi
Benchmark atau titik tetap dilapangan seperti ditunjukkan dalam gambar atau atas
petunjuk Pengawas Lapangan.
7.2 Pengukuran untuk penentuan posisi dilakukan dengan peralatan yang mempunyai
presisi tinggi dengan metode triangulasi dan hasilnya disampaikan ke Pengawas
Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
7.3 Dalam hal terdapat perbedaan antara rencana dalam gambar dengan hasil pengukuran
yang dilaksanakan pemborong dilapangan, maka sebelum melanjutkan pekerjaan yang
mungkin dipengaruhi perbedaan tersebut, pemborong harus melaporkan hal ini kepada
Pengawas Lapangan untuk mendapatkan keputusan dan dinyatakan dalam Berita Acara.
7.4 Keputusan akan hasil pengukuran oleh Pemborong akan didasarkan atas keamanan
konstruksi dan kelancaran operasional.

PASAL 8
DAERAH KERJA DAN JALAN MASUK

8.1 Pemborong akan diberikan daerah kerja untuk pelaksanaan pekerjaan ini. Lokasi
tersebut dapat diperoleh dengan cara sewa / pinjam berdasarkan ketentuan yang berlaku
dan harus membatasi operasinya dilapangan yang betul-betul diperlukan untuk
pekerjaan tersebut.
8.2 Tata letak yang meliputi jalan masuk, lokasi penyimpanan bahan bangunan dan jalur
pengangkutan material dibuat oleh Pemborong dengan persetujuan Pengawas
Lapangan.

PASAL 9
MATERIAL

9.1 Material yang akan dipakai dalam pekerjaan - pekerjaan ini diutamakan produksi dalam
negeri yang memenuhi persyaratan yang ditentukan.
9.2 Jika pemborong mengajukan bahan lain yang akan digunakan selain yang disyaratkan,
maka mutunya minimal harus sama dengan yang disyaratkan dalam dokumen tender.
Sebelum pemesanan bahan harus diberitahukan pada Pengawas Lapangan yang
meliputi jenis, kualitas dan kuantitas bahan yang dipesan, untuk mendapat persetujuan.
9.3 Penumpukan material harus pada tempat yang baik agar mutu dari material dapat
terjaga.

PASAL 10
KODE, STANDARD, SERTIFIKAT DAN LITERATUR DARI PABRIK

Pemborong harus menyediakan dilapangan antara lain foto copy persyaratan, standard bahan,
katalog, rekomendasi dan sertifikat serta informasi lainnya yang diperlukan untuk semua
material yang digunakan dalam proyek ini serta petunjuk pemasangan barang – barang
tersebut harus mengikuti prosedur yang direkomendasikan oleh pabrik.

Rehab Gedung KESKANLING 4


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

PASAL 11
LALU LINTAS

Dalam melaksanakan pekerjaan dan pengangkutan bahan-bahan untuk keperluan pekerjaan,


Pemborong harus berhati - hati sedemikian sehingga tidak mengganggu kelancaran
operasional atau menimbulkan kerusakan terhadap jalan yang telah ada dan prasarana
lainnya. Bila terjadi kerusakan, Pemborong berkewajiban untuk memperbaiki / mengganti.

PASAL 12
CUACA

Pekerjaan harus diberhentikan apabila cuaca tidak mengizinkan yang mengakibatkan


penurunan mutu suatu pekerjaan.

PASAL 13
SERVICE SEMENTARA

Pemborong harus menyediakan air dan listrik yang diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan
berlangsung.

PASAL 14
SHOP DRAWING, AS BUILT DRAWING

14.1 Shop Drawing


Shop Drawing adalah gambar - gambar, daftar bengkokan besi, diagram -diagram,
daftar elemen bangunan dan detail gambar, yang disiapkan oleh Kontraktor atau Sub
Kontraktor yang memberikan penjelasan pekerjaan pembangunan dengan sebaik -
baiknya. Kontraktor tidak dapat menuntut akan kerusakan atau perpanjangan waktu
karena keterlambatan sebagai akibat perbaikan gambar kerja. Kontraktor bertanggung
jawab akan adanya kesalahan yang terdapat dalam shop drawing tersebut.
14.2 As Built Drawing
Apabila terdapat perbedaan antara gambar - gambar dengan pelaksanaan pekerjaan
(atas persetujuan Pengawas Pekerjaan Lapangan), maka segera setelah pelaksanaan
bagian pekerjaan tersebut harus membuat As Built Drawing. Setelah seluruh pekerjaan
selesai dilaksanakan, pemborong diwajibkan membuat gambar - gambar dari seluruh
pekerjaan termasuk perubahan-perubahan yang dilaksanakan di lapangan. Gambar -
gambar As Built Drawing dibuat dengan menggunakan software Auto Cad, dan dicetak
rangkap 5 (lima) serta file As Built Drawing diserahkan kepada Pengawas pekerjaan.

PASAL 15
LAPORAN PEKERJAAN DAN FOTO-FOTO

15.1 Laporan Pekerjaan :


a. Pemborong diwajibkan melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan rencana,
perubahan - perubahan yang mungkin terjadi harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Pemberi Tugas.
b. Pemborong harus membuat laporan harian, mingguan dan bulanan.

Rehab Gedung KESKANLING 5


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

c. Di dalam Laporan Harian harus tercantum keadaan cuaca, bahan yang masuk,
jumlah pekerja/pegawai/karyawan, catatan - catatan tentang perintah – perintah
dari Pemberi Tugas / Direksi atau wakilnya dan hal - hal lain yang dianggap perlu.
d. Jumlah pekerja setiap hari dicatat menurut golongan dan upah. Daftar pekerja ini
setiap waktu dapat diperiksa oleh Pemberi Tugas, dan ia berhak mengadakan
penelitian tentang produktivitas pekerjaan tersebut.
e. Setiap akhir pekan Pemborong harus menyampaikan Laporan Mingguan kepada
Pemberi Tugas tentang kemajuan pekerjaan dalam minggu yang bersangkutan,
meliputi persediaan bahan di tempat proyek, penambahan, pengurangan atau
perubahan pekerjaan, jumlah/macam dan harga satuan bahan-bahan yang masuk
dan kejadian-kejadian penting lainnya yang terjadi dalam proyek yang
mempengaruhi pelaksanaan proyek.
f. Setiap akhir bulan, Pemborong harus melaporkan kemajuan pekerjaan secara
terperinci dan besarnya persentase terhadap keseluruhan/bagian, disamping
dokumentasi foto berwarna ukuran postcard yang menunjukkan kemajuan
pekerjaan beserta peralatan yang dipakai dan lain - lain foto ditempel pada album
dengan keterangan - keterangan serta tanggal gambar - gambar diambil.
Pemborong harus mengirimkannya kepada Pemberi Tugas sebanyak 5 (lima) set
album atas biaya kontraktor.
15.2 Foto - Foto.
Kontraktor diharuskan mengadakan pengambilan foto di lapangan, yang berkenaan
dengan kemajuan tahap pekerjaan, detail - detail yang akan ditutup, adanya bencana
dan sebagainya. Hasil cetakan foto tersebut harus disampaikan pada Pengawas
Lapangan sebanyak 5 (lima) set atas biaya kontraktor.

PASAL 16
KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA

16.1 Selama masa pekerjaan, Kontraktor / Pemborong harus senantiasa memelihara


kebersihan lokasi pekerjaan, setiap saat sampah - sampah pekerjaan selalu diangkut dan
dikumpulkan di suati tempat yang telah ditentukan.
16.2. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan
cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja dan personil yang terlibat dalam proyek.
16.3 Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan kotak P3K di tempat pekerjaan
16.4 Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan,
Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja,
bahan dan peralatan teknis serta konstruksi yang diserahkan Pemberi Tugas. Dalam hal
terjadinya kerusakan-kerusakan, maka Kontraktor / Pemborong harus bertanggung
jawab untuk memperbaikinya.
16.5 Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor / Pemborong selekas mungkin memberitahukan
kepada Konsultan Pengawas dan mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan
korban kecelakaan itu.
16.6 Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor / Pemborong wajib menyediakan tabung
alat pemadam kebakaran (Fire Extinguisher) lengkap dan siap pakai, dengan jumlah

Rehab Gedung KESKANLING 6


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

sekurang - kurangnya 4 (empat) buah tabung. Masing - masing tabung berkapasitas 12


kg.
16.7 Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri
Tenaga Kerja Nomor 30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men/1984 tanggal 27 Januari 1984
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977 bagi Tenaga Kerja
Borongan Harian Lepas pada Kontraktor Induk maupun Sub Kontraktor yang
melaksanakan proyek-proyek Departemen Pekerjaan Umum, Pihak Kontraktor /
Pemborong yang sedang melaksanakan pembangunan / pekerjaan agar ikut serta dalam
program ASTEK dan memberitahukan secara tertulis kepada Pemimpin Proyek.

PASAL 17
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN

17.1 Ijin masuk tempat kerja


- Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor / Pemborong,
tetapi karena bahan / material ataupun komponen jadi maupun mutu pekerjaannya
sendiri ditolak oleh Konsultan Pengawas / Direksi, harus segera dihentikan dan
selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor / Pemborong dalam waktu yang
ditetapkan oleh Konsultan Pengawas / Direksi.
- Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutupi atau menjadi tidak terlihat sebelum
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas, dan Kontraktor / Pemborong harus
memberikan kesempatan sepenuhnya kepada Petugas / Ahli dari Konsultan
Pengawas untuk memeriksa dan mengukur pekerjaan yang akan ditutup dan tidak
terlihat.
- Kontraktor / Pemborong harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas kapan
setiap pekerjaan sudah siap atau diperkirakan akan siap diperiksa dan Konsultan
Pengawas tidak boleh menunda waktu pemeriksaan, kecuali apabila Konsultan
Pengawas memberikan petunjuk tertulis kepada Kontraktor / Pemborong apa yang
harus dilakukan.
- Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari
waktu diterimanya Surat Permohonan Pemeriksaan, tidak terhitung hari libur / hari
raya) tidak dipenuhi / ditanggapi oleh Konsultan Pengawas, maka Kontraktor /
Pemborong dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa
dianggap telah disetujui oleh Konsultan Pengawas / Direksi.
- Bila Kontraktor / Pemborong melalaikan perintah, Konsultan Pengawas / Direksi
berhak menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk
diperbaiki.
- Biaya pembongkaran dan pemasangan / perbaikan kembali menjadi tanggungan
Kontraktor / Pemborong, tidak dapat di-klaim sebagai biaya pekerjaan tambah
maupun alasan untuk perpanjangan waktu pelaksanaan.

17.2 Kemajuan pekerjaan


- Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan oleh
Kontraktor / Pemborong demikian pula metode / cara pelaksanaan pekerjaan harus
diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh Konsultan Pengawas.

Rehab Gedung KESKANLING 7


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

- Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu menurut
penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada
waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang, maka Konsultan
Pengawas harus memberikan petunjuk secara tertulis langkah-langkah yang perlu
diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan
pada waktu yang telah ditentukan.

17.3 Perintah untuk pelaksanaan


Bila Kontraktor / Pemborong atau petugas lapangannya tidak berada di tempat kerja
dimana Konsultan Pengawas bermaksud untu memberikan petunjuk atau perintah,
maka petunjuk atau perintah itu harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh semua petugas
pelaksana atau petugas yang ditunjuk oleh Kontraktor / Pemborong untuk menangani
pekerjaan itu.

17.4 Toleransi
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam Kontrak ini harus dikerjakan sesuai dengan
toleransi yang diberikan dalam spesifikasi dan toleransi lainnya yang ditetapkan pada
bagian lainnya.

PASAL 18
IZIN – IZIN

Kontraktor harus mengurus dan memperhitungkan biaya untuk membuat izin - izin yang
diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, antara lain : izin
penerangan/listrik, izin pengambilan material, izin pembuangan, izin pemakaian jalan, izin
penggunaan bangunan serta izin - izin lain yang diperlukan sesuai dengan
ketentuan/peraturan daerah setempat.

PASAL 19
PAPAN NAMA PROYEK

Kontraktor / Pemborong harus memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan ketentuan yang
berlaku atas biaya Kontraktor / Pemborong.

PASAL 20
KUASA KONTRAKTOR DILAPANGAN

20.1 Di lapangan pekerjaan, Kontraktor / Pemborong wajib menunjuk seorang Kuasa


Kontraktor atau biasa disebut Site Manajer yang cakap dan ahli untuk memimpin
pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor /
Pemborong.
20.2 Dengan adanya Pelaksana tidak berarti bahwa Kontraktor / Pemborong lepas tanggung
jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
20.3 Kontraktor / Pemborong wajib memberitahu secara tertulis kepada Pemimpin / Ketua
Proyek dan Konsultan Pengawas, nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapat
persetujuan.

Rehab Gedung KESKANLING 8


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

20.4 Bila dikemudian hari menurut pendapat Pemimpin / Ketua Proyek dan Konsultan
Pengawas bahwa Pelaksana dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap
memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Kontraktor / Pemborong secara
tertulis untuk mengganti Pelaksana.
20.5 Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor /
Pemborong harus sudah menunjuk Pelaksana yang baru atau Kontraktor / Pemborong
sendiri (Penanggung Jawab / Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan
pekerjaan.

Rehab Gedung KESKANLING 9


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

II. SYARAT - SYARAT TEKNIS YANG BERSIFAT KHUSUS

PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN

1.1 Pekerjaan Rehab Gedung Keskanling Tahun 2021 ini meliputi pekerjaan :
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Tanah dan Pondasi
c. Pekerjaan Beton Bertulang
d. Pekerjaan Pasangan
e. Pekerjaan Kusen, Pintu, dan Jendela
f. Pekerjaan Penutup Lantai dan Dinding
g. Pekerjaan Langit-Langit
h. Pekerjaan Atap
i. Pekerjaan Instalasi Air Bersih dan Kotor
j. Pekerjaan Instalasi Listrik
k. Pekerjaan Pengecatan
l. Pekerjaan Lain – Lain

1.2 Persyaratan yang disebutkan berikut ini akan berlaku secara umum untuk semua
pekerjaan, kecuali untuk pekerjaan - pekerjaan yang disyaratkan secara khusus.

PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN

2.1 Survey lokasi


a. Survey lokasi merupakan kegiatan yang sama - sama dilakukan oleh pemberi
kerja/pengawas lapangan dengan kontraktor untuk melihat kondisi lapangan dan
mencari kesesuaian antara rancangan asli yang ditunjukkan gambar dengan
kebutuhan aktual lapangan.
b. Kontraktor harus menyediakan peralatan untuk melakukan survey lokasi dan
melakukan pengukuran awal di lapangan.

2.2 Peralatan Kerja dan Mobilisasi serta Demobilisasi


a. Kontraktor harus mempersiapkan dan mengadakan peralatan kerja dan peralatan
bantu yang akan digunakan dilokasi proyek sesuai dengan lingkup pekerjaan serta
memperhitungkan segala biaya pengangkutan
b. Kontraktor harus menjaga ketertiban dan kelancaran selama perjalanan alat – alat
berat yang menggunakan jalanan umum agar tidak mengganggu lalu lintas.
c. Pemberi kerja/pengawas lapangan berhak memerintahkan untuk menambah
peralatan atau menolak peralatan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi peralatan.

Rehab Gedung KESKANLING 10


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

d. Bila pekerjaan telah selesai, kontraktor diwajibkan untuk segera menyingkirkan


alat- alat tersebut, memperbaiki kerusakan yang di akibatkannya dan
membersihkan bekas - bekasnya.
 Persyaratan Mobilisasi
• Mobilisasi dari semua pekerja yang diperlukan untuk pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan kontrak.
• Mobilisasi dan pemasangan peralatan konstruksi dari suatu lokasi asalnya
ketempat yang digunakan sesuai ketentuan Kontrak.
• Penyediaan dan pemeliharaan Base Camp Kontraktor, termasuk bila perlu
kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel - bengkel, gudang - gudang, dsb.

 Persyaratan Demobilisasi
Pekerja demobilisasi dari daerah kerja (site) yang dilaksanakan oleh Pihak
Kontraktor pada akhir Kontrak, termasuk membongkar kembali seluruh instansi -
instansi, peralatan konstruksi, dan Pihak Kontraktor diharuskan untuk
melaksanakan pekerjaan perbaikan dan penyempurnaan pada daerah kerja (site),
sehingga kondisinya sama dengan keadaan sebelum Pekerjaan dimulai.

2.3 Pembersihan lokasi kerja


a. Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan tanah
permukaan, dan pembuangan serta pembersihan tumbuh -tumbuhan dan puing -
puing didalam daerah kerja, kecuali benda-benda yang telah ditentukan harus tetap
di tempatnya atau yang harus dipindahkan sesuai dengan ketentuan Pasal - pasal
yang lain dari spesifikasi ini. Pekerjaan ini mencakup pula perlindungan/penjagaan
tumbuhan dan benda - benda yang ditentukan harus tetap berada di tempatnya dari
kerusakan atau cacat.
b. Konsultan Pengawas akan menetapkan batas - batas pekerjaan, dan menentukan
semua pohon, semak, tumbuhan dan benda-benda lain yang harus tetap berada di
tempatnya. Kontraktor / Pemborong harus menjaga semua jenis benda yang telah
ditentukan harus tetap di tempatnya.
c. Segala obyek yang ada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu lapuk,
tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan -rintangan
lainnya yang muncul, yang tidak diperuntukan berada disana; harus dibersihkan
dan atau dibongkar serta dibuang bila perlu. Pada daerah galian, segala tunggul dan
akar harus dibuang dari daerah galian sampai kedalaman sekurang - kurangnya 50
cm. di bawah elevasi lubang galian sesuai Gambar Kerja. Lubang - lubang akibat
pembongkaran harus diurug dengan material yang memadai dan dipadatkan sampai
90 % dari kepadatan kering maksimum sesuai AASHTO T 99.

2.4 Gudang bahan peralatan dan bangsal pekerja


a. Kontraktor harus menyediakan gudang yang bersifat nonpermanen dengan luas
yang cukup untuk menyimpan bahan - bahan bangunan dan peralatan – peralatan
agar terhindar dari cuaca dan pencurian.
b. Kontraktor mengajukan rencana penempatan gudang bahan dan peralatan yang
harus mendapat persetujuan pengawas lapangan.
c. Perlengkapan yang harus disediakan :

Rehab Gedung KESKANLING 11


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

• Meja rapat lengkap 10 kursi lipat ex. Chitose dan 1 unit white board 120 x 240
Cm2.
• 3 buah meja tulis biro dengan 6 buah kursi lipat ex. Chitose
• 2 unit filling cabinet
• 1 unit kotak P3K lengkap dengan isinya
• Kontraktor harus menyediakan fasilitas penerangan dan listrik untuk
pelaksanaan kegiatan
d. Laporan Harian, Mingguan dan Pemotretan.
Kontraktor diwajibkan membuat dan menyampaikan laporan dalam rangkap empat.
 Laporan Harian
Ada laporan yang diisi hari demi hari kerja yang memuat perincian tentang :
• Kapasitas / banyaknya tenaga kerja
• Pemasukan bahan bangunan
• Kegiatan pelaksanaan pada hari ini
• Catatan kejadian lainnya (curah hujan dan Iain-lain)
• Catatan maupun peringatan dari Pengawas

 Laporan Mingguan
• Adalah laporan berkala mingguan yang berisikan garis-garis besar dari apa saja
yang telah dicatat / dilaporkan dalam laporan harian, misal jumlah atau
persentasi pekerjaan yang telah dikerjakan maupun rencana kerja minggu
berikutnya.
• Laporan Mingguan dibuat oleh Kontraktor dengan persetujuan Pengawas.
Laporan berkala bulanan dibuat oleh Pengawas yang ditujukan untuk Pemberi
Tugas.
• Untuk melengkapi laporan maupun dokumentasi secara visual, maka Kontraktor
harus mengadakan pemotretan bagian-bagian pekerjaan / bangunan yang sedang
dalam pelaksanaan.
• Kuantitas dan arah pemotretan serta beberapa set foto tersebut harus dicetak
(minimal 5 set) ditentukan kemudian berdasarkan kebutuhan maupun tahapan
pada angsuran pembayaran. Foto / gambar harus dicetak di atas kertas bromida
mengkilap dan berwarna ukuran 3R.

2.5 Patok - patok referensi, bowplank dan pengukuran


a. Pengawas Lapangan akan menetapkan 2 (dua) Benchmark sebagai referensi yang
ditetapkan dilapangan. Bila Benchmark belum ada maka pemborong berkewajiban
membuat Benchmark sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
b. Pemborong harus atau wajib membuat bouwplank dan memasang patok –patok
pembantu, sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan untuk menjamin ketelitian,
bentuk, posisi, arah elevasi dan lain - lain, yang harus dipelihara keutuhan letak
dan ketinggiannya selama pekerjaan berlangsung.
c. Sebelum pekerjaan dimulai, patok - patok pembantu, bouwplank harus disetujui
Pengawas Lapangan. Patok - patok dan referensi lainnya tidak boleh disingkirkan
sebelum diperintahkan oleh Pengawas Lapangan.

Rehab Gedung KESKANLING 12


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

d. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu Borneo dengan ukuran tebal 3 cm.
dan lebar 15 cm., lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.
e. Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 dengan jarak satu sama lain adalah
1,50 m. tertancap di tanah sehingga tidak dapat digerak-gerakkan atau diubah.
f. Papan bangunan dipasang sejarak 2,00 m. dari as pondasi terluar atau sesuai
dengan keadaan setempat.
g. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan antara satu dengan lainnya
atau rata waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas.
h. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor / Pemborong harus
melaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
i. Kontraktor / Pemborong harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan
letak papan bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.

PASAL 3
PENGUJIAN LABORATORIUM

3.1. Didalam pelaksanaan pembangunan maka pengujian bahan harus dilaksanakan.


Pengujian ini diperlukan guna mendapatkan bahan yang sesuai dengan spesifikasi yang
disyaratkan.
a. Fasilitas Laboratorium Kontraktor harus memberikan informasi ke pengguna jasa,
konsultan pengawas mengenai tempat pengujian untuk memenuhi ketentuan
pengendalian mutu dari spesifikasi bahan yang digunakan, atau bekerjasama
dengan Laboratorium Dinas yang terkait yang telah memiliki fasilitas yang
memadai.
b. Pelaksanaan Pengujian
1. Personil Personil yang bertugas pada pengujian bahan - bahan, harus tenaga
yang telah mempunyai pengalaman cukup dan telah biasa menghadapi
pengujian bahan sesuai kebutuhan.
2. Pemberitahuan Pihak Kontraktor harus memberitahu pihak Konsultan Pengawas
mengenai rencana waktu pelaksanaan pengujian sejam sebelum pengujian
dilaksanakan, sehingga dengan demikian memberi waktu Konsultan Pengawas
menyaksikan setiap pengujian rutin bahan yang diinginkan.
3. Distribusi Hasil pengujian harus segera diolah dan diinformasikan, sehingga
kemungkinan untuk pelaksanaan pengujian ulang atau penggantian bahan dari
bahan-bahan dapat dilaksanakan secepatnya dengan demikian mengurangi
keterlambatan penanganan pekerjaan.

c. Pengukuran dan Pembayaran


1. Seluruh contoh - contoh harus disediakan oleh Kontraktor tanpa perhitungan
biaya tambahan terhadap Kontrak.
2. Pengujian Biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan semua
pengujian yang diperlukan agar pekerjaan terselesaikan dengan baik, yang
sesuai dengan berbagai persyaratan atau pelaksanaan pengujian seperti
ditentukan dalam dokumen - dokumen kontrak harus ditanggung oleh

Rehab Gedung KESKANLING 13


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

Kontraktor dan seluruh kebutuhan atas biaya tersebut sudah harus dimasukkan
dalam perhitungan harga - harga satuan material penawaran.

PASAL 4
PEKERJAAN GALIAN TANAH

Pekerjaan tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang / galian di tanah dan termasuk
pengurugan / pemadatan tanah kembali yang diperlukan untuk :
- Pondasi Plat, Poer dan Sloof
- Perataan (cut / fill )
- Galian lain seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan atau Konsultan
Pengawas.
Pada pekerjaan Rehab Gedung Keskanling ini jenis pekerjaan galian adalah pekerjaan galian
tanah biasa/lunak. Semua galian yang disebut sebagai galian konstruksi terdiri dari galian
lantai bangunan, galian pondasi bangunan existing, galian perkerasan jalan / halaman, galian
pipa / kabel listrik / pipa gas, saluran-saluran serta konstruksi – konstruksi lainnya, selain
yang disebutkan pada spesifikasi ini. Semua pekerjaan galian harus dikerjakan sesuai dengan
spesifikasi untuk ketiga macam galian tersebut di atas. Syarat - Syarat Kerja yang
menyangkut bidang lain, mengikuti ketentuan - ketentuan letak, peil dan dimensi seperti yang
dicantumkan dalam Gambar Rencana atau petunjuk Konsultan Pengawas. Pekerjaan galian
ini baru boleh dilaksanakan setelah papan Patok Ukur terpasang lengkap dengan penandaan
sumbu, ketinggian dan bentuk telah diperiksa seta disetujui Konsultan Pengawas.
Galian untuk konstruksi harus sesuai dengan Gambar Kerja dan bersih dari tanah urug bekas
serta sisa bahan bangunan. Urutan penggalian harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti
petunjuk-petunjuk Konsultan Pengawas sehingga tidak menimbulkan gangguan pada
lingkungan tapak / site atau menyebabkan timbulnya genangan air untuk waktu lebih dari 24
jam. Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang tidak padat atau
longgar, maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang yang tejadi harus
ditutup urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5 cm. lapis demi lapis
sampai penuh sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan. Biaya pekerjaan ini menjadi
tanggungan Kontraktor / Pemborong dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah. Bila
Kontraktor / Pemborong melakukan penggalian yang melebihi kedalaman yang ditentukan
dalam Gambar Kerja, maka Kontraktor / Pemborong wajib untuk menutupi kelebihan galian
tersebut dengan urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5 cm. lapis
demi lapis sampai penuh sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan. Galian pondasi
harus dilakukan sesuaidengan lebar lantai kerja pondasi atau seperti tercantum dalam Gambar
Kerja, dengan penampang lereng galian kiri dan kanan dimiringkan 10° kearah luar pondasi
dari As, ketinggian serta bentuk selesai sesuai Gambar Kerja, diperiksa serta disetujui
Konsultan Pengawas. Kelebihan tanah galian harus dibuang keluar dari dalam tapak / site
konstruksi. Area antara papan Patok Ukur dengan galian harus bebas dari timbunan tanah.
Untuk menjaga lereng - lereng lubang galian agar tidak longsor / runtuh, maka apabila
dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong harus memasang
konstruksi penahan (casing) sementara dari bahan seng gelombang BJLS 50 atau setara, atau
dari papan - papan tebal 3 cm. diperkuat dengan kayu - kayu dolken minimal diameter 8 cm.
sehingga konstruksi tersebut dapat menjamin kestabilan lereng galian. Apabila dan atau
karena permukaan air tanah tinggi, Kontraktor / Pemborong harus menyediakan pompa air
secukupnya untuk menyedot air yang menggenangi galian. Disyaratkan bahwa seluruh

Rehab Gedung KESKANLING 14


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

permukaan galian terutama lantai galian, harus kering untuk pekerjaan – pekerjaan
selanjutnya, khususnya untuk pekerjaan :
• Pondasi beton setempat dan Sloof beton
• Pondasi Batu Kali.
• Pengurugan dan pemadatan.

PASAL 5
PEKERJAAN KONSTRUKSI BETON

6.1 Umum
a. Semua bahan-bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus memenuhi
ketentuan-ketentuan umum yang berlaku di Indonesia. Beton yang dipergunakan
untuk seluruh struktur bangunan ini harus mempunyai mutu karateristik minimal
K-175 dan K-250. Adapun beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur
bangunan ini menggunakan beton molen/concrete mixer, yang sebelumnya sudah
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
b. Kode-kode dan standar-standar berikuti harus diperhatikan :

PBI 1971 Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI-2


AASHTO M85-75 Semen Portland
AASHTO M2 13-74 Pengisi sambungan yang dibentuk untuk lapisan beton
dan konstruksi struktur
AASHTO T ll-78 Jumlah material yang lebih halus dari ayakan 0.075 mm
dalam agregat
AASHTO T 21-78 Ketidak murnian organis dalam pasir untuk beton
AASHTO T 26-72 Mutu air yang akan digunakan dalam beton
AASHTO T 96 -77 Abrasi dari agregat kasar dengan menggunakan mesin
Los Angeles
AASHTO T 104-77 Penentuan mutu agregat dengan menggunakan sodium
sulfat
AASHTO T 112-78 Gumpalan lempung dan partikel yang dapat pecah
dalam agregat
AASHTO T 126-76 Pembuatan dan perawatan contoh untuk pengujian beton
di laboratorium

6.2 Semen
a. Jenis semen yang dipakai untuk beton dan adukan dalam pekerjaan ini adalah
Portland Cement (PC) yang memenuhi syarat-syarat SII 0013 - 81.
b. Semen yang didatangkan ke proyek harus dalam keadaan utuh dan baru. Kantong-
kantong pembungkus harus utuh dan tidak ada sobekan.
c. Penyimpanan semen harus dilakukan di dalam gudang tertutup dan harus
terlindung dari pengaruh hujan, lembab udara dan tanah. Semen ditumpuk di
dalamnya di atas lantai panggung kayu minimal 30 cm di atas tanah. Tinggi
penumpukan maksimal adalah 15 lapis. Semen yang kantongnya pecah tidak boleh
dipakai dan harus segera disingkirkan keluar proyek.

Rehab Gedung KESKANLING 15


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

d. Semen yang dipakai harus diperiksa oleh Pengawas Lapangan sebelumnya. Semen
yang mulai mengeras harus segera dikeluarkan dari proyek. Urutan pemakaian
harus mengikuti urutan tibanya semen tersebut di lapangan sehingga untuk itu.
Kontraktor diharuskan menumpuk semen berkelompok menurut urutan tibanya di
lapangan.
e. Semen yang umurnya lebih dari tiga bulan sejak dikeluarkan dari pabrik tidak
diperkenankan dipakai untuk pekerjaan yang sifatnya struktural.
f. Bilamana Pengawas Lapangan memandang perlu, Kontraktor harus melakukan
pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa dan melihat apakah mutu semen
memenuhi syarat, atas biaya Kontraktor.

6.3 Agregat
a. Agregat halus atau pasir untuk pekerjaan beton dan adukan harus berbutir keras,
bersih dari kotoran - kotoran dan zat - zat kimia organik dan anorganik yang dapat
merugikan mutu beton ataupun baja tulangan, dan bersudut tajam. Susunan
pembagian butir harus memenuhi persyaratan seperti dalam tabel di bawah ini :

Tabel Presentase lewat saringan

Ukuran Saringan (mm)


butiran 10 5 2,5 1,2 0,6 0,3 0,15
% 100 90-100 80-100 50-90 26-65 10-35 2-10

b. Persentase berat fraksi butiran yang lebih halus dari 0,074 mm dan atau kotoran
atau lumpur tidak boleh lebih dari 5 % terhadap berat keseluruhan. Kecuali
ketentuan di atas, semua ketentuan agregat halus beton (pasir) pada SKSNI T-15-
1991-03 harus dipenuhi.
c. Agregat kasar adalah batu pecah (split) dengan ukuran maksimal 2,5 cm, dan
mempunyai bidang pecah minimum 4 buah, dan mempunyai bentuk lebih kurang
seperti kubus.
d. Batu pecah harus diperoleh dari batu keras yang digiling oleh mesin pemecah batu
sesuai dengan persyaratan PBI, bersih, serta bebas dari kotoran - kotoran yang
dapat mengurangi kekuatan mutu beton maupun baja. Pembagian butir harus
memenuhi ketentuan seperti di bawah ini.

Tabel Presentase lewat saringan

Ukuran Saringan (mm)


butiran 30 25 20 15 10 5 2,5
% 100 90-100 - 30-70 - 0-10 0-5

e. Bilamana diperlukan, Pemborong harus mengadakan pencampuran –pencampuran


butir untuk memperoleh pembagian butir (grain size distribution) seperti yang
disyaratkan pada Pasal di atas. Dalam pekerjaan ini beton yang digunakan adalah
beton dengan adukan Beton Molen (Concrete Mixer) dengan mutu beton K-175
dan K-250
.

Rehab Gedung KESKANLING 16


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

6.4 Baja Tulangan dan Wiremesh harus memenuhi syarat berikut :


a. Besi untuk tulangan beton yang akan digunakan dalam pekerjaan ini adalah baja
dengan U-24 dan mutu U-39 (minimum yield-strees 3900 kg/cm2) dengan
diameter seperti ditetapkan dalam gambar kerja.
b. Untuk baja tulangan dengan diameter lebih besar dari 16 mm dan wiremesh harus
dari jenis baja ulir (deformed bar) sedangkan untuk diameter yang lebih kecil dapat
dipakai baja polos.
c. Setiap pengiriman sejumlah besi tulangan ke proyek harus dalam keadaan baru dan
disertai dengan sertifikat dari pabrik pembuat, dan bila Pengawas Lapangan
memandang perlu, contoh akan diuji di laboratorium atas beban Pemborong.
Jumlah akan ditentukan kemudian sesuai kebutuhan.
d. Penyimpanan/penumpukan harus sedemikian rupa sehingga baja tulangan terhindar
dari pengotoran-pengotoran, minyak, udara lembab lingkungan yang dapat
mempengaruhi/ mengakibatkan baja berkarat, dan lain-lain pengaruh luar yang
mempengaruhi mutunya, terlindung atau ditutup dengan terpal - terpal sebelum dan
setelah pembengkokan. Baja tulangan ditumpuk di atas balok-balok kayu agar
tidak langsung berhubungan dengan tanah.

6.5 Air harus memenuhi syarat berikut :


a. Air yang dipakai untuk adukan beton harus bersih dan adukan spesi harus bebas
dari zat - zat organik, anorganik, asam, garam, dan bahan alkali yang dapat
mempengaruhi berkurangnya kekuatan dan atau keawetan beton. Mutu air tersebut
sedapat mungkin bermutu air minum.
b. Air yang akan dipakai untuk pekerjaan beton, membilas, membasahi dan lain-lain
harus mendapat pemeriksaan dan persetujuan dari Pengawas Lapangan sebelum
dipakai.
c. Pemborong harus menyediakan air kerja di bak penampungan air di lapangan untuk
menjamin kelancaran kerja.

6.6 Bekisting
a. Bahan bekisting untuk pekerjaan ini dapat menggunakan bekisting dari kayu dan
plywood untuk pekerjaan beton bertulang seperti yang tertera dalam gambar.
b. Untuk Plat Lantai digunakan Bondek dengan ketebalan 0,8 mm. Tiang Penyangga
sementara diperlukan untuk mencegah lendutan pada saat masih basah.
c. Untuk mendapatkan bentuk penampang, ukuran beton seperti dalam gambar
konstruksi bekisting harus dikerjakan dengan baik, lurus, rata, teliti dan kokoh.
d. Pekerjaan bekisting harus sedemikian rupa hingga bekisting terjamin rapat dan
adukan tidak merembes keluar.
e. Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekisting harus bersih dari kotoran
serta tidak ada genangan air yang mengakibatkan turunnya mutu beton. Untuk
menjamin bahwa bagian dalam bekisting benar - benar bersih dan tidak ada
genangan air dapat digunakan kompressor.
f. Finishing beton bertulang dalam arti penambalan - penambalan sejauh mungkin
dihindari dan bila terpaksa dilakukan, harus dilakukan sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan.

Rehab Gedung KESKANLING 17


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

6.7 Tulangan
a. Gambar rencana kerja untuk baja tulangan, meliputi rencana pemotongan,
pembengkokan, sambungan, penghentian, diajukan oleh Kontraktor kepada
Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu sebelum
pelaksanaan. Semua detail harus memenuhi persyaratan seperti yang dicantumkan
dalam gambar kerja dan syarat - syarat yang harus diikuti menurut SKSNI T-15-
1991-03.
b. Diameter - diameter pengenal harus sama seperti persyaratan dalam gambar kerja
dan bilamana diameter tersebut akan diganti maka jumlah luas tulangan persatuan
lebar beton minimal harus sama dengan luas penampang rencana semula dan
persyaratan jarak minimal antara tulangan menurut SKSNI T-15-1991-03 dipenuhi.
Sebelum melakukan perubahan - perubahan, Kontraktor harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas Lapangan.
c. Semua pembengkokan tulangan harus dilakukan sebelum penyetelan atau
penempatan. Tidak diperkenankan membengkokkan tulangan bila sudah
ditempatkan kecuali apabila hal ini terpaksa dan mendapat persetujuan Pengawas
Lapangan.
d. Penulangan baja sebelum ditempatkan, keseluruhan harus dibersihkan dari karat
yang lepas dari flaky, millscale, lapisan atau bahan lain yang dapat menghancurkan
atau mengurangi pelekatan dengan beton.
e. Tebal selimut beton untuk memberi perlindungan pada baja tulangan harus sesuai
dengan gambar rencana.
f. Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai rencana dan harus
dijaga jarak antara tulangan dan bekesting untuk mendapatkan tebal selimut beton
(beton deking) minimal sesuai persyaratan. Untuk itu Pemborong harus
mempergunakan penyekat (spacer), dudukan (chairs) dari balok - balok beton
dengan mutu minimal sama dengan beton yang bersangkutan. Semua tulangan
harus diikat dengan baik dan kokoh sehingga dijamin tidak bergeser pada waktu
pengecoran. Kawat pengikat yang berlebih harus dibengkokkan ke arah dalam
beton.
g. Sebelum melakukan pengecoran, semua tulangan harus terlebih dahulu diperiksa
untuk memastikan jumlah dan ukurannya, ketelitian untuk penempatannya,
kebersihan, dan untuk mendapatkan perbaikan bilamana perlu. Tulang yang
berkarat harus dibersihkan atau diganti bilamana dianggap Pengawas Lapangan
akan merugikan atau melemahkan konstruksi. Pengecoran tidak diperkenankan
apabila belum diperiksa dan disetujui secara tertulis oleh Pengawas Lapangan.
h. Khusus untuk selimut beton, dudukkan harus cukup kuat dan jaraknya sedemikian
hingga tulangan tidak melengkung dan beton penutup tidak kurang dari yang
disyaratkan. Toleransi yang diperkenankan untuk penyimpangan atau deviasi
terhadap bidang horizontal atau vertikal adalah 5 mm.
i. Tidak ada bagian logam/tulangan atau alat digunakan untuk menyambungkan atau
untuk menjaga penulangan dalam posisi yang sebenarnya akan dibiarkan tetap
diantara selimut beton yang telah ditentukan.

Rehab Gedung KESKANLING 18


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

6.8 Pengecoran Beton


a. Pekerjaan pengecoran beton harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan
penghentian pengecoran (cold joint) kecuali bila sudah diperhitungkan pada tempat
- tempat yang aman dan sebelumnya sudah mendapat persetujuan Pengawas
Lapangan. Pemborong harus sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk
pengamanan pelindung dan lain-lain yang dapat menjamin kontinuitas pengecoran.
b. Sebelum pengecoran dimulai, semua peralatan, material, serta tenaga yang
diperlukan sudah harus siap dan cukup untuk suatu tahap pengecoran sesuai
dengan rencana yang sebelumnya disetujui Pengawas Lapangan. Tulangan, jarak,
bekesting dan lain - lain, harus dijaga dengan baik sebelum dan selama
pelaksanaan pengecoran.
c. Segera setelah beton dituangkan ke dalam bekesting, adukan harus dipadatkan
dengan concrete vibrator yang kemampuannya harus mencukupi. Penggetaran
harus dijaga sedemikian agar supya tidak terjadi pemisahan/segregasi antara
komponen adukan beton. Penggetaran dengan concrete vibrator dapat dibantu
dengan perojokan, apabila dengan concrete vibrator tidak mungkin dilakukan dan
harus mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan terlebih dahulu.
d. Vibrator - vibrator internal berfrekuensi tinggi pada masing - masing type
pneumatic elektrik ataupun hidrolik harus digunakan untuk pemadatan beton dalam
seluruh kedudukan. Vibrator - vibartor tersebut harus dari jenis yang disetujui oleh
Pengawas Lapangan dengan frekuensi minimum 7000 getaran per menit dan harus
mampu mempengaruhi campuran secara tepat dan memiliki 25 mm slump untuk
jarak sekurang -kurangnya 500 mm dari vibrator tersebut. Vibrator tidak boleh
mengenai cetakan, tulangan baja dan juga tidak boleh digunakan untuk
mengalirkan beton atau menyemprotkannya ke dalam tempatnya. Vibrator tidak
boleh terlalu lama ditempatkan di suatu tempat yang dapat menyebabkan
pemisahan beton tersebut.
e. Penuangan beton melebihi ketinggian lebih dari 1,5 meter atau pengendapan yang
terlalu banyak pada suatu titik atau menariknya sepanjang cetakan tidak
diperkenankan.
f. Pengecoran harus menerus dan hanya boleh berhenti di tempat-tempat yang
diperhitungkan aman dan telah direncanakan terlebih dahulu dan sebelumnya
mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan. Penghentian maksimum 2 jam.
Untuk menyambung pengecoran-pengecoran sebelumnya harus dibersihkan
permukaannya dan dibuat kasar agar sempurna sambungannya dan sebelum adukan
beton dituangkan, permukaan yang akan disambung harus disiram dengan air
semen dengan campuran semen dan air adalah 1: 0,5. Untuk penghentian
pengecoran lebih dari 5 jam, bidang yang akan disambung/dicor harus terlebih
dahulu dioles dengan additive/epoxy resin.
g. Segera setelah pengecoran selesai, selama waktu pengerasan, beton harus dirawat /
dilindungi dengan cara menggenanginya dengan air bersih atau ditutup dengan
karung-karung yang senantiasa dibasahi dengan air, terus - menerus selama paling
tidak 10 hari setelah pengecoran.
h. Apabila cuaca meragukan, sedangkan Pengawas Lapangan tetap menghendaki agar
pengecoran tetap harus berlangsung, maka pihak Pemborong diwajibkan
menyediakan alat pelindung seperti terpal yang cukup untuk melindungi

Rehab Gedung KESKANLING 19


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

tempat/bagian yang sudah maupun yang akan dicor. Pengecoran tidak diijinkan
selama hujan lebat atau ketika suhu udara naik di atas 32°C.
i. Untuk setiap jumlah 5 m3 pengecoran, Pemborong diwajibkan mengambil contoh
(sample) untuk pemeriksaan kekuatan tekan kubus, pemeriksaan slump test,
dengan prosedur sebagaimana ditentukan dalam SKSNI T-15-1991-03 atau
ketentuan lain yang berlaku.
j. Kubus beton yang diambil selama pengecoran harus diuji kekuatan tekan
karakteristiknya di laboratorium yang telah disetujui Pengawas Lapangan atas
biaya Pemborong dan hasilnya dilaporkan secara tertulis kepada Pengawas
Lapangan untuk dievaluasi. Bilamana hasil pengujian menunjukkan mutu beton
kurang dari K yang disyaratkan, maka Pemborong diwajibkan untuk mengajukan
kepada Pemberi Tugas dan Pengawas Lapangan rencana dan mengadakan
perkuatan/penyempurnaan konstruksi dengan biaya Pemborong.
k. Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa mutu beton kurang dari nilai
Karakteristik yang disyaratkan Pemborong harus mengambil core – sample dari
bagian - bagian konstruksi. Jumlah core - sample untuk tiap pemeriksaan adalah 3
buah, dan selanjutnya kekuatannya akan diperiksa di laboratorium dengan petunjuk
Pemberi Tugas dan/atau Pengawas Lapangan atas biaya Pemborong. Hasilnya akan
dievaluasi Pengawas Lapangan dan apabila ternyata nilai yang diperoleh
membahayakan konstruksi, Pemborong harus melakukan perbaikan dengan biaya
Pemborong.
l. Seluruh beton harus dilindungi selama proses pengerasan terhadap efek-efek yang
ditimbulkan oleh sinar matahari dan angin, kelembaban dan pengeringan yang
cepat yang dapat menyebabkan pengeringan, gangguan pada proses hidrasi dan
perubahan terhadap mutu beton setelah pengecoran, permukaan horizontal selesai
diratakan dan/atau pada waktu pemindahan dari cetakan.
m. Perlindungan dapat dilakukan dengan penyiraman “springkling” dengan air pada
permukaan beton, menutup permukaan dengan plastik/karung basah atau
penyemprotan permukaan dengan curing compound.
n. Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap dengan tekanan atmosfir, panas dan
lembab atau proses-proses lainnya yang bisa diterima, hanya dilakukan untuk
mempercepat pencapaian kekuatan serta mengurangi waktu perawatan, dengan
persetujuan dari Pengawas Lapangan.

6.9 Pembongkaran Bekisting


a. Pembongkaran bekisting harus dilakukan dengan hati-hati dan mengikuti petunjuk
Konsultan Pengawas. Beton yang masih muda tidak diijinkan untuk dibebani
segera. Setelah cetakan dibongkar permukaan beton diperiksa, jika terdapat
permukaan yang cacat akibat pembungkaran bekisting maupun oleh proses
pengecoran maka kontraktor harus segera memperbaikinya.
b. Umumnya diperlukan waktu sekurang-kurangnya 4 ( empat ) hari sebelum cetakan
dibuka untuk bagian dinding-dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan
lainnya sampai 7 ( tujuh ) hari untuk dinding-dinding pemikul serta 21 (dua puluh
satu) hari untuk pemikul beban dan plat lantai.

Rehab Gedung KESKANLING 20


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

c. Bahan-bahan bekas cetakan yang sudah tidak digunakan lagi harus segera
dikumpulkan serta segera dkeluarkan dari lokasi agar tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
d. Seluruh pekerjaan dan pembuatan dan pembongkaran bekisting harus sesuai
dengan PBI 1971.

PASAL 7
PEKERJAAN DINDING BATA RINGAN

7.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi hal - hal mengenai pengadaan bahan - bahan dan pemasangan
semua pekerjaan dinding batako seperti yang tertera pada gambar kerja. Pelaksanaan
harus benar - benar mengikuti garis - garis ketinggian, bentuk - bentuk seperti yang
terlihat dalam gambar kerja dan persyaratan ini.

7.2 Persyaratan Bahan - Bahan


a. Bata ringan harus memenuhi standar SNI. Bata Ringan Ukuran (10x20x60) Cm.
Bata ringan yang digunakan harus mempunyai rusuk - rusuk yang tajam dan tegak
lurus, bidang – bidang sisinya harus rata dan tidak menunjukkan adanya retak -
retak, bata ringan tersebut ukurannya harus sejenis dan seragam.
b. Spesi untuk perekatan bata ringan harus memenuhi standar SNI atau sesuai
rekomendasi dari pabrik pembuat bata ringan. Dalam hal ini spesi menggunakan
semen instan MU-380 atau setara.
c. Air harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak, seperti minyak, asam
dan unsur organik lainnya.

7.3 Alat-Alat Kerja


a. Sendok semen
b. Waterpas
c. trowel bata ringan bergerigi 6x6mm
d. electrical mixer
e. palu karet
f. gergaji utk bata ringan

7.4 Pelaksanaan Pekerjaan


a. Pastikan lokasi pemasangan bata ringan sudah sesuai shopdrawing/gambar
rencana yang telah disetujui.
b. Bersihkan dasar permukaan lokasi pemasangan bata ringan dari debu, kotoran,
minyak, setelah itu beri air pada lokasi tersebut
c. Masukkan adukan kering MU-380 kedalam tempat adukan kemudian campur
dengan air 10-15 liter/40 kg MU-380. Kemudian aduk rata campuran MU-380
dengan air tersebut.
d. Sebelum pemasangan, bersihkan terlebih dahulu permukaan bata ringan yang akan
dipasang.
e. Tuangkan adonan MU-380 pada tiap lapisan bata ringan setebal 3 mm dengan
roskam bergigi 6 mm yang telah dipersiapkan.

Rehab Gedung KESKANLING 21


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

f. Pemasangan bata ringan tersebut harus lurus dan rata, tahap pertama setinggi 7
lapis dengan spesi dasar 3 cm dan diikuti dengan cor kolom praktis. Setelah tahap
pertama selesai biarkan pasangan bata ringan tersebut mengering lebih kurang 3
jam. Setelah itu baru dilanjutkan hingga tinggi yang ditentukan. Beri ring
balk/balok gantung bila tinggi bata ringan tersebut mencapai 2,4 – 2,5 meter.
Pemberian angkur untuk pasangan bata ringan ini umumnya dilakukan setiap 3-5
baris terpasang.
g. Bidang dinding bata ringan yang luasnya lebih besar dari 12 m2 harus ditambahkan
kolom dan balok penguat (kolom dan balok praktis) dengan ukuran 11 x 11 cm,
dengan 4 buah tulangan pokok berdiameter 10 mm, beugel diameter 8 jarak 20
cm, jarak antara kolom maksimal 3,50 m.
h. Pembuatan lubang pada pasangan bata ringan untuk perancah sama sekali tidak
diperkenankan.
i. Bagian pasangan bata ringan yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan
beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 8 mm, Jarak 40
cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan
bagian yang ditanam dalam pasangan bata minimal 30 cm, kecuali ditentukan lain.
Pada pertemuan dengan kolom utama digunakan adukan MU-830 (Perbaikan
Permukaan Beton) dengan pemakaian air sama jumlahnya dengan produk MU-380
sedangkan pada pertemuan dengan balok atau slab beton diberi media penghantar
yang flexible seperti styrofoam atau yang sejenis serta Pengisi Celah (MU-880).
Aplikasi MU-830 (Perbaikan Permukaan Beton) & MU-880 (Pengisi Celah)
berbarengan pada saat pemasangan bataringan MU-380.
j. Pasangan bata ringan untuk dinding 1/2 (setengah) batu harus menghasilkan
dinding finish setebal 13-15 cm (nilai optimal [asangan bata ringan MU) dan untuk
dinding 1 (satu) batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi
dan benar-benar tegak lurus.
k. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan
dengan pekerjaan lain. Jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor
harus mengganti tanpa biaya tambahan.

PASAL 8
PEKERJAAN PLESTERAN

8.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi hal - hal mengenai pengadaan bahan - bahan dan pemasangan
semua pekerjaan plesteran seperti yang tertera pada gambar - gambar. Pelaksanaan
harus bernar - benar mengikuti garis - garis ketinggian, bentuk - bentuk seperti yang
terlihat dalam gambar-gambar dan persyaratan ini.

8.2 Persyaratan Bahan - Bahan


Semen instan MU-301 untuk plesteran dinding bata ini merupakan campuran semen,
pasir silika, filler dan aditif. Semen instan ini harus dengan mutu yang baik dan bebas
dari ketidak-murnian/kotoran supaya menghasilkan plester dengan kekuatan yang
dibutuhkan, mudah dipakai, daya tahan yang tinggi dan penampilan yang baik. Contoh-

Rehab Gedung KESKANLING 22


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

contoh bahan harus diserahkan ke pengawas untuk persetujuan sebelum pemakaian


dimulai. Semen instan MU-301 ini untuk plesteran dinding ini siap digunakan dengan
menambahkan air. Air harus bersih dan memenuhi ketentuan-ketentuan yang sama
seperti yang harus tercapai untuk pekerjaan beton.

8.3 Alat-Alat Kerja


Roskam, jidar panjang dari baja atau alumunium.

8.4 Pelaksanaan Pekerjaan


1. Persiapan dan Pelaksanaan :
a. Siapkan tempat kerja & permukaan yang akan diplester.
b. Singkirkan semua hal yang dapat merusak / mengganggu pekerjaan plesteran.
c. Pasang petunjuk-petunjuk yang cukup untuk kerataan pemlesteran.
d. Bersihkan dasar permukaan dari serpihan, kotoran & minyak yang dapat
mengurangi daya rekat adukan.
e. Jika terlalu kering, basahi dasar permukaan yang akan diplester air.
f. Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun tegak lurus.
g. Jika plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak rata,
tidak tegak lurus atau bergelombang, adanya pecah atau retak, keropos, maka
bagian tersebut harus dibongkar kembali untuk diperbaiki atas biaya
Kontraktor.

2. Pengadukan Bahan :
a. Bak adukan, peralatan (tools and untensils) harus bersih dan dicuci dahulu
sebelum pengadukan berikutnya dilaksanakan. Tuangkan air sebanyak 7,5 –
8,0 liter / 50 kg MU-301 atau 6 – 6,5 liter / 40 kg kemudian masukan adukan
kering MU-301 ke dalam bak adukan.
b. Aduk campuran diatas hingga rata dan diperoleh kelecakan (consistency) yang
sesuai untuk pelaksanaan plesteran.

3. Aplikasi untuk plesteran :


a. Pemlesteran dilakukan sebagaimana umumnya.
b. Aplikasi plester dilakukan secara manual sebagaimana umumnya dengan tebal
yang dianjurkan adalah 10 mm.
c. Sangat dianjurkan untuk aplikasi awal dengan cara dikamprot maksimal 5 mm
dengan adukan plesteran encer sebagai lapisan awal untuk ikatan plester
selanjutnya dan setelah beberapa lama dapat dilapisi adukan plester hingga
didapatkan ketebalan yang diinginkan dan untuk perataan permukaan plester
dengan menggunakan jidar alumunium, setelah ditunggu setengah kering dapat
dilakukan penghalusan permukaan.

Rehab Gedung KESKANLING 23


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

PASAL 9
PEKERJAAN ACIAN

9.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi hal - hal mengenai pengadaan bahan - bahan dan pemasangan
semua pekerjaan acian seperti yang tertera pada gambar - gambar. Pelaksanaan harus
bernar - benar mengikuti garis - garis ketinggian, bentuk - bentuk seperti yang terlihat
dalam gambar-gambar dan persyaratan ini.

9.2 Persyaratan Bahan - Bahan


Semen instan MU-250 (untuk acian pada plesteran dinding bata) dan MU-200 (untuk
acian pada beton) ini merupakan campuran semen, filler dan aditif. Semen instan ini
harus dengan mutu yang baik dan bebas dari ketidak-murnian/kotoran supaya
menghasilkan acian dengan kekuatan yang dibutuhkan, daya tahan yang tinggi dan
penampilan yang baik. Contoh-contoh bahan harus diserahkan ke Arsitek untuk
persetujuan sebelum pemakaian dimulai. Semen instan MU-250 dan MU-200 siap
digunakan dengan menambahkan air. Air harus bersih dan memenuhi ketentuan-
ketentuan yang sama seperti yang harus tercapai untuk pekerjaan beton.

9.3 Alat-Alat Kerja


Roskam baja, jidar panjang dari baja atau alumunium, hand mixer, bak adukan.

9.4 Pelaksanaan Pekerjaan


1. Persiapan dan Pelaksanaan :
a. Siapkan tempat kerja & permukaan yang hendak diaci.
b. Singkirkan semua hal yang dapat merusak/mengganggu pekerjaan acian.
c. Bersihkan dasar permukaan yang akan diaci dari serpihan, kotoran & minyak
yang dapat mengurangi daya rekat adukan.
d. Jika terlalu kering, basahi dasar permukaan yang akan diaci dengan air.
e. Pekerjaan acian harus lurus, sama rata, datar maupun tegak lurus.
f. Jika acian menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak rata, tidak
tegak lurus atau bergelombang, adanya pecah atau retak, maka bagian tersebut
harus dibongkar kembali untuk diperbaiki atas biaya Kontraktor.

2. Pengadukan Bahan :
a. Tuang air ke dalam bak adukan sebanyak 14,0 – 14,5 liter untuk tiap kantong
MU-250 dan 12,0 – 13 liter untuk tiap kantong MU-200 (40 kg).
b. Masukan adukan kering MU-250/MU-200 kedalam bak adukan. Aduk
campuran di atas hingga rata.
c. Bak adukan, peralatan (tools and untensils) harus bersih dan dicuci dahulu
sebelum pengadukan berikutnya dilaksanakan.

Rehab Gedung KESKANLING 24


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

3. Aplikasi untuk plesteran :


a. Pengacian dilakukan secara manual sebagaimana umumnya yang kemudian
diratakan dengan jidar panjang.
b. Tebal acian yang di anjurkan adalah 1,5 – 3,0 mm, tergantung kerataan dasar
permukaannya.

PASAL 10
PEKERJAAN LANTAI / KERAMIK

10.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi hal - hal mengenai pengadaan bahan - bahan dan pemasangan
semua pekerjaan lantai dan keramik seperti yang tertera pada gambar - gambar.
Pelaksanaan harus bernar - benar mengikuti garis - garis ketinggian, bentuk - bentuk
seperti yang terlihat dalam gambar - gambar dan persyaratan ini.

10.2 Persyaratan Bahan - Bahan


a. Untuk lantai ruangan, teras dan tangga dipergunakan jenis granit ukuran 60x60 Cm
anti gores (warna menyesuaikan), sedangkan Lantai KM/WC dipergunakan jenis
lantai keramik anti slip ukuran 20x20 Cm dan untuk dinding KM/WC
dipergunakan jenis keramik ukuran 20x25 Cm.
b. Bahan perekat untuk pekerjaan ini adalah acian Portland Cement (PC) biasa yang
disetujui oleh Pengawas / Perencana.
c. Pelaksana harus mengadakan dan menyerahkan contoh - contoh keramik yang akan
dipakainya kepada Pengawas/Pengelola Teknis untuk mendapatkan persetujuan.

10.3 Pelaksanaan Pekerjaan


a. Persetujuan, sebelum memulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh
pemasangan (mock up) yang memperlihatkan dengan jelas pola pemasangan,
warna dan grouting-nya (kolotannya)
b. Sebelum pemasangan lantai keramik di lantai dasar dimulai, kontraktor wajib
memeriksa lapisan dasarnya terutama pemadatan tanah serta pembuatan lantai
beton tumbuk 1 : 3 : 5 tebal 5 cm.
c. Untuk semua pasangan lantai menggunakan adukan 1 pc : 4 ps kecuali untuk ruang
dan dinding KM/WC menggunakan adukan 1 pc : 3 ps.
d. Pada sekeliling ruangan yang dipasang lantai keramik harus dipasang plint granit
ukuran 10x60 cm.
e. Pengisi celah antar granit, digunakan acian Portland Cement sesuai dengan warna
granit yang dipasang atau warna lain atas persetujuan Pengawas/Perencana.
f. Kontraktor harus melindungi keramik yang telah dipasang maupun adukan perata
dan harus mengganti, atas biaya sendiri setiap kerusakan yang terjadi, penyerahan
pekerjaan dilakukan dalam keadaan bersih.
g. Pada saat penyerahan pertama pekerjaan semua permukaan lantai dalam keadaan
bersih dari kotoran yang menempel pada muka lantai.
h. Sebelum pekerjaan dilaksanakan Kontraktor harus mendapatkan persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas.

Rehab Gedung KESKANLING 25


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

PASAL 11
PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA

11.1 Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan - bahan, biaya, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, jendela dan kisi - kisi Alumunium,
seperti yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar.
c. Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan (Pekerjaan Kusen, Pintu, Jendela
dan Pekerjaan Kaca)

11.2 Persyaratan Bahan - Bahan


a. Terbuat dari bahan Alumunium Framing System setara Alexindo sesuai dengan
gambar kerja.
b. Untuk Pintu Otomatis setara Dorma.
c. Bahan yang akan melalui proses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu dengan
seksama sesuai dengan bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan,
kelengkungan, pewarnaan yang disyaratkan Standard Produksi / SII.
d. Warna finishing ditentukan oleh Perencana dengan tebal powder coating 18
micron.
e. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi Rencana Kerja dan Syarat-
syarat dari pekerjaan Alumunium serta memenuhi ketentuan - ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan.
f. Konstruksi kosen alumunium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam
detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
g. Kusen Alumunium eksterior memiliki ketahanan terhadap air/ kebocoran air, tidak
terlihat kebocoran signifikan (air masuk ke dalam interior bangunan).
h. Accessories
 Sekrup dari galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl, pengikat alat
penggantung yang dihubungkan dengan Alumunium harus ditutup caulking dan
sealant.
 Sealant yang dipergunakan adalah semutu Dow Coning atau setara.
 Angkur-angkur untuk rangka / kosen Alumunium terbuat dari steel plate tebal 2-
3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron sehingga tidak dapat
bergerak / bergeser.
 Treatment untuk permukaan kosen jendela dan pintu yang bersentuhan dengan
bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi
lapisan finish dari lacquer yang jernih.
i. Pelaksana harus menyerahkan contoh - contoh bahan yang akan digunakan, dan
setiap bahan yang diserahkan harus sesuai dengan contoh - contoh yang telah
diuji/diperiksa dan telah mendapatkan persetujuan dari Pengawas/Perencana.

Rehab Gedung KESKANLING 26


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

11.3 Pelaksanaan Pekerjaan


a. Sebelum memulai pelaksanaan kontraktor diwajibkan meneliti gambar – gambar
dan kondisi di lapangan, terutama ukuran dan peil lubang bukaan dinding.
Kontraktor diwajibkan membuat contoh jadi (mock up) untuk semua detail
sambungan yang berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain dan dimintakan
persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Perencana.
b. Proses fabrikasi harus sudah berjalan dan siap lebih dulu sebelum pekerjaan
lapangan dimulai. Proses ini harus didahului dengan pembuatan shop drawing atas
petunjuk Perencana, meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk, ukuran.
Kontraktor juga diwajibkan untuk membuat perhitungan-perhitungan yang
mendasari sistem dan dimensi terpasang, sehingga memenuhi persyaratan yang
diminta/ berlaku. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kehandalan pekerjaan
ini.
c. Semua frame / kosen baik untuk jendela, pintu dan dinding partisi, dikerjakan
secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar
hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
d. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah bagian
dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata. Pengelasan harus rapi untuk
memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai dengan gambar.
e. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet,
stap dan harus cocok.
f. Angkur-angkur untuk rangka / kosen Alumunium terbuat dari steel plate setebal 2 -
3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.
g. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat,
sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air. Celah
antara kaca dan sistem kosen Alumunium harus ditutup oleh sealant.
h. Untuk fitting hardware dan reinforcing materials yang mana kosen Alumunium
akan bertemu dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang
bersangkutan harus diberi lapisan chromium untuk menghindari timbulnya korosi.
i. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang
dikondisikan, hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan
synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini dilakukan pada
swing door dan double door.
j. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant
jenis Ultra Violet supaya kedap air dan suara.
k. Sebelum pekerjaan dilaksanakan Kontraktor harus mendapatkan persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas.

PASAL 12
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN KUNCI

12.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi hal - hal mengenai pengadaan bahan - bahan dan pemasangan
semua pekerjaan alat penggantung dan kunci seperti yang tertera pada gambar -

Rehab Gedung KESKANLING 27


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

gambar. Pelaksanaan harus bernar - benar mengikuti garis - garis ketinggian, bentuk –
bentuk seperti yang terlihat dalam gambar - gambar dan persyaratan ini.
12.2 Persyaratan Bahan - Bahan
a. Untuk engsel pintu dan jendela dipakai engsel type ring nylon yang berkualitas
baik semutu produksi DN, dipasang sebanyak 3 buah untuk setiap daun pintu dan 2
buah untuk setiap daun jendela, dengan ukuran sebagai berikut :
 Untuk daun pintu ukuran 4” dan
 Untuk daun jendela ukuran 3”.
b. Seluruh pintu - pintu dipasang kunci tanam yang berkualitas baik semutu merk
Union 2 kali putar (besar) dan semutu CISA khusus untuk alumunium.
c. Setiap daun jendela dipasang slot dan dipasang kait angin / penahan bukaan yang
berkualitas baik.
d. Pelaksana harus menyerahkan contoh - contoh kunci, alat penggantung dan
perlengkapan lainnya yang akan digunakan. Setiap bahan yang diserahkan harus
sesuai dengan contoh-contoh yang telah mendapatkan persetujuan dari
Pengawas/Perencana/Pengelola Teknis.
12.3 Pelaksanaan Pekerjaan
a. Semua pemasangan harus dilaksanakan oleh tukang-tukang terbaik yang
pengerjaannya telah disetujui oleh Pengelola Teknis.
b. Pelaksanaan pemasangan harus memperhatikan secara teliti gambar kerja atau
syarat-syarat yang ada.
c. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik.
d. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
e. Sebelum pekerjaan dilaksanakan Kontraktor harus mendapatkan persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas

PASAL 13
PEKERJAAN KACA

13.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi hal - hal mengenai pengadaan bahan - bahan, peralatan, tenaga dan
pemasangan semua pekerjaan kaca seperti yang tertera pada gambar - gambar.
Pelaksanaan harus bernar - benar mengikuti garis - garis ketinggian, bentuk – bentuk
seperti yang terlihat dalam gambar - gambar dan persyaratan ini.
13.2 Persyaratan Bahan - Bahan
a. Jenis kaca yang dipergunakan disesuaikan dengan gambar perencanaan yang
semutu dengan merk “Asahi Mas” dengan ketebalan 5 mm dan 8 mm jenis kaca
polos dan ketebalan 12 mm untuk kaca tempered.
b. Kontraktor harus memberikan contoh bahan, brosur serta data teknis kepada
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

Rehab Gedung KESKANLING 28


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

13.3 Pelaksanaan Pekerjaan


a. Semua list kaca dipasang dengan kuat dan kokoh, pada sponning agar diberi
dempul.
b. Mengingat sifat kaca akan memuai pada saat terkena sinar matahari, maka dalam
pelaksanaan pemasangan agar diberi jarak antara list dengan kaca beberapa
milimeter.
c. Sebelum pekerjaan dilaksanakan Kontraktor harus mendapatkan persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas.

PASAL 14
PEKERJAAN PENUTUP ATAP

14.1 Lingkup Pekerjan


Perkerjaan penutup atap yang dimaksud adalah pekerjaan rangka atap dan pemasangan
penutup atap genteng metal yang dipasang dengan kemiringan atap sesuai dengan
gambar.

14.2 Persyaratan Bahan - Bahan


a. Untuk pekerjaan rangka atap menggunakan bahan baja ringan (zincalum) baik
gordeng, reng, kasau dan sebagainya.
b. Ukuran material - material rangka atap disesuaikan dengan hasil perhitungan
produsen rangka atap baja ringan (zincalum).
c. Bahan penutup atap yang digunakan adalah genteng selulosa bitumen setara
genteng onduvilla serta harus dalam kondisi baru dan tidak rusak permukaannya
atau cacat – cacat lainnya.
d. Kontraktor harus memberikan contoh bahan, brosur serta data teknis kepada
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
e. Penyimpanan semua bahan atap harus memperhatikan cara - cara sedemikian rupa
sehingga bahan atap terhindar dari lecet, retak, tertekuk selama penyimpanan.

14.3 Pelaksanaan Pekerjaan


a. Dalam pemasangan penutup atap harus diperhatikan benar-benar dan dipasang
sedemikian rupa agar jangan sampai terlihat bergelombang dan alurnya tidak lurus,
yang mengakibatkan kelihatan tidak estetika.
b. Kontraktor harus menyerahkan shop drawing kepada Pengawas untuk persetujuan
tertulis bagi pemasangan.
c. Sebelum pemasangan penutup atap semua pekerjaan yang mendahuluinya telah
disetujui oleh Pengawas, diantaranya rangka atap, pekerjaan gording dll.
d. Sebelum pekerjaan dilaksanakan Kontraktor harus mendapatkan persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas.

Rehab Gedung KESKANLING 29


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

PASAL 15
PEKERJAAN PLAFOND

15.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi hal - hal mengenai pengadaan bahan - bahan, peralatan, tenaga dan
pemasangan semua pekerjaan plafond seperti yang tertera pada gambar - gambar.
Pelaksanaan harus bernar - benar mengikuti garis - garis ketinggian, bentuk – bentuk
seperti yang terlihat dalam gambar - gambar dan persyaratan ini.
15.2 Persyaratan Bahan - Bahan
a. Material rangka plafond yang digunakan adalah besi hollow frame.
b. Plafond dari bahan PVC tebal 8 mm semutu produk Shunda.
c. Pelaksana harus menyerahkan contoh material baik papan gypsum maupun rangka
plafond kepada pengawas.
d. Bahan langit-langit disimpan/ditumpuk dengan lantai terangkat, dan harus bebas
dari genangan air, dan diusahakan agar mudah untuk diadakan pemeriksaan dan
pengamatan.
e. Tinggi tumpukan tidak boleh lebih dari 2 (dua) meter dan diusahakan terlindung
dari cuaca dan diusahakan udara masih tetap berhembus.
15.3 Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pemasangan rangka plafond harus rata sehingga tidak menimbulkan permukaan
plafond menjadi bergelombang dan mengganggu estetika.
b. Pelaksana harus menyediakan steger-steger agar pada waktu pemasangan langit -
langit tidak merusak lantai ataupun pekerjaan – pekerjaan lain yang telah selesai.
Langit-langit hanya boleh dipasang setelah semua pekerjaan yang akan ditutup
selesai terpasang.
c. Perhatikan pemasangan langit-langit, yang berhubungan dengan lampu - lampu,
KM/WC, diffuser - diffuser, AC, pinggiran -pinggiran dan sebagainya. Langit –
langit yang terpasang harus dibuka kembali jika terjadi perbaikan pekerjaan -
pekerjaan yang berada di atasnya (mekanikal, elektrikal atau memperbaiki
pekerjaan) dan harus dipasang kembali dengan kondisi baik dan rapi serta
mendapat persetujuan dari Pengawas / Pengelola Teknis.
d. Pelaksana harus membuat lobang manhole sesuai kebutuhan dengan lokasi – lokasi
yang sudah mendapat persetujuan Pengawas / Pengelola Teknis.
e. Rangka harus benar-benar dipasang kuat dengan jarak dan ukuran sesuai dengan
gambar kerja dan syarat-syarat yang ditentukan.

PASAL 16
PEKERJAAN CAT DAN LABURAN

16.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi hal - hal mengenai pengadaan bahan - bahan, peralatan, tenaga dan
pemasangan semua pekerjaan cat dan laburan seperti yang tertera pada gambar -

Rehab Gedung KESKANLING 30


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

gambar. Pelaksanaan harus bernar - benar mengikuti garis-garis ketinggian, bentuk -


bentuk seperti yang terlihat dalam gambar - gambar dan persyaratan ini.

16.2 Persyaratan Bahan - Bahan


a. Cat serta pelapis-pelapis klain yang akan digunakan disini, adalah setara jenis
Emulsi Acrylic, produksi setara Jotun untuk cat dinding dan jenis Syntetic Super
Gloss setara Jotun untuk cat besi.
b. Contoh Dan Bahan Untuk Perawatan
 Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada
bidang - bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2.
 Dan pada bidang - bidang tersebut harus dicamtupengawasan dengan jelas
warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis (dari dasar s/d lapisan akhir).
 Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Pengawas. Jika
contoh -contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh Pengawas,
 Kontraktor melanjutkan dengan pembuatan mock up seperti tercantum di atas.
 Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas, untuk kemudian akan
diteruskan kepada pemberi tugas, minimal 5 gallon tiap warna dan jenis cat
yang dipakai.
 Kaleng - kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencamtukan dengan jelas
identitas cat yang ada didalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan untuk
perawatan oleh Pemberi Tugas.

16.3 Pelaksanaan Pekerjaan


a. Pengerjaan (Mock Up)
 Sebelum pengecatan keseluruhan yang dimulai, Kontraktor harus melakukan
pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan.
 Bidang - bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, texture, material
dan cara pengerjaan. Bidang - bidang yang akan dipakai sebagai mock up ini
akan ditentukan oleh Pengawas.
 Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Pengawas dan bidang -
bidang ini akan dipakai sebagai standar minimal bagi keseluruhan pekerjaan
pengecatan.

b. Pekerjaan Cat Dinding.


 Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh plesteran
dinding bangunan dan finishing / atau bagian - bagian lain yang ditentukan
gambar.
 Untuk dinding-dinding luar (exterior walls) bangunan digunakan cat untuk
exterior jenis Emulsi Acrylic, produksi Vinilex atau setara.
 Untuk dinding-dinding dalam (interior walls) bangunan digunakan cat jenis
Emulsi Acrylic produksi , produksi Vinilex atau setara.
 Sebelum dinding diplamur, plesteran sudah harus betul-betul kering, tidak ada
retak- retak dan Kontraktor meminta persetujuan kepada Pengawas.
 Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan
lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.

Rehab Gedung KESKANLING 31


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

 7 hari plamur terpasang dan percobaan warna kemudian dibersihkan dengan


bulu ayam sampai bersih betul. Selanjutnya di dinding dicat dengan
menggunakan Roller.
 Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 lapis alkali resistance sealer
yang dilanjutkan dengan 3 lapis acrylic emulsion dengan kekentalan cat sebagai
berikut :
• Lapisan I, encer (tambahan 20 % air).
• Lapisan II, kental.
• Lapisan III encer.
 Untuk warna-warna yang sejenis, Kontraktor diharuskan menggunakan kaleng-
kaleng dengan nomor percampuran (batch number) yang sama.
 Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata,
licin, tidak ada bagian yang belang dan terhadap bidang dinding harus dijaga
terhadap pengotoran-pengotoran.

c. Pekerjaan Cat Besi.


 Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-bagian besi yang
terlihat dan pekerjaan besi lain ditentukan dalam gambar, kecuali ditentukan
lain.
 Cat yang dipakai adalah jenis Syntetic Super Gloss setara Jotun.
 Pekerjaaan cat dilakukan setelah bidang yang akan dicat, selesai diampelas
halus dan bebas debu, minyak dan Iain-lain.
 Sebagai lapisan dasar anti karat dipakai sebagai cat dasar 1 kali. Sambungan las
dan ujung-ujungnya yang tajam diberi “touch up” dengan 2 lapis, setelah itu
lapisan tebal 40 micron diulaskan.
 Setelah kering sesudah 8 jam, dan diampelas kembali disemprot 1 lapis. Setelah
16 jam mengering baru lapisan akhir disemprot 3 lapis.
 Pengecatan dilakukan dengan menggunakan semprot dengan compressor 3
lapis.

d. Pekerjaan Waterproofing
 Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh ahlinya yang ditunjuk penyalur sampai
mendapat Sertifikat Jaminan (pemeliharaan cuma - cuma) untuk 10 tahun.
Bagian-bagian yang harus diberi lapisan waterproofing adalah :
• Pelat - pelat atap beton
• Lantai - lantai toilet, kamar mandi & WC
• Bagian - bagian lain yang ditentukan pada gambar
 Seluruh lapisan-lapisan waterproofing, jika tidak ditentukan lain, harus
menutupi pula kaki-kaki setiap bidang tegak (dinding-dinding, listplank-
listplank) sampai setinggi 20 Cm.
 Sebelum pelaksanaan lapisan dasar tersebut, bidang permukaan yang akan
dilapisi harus sudah diplester rata dan bidang permukaan harus sudah
dimiringkan minimal 1 % ke arah pembuangan, kemudian dibersihkan dari
segala macam kotoran-kotoraan dan debu dengan menggunakan pompa
kompresor, sapu-sapu / sikat dan dijaga supaya tetap kering.
 Lapisan dasar primer harus menutupi seluruh permukaan termasuk setiap celah-
celah di sekeliling lubang pembuangan, khusus pada bagian lubang pembuangan
diperkuat perekatannya dengan fibre glass 2 lapis, sedang pada tekukan bidang

Rehab Gedung KESKANLING 32


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

permukaan yang mudah digenangi air perlu ditambahkan Polyethyling Sheet


dari produksi yang sama.
 Sistem Aplikasi :
• Permukaan beton rata (bebas dari kroposan & tonjolan - tonjolan)
• Pemasangan lapisan primer (dibiarkan 3 - 29 jam, tergantung kondisi cuaca)
• Pemasangan super telcolm dipasang dari arah bidang terendah
• Dilanjutkan dengan perkerasan finishing selanjutnya.

PASAL 17
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK DAN ARMATUR

17.1 Lingkup Pekerjaan


a. Pemasangan kabel toevoer
b. Pemasangan box panel dengan sistem MCB lengkap dengan grounding
c. Pemasangan instalasi titik cahaya serta stop kontak.
17.2 Persyaratan Bahan - Bahan
a. Semua bahan untuk seluruh pekerjaan ini harus dalam keadaan 100% baru, dalam
keadaan baik dan sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan.
b. Kontraktor harus memberikan brosur / contoh peralatan yang akan dipasang,
lengkap dengan data teknis serta ukuran-ukuran fisiknya untuk mendapatkan
persetujuan tertulis dari Pengawas / Pengelola Teknis.
c. Panel - Panel
 Semua tipe panel adalah jenis indoor.
 Panel terbuat dari pelat baja setebal 2 mm dengan penguat besi siku atau besi
kanal dan dicat dasar tahan karat di bagian luar dan dalam, sebelum dicat akhir
dengan cat oven warna abu-abu muda.
 Kotak panel dan benda konduktif lain yang tidak boleh bertegangan harus
dihubungkan dengan baik secara elektrik dengan busbar pentanahan.
 Semua mur dan baut harus tahan terhadap karat dilapisi cadmium. Semua
bagian-bagian dari baja harus bersih dan harus dilindungi terhadap karat
sebelum diasembled. Pengecatan harus dengan 2 lapis warna abu-abu atau
warna lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
 Busbar disangga secara kokoh dengan insulator berbahan keramik.
 Busbar netral dan busbar pentanahan dipasang pada sisi yang bersebrangan.
 Semua bagian yang menghantarkan listrik seperti busbar atau terminal-terminal
dan Iain-lain dan harus silver plated atau dilapisi bahan lain yang mencegah
oksidasi.
 Circuit Breaker harus tipe Moulded Case Circuit Breaker (MCCB), dengan
merk semutu Merlin Gerin, Siemens atau AEG.
 Komponen - komponen lain harus semutu Merlin Gerin, Siemens, Circutor atau
AEG.
 Ujung - ujung kabel harus mempunyai sepatu kabel.
 Semua bagian metal yang dalam keadaan normal tidak bertegangan harus
dihubungkan menjadi satu secara elektrik dengan baik. Rel pentanahan

Rehab Gedung KESKANLING 33


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

sepanjang panel harus disediakan dan bagain metal yang disebut diatas harus
dihubungkan. Rel pentanahan dihubungkan dengan kawat tembaga (BC) dengan
penampang sesuai dengan gambar kerja dan ditanam sampai diperoleh tahanan
pentanahan maksimum 5 ohm.
 Kabel daya NYY seperti ditunjukkan dalam gambar harus semutu : Supreme,
Kabelindo, Kabel Metal, Tranka Kabel ( 4 besar )
d. Kabel toevoer yang digunakan adalah jenis NYY 4x10 mm semutu : Supreme,
Kabelindo, Kabel Metal, Tranka Kabel ( 4 besar )
e. Saklar engkel atau double dan stop kontak semutu merk broco.
f. Kabel-kabel instalasi didalam ruangan dipakai jenis kabel NYM 3 x 2,5 mm untuk
stop kontak, saklar dan AC, sedangkan NYM 2 x 2,5 mm untuk titik lampu. Kabel
yang digunakan kualitas semutu Eterna.
g. Jenis lampu yang dipakai :
Lampu Down light + SL 18 watt, lampu semutu philips
h. Fitting instalasi seperti pipa conduit, fleksible join, T-Dos, Inbow Dos dan
sebagainya menggunakan merk semutu Clipsal.

17.3 Pelaksanaan Pekerjaan


. a. Semua pemasangan alat - alat / instalasi listrik harus dipasang oleh tukang-tukang
yang berpengalaman dengan cara yang harus disetujui oleh pengawas dan seperti
yang ditunjukkan dalam gambar.
b. Pemasangan titik lampu, saklar dan stop kontak
 Tinggi saklar dan stop kontak ditentukan 1,50 m dari permukaan lantai
setempat. Tiap-tiap stop kontak harus diberi penghantar tanah.
 Pemasangan titik lampu/armatur dari jenis lampu yang telah ditentukan dan
dipasang sesuai dengan jumlah yang tertera dalam gambar.
c. Pekerjaan instalasi yang memiliki ketergantungan dengan pekerjaan lain
sepertiinstalsi dalam diding harus dicermati. Kontraktor tetap bertanggung jawab
terhadap kerapian dan kualitas pekerjaan dinding yang harus dibobok ketika terjadi
keterlambatan penkerjaan instalasi listrik.
d. Stop kontak dan panel induk/pembagi harus dihubungkan dengan tanah atau
system pentanahan (grounding).
e. Sistem pentanahan atau grounding terdiri dari kawat BC, kawat tersebut
dimasukkan kedalam pipa besi galvanis diameter 1” atau sesuai dengan petunjuk
PLN setempat dengan kedalaman 3 m atau sampai tercapai sistem pentanahan
dengan maksimum tahanan sebesar 5 ohm.
f. Kontraktor harus menyiapkan gambar kerja instalasi listrik yang sebenarnya yang
dibuat oleh instalatur yang mempunyai sertifikat / PAS PLN.
g. Sebelum seluruh pekerjaan listrik diserahkan harus diadakan uji coba terlebih
dahulu dan disaksikan oleh Konsultan Pengawas atas uji coba tersebut.

Rehab Gedung KESKANLING 34


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

PASAL 18
PEKERJAAN SANITAIR

18.1 Lingkup Pekerjaan


a. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair adalah penyediaan tenaga kerja,
bahan - bahan peralatan dan alat - alat bantu lainnya yang digunakan dalam
pekerjaan ini hingga tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna
dalam pemakaiannya / operasinya.
b. Pekerjaan pemasangan sanitair ini sesuai yang dinyatakan / ditunjukkan dalam
detail gambar, uraian dan syarat - syarat dalam buku ini.

18.2 Persyaratan Bahan-Bahan


a. Semua material harus memenuhi ukuran, standard dan mudah didapatkan
dipasaran, kecuali bila ditentukan lain.

b. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya sesuai


dengan yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-masing type yang dipilih.

c. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disediakan oleh pabrik untuk
masing-masing type yang dipilih.

d. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah diisyaratkan dalam uraian dan
syarat-syarat dalam buku.

e. Sebelum mulai pemasangan pekerjaan sanitair, Kontraktor terlebih dahulu harus


menyerahkan contoh-contoh perlengkapan sanitair yang akan dipasang lengkap
dengan sertifikat / surat pernyataan dari produsennya yang menjelaskan bahwa
kwalitas produk tersebut benar - benar sesuai dengan persyaratan di atas.

f. Contoh-contoh tersebut apabila oleh Pengawas dianggap perlu, harus ditest di


aboratorium yang disetujui Pengawas, biaya pengujian di Laboratorium ini menjadi
tanggungan Kontraktor.

g. Alat - Alat Sanitair


 Washtafel
• Washtafel digunakan adalah merk semutu TOTO, lengkap dengan segala
accessoriesnya seperti tercantum dalam brosurnya.
• Washtafel dinding semutu TOTO with pedestal.
• Warna akan ditentukan kemudian
• Washtafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi
baik tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah
disetujui oleh Pengawas.
 Kloset
• Kloset duduk berikut segala kelengkapannya yang dipakai adalah semutu
TOTO dengan warna akan ditentukan oleh Pengawas.
• Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi
dengan baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya
dan telah disetujui Pengawas.

Rehab Gedung KESKANLING 35


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

 Pekerjaan Urinal
• Urinal berikut kelengkapannya yang digunakan adalah setara TOTO.
• Urinal yang dipasang adalah urinal yang telah diseleksi dengan baik, tidak
ada bagian-bagian yang gompal, retak dan cacat lainnya dan telah disetujui
Pengawas.
• Pemasangan urinal pada tembok menggunakan baut ficher atau stainless steel
dengan ukuran yang cukup menahan beban seberat 20 Kg tiap baut.
• Setelah urinal terpasang, letak dan ketinggian pemasangan harus sesuai
gambar untuk itu, baik waterpassnya. Semua celah-celah yang mungkin ada,
antar dinding dengan urinal, ditutup dengan semen berwarna sama dengan
urinal sempurna. Sambungan instalasi plumbingnya harus baik tidak ada
kebocoran-kebocoran air.
 Perlengkapan Toilet
• Perlengkapan - perlengkapan lain untuk toilet yaitu gantungan handuk,
tempat sabun, tempat kertas rol, tempat kertas tissue, gantungan lap,
gantungan baju, dan Iain - lain seperti ditunjukkan dalam gambar, dipakai
adalah semutu TOTO.
• Perlengkapan-perlengkapan tersebut harus dalam keadaan baik tanpa ada
cacat - cacat, sudah mendapat persetujuan Pengawas. Letak pemasangan
disesuaikan gambar - gambar untuk itu dan cara - cara pemasangan
mengikuti petunjuk - petunjuk dari produsen seperti diterangkan dalam
brosur – brosur yang bersangkutan.
 Kran
• Semua kran yang dipakai semutu merk TOTO, Verchroom, atau setara,
dengan chromed finish.
• Ukuran disesuaikan keperlauan masing-masing sesuai gambar plumbing
brosur alat-alat sanitair.
• Jetwasher yang digunakan adalah semutu merk TOTO.
 Floor Drain dan Clean Out
• Floor drain dan clean out yang digunakan adalah floor drain semutu merk
TOTO dilengkapi dengan siphon dan penutup berengsel untuk floor drain
dan doperchroom dengan draad untuk clean out.
• Floor drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui
Pengawas.

18.3 Pelaksanaan Pekerjaan


a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Pengawas beserta
persyaratan / ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak
disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran / pengantian bahan, pengganti harus
disetujui Pengawas berdasarkan contoh yang dilakukan Kontraktor.
c. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar - gambar yang
ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detail - detail sesuai gambar.
d. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan spesifikasi dan
sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkan kepada Pengawas.

Rehab Gedung KESKANLING 36


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

e. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disatu tempat bila ada kelainan /
perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut terselesaikan.
f. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian / pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
g. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.
h. Syarat Pemasangan
 Tenaga
Pemasangan pekerjaan sanitair harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang
berpengalaman dan trampil dalam pekerjaannya dengan menunjukkan Surat
Keterangan yang pernah dikerjakan.
 Persiapan
• Sebelum mulai pemasangan pekerjaan sanitair, Kontraktor terlebih dahulu
harus memeriksa semua pekerjaan yang nantinya akan ditutup oleh pasangan
pekerjaan ini
• Pekerjaan yang harus diperiksa diantaranya adalah :
- Pekerjaan pemasangan instalasi-instalasi
- Pekerjaan waterproofing
- Dan Iain - lain yang dianggap perlu
• Sebelum pemasangan pekerjaan sanitair, alas permukaannya harus dibuat
rata dan halus terlebih dahulu.
• Sesudah pekerjaan-pekerjaan tersebut selesai diperiksa, Kontraktor harus
meminta persetujuan Pengawas untuk melanjutkan pekerjaannya.
• Kontraktor wajib membuat gambar-gambar kerja (shop drawing) untuk
pelaksanaan yang dibuat berdasarkan gambar rencana. Ukuran-ukuran
berdasarkan dengan kondisi lapangan.
• Gambar kerja ini terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Pengawas.
 Pelaksanaan
• Setiap pemasangan pekerjaan sanitair pada dinding harus diperkuat dengan
angkur-angkur dan perlengkapan / accessories lainnya yang disyaratkan oleh
pabrik pembuatnya.
• Setiap pemasangan pekerjaan sanitair harus dilaksanakan dengan teliti, tepat
pada posisi pipa sanitasinya.
 Syarat Pemeliharaan
• Setiap pasangan pekerjaan sanitair yang rusak harus diperbaiki dengan cara-
cara yang dianjurkan oleh pabriknya.
• Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
pekerjaan finishing lainnya.
• Apabila ada pekerjaan finishing yang rusak akibat perbaikan pekerjaan lantai
keramik tersebut, maka kerusakan-kerusakan pekerjaan finishing tersebut
harus segera diperbaiki atas biaya Kontraktor.
• Selama 3 x 24 jam sesudah pekerjaan sanitair selesai terpasang, harus
dibiarkan mengering dan selama itu tidak boleh dipergunakan.
• Sesudah pekerjaan sanitair terpasang harus dijaga terhadap kemungkinan-
kemungkinan terkena cairan-cairan dan benda-benda lain yang mungkin bisa
menimbulkan cacat, noda-noda dan sebagainya. Apabila hal ini terjadi

Rehab Gedung KESKANLING 37


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

Kontraktor harus memperbaiki cacat tersebut hingga pulih kembali seperti


semula atas biaya Kontraktor.
 Syarat Penerimaan
• Setiap pekerjaan sanitair yang dipasang harus teliti pada posisinya dan rapat,
tidak bocor dan terjamin hubungan kerapihannya.
• Setiap pekerjaan sanitair harus dipasang lengkap dengan accessories-nya dan
dapat berfungsi dengan sempurna, tanpa cacat.

PASAL 19
PEKERJAAN LOGAM NON STRUKTURAL

19.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan logam non strukturalalam hal ini meliputi :
1. Pekerjaan Besi
2. Pekerjaan Stainless Steel
3. Pekerjaan Penggantung Rangka Langit-Langit.
4. Pekerjaan Handrail

19.2 Persyaratan Bahan-Bahan


a. B e s i
 Pipa besi yang digunakan adalah GIP dengan bentuk dan ukuran sesuai yang
tertera pada gambar.
 Baja profil yang digunakan adalah baja siku dengan bentuk dan ukuran sesuai
yang tertera pada gambar.
 Pipa baja yang digunakan adalah Carbon Steel ST.37, dengan ukuran sesuai
yang tertera pada gambar.
b. Penggantung Rangka Langit - Langit
Penggantung rangka langit - langit yang digunakan adalah besi holow galvanized
dilengkapi dengan adjuster pada tiap penggantung.

19.3 Pelaksanaan Pekerjaan


a. Pekerjaan Besi.
 Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar - gambar
dan kondisi dilapangan.
 Bahan - bahan pelengkap lainnya seperti sekrup, baut, mur, paku metal fittings
yang akan berhubungan dengan udara luar dibuat dari besi yang digalvanisasi.
 Perhatikan semua ukuran, sambungan dan hubungannya dengan material lain,
dengan mengikuti semua petunjuk gambar rencana secara seksama.
 Kontraktor diminta untuk menyiapkan shop drawing / gambar kerja untuk
pekerjaan - pekerjaan dengan petunjuk Pengawas.
 Pemotongan dengan membakar dibengkel harus dilakukan dengan mesin potong
pembakar yang standar.
 Semua pekerjaan metal yang terpotong harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
 Berkas - berkas pekerjaan harus dikikir sampai halus dan rata permukaan.
 Untuk unit yang dipasang harus diberi tanda - tanda agar tidak terjadi kesalahan
pemasangan.
 Pekerjaan sambungan dilakukan dengan baut dan las sesuai gambar.

Rehab Gedung KESKANLING 38


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

 Pekerjaan Pengelasan harus dikerjakan dengan rapih, tanpa menimbulkan


kerusakan-kerusakan pada bahan bajanya. Pengelasan harus menjamin
pengakhiran yang rata dari cairan elektroda tersebut. Permukaan dari daerah
yang dilas harus bersih dan bebas dari kotoran, cat minyak dan karat.
 Pemberhentian pengelasan harus pada tempat yang ditentukan dan dijamin tidak
akan berputar atau membengkok. Setelah pengelasan, sisa-sisa / kerak las harus
dibersihkan dengan baik (wire, brush, amplas). Cacat pada pengelasan harus
dipotong dan dilas kembali atas tanggung jawab Kontraktor.
 Tambahan dan angkur yang perlu harus digunakan walupun tidak termasuk
dalam gambar (lengkap dengan pemakaian ramset untuk beton) meliputi dan
tidak terbatas pada dudukan fixtures (toilet dan cermin).

b. Pekerjaan Kawat Penggantung Rangka Langit-Langit


 Sistem penggantung langit-langit adalah dengan menyediakan angker besi beton
diameter 10 mm pada plat beton pada jarak 1.20 x 1.20 m.
 Pola yang disesuaikan dengan pola langit-langit dan persyaratan pabrik pembuat
rangka langit-langit, kecuali dinyatakan lain dalam gambar atau petunjuk
Direksi Lapangan.

PASAL 20
PENYERAHAN PEKERJAAN

20.1 Kontraktor harus menyelesaikan semua bagian pekerjaan yang tertera dalam kontrak,
Gambar-gambar dan syarat - syarat pada Dokumen Pengadaan (Pelelangan) ataupun
perubahan yang terdapat dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing),
sehingga pekerjaan dapat diterima dengan baik oleh Konsultan Pengawas dan Pihak
Pemimpin Proyek.
20.2 Pada saat pekerjaan akan diserah-terimakan untuk pertama kalinya (Provisional Hand
Over - PHO), Kontraktor harus menyerahkan :
• Gambar - gambar yang sebenarnya (As Built Drawings) yang telah isetujui.
• Gambar instalasi listrik yang sebenarnya.
• Foto - foto pelaksanaan pekerjaan.
20.3 Bersama - sama dengan Konsultan Pengawas, kontraktor harus meneliti, mencatat dan
menyetujui, bagian - bagian pekerjaan yang belum sempurna, untuk dibuatkan daftar
(Check List) pekerjaan-pekerjaan yang akan diperbaiki dalam masa pemeliharaan.
Recana Kerja dan Syarat – Syarat ( RKS ) Pekerjaan Rehab Gedung Keskanling Balai
Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung

Pasal 21
PEKERJAAN LAIN – LAIN

21.1 Setelah selesai pekerjaan seluruh lokasi dalam lingkungan pekerjaan harus dibersihkan.
21.2 Pekerjaan kecil yang sifatnya penyempurnaan wajib dilakukan dengan biaya sendiri
oleh kontraktor.
21.3 Didalam pelaksanaan pekerjaan ini kontraktor wajib mematuhi petunjuk dan ketentuan
yang disampaikan pengawas lapangan.

Rehab Gedung KESKANLING 39


Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS)

21.4 Dokumentasi berupa photo - photo, awal pelaksanaan, sedang pelaksanaan yang
meliputi segmen - segmen pekerjaan, dan akhir pelaksanaan mutlak harus ada.
21.5 Kontraktor harus membuat dan menyampaikan laporan harian, mingguan, dan bulanan
kepada pengawas teknik secara periodik. Biaya pembuatan laporan dan dokumentasi
sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.
21.6 Tenaga ahli yang akan ditugaskan dalam melaksanakan pekerjaan harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut : Lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi
Swasta yang telah terakreditasi oleh instansi yang berwenang atau lulus ujian negara,
atau perguruan tinggi luar negeri yang ijazahnya telah disahkan atau diakui oleh
instansi pemerintah yang berwenang di bidang pendidikan tinggi.

Rehab Gedung KESKANLING 40

Anda mungkin juga menyukai