Anda di halaman 1dari 10

I-1

SPESIFIKASI TEKNIS
PERSYARATAN TEKNIS UMUM

1. PERATURAN TEKNIS UMUM

Untuk melaksanakan pekerjaan ini digunakan lembar lembar dan ketentuan-ketentuan


dan peraturan seperti tercantum dibawah ini termasuk segala perubahan -
perubahannya hingga kini ialah :
1. Peraturan Beton Indonesia PBI-NI-2/1971.
2. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia disingkat PKKI - NI-5.
3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983 disingkapt PPBBI.
4. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung 1983.
5. Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk gedung 1983.
6. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia disingkat PUBI-1982.
7. Peraturan Semen Portland (NI-8).
8. Standard Industri Indonesia (SII).

2. PENJELASAN UMUM TENTANG TATA TERTIB PELAKSANAAN

1. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan mempelajari dengan


seksama gambar kerja dan RKS Pelaksanaan beserta Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan.
2. Kontraktor diwajibkan mengukur ulang dan mengecek seluruh besaran yang ada,
kemudian mencocokan hasil pengukuran dengan gambar kerja dan hasilnya
dikoordinasikan dengan pengawas.
3. Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Pengawas setiap ada perbedaan
ukuran diantara gambar-gambar, perbedaan antara gambar kerja dan RKS untuk
mendapatkan keputusan. tidak dibenarkan sama sekali bagi kontraktor
memperbaiki sendiri perbedaan tersebut diatas. Akibat-akibat dari kelalaian
kontraktor dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.
4. Daerah area kerja akan diserahkan kepada Kontraktor (selama pelaksanaan)
dalam keadaan seperti diwaktu pemberian kerja dan dianggap bahwa Kontraktor
mengetahui benar-benar mengenai :
1) Letak bagian/area bangunan yang akan dibangun.
2) Batas-batas serta lingkup maupun keadaannya pada waktu itu.
3) Keadaan kontur lapangan.
5. Kontraktor wajib menyerahkan hasil pekerjaannya hingga selesai dan lengkap
yaitu membuat, memasang serta memesan maupun menyediakan bahan-bahan
bangunan alat-alat kerja dan pengangkutan, membayar upah kerja dan lain-lain
yang bersangkutan dengan pelaksanaan.

Bab I - Syarat-syarat Teknis Umum


I-2

6. Kontraktor wajib menyediakan sekurang-kurangnya 1 (satu) salinan gambar-


gambar dan RKS ditempat pekerjaan untuk dapat digunakan setiap saat oleh
Pemilik atau Pengawas.
7. Atas perintah Pengawas kepada Kontraktor dapat dimintakan membuat gambar-
gambar penjelasan dan perincian bagian-bagian khusus. Semuanya atas beban
Kontraktor. Gambar tersebut setelah disetujui oleh Pengawas, secara tertulis
akhirnya menjadi gambar perlengkap dari gambar-gambar pelaksanaan.
8. Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya maupun yang sedang
dilaksanakan, Kontraktor diwajibkan berhubungan dengan Pengawas untuk ikut
menyaksikan sejauh tidak ditentukan lain, untuk mendapatkan pengesahan
/persetujuannya.
9. Setiap usul perubahan dari Kontraktor ataupun persetujuan pengesahan dari
Pengawas dianggap berlaku sah serta mengikat jika dilakukan secara tertulis.
10. Semua bahan yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan proyek ini
harus benar-benar baru dan diteliti mengenai mutu, ukuran dan lain-lain yang
sesuaikan standard/ peraturan-peraturan yang dipergunakan didalam RKS ini.
Semua bahan-bahan tersebut diatas harus mendapatkan pengesahan/persetujuan
dari Pengawas sebelum akan dimulai pelaksanaannya.
11. Pengawasan terus menerus terhadap pelaksanaan penyelesaian/perapihan, harus
dilakukan oleh tenaga-tenaga dari pihak Kontraktor yang benar-benar ahli.
12. Semua barang-barang yang tidak berguna selama pelaksanaan pembangunan
harus dikeluarkan dari lapangan pekerjaan.
13. Cara-cara menimbun bahan-bahan di lapangan maupun di gudang harus
memenuhi syarat-syarat teknis, dan dapat dipertanggung jawabkan.

3. JADWAL

Paling lambat 2 (dua) minggu setelah dinyatakan sebagai Pemenang Pelelangan,


Kontraktor diharuskan mengajukan :
1. Jadwal waktu (Time Schedule) pelaksanaan secara terperinci yang digambarkan
secara Diagram Panah (Network Planning) dan diagram balok (Barchart).
2. Jadwal Pengadaan Tenaga Kerja.
3. Jadwal Pengadaan Bahan.
Bagian-bagian yang disebutkan diatas 1 s/d 3 harus mendapat persetujuan dari
Pengawas sebagai dasar/patokan Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan dan
Kontraktor wajib mengikutinya. Kelalaian dalam memasukan bagian-bagian
dimaksud 1 s/d 3 tersebut diatas dapat menyebabkan pekerjaan menantikan
sementara. Akibat dari penghentian sementara ini menjadi tanggung jawab
Kontraktor seluruhnya.

Bab I - Syarat-syarat Teknis Umum


I-3

4. PEIL DAN PENGUKURAN

1. Kontraktor wajib memberitahukan kepada Pengawas bagian pekerjaan yang akan


dimulai, untuk dicek terlebih dahulu ketentuan peil-peil dan ukuran-ukurannya.
2. Kontraktor diwajibkan senantiasa mencocokan ukuran-ukuran satu sama lain
dalam tiap pekerjaan dan segera melaporkan secara tertulis kepada Pengawas
setiap terdapat selisih/perbedaan-perbedaan ukuran, untuk diberikan keputusan
pembetulannya. Tidak dibenarkan Kontraktor membetulkan sendiri kekeliruan
tersebut tanpa persetujuan Pengawas.
3. Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut peil-
peil dan ukuran-ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja.
4. Mengingat setiap kesalahan selalu akan mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan
selanjutnya, maka ketepatan peil dan ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan
sungguh-sungguh. Kelalaian Kontraktor dalam hal ini tidak akan ditolerir dan
Pengawas berhak untuk membongkar pekerjaan dan mengganti dengan yang baru
atas biaya Kontraktor.
5. Alat ukur yang dipakai minimal adalah waterpas dan theodolit yang sesuai dan
sudah dikalibrasi untuk mendapatkan ukuran yang dapat dipertanggung
jawabkan.

5. PEMAKAIAN UKURAN

1. Kontraktor tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan yang


tercantum dalam Rencana Kerja & Syarat dan gambar-gambar berikut tambahan
dan perubahannya.
2. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan maupun
bagian-bagiannya dan memberitahukan Pengawas tentang setiap perbedaan yang
ditemukannya didalam RKS dan gambar-gambar maupun dalam pelaksanaan.
Kontraktor baru diijinkan membetulkan kesalahan gambar dan melaksanakannya
setelah ada persetujuan tertulis dari Pengawas Proyek yang ditentukan oleh
Pemberi Tugas.
3. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, didalam hal apapun
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Oleh karena itu sebelumnya kepadanya
diwajibkan mengadakan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua gambar-
gambar yang ada.

6. LAPANGAN KERJA

1. Kontraktor wajib menyediakan perlengkapan kantor direksi pengawas.


2. Untuk menyimpan bahan-bahan bangunan yang dianggap perlu Kontraktor harus
membuat gudang.
3. Penggunaan bangunan yang ada di lapangan, hanya dilakukan dengan izin dari
Pengawas.

7. KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN

Bab I - Syarat-syarat Teknis Umum


I-4

1. Selama berlangsungnya pembangunan pelaksanaan fisik proyek ini, kebersihan


halaman dan lingkungan terutama jalan-jalan disekitar proyek, kantor, gudang,
los kerja dan bagian dalam bangunan yang dikerjakan harus tetap bersih dan
tertib, bebas dari bahan bekas, tumpukan tanah dan lain-lain. Khusus
kebersihan lingkungan terutama jalan-jalan disekitar proyek, yang harus
dibersihkan adalah adanya kotoran yang diakibatkan oleh keluar masuknya
kendaraan proyek ini. Kelalaian dalam hal ini dapat menyebabkan Pengawas
memberi perintah penghentian seluruh pekerjaan. Akibat dari hal ini seluruhnya
menjadi tanggungan Kontraktor.
2. Penimbunan bahan-bahan yang ada dalam gudang-gudang maupun yang berada
di halaman bebas harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu
kelancaran dan keamanan pekerjaan/umum dan juga agar memudahkan
jalannya pemeriksaan dan penelitian bahan-bahan oleh Pengawas maupun oleh
Pemilik Proyek.
3. Kontraktor wajib membuat Urinoir dan WC untuk Pekerja.
4. Tidak diperkenankan :
a. Pekerjaan menginap ditempat pekerjaan kecuali dengan izin Pengawas.
b. Memasak ditempat bekerja kecuali izin Pengawas.
c. Membawa masuk penjual-penjual makanan, buah, minuman, rokok dan
sebagainya ke tempat pekerjaan.
d. Keluar masuk dengan bebas.
5. Peraturan lain mengenai ketertiban akan dikeluarkan oleh Pengawas pada waktu
pelaksanaan.

8. ALAT-ALAT KERJA DAN ALAT-ALAT BANTU

1. Kontraktor harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan


dan menyelesaikan pekerjaan secara sempurna dan efisien, misalnya : beton
molen, katrol, steger, mesin-mesin dan alat-alat lain yang diperlukan.
2. Bila pekerjaan telah selesai, Kontraktor diwajibkan segera menyingkirkan alat-
alat tersebut, pada butir 1 Pasal ini, serta memperbaiki kerusakan yang
diakibatkannya dan membersihkan bekas-bekasnya.
3. Disamping harus menyediakan alat-alat yang diperlukan seperti dimaksud pada
butir 1 Pasal ini. Kontraktor harus menyediakan alat-alat bantu sehingga dapat
bekerja pada kondisi apapun, seperti tenda-tenda untuk bekerja pada waktu
hujan dan lain-lain.

9. PEMBANGKIT TENAGA DAN SUMBER AIR

1. Setiap pembangkit tenaga sementara untuk penerangan pekerjaan, harus


diadakan oleh Kontraktor termasuk pemasangan sementara kabel-kabel,
meteran, upah dan tagihan serta pembersihannya kembali pada waktu pekerjaan
selesai adalah beban Kontraktor.

Bab I - Syarat-syarat Teknis Umum


I-5

2. Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan dan bila memungkinkan


didapatkan dari sumber air yang sudah ada dilokasi pekerjaan
tersebut.Kontraktor harus memasang sementara pipa-pipa dan lain-lain
pekerjaan untuk mengalirkan air dan mencabutnya kembali pada waktu
pekerjaan selesai. Biaya untuk pekerjaan pengadaan air sementara adalah beban
Kontraktor.
3. Kontraktor tidak diperbolehkan menyambung dan menghisap air dari saluran
induk, dan sebagainya tanpa terlebih dahulu mendapatkan izin tertulis dari
Pemilik Proyek atau Pengawas.

10. IKLAN

Kontraktor tidak diizinkan memasang iklan dalam bentuk apapun di lapangan kerja
atau ditanah yang berdekatan tanpa izin dari Pemilik Proyek atau Pengawas.

11. JALAN MASUK DAN JALAN KELUAR

1. Pemakaian jalan masuk ketempat pekerjaan menjadi tanggung jawab pihak


Kontraktor dan disesuaikan dengan kebutuhan proyek tersebut.
2. Kontraktor diwajibkan membersihkan kembali jalan masuk pada waktu
penyelesaian, dan memperbaiki segala kerusakan yang diakibatkannya dan
menjadi beban Kontraktor.

12. PERLINDUNGAN TERHADAP BANGUNAN LAIN DISEKITARNYA

1. Selama masa pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor bertanggung jawab penuh atas


segala kerusakan akibat operasi pelaksanaan pekerjaan terhadap bangunan yang
ada, utilitas, jalan, saluran dan lain-lain yang ada dilapangan pekerjaan dan
lingkungan selama hal tersebut diatas tidak termasuk didalam pekerjaan.
2. Kontraktor juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi
atas perlengkapan umum seperti saluran air, telepon, listrik dan sebagainya
yang disebabkan oleh operasi Kontraktor. Segala biaya untuk pemasangan
kembali beserta perbaikan-perbaikannya adalah menjadi beban Kontraktor.

13. KECELAKAAN DAN KESEHATAN

1. Kecelakaan-kecelakaan yang timbul selama pekerjaan berlangsung menjadi


beban Kontraktor.
2. Kontraktor diwajibkan menyediakan kotak PPPK terisi menurut kebutuhan,
lengkap dengan seorang petugas yang telah terlatih dalam soal-soal mengenai
pertolongan pertama.

Bab I - Syarat-syarat Teknis Umum


I-6

3. Terhadap kecelakaan-kecelakaan yang timbul akibat bencana alam, segala


pembiayaannya menjadi beban Kontraktor.
4. Kontraktor diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran jenis ABC
(segala jenis api), pasir dalam bak kayu, galah-galah dan lain sebagainya.
5. Kontraktor diwajibkan memperhatikan kesehatan karyawan-karyawannya.
6. Sejauh tidak disebutkan dalam RKS ini, maka kontraktor harus mengikuti
semua ketentuan umum lainnya yang dikeluarkan oleh Jawatan Instansi
Pemerintah CQ Undang-Undang keselamatan kerja dan lain sebagainya
termasuk semua perubahan-perubahannya yang hingga kini tetap berlaku.

14. PENGAMANAN

1. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada di daerahnya
ialah mengenai :
a. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/ kecerobohan yang
disengaja ataupun tidak.
b. Penggunaan sesuatu yang keliru/salah.
c. Kehilangan-kehilangan bagian alat-alat/bahan-bahan yang ada di
daerahnya.
2. Terhadap semua kejadian sebagaimana disebut diatas Kontraktor harus
melaporkan kepada Pengawas dalam waktu paling lambat 24 jam untuk diusut
dan selesaikan persoalannya lebih lanjut.
3. Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut diatas Kontraktor harus
mengadakan pengamanan, antara lain penjagaan, penerangan malam,
pemagaran sementara dan sebagainya.
4. Setiap pekerja harus memakai alat-alat pengaman seperti helm, penggantung
dan lain-lain yang dianggap perlu.
5. Kontraktor harus menyediakan jaring-jaring pengaman dalam pelaksanaannya,
agar supaya keselamatan lingkungan dapat terjamin dengan baik.

15. PENGAWASAN

1. Setiap saat Pengawas harus dapat dengan mudah mengawasi, memeriksa dan
menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan, Pemborong harus
mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
2. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetap luput dari pengawasan
Pengawas menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pekerjaan tersebut jika
diperlukan harus segera dibuka sebagian atau seluruhnya.
3. Jika Kontraktor perlu melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja normal sehingga
diperlukan pengawasan oleh Pengawas, maka segala biaya untuk itu menjadi
beban Kontraktor. Permohonan oleh Kontraktor untuk mengadakan
pemeriksaan tersebut harus dengan surat disampaikan kepada Pengawas Proyek
yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas.

Bab I - Syarat-syarat Teknis Umum


I-7

4. Wewenang dalam memberikan keputusan yang berada ditangan petugas-


petugas Pengawas adalah terbatas pada soal-soal yang jelas
tercantum/dimasukan didalam gambar-gambar dan RKS dan risalah penjelasan.
Penyimpangan dari padanya haruslah seizin Pemilik Proyek.

16. PEMERIKSAAN DAN PENYEDIAAN BAHAN DAN BARANG

1. Bila dalam RKS disebutkan nama dan pabrik pembuatan dari suatu bahan dan
barang, maka ini dimaksudkan menunjukan standard minimal mutu/kualitas
bahan dan barang yang digunakan.
2. Setiap barang dan bahan yang ada digunakan harus disampaikan kepada
Pengawas oleh Kontraktor untuk mendapatkan persetujuan Pemilik Proyek.
Waktu penyampaiannya dilaksanakan jauh sebelum pekerjaannya dimulai.
3. Setiap usulan penggunaan nama dan pabrik serta pembuatan dari suatu bahan
dan barang harus mendapat rekomendasi dari Pengawas berdasarkan petunjuk
dalam RKS serta gambar-gambar dan risalah penjelasan selanjutnya usulan
tersebut diteruskan untuk mendapatkan perstujuan dari Pemilik Proyek.
4. Contoh bahan dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan harus diadakan
atas biaya Kontraktor setelah disetujui oleh Pemilik Proyek atau Pengawas,
maka bahan dan barang tersebut seperti diatas yang akan dipakai dalam
pelaksanaan pekerjaan nanti.
5. Contoh bahan dan barang tersebut disimpan oleh Pengawas untuk dijadikan
dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak sesuai
dengan contoh baik kualitas maupun sifatnya.
6. Dalam pengajuan harga penawaran, Kontraktor harus sudah memasukan sejauh
keperluan biaya untuk pengujian berbagai bahan dan barang. Tanpa mengingat
jumlah tersebut, Kontraktor tetap bertangung jawab pula atas biaya pengajuan
bahan dan barang yang tidak memenuhi syarat atas perintah Pemilik Proyek
atau Pengawas.

17. RENCANA KERJA DAN SYARAT SERTA GAMBAR KERJA

1. Gambar-gambar detail merupakan bagian-bagian yang tidak terpisahkan pada


RKS ini.
2. Jika terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar-gambar dengan RKS,
Kontraktor diwajibkan mengajukan pertanyaan tertulis kepada Pengawas dan
Kontraktor diwajibkan pula mentaati dan mengikuti keputusan Pengawas
Proyek yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas.
3. Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar yang terbesar dan terakhirlah yang
berlaku, dan ukuran dengan angka adalah yang harus diikuti dari pada ukuran
skala dari gambar-gambar, tapi jika mungkin ukuran ini harus mengambil dari
pekerjaan yang sudah selesai.
4. Jika terdapat kekurangan penjelasan-penjelasan dalam gambar atau diperlukan
gambar tambahan/gambar detail untuk membesarkan gambar-gambar, atau
untuk memungkinkan Kontraktor melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan

Bab I - Syarat-syarat Teknis Umum


I-8

sesuai dengan ketentuan, maka Kontraktor harus dapat membuat gambar


tersebut dan dibuat 3 (tiga) rangkap gambar atas biaya Kontraktor.
5. Apabila ada hal-hal yang disebutkan berulang pada gambar-gambar, RKS atau
Dokumen Kontrak lainnya, yang berlainan dan atau penjelasan-penjelasannya
bertentangan, maka ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu
terhadap yang lain, tetapi untuk lebih menegaskan masalahnya. Kalau hal yang
menyangkut kelainan harus diinformasikan kepada Pengawas untuk
mendapatkan keputusannya.
6. RKS, Daftar Volume Pekerjaan (BQ), gambar serta Berita Acara penjelasan
Pekerjaan adalah bagian yang saling melengkapi satu sama lain dan sesuatu
yang termuat didalamnya bersifat mengikat.

18. PENJELASAN PERBEDAAN DOKUMEN

1. Bila ada perbedaan ukuran dan atau penjelasan-penjelasan atu tidak sesuai
antara gambar yang berlainan bidang/jenisnya, maka pekerjaan tidak boleh
laksanakan dan harus diinformasikan kepada Pengawas untuk mendapatkan
kepastian mengenai gambar yang dipergunakan.
2. Jika suatu pekerjaan tidak terdapat dalam ketentuan uraian rencana kerja dan
syaratsyarat tetapi terdapat dalam gambar kerja, maka yang terakhir tersebut
berlaku penuh. Sedangkan bila terjadi perbedaan ukuran dan material antara
gambar kerja dan gambar kerja yang lebih detail, maka yang digunakan sebagai
patokan adalah pada gambar detail. Apabila dalam pelaksanaan ketentuan
tersebut diatas masih terdapat keragu-raguan, maka akan ditetapkan
berdasarkan nilai teknis yang lebih tinggi.

19. GAMBAR PELAKSANAAN (SHOP DRAWING)

1. Kontraktor harus membuat gambar pelaksanaan guna pelaksanaan di lapangan


yang harus dibuat berdasarkan gambar-gambar kerja dan disampaikan kepada
Pengawas untuk mendapat persetujuan.
2. Pekerjaan Kontraktor belum dapat dimulai sebelum gambar pelaksanaan
disetujui Pengawas.
3. Pengawas harus mempunyai waktu yang cukup untuk meneliti gambar
pelaksanaan yang diusulkan oleh Kontraktor.
4. Persetujuan terhadap gambar pelaksanaan bukan berarti menghilangkan
tanggung jawab pihak Kontraktor terhadap pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Kelambatan atas proses ini tidak berarti Kontraktor mendapat perpanjangan
waktu pelaksanaan.
5. Gambar tersebut diatas harus dalam rangkap 3 (tiga) berikut kalkirnya dan
semua biaya pembuatannya ditanggung oleh Kontraktor.

Bab I - Syarat-syarat Teknis Umum


I-9

20. GAMBAR YANG BERUBAH DARI RENCANA

1. Gambar-gambar yang dapat berubah dengan perintah tertulis Pemilik Proyek


berdasarkan pertimbangan Pengawas.
2. Perubahan rancangan ini harus digambarkan sesuai dengan apa yang
diperintahkan oleh Pemilik Proyek, yang jelas memperlihatkan perbedaan
antara gambar-gambar dan gambar perubahan rancangan.
3. Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut kalkirnya
(gambar asli).
4. Gambar perubahan yang disetujui oleh Pemilik Proyek atau Pengawas
kemudian dilampirkan dalam Berita Acara Pekerjaan Tambah Kurang.

21. GAMBAR YANG SESUAI DENGAN KENYATAAN

1. Kontraktor pada akhir pekerjaannya harus membuat gambar-gambar terakhir


sesuai dengan yang terpasang atau yang telah dilaksanakan (as built drawing/as
installed drawing).
2. Gambar yang sesuai dengan kenyataan tersebut harus disetujui Pengawas.
3. Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut kalkirnya
(gambar asli) dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh Kontraktor.

22. KERUSAKAN BAGIAN PEKERJAAN OLEH PELAKSANA /


KONTRAKTOR

1. Setiap bagian pekerjaan yang berhubungan dari Kontraktor satu dengan


Kontraktor lain, harus selalu dalam koordinasi yang baik, agar kerusakan dari
masing-masing bidang pekerjaannya dapat dihindari.
2. Bila kerusakan bagian bangunan tidak bisa dihindari Kontraktor yang
bersangkutan diwajibkan memperbaiki bagian yang rusak tersebut seperti
keadaan semula dinilai dan disetujui Pemilik Proyek atau Pengawas secara
tertulis.

23. PENYERAHAN PERTAMA

Pada akhirnya pekerjaan menjelang penyerahan pertama :


1. Semua bangunan sementara dibongkar setelah mendapat ijin dari Pemilik
Proyek atau Pengawas.
2. Tiap bagian pekerjaan harus dalam keadaan baik, bersih utuh tanpa cacat.
3. Kontraktor diwajibkan menyerahkan kepada Pemilik Proyek atau Pengawas
berupa :
a. 3 (tiga) set gambar "as built drawing" dan seluruh pekerjaan yang
dilaksanakannya termasuk gambar perubahan dari rencana.
b. 3 (tiga) album photo berwarna.

Bab I - Syarat-syarat Teknis Umum


I-10

4. Membersihkan atau membuang sisa-sisa bahan, sampah dan lain-lain yang tidak
berguna pada pelaksanaan pembangunan.

24. GUDANG SEMENTARA & PERLENGKAPAN PERSONIL

1. Cerobong kerja beserta Kantor Kontraktor ditanggung oleh Kontraktor.


Kontraktor diwajibkan merawat peralatan seperti Pompa dan lain sebagainya
milik Pemilik Proyek (bila ada) serta menanggung biaya perawatan peralatan
serta pemakaian listrik selama berlangsungnya pekerjaan.
2. Kontraktor wajib membuat gudang sementara tempat penimbunan material
seperti pasir, koral, besi beton dan lain-lain. Material harus terlindung dengan
baik. Gudang dilengkapi dengan pintu serta kunci secukupnya. Gudang semen,
lantainya dibuat bebas dari kelembaban udara minimal 30 cm diatas permukaan
lantai plesteran. Gudang dibongkar setelah mendapat persetujuan dari
Pengawas.
3. Perlengkapan Kantor Kelengkapan kantor Cerobong kerja harus disediakan
oleh Kontraktor.
4. Perlengkapan Personil Pengawas Kontraktor wajib menyediakan perlengkapan
kerja personil untuk pelaksanaan pekerjaan proyek.

25. UNSUR PEKERJAAN YANG DISEBUTKAN KEMBALI

Apabila dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ini ada bagian-bagian/bab-
bab yang menyebutkan kembali setiap unsur pekerjaan pada item/ayat lain, maka ini
bukan berarti menghilangkan item/ayat tersebut tetapi dengan pengertian lebih
menegaskan.

26. BROSUR / KATALOG

Kontraktor harus mengajukan kepada Pengawas brosur/catalog, sertifikat, spesifikasi


teknis dan contoh material yang akan digunakan. Material tidak boleh dipesan
sebelum brosur, sertifikat, persyaratan teknis dan contoh material tersebut disetujui
oleh Pengawas.

27. JAMINAN / GARANSI


Kontraktor wajib dan menyerahkan sertifikat / kartu jaminan untuk material-material
atau alat-alat yang mendapat garansi /jaminan dari agen atau suplier atau distributor
yang memproduksi material/alat tersebut ke Pengawas, yang kemudian untuk
diserahkan kepada pemilik.

Bab I - Syarat-syarat Teknis Umum

Anda mungkin juga menyukai