PENJELASAN
UMUM
2.7.2. Perlengkapan
Kontraktor berkewajiban untuk menyediakan alat-alat ukur dan pekerja-pekerja
yang diperlukan oleh Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan untuk melakukan
pengecekan/pengukuran atas pekerjaan yang dilaksanakan.
2.7.3. Gambar
Pada keadaan dimana ada penyimpangan dari gambar rencana, Kontraktor
harus mengajukan 1 (satu) rangkap gambar penyimpangan tersebut, Pemberi
Tugas/Pengawas Lapangan akan meneliti perubahan tersebut dan akan
membubuhkan tanda tangan persetujuan atau pendapat/revisi pada satu
lembar gambar tersebut dan mengembalikannya kepada Kontraktor. Setelah
dilakukan perbaikan sesuai revisi Kontraktor harus menyerahkan gambar untuk
mendapatkan persetujuan. Setelah mendapat persetujuan gambar tersebut
agar digambar kembali dalam File digital AutoCad, sehingga untuk
memungkinkan direproduksi.
2.8.2. Pemberitahuan
Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya
permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Pemberi
Tugas/Pengawas Lapangan.
Daftar tersebut harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dan disetujui oleh
Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan dalam hal fungsi dalam pekerjaan, kapasitas,
jumlah, tahun pembuatan, pabrik pembuat, kondisi dan rencana waktu tiba di
tempat pekerjaan.
Yang dimaksud dalam butir mengenai mobilisasi dan demobilisasi tergantung pada
jenis, volume dan tahap pekerjaan yang akan dilaksanakan, sebagaimana
ditentukan pada bagian-bagian lain dari kontrak ini, dan secara umum akan
sesuai dengan urutan sebagai berikut :
a. Transport alat-alat dan perlengkapan sesuai dengan yang dicakup dalam
kontrak, dari tempat asalnya sampai ke lokasi proyek beserta pemasangannya
menurut jadual kebutuhan alat-alat dan pelengkap tersebut.
b. Antar jemput : staf, pegawai dan pekerja ke proyek.
c. Instalasi termasuk antara lain lapangan kerja, bengkel, drainase dan sanitasi.
d. Pekerjaan demobilisasi dari lapangan kerja (project site) yang dilaksanakan
oleh Kontraktor pada akhir kontrak, termasuk membongkar kembali seluruh
instalasi, peralatan konstruksi dan peralatan dari milik proyek, dan pihak
Kontraktor diharuskan untuk melaksanakan pekerjaan perbaikan dan
penyempurnaan selama masa pemeliharaan, sehingga kondisinya dapat
diterima Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan.
Peralatan-peralatan yang akan digunakan sudah harus berada di lokasi proyek
dan siap beroperasi sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari sebelum pekerjaan
dimulai.
Kantor untuk Kontraktor terdiri dari: ruangan untuk personil, ruang rapat
kapasitas 5-6 orang, gudang untuk menyimpan suku cadang peralatan dan
bagan-bahan serta bengkel yang dilengkapi dengan listrik, air, peralatan
keselamatan kerja yang dimanfaatkan untuk melaksanakan pekerjaan.
Bila ada penyimpangan keadaan lapangan terhadap gambar rencana yang ada,
maka akan ditentukan selanjutnya oleh Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan dan
akan disampaikan kepada Kontraktor secara tertulis.
Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis kepada Pemberi Tugas/Pengawas
Lapangan atas adanya perbedaan antara gambar rencana dan spesifikasi atau
bagian lain dari kontrak untuk mendapatkan petunjuk/keputusan lebih lanjut
dari Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan.
2.17. LAPORAN
2.17.1.Laporan Harian
Kontraktor diwajibkan membuat catatan-catatan harian dalam bentuk Laporan
Harian yang berisi: pekerjaan yang dilaksanakan hari itu, material yang
didatangkan, tenaga kerja yang dikerahkan, keadaan cuaca, serta hal-hal lain
yang perlu dilaporkan sesuai petunjuk Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan
untuk mendapatkan persetujuan.
Pasal 1
UMU
M
1. Pekerjaan Persiapan.
- Persiapan dan Bowplank,
- Papan nama proyek.
2. Pekerjaan Bongkaran
- Pembongkaran keramik,
- Pembongkaran atap.
3. Pekerjaan Beton
4. Pekerjaan Pasangan
6. Pekerjaan Sanitary
Semua pekerjaan yang termasuk dalam ruang lingkup Pekerjaan yang tidak
dijelaskan dalam RKS akan dijelaskan kemudian dalam Risalah aanwitzing dan
pihak Kontraktor harus melaksanakannya sesuai gambar kerja. Penjelasan
mengenai Pekerjaan tersebut diatas akan dijelaskan dalam point – poin
penjelasan termasuk segala jenis peralatan , bahan dan teknis pekerjaan .
a. PERSIAPAN PELAKSANAAN
Pasal 2
PEMBERSIHAN LOKASI PEKERJAAN
2.2. Barang yang tidak digunakan lagi harus dikeluarkan dari lokasi
Tapak/Site konstruksi dan dikumpulkan di tempat/lokasi tertentu yang
ditunjukkan Konsultan Pengawas/ Direksi.
Pasal 3
PERLINDUNGAN INSTALASI EXISTING
3.1. Pekerjaan ini adalah perlindungan untuk semua instalasi existing yang
berada di dalam Tapak/Site konstruksi dan dinyatakan oleh Konsultan
Perencana/Pengawas masih berfungsi dan akan digunakan lagi. Untuk
instalasi existing tersebut di atas, kontraktor harus menjaga dan
memeliharanya dari gangguan/cacat.
3.2. Apabila karena satu dan lain sebab sehingga jalur instalasi existing
yang masih berfungsi harus dipindah, maka Kontraktor harus
melakukan pekerjaan ini sesuai dengan petunjuk dari Konsultan
Pengawas/Direksi.
Pasal 4
PEKERJAAN TANAH
Pasal 5
PEKERJAAN PONDASI dan BETON STRUKTUR
1.Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk Lingkup pekerjaan ini meliputi :
Pekerjaan Pondasi, sloof, Kolom, Balok, Plat dan pekerjaan beton lainnya
seperti tercantum dalam gambar kerja.
1.3 Tulangan
Mutu baja tulangan yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan
ini adalah sebagai berikut :
Mutu baja tulangan s/d diameter 12 mm adalah BJTP U-24
Mutu baja tulangan dari diameter 13 mm adalah BJTD U-32
1.4 Cetakan (Bekisting)
Bekisting untuk seluruh struktur bangunan ini memakai muliplek9 mm dan pada
rencana cor plat Dak Canovy dan lain – lain juga menggunakan Multipleks 9mm
untuk bekisting, kecuali Pekerjaan non struktur menggunakan papan.
Pada pekerjaan Bekisting dari multiplex harus diperkuat dengan rangka kayu,
untuk mendapatkan kekuatan dan kekakuan yang sempurna, atau dari bahan
lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
1.5 Bonding Agent
Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang harus disambungkan/dicor
secara terputus, untuk mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai dengan
desain dan perhitungannya.
Bonding Agent yang digunakan adalah produk lokal berkwalitas baik atau yang
setaraf Lemkra TG 301dicampur dengan air dan semen.Cara pemakaiannya
harus sesuai petunjuk pabrik.
1.6 Admixture
Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat
pengerasan beton. Bahan admixture yang dipakai adalah produk lokal
berkwalitas baik atau yang setaraf, dengan takaran 0,8% dari berat semen.
Takaran yang lain dapat digunakan untuk mendapatkan kekuatan maksimal
dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
b. Pemeriksaan
Konsultan Pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang
pada setiap waktu sebelum dipergunakan. Kontraktor harus bersedia untuk
memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Konsultan Pengawas untuk
pengambilan contoh-contoh tersebut. Semen yang tidak dapat diterima sesuai
pemeriksaan oleh Konsultan Pengawas, harus tidak dipergunakan atau diafkir.
Jika semen yang dinyatakan tidak memenuhi syarat tersebut telah
dipergunakan untuk beton, maka Konsultan Pengawas dapat memerintahkan
untuk membongkar beton tersebut dan diganti dengan memakai semen yang
telah disetujui atas beban Kontraktor. Kontraktor harus menyediakan semua
semen-semen dan beton yang dibutuhkan untuk pemeriksaan atas biaya
kontraktor.
c. Tempat Penyimpanan
Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk
semen, dan setiap saat harus terlindung dengan cermat terhadap kelembaban
udara.
a. Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan beton ini adalah Pasir alam yaitu
pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang didapat dengan
persetujuan konsultan Pengawas/Direksi teknis.
b. Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan
lunak dari tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan substansi yang
merusak, jumlah prosentase dari segala macam substansi yang
merugikan, beratnya tidak boleh lebih dari 5% berat pasir.
c. Pasir harus mempunyai ‘modulus kehalusan butir’ antara 2 sampai 3 atau
jika diselidiki dengan saringan standard harus sesuai dengan standard
Indonesia untuk beton atau dengan ketentuan sebagai berikut :
Persentase satuan timbangan
Saringan No.
tertinggal disaringan
4 0 – 15
8 6 – 15
16 10 – 25
30 10 – 30
50 15 – 35
100 12 – 20
PAN 3–7
b. Jarak bersih terkecil antara batang yang paralel apabila tidak ditentukan
dalam gambar rencana, minimal harus 1,2 kali ukuran terbesar dari agregat
kasar dan harus memberikan kesempatan masuknya alat penggetar beton.
3.7 Mengaduk
Bahan-bahan untuk adukan beton site mix mutu f=19,3 Mpa atau beton K-175
harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk beton yaitu ‘batch mixer’.
Konsultan Pengawas berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika
pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil
adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang merata/seragam dalam
komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali bila diminta adanya
perubahan dalam komposisi atau konsisitensi.Air harus dituang lebih dahulu
selama pekerjaan penyempurnaan.
3.8 Suhu
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh dari 32 0 C dan tidak kurang dari
4,50C.
Bila suhu dari beton yang dituang berada antara 27 0 C dan 320 C, beton harus
diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor.
3.11 Pengecoran
a. Sebelum dilaksanakan pengecoran pihak kontraktor harus terlebih dahulu
mengajukan surat permohonan pengecoran kepada Konsultan Pengawas 3
hari sebelum dilaksanakan pengecoran.
b. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan
letak baja tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan,
pemasangan sparing-sparing instalasi, penyokong, pengikatan dan lain-
lainnya selesai dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai permukaan-
permukaan yang berhubungan dengan pengecoran harus sudah disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
c. Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu, dimana akan
dicor beton baru, harus bersih dan lembab ketika dicor denganbeton baru.
Pada sambungan pengecoran ini harus dipakai perekat beton yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Pembersihan harus berupa
pembuangan semua kotoran, pembuangan beton-beton yang mengelupas
atau rusak, atau bahan-bahan asing yang menutupinya. Semua genangan
air harus dibuang dari permukaan beton lama tersebut sebelum beton
baru dicor.
d. Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian pengecoran
yang akan masih berlanjut, terhadap sistem struktur/penulangan yang
ada.
e. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter, semua
penuangan beton harus selalu lapis-perlapis horizontal dan tebalnya tidak
lebih dari dimensi yang sudah ditentukan .
Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut
apabila pengecoran tidak memenuhi spesifikasi ini yang sudah ditentukan.
a. Jika sesudah pembukaan cetakan ada permukaan beton yang tidak sesuai
dengan yang direncanakan, atau tidak tercetak menurut gambar atau
diluar garis permukaan, atau ternyata ada permukaan yang rusak, hal itu
dianggap sebagai tidak sesuai dengan spesifikasi ini dan harus dibuang dan
diganti oleh Kontraktor atas bebannya sendiri. Kecuali bila Konsultan
Pengawas memberikan izinnya untuk menambal tempat yang rusak, dalam
hal mana penambalan harus dikerjakan seperti yang telah tercantum dalam
pasal-pasal berikut.
b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang
terdiri dari sarang kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan, lobang-
lobang karena keropos, tidak rata dan bengkak harus dibuang dengan
pemahatan atau dengan batu gerinda.
c. Jika menurut pendapat Konsultan Pengawas hal-hal tidak sempurna pada
bagian bangunan yang akan terlihat jika dengan penambalan saja akan
menghasilkan sebidang dinding, yang tidak memuaskan kelihatannya,
kontraktor diwajibkan untuk menutupi seluruh dinding (dengan spesi
plesteran 1pc : 3ps) dengan ketebalan yang tidak melebihi 1 cm demikian
juga pada dinding yang berbatasan, (yang bersambungan) sesuai dengan
instruksi dari Konsultan Pengawas.
Perlu diperhatikan untuk permukaan yang datar batas toleransi kelurusan
(pencekungan atau pencembungan) bidang tidak boleh melebihi dari
L/1000 untuk semua komponen.
1. LINGKUP PEKERJAAN
2. PERSYARATAN BAHAN
Besi Beton.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.3.1
Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.
Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.
Pasir yang dipakai harus pasir beton.
Koral Beton/Split.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.4
Air.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
Acuan/Bekisting & Perancah
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.1.3.
4 PERSYARATAN PELAKSANAAN
b. Pembesian
Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan,
sambungan, kait-kait, dan sengkang (ring); persyaratannya harus sesuai
dengan NI-2 (PBI-1971).
c. Pekerjaan Acuan/Bekisting
Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan dalam Gambar Kerja.
Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran tahi
gergaji, potongan kayu, tanah, lumpur, dan sebagainya.
d. Pengecoran Beton.
Sebelum pelaksanaan pengecoran, Kontraktor diwajibkan melaksanakan
pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan
sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan
penulangan dan penempatan penahan jarak.
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas.
e. Pekerjaan Pembongkaran Acuan/Bekisting
Pekerjaan pembongkaran acuan/bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin
tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas.
Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada
permukaan beton tanpa persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
f. Pekerjaan Pembuatan Kolom Praktis
Pemasangan kolom praktis untuk :
- Setiap pertemuan dinding pasangan batu bata.
- Dinding pasangan batu bata 1/2 bata pada bagian dalam bangunan
setiap luas 9 m2.
- Dinding pasangan batu bata 1/2 batu pada bagian luar/tepi
luar bangunan setiap luas dinding 9 m2.
- Dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
g. Pekerjaan Pembuatan Balok /Lintel& Ring Balok.
Pemasangan balok /lintel dan ring balok :
- di tepi atas/akhir dari dinding pasangan batu bata yang bebas sebagai
ringbalok.
- setiap luas 9 m2 pasangan dinding bata yang tinggi
- dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
h. Penulangan beton kolom dan balok praktis sesuai gambar kerja dan atau
seperti terurai dalam pekerjaan beton di bab lain dalam buku ini.
i. Pemasangan kolom praktis dan balok praktis/lintel seperti tercantum dalam
butir di atas, terlepas adalah pekerjaan tersebut tergambar atau tidak dalam
Gambar Kerja.
j. Pada setiap pertemuan dinding pasangan bata dengan kolom praktis, ring
balok beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja
harus diperkuat angker diameter 8 mm tiap jarak 50cm, yang terlebih
dahulu telah ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan kolom dan balok
praktis ini.
Pasal 7
PEKERJAAN PASANGAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pemasangan Dinding bata merah dengan Spesifikasi :
1.1 PERSYARATAN BAHAN
a. Bata merah.
Bata merah yang dipakai harus bebas dari cacat, retak, cat atau
adukan, mempunyai sudut siku dan ukuran 5 x 11 x 22 cm kualitas
baik yang seragam dan langsung didatangkan dari pabrik atau
Distributor.
Sebelum pengadaan bahan ini, Kontraktor diwajibkan mengajukan
contoh disertai data teknis dari batu bata yang akan dipakai kepada
Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
2 PERSYARATAN PELAKSANAAN
Pasal 8
PEKERJAAN PASANGAN, ADUKAN DAN CAMPURAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pasangan lantai Keramik 40/40
Pasangan lantai Keramik 40 x 40 Km/Wc
Pasangan dinding Kramik 25 x 40 Km/Wc
Pasangan Dinding bata 1/2 bata.
Pekerjaan pasangan lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Batu Bata.
Batu bata yang dipakai harus bebas dari cacat, retak, cat atau adukan,
mempunyai sudut siku dan ukuran yang seragam dan langsung didatangkan
dari pabrik atau penjual.
Sebelum pengadaan bahan ini, Kontraktor diwajibkan mengajukan contoh
disertai data teknis dari batu bata yang akan dipakai kepada
Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
2.2. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.1.
2.3. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.2.
2.4. Air.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.3.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
3.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan detail
bentuk profil, sambungan dan hubungan dengan material lain dan
melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.
3.2. Dalam pekerjaan pasangan dinding bata Sebelum dilaksanakan pemasangan,
batu bata harus direndam dalam air bersih dulu sehingga jenuh air .Pada
saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di atas permukaan batu bata
tersebut.
a. Persyaratan pembuatan adukan harus sesuai dengan pasal 1 dalam Bab
ini.
b. Pekerjaan pemasangan batu bata harus benar-benar vertikal dan
horizontal.Pengukuran dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur
tepat.Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau
pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak
200 cm vertikal dan horizontal.Semua pasangan bata yang tertanam
dalam tanah harus dilapis aduk kasar sampai setinggi permukaan tanah
c. Sebelum diplester, permukaan pasangan bata harus dibasahi dengan
air terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok dan dibersihkan.
d. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi
5%. Bata yang patah lebih dari 2 (dua) bagian tidak boleh digunakan.
e. Ketebalan jadi (setelah di-finish dengan plester aci halus) :
Dinding bata 1/2 batu harus setebal 15 cm.
Pasangan Batu andesit harus setebal 2 – 3 cm.
Pasangan Screed harus setebal 3 cm
Pasal 9
PEKERJAAN PLESTERAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Plesteran dan acian halus untuk dinding pasangan bata dan permukaan
beton.
Plesteran kedap air.
Plesteran biasa.
Plesteran Beton
Pekerjaan plesteran lainnya seperti terurai dalam Gambar Kerja.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Semen.
Sesuai dengan Pasal butir 1.2.1.
2.2. Pasir.
Sesuai dengan Pasal butir 1.2.2.
2.3. Air
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
3.1. Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.
Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding
pasangan bata atau bidang beton telah disetujui secara tertulis oleh
Konsultan Pengawas
3.2. Jenis Plesteran.
a. Plesteran kasar adalah plesteran dengan permukaan tidak dihaluskan.
Campuran plesteran kasar adalah campuran aduk kedap air, yaitu
1 PC : 3 PS.Dipakai untuk :
- Menutup permukaan dinding pasangan yang tertanam di dalam
tanah hingga ke permukaan tanah dan atau lantai.
b. Plesteran biasa adalah campuran 1 PC : 4 PS.
c. Plesteran screed kedap air adalah campuran 1 PC : 3
PS. Aduk plesteran ini untuk :
- Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah hingga
ketinggian sampai 30 cm dari permukaan lantai, kecuali ditentukan
lain dalam gambar kerja.
- Semua bagian permukaan dinding pasangan yang disyaratkan harus
kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja hingga ketinggian
150 cm ( untuk k. Mandi )dari permukaan lantai.
3.4. Pemeliharaan.
Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung
dengan wajar.
Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali
terlihat kering dan melindunginya dari terik panas matahari langsung dengan
bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air secara
cepat.Pembasahan tersebut adalah selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian
selesai.
Kontraktor harus selalu menyiram dengan air sekurang-kurangnya 2 (dua)
kali sehari sampai jenuh.
Pasal 10
PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan Keramik lantai, lantai dan dinding untuk kamar mandi/toilet dan
tempat lain yang ditunjukkan pada Gambar Kerja.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.1.
2.2. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.2.
2.3. Air
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.3.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
3.1. Pada saat pemasangankeramik harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat
atau ternoda dan warna sesuai dengan yang disyaratkan.
3.2. Sebelum pemasangan keramik, harus dilakukan pengukuran dengan waterpas
(selang atau alat lain) agar permukaannya merata.
3.3. ukuran/dimensi dan keramik harus presisi agar dihasilkan pemasangan yang
rapi.
3.4. Seluruh pemasangan keramik tidak boleh terkena air, karena menggunakan
sistem Flexicoat.
Pasal 11
PEKERJAAN DAUN PINTU, DAUN JENDELA
danBOVENLIGHT ALUMUNIUM.
1.3.1. Tipe pintu, jendela, yang terpasang harus sesuai dengan Daftar Tipe
yang tertera dalam Gambar kerja dengan memperhatikan ukuran-ukuran,
material, detail, arah bukaan, dan lain-lain.
1.3.2. Semua daun pintu dan daun jendela, bovenlight dibuat baru baik rangka
maupun lapisan penutupnya.
1.4.3. Disyaratkan :
Dibuat alur air pada sisi sebelah luar kusen baik secara vertikal maupun
horisontal.
1.4.4. Pelaksanaan Pemasangan :
Pemasangan daun pintu dan jendela harus terpasang sejajar tidak
timpang dalam pemasangan tidak goyah tidak macet / seret apabila
dibuka dan ditutup celah tidak terlalu besar dan diberikan teloransi untuk
pemuaian.
Prinsip pelaksanaan ini perlu diperhatikan dan dijaga agar tidak terjadi
pembongkaran kembali pekerjaan dikemudian hari.
1.4.5. Daun Pintu alumunium.
Pelaksanaan harus memenuhi persyaratan pelaksanaan Pekerjaan pintu
alumunium sesuai persyaratan Pekerjaan alumunium.
Pasal 12
PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU &
JENDELA (ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI)
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi :
Pekerjaan pemasangan engsel pintu dengan engsel baru
1. PERSYARATAN PELAKSANAAN
Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan
di lapangan.
Engsel atas, dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas dan permukaan bawah
pintu pada pintu-pintu umum biasa.
Engsel pintu toilet/peturasan adalah + 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
Pasal 13
PEKERJAAN SANITER
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pengadaan dan pemasangan :
Pemasangan Floor Drain stainless 3’’
Pemasangan Kran dinding ½ “
Pemasangan Pipa PVC dia. 3/4 “
2. PERSYARATAN BAHAN
Jenis, ukuran, warna sesuai petunjuk Gambar serta RKS ini dan yang telah
disetujuioleh Pejabat Pembuat Komitmen/Direksi
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
Pasal 14
PEKERJAAN PENGECATAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan pengecatan Lapngan Tenis, permukaan dinding pasangan batu bata,
beton yang ditampakkan, dan langit-langit dengan cat tembok.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Cat Tembok.
Bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas utama merk mowilex , tahan
terhadap udara dan garam, produk lokal. mutu terbaik .
2.4. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat
pada bidang-bidang transparan ukuran 60 x 60 cm.
Pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna,
formula cat, jumlah lapisan, dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan
lapisan akhir
2.5. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas, untuk
kemudian akan diteruskan ke Pejabat Pembuat Komitmen, minimal 5 Galon
tiap warna dan jenis cat yang dipakai.
Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan
jelas identitas cat yang ada di dalamnya.Cat ini akan dipakai sebagai
cadangan oleh Pejabat Pembuat Komitmen untuk Perawatan.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
3.1. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas
yang menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller maupun semprotan.
3.2. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecatan, permukaan dinding kering
dan bersih, diamplas/dibersihkan terlebih dahulu hingga permukaan bidang
yang akan dicat terlihat bersih.dan kering
3.3. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun
atau membahayakan keselamatan manusia, maka Kontraktor harus
menyediakan peralatan pelindung misalnya : masker, sarung tangan dan
sebagainya yang harus dipakai waktu pelaksanaan pekerjaan.
3.4. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan roll cat.
3.5. Standard Pengerjaan (“Mock-Up”).
Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada
satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang
tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, tekstur, material dan cara
pengerjaan.
Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai “mock-up” ini akan ditentukan
oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Jika masing-masing bidang tersebut telah
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan Perencana, maka bidang-
bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan Pekerjaan
Pengecatan.
Pasal 15
PEKERJAAN ATAP DAN PENUTUP ATAP
1. Lingkup pekerjaan :
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
- Pekerjaan penutup atap shelter, penutup atap lama
diganti bagian yang pecah dengan penutup atap baru
dengan type yang sama dengan existing.
- Penggantian atap bagian toilet dan atap musholla.
2. Persyaratan Bahan.
2.1. Bahan penutup atap adalah jenis Asbes gelombang kwalitas terbaik yang harus
memenuhi SII
Spesifikasi Bahan :
Jenis : Seng Gelombang
Type : Standard
Warna : Menyesuaikan
Produk : lokal. mutu terbaik
Spesifikasi Bahan :
Jenis : Bitumen Onduline
Type : Standard
Warna : Menyesuaikan
Produk : lokal. mutu terbaik
2.3. Penutup atap harus berkualitas baik, mulus, tidak retak bentuknya teratur tidak
bengkok atau terpuntir. Bentuk, ukuran, warna serta tekstur yang digunakan
harus sama dan seragam.
2.4. Kontraktor wajib memberikan contoh bahan untuk disetujui dengan disertai
keterangan tertulis mengenai spesifikasi bahan, detail bentuk, ukuran serta
petunjuk cara pemasangan.
2.5. Ukuran Paku yang digunakan sesuai dengan yang disyaratkan untuk pasangan
jenis Penutup Atap.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
3.1. Pemasangan penutup Atap diletakkan di atas gordeng atau sesuai dengan
existing
3.2. Bagian penutup Atap untuk menempatkan pada kedudukannya tidak boleh
dibuang. Pemotongan penutup Atap harus menggunakan alat yang sesuai untuk pekerjaan
tersebut.
3.3. Pada pemasangan nok penutup Atap harus mengikuti spesifikasi teknis dan
cara/ petunjuk pemasangan yang disyaratkan .
3.4. Pada setiap bagian tertentu, penutup Atap tersebut harus dipaku dengan
penutup Atap dibawahnya gordeng. Jumlah dan tipe paku yang digunakan harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
3.5. Pada bagian ujung nok penutup Atap harus dipasang nok penutup untuk
pemasangan penutup Atap .
3.6. Apabila terdapat Pengakhiran jurai luar dan pertemuan nok dengan jurai harus
ditutup dengan bahan penutup yang sesuai persyaratan, dan sudah merupakan
asesori penutup Atap yang dipakai.
Pasal 16
PEKERJAAN PLAMBING DAN SANITASI
1.0. Umum
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Plambing / Sanitasi yang diuraikan di sini adalah
persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi
maupun pengadaan material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum teknis
pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah bagian dari Syarat-Syarat Teknis ini.
2.0. LINGKUP PEKERJAAN
2.2.1. Pengadaan dan Pemasangan pipa air kotor / air buangan Iengkap
dengan peralatan dan berada di dalam bangunan, antara lain WC,
wastafel, floor drain, clean out dan lain sebagainya.
2.2.2. Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan dari
dalam bangunan menuju saluran drainnase dan septictank.
2.2.3. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.
2.2.4. Pengujian instalasi pemipaan terhadap kebocoran dengan tekanan
hidrolis.
2.2.6. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dan alat-alat kerja
yang diperlukan.
4.1. Pipa
Pipa dengan dia 1/2" s/d 3/4", baik pipa utama maupun pipa cabang,
termasuk yang menuju fixtures menggunakan pipa PVC AW.
4.2. Fitting.
Fitting-fitting harus terbuat dari material yang sama dengan bahan pipa.
Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam
Lingkup Pekerjaan yang tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam RKS ini dari
semua barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi
setelah pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Kontraktor bersangkutan selesai.
Semua bekas bongkaran bangunan existing dan sebagainya harus dikeluarkan dari
tapak konstruksi.
Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan
bahan/material, barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah
terima.